MAKALAH STIMULASI
Oleh
iii
HYDRAULIC FRACTURING DAN PROPPANT
MAKALAH STIMULASI
Oleh
ii
HYDRAULIC FRACTURING DAN PROPPANT
Nama :
NIM :
Dosen Pembimbing 1 :
2 :
Pembimbing lapangan :
ABSTRAK
batuan-dalam di mana gas alam, minyak bumi, dan air garam akan mengalir
lebih bebas.
Propan yaitu digunakan untuk mengusi area rekahan yang terbentuk yang
LEMBAR PENGESAHAN
3
HYDRAULIC FRACTURING DAN PROPPANT
Periode, 3 – 21 Juni 2022
Oleh
Kelompok 3
Desi Kusrini
Kelompok 3 NIDN.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
ini dengan judul “Fluida Perekah dan Proppant” yang dibuat untuk
4
memenuhi persyaratan mata kuliah stimulasi sumur pada Program Studi Teknik
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Sumur.
2. Seluruh Kelompok 3
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan
baik dilihat dari segi menyajian data maupun penulisannya. Kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penulisannya yang lebih
baik.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………….............................i
ABSTRAK………………………………………...……………
5
KATA PENGANTAR………………………………………………………….................................iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………........................VI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tema
1.3 Tujuan.................................................................................................................................9
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Hydraulic Fracturing
2.1.1
2.1.2 Porositas
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Pndahuluan Data
3.2
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hydraulic Fracturing (Perekah Hidrolik)
4.2 Design Hydraulic Fracturing
4.2.1 Data Frac
4.2.1 Main Frac
4.2.2 Analisa Tekanan Rekah
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
6
7
DAFTAR GRAFIK
8
DAFTAR TABEL
9
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
BAB I
10
PENDAHULUAN
masuk kedalam porositas batuan dan naiknya produksi air dan gas.
11
Metode ini dilakukan dengan memompakan fluida perekah pada
1.5. Tema
1.6. Tujuan
Adapun tujuan yang bersifat umum dalam tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1.9. Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI
berikut :
13
Dimana q dinyatakan dalam sentimeter kubik per sekon, k dalam
diproduksikan.
14
Sebagaimana telah disebutkan diatas, biasanya permeabilitas
permeabilitas suatu batuan biasanya kurang dari satu darcy dan oleh
md = 0,001 darcy).
(bottom-hole pressure-decline)
berikut :
15
Keterangan :k = permeabilitas berpori (darcy)
Beberapa anggapan yang digunakan oleh Darcy dalam persamaan diatas, adalah :
Kondisi aliran isothermal
Fluidanya incompressible
dimana fluida yang mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa atau
disaturasi 100%.
fluida yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan
dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk minyak,gas dan air.
16
3. Permeabilitas relative, merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif
Jika batuan disusun oleh butiran yang besar, pipih dan seragam dengan dimensi
horizontal lebih panjang, maka permeabilitas horizontal (kh) akan lebih besar.
dominan kasar, membulat dan seragam, maka permeabilitas akan lebih besar dari
khususnya pada dimensi vertikalnya, jika butiranya berupa pasir dan bentuknya
17
2. Sementasi
kecuali pada batuan pasir yang interbedded dengan shale, limstone dan dolomite.
Pada batua karbonat, proses pelarut oleh larutan asam yang berasal dari
perokolasi air permukaan akan melalu pori – pori primer batuan, bidang celah
porositas dengan menggunakan sampel batuan yang kecil yang sering disebut dengan
BAB III
METODOLOGI
18
1.14. Pendahuluan
melakukan studi kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai ditempat
tugas akhir menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada, atau
dengan bidang keahlian yang dimiliki. Untuk mendukung tugas akhir dan
Data yang dibutuhkan adalah sampel data yang didapat dari data suatu
11
19
Studi Literatur
Pengambilan Data
Kesimpulan
1.16. Pengolahan Data
9
BAB IV
PEMBAHASAN
yang cukup besar dan cukup potential untuk diproduksi, tetapi produktivitas
yang diharapkan rendah dan bahkan produksinya makin menurun. Hal ini
dapat terjadi baik di sumur minyak maupun gas, dikarenakan adanya damage
dalam formasi sedemikian sehingga terjadi rekahan. Cadangan yang ada tidak
jalan atau jalur yang melewati damage yang ada dari formasi menuju lubang
bor.
perekahan dimulai dari penentuan sifat – sifat batuan formasi secara tepat.
10
Komponen – komponen penting yang harus diperhatikan untuk keberhasilan
dari operasi ini, seperti karakteristik batuan, rekahan, fluida perekah dan juga
stimulasi ini dilakukan dengan cara merekahkan suatu batuan formasi dengan
untuk memperbesar lagi rekahan itu. Untuk menjaga agar rekahan tidak
tertutup lagi, maka rekahan akan diberi pengganjal (proppant). Proppant ini
oil/gas tersebut. Selain itu proppant juga harus mempunyai kekuatan yang
baik selain untuk menjaga rekahan tidak menutup, juga supaya tidak mudah
11
Gambar 4.1 Skematik Proses Hydraulic Fracturing
pada operasi hydraulic fracturing. Untuk itu fluida perekah dipompakan pada
a. Viskositas
12
b. Efisiensi dari fluida
tersebut.
