Anda di halaman 1dari 26

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI PANCAR UNTUK

LAHAN PERKEBUNAN DI DESA


Untuk memenuhi sebagian pelajaran tugas irigasi dan bangunan

Disusun oleh
Kelompok 6
Sepran Herdiansyah (19070047)
Bona Haruaya Harahap (19070007)
Farhan AL-Hamid (19070049)
Aldy Abdilah (19070009)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai suatu negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata

pencaharian pada sektor pertanian. Salah satu peluang usaha peningkatan produksi pangan

adalah pemanfaatan lahan kering. Pada lahan kering, irigasi dilakukan dengan memberikan air

langsung kebawah permukaan tanah (subsurface irrigation method) atau dengan cara

menyiram yang dilakukan dengan pancaran/curah (sprinkler irrigation). Menurut (Prastowo,

2008) menyebutkan irigasi pancar adalah sistem irigasi dimana air diberikan dengan cara

menyemprotkan atau memancarkan air ke udara dan menjatuhkannya di sekitar tanaman

seperti hujan. Pancaran ini disemprotkan melalui aliran air yang bertekanan melalui lubang

yang dinamakan nozzle. Tekanan air berasal dari pompa atau tandon air. Hasil dari

perencanaan ini menunjukkan kebutuhan air gunan memenuhi keperluan irigasi adalah

sebesar 1,15 liter/detik. Dimensi pipa untuk jaringan distribusi menggunakan pipa PVC

berukuran Ø2” (panjang1000m) dari sumber air ke reservoir/tandon dan pipa berukuran Ø

1/2” ( panjang 8611,25m) dari tandon ke lahan perkebunan. Rencana anggaran biaya untuk

pengadaan jaringan irigasi pancar sebesar Rp 400.400.000,00 (Empat Ratus Juta Empat Ratus

Ribu Rupiah).

Desain sistem jaringan irigasi pancar adalah tipe solid set. Jenis sprinkler yang digunakan

yaitu metal impact sprinkler dengan tipe Naan 233B. Pipa yang digunakan yaitu pipa PVC

dengan diameter 1 inch untuk pipa riser, 4 inch untuk pipa lateral dan 6 inch untuk pipa

utama. Besar head pompa pada jaringan irigasi pancar adalah 30,6 meter dengan besar tenaga

yang diperlukan (BHP) sebesar 4,77 kW. Tipe pompa yang direncanakan adalah pompa

1
dengan motor tenggelam atau pompa celup (submersible pump) merk GRUNDFOS tipe SP

46-5 dan generator yang direncanakan adalah generator merk IWATA tipe IW10WS.

Pengoperasian pompa dengan satu kali periode selama lima (5) hari dan perharinya pompa

beroprasu selama 18 jam. Rencana anggaran biaya (RAB) dalam pembangunan jaringan

irigasi pancar pada sumur SBK - 115 adalah sebesar Rp. 344,367,100,- terbilang tiga ratus

empat puluh empat juta tiga ratus enam puluh ribu seratus rupiah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu :

1. Berapakah kebutuhan air irigasi pada perencanaan jaringan irigasi pancar (sprinkler

irrigaition) ?

2. Bagaimana tata letak dan desain perencanaan sistem jaringan irigasi pancar

(sprinkler irrigation) yang sesuai dengan lokasi studi?

3. Bagaimana tipe pompa yang sesuai dengan sistem jaringan irigasi pancar (sprinkler

irrigation) ?

1.3 Manfaat

Manfaat dari gambaran tentang perencanaan jaringan irigasi pancar (sprinkler irrigation)

kepada pihak – pihak yang berkepentingan di dalam pengembangan dan pemanfaatan

potensi air tanah.

2
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Landasan Umum

Irigasi dapat didefinisikan sebagai usaha pemberian air kepada tanah agar didapat

kelembaban tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman, pemberian air kepada tanah dapat

dilakukan dengan berbagai cara, yaitu pemberian air di permukaan tanah (surface irrigation),

pemberian di bawah permukaan tanah (sub-surface irrigation), pemberian air secara tetes

(drip/ trinkler irrigation), dan pemberian air di atas tanaman secara pancar(sprinkler

iirigation).

