Anda di halaman 1dari 12

Laporan Akhir

DED REHABILITASI D.I. RENGAS

BAB VII
OPERASI DAN PEMELIHARAAN

7.1 PERSIAPAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN


7.1.1 Proses Persiapan Operasi

Persiapan dalam kegiatan operasional bendung merupakan salah satu


kegiatan penting yang harus dilakukan untuk mendukung kelancaran suatu
proses kegiatan. Proses persiapan operasi merupakan kumpulan dari 6 (enam)
proses yaitu :

1. Proses penyusunan Rencana Umum, berupa strategi Persiapan Operasi


dan Pemeliharaan.
2. Proses penyusunan manual Operasi dan Pemeliharaan terdiri dari :
- Proses perhitungan harga standar Operasi dan Pemeliharaan.
- Proses pengkajian sosial ekonomi.
- Penyusunan manual Operasi dan Pemeliharaan, dengan menggunakan
hasil dari kedua proses tersebut diatas.
3. Proses pengadaan Personil dan Perlengkapan.
- Kebutuhan personil diutamakan pegawai proyek setempat, atau dapat
juga diambil dari penduduk setempat dengan terlebih dahulu diseleksi,
terutama tingkat pendidikan formal minimal Sekolah Dasar.
- Perlengkapan meliputi kantor, rumah, sepeda motor, sepeda dayung
dan lain - lain yang menyangkut perlengkapan personil untuk
memperlancar pelaksanaan tugasnya.
4. Proses pengadaan dan pemasangan peralatan Operasi dan Pemeliharaan
Peralatan Operasi dan Pemeliharaan terdiri dari peralatan pengurasan
sedimen / lumpur seperti cangkul, sapu serta peralatan pemeliharaan dan
peralatan kantor.
5. Proses Penyuluhan Personil

79
Laporan Akhir
DED REHABILITASI D.I. RENGAS

Mengingat tenaga personil terutama Pengamat dan Juru adalah personil


yang dialih tugaskan dari pelaksanaan lapangan, seperti mekanik, operator
alat berat, pengawas dan lain - lain, maka untuk kesatuan dan kesamaan
bahasa dalam melaksanakan tugas Operasi dan Pemeliharaan perlu
adanya penyuluhan khusus dibidang Operasi dan Pemeliharaan.
6. Proses Peragaan di Lapangan
Proses ini merupakan "tes" terakhir bagi keterampilan personil Operasi dan
Pemeliharaan melaksanakan Operasi dan Pemeliharaan.
Jika kumpulan dari ke 6 (enam) proses tersebut diatas dapat dilaksanakan
secara sistematis, maka diharapkan dapat terwujudnya keluaran berupa
perangkat yang siap melaksanakan Operasi dan Pemeliharaan.

7.1.2 Proses Persiapan Pemeliharaan

Proses persiapan pemeliharaan merupakan kumpulan 6 (enam) proses


utama yaitu :
1. Proses pembuatan rencana umum perbaikan dan penyempurnaan
bangunan pengairan.
2. Proses Pembinaan Teknologi Proses ini harus mampu memberi
kemudahan dan kelancaran terhadap ketiga proses lainnya. Hasil proses ini
berupa :
- Metoda atau cara.
- Formulir / form - form atau blanko - blanko isian, dan lain lain.
- Syarat - syarat, standar - standar dan lain lain.
3. Proses Perhitungan Volume
Berdasarkan kedua proses diatas maka dibuatlah proses perhitungan
volume. Proses ini juga merupakan kumpulan proses lagi dan dapat
dijabarkan sebagai berikut :
- Proses Pengukuran, Proses ini menghasikan topografi lahan dan
tampang memanjang serta melintang dari saluran yang ada.

