a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pengawasan teknis yang menjadi tanggung jawab Konsultan
dalam hal pengawasan teknis pada Paket Pengawasan Teknis Serui 1
(Preservasi Jalan Dan Jembatan), dimana jasa konsultasi ini dibiayai dengan
dana dari APBN tahun anggaran 2017. Dalam hal ini yang bertindak sebagai pengguna
jasa konsultasi adalah Pejabat Pembuat Komitmen Wilayah II Satuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Papua.
Konsultan Pengawas dalam hal ini akan bertindak sebagai wakil dari direksi untuk
mengadakan pembinaan teknis secara terus-menerus terhadap unsur terkait dalam
penanganan pekerjaan tersebut diatas. Selain menjalankan tugas pokok Konsultan
Pengawas yang telah ditentukan melalui Kerangka Acuan Kerja, juga unsur pembinaan
akan lebih ditekankan. Pembinaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan nantinya
yaitu dalam melaksanakan Review Design dan advice dalam pengawasan teknis dari
paket ini.
b. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan ini berlokasi di Kabupaten
Kepulauan Yapen, Provinsi Papua. Mengingat lokasi proyek yang berada di luar
wilayah kota Jayapura, maka diperlukan mobilisasi dan demobilisasi staf ahli dan staf
pendukung dengan menggunakan transportasi udara.
Untuk mendapatkan hasil yang efektif yang sesuai dengan tujuan proyek, maka
pekerjaan Konsultan Supervisi di lapangan diharapkan dapat dimulai lebih awal
sebelum kontrak pelaksanaan fisik dimulai. Konsultan Pengawas juga akan memberikan
layanan Technical Assistancy kepada wakil pemberi tugas yang sebaiknya dari awal
sudah bersama-sama, sebab pekerjaan yang awal dari dari proyek fisik akan dapat
menentukan berhasil tidaknya proyek ini.
Pengendalian Mutu
METODA
Sistem pengendalian mutu yang digunakan dalam jasa konstruksi pengawasan adalah
dengan pendekatan Total Quality Management (TQM) yang diharapkan menghasilkan
kualitas proyek secara total dan mengacu pada standar mutu ISO 9000.
Total Quality Management adalah proses pengelolaan peningkatan internal
berkesinambungan (Continuous Internal Improvement) menyeluruh pada semua
program pengendalian kualitas (Total Quality Program) yang melibatkan semua pihak
dan organisasi dalam proyek.
Konsep pengendalian kualitas meliputi :
- Quality Policy
- Quality Objectives
- Quality Assurance (QA)
- Quality Controle (QC)
- Quality Audit
- Quality Program Plan
Seluruh Total Quality Program adalah program proaktif dalam mencegah masalah yang
muncul dalam proyek, tidak hanya sekedar pendeteksian ketika sudah ada tanda-tanda
ketidak sesuaian terhadap rencana. Lihat gambar 1.
Gambar 1
Proses Peningkatan Kualitas (The Quality Improvement Processi)
Gambar 2
Continuous Process Improvement Circle
Gambar 4
Project Feed back Control System
Gambar 5
Improving External and Internal Qualiuty
Beberapa langkah kunci yang akan dilaksanakan dalam implementasi program adalah
sebagai berikut:
- semua staf dilibatkan dalam program
- manajemen harus berkomitmen penuh yang ditunjukkan setiap hari
- kemajuan-kemajuan proyek harus dikomunikasikan, demikian juga dengan
pencapaian-pencapaian sukses tertentu pada setiap item pekerjaan
- ketika proses berjalan dengan baik, maka proses tersebut harus tetap
dipertahankan untuk kemudian ditingkatkan
- penghargaan dan pengakuan diberikan kepada staf yang telah memberikan
konstribusi pada proses
- seluruh proses harus diperbaharui untuk mempertahankannya tetap efektif
PROGRAM PENGENDALIAN
Sistem pengendalian program adalah sebuah siklus seperti yang dapat dilihat pada
gambar 6.
