TINJAUAN PUSTAKA
Dalam diagram diatas dilukiskan suatu SPAB yang terdiri dari sumber
air baku berupa sungai, sistem pengolahan air, dan sistem distribusi. Air baku
dialirkan ke sistem IPA melalui pipa transmisi air baku. Sistem Pengolahan
6
7
Air (IPA) terdiri dari satuan operasi dan satuan proses yang mencakup unit
penyaringan (screening), unit pre-sedimentasi, unit koagulasi dan flokuasi,
unit sedimentasi, unit filtrasi, unit desinfeksi, unit reservoir, dan sistem
penunjang dalam bentuk unit pembunuh bahan kimia, sistem pompa
pembunuh dan sebagainya.
Rangkaian sistem pengolahan air atau konfigurasi sistem pengolahan air
terdiri dari satu atau beberapa rangkaian proses pengolahan. Secara umum,
rangkaian pengolahan air didefenisikan sebagai urutan-urutan beberapa proses
pengolahan yang diperlukan untuk memisahkan material tertentu sebagai
sasaran pengolahan air yang dimaksudkan. Apabila proses pengolahan air
tersebut ditujukan untuk memisahkan beberapa sasaran material, maka dengan
demikian, rangkaian proses pengolahan air mungkin akan terdiri dari beberapa
proses yang masing-masing dirancang untuk dapat memisahkan material
tertentu. Untuk mengembangkan suatu konfigurasi sistem pengolahan air yang
sistematis, maka dalam hal ini diklasifikasikan sasaran-sasaran pengolahan
sesuai ukuran material-material yang akan dipisahkan. Sebagai contoh, jika
material yang akan dipisahkan berupa material tersuspensi (suspended
materials, misalnya parameter kekeruhan), maka sasaran pengolahan akan
diklasifikasikan sebagai “pemisah material tersuspensi” (suspended particulate
removal). Bilamana material yang akan dipisahkan berupa material terlarut
(dissolved materials, misalnya parameter Fe dan Mn), maka sasaran
pengolahan akan diklasifikasikan sebagai “pemisah material terlarut”.
(Edison, Sutarto, 2010).
Pada sistem ini jaringan pipa induk saling berhubungan satu dengan
yang lain membentuk lingkaran – lingkaran, sehingga pada pipa induk
tidak ada titik mati. Sistem ini diterapkan pada :
Pada sistem ujung-ujung pipa disambungkan satu sama lain, sistem ini
lebih baik dari sistem pipa bercabang, Karena sirkulasinya lebih baik dan kecil
kemungkinan menjadi tertutup.
menggunakan taping saddle pada pipa yang ketebalan dindingnya tipis dapat
menyebabkan kebocoran pada titik taping tersebut. Pada umumnya pabrikan
menspesifikasikan minimum ketebalan pipa dan diameternya yang
diperbolehkan ditaping tanpa menggunakan saddle. Tanpa memperhatikan
spesifikasi tersebut dapat mengakibatkan kebocoran pipa.
Dalam pemasanganya PDAM Prabujaya Prabumulih memiliki standar
galian sendiri untuk masing-masing diameter pipa, yang telah dibakukan oleh
bagian tim perencanaan. Standar galian ini sangat penting untuk menghindari
terjadinya kebocoran pipa. Pelapisan pasir dan pengurukan tanah yang salah
dapat menyebabkan kebocoran karena beban luar pada pipa tidak dapat
terdistribusi secara merata sebagaimana dihitung pada saat perencanaan. Batu
dan bongkahan tanah keras dalam lapisan tanah urug biasanya merupakan
penyebab masalah tersebut. Bilamana kebocoran seperti ini terjadi, pelapisan
tanah urug pada titik pecahnya pipa harus diteliti apakah memenuhi standar
atau tidak. Pada kasus lainya, meskipun pelapisan pasir pada pipa telah
memenuhi standar, seringkali lapisan pasir tersebut hilang akibat terjadinya
pancaran kebocoran air pada sambungan-sambungan pipa. Bilamana lapisan
pasirnya hilang, pipa tidak lagi mendapatkan daya dukung yang cukup
terhadap beban luar sehinggah mengakibatkan pipa pecah.
12
manajemen dan prosedur tepat guna yang dapat digunakan secara berturutturut
dalam pemantauan problemnya, pemeliharaan dan perbaikan lebih lanjut dari
hasil yang telah tercapai.
Dengan demikian hasil yang diperoleh benar-benar merupakan
penurunan NRW yang nyata dan bukanya merupakan laporan yang isinya
bersifat khayal. Dalam hal penurunan NRW, prinsip-prinsip berikut ini dapat
dipertimbangkan.
Pendeteksian kebocoran pada suatu areal yang terisolir dan perbaikanya,
tidak dapat diterima sebagai suatu pemecahan masalah yang nyata. Metode
semacam itu tidak mengarah pada sumber penyebab terjadinya kebocoran dan
tidak menjamin bahwa kebocoran semacam itu tidak akan terjadi lagi, dan
lebih lanjut tidak mengarah pada komponen NRW yang akan diturunkan.
Mengingat pendeteksian kebocoran dan perbaikannya merupakan kegiatan
yang sangat mahal, adalah bijak apabila daerah yang mengalami kebocoran
tersebut dilokalisir dan dikuantifikasikan tingkat kebocoranya sebelum
melakukan langkah-langkah penanganannya.
