41-53
ABSTRAK
Kegiatan perbaikan dan perawatan sumur memiliki biaya yang cukup mahal
sehingga sebelum melakukan kegiatan tersebut, perusahaan akan mempertimbangkan
banyak hal terutama terhadap non productive time (NPT) yang menjadi sebuah
masalah dan menyebabkan adanya waktu sewa penggunaan alat rig yang tidak
terbayar (unpaid). NPT diakibatkan oleh human eror, perbaikan alat, waktu tunggu
peralatan dan kerusakan peralatan di permukaan. Hal ini mengakibatkan penurunan
performance operasional suatu rig.
Analisa performance rig ini dilakukan untuk mengevaluasi performa
operasional rig A dan rig B yang digunakan dalam operasi workover dan well service.
Dari hasil analisa tersebut diketahui bahwa kedua rig masih memiliki performa
operasional yang cukup baik dengan persentase 97% untuk rig A dan 96% untuk rig
B. Evaluasi didapat dengan menganalisa NPT menggunakan diagram pareto yang
akan mengklasifikasikan dominan masalah agar dapat menentukan solusi alternatif
dalam penanganan masalah penyebabkan menurunnya performance operasional rig A
dan rig B selama satu tahun.
Permasalahan yang dominan terjadi selama operasional kedua rig ini adalah
mengenai waktu tunggu inspeksi/safety checklist, waktu tunggu perbaikan alat yang
rusak, waktu tunggu cuaca, dan waktu tunggu perizinan. Solusi alternatif yang dapat
diberikan adalah dengan selalu melakukan maintenance secara berkala terhadap
komponen rig agar selalu terawatt dan terus melakukan evaluasi terhadap kualitas
peralatan-peralatan tersebut.gje
Kata Kunci: Non Productive Time, Performance Rig, Workover and Well Service
1. PENDAHULUAN
Dalam memproduksi minyak bumi diperlukan beberapa tahap yaitu dimulai dari
proses pengeboran sampai dengan tahap penyelesaian sumur. Selain itu, masih
terdapat beberapa tahap lanjutan yaitu dilakukannya pembangunan sarana
pengangkutan minyak bumi, peyimpanan dan juga pengolahan yang nantinya
berfungsi untuk tahap pemisahan maupun tahap pemurnian minyak dan gas bumi
serta kegiatan lain yang mendukung. (UU NO. 22 TAHUN 2001 Tentang Minyak dan
Gas Bumi). Seiring berkembangnya zaman, semakin banyak industry yang bergerak
di bidang minyak dan gas terus melakukan optimasi yang signifikan pada sumur-
sumur yang menghasilkan minyak maupun gas. Sumur minyak dan gas bumi yang
41
Geofri W O Sairdola, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 41-53
masih aktif tersebut terus dilakukan maintenance untuk menjaga stabilitas produksi
dan untuk sumur yang masih memiliki potensi untuk memproduksikan minyak dan
gas akan terus dilakukan optimasi sebaik mungkin.
Pada lapangan minyak dan gas bumi, rig memiliki peranan yang sangat penting
dalam menginstalasi peralatan khusus untuk melaksanakan kegiatan pengeboran,
perbaikan maupun perawatan pada sumur yang memproduksi minyak dan gas bumi.
Rig terbagi menjadi dua yaitu drilling rig dan workover and well service rig.
Drilling rig berfungsi untuk melakukan pengeboran pada sumur-sumur yang baru,
sedangkan workover and well service rig berfungsi untuk melakukan perawatan dan
perbaikan pada sumur-sumur yang masih aktif.
Operasi workover and well service memiliki tujuan yaitu untuk mengoptimalisasi
sumur produksi agar selalu dapat berproduksi dengan optimal sesuai kapasitas yang
telah ditetapkan. Kegiatan workover (kerja ulang) ada kegiatan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki dan menambah produksi tetapi dengan cara
mengubah atau mengolah zona produksi dan bahkan sampai mengganti zona produksi
tersebut. Sedangkan well service (perawatan sumur) memiliki tujuan utama yaitu
untuk mempertahankan nilai produksi atau memperbaiki tanpa mengubah zona
produksi tersebut.
