Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER

“KONSTRUKSI BANGUNAN AIR”

OLEH

NAMA : AGRIANA NOVITA RATU KAPA


NIM : 1823715794
SEMSETER : VI (ENAM)
KELAS :D

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PRODI TEKNIK PERANCANGAN IRIGASI DAN PENANGANAN PANTAI
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2021
UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH : PERANCANGAN KONSTRUKSI BANGUNAN AIR

ABSEN NO : 2

1. Jelaskan dan disertai gambar tentang konstruksi bangunan Air pengendap lumpur, gorong-
gorong, talang, siphon, talang siphon.
2. Apa maksud, fungsi dan tujuan dibangunnya suatu konstruksi bendung?
3. Gambar dan jelaskan komponen-komponen yang ada pada konstruksi bendung tetap?.
4. Penentuan Elevasi muka air rencana di depan bangunan pengambilan ditentukan
berdasarkan :apa saja jelaskan dan disertai dengan gambar
5. Sebuah bendung dibangun dengan mercu tipe Ogee seperti pada gambar dibawah ini.

Diketahui tinggi mercu bendung P = 2.95 m


Pada waktu banjir tinggi muka air diatas mercu = 128 cm
Tugas saudara buat lengkung mercu bendung tipe ogee seperti gambar/denah tersebut
Penggunaan Skala Horisontal dan vertikal untuk penggambaran lengkung mercu bendung
dapat ditentukan oleh masing-masing mahasiswa.
JAWABAN : NO. ABSEN 2

1. A. Bangunan air pengendap lumpur atau kantong lumpur


Bangunan kantong lumpur merupakan bangunan pelengkap atau bagian dari bangunan
utama yang berfungsi untuk mengelakkan angkutan sedimen dasar dan layang terutama
fraksi pasir dan yang lebih besar agar tidak masuk ke jaringan pengairan. Bangunan
kantong lumpur pada umumnya dibangun di hilir bangunan pengambil (intake) sebelum
masuk ke saluran induk.
Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir
halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir berukuran 0,088 mm dan
biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir pengambilan. Bahan-bahan yang lebih halus
tidak dapat ditangkap dalam kantong lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan
saluran ke sawah-sawah. Bahan yang telah mengendap di dalam kantong kemudian
dibersihkan secara berkala. Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
aliran air yang deras untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai.
Dalam hal-hal tertentu, pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan
jalan mengeruknya atau dilakukan dengan tangan.

Gambar 1. Kantong Lumpur Bendung Pengasih, Kulon Progo

Kegiatan pengurasan kantong lumpur dapat dilakukan setiap 1 bulan sekali pada kondisi
normal, sedangkan pada musim hujan dengan intensitas lebat bisa dilakukan sebulan 2 kali
karena air aliran dari hulu saat hujan banyak membawa sedimen dan mengendap di
kantong lumpur. Sebelum melakukan pengurasan kantong lumpur ada beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain :
1. Air sedang tidak digunakan oleh petani (bisa dilakukan pada saat di sawah sudah
dalam kondisi banyak air, atau saat sedang dilakukang pengeringan lahan sawah untuk
persiapan masa tanam yang akan datang.
2. Volume cadangan air di hulu / bendung masih cukup banyak dan dalam kondisi aman.
3. Kondisi sedimen memang sudah cukup banyak menumpuk di kantong lumpur.
Gambar 2. Kondisi Kantong Lumpur Saat Sedang Dilakukan Pengurasan

Gambar 3. Sebelum dan sesudah pengurasan kantong lumpur


B. Bangunan air gorong-gorong

Apabila potongan saluran terutama dibangun di dalam timbunan karena potongan itu
melintas saluran pembuang, maka gorong-gorong merupakan bangunan yang baik untuk
mengalirkan air buangan lewat dibawah saluran itu.

Gorong-gorong kecil mudah tersumbat sampah, terutama jika daerah pembuang


ditumbuhi semak belukar. Untuk mengatasi masalah ini dapat digunakan kisi-kisi
penyaring. Tetapi kisi-kisi semacam ini kadang-kadang lebih memperburuk penyumbatan.