80
Laporan Akhir
DED REHABILITASI D.I. RENGAS

- Proses ini sebaiknya dilakukan bersama – sama dengan proses


pengadaan dan pemasangan peralatan Operasi terutama dalam hal
pengikatan titik - titik tingginya.
- Proses Pembuatan "Gambar Konstruksi", Berdasarkan hasil
pengukuran pada diatas, dan peta konstruksi, maka dibuatlah analisa
(lebih banyak menggunakan "Judgement”) "BAGAIMANA" perbaikan
atau penyempurnaan dari Bangunan Pengairan harus dilaksanakan,
sehingga menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan sasarannya.
- Proses analisa ini harus memberikan produk berupa "Gambar
Konstruksi" yang merupakan pedoman di dalam pelaksanaan
konstruksi dari pekerjaan Perbaikan atau Penyempurnaan Bangunan
Pengairan.
Gambar konstruksi yang merupakan Gambar Kerja, harus disertai daftar
yang memuat :
- Kode Lokasi.
- Volume Pekerjaan.
- Harga Satuan Pekerjaan.
- Harga Bahan dan Upah setempat.
- Sketsa Keadaan lapangan dan cara penanganannya.
4. Proses Pembuatan Program Pelaksanaan Perbaikan dan Penyempurnaan
Berdasarkan ketiga proses terdahulu, maka dapat disusun Program
Pelaksanaan Perbaikan dan Penyempurnaan Bangunan Pengairan /
Saluran. Keluaran dari proses ini adalah berupa Daftar Isian Proyek (DIP)
dan Petunjuk Operasional (PO). Dalam hal ini perlu diperhatikan hal - hal
sebagai berikut :
- Biaya yang tersedia (pagu yang disediakan).
- Urutan prioritas.
- Waktu pelaksanaan.
5. Proses Kegiatan Pembinaan Peralatan

81
Laporan Akhir
DED REHABILITASI D.I. RENGAS

Mengingat bahwa pelaksanaan Program dilaksanakan secara "full


constructing", maka proses ini akan lebih banyak tergantung kepada
Pelaksana/Kontraktor.
6. Proses Pelaksanaan Perbaikan dan Penyempurnaan
Proses ini sebagian besar dilaksanakan oleh "PROYEK" dalam hal ini perlu
diperhatikan :
- Form - form mulai dari "Undangan Pelelangan" sampai dengan
Penetapan Pemenang" sebelum pelaksanaan fisik di lapangan
- Form - form saat pelaksanaan fisik di lapangan (AS Built Drawing,
Angsuran, Amandemen, Pekerjaan Tambah, serta Serah Terima
Pekerjaan)
- Perwujudan Sistem Pelaporan (harian, mingguan dan bulanan)
- Jika ke 6 (enam) proses tersebut diatas dapat terlaksana secara
sistematis, diharapkan proses Persiapan Pemeliharaan akan mampu
mewujudkan keluaran berupa bangunan siap di Operasi dan
Pemeliharaan.

7.1.3 Struktur Organisasi

Pembagian dan pengaturan tugas dan wewenang dalam operasional dan


pemeliharaan harus dijabarkan dalam suatu struktur organisasi, Struktur
organisasi operasi dan pemeliharaan diperlukan untuk pelaksanaan Operasi dan
Pemeliharaan yang baik. Struktur organisasi Operasi dan Pemeliharaan
berfungsi untuk :

- Melaksanakan kegiatan pekerjaan fisik operasional dan pemeliharaan.


- Melaksanakan pengaturan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
- Mengadakan pengaturan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
- Mengadakan koordinasi / komunikasi dengan instansi - instansi lainnya
yang ada.

82
Laporan Akhir
DED REHABILITASI D.I. RENGAS

- Kaitannya dengan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan khususnya dan


kegiatan dalam konteks.
- Pengembangan bangunan pada umumnya.
- Mengatur dan menyelenggarakan penyuluhan kepada para penduduk
pemakai air
Berdasarkan struktur organisasi pada Kementerian Pekerjaan Umum di
tingkat Wilayah, serta berdasarkan kondisi lapangan maka diusulkan suatu
Struktur Organisasi O & P seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 7.1 Struktur Organisasi O&P Bendung

7.1.4 Tugas Personil


7.1.4.1 Tingkat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab.
Pemalang

83
Laporan Akhir
DED REHABILITASI D.I. RENGAS

Sebagaimana ketetapan terdahulu, tugas personil dari Tingkat Dinas


Pekerjaan Umum adalah bersifat membantu dan mengawasi opersional dan
pemeliharaan yang bersifat teknis (engineering).