c. Kompatibilitas
terjadinya clay swelling, emulsi, fines migration dll yang akan mengurangi
d. Stabilitas
13
g. Ekonomis
Fluida dasar dapat berupa air, minyak, emulsi, foam dan kombinasi
dari bahan-bahan tersebut. Fluida dasar ini harus diperkental dengan polymer
Fluida perekah berbahan dasar minyak relatif lebih murah dan memiliki
untuk injeksi pada kedalaman kurang dari 4000 ft. Fluida dengan jenis ini
tidak dapat digunakan untuk reservoir gas karena sangat berpotensi terjadi
kebakaran.
digunakan pada laju injeksi yang tinggi, tidak ada bahaya kebakaran yang
14
yang rendah sehingga mudah di pompakan. Namun kerugiannya kurang
Komposisinya terdiri dari minyak mentah dan air. Fluida jenis ini dapat
biaya. Selain itu fluida foam dan gas sulit untuk dicari dan tingkat bahaya
yang tinggi sehingga membutuhkan tindakan yang khusus. Fluida jenis ini
dapat digunakan pada zona gas atau zona dengan permeabilitas rendah.
menimbulkan endapan
15
7. Viskositas cairan dapat berubah menjadi lebih kecil setelah terjadinya
9. Aman.
penginjeksian pada operasi perekahan ini. Fluida yang dipilih sebagai fluida
perubahan tekanan sampai di atas tekanan rekah batuan. Keempat jenis fluida
1. Fluida Pre-pad
seperti air, minyak atau foam, ditambahkan sedikit gel, friction reducer,
apabila tekanan pori dalam batuan melebihi tekanan rekah batuan itu
sendiri. Untuk itu fluida pre-pad harus memiliki sifat leak-off yang besar
di dalam pori. Sifat ini juga membantu dalam mengurangi daya yang
16
formasi. Viskositas yang rendah memungkinkan fluida masuk ke matriks
2. Fluida Pad
slurry dengan proppant. Volume pad ini juga akan mengurangi leak-off
(kebocoran) pada slurry nanti karena telah mulai terbentuknya cake pada
yang telah terbentuk tidak menutup kembali. Selain itu juga berfungsi
sebagai media alir bagi fluida yang diproduksikan dari formasi. Pasir
17
bagi masalah migrasi pasir halus akibat formasi yang tidak kompak
maupun karena laju produksi yang terlalu tinggi. Beberapa jenis proppant
yang dikenal antara lain pasir, resin coated sand, dan ceramic proppant.
4. Flush
daerah injeksi dari proppant yang tertinggal. Fluida ini harus masuk
18
c. Penyebaran rekahan dari lubang sumur bertindak sebagai garis alir yang
perekah ke dalam lubang formasi atau reservoir yang akan direkahan melalui
lubang sumur dengan tekanan rekahan yang lebih besar dari tekanan rekahan
19
1.19. Proppant atau Material Pengganjal
operasi fracturing.
20
akan hancur dan menurunkan permeabilitas rekahan (Rachmat &
Nugroho, 2010).
besar pula area frac yang terbentuk yang pada akhirnya akan
21
Gambar 5.3 Ukuran Proppant
media alir yang lebih baik bagi fluida yang diprodusikan pada
dimana :
22
Sehingga semakin kontras permeabilitas direkahan, akan semakin
b. Distibusi (uniform)
berdasarkan fluidanya :
23
rekahannya akan jauh. Tetapi pasir terbanyak masih dekat
sumur.
a. Pasir alami
24
b. Proppant keramik
yaitu :
1. Pre-cured resins
25
Mendistribusikan beban, menghindarkan persentuhan antara
migrasi proppant.
SG = 2,55
sedikit)
2. Curable resins
sumur
26
kadang harus ditambahkan additive, jenis additive yang
27
penenpatan proppant, agar produksi minyak kembali mudah di
28
Gambar 5.4 Skema Hydraulic Fracturing
a. Tekanan Reservoir
yang memadai.
29
linestone dan dolomit lebih baik di lakukan acid fracturing
shale.
c. Permeabilitas Formasi
d. Ketebalan Formasi
30
Peralatan pada sumur tersebut harus mampu menahan tekanan
31
BAB V
PENUTUP
1.23. Kesimpulan
lain :
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yang berjudul
adalah dengan memperbesar jari-jari efektif sumur dan memperbaiki kapasitas alir
baru. Metode ini dilakukan dengan memompakan fluida perekah pada laju dengan
tekanan injeksi yang tinggi melebihi tekanan formasi, yang bertujuan membuat
partikel pembentuk atau kerangka batuan tersebut Dari definisi diatas tidak
3. Jadi suatu permeabilitas dengan k = 2 darcy berarti suatu aliran sebesar 2 cc per
32
panjang 1 sentimeter, dibawah suatu tekanan perbedaan satu atmosfer untuk suatu
4. Cadangan yang ada tidak berarti meningkat saat dilakukan stimulasi, tetapi
dengan membuat jalan atau jalur yang melewati damage yang ada dari formasi
operasi ini, seperti karakteristik batuan, rekahan, fluida perekah dan juga tekanan
yang berperan disitu Hydraulic Fracturing itu adalah teknik stimulasi yang
1.24. Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34