Aturan dasar dalam menentukan lokasi gorong-gorong adalah memanfaatkan saluran


alamiah yang pola limpasan air (runoff) aslinya hanya sedikit terganggu. Jadi bila saluran
irigasi melintas pembuang alamiah pada bagian asimetris/tidak tegak lurus

(skew), maka biasanya akan lebih baik untuk menempatkan gorong-gorong pada bagian
yang asimetris dengan saluran, daripada mengubah garis saluran masuk atau keluar. Jika
saluran alamiah berubah arahnya antara lubang masuk dan lubang keluar gorong-gorong,
mungkin diperlukan tikungan horizontal dalam saluran tekan gorong- gorong.

Apabila saluran tekan berada pada gradasi seragam, maka kemiringan saluran itu
sebaiknya cukup curam guna mencegah sedimentasi di dalam saluran tekan tersebut,
tetapi tidak terlalu curam supaya tidak perlu dibuat bangunan peredam energi. Dalam
praktek, ternyata sudah memuaskan untuk mengambil kemiringan minimum 0,005 serta
kemiringan maksimum yang sedikit lebih curam daripada kemiringan kritis.

Jika kemiringan seragam jauh melampaui kemiringan kritis dan dengan demikian
memerlukan peredam energi, biasanya lebih disukai untuk memakai sebuah tikungan
vertikal dan dua kemiringan, i1 dan i2.
C. Konstruksi Bangunan air (Talang)

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat diatas saluran lainnya, saluran
pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah. Aliran didalam talang adalah aliran
bebas.

Talang adalah saluran buatan yang dibuat dari pasangan batu, beton, baja atau kayu, untuk
melewatkan air diatas bangunan lain atau rintangan seperti jalan raya, jalan kereta api,
saluran, sungai, lembah dsb.

Pipa-pipa baja sering digunakan untuk talang-talang kecil, karena mudah dipasang dan
cukup kuat. Untuk debit kecil, talang pipa ini lebih ekonomis dibandingkan dengan tipe-
tipe bangunan atau bahan lainnya. Tetapi baja memiliki satu ciri khas yang harus mendapat
perhatian khusus, yaitu pemuaian baja akibat kena panas lebih besar daripada bahan-bahan
lain. Oleh karena itu harus dibuat sambungan ekspansi, yang dapat dibuat pada salah satu
sisi saja atau di tengah pipa, bergantung dari bentang dan jumlah titik dukung.
D. Konstruksi bangunan air (siphon)
Sipon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah bangunan lain dengan aliran
air dibawah tekanan, lihat. Perencanaan hidrolis harus mempertimbangkan kecepatan
aliran, kehilangan pada peralihan masuk, kehilangan akibat gesekan, kehilangan pada
bagian belokan, serta kehilangan pada peralihan keluar. Diameter minimum pipa sipon
dibuat 0,60 m untuk memungkinkan pembersihan dan inspeksi. Karena sipon hanya
memiliki sedikit fleksibilitas dalam mengangkut lebih banyak air daripada yang
direncanakan, maka bangunan ini sedapat mungkin tidak dipakai dalam jaringan
pembuang, karena walaupun debit tidak diatur, ada kemungkinan bahwa pembuang
mengangkut lebih banyak benda-benda hanyut. Agar pipa sipon tidak mudah tersumbat dan
tidak ada orang atau binatang yang dapat masuk, maka mulut pipa ditutup dengan kisi-kisi
penyaring.

Pada saluran-saluran yang lebih besar, sipon dibuat dengan pipa rangkap, guna
menghindari kehilangan energi yang lebih besar di dalam sipon jika bangunan itu tidak
mengalirkan air pada debit rencana.

Disamping itu pipa rangkap juga menguntungkan dari segi pemeliharaan dan mengurangi
biaya pelaksanaan bangunan. Sipon yang panjangnya lebih dari 100 m harus dipasang
dengan lubang pemeriksaan (manhole) dan pintu pembuang, jika situasi memungkinkan.
Pemasangan sipon, yang panjangnya lebih dari 100 m memerlukan ahli mekanik dan
hidrolik.

