Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum

Teknik Irigasi dan Drainase

Nama : Eka Sartika


NIM : G41116316
Kelompok : III (Tiga)
Praktikum : Irigasi Sprinkler
Asisten : Nurmila
Nur Islamiah RM.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas dan sebagian
besar merupakan lahan kering. Berdasarkan pusat data dan sistem informasi
pertanian (2014) disebutkan bahwa luas lahan kering di Indonesia sekitar 11,87
Ha. Salah satu kendala yang dihadapi pada daerah lahan kering adalah terbatasnya
pasokan air irigasi, dan sebagian besar mengandalkan dari air hujan. Guna
mendukung program ketahanan pangan yang tengah gencar dilakukan oleh
pemerintah beberapa tahun terakhir ini, tentu masalah ini harus dapat segera
ditangani. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketersediaan
air irigasi yang terbatas di lahan kering adalah menggunakan teknologi irigasi
yang hemat air.
Pemberian air untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman melalui
pengairan lahan biasa disebut dengan irigasi. Pemberian air dengan sistem irigasi
tertentu identik dengan jenis dan kebutuhan air pada setiap tanaman. Salah satu
teknologi irigasi hemat air adalah sistem irigasi sprinkler atau curah. Karakter dari
irigasi curah yang menyebarkan air berupa butiran-butiran kecil yang menjadikan
sistem irigasi ini dapat diterapkan pada tanaman hortilkultura karena efisiensinya
yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan air pada suatu tanaman. Air
sebagai substansi pelarut dan hara tanaman berperan menentukan kesuburan tanah
sebagaimana mikrobiologi yang ada dalam tanah berperan sebagai agent aktivator
kesuburan tanah.
Peran irigasi sprinkler bagi tanaman sangat penting, sehingga perlu diketahui
kinerja dan cara pengoperasian dari sistem irigasi sprinkler. Kinerja desain sistem
irigasi sprinkler dapat dievaluasi atau diuji sehingga dapat diketahui bahwa desain
sistem irigasi dapat digunakan sebagai acuan aplikasi di lahan dengan menghitung
nilai koefisien keseragaman desain irigasi sprinkler.
Berdasarkan uraian paragraf di atas maka perlu dilakukan praktikum
mengenai sistem irigasi curah (sprinkler irrigation) agar dapat mengetahui
bagian-bagian sistem irigasi curah, cara mengoperasikan dan efisiensi sistem
irigasi curah jika diaplikasikan di lahan pertanian.
1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum sistem irigasi curah (sprinkler irrigation) agar


mahasiswa dapat bagian-bagian sistem irigasi curah, mahasiswa dapat mengetahui
cara mengoperasikan dan mahasiswa dapat mengetahui efisiensi sistem irigasi
curah jika diaplikasikan di lahan pertanian.
Kegunaan dari praktikum sistem irigasi curah (sprinkler irrigation)
mahasiswa mampu mengaplikasikan sistem irigasi curah pada suatu lahan
pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Irigasi Curah (Sprinkler)