Dalam melakukan pekerjaan workover maupun well service selalu terdapat Non
Productive Time (NPT) yang mana dapat menghambat jalannya kegiatan tersebut.
NPT ini dpat terjadi karena beberapa hal seperti lambatnya waktu moving, terjadinya
insiden kecalakaan baik karena kesalahan manusia maupun usia dari peralatan.
Sehingga dalam pengerjaannya NPT sangat dihindari dan kalau bisa dapat
diminimalisir sekecil mungkin untuk menghindari risiko kecalakaan.
2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan penulisan kertas kerja wajib ini
adalah dengan melakukan studi literatur, pengambilan data, melakukan pengamatan
secara langsung di lapangan dan yang terakhir adalah dengan melakukan pengolahan
pada data yang didapat dari perusahaan.
Studi Literatur
Metode ini dipakai untuk mendapatkan bahan kepustakaan yang dapat mendukung
argument penulisan yang terstruktur pada kertas kerja wajib. Argumen kepustakaan
ini nantinya akan dimuat pada dasar teori, rumusan masalah yang akan dibahas, cara
mengolah data yang didapat sampai pada tahap membahas penyelesaian masalah yang
didapat pada operasional workover and well service.
Kebutuhan Data
Dalam mendukung penulisan kertas kerja wajib yang disusun oleh penulis dalam
membahas performance operasional workover and well service maka data yang
dibutuhkan dari perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Data spesifikasi rig A dan rig B
b. Daily report operasional workover and well service selama 12 bulan
c. Standar waktu tahapan pengerjaan sumur
Pengelolaan Data
Data yang didapat dari perusahaan berupa daily report akan dikelola kembali
dengan menganalisis permasalah-permasalahan apa saja yang terjadi sehingga
menghambat jalannya operasi dan tidak sessuai dengan yang telah direncanakan.
Analisis ini dapat dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara langsung di
42
Geofri W O Sairdola, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 41-53
3. PEMBAHASAN
Non productive time merupakan waktu yang tidak produktif karena terdapat
beberapa permasalahan yang menyebabkan downtime sehingga mengganggu jalannya
kegiatan perbaikan dan perawatan sumur selama waktu operasi. Total waktu operasi
merupakan jumlah keseluruhan waktu pada saat rig melakukan kerja mulai dari
moving rig ke lokasi kerja, rig up, sampai dengan rig down.
Waktu yang tidak produktif ini juga dijumlahan kedalam total waktu operasi dan
akan dilakukan analisa sesuai dengan daily report dan akan didapatkan masalah yang
menyebabkan keterlambatan pada kegiatan workover maupun well service. Malasah
ini merupakan Pekerjaan-pekerjaan yang tidak diinginkan dan tidak sesuai dengan
rencana kerja selama waktu operasi. Pekerjaan tersebut dapat berupa waktu tunggu
perbaikan alat akibat kerusakan, gangguan masyarakat, waktu tunggu cuaca, dan juga
43
Geofri W O Sairdola, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 41-53
Hasil Analisa Non Productive Time (NPT) Berdasarkan Total Waktu Operasi
pada Rig A Selama 12 Bulan
Hasil analisa ini dilakukan untuk mengetahui performa operasional dari rig A
pada saat menyelesaikan kegiatan perbaikan dan perawatan sumur selama kurun
waktu 12 bulan dengan jumlah sumur sebanyak 42 sumur. Berdasarkan hasil
perhitungan yang telah dilakukan dengan melakukan menganalisa banyaknya non
productive time yang didapat sesuai dengan Table 3.1.