Gambar 6
Diagram Siklus Program Pengendalian
Selain pada umumnya yang berkenaan terhadap pengendalian proyek, yaitu program
penjadwalan dan pembiayaan, lebih rinci lagi ada beberapa parameter lain yang harus
dikendalikan dalam sistem quality improvement progress, mencakup:
- Dokumen kontrak, termasuk shop drawing
- As-built Drawings
- Payment Controle
- Initial Site Planning
- Identifikasi long-lead item dalam penjadwalan
- Safety Program
- RFI kontrol
- Program-Program Pengendalian Perusahaan
- Close Out Documentation
- Start-Up dan Prosedur Operasional
METODE KOMUNIKASI UNTUK KOORDINASI
Komunikasi diantara anggota tim proyek adalah vital dalam mencapai kualitas
proyek, khususnya pada proyek besar yang kompleks. Di sini komunikasi internal di
antara anggota tim proyek sangat penting. Metoda untuk koordinasi dan komunikasi
selama pelaksanaan jasa pengawasan adalah mencakup sebagai berikut:
- Pembuatan program persyaratan dari owner
- Penetapan prosedur untuk kegiatan spesifikasi teknik
- Menggunakan persyaratan biaya dan proposal alternative
- Melakukan meeting/rapat
- Rangkuman hasil rapat (minutes), mencakup identifikasi dan penanggungjawab
follo up pekerja
- Mencatat klasifikasi kontrak
- Diskusi dan mendokumentasikan keputusan dan kesimpulan
- Memo dan surat dengan distribusi yang tepat
- Review dengan transmithal letters
- Laporan kemajuan
- Review bersama terhadap dokumen-dokumen, budget dan schedule
- Laporan dan hasil tes laboratorium
- Contract change orders
Team Leader dari Owner, Perencana dan Pengawas dapat mendisain feed back loops
pada proses proyek untuk menentukan komunikasi yang sedang berjalan.
Komunikasi
Bentuk komunikasi yang digunakan adalah :
- Komunikasi langsung selama meeting atau konsultasi yang berguna untuk
mendefenisikan dan menunjuk isu-isu, permasalahan, penggabungan ide secara
interactive
- Percakapan telephone, berguna untuk komunikasi pada hal-hal yang rahasia dan
sensitive bila dikomunikasikan secara langsung
- Komunikasi melalui surat, seperti memo, surat resmi, laporan yang perlu untuk
menyampaikan factual informasi, laporan keputusan, perjanjian, dan lain-lain.
Rapat-Rapat
Rapat-rapat dilaksanakan dengan 2 (dua) metode, yaitu:
- Rapat yang dijadwalkan secara reguler, setiap minggu dan bulan yang umumnya
mengikuti agenda standard dan digunakan untuk men-track kemajuan, identifikasi
masalah dan pemecahan konflik rutin
- Special meetings yang dilaksanakan ketika dirasa perlu untuk situasi-situasi
khusus, pertimbangan problem khusus dan menggabungkan solusi yang tepat dan
pas.
Agar rapat-rapat dapat berjalan dengan baik, guideliner yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
- Melaksanakan rapat hanya untuk menfasilitasi komunikasi langsung dan
pemecahan masalah
- Menjelaskan tujuan rapat dan secara jelas mendefenisikan setiap item agenda
sebagai informasi atau diskusi yang dibutuhkan
- Mengeset perkiraan waktu atau target untuk setiap item dalam agenda
- Memberi kesempatan setiap peserta memberi konstribusi
- Membuat chart pads untuk mencata poin-poin penting dari hasil diskusi,
kesimpulan, keputusan, siapa yang bertanggung jawabdan waktu
- Menyiapkan kesimpulan tertulis yang akurat pada setiap perjanjian, kesimpulan,
aksi, penanggung jawab dan mengkomunikasikannya pada semua peserta rapat
secara singkat setelah rapat selesai dilaksanakan.