Irigasi sprinkler adalah cara pemberian air pada tanaman yang dilakukan dari
atas tanaman berupa pemencaran dimana pemencaran itu menggunakan tenaga
penggerak berupa pompa air. Prinsip yang digunakan sistem ini adalah memberi
tekanan pada air dalam pipa dan memancarkan ke udara sehingga menyerupai
hujan yang selanjutnya jatuh pada permukaan tanah. Irigasi curah (sprinkler
irrigation) disebut juga overhead irrigation karena pemberian air dilakukan dari
bagian atas tanaman terpancar menyerupai hujan. Air disemprotkan dengan cara
mengalirkan air bertekanan melalui nozzle. Tekanan biasanya diperoleh dari
pemompaan (Syaifuddin, 2016).
Irigasi curah sebagai irigasi yang dikerjakan secara mekanis dengan
menggunakan kompresor bertekanan tinggi untuk mengoperasikan air melalui
pipa-pipa yang dipasang di ladang atau di kebun yang akan diairi. Irigasi curah
(sprinkler irrigation) disebut juga overhead irrigation, mengingat cara pemberian
airnya dilakukan dari bagian atas tanaman dan menyerupai curahan hujan. Hal ini
dimungkinkan karena air yang diberikan pada tekanan tertentu melalui celah
sempit nozzle, sedangkan diameter semprotnya dapat diukur berdasarkan tekanan
dan diameter nozzle yang dipilih. Tujuan dari sistem irigasi curah adalah agar air
dapat diberikan secara merata dan efisien pada areal pertanaman, dengan jumlah
dan kecepatan yang kurang atau sama dengan laju penyerapan air kedalam tanah
(kapasitas infiltrasi) (Paramita dkk., 2017).
Dalam penentuan tata letak jaringan irigasi curah, terdapat beberapa kriteria
yang perlu diperhatikan, antara lain lateral dipasang sejajar kontur lahan dan
dipasang tegak lurus arah angin utama, pemasangan lateral yang naik sejajar
dengan lereng dihindari, pemasangan lateral yang menuruni lereng akan
memberikan keuntungan tertentu, saluran utama atau manifold dipasang naik
turun atau sejajar dengan lereng, apabila memungkinkan saluran utama dipasang
di suatu tempat, sehingga saluran lateral dapat dipasang di sekelilingnya, apabila
memungkinkan lokasi sumber air berada ditengah-tengah areal rancangan. Tata
letak lateral yang ideal bergantung pada jumlah sprinkler yang beroperasi serta
jumlah posisi lateral, topografi dan kondisi angin (Tusi dan Budianto, 2016).
Menurut Syaifuddin (2016), beberapa kondisi di bawah ini cocok digunakan
untuk irigasi sprinkler yaitu:
a. Tanah berpasir yang dapat kehilangan banyak air melalui perkolasi
b. Pada lahan yang permukaan tidak rata sehingga kurang efisien bila dipakai
irigasi permukaan
c. Pada lahan dengan kemiringan tinggi, akan mudah terjadi erosi bila dengan
irigasi permukaan
d. Di lahan yang aliran airnya lambat dan kurang mencukupi bila diberikan
dengan irigasi permukaan.
e. Cocok pada pertanaman yang ditanaman secara rapat atau di tebar.

2.2. Kelebihan dan Kelemahan Irigasi Sprinkler

Menurut Lasol (2014), beberapa keuntungan irigasi sprinkler antara lain:


a. Efisiensi pemakaian air cukup tinggi
b. Dapat digunakan untuk lahan dengan topografi bergelombang dan kedalaman
tanah (solum) yang dangkal, tanpa diperlukan perataan lahan (land grading).\
c. Cocok untuk tanah berpasir di mana laju infiltrasi biasanya cukup tinggi.
d. Aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil kemungkinan
terjadinya erosi.
e. Pemupukan terlarut, herbisida dan fungisida dapat dilakukan bersama-sama
dengan air irigasi.
f. Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil daripada irigasi
permukaan.
g. Dengan tidak diperlukannya saluran terbuka, maka tidak banyak lahan yang
tidak dapat ditanami
h. Tidak mengganggu operasi alat dan mesin pertanian.
Menurut Syaifuddin (2016), beberapa kerugian penggunaan sprinkler adalah
sebagai berikut.
a. Biaya awal cukup mahal
b. Biaya operasional lebih mahal daripada irigasi permukaan
c. Di daerah tropika basah akan memacu pertumbuhan penyakit dan gulma
d. Mengurangi efisiensi aplikasi pestisida yang diaplikasikan lewat daun
e. Kehilangan air karena evaporasi cukup tinggi.
f. Distribusi air dapat dipengaruhi oleh kecepatan angin.