Irigasi pancar (sprinkler irrigation) merupakan pemberian air pada permukaan tanah

dalam bentuk percikan air seperti pancar hujan (Hansen et al., 1979). Pemberian percikan air

dilakukan dengan cara mengalirkan air bertekanan melalui lubang kecil (sprinkler/nozzle).

Tekanan didapat dari pemompaan sumber air. Untuk mendapat aliran yang seragam

diperlukan pemilihan ukuran sprinkler, tekanan operasional, spacing atau jarak antar sprinkler

yang sesuai.

Sistem irigasi pancar adalah sistem irigasi yang dikerjakan secara mekanis dengan

menggunakan kompresor bertekanan tinggi untuk mengkompresi air melalui pipa – pipa yang

dipasang di ladang/ kebun yang akan diairi. (Hartono, 1983) Perencanaan jaringan irigasi

pancar dalam pengembanganya mempunyai syarat, yaitu air yang cukup baik kualitasnya dan

sesuai untuk pertumbuhan tanaman.

3
Apabila syarat tersebut dipenuhi maka kondisi yang spesifik adalah sebagai berikut:

1. Sangat sesuai diterapkan pada kondisi tanah dengan kemiringan yang sangat terjal dan

mudah mengalami erosi.

2. Tanah cukup porus.

3. Lapisan top soil tipis, angin tidak kencang

4. Debit yang tersedia kecil (terbatas), bila digunakan sistem irigasi permukaan.

Irigasi pancar memiliki beberapa kelebihan, yaitu :

 Sesuai untuk daerah dengan topografi kurang teratur dan profil tanah relatif

dangkal.

 Tidak memerlukan jaringan saluran sehingga secara tidak langsung akan menambah luas

lahan produktif serta terhindar dari masalah gulma air (aquatiq weed)

 Pemanfaan air lebih mudah dan Efisiensi cukup tinggi, yaitu ± 75%

 Sistem penpancaran disesuikan sesuai dengan kondisi tanaman (tinggi – pendek, rimbun

dan tidak rimbun, dan lain – lain).

 Biaya tenaga kerja untuk operasi lebih kecil.

 Dipergunakan untuk pemupukan dan pemberantasan hama penyakit tanaman

2.2 Kebutuhan Air Irigasi Pancar (Sprinkler Irrigation)

Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sistem irigasi pancar

adalah : (Partowijo, 1974)

1. Sifat dan jenis tanah, yang meliputi kedalaman tanah, permeabilitas tanah dan

4
kapasitas tanah menyimpan air.

2. Keadaan iklim setempat.

3. Keadaan dan ketersediaan air

4. Jenis tanaman yang akan diairi

5. Masa tanam

2.3 Perencanaan Tata Letak Dan Desain Layout Jaringan Irigasi Pancar (Sprinkler

Irrigation)

2.3.1 Komponen pada jaringan irigasi pancar

Gambar 2.1. Komponen Jaringan Irigasi Pancar

 Pompa Air

Pompa dapat berupa motor listrik atau motor bahan bakar sebagai tenaga

5
penggerak untuk memompa air dari sumur.

 Pipa Utama (Main Pipe)

Pipa utama (main line) adalah pipa yang mengalirkan air dari pompa ke pipa

lateral. Pipa utama dapat dibuat permanen di atas atau di bawah permukaan tanah,

dapat pula berpindah (portable) dari satu lahan ke lahan yang lain. Pipa utama

yang berpindah, pipa biasanya terbuat dari almunium yang ringan dan dilengkapi

dengan quick coupling. Sedangkan untuk pipa utama yang ditanam, umumnya

dipasang pada kedalaman 0,75 m di bawah permukaan tanah. Pipa utama

berdiameter antara 75 – 200 mm.

 Pipa Lateral (Lateral Pipe)

Pipa lateral adalah pipa yang mengalirkan air dari pipa utama ke sprinkler.

Pipa lateral biasanya terbuat dari baja, beton, asbestos cement, PVC atau pipa

fleksibel. Pipa lateral berdiameter lebih kecil dari pipa utama, umumnya lateral

berdiameter 50 – 125 mm, dapat bersifat permanen atau berpindah.