Jika dilihat dari Table 3.1 bahwa rig A menyelesaikan operasi workover dan well
service dengan total waktu operasi selama 8728 jam selama 12 bulan dan total sumur
yang diselesaikan adalah sebanyak 42 sumur. Dari hasil analisa yang ditampilkan
pada Table 3.1 dan Gambar 3.1 menunjukan bahwa rig A masih meiliki performance
yang cukup baik namun masih memiliki NPT yang cukup besar yaitu sebesar 265 jam
atau dengan persentase sebesar 3% sehingga hal ini dapat menyebabkan kerugian dari
pihak perusahaan penyedia rig maupun pihak yang mengontrak rig tersebut.
44
Geofri W O Sairdola, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 41-53
NPT
PT
PT
97%
Gambar 5.1 Perbandingan NPT dan Productive Time
Berdasarkan hasil analisa terhadap penyebab NPT pada rig A yang dapat dilihat
bahwa NPT terbesar didapatkan di bulan Mei dengan total waktu 220,5 jam. NPT
terbesar di bulan mei diakibatkan karena adanya temuan inspeksi yang masuk dalam
kategori tiga sehingga harus dilakukan lanjutan pemeriksaan non destructive test
(NDT) selama 210 jam dengan membongkar peralatan rig oleh crew yang telah
memahami cara kerja perlatan dan juga dapat dilakukan oleh pihak ketiga yang
memiliki lisensi dalam pekerjaan inspeksi agar dapat mengetahui masalah yang terjadi
dan dapat melakukan perbaikan sampai closing dari temuan inspeksi tersebut. Selain
itu juga terdapat perbaikan yang harus dilakukan pada mud pump dan dies spider slip
sehingga menyebabkan NPT sebesar 10,5 jam.
NPT terbesar kedua yaitu terdapat di bulan July dengan total waktu sebesar 22
jam yang diakibatkan karena adanya kerusakan pada rubber piston dari mud pump.
Sehingga dapat dikatakan bahwa jenis NPT pada rig A yaitu waktu tunggu perbaikan
alat akibatnya adanya temuan inspeksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Hasil Analisa Non Productive Time (NPT) Berdasarkan Total Waktu Operasi
pada Rig B Selama 12 Bulan
Setelah melakukan analisis non productive time pada rig B selama melakukan
operasi perbaikan dan perawatan sumur maka didapatkan bahwa dalam kurun waktu
12 bulan rig B telah menyelesaikan sebanyak 70 sumur dengan kumulatif waktu
operasi adalah selama 8569,5 jam. Meskipun menyelesaikan sumur yang lebih banyak
dibanding dengan rig A namun rig B masih memiliki NPT sebesar 361 jam dengan
presentase 4%. Dengan kata lain, NPT yang dimiliki oleh rig B lebih besar 1%
dibanding rig A.
45
April - 720 720 12
Mei 4,5 739,5 744 8
Juni - 720 720 9
July - 744 744 4
Agustus - 744 744 4
September - 720 720 4
Oktober 284,5 459,5 744 4
November 54,5 665,5 720 5
Desember - 603 603 6
Total 361 8208,5 8569,5 70
NPT
PT
PT
96%
Gambar 5.2 Perbandingan NPT dan Productive Time
Sesuai dengan hasil analisa yang telah dilakukan terdapat beragam masalah
terkait dengan perbaikan maupun temuan inspek yang menjadi masalah utama pada
rig B. Dari hasil kumulatif 361 jam NPT yang telah dijumlahkan sesuai dengan
jumlah waktu operasi rig B selama 12 bulan dapat diketahui bahwa NPT terbesar
terdapat di bulan Oktober sebesar 284,5 jam. Temuan inspeksi tersebut tergolong
dalam kategori empat sehingga harus dilakukan uji NDT yaitu pembongkaran kepada
semua peralatan utama sesuai yang ditetapkan oleh pabrik pembuat. Inspeksi kategori
empat ini hanya dapat dilakukan oleh pihak ketiga yang memiliki lisensi inspeksi
terhadap suata peralatan rig. Pada kategori ini diharuskan untuk melakukan
kepengurusan terkait surat izin layak operasi (SILO) yang diterbitkan oleh Ditjen
Migas.