LMP
Identifikasi dan
Rencana Waktu
Evaluasi
Pelaksanaan
Y
Terlambat atau T
Indikasi akan
Terlambat
LMP
SDM
Metode Kerja
Rapat Koordinasi Lingkungan
Owner, Kontraktor dan CM Organisasi
Instruksi Pemberi
Tugas
Y Tidak dapat
diselesaikan sendiri
atau kritis
Pelaksanaan
T Dibahas di Tingkat
OK
Pimpinan
(Manajer)
Y
Selesai
Gambar 7
Bagan Alir Prosedur Pengendalian Waktu Pelaksanaan
Tabel 1
Penjelasan Bagan Alir
Pengendalian Waktu Pelaksanaan
Mulai
1 1. Mulai
Mulai
Laporan PTS
Lakukan Penyelidikan Laporan Keluhan Pelanggan
Identifikasi Indikasi Hasil Audit
Ketidaksesuaian Informasi Indikasi
Bahan
Ketidaksesuaian
SDM
Buat Rencana Tindakan Koreksi Metode / Sistem
Alat
Lingkungan
T Potensial Terjadi
Ketidaksesuaian
Pelaksanaan Tindakan Koreksi
Y
Pelaksanaan Tindakan
Pencegahan
Buat Laporan Tindakan Koreksi
Verifikasi T
T
Efektifitas Tindakan Koreksi
Y
Y Tindakan
Buat Laporan
Pencegahan
Selesai
Gambar 8
Bagan Alir Tindakan Koreksi
Efektifitas Tindakan T
Pencegahan
Selesai
Gambar
Tabel .2 9
Bagan Alir Tindakan Pencegahan
Penjelasan Bagan Alir Tindakan Koreksi
Mulai
1 1. Mulai
4 3. Identifikasi penyebabnya
Tindakan
Koreksi
7. Selesai
Tabel 3
Penjelasan Bagan Alir Tindakan Pencegahan
Mulai
1 1. Mulai
Tujuan
Menjamin bukti kerja pelaksanaan sistem manajemen mutu dikendalikan dengan baik
dan benar
Definisi
Bukti kerja adalah semua bukti yang dibuat sebagai hasil dari pelaksanaan sistem
manajemen mutu, sebagaimana yang disyaratkan pada masing-masing prosedur mutu
dan instruksi kerja yang terdiri dari 2 jenis, yaitu bukti kerja aktif dan bukti kerja in-
aktif.
1. Bukti kerja aktif adalah bukti kerja yang masih digunakan untuk operasional
pekerjaan.
2. Bukti kerja in-aktif adalah bukti kerja yang sudah tidak digunakan karena
pekerjaan sudah selesai dilaksanakan, tetapi kemungkinan masih diperlukan pada
masa mendatang.
Ketentuan Umum dan Prosedur
Bukti kerja dibagi menjadi 3, yaitu:
- Bukti kerja tertulis
- Bukti kerja magnetik, dan
- CD (Compact Disk) / flash disk
Tata cara pengendalian bukti kerja tertulis sebagai berikut:
- Mengidentifikasi jenis bukti kerja yang ada
- Menyimpan dalam ordner atau file box sehingga mudah dikenal dan dicari,
yang berisi antara lain judul buku kerja, judul prosedur mutu atau instruksi
kerja terkait, nama satuan atau unit kerja terkait, tahun penyimpanan dan
kodifikasi ordner/file box.
- Membuat daftar isi dan catalog
Tata cara pengendalian bukti kerja magnetik sebagai berikut:
- Penyimpanan pada hard disk dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
o Setiap hard disk diidentifikasi dengan pemberian nama pada hard disk
tersebut.
o Pembuatan direktori/sub direktori sesuai kelompok file data tertentu.
o Penyimpanan file data sesuai dengan directory/sub direktori.
o Pembuatan back up file data pada disket untuk file-file penting, dan diberi
nama / label namayang sama dengan nama direktori/sub direktori pada
hard disk.
