Disusun Oleh :
Benedikta Apriela Surya
2010531048
Tingkat keberhasilan penerapan sistem irigasi salah satunya dapat diketahui dari nilai
efisiensi irigasinya. Semakin tinggi nilai efisiensi irigasi menunjukkan bahwa semakin presisi
jumlah air yang dibutuhkan tanaman dengan jumlah air yang diberikan melalui proses irigasi.
Salah satunya factor penentuan utama tinggi rendahnya efisiensi sistem irigasi adalah dari
perencanaan sistem irigasi tersebut. Perencanaan sistem irigasi harus didasarkan pada berbagai
pertimbangan, misalnya : Ketersediaan air, komoditas, dan budidayakan, metode irigasi yang
ditetapkan serta kondisi ekonomi dan lingkungan.
Sehubungan dengan jumlah air yang relative terbatas, sementara permintaan air terus
meningkat, maka secara alamiah akan terjadi kompetisi penggunaan air antar sector (pertanian,
air minum, domestic, dan industri), antar wilayah dan antar waktu. Untuk mengantisipasi
kompetisi dalam distribusi dan alokasi air antar sektor, maka pemanfaatan air yang efisien
mutlak diperlukan. Salah satu cara adalah dengan penerapan sistem irigasi yaitu curah dan
tetes.
Meskipun awalnya membutuhkan investasi yang relative tinggi namun dengan
perhitungan dan penentuan desain yang akurat, operasional dan pemeliharaan yang tepat maka
pemanfaatan air untuk sektor pertanian dapat ditingkatkan daya saingnya terhadap sektor
kompetitornya. Sumber air yang tak terbatas untuk pertanian menjadi berkurang disebabkan
oleh musim kemarau, tekanan populasi dan penduduk. Usaha untuk mengatasi permasalahan
lahan di atas adalah dengan mengoptimalkan pemakaian air dan untuk meningkatkan efisiensi
pemakaian air irigasi pada setiap jenis kegiatan produksi pertanian. Pemanfaatan sumber daya
air yang terbatas mendorong berkembangnya teknologi irigasi bertekanan. Hal ini
dimungkinkan mengingat jenis irigasi ini mampu memanfaatkan air yang terbatas secara
optimal.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu bisa mengenal sistem irigasi tetes dan mendapatkan
pemahaman dan pembelajaran tentang sistem irigasi tetes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum irigasi didefinisikan sebagai usaha pemberian air kepada tanah agar dicapai
kelembaban tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Air irigasi merupakan air pelengkap
untuk mencapai kelembaban tanah yang diinginkan selain air hujan dan air tanah. Manfaat air
irigasi secara terinci yaitu, menambah kelembaban tanah, menghindarkan tanaman dari
kekeringan, menjaga suhu tanah dan udara sehingga membuat lingkungan yang mendukung
pertumbuhan tanaman, mencuci dan melarutkan garam, mencegah keretakan tanah, dan
mempermudah pengolahan tanah.
Air irigasi dapat berasal dari mata air, sungai, aliran tidak sinambung (intermittent
stream), air tanah, air rembesan, air bergaram (saline water), air desalinisasi dan hujan buatan.
Pemberian air pada irigasi tetes dilakukan dengan menggunakan alat aplikasi (applicator,
emission device) yang dapat memberikan air dengan debit yang rendah dan frekuensi yang
tinggi (hampir terus-menerus) disekitar perakaran tanaman. Irigasi tetes mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan metoda irigasi lainnya, yaitu:
Berikut ini beberapa komponen sistem irigasi tetes adalah sebagai berikut:
❖ Jaringan pipa pada irigasi tetes
➢ Pertama adalah jaringan pipa irigasi itu sendiri. ada beberapa pipa yang
digunakan pada sistem irigasi tetes meliputi pipa lateral, pipa sekunder dan pipa
utama komponen penting dari irigasi tetes. Untuk tata letaknya sendiri, irigasi
tetes bergantung pada banyak hal, mulai dari luas tanah, bentuk dan keadaan
topografi. Irigasi tetes tersusun atas dua bagian penting yaitu pipa dan emiter.
➢ Pipa utama, untuk komponen yang terdapat pada pipa utama terdiri dari pompa,
tangki injeksi, filter utama, pengukur tekanan, pengukuran debit dan katup
pengontrol.
➢ Pipa pembagi, selain pipa utama, juga ada pipa pembagi, (sub-main, manifold
m), katup solenoid, regulator tekanan, pengukur tekanan dan katup pembuang.