7.1.4.2 Tingkat Kepala Desa

Sebagaimana ketetapan terdahulu, bahwa seorang Kepala Desa mempunyai


tanggung jawab atas seluruh wilayah desanya. Maka tugas kepala Desa
dalam memimpin wilayah haruslah mampu mengintegerasikan permasalahan
yang timbul serta mensinkronisasikan ketatalaksanaan yang ada. Untuk dapat
mewujudkan tugas di atas, secara singkat Kepala Desa mempunyai tugas
koordinasi, lebih ditekankan pada koordinasi tahapan informatif, karena
koordinasi pada tahapan operasional sepenuhnya ditangani Aparat Desa dan
Juru yang ada.

7.1.4.3 Tingkat Gabungan Kelompok Tani

A. Tugas Pokok Gabungan Kelompok Tani


- Terselenggaranya ketertiban jalannya pelaksanaan Operasi dan
Pemeliharaan sehari - hari di daerahnya.
- Menyampaikan usulan rencana program tahunan Operasi dan
Pemeliharaan di daerahnya kepada Kepala Desa.
- Membina kerjasama dengan instansi setempat lainnya dan para
pemakai air.
B. Fungsi Pokok Gabungan Kelompok Tani
- Melaksanakan pengendalian kegiatan Operasi dan Pemeliharaan
didaerahnya.
- Melaksanakan koordinasi dengan juru yang berada di daerahnya dan
menyampaikan rencana dan program ke Kepala Desa.
- Melaksanakan hubungan kerja dengan instansi lain.

7.1.4.4 Tingkat Juru

84
Laporan Akhir
DED REHABILITASI D.I. RENGAS

A. Tugas Pokok Juru :


- Terselenggaranya operasi dan pemeliharaan sehari - hari dan
jaringan yang dibiayai pemerintah.
- Terkumpulnya data tentang kondisi bangunan, perilaku air, dan
genangan / kekeringan, tanah, dan kondisi sosial ekonomi penduduk
di daerahnya.
- Terselenggaranya komunikasi dua arah antara instansi yang
berwenang, aparat desa, dengan pemakai air.
B. Fungsi Pokok Juru
- Melaksanakan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan atas bangunan
yang dibiayai kas Desa.
- Melaksanakan koordinasi sedemikian rupa sehingga data tersebut di
atas dapat terkumpul.
- Bertatap muka dengan para pemakai air, untuk menerima usul /
saran mereka maupun memberikan anjuran & teknis yang diterima
dari pengamat setempat.

7.1.5 Catatan dan Pelaporan

Pengukuran dan observasi harus dicatat secara sistematis dan dilaporkan


secara teratur kepada ahli rekayasa yang bertanggung jawab dalam pengamatan
embung sebagai bahan evaluasi. Ahli rekayasa tersebut harus mempunyai data
lengkap sampai dengan terakhir mengenai kinerja embung, pondasi dan daerah
sekitarnya.

Dari data pemantauan akan diperolah indikasi awal adanya perkembangan


yang tidak normal atau yang membahayakan, oleh karena data hasil
pemantauan harus segera dilaporkan dan dievaluasi. Pelaporan tersebut dibuat
dalam suatu blanko untuk memudahkan pemantauan.