Tata Cara Penyimpanan pada CD / flash disk dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut :
o Setiap disket diidentifikasi dengan pemberian nama pada disket tersebut.
o Penyimpanan file data pada CD / flash disk tersebut.
o Pemberian nama disket dan file data pada label CD / flash disk. Termasuk
pada setiap penambahan isi file.
o Pembuatan daftar isi nama CD / flash disk pada boxd disket
o Pembuatan katalog
Penyimpanan bukti kerja aktif dan in-aktif harus dipisah, dimana untuk
penyimpanan bukti kerja in-aktif bisa dengan mengelompokkan jenis bukti
kerjanya, kemudian diikat dan dimasukkan ke dalam kotak untuk disimpan di
gudang atau di tempat lain yang aman untuk penyimpanan.
o Bukti kerja harus dilindungi dari kerusakan dan kehilangan.
o Bukti kerja in-aktif harus disimpan selama 3 tahun atau sesuai
ketentuan/persyaratan lain (peraturan pemerintah, peraturan perusahaan,
dll.)
o Setelah masa penyimpanan bukti kerja in-aktif berakhir, bukti kerja in-
aktif tersebut dapat dimusnahkan dengan dibuatkan berita acara
pemusnahan bukti kerja in-aktif.
Bukti Kerja
a.Bukti kerja yang disimpan oleh masing-masing pelaksana kegiatan, dan
b. Berita acara pemusnahan bukti kerja in-aktif
Lampiran
a. Penyimpanan pada ordner
b. Penyimpanan pada file box
c.Form katalog bukti kerja tertulis
d. Pengendalian bukti kerja magnetik pada disket, dan
e.form katalog bukti kerja magnetik
Langkah pertama bila terjadi permasalahan dasar dalam proyek adalah pendekatan
kemitraan (patnering) dengan menekankan konsep dasar kemitraan itu sendiri yaitu:
- Kepercayaan (Trust)
- Keterbukaan (Open communication)
- Pengakuan pihak lain (Recognizy)
- Penghormatan (Honour)
Langkah-langkah penanganan ARBITRASE dapat dilihat pada bagan alir dibawah ini:
Kasus
Sengketa
NEGOSIASI Penyelesaian
KUASA HUKUM
SETTLEMENT
GAGAL
Penyelesaian
SETTLEMENT SOMASI
ARBITRASE
ARBITRASE INSTITUSIONAL
AD HOC ( BANI )
Proses
Persidangan
Gambar 11
Bagan Alir PENANGANAN SENGKETA ARBITRASE
ALAT KENDALI KUALITAS
(Humphrey R. Djemat, SH., LL.M.)
Analisa statistik menjadi dasar pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
kualitas, sering disebut Statistical Process Control (SPC). Pendekatan SPC yang
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif akan sangat bermanfaat untuk berbagai
sifat alami proyek.
Dasar alat kendali dari SPC yang digunakan dalam kendali kualitas adalah:
- TABLE DATA
- PARETO ANALYSIS
- CAUSE AND EFFECT ANALYSIS
- TREND ANALYSIS
- HISTOGRAM
- SCATTER DIAGRAM
- PROSESS CONTROL CHART
Diagram hubungan Alat Kendali dalam SPC dan manfaatnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
IDENTIFICATION ANALYSIS
HISTOGRAM
DATA TABLE Cause and
Effect SCATTER
Analysis DIAGRAM
PARETO Trend
ANALYSIS Analysis CONTROL
CHART
Gambar 12
Diagram Hubungan Alat Kendali dalam SPC dan Manfaatnya
Contoh alat-alat kendali kualitas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Tabel Data
SAMPLE Bulan I Bulan II Bulan III
Lokasi A
Lokasi B
Lokasi C
Machine Method
Problem
Statement
Measurement Personel
Machine Method
Corective
Action
Measurement Personel
Pareto Analysis
Pareto Analysis adalah tipe histogram khusus yang membantu kita untuk
mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah.