 Nozzle (Sprinkler Head)

Terdapat beberapa tipe kepala sprinkler yang banyak diterapkan di Indonesia

untuk mendapatkan semprotan yang baik yaitu:

a. Tipe impack headTipe ini ada yang putarannya 360o

dan 180odalam pemancarannya. Bahan tipe ini juga ada yang dari logam dan juga dari

plastik, pada umumnya dipakai dari bahan plastik karena lebih terjangkau harganya.

Jangkauan atau radius dari pancarannya antara 10 – 20 meter.

6
Gambar 2.2. Tipe Impact Head Sprinkler

Sumber: www.naandanjain.com

Gambar 2.3. Detail Type Impact Sprinkler

Sumber: www.naandanjain.com

7
b. Gear – driven rotors (rotary heads)

Tipe ini pemutaran nozzle dari energi dalam turbin melalui roda gigi yang ada.

Banyak digunakan di lahan yang luas dan terbuka.

Gambar 2.4 Gear – driven rotors

Sumber: www.naandanjain.com

c. Tipe spray pad divace

Nozzle mengeluarkan air yang akan menembakkan ke plat. Air tersebut akan

membentur dan menyemprotkan air. (bisa menjadi butiran air yang halus atau

kasar). Tipe ini sering untuk tipe sprinkler berputar ditengah atau sistem

perpindah.

8
Gambar 2.5. Spray Pad Sprinkler
Sumber: www.naandanjain.com
d. Tipe spray head
Tipe ini umumnya digunakan untuk pembibitan diruang kaca (green house).
Nozzle tidak berputar dalam penggunaannya. Pop-up head dipasang sejajar
dengan tanah dan akan naik saat ada tekanan dari air. Bahannnya banyak yang
terbuat dari plastik.

Gambar 2.6. Pup-up spray head


Sumber: www.naandanjain.com
 Komponen Lain

Komponen – komponen lain yang dibutuhkan pada jaringan irigasi pancar meliputi:

a. Saringan

b. Pompa buster

9
c. Katup sadap

d. Katup pengontrol aliran

e. Katup pengaman

f. Tangki injeksi

2.3.2 Klasifikasi Irigasi Pancar

Klasifikasi irigasi pancar meliputi :

1. Berdasarkan Sifat dan Keadaan Peralatan

a. Tipe Portable

Sistem irigasi pancar dengan dalam pengoperasiannya, pipa utama, pipa

leteral dan pompa dapat dipindah-pindahkan (Pillsbury dan Degan, 1968). Agar

lebih memudahkan dalam proses pemindahan, komponen sistem irigasi dibuat

dari aluminium atau plastik. Sistem ini dalam pemberian tambahan air yang

dibutuhkan oleh suatu lahan pertanian dengan cepat dapat dilaksanakan (Benami

dan Ofen 1984, diacu dalam skripsi Ikadawanto 1993)

Gambar 2.7. Sistem berpindah (Tipe Portable)

10
Sumber: www.naandanjain.com

b. Tipe Semi Portable

Pipa utama yang ditanam dalam tanah sehingga bersifat permanen, pipa

lateral merupakan komponen yang dapat dipindah-pindahkan disepanjang pipa

utama. Pipa lateral terbuat dari aluminium yang dilengkapi dengan “quick

couple” yang melengkapi dengan klep.

Gambar 2.8. Tipe semi portable

Sumber: www.naandanjain.com

c. Tipe Solid Set

Pada sistem ini perpindahan pipa lateral dibatasi. Pipa lateral diletakkan pada

lahan tepat saat musim tanam dan hanya pada musim tersebut. Sistem ini banyak

digunakan pada lahan yang banyak membutuhkan waktu irigasi yang pendek dan

berulang kali (Michael, 1978). Umumnya digunakan pada kebun-kebun buah

11
serta perusahaan perkebunan dengan terdapat kekurangan tenaga kerja (Binami

dan Ofen 1984, diacu dalam skripsi Ikadawanto 1993)

Gambar 2.9. Tipe Solid Set

Sumber: www.naandanjain.com

2. Berdasarkan Kapasitas dan Luas Daerah yang Diairi (Benami dan Ofen : 1984)

a. Farm Sistem, dengan sistem irigasi pancar dirancang untuk luas lahan dan

merupakan satu-satunya fasilitas untuk pemberian air.

b. Field Sistem, dengan sistem irigasi pancar dirancang untuk dipasang dibeberapa

lahan pertanian dan biasanya dipergunakan untuk pemberian air pendahaluan

pada petak persemaian.

c. Incomplete Farm Sistem, dengan sistem irigasi pancar dirancang untuk dapat

diubah menjadi sistem field dan sebaliknya.