46
Geofri W O Sairdola, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 41-53
sebesar 361 jam. Dari nilai NPT yang didapat maka dapat melakukan perhitungan
untuk mendapatkan persentase performance operasional kedua rig dengan
menggunakan persamaan berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 − 𝑁𝑃𝑇
% 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑅𝑖𝑔 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
Total Total
NPT NPT
Bulan Waktu Waktu
Rig A Rig B
Operasi Operasi
January 1 744 17,5 694,5
February 4 672 - 672
Maret 6 744 - 744
April 1 720 - 720
Mei 220,5 743,5 4,5 744
Juni 1 689 - 720
July 22 744 - 744
Agustus - 744 - 744
September - 720 - 720
Oktober 2 744 284,5 744
November 2 719,5 54,5 720
Desember 6 744 - 603
Total 265,5 8728 361 8569,5
%Rig Performance 97% 96%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Rig GJE A Rig GJE B
Dapat dilihat pada Gambar 5.3 bahwa setelah melakukan perhitungan untuk
mendapatkan persentase performance operasional dari kedua rig maka dapat diketahui
kalau rig A memiliki persentase performa kerja dalam menyelesaikan kegiatan
47
Geofri W O Sairdola, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 41-53
perbaikan maupun perawatan sumur adalah sebesar 97% lebih baik daripada rig B
yang hanya memilki persentase performa kerja sebesar 96% dengan selisih 1%.
Cumm Cumm
Jenis %Waktu
Waktu Operasi Waktu %Waktu
Permasalahan Operasi
Operasi Operasi
Waktu Tunggu
Inspeksi/Safety 216,5 216,5 79% 79%
Checklist
Waktu Tungu
55,5 272 20% 100%
Perbaikan
Waiting on
1 273 0% 100%
Equipment
Total 266,5 100%
48
Geofri W O Sairdola, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 41-53
Waktu Opt
140
130
60% 120
110
100
90
40% 80
55.5 70
60
50
20% 40
30
1 20
10
0% 0
Waiting on
Inspeksi Repair
Equipment
Jenis Permasalahan 216.5 55.5 1
Cumm %Waktu opt 79% 100% 100%
Cumm
Jenis Cumm
Waktu Opt %waktu opt %Waktu
Permasalahan Waktu
opt
Inspeksi/Safety
284,5 284,5 79% 79%
Checklist
Waiting on
30,5 315 8% 87%
Weather
Waktu Tunggu
24 339 7% 94%
Pemberian Izin
Waktu Tunggu
21,5 360,5 6% 100%
Perbaikan
Total 360,5 100%
49
Geofri W O Sairdola, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 41-53
170
160
Time
60% 150
140
130
120
110
40% 100
90
80
70
60
20% 30.5 50
24 21.5 40
30
20
10
0% 0
Inspeksi/Safe Waiting on Masalah
Repair
ty Check List Weather Sosialisasi
Waktu Opt 284.5 30.5 24 21.5
Cumm %Waktu opt 79% 87% 94% 100%
Axis Title
Waktu Tunggu
284,5 216,5 501
Inspeksi/Safety Checklist
Waktu Tunggu Perbaikan 21,5 49 70,5
Waiting on Weather 30,5 - 30,5
Waktu Tunggu Perizinan 24 - 24
50
Geofri W O Sairdola, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 41-53
kesiapan rig dan melakukan terhadap temuan inspeksi yang tidak sesuai dengan
standar keamanan yang telah ditetapkan jika sebuah rig ingin melakukan operasi
perbaikan dan perawatan sumur. Sebelum melakukan operasi, sebuah rig harus
mendapatkan izin dengan ditanda-tanganinya Surat Izin Kerja Aman (SIKA). Closing
yang dilakukan akan berlangsung lama jika banyak temuan inspeksi yang tidak sesuai
dengan standar keamanan sehingga akan menimbulkan waktu tunggu yang cukup
lama sampai standar closing temuan inspeksi/safety checklist telah dipenuhi. Selain
melakukan closing temuan inspeksi, waktu tunggu ini juga dapat diakibatkan oleh
lamanya pemberian izin yang dimuat didalam surat izin kerja aman karena disebabkan
oleh jarak tempuh lokasi sumur yang cukup jauh dari tempat penandatanganan surat
izin tersebut.