7.2 KEGIATAN OPERASI & PEMELIHARAAN BENDUNG

85
Laporan Akhir
DED REHABILITASI D.I. RENGAS

7.2.1 Ketentuan dan Persyaratan


a. Operasi
Persyaratan dalam operasi bangunan bendung adalah sebagai berikut :
- Kondisi pintu sebagai dapat dioperasikan dengan baik.
- Instalasi yang berfungsi sebagai pengangkat daun pintu dapat
berfungsi dengan baik.
- Tersedia petunjuk dan pola operasi yang direncanakan dengan baik
sesuai dengan fungsi dan manfaat pintu.
- Operasi pintu harus dilakukan mengikuti pola yang sudah ditetapkan.
- Tersedia petugas operasi yang menguasai petunjuk dan pola operasi
bendung gerak manual, elektrikal dan mekanikal.
b. Pemeliharaan
Ketentuan dan Persyaratan pemeliharaan adalah sebagai berikut :
- bangunan direncanakan sedemikian rupa sehingga memudahkan
pekerjaan pemeliharaan
- bahan yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
- petugas yang diserahi pekerjaan harus cakap dan bertanggung jawab
- fasilitas pemeliharaan harus terpenuhi

7.2.2 Pelaksanaan Pengoperasian


a. Tubuh Bendung
Bendung gerak mempunyai perubahan ketinggian air (affux) kecil, akibatnya
bendung gerak sering dibangun bila tepi/tebing sungai rendah. Pada
bendung gerak yang agak kecil (kurang dari 5,0 m), hanya dibuat pintu
pelimpah/pintu spillway dan pintu kantong bilas. Pada konstruksi yang lebih
panjang dapat dibangun pembilas sungai dan diletakkan antara pintu bilas
dan pintu pelimpah/pintu gerak (spillway gate). Bangunan pembersih lumpur
dapat dibuat ataupun tidak. Umumnya bila tak dilengkapi bangunan
pembersih lumpur dan kandungan lumpurnya tinggi, kantong lumpur perlu
dibangun pada saluran induk di hilir pengambilan.

86
Laporan Akhir
DED REHABILITASI D.I. RENGAS

b. Bangunan Pengambilan
Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan yang terkoordinir akan dapat
mengalirkan debit air sesuai dengan kebutuhan. Pada saat banjir atau pada
saat kandungan endapan di sungai tinggi, pintu pengambilan ditutup sesuai
dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air
Permukaan
c. Bangunan Pembilas
Tiga cara pengoperasian kantong pembilas sesuai dengan Pedoman
Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan sebagai
berikut :
- Operasi kolam tenang (still pond regulation)
Pada cara ini semua pintu pembilas ditutup. Hanya jumlah air yang
diperlukan saluran yang dialirkan ke dalam kantong pembilas,
selebihnya dialirkan di bagian lain dari bangunan utama. Kecepatan air
di dalam kantong pembilas dengan demikian akan rendah, oleh karena
itu jumlah air yang masuk ke dalamnya kecil dan menyebabkan air yang
masuk ke saluran relatif bersih.
Endapan dibiarkan mengendap di dalam kantong pembilas sampai
mencapai ketinggian kurang lebih 0,5 meter. Kemudian pintu
pengambilan ditutup dan pintu pembilas dibuka untuk membersihkan
kantong pembilas. Setelah kantong pembilas bersih, pintu pembilas
ditutup kembali dan pintu pengambilan dibuka kembali untuk
mengalirkan air ke saluran.
Cara pengoperasian ini disebut Operasi Kolam Tenang dan sangat
efektif untuk mengurangi endapan masuk ke saluran. Akan tetapi
operasi semacam ini hanya dilakukan kalau ambang pintu pengambilan
relatif tinggi di atas dasar kantong pembilas, dan dapat menyebabkan
penghentian pengaliran ke saluran selama pembilasan.
- Operasi Kolam Semi Tenang