➢ Pipa lateral, ada juga pipa lateral yang terbuat dari pipa pvc fleksibel atau pipa
politeline dengan. Untuk emiter sendiri dimasukkan ke dalam pipa lateral pada
jarak yang ditentukan yang dipilih sesuai dengan tanaman dan kondisi tanah.
➢ Pipa lubang ganda, pipa porous dan pipa dengan perforasi yang kecil digunakan
pada beberapa instalasi untuk menggunakan keduanya sebagai pipa pembawa
dan sebuah emitter sistem. Dalam sistem irigasi tetes tersusun atas pipa dan
emiter.
❖ Emiter
Komponen irigasi tetes berikutnya adalah emitter atau pemancar,dimana alat yang
berfungsi untuk meneteskan air langsung ke tanah ke dekat tanaman. Emiter ini harus
mengeluarkan air yang relative konstan dan aliran yang kecil, penampang aliran perlu
relative lebar untuk mengurangi tersumbatnya emitter. Usahakan agar emitter ini
posisinya dekat dengan permukaan tanah agar daerah yang dibasahi semakin tinggi.
❖ Tabung marihot
Komponen sistem irigasi tetes berikutnya adalah tabung marihot. Tabung ini berfungsi
untuk mengalirkan air dengan mengandalkan ketinggian sesuai dengan rancangan yang
telah dibuat. Aliran air ini akan mengalir sesuai dengan tekanan atmosfir, dimana akan
mengalir ke jaringan pipa yang memiliki ketinggian lebih rendah daripada tabung
marihot ini. Tabung ini sendiri menjadi bak penampung air irigasi (dan larutan nutrisi)
yang dapat mengalirkan aliran debit tetap, dan debit akan berubah pada elevasi yang
berbeda (pada headyang berbeda). Bagian dari tangki dilengkapi dengan selang-selang
kecil untuk saluran pemasukan udara dan saluran pengairan.
❖ Debit aliran
Untuk komponen yang mesti anda perhatikan selanjutnya adalah debit aliran. Dimana
biasanya debit aliran yang digunakan adalah 4 liter/jam. ada juga pengelola yang
menggunakan debit 2, 6, 8 liter/jam. Penggunaan debit berdasarkan jarak tanam dan
waktu operasi. Debit air keluaran emiter rata-rata adalah volume dari keseluruhan air
yang tertampung dari semua emiter per satuan waktu dan jumlah emiter yang ada.
Perhitungan dalam irigasi tete
➢ Volume Total
ΣV = V1 + V2 + V3 + ……….. + Vn
➢ Volume rata-rata
Vrata−rata = σ V n
➢ Debit
q = Vrata−rata
waktu
➢ Debit 25%
q25% = Vrata−rata 25%
waktu
➢ Keseragaman
EU % = q25% x 100
BAB III
METODE
• Praktikum di laksanakan secara online (webex) , hari jumaat, 24 Maret 2023 pada
pukul 8:30-10:10 WITA.
• Jaringan pipa
• Kran Pengatur Debit
• Unit Penetes (emitter)
• Manometer Air
• Gelas Ukur
• Penampung Air (Kolektor)
• Stopwatch
Volume (ml)
No.