3. Berdasarkan Tekanannya

Natural Resaurces Conservation Service (NRCS) dari Idaho mengklasifikasikan

sistem irigasi pancar berdasarkan tekanan operasional penpancaran yang digunakan.

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan Sprinkler

3.1.1 Jarak Pancar

Agar mencapai jarak pancar yang diinginkan, maka perlu dianalisa dahulu lintasan air

yang keluar dari lubang sprinkler. seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.1. Jet Trayektori

Sumber: www.naandanjain.com

Partikel air yang bergerak dengan kecepatan awal sebesar V, dan membentuk sudut

terhadap bidang horizontal sebesar , maka arah kecepatan partikel air tersebut sebagai

berikut:

13
1. Komponen kecepatan vertical = Vz

2. Komponen kecepatan horizontal = Vx

Dengan:

a. Vz = V sin

b. Vx = V cos

Besarnya kecepatan awal pada jarak pancar L adalah

Dengan:

g = konstanta 9,81

L = jarak pancar, direncanakan (m)

= sudut 45o

3.1.2 Kecepatan dan Tinggi Pancaran

Perhitungan kecepatan dan tinggi pancaran menggambarkan hubungan antara tekanan yang

diberikan pada suatu ukuran sprinkler tertentu dan dari kecepatan aliran tersebut bisa

memperoleh besaran tinggi pancaran.

Rumus kecepatan pancaran :

dengan :

cv = koefisien kecepatan (0,82)

P = tekanan yang diperlukan

V = kecepatan yang ditimbulkan akibat

panjang pancaran (m)

14
Rumus tinggi pancaran :

dengan :

Vz = Kecepatan vertikal

g = 9,81

3.1.3 Debit Sprinkler

Debit sprinkler dihitung dengan rumus aliran pada orifice (Teoricelli):

dengan :

ɑ = luas penampang nozzle (lubang sprinkler) (m2)

g = gravitasi (m/det)

h = tekanan pada sprinkler/nozzle (m)

C = koefisien debit (0,96)

3.2 Jarak Antar Sprinkler dan Pipa Lateral

Kehilangan tinggi tekan pada perencanaan irigasi pancar dimulai dari kehilangan

tinggi tekan dari sprinkler sampai pipa utama. Dalam perhitungan kehilangan tinggi tekan

terdiri dari kehilangan tinggi tekan karena gesekan dan karena faktor sambungan, belokan,

penyempitan dan lain-lain.

3.2.1 Kehilangan Tinggi Tekan Mayor (Major Loses)

Perhitungan kehilangan head akibat mayor loses dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut

15
Untuk pipa besar (>125mm)

Kehilangan head akibat gesekan :

dengan :

J = gradient kehilangan head (m/100 m)

F = koefisien reduksi

N = jumlah lateral ataupu sprinkler

3.3 Total Dynamic Head (TDH)

Besarnya total dynamic head (TDH) dihitung dengan persamaan

𝑇𝐷𝐻 = 𝑆𝐻 + 𝐸 + 𝐻𝑓1 + 𝐻𝑚 + 𝐻𝑓2 + 𝐻𝑣 +

𝐻𝑒 + 𝐻𝑠

dengan :

SH = beda elevasi sumber air dengan pompa (m)

E = beda elevasi pompa dengan lahan tertinggi (m)

Hf1 = kehilangan head akibat gesekan sepanjang pipa penyaluran dan distribusi (m)

Hm = kehilangan head pada sambungan-sambungandan ketup (m)

Hf2 = kehilangan head pada sub unit (m),besarnya 20% dari Ha

16
Hv = Velocity head (m), besarnya 0,3 m

He = tekanan operasi emitter (m)