2.3. Komponen Irigasi Sprinkler

Komponen utama dari sistem ini antara lain kepala sprinkler (nozzle head
sprinkler), pipa lateral, pipa sub-utama (sub main) dan pipa utama (mainline).
Sprinkler digunakan untuk menyemprotkan air dalam bentuk rintik seperti air
hujan ke lahan. Jaringan pipa lateral, sub utama, dan utama digunakan untuk
mengalirkan air dari sumber ke sprinkler (Tusi dan Budianto, 2016).
Menurut Lasol (2014), umumnya komponen irigasi sprinkler adalah sebagai
berikut:
a. Tenaga penggerak
Sumber tenaga penggerak pompa dapat berupa motor listrik atau motor bakar.
Jenis pompa yang biasa digunakan pada suatu sistem irigasi curah adalah pompa
sentrifugal dan turbin. Pompa sentrifugal digunakan apabila debit dan tekanan
yang dibutuhkan relatif kecil, sedangkan pompa turbin digunakan apabila debit
dan tekanan yang dibutuhkan relatif besar.
b. Pipa utama
Pipa utama (main line) adalah pipa yang mengalirkan air dari pompa ke pipa
lateral. Pipa utama dibuat permanen di atas atau di bawah permukaan tanah, dapat
pula berpindah (portable) dari satu lahan ke lahan yang lain. Untuk pipa utama
yang ditanam, umumnya dipasang pada kedalaman 0.75 m di bawah permukaan
tanah. Pipa manifold berdiameter antara 75 - 200 mm. Jenis pipa yang biasa
digunakan baik sebagai pipa lateral, manifold, maupun pipa utama antara lain
GIP, PVC, PE, dan Alumunium.
c. Pipa lateral
Pipa lateral adalah pipa yang mengalirkan air dari pipa utama ke sprinkler.
Pipa lateral biasanya tersedia di pasaran dengan ukuran panjang 5, 6, atau 12
meter setiap potongnya. Pipa lateral berdiamater lebih kecil dari pada pipa
manifold, umumnya lateral berdiameter 50 – 125 mm, dapat bersifat permanen
atau berpindah.
d. Kepala sprinkler (sprinkler head)
Terdapat dua tipe kepala sprinkler untuk mendapatkan semprotan yang baik
yaitu:
1. Kepala sprinkler berputar (rotating head sprinkler). Kepala sprinkler
berputar mempunyai satu atau dua nozzle dengan berbagai ukuran
tergantung pada debit dan diameter lingkaran basah yang diinginkan.
2. Pipa dengan lubang-lubang sepanjang atas dan sampingnya (sprayline)

Gambar 1. Skema jaringan irigasi sprinkler.


(Sumber: Lasol, 2014).

2.4. Efisiensi Kinerja Irigasi Sprinkler

Identifikasi efisiensi dari jaringan irigasi perlu performansi pengamatan


koefisien keseragaman distribusi dan efisiensi potensial pemakaian irigasi
sprinkler. Pengujian air di ambil dari data volume tampungan. Volume diukur
dengan gelas ukur dari tampungan yang diletakkan di sekitar pipa lateral.
Pengujian air yang dilakukan adalah untuk mengetahui Coefficient Of Uniformity
(CU) dan Distribution Uniformity (DU) (Khairiah, 2014).
2.4.1. Coefficient Of Uniformity (CU)
Derajat keseragaman merupakan salah satu faktor petunjuk efisiensi irigasi
terutama dalam distribusi penyebaran air. Derajat keseragaman distribusi
penyebaran air biasanya dinyatakan dalam koefisien keseragaman (CU). Untuk
menghasilkan nilai keseragaman irigasi (Coefficient of Uniformity) yang baik
yaitu dengan melakukan overlapping. Maka nilai Se (jarak sprinkler) tidak boleh
lebih dari 65% dari diameter curahan sprinkler dalam kondisi kecepatan angin
rendah hingga rata-rata (moderate) dengan metode square atau rectangular.
Koefisien keseragaman dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
(Tusi dan Budianto, 2016):
∑|Xi -x|
CU = 1,0 - ×100%..............................................(1)
Xi

keterangan:
CU = Koefisien keseragaman (%),
Xi = Nilai masing-masing pengamatan (m),
X = Nilai rata-rata pengamatan (m) dan
∑|Xi -x| = Jumlah tiap pengamatan dibagi dengan jumlah total pengamatan (m).
2.4.2. Distribution Uniformity (DU)
Distribution Uniformity (keseragaman distribusi) adalah rata-rata volume dari
¼ nilai terendah air irigasi yang ditampung dibagi rata-rata volume air tampungan
yang dinyatakan dalam persen. Perhitungan nilai keseragaman distribusi lebih
rendah dari koefisien keseragaman. Hal ini terjadi karena nilai koefisien
keseragaman merupakan nilai rata-rata keseluruhan sedangkan nilai distribusi
keseragaman merupakan nilai dari 25% atau seperampat data terendah dan data
nilai distribusi keresagaman pada sprinkler berada pada daerah yang dekat dengan
letak sprinkler itu sendiri.
rerata1⁄4 nilai terendah tampungan
DU = ×100%................................(2)
rerata volume terendah tampungan