Kolektor Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata-rata Urutan Volume dari Volume 25% terkecil
ulangan besar ke kecil
1 43 38 46 42,33 46,67
2 48 34 42 41,33 42,00
3 36 32 40 36,00 41,33
4 49 37 35 40,33 41,33
5 30 40 37 35,66 40,33
6 32 29 32 31,00 38,67
7 37 28 30 31,66 36,00
8 35 32 34 33,66 36,00
9 40 27 27 31,33 33,66
10 32 30 31 31,00 33,66
11 47 45 48 46,67 32,00
12 45 41 40 42,00 31,66
13 35 38 43 38,67 31,33
14 31 31 34 32,00 31,00
15 34 38 36 36,00 31,00
16 30 33 30 31,00 31,00 31,00
17 34 30 27 30,33 30,33 30,33
18 28 30 32 30,00 30,00 30,00
19 29 29 28 28,67 28,67 28,67
20 27 26 24 25,67 25,67 25,67
Rata-rata 33,08 33,08 29,13
Debit Debit 25% Keseragaman
𝑉rata − rata 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 25% 𝑞25%
q= 𝑞25% = EU (%) = x 100
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑞
33,08 29,13 2,91
q= = 3,30 q25% = = 2,91 EU (%) = 3,30 x 100
10
10
EU (%) = 88,12
Volume (ml)
No. Urutan Volume
Rata-rata Volume 25%
Kolektor Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 dari Besar ke
ulangan terkecil
Kecil
1 38 45 41 41,33 47,67
2 42 46 32 40,00 45,33
3 36 40 42 39,33 45,00
4 48 37 45 43,33 43,33
5 31 41 38 36,67 41,33
6 32 35 32 33,00 40,67
7 32 30 28 30,00 40,00
8 20 21 17 19,33 39,33
9 17 18 22 19,00 39,00
10 22 20 24 22,00 36,67
11 45 50 48 47,67 36,67
12 48 41 47 45,33 33,00
13 42 48 45 45,00 31,33
14 36 41 33 36,67 30,00
15 43 38 36 39,00 30,00
16 40 43 39 40,67 22,00 22,00
17 34 33 27 31,33 19,33 19,33
18 30 27 33 30,00 19,33 19,33
19 15 19 18 17,33 19,00 19,00
20 23 15 20 19,33 17,33 17,33
Rata-rata 33,81 33,81 19,39
Debit Debit 25% Keseragaman
𝑉rata − rata 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 25% 𝑞25%
q= 𝑞25% = EU (%) = x 100
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑞
33,81 19,39 1,93
q= = 3,38 q25% = = 1,93 EU (%) = 3,38 x 100
10
10
EU (%) = 57,17
90
80
70
60
50
40
Dari hasil data yang didapat diperoleh hasil seperti tabel yang ada di atas. Di mana tinggi
dari tekanan kerja mempengaruhi nilai dari keseragaman emisi (EU). Dari grafik diatas
didapatkan hasil yaitu untuk tekanan 150 cm air nilai dari keseragaman emisinya yaitu 88,12
%, sedangkan pada tekanan kerja 75 cm air nilai dari keseragaman emisinya yaitu 57,17 %.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tekanan kerja maka semakin tinggi pula
nilai dari keseragaman emisinya dan jika nilai dari tekanan kerjanya kecil maka semakin
kecil juga nilai dari keseragaman emisinya.
Sistem irigasi tetes memanfaatkan tekanan gravitasi dan tekanan pompa sebagai sumber
energi untuk mengalirkan air dari reservoir ke tanaman. Selain itu ada beberapa parameter
yang di gunakan dalam menguji karakteristik penetes adalah debit penetes, tekanan (head)
operasi, hubungan debit penetes dengan head operasi yang dikenal dengan komponen emisi ,
koefisien variasi penetes, diameter penetes dan volume basah tanah.
BAB IV
KESIMPULAN
Secara umum irigasi didefinisikan sebagai usaha pemberian air kepada tanah agar dicapai
kelembaban tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Irigasi tetes merupakan salah satu
sistem pemberian air irigasi yang termasuk ke dalam penerapan teknologi irigasi mikro. Irigasi
tetes adalah cara membasahi tanaman dengan jalan memberikan air langsung pada permukaan
tanah di sekitar daerah perakaran tanaman sesuai dengan kebutuhannya.
Keseragaman yang terjadi pada irigasi tetes ini dipengaruhi oleh tekanan kerja yang terjadi.
Dimana semakin tinggi tekanan kerja maka semakin tinggi pula nilai dari keseragaman
emisinya dan jika nilai dari tekanan kerjanya kecil maka semakin kecil juga nilai dari
keseragaman emisinya.
DAFTAR PUSTAKA
Rizky Tirta Adhiguna dan Amin Rejo. 2018. “Teknologi Irigasi Tetes dalam
Mengoptimalkan Efisiensi Penggunaan Air di Lahan Pertanian”. Dalam Prosiding Seminar
Nasional Hari Air Dunia (e-ISSN: 2621-744
I Made Udiana dan Rizky A. Pa Padja. 2014. “Perencanaan Sistem Irigasi Tetes (Drip
Irigation) di Desa Besmarak Kabupaten Kupang”. Dalam Jurnal Teknik Sipil Vol. III, No. 1.
Hendri Yanto, Ahmad Tusi, dan Sugeng Triyono3. 2014. “Aplikasi Sistem Irigasi Tetes pada
Tanaman kembang Kol (Brassica Oleracea Var. Botrytis L. Subvar. Cauliflora DC) dalam
Greenhouse”. Dalam Jurnal Teknik Pertanian LampungVol.3, No. 2: 141-154