Hs = head untuk faktor keamanan (m), esarnya 20% dari total kehilangan head

3.4 Pompa

Kriteria pompa yang biasa digunakan pada suatu sistem irigasi pancar adalah

sentrifugal dan turbin. Pompa sentrifugal digunakan apabila debit dan tekanan yang

dibutuhkan relatif kecil, sedangkan pompa turbin digunakan apabila debit dan tekanan

yang dibutuhkan relatif besar (Keller dan Bliesner, 2000). Klasifikasi yang lebih detail

adalah sebagai berikut:

1. Pompa sentrifugal

Pompa sentrifugal adalah salah satu jenis pompa kerja dinamis karena prinsip

kerjanya merubah energi kinetik (kecepatan) menjadi energi potensial. Selain itu

pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang paling banyak digunakan

karena bentuk yang relatif sederhana dan harga yang relatif murah. Keuntungan dari

pompa sentrifugal yaitu :

a. Gerakan impeller kontinyu

b. Keandalan operasi tinggi

c. Kemampuan beroprasi pada putaran tinggi

d. Harga dan biaya perawatan murah

Bagian – bagian pompa sentrifugal adalah :

17
Gambar 3.2 : Pompa sentrifugal

Sumber: www.naandanjain.com

A. Stuffing Box

Stuffing Box berfungsi untuk menerima kebocoran pada daerah dimana poros

pompa menembus casing.

B. Packing

Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa

melalui poros.

C. Shaft

Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama

beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian – bagian berputar lainnya.

D. Shaft sleeve

Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan

pada stuffing box.

E. Vane

Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

18
F. Casing

Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung

elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan outlet

nozzel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan

energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).

G. Eye of Impeller

Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

H. Impeller

Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi

kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada

sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat

perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.

I. Casing Wear Ring

Chasing Wear Ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang

melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara

memperkecil celah antara casing dengan impeller.

J. Discharge Nozzle

Discharge Nozzle berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari impeller. Di dalam

nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan.

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hujan Efektif

Perhitungan besar nilai curah hujan efektif dengan metode Basic Year, dengan menghitung

curah hujan rancangan dengan probabilitas 80% Data curah hujan efektif diperoleh dari

perhitungan data curah hujan rerata pada tahun 2010 sampai tahun 2020 di stasiun hujan

PattimuraAmbon.

Tabel 4.1 Hujan Rata-rat Yang Diurutkan

4.2 Sifat Fisik Tanah

Sifat tanah dari hasil pengamatan yang dilakukan di pertanian Desa Waiheru adalah sebagai

berikut Struktur tanah : halus-lempung berliat, lempung liat berdebu dan lempung liat berpasir.

4.3 Kebutuhan Air Tanaman

20
Kebutuhan air irigasi pancar selama pemberian pada interval irigasi dengan memperhitungkan

evapotranspirasi tanaman puncak (ETc) dan efisiensi irigasi (Ea) merupakan kebutuhan air

irigasi kotor (Ig).

Tabel 4.2 Perhitungan Faktor Rancangan

4.4 Perhitungan Debit Sprinkler

Debit sprinkler petak 1 dapat dihitung dengan rumus aliran pada orifice (Toricelli). Dari data

tersebut dapat diketahui besar debit srprinkler (Q) sebagai berikut:

4.5 Kapasitas Sistem Irigasi Pancar

Kapasitas sistem sprinkler tergantung pada luas lahan yang akan diairi, kedalaman irigasi kotor

setiap pemberian air dan waktu operasional yang diijinkan, contoh perhitungan pada petak satu (1)

sebagai berikut:

Laju pemberian air

21
Lama pemberian air

𝑇 = 𝐼𝑔/𝐼

= 73,13/4,85

= 15,078 jam

4.6 Tata Letak Desain Layout Jaringan Irigasi Pancar

Penentuan tata letak jaringan irigasi pancar berdasarkan komponen-komponen yang dibutuhkan

sesuai dengan kebutuhan. Dimana komponenkomponen tersebut terdiri dari pompa, tampungan,

katup pengukur aliran, filter, pipa utama, pipa lateral, dan sprinkler. Pada perencanaan studi ini

yang digunakan sebagai contoh perencanaan adalah petak satu (1) seluas 1,33 hektar. Desain

jaringan irigasi pancar yang akan digunakan bersifat permanen, dimana pipa lateral dan pipa utama

akan ditanam didalam tanah agar tidak mudah rusak karena terkena sinar matahari, sehingga

bersifat permanen atau solid set.