Koefisien keseragaman (CU) dan mengalir dari kepala sprinkler. Koefisien


keseragaman diukur di lapangan dengan menempatkan wadah pengumpulan air
dengan jarak tertentu. Selama waktu operasi tertentu, jumlah air yang ditampung
dalam wadah diukur dengan gelas ukur, maka kedalaman air dihitung dengan
membagi volume air dengan luas mulut wadah. Efesiensi irigasi sprinkler dapat
diukur berdasarkan keseragaman penyebaran air dari sprinkler. Apabila
penyebaran air tidak seragam (keseragaman rendah) maka dikatakan efisiensi
irigasi sprinkler rendah. Parameter umum yang digunakan untuk mengevaluasi
keseragaman penyebaran air adalah coefficient of unformity (CU). Efesiensi irigasi
sprinkler yang tergolong tinggi (keseragaman tergolong baik) adalah bila nilai CU
lebih besar dari 85% (Khariah, 2014).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu danTempat

Praktikum irigasi sprinkler dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 November 2018


pukul 09.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Teaching Farm, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum irigasi sprinkler adalah sprinkler,


meteran, selang, pressure gauge, catch can, anemometer, gelas ukur, pompa air
dan software AutoCAD.
Bahan yang digunakan pada praktikum irigasi sprinkler adalah air.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum irigasi sprinkler adalah:


a. Mempersiapkan alat dan bahan kemudian memasang dalam 1 rangkaian.
b. Meletakkan catch can (wadah) disekitar daerah yang sudah di plot dengan
jarak 1 meter sebanyak yang ditentukan sebanyak 198 buah.
c. Mengoperasikan sistem irigasi sprinkler selama 45 menit kemudian
mengukur:
1. Debit pada sprinkler
2. Volume air tertampung dalam catch can
3. Diameter catch can
4. Tekanan
5. Jarak pancaran atau jangkauan terjauh
6. Kecepatan angin
d. Mengolah dan menganalisis data berdasarkan parameter:
1. Tebal air tertampung tiap satuan waktu
2. Debit air
3. Jarak pancaran
4. Tekanan operasi yang dibaca pada pressure gauge
3.4. Rumus Yang Digunakan

a. Koefisien keseragaman (CU)


∑ (Xi - x)
CU=100 [1 − ]…………...………………..(3)
Xi

keterangan:
CU = koefisien keseragaman (%),
Xi = nilai masing-masing pengamatan (cc),
X = nilai rata-rata pengamatan (cc) dan
∑|Xi -x| = Jumlah tiap pengamatan dibagi dengan jumlah total pengamatan (cc).
b. Keseragaman distribusi (DU)
DU = 100 - 1,59 (100 - CU)………………………..(4)
keterangan:
DU = koefisien distribusi (%) dan
CU = koefisien keseragaman.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

a. Letak sprinkler

Gambar 2. Letak Sprinkler

b. Nilai CU dan DU
Tabel 1. Hasil perhitungan CU dan DU
V (ml) ∑ xi (cm) ∑|xi-x| (cm) CU (%) DU (%)

1621 37.67357209 29.245085 22.37241 -23.4279

c. Kontur 3 dimensi keseragaman pemberian air

Gambar 3. Kontur 3 dimensi keseragaman pemberian air.


d. Profil siraman

Profil Siraman
60
50
Volume (ml)
40
30
Horizontal
20
Vertikal
10
0
0 500 1000 1500
Jarak (cm)

Gambar 4. Grafik profil siraman.