Sedangkan efek dari konsumsi air yang lolos dari pungutan biaya,
misalnya, karena meter air rusak, sambungan ilegal, sambungan tidak terdaftar
ternyata merupakan komponen yang memberikan kontribusi besar terhadap
NRW dan kehilangan pendapatan. Identifikasi semua komponen penggunaan
air dengan kehilangannya dan kuantifikasi setiap komponen tersebut adalah
sangat penting. Kemampuan untuk mengulang atau mengecek dan recek
kegiatan tersebut serta melakukan pengujiannya setiap saat diperlukan, akan
merupakan kebutuhan dimasa mendatang yang penting sekali. Dengan kata
lain, telah disadari bahwa problem NRW harus dihambat dan kemampuan
untuk memecahkan masalah tersebut apabila terulang lagi harus ada dalam
bentuk sistem yang canggih, computerized bilamana perlu. Adapun langkah-
langkah dalam penurunan NRW :
1. Identifikasi semua meter air yang tidak berfungsi, diganti dengan
yang baru atau diperbaiki. Problem pipa harus diidentifikasi dan
diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Kegiatan pada tahap
18
1. Pemasangan Meter
Pemasangan meter dapat meningkatkan akurasi perhitungan volume air
yang dipakai oleh pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang memiliki meter
maka semakin besar volume air yang terukur dengan pasti. Pemasangan meter
juga diharapkan untuk pelayanan 24 jam supaya pembacaan meter lebih akurat
dan tidak dipengaruhi oleh aliran udara dalam pipa.
Beberapa prinsip umum: Untuk pemasangan meter secara bertahap,
maka diberikan prioritas pemasangan untuk pelanggan-pelanggan yang
memiliki konsumsi besar dan selanjutnya diikuti dengan pemasangan
pelanggan dengan konsumsi yang lebih kecil.
a. Jangan menetapkan konsumsi perkapita untuk pelanggan
b. Melakukan pemeriksaan sampel golongan-golongan pelanggan
(secara rutin). Hal ini untuk melihat gambaran konsumsi yang
sebenarnya untuk mendapatkan angka yang realistik untuk
penagihan.
Memasang meter distrik (untuk blok apartemen dan perkampungan
kumuh)
a. Berbagai penyebab ketidak akuratan meter adalah:
1. Kesalahan lay out pemasangan
22
dapat dituliskan bahwa volume kehilangan air merupakan suatu fungsi waktu
dan tingkat aliran (flow rate).
Beberapa hal teknis yang juga harus diperhatikan dalam upaya
penurunan kehilangan fisik air diantaranya :
1. Hubungan antara tekanan dan frekuensi pecah pipa
2. Hubungan antara tekanan dan tingkat kebocoran
3. Suplai intermitten (tidak 24 jam) dan tingkat kebocoran.
Q = Cd x V x A
Dimana V = (2 x g x h)0.5
Maka Q= Cdx(2xgxh)0.5 xA…………………………………………….(1)
Dimana :
Q = Debit Aliran
Cd= koefisien discharge
A = Luas permukaan saluran
26
khusus dan pengalaman panjang dari para operatornya dan waktu yang
digunakan nuntuk mendeteksi juga cukup lama. Salah satu yang dapat menjadi
solusi adalah DMA. District Meter Area (DMA) merupakan suatu sistem
deteksi kebocoran yang lebih permanen berupa bagian daerah atau kawasan
sistem jaringan distribusi yang dikhususkan menjadi daerah deteksi kebocoran
dalam program penurunan kehilangan air (NRW).
Beberapa pendekatan dalam pemilihan dan penetapan DMA adalah
bahwa DMA dipilih untuk tipe permukiman domestik dan non domestik yang
diprioritaskan untuk deteksi kebocoran. DMA ini merupakan bagian kecil dari
daerah distribusi yang terdiri dari 500-2000 sambungan langsung yang dapat
diisolasi sehingga air yang masuk dan yang keluar dari jaringan dapat
dihitung. Dalam suatu DMA sebaiknya aliran air masuk berupa input tunggal,
tetapi jika input yang masuk lebih dari satu tetap dapat digunakan asal seluruh
input tersebut dapat diukur dengan tepat. DMA diharapkan memiliki
kelengkapan peralatan pengukuran seperti meter induk, meter pelanggan, gate
valve/PRV, dan peralatan penunjang lainya. DMA yang dipilih juga harus
dapat mewakili dalam perhitungan untuk keseluruhan jaringan distribusi.
Dengan adanya DMA ini diharapkan dapat membantu dalam program
penurunan NRW pada jaringan distribusi air minum.
Pelaksanaan step test dilakukan secara bertahap didalam satu DMA. Hal
ini dilakukan untuk mempersempit daerah saat dilakukannya uji step test, agar
lebih mudah mendapatkan lokasi titik kebocoran yang terjadi. Tahap awal
dilakukan step test adalah dengan membagi satu DMA menjadi 2 zona. Yang
mana setiap zona dibagi lagi menjadi beberapa subzona, pelaksanaan step test
itu sendiri dilakukan per zona untuk mengetahui zona mana yang memiliki
indikator kebocoran yang paling tinggi. Prosedur pelaksanaan step test yaitu
dengan menutup semua katup pelanggan yang terdaftar pada zona yang telah
ditentukan selama 1 sampai 2 jam dan diamati aliran air dimeter zona, jika ada
aliran yang besar maka terdapat indikasi kebocoran fisik. Step test
dilaksanakan pada malam hari sampai dengan selasai. Dengan cara mengamati
flowrate di Meter Induk, dengan tahapantahapan yang sudah ada. Pelaksanaan
step test dibantu oleh beberapa tenaga kerja dan dilakukan bersama-sama
dengan team pengamatan kehilangan air PDAM.