4.7 Jaringan Irigasi Pancar

1. Jarak pancar

Jarak pancar yang direncanakan adalah 18 meter dengan kecepatan pancar 10,9866 m/s.

2. Tinggi Pancar

maka tinggi pancar yang direncanakan adalah 18 meter dengan kecepatan pancar 3,764 m

4.8 Perencanaan Sprinkler

22
Perencanaan tata letak dan desain sprinkler pada jaringan irigasi pancar meliputi jumlah tanaman per

petak, kebutuhan air tanaman bersih perpetak, perencanaan jarak sprinkler, jarak pipa lateral,

sehingga didapatkan debit nozzle per petak, selanjutnya direncanakan jumlah sprinkler dan

diketahui debit per sprinkler. setelah diketahui debit sprinkler maka dapat ditentukan jenis sprinkler

dan spesifikasinya. Tipe sprinkler dalam perencanaan irigasi pancar.Sprinkler yang akan digunakan

jenis rotary ace, karena memiliki 3 lubang pemancar air, dan fugsimya mengairi lahan pertanian yang

luas. Dengan sudut putaran 360°.

Gambar 4.1 Sprinkler Rotary Ace

(Sumber : www.naandanjain.com)

23
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut, kebutuhan air

tanaman sayur (ETkoreksi) adalah sebesar 4,079 mm/hari, kedalaman maksimum air irigasi

58,6 mm, kedalaman kotor irigasi 73,2 mm, untuk interval irigasi yaitu 15,13 hari.Debit

sprinkler yang dihasilkan dari perencanaan sebesar 0,000437 m3/det. Dengan diameter

sprinkler 6 mm, sedangkan tekanannya sebesar 1 bar, dan untuk tinggi pancaran yang

dihasilkan 3,764 m.Jaringan irigasi pancar dengan desain jarak antar sprinkler sebesar 18 m,

jarak antar pipa lateral 18 m. Jenis sprinkler yang digunakan yaitu rotary ace sprinkler. Pipa

yangdigunakan yaitu pipa PVC dengan diameter 1 inch untuk pipa riser, 4 inch untuk pipa

lateral dan 6 inch untuk pipa utama.Besar head pompa pada jaringan irigasi pancar adalah

43,2807 meter dengan besar tenaga yang diperlukan (BHP) sebesar 0,308 kW. Tipe pompa

yang direncanakan adalah pompa dengan motor tenggelam atau pompa celup (submersible

pump) merk GRUNDFOS.

5.2 Saran

Adapun Saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Sebelum menggunakan sistem sprinkler perlu dilakukan suatu penelitian terhadap

angin di tempat sekitar karena angin berpengaruh pada proses sebaran air.

2. Perlu diperhatikan pemilihan tipe sprinkler yang akan digunakan agar mendapatkan

penyiriman yang optimal.

24
DAFTAR PUSTAKA

Bejarano, pedro gerardo prieto. (2013). DESAIN SISTEM IRIGASI ALUR PADA

PERKEBUNAN TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN BONE. Universitas

Hasanuddin, 84, 487–492. http://ir.obihiro.ac.jp/dspace/handle/10322/393

Kecerdasan, I., & Ikep, P. (n.d.). PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI PANCAR

(SPINKLER IRRIGATION) PADA TANAMAN CABAI (Capsium annum L.) DI

DESA SUMBERKIMA KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG

PROVINSI BALI. Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,

Kurniati, E., Suharto, B., & Afrilia, T. 2007. Desain Jarinngan Irigasi Curah (Sprinkler

Irrigation) Pada Tanaman Anggrek. Jurnal Teknologi Pertanian, 8(1), 35-45

Sapei, A. 2006. Irigasi Curah (Sprinkler Irrigation). Bogor. Institut Pertanian Bogor.

25

Anda mungkin juga menyukai