4.2. Pembahasan

Pada praktikum irigasi sprinkler dilakukan pengamatan terhadap kinerja dan


efisiensi dari irigasi sprinkler. Pengamatan ini dilakukan dengan mengukur
volume air pada wadah yang menerima air dari curahan sprinkler. Sistem irigasi
sprinkler mendistribusikan air dengan cara mencurahkan air dari seperti air hujan
dengan memanfaatkan pompa air yang akan memberikan tekanan untuk
mendistribusikan air ke pipa lateral kemudian dikeluarkan melalui nozzle. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Syaifuddin (2016), yang menyatakan bahwa irigasi
sprinkler adalah cara pemberian air pada tanaman yang dilakukan dari atas
tanaman berupa pemencaran dimana pemencaran itu menggunakan tenaga
penggerak berupa pompa air.
Irigasi sprinkler terdiri dari 4 komponen utama yaitu pompa air yang
memberikan tekanan sehingga air dapat tersalurkan ke pipa utama, pipa utama
yang akan menyalurkan air ke pipa lateral, pipa lateral yang akan menyalurkan air
ke nozzle dan nozzle sebagai tempat keluarnya air yang akan memecah air menjadi
butiran kecil menyerupai titik-titik hujan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tusi
dan Budianto (2016), yang menyatakan bahwan komponen utama dari sistem ini
antara lain kepala sprinkler (nozzle head sprinkler), pipa lateral, pipa sub-utama
(sub main) dan pipa utama (mainline). Sprinkler digunakan untuk menyemprotkan
air dalam bentuk rintik seperti air hujan ke lahan.
Dalam perhitungan koefisien keseragaman dan distribusi keseragaman
diperoleh hasil koefisien keseragaman (CU) dengan nilai sebesar 22,37241% dan
distribusi keseragaman (DU) sebesar -23,4279%. Koefisien keseragaman ini
diukur dengan menempatkan wadah pada jarak tertentu dari sumber sprinkler.
Efisensi dari sprinkler dapat diketahui dengan mengukur koefisien keseragaman
dan distribusi keseragaman. Dari hasil data CU yang diperoleh maka dapat
diketahui bahwa sprinkler tersebut tidak efisien karena proses penyebarannya
yang tidak merata dimana tedapat perbedaan antara volume dari tiap titik atau
wadah yang menerima air dari sprinkler. Parameter nilai CU yang dikatakan
tinggi apabila nilai CU lebih besar dari 80% sedangkan nilai CU yng diperoleh
adalah 22,37241% yang artinya sistem irigasi sprinkler ini tidak layak. Hal ini
sesuai dengan pernyatan Khairiah (2014), yang menyatakan bahwa efesiensi
irigasi sprinkler dapat diukur berdasarkan keseragaman penyebaran air dari
sprinkler. Apabila penyebaran air tidak seragam (keseragaman rendah) maka
dikatakan efisiensi irigasi sprinkler rendah. Parameter umum yang digunakan
untuk mengevaluasi keseragaman penyebaran air adalah coefficient of unformity
(CU). Efesiensi irigasi sprinkler yang tergolong tinggi (keseragaman tergolong
baik) adalah bila nilai CU lebih besar dari 85% .
Hasil pengukuran volume air juga digunakan untuk membuat kontur 3
dimensi keseragaman pemberian air dan grafik profil siraman. Dari hasil kontur
dan grafik profil siraman tersebut dapat diketahui bahwa distribusi air tidak
seragam disetiap titik. Titik yang paling dekat dengan sprinkler memiliki volume
air yang lebih banyak dibandingkan dengan titik yang jauh dari sprinkler. Hal
tersebut di pengaruhi oleh jumlah sprinkler yang digunakan, semakin banyak
sprinkler yang digunakan maka semakin seragam distribusi pemberian air. Hal ini
sesuai pendapat Tusi dan Budianto (2016), bahwa tata letak lateral yang ideal
bergantung pada jumlah sprinkler yang beroperasi serta jumlah posisi lateral,
topografi dan kondisi angin.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum Irigasi Sprinkler yang telah dilakukan maka dapat


disimpulkan bahwa:
a. Irigasi sprinkler merupakan metode penyebaran air dengan memanfaat
prinsip tekanan dari pompa yang mengalirkan air dari atas menuju tanaman
berupa pemancaran dari nozzle memecah air menjadi butiran-butiran kecil.
b. Komponen utama irigasi sprinkler yaitu pompa air, pipa utama, pipa lateral
dan sprinkler.
c. Keseragaman distribusi air dipengaruhi oleh jumlah sprinkler, letak sprinkler
dan kecepatan angin. Keseragaman distribusi air akan mempengaruhi
efisiensi pemberian air.