Solusi alternatif pada permasalahan waktu tunggu ini adalah dengan terus
melakukan pemebenahan menyeluruh dan berkala secara maksimal terhadap rig
sehingga pada saat melakukan operasi dapat mengurangi temuan-temuan inspeksi dan
mengakibatkan timbulnya waktu tunggu yang cukup lama. Pembenahan tersebut
terutama harus dilakukan pada peralatan-peralatan yang menunjang keselamatan dan
keamanan para pekerja di lapangan. Selain itu juga pembenahan harus secara berkala
dilakukan pada peralatan angkat, peralatan putar, peralatan sirkulasi, peralatan
pencegah semburan liar dan peralatan prime mover agar dapat menunjang jalannya
operasi secara maksimal.
Lama waktu dalam menunggu pemberian izin yang dimuat dalam surat izin kerja
aman dapat dilakukan melalui media komunikasi online seperti whatsapp, line, dan
yang lainnya agar dapat mengurangi waktu tunggu yang cukup lama akibat waktu
tempuh perjalanan yang cukup jauh.
51
Geofri W O Sairdola, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 41-53
permasalahan waiting on weather yang terjadi pada rig B adalah turunnya hujan deras
sehingga menyebabkan adanya delay time untuk melakukan operasi.
Solusi alternatif yang dapat ditawarkan adalah terkait penyusunan jadwal rencana
kerja dengan melakukan perhitungan ataupun prediksi musim penghujan yang sering
terjadi pada bulan Oktober sampai April dan musim panas yang terjadi pada bulan
April sampai Oktober.
4. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.1 Rig A dan Rig B memiliki performance yang masih cukup baik dengan
persentase performance dari setiap rig adalah sebesar 97% pada rig A dengan
penyelesaian kegiatan perbaikan dan perawatan pada 42 sumur dan rig B dapat
menyelesaikan kegiatan perbaikan dan perawatan pada 70 sumur dengan
persentase performance operasional rig sebesar 96%. Namun dengan persentase
performance yang cukup baik tersebut masih terdapat faktor-faktor penghambat
operasi rig dan menimbulkan waktu yang tidak produktif dan menimbulkan
kerugian pada perusahaan.
4.2 NPT yang terdapat pada rig A adalah sebesar 266,5 jam yang mana didominasi
oleh permasalah yang terjadi saat adanya kegiatan inspeksi/safety checklist
dengan total waktu yaitu selama 216,5 jam dan memiliki persentase sebesar 81%.
Sedangkan downtime pada rig B adalah sebanyak 360 jam yang didominasi oleh
masalah yang sama seperti yang terjadi pada rig A yaitu permasalahan
inspeksi/safety checklist. Total waktu penyelesaian permasalahan inspeksi pada
rig B adalah sebesar 280,5 jam dengan persentase sebesar 79%.
