Anda di halaman 1dari 31

PENGENALAN PERALATAN

HYDRAULIC FRACTURING
PADA SUMUR “AX” LAPANGAN “BY”
OUTLINE
METODOLOGI PENELITIAN
LATAR BELAKANG KESIMPULAN
KERJA PRAKTEK

1 3 5

2 4

TINJAUAN TEORI PEMBAHASAN


LATAR BELAKANG
TINJAUAN TEORI
• Hydraulic fracturing adalah proses peinjeksian fluida bertekan tinggi
kedalam sumur untuk menciptakan suatu rekahan pada suatu formasi serta
diikuti dengan penginjeksian proppant dan additive ke dalam reservoir
sebagai material pengganjal agar rekahan tidak menutup kembali.
• Perakahan hidrolik sebagai teknik komplesi untuk memproduksi
hidrokarbon yang unconsolidated (reservoir yang memiliki kerapatan antar
butiran kurang kuat), tidak terlalu dalam tetapi memiliki cadangan
hidrokarbon yang menjanjikan, mengurangi problem kepasiran, serta
mengurangi skin dan menaikkan permeabilitas supaya produktivitas sumur
meningkat.
Fluida Perekah (Frac Fluid)
Fluida perekah adalah fluida yang digunakan untuk menghantarkan daya
pompa serta proppant dan additive ke dalam rekahan pada formasi sebagi
material pengganjal pada rekahan.

Syarat-syarat dalam pemilihan fluida perekah, sebagai beriku:


• Stabil pada temperatur formasi
• Tidak menyebabkan kerusakan terhadap formasi atau formation damage
• Tingkat kehilangan cairan (Filtration loss) kecil
• Kehilangan tekanan karena gesekan dengan pipa (casing, tubing) rendah
• Mempunyai kemampuan yang efektif untuk membawa proppant (material
pengganjal) ke dalam batuan.
• Dapat dikeluarkan dengan mudah setelah operasi perekahan selesai
• Tidak membentuk emulsi yang stabil dengan fluida sumur
• Mudah didapat, ekonomis dan relatif mudah dipompakan
Water Base Fluid Foam Base Fluid

Oil Base Fluid Emulsion Base Fluid


Additive merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam fluida
perekah dengan komposisi tertentu sehingga dapat menghasilkan
performance sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa additive yang sering
digunakan pada operasi hydraulic fracturing, sebagai berikut:
• Thickener, berupa polimer yang ditambahkan sebagai pengental fluida
dasar.
• Crosslinker, berfungsi untuk meningkatkan viskositas fluida perekah,
dengan cara mengikat molekul-molekul sehingga rantainya menjadi
panjang.
• Breaker, berfungsi untuk menurunkan viskositas fluida perekah setelah
selesai penempatan proppant, sehingga dapat memecahkan rantai
polymer dan produksi aliran minyak kembali mudah dilakukan.
• Viscosity stabilizer, suatu zat tambahan untuk menjaga
penurunan viskositas pada polysacharide gels (fluida perekah)
yang dilakukan pada temperatur tinggi untuk waktu yang lama
diatas 200oF.
• Fluid loss additives, fluid loss sangat penting untuk dikurangi.
Material yang dipakai antara lain: Pasir 100-mesh, Silika Fluor
325 mesh, Oil soluble resins, adomite regain (corn starch), diesel
2-5% (diemulsikan), unrefined guar dan karaya gums.
• Surfactant, berfungsi memperkecil tegangan permukaan,
mempermudah menghilangkan air dari permukaan,
mempermudah terjadinya rekahan. Juga bersifat non-ionic yang
bisa mencegah terjadinya emulsi.
• Buffers, digunakan untuk menstabilkan kadar pH fluida.
Propping agent (Proppant) adalah suatu material yang digunakan
sebaga pengganjal celah hasil dari perekahan yang dihantarkan oleh
fluida perekah ke dalam rekahan agar celah tersebut tidak tertutup
kembali pada bentuk semula. Jenis-jenis proppant yang biasa
digunakan dalam operasi hydraulic fracturing antara lain sebagai
berikut :
• Pasir Kwarsa, Sg : 2,7
• Wall Nutshells, Sg : 1,4
• Glass Beads, Sg : 2,7
• Allumunium Pallet ,Sg : 2,7
• Most Plastics, Sg : 1,1
1. Model Perekahan Dua Dimensi (2D) Model Geometri Rekahan PKN dan KGD
2. Model Perekahan Dua Dimensi (2D) (Sumber: Petroleum Production System, M.J
Economides, hal: 436 dan 437 )

3. Model Tiga Dimensi (3D)

Model Geometri Rekahan Planar 3D


(Sumber : Reservoir Stimulation, M.J Economides
1989, hal:6-15)
• Mengetahui peralatan
yang digunakan pada
stimulasi dengan 1. Pendahuluan Data
metode hydraulic 2. Pengambilan Data
fracturing.
• Mengetahui Fungsi dari 3. Pengolahan Data
Peralatan yang 4. FLOWCHART
digunakan pada
hydraulic fracturing.
• Mengetahui prosedur
stimulasi pada metode
stimulasi hydraulic
fracturimg
PERALATAN
HYDRAULIC FRACTURING
1. Water Storage
Digunakan untuk membuat pasokan atau penampung air yang
digunakan kembali untuk kegiatan fracturing yang akan datang.

Ground-in pit, Above graund storage tank, Above graund storage tank
(Sumber : Hydraulic Fracturing in Unconventional Reservoirs, Hal : 272-273)
2. Frac Sand Handling
sebagai mobile proppant delivery unit yang menyeragamkan dan
meneruskan pengantaran proppant ke blender. Terdapat conveyor belt
dibawah compartment untuk memindahkan proppant.