5.2. Saran

Saran untuk praktikum ini agar kiranya praktikum asisten dapat mendampingi
saat pelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Khairiah, NI. 2014. Evaluasi Kinerja Penggunaan Air Irigasi Sprinkler Studi
Kasus di Kabupaten Enrekang. Universitas Hasanuddin: Makassar.
Lasol, HN., Yuli, S., Dadang, R. dan Marasi, DJ. 2014. Evaluasi Kinerja Jaringan
Irigasi Curah Melalui Simulasi Hidrolis Menggunakan EPANET 2.0.
Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Paramita, OR., Jadfan, SF. dan Endang, P. 2017. Perencanaan Jaringan Irigasi
Curah (Sprinkler) di Desa Kaliakah Kecamatan Negara Kabupaten
Jembrana Provinsi Bali. Universitas Brawijaya: Malang.
Syaifuddin, I. 2016. Uji Kinerja Sistem Irigasi Sprinkler Semi Permanen.
Univesitas Lampung: Bandar Lampung.
Tusi, A. dan Budianto, L. 2016. Rancangan Irigasi Sprinkler Portable Tanaman
Pakchoi. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Pengukuran
No. v A Xi X rata Xi-X ΙXi-XΙ
1 0 43.02751 0 0.222921 -0.222921 0.222921
2 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
3 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
4 6 43.02751 0.139446 0.222921 -0.083475 0.083475
5 14 43.02751 0.325373 0.222921 0.102453 0.102453
6 9 43.02751 0.209169 0.222921 -0.013752 0.013752
7 7 43.02751 0.162687 0.222921 -0.060234 0.060234
8 13 43.02751 0.302132 0.222921 0.079212 0.079212
9 9 43.02751 0.209169 0.222921 -0.013752 0.013752
10 10 43.02751 0.232409 0.222921 0.009489 0.009489
11 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
12 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
13 0 43.02751 0.000000 0.222921 -0.222921 0.222921
14 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
15 11 43.02751 0.255650 0.222921 0.032730 0.032730
16 10 43.02751 0.232409 0.222921 0.009489 0.009489
17 11 43.02751 0.255650 0.222921 0.032730 0.032730
18 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
19 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
20 7 43.02751 0.162687 0.222921 -0.060234 0.060234
21 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
22 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
23 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
24 11 43.02751 0.255650 0.222921 0.032730 0.032730
25 14 43.02751 0.325373 0.222921 0.102453 0.102453
26 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
27 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
28 13 43.02751 0.302132 0.222921 0.079212 0.079212
29 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
30 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
31 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
32 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
33 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
34 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
35 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
36 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
37 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
38 7 43.02751 0.162687 0.222921 -0.060234 0.060234
39 16 43.02751 0.371855 0.222921 0.148935 0.148935
40 12 43.02751 0.278891 0.222921 0.055971 0.055971
41 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
42 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
43 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
44 17 43.02751 0.395096 0.222921 0.172176 0.172176
45 18 43.02751 0.418337 0.222921 0.195416 0.195416
46 23 43.02751 0.534542 0.222921 0.311621 0.311621
47 18 43.02751 0.418337 0.222921 0.195416 0.195416
48 12 43.02751 0.278891 0.222921 0.055971 0.055971
49 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
50 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
51 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
52 12 43.02751 0.278891 0.222921 0.055971 0.055971
53 28 43.02751 0.650746 0.222921 0.427826 0.427826
54 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
55 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
56 7 43.02751 0.162687 0.222921 -0.060234 0.060234
57 40 43.02751 0.929638 0.222921 0.706717 0.706717
58 24 43.02751 0.557783 0.222921 0.334862 0.334862
59 22 43.02751 0.511301 0.222921 0.288380 0.288380
60 16 43.02751 0.371855 0.222921 0.148935 0.148935
61 21 43.02751 0.488060 0.222921 0.265139 0.265139
62 10 43.02751 0.232409 0.222921 0.009489 0.009489
63 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
64 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
65 12 43.02751 0.278891 0.222921 0.055971 0.055971
66 9 43.02751 0.209169 0.222921 -0.013752 0.013752
67 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
68 10 43.02751 0.232409 0.222921 0.009489 0.009489
69 25 43.02751 0.581024 0.222921 0.358103 0.358103
70 40 43.02751 0.929638 0.222921 0.706717 0.706717
71 36 43.02751 0.836674 0.222921 0.613753 0.613753
72 19 43.02751 0.441578 0.222921 0.218657 0.218657
73 10 43.02751 0.232409 0.222921 0.009489 0.009489
74 15 43.02751 0.348614 0.222921 0.125694 0.125694
75 21 43.02751 0.488060 0.222921 0.265139 0.265139
76 7 43.02751 0.162687 0.222921 -0.060234 0.060234
77 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
78 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
79 7 43.02751 0.162687 0.222921 -0.060234 0.060234