4.3 Solusi alternatif yang dapat ditawarkan dalam mengatasi factor penghambat
operasional pada masing-masing rig antara lain sebagai berikut:
a) Dalam menangani masalah waktu tunggu karena adanya temuan inspeksi yang
membuat operasional rig harus diberhentikan sementara waktu sampai selesai
dilakukannya closing terhadap temuan inspeksi adalah dengan melakukan
pembenahan secara menyeluruh terhadap semua komponen rig secara berkala
dan semaksimal mungkin sehingga pada saat akan melakukan kegiatan
perbaikan dan perawatan sumur dapat mengurangi temuan-temuan inspeksi
tersebut. Pembenahan ini patut dilakukan terutama kepada kepada lima system
yang menunjang kinerja rig yaitu system angkat, system putar, system
sirkulasi, system pencegah semburan liar dan system tenaga. Sedangkan untuk
menangani masalah otorisasi surat izin kerja aman (SIKA) dapat dilakukan
dengan menggunakan media komunikasi online agar dapat mengurangi waktu
52
Geofri W O Sairdola, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 41-53
tunggu akibat jarak tempuh yang harus dicapai untuk mendapatkan izin kerja
aman yang termuat didalam SIKA tersebut.
b) Penanganan masalah waktu tunggu perbaikan dapat dilakukan dengan
melakukan investasi pada penyediaan suku cadang peralatan agar ketika
terjadi kerusakan yang fatal terhadap salah satu komponen rig dapat langsung
diganti dengan menggunakan suku cadang peralatan yang telah disediakan
sebelumnya. Selain itu, peralatan-peralatan tersebut harus terus dilakukan
pemeriksaan dan perawatan alat secara terus menerus agar dapat menjamin
kualitas sehingga dapat meminimalisir terjadinya kerusakan pada alat yang
akan dipakai dalam operasional rig nantinya.
c) Untuk permasalahan menunggu cuaca, solusi alternatif yang dapat ditawarkan
adalah terkait penyusunan jadwal rencana kerja dengan melakukan
perhitungan ataupun prediksi musim penghujan yang sering terjadi pada bulan
Oktober sampai April dan musim panas yang terjadi pada bulan April sampai
Oktober.
d) Untuk permasalahan mengenai perizinan solusi alternatif yang dapat
ditawarkan adalah mengenai koordinasi terkait perizinan yang mungkin dapat
diselesaikan sebelum melaksanakan suatu operasi sehingga tidak ada lagi
kendala kecil yang mungkin dapat memberikan dampak yang signifikan
terhadap jalannya suatu operasi yang akan dijalankan.
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Ginting Mulia, Simorangkir, and Gregoriana Fiesta Saraswati, “Analisa
Analisa Waktu Tidak Produktif Pada Operasi Pemboran Sumur Lepas Pantai
“NB-AAA” Lapangan XY, Total E&P Indonesia Kalimantan Timur”
Universitas Trisakti. 2015
2. Kolriry, Ronald., 2020, “Analisa dan Identifikasi Non Productive Time pada
Rig A dan Rig B di Pertamina Asset 3 Cirebon”. PEM Akamigas Cepu
3. Mansour, H, Ahmad, M., Ahmed H., 2013. “Evaluation Of Operational
Performance Of Workover Rigs Activities Oilfields”. American Journal Of
Engineering Research, Vol. 62.
4. Mansour, H, Ahmad, M., Ahmed H., 2013. “Framework For Evaluation And
Improvement Of Work Over Rigs In Oilfields”. American Journal Of
Engineering Research, Vol. 4.
5. Suranta, B., 2017, “Pengantar Teknik Dan Pengetahuan Peralatan Pemboran”.
Asmara Books. Yogyakarta.
6. Sutardi, A., Budiasih, E., 2011. “Pengolahan Data Penjualan Buku
Menggunakan Metode Klasifikasi ABC (Diagram Pareto) Untuk
Mengidentifikasi Kategori Buku Yang Banyak Diminati Pembaca (Studi
Kasus: PT. Elex Media Komputindo)”. Proceeding: Konferensi Nasional ICT-
M Politeknik Telkom (KNIP) 2011. ISSN: 2088-8252.
53