Frac Sand Handling


(Sumber : German Oil and field Equipment and Hydraulic
Fracturing in Unconventional Reservoirs, Hal: 278)
3. Chemical Unit
Chemical unit digunakan untuk meneruskan additive ke unit
penginjeksian

Chemical Unit
(Sumber : German Oil and field Equipment)
4. Blender
sebagai tempat menyimpanan bahan additive (chemical storage
additive unit) serta tempat dicampurnya fluida perekah, proppant
serta additive.

Blender
(Sumber : German Oil and field Equipment)
5. Frac Pump
untuk memompa fluida perekah maupun proppant ke dalam
sumur hingga ke formasi dengan tekanan yang sangat tinggi.

Frac Pump
(Sumber : German Oilfield Equipment and Service and Modern Fracturing.
Enhancing Natural Gas Production hal 324)
6. Hydration Unit
Digunakan untuk menghidrasi fluida dasar perekah
(gel) dalam mempersiapkan pengiriman ke blender
untuk di crosslink.

Hydratioon Unit
(Sumber : German Oilfield Equipment and Service)
7. Iron Handling Unit
untuk mendirikan dan menurunkan peralatan. Merupakan
supporting unit untuk mengirimkan treating pipe dan
sambungan ke lokasi sumur.

Iron Hamdling Unit


(Sumber : German Oilfield Equipment)
8. Heating Filtration Unit
untuk mengakuratkan pasokan fluida. Sebagai pemanas dan
penyaringan.

Heating Filtration Unit


(Sumber : German Oilfield Equpment and Service)
9. Mobile Data Acquisition and
Control Unit (Data Van)
Mobile unit untuk memantau, menampilkan, merekam, dan
menganalisis berbagai parameter pemompaan dan parameter sumur.
digunakan selama perekahan, foamed, cementing, acidizing dan operasi
pemompaan lainnya.

Mobile Data Acquisition and Control Unit (Data Van)


(Sumber : German Oilfield Equipment)
10. Drill Pipe dan Tubing
Berfungsi untuk menghantarkan aliran fluida treatment hingga sampai
ke kedalaman yang diinginkan. Pemilihan untuk menggunakan tubing
atau drill pipe dilihat dari kedalaman pada saat ingin dilakukannya
stimulasi hydraulic fracturing.

Drill Pipe dan Tubing


(Sumber : Equip Outlet Inc)
11. Treating Iron
untuk mengalirkan fluida perekah dari Frac Pump menuju ke dalam
sumur.

Treating Iron
(Sumber : American Completion Tools)
Permasalahan pada stimulasi
hydraulic fracturing

Permasalahan yang sering dijumpai pada saat melakukan Stimulasi


Hydraulic Fracturing adalah masalah teknis (alat) seperti pompa sering
mengalami mati sehingga perlu dilakukannya service secara berkala
untuk menambah lifetime dan kinerja pompa, pipa bocor, manifold
bocor, dan blender mati. Selain itu masalah non teknis seperti
ketersediaan air, chemical dan proppant terlalu lama di tanki.
Kesimpulan
Terdapat beberapa kesimpulan :
Kesimpulan
1. Peralatan yang digunakan pada metode stimulasi hydraulic
fracturing yaitu: Water storage, frac sand handling, chemical unit,
blender, frac pump, hydration unit, iron handling unit, heating
filtration unit, mobile data acquisition and control unit (data van),
tubung atau drillpipe, dan treating iron.

2. Fungsi peralalatan hydraulic fracturing yaitu: Water storage


digunakan untuk membuat pasokan atau penampung air yang
digunakan kembali untuk kegiatan fracturing yang akan datang. Frac
sand Handling atau mobile sand digunakan untuk mengantar
proppant dan mobile sand serta sebagai media penyimpanan
proppant. Chemical unit digunakan untuk meneruskan additive ke
blender, hydration unit, maupun unit penginjeksian.
2. Blender adalah jantung dari peralatan hydraulic Fracturing dan sebagai
tempat menyimpanan bahan additive (chemical storage additive unit)
serta tempat dicampurnya fluida perekah, proppant serta additive. Frac
pump digunakan untuk memompa fluida perekah maupun proppant ke
dalam sumur hingga ke formasi dengan tekanan yang sangat tinggi.
Hydration unit digunakaan sebagai Mixing unit untuk mencampu serta
mempersiapkan fluida perekah dan bahan kimia stimulasi yang lain.
Iron Handling Unit digunakan untuk mendirikan dan menurunkan
peralatan. Heating filtration unit Sebagai pemanas dan penyaringan
serta Mobile Hot oil Pump digunakan untuk mensirkulasikan fluida
panas ke dalam sumur produksi. Mobile Data Acquisition and Control
Unit (Data Van) untuk memantau, menampilkan, merekam, dan
menganalisis berbagai parameter pemompaan dan parameter sumur.
Tubing atau Drill Pipe Berfungsi untuk menghantarkan aliran fluida
treatment hingga sampai ke kedalaman yang diinginkan. Treating Iron
Untuk mengalirkan fluida perekah dari Frac Pump menuju ke dalam
sumur.
Kesimpulan
3. Prosedur pelaksanaan Stimulasi hydraulic fracturing pada
sumur yaitu dimulai dengan melakukan Quality Control,
Tubing Pickle, Pressure Test, Step Rate Test (Step Up Test &
Step Down Test), Mini Fracturing, Main Fracturing dan
Flushing.

Anda mungkin juga menyukai