Untuk mencegah sedimentasi, kecepatan aliran di dalam sipon harus dibuat tinggi. Akan
tetapi kecepatan yang tinggi akan meyebabkan bertambahnya kehilangan energi. Oleh
sebab itu keseimbangan antara kecepatan yang tinggi dan kehilangan energi yang diizinkan
harus tetap dijaga. Kecepatan aliran di dalam sipon harus dua kali lebih tinggi dari
kecepatan normal di dalam saluran, dan tidak boleh kurang dari 1,00 m/dt. Sedangkan
kecepatan maksimum sebaiknya tidak melebihi 3,00 m/dt.

Bagian atas lubang pipa dipasang sedikit dibawah permukaan air normal untuk mengurangi
kemungkinan berkurangnya kapasitas sipon akibat masuknya udara kedalam sipon.
Kedalaman tenggelamnya bagian atas lubang sipon disebut air perapat (water seal). Tinggi
air perapat bergantung kepada kemiringan dan ukuran sipon, yang pada umumnya
diambil : 1,1 ∆hv < air perapat < 1,5 ∆hv ( sekitar 0,45 m dan minimum 0,15 m). dimana
∆hv = beda tinggi kecepatan pada pemasukan.
2. Manfaat dan Tujuan pembangunan bendung :
Bendung merupakan sebuah kontruksi yang jauh lebih kecil dari bendungan yang
menyebabkan air menggenang membentuk kolam namun mampu melewati bagian atas
bendung. Bendung mengizinkan air meluap melewati bagian atasnya sehingga aliran air
tetap ada dan dalam debit yang sama bahkan sebelum sungai dibendung.

Tujuan dibangunnya bendung yaitu agar dapat menjalankan aliran air tetap berada dan
dalam debit yang sama bahkan sebelum sungai dibendung.

Bendung bermanfaat untuk mencegah banjir, mengukur debit sungai, dan memperlambat
aliran sungai sehingga menjadikan sungai lebih mudah dilalui.

Bendung menjadikan pakar hidrologi dan insinyur melakukan pengukuran laju aliran
volumetrik sederhana dalam sungai berukuran medium atau di lokasi pembuangan industri.
Karena geometri dari tnggi bendung diketahui dan semua air mengalir melewati bagian
atas bendung, ketinggian air di belakang bendung dapat dihitung menjadi laju aliran atau
debit. Perhitungan berdasarkan pada fakta bahwa fluida akan melewati kedalaman kritis
dari aliran di sekitar belahan bendungan. Jika air tidak bergerak melewati bendung, maka
perhitungan dapat lebih rumit, atau bahkan tidak mungkin dilakukan.

3. Bendung tetap
Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi pemBendung ya tidak dapat diubah,
sehingga muka air di hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki. Pada
bendung tetap elevasi muka air dihulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang
sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun turun). Bendung tetap biasanya
dibangun pada daerah hulu sungai. Pada daerah hulu sungai kebanyakan tebing-tebing
sungai relative lebih curam dari pada di daerah hilir.
4. Penentuan elevasi muka air rencana :
Muka air rencana di depan pengambilan bergantung pada :
a. Elevasi muka air yang di perlukan untuk irigasi (eksploitasi normal)
b. Beda tinggi energi pada kantong lumpur (kalau ada) yang di perlukan untuk
membilas sedimen dari kantong.
c. Beda tinggi energi pada bangunan pembilas yang di perlukan untuk membilas
sedimen dekat pintu pengambilan.
d. Beda tinggi energi yang di perlukan untuk meredam energi pada kolam
olak. Jadi untuk merencanakan tinggi muka air rencana, harus di
pertimbangkan pula :
i. elevasi sawah tertinggi yang akan diairi
ii. tinggi air di sawah
iii. kehilangan tinggi energi di saluran dan boks tersier
iv. kehilangan energi di bangunan sadap
v. variasi muka air untuk eksploitasi di jaringan primer
vi. kemiringan saluran primer
vii. kehilangan energi di bangunan-bangunan pada jaringan primer : sipon,
pengatur, flum, dan sebagainya.
viii. kehilangan energi di bangunan utama.

Anda mungkin juga menyukai