80 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
81 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
82 36 43.02751 0.836674 0.222921 0.613753 0.613753
83 22 43.02751 0.511301 0.222921 0.288380 0.288380
84 14 43.02751 0.325373 0.222921 0.102453 0.102453
85 128 43.02751 2.974841 0.222921 2.751920 2.751920
86 13 43.02751 0.302132 0.222921 0.079212 0.079212
87 40 43.02751 0.929638 0.222921 0.706717 0.706717
88 18 43.02751 0.418337 0.222921 0.195416 0.195416
89 10 43.02751 0.232409 0.222921 0.009489 0.009489
90 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
91 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
92 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
93 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
94 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
95 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
96 18 43.02751 0.418337 0.222921 0.195416 0.195416
97 14 43.02751 0.325373 0.222921 0.102453 0.102453
98 13 43.02751 0.302132 0.222921 0.079212 0.079212
99 10 43.02751 0.232409 0.222921 0.009489 0.009489
100 12 43.02751 0.278891 0.222921 0.055971 0.055971
101 16 43.02751 0.371855 0.222921 0.148935 0.148935
102 11 43.02751 0.255650 0.222921 0.032730 0.032730
103 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
104 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
105 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
106 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
107 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
108 18 43.02751 0.418337 0.222921 0.195416 0.195416
109 21 43.02751 0.488060 0.222921 0.265139 0.265139
110 14 43.02751 0.325373 0.222921 0.102453 0.102453
111 14 43.02751 0.325373 0.222921 0.102453 0.102453
112 12 43.02751 0.278891 0.222921 0.055971 0.055971
113 15 43.02751 0.348614 0.222921 0.125694 0.125694
114 21 43.02751 0.488060 0.222921 0.265139 0.265139
115 6 43.02751 0.139446 0.222921 -0.083475 0.083475
116 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
117 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
118 14 43.02751 0.325373 0.222921 0.102453 0.102453
119 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
120 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
121 1 43.02751 0.023241 0.222921 -0.199680 0.199680
122 15 43.02751 0.348614 0.222921 0.125694 0.125694
123 11 43.02751 0.255650 0.222921 0.032730 0.032730
124 21 43.02751 0.488060 0.222921 0.265139 0.265139
125 15 43.02751 0.348614 0.222921 0.125694 0.125694
126 19 43.02751 0.441578 0.222921 0.218657 0.218657
127 10 43.02751 0.232409 0.222921 0.009489 0.009489
128 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
129 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
130 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
131 13 43.02751 0.302132 0.222921 0.079212 0.079212
132 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
133 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
134 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
135 7 43.02751 0.162687 0.222921 -0.060234 0.060234
136 7 43.02751 0.162687 0.222921 -0.060234 0.060234
137 7 43.02751 0.162687 0.222921 -0.060234 0.060234
138 7 43.02751 0.162687 0.222921 -0.060234 0.060234
139 10 43.02751 0.232409 0.222921 0.009489 0.009489
140 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
141 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
142 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
143 6 43.02751 0.139446 0.222921 -0.083475 0.083475
144 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
145 15 43.02751 0.348614 0.222921 0.125694 0.125694
146 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
147 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
148 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
149 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
150 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
151 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
152 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
153 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
154 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
155 7 43.02751 0.162687 0.222921 -0.060234 0.060234
156 26 43.02751 0.604265 0.222921 0.381344 0.381344
157 0 43.02751 0.000000 0.222921 -0.222921 0.222921
158 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
159 16 43.02751 0.371855 0.222921 0.148935 0.148935
160 17 43.02751 0.395096 0.222921 0.172176 0.172176
161 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
162 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
163 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
164 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
165 2 43.02751 0.046482 0.222921 -0.176439 0.176439
166 3 43.02751 0.069723 0.222921 -0.153198 0.153198
167 4 43.02751 0.092964 0.222921 -0.129957 0.129957
168 15 43.02751 0.348614 0.222921 0.125694 0.125694
169 0 43.02751 0.000000 0.222921 -0.222921 0.222921

Lampiran 2. Perhitungan

1. Menghitung Nilai CU

∑|Xi-X|
CU = 100 (1- )
Xi

29,245085
CU = 100 (1- )
37,673572

CU = 22,37241

2. Menghitung Nilai DU

DU = 100 - 1,59 (100 - CU)

DU = 100 - 1,59 (100 - 22,37241)

DU = -23,4279

Anda mungkin juga menyukai