87
Laporan Akhir
DED REHABILITASI D.I. RENGAS

Pada cara ini air dialirkan ke dalam kantong pembilas lebih besar dan
debit yang dialirkan ke dalam saluran. Kelebihan air dialirkan ke hilir
melalui pintu pembilas yang dibuka sebagian. Aliran air yang masuk ke
dalam kantong pembilas dengan demikian akan terbagi dua lapisan.
Lapisan atas mengalir ke saluran melalui pintu pengambilan sedangkan
lapisan bawah dialirkan ke hilir melalui bukaan pintu pembilas. Akibat
dari operasi ini kecepatan aliran di kantong pembilas akan tinggi yang
menyebabkan endapan melayang dan tidak mengendap, bahkan
dengan terjadinya aliran turbulen kadang-kadang dapat menaikkan
endapan dasar ke permukaan. Dengan demikian fungsi pengendapan
di kantong pembilas akan berkurang. Kelebihan dari cara ini ialah
endapan terus menerus dibilas dan saluran tidak perlu ditutup
sebagaimana yang dilakukan pada cara operasi kolam tenang.
- Operasi Pengaliran Terbuka
Pengoperasian semacam ini dilakukan dengan membuka penuh pintu
pembilas. Dalam keadaan demikian akan banyak endapan masuk ke
dalam saluran dan dianjurkan semua pintu pengambilan ditutup
d. Kantong Lumpur
Dua cara pengoperasian kantong lumpur sesuai dengan Pedoman
Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan sebagai
berikut :
- Pengurasan Berkala
Pengurasan berkala pada saat terjadi pengendapan di kantong lumpur
kecepatan air akan bertambah dan proses pengendapan mulai
berkurang pada saat endapan mulai akan masuk ke dalam saluran.
Untuk menanggulangi keadaan ini kantong lumpur harus dikuras.
- Pengurasan terus menerus
Pada kantong lumpur endapan tidak dibiarkan mengendap melainkan
dikuras terus menerus melalui pintu penguras yang dipasang di ujung
kantong lumpur. Oleh karena itu debit air yang masuk melalui pintu

88
Laporan Akhir
DED REHABILITASI D.I. RENGAS

pengambilan harus lebih besar, sebanyak debit saluran (Qs) ditambah


debit pengurasan (Qp) dari dasar. Akan tetapi operasi semacam ini
dilakukan hanya pada saat banjir ketika kandungan endapan dalam air
sungai cukup tinggi, sedangkan di musim kemarau dapat diadakan
pengurasan berkala. Agar di saat banjir air dan hilir bendung tidak
masuk ke dalam kantong lumpur melalui pintu penguras, dasar
kantong lumpur harus lebih tinggi dan muka air di hilir bendung atau
pada saat muka air di hilir bendung lebih tinggi dan dasar kantong
lumpur, pintu penguras ditutup dan kalau perlu pengaliran air ke
saluran dihentikan

7.2.3 Pelaksanaan Pemeliharaan


a. Pengamanan dan Pencegahan
Pengamanan dan pencegahan adalah usaha dan pengamanan untuk
menjaga kondisi dan atau fungsi bangunan. Kegiatan pengamanan dan
pencegahan, meliputi :
1) Inspeksi rutin minimal satu kali dalam 2 (dua) minggu;
2) Menghalau binatang (kerbau dan lain-lain) supaya tidak masuk ke
dalam saluran;
3) Pada lokasi-lokasi yang penting dan berbahaya harus dipasang tanda-
tanda rambu-rambu peringatan.
b. Kegiatan Perawatan
Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan
fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.
Kegiatan perawatan, meliputi :
- Perawatan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi
dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau
diganti. Dan dilaksanakan setiap waktu.

89
Laporan Akhir
DED REHABILITASI D.I. RENGAS

- Perawatan berkala adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi


dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau
diganti. Dan dilaksanakan secara berkala.
c. Kegiatan Perbaikan
Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi
bangunan. Kegiatan perbaikan meliputi perbaikan darurat dan perbaikan
permanen.
d. Kegiatan Penggantian
Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk mengganti
seluruh/sebagian komponen prasarana fisik, fasilitas dan perlatan
bendung yang secara ekonomis, fungsi dan kondisinya tidak layak
dipakai lagi.
e. Petugas
Petugas pemeliharaan merangkap sebagai petugas operasi bendung.
Jumlah personel petugas disesuaikan dengan tingkat urgensi dan
besarnya bangunan.

90

Anda mungkin juga menyukai