Frequensi
Kegagalan
Pemancangan Pemancangan
A B
Scatter Diagram
Berguna untuk mengorganisir data yang menggunakan dua variabel (divenden
variable dan indevenden variable)
Frequensi Presentase
A B C D E
Sub Contractor
Trend Analysis
Trend analysis adalah metode statistik untuk menentukan persamaan data yang paling
sesuai dalam scater plant, untuk mencari hubungan data dan pengukuran data untuk
memprediksi.
Y Y
X X
Positive Corelation Negative Corelation
Control Chart
Control Chart mempunyai focus pada pencegahan defect/kerusakan daripada
pendeteksian dan penolakan pelaksanaan.
USL
UCL
LCL
Month
LSL
2. PROGRAM KERJA
I II III IV V
Secara umum, pelayanan Konsultan untuk proyek ini dapat dibagi menjadi dua
tahap, yaitu tahap persiapan pelaksanaan dan tahap pelaksanaan proyek. Uraian
pekerjaan yang tercakup dalam masing-masing tahap adalah sebagai berikut :
A. TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN
a. Mobilisasi dan Pembentukan Kantor Proyek/Perwakilan
b. Kontak dengan Bina Marga dan Instansi/unsur terkait lainnya
c. Penetapan Struktur Organisasi Proyek
d. Permeriksaan Perencanaan Teknik .
e. Penelaahan Dokumen Lelang
f. Pertemuan Pendahuluan/Pre-construction Meeting
B. TAHAP PELAKSANAAN PROYEK
a. Pekerjaan Persiapan
b. Survei Pendahuluan/Rancangan Detail Konstruksi
c. Perencanaan Kegiatan Proyek
d. Pengendalian Mutu
e. Pengendalian Waktu Pelaksanaan
f. Pengendalian Biaya
g. Pengendalian administrasi kontrak
h. Koordinasi Lapangan
j. Inspeksi Akhir
k. Gambar Terlaksana
i. Masa Pemeliharaan/Akhir Pelaksanaan Pengawasan
Gambar G.1
ORGANISASI PENANGANAN PROYEK
Ka. Satker
Catatan :
: Garis Koordinasi
: Garis Hubungan Kerja
a. Pekerjaan Persiapan
Setelah pihak Pemberi Tugas menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja
kepada kontraktor, maka Konsultan akan memulai pekerjaan persiapan untuk
tahap pelaksanaan proyek.
Pekerjaan yang dilakukan yaitu melakukan Survei Detail Rancangan
Konstruksi yang mana hal-hal tersebut merupakan salah satu hasil pertemuan
pendahuluan (Pre-Construction Meeting) yang harus dilaksanakan bersama Staf
Proyek, Kontraktor, dan Konsultan. Konsultan akan memberikan bentuk-bentuk
formulir-formulir standar untuk keperluan operasional proyek, menetapkan
prosedur rutin dan membuat format laporan dan dokumen proyek.
b. Survey Pendahuluan/Survey Rancangan Detail Konstruksi
Konsultan akan melakukan survei pendahuluan untuk memeriksa semua
benchmark yang ada, dan monumen-monumen yang menunjukkan kontrol
horisontal dan vertikal. Jika dibutuhkan maka benchmark tambahan akan
dipasang untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan jalan. pada tahap ini
Konsultan akan membantu mengawasi pekerjaan Kontraktor dalam hal :
Pematokan as jalan
Pematokan lokasi jembatan dan struktur
Survey kondisi jalan, jembatan dan sistem drainase
Jika ditemui ketidaksesuaian di lapangan, maka Konsultan dan Kontraktor
akan mencari pemecahannya untuk segera dilaporkan kepada PPK, yang
memungkinkan akan terjadi perubahan-perubahan Kuantitas pelaksanaan
pekerjaan.
c. Perencanaan Kegiatan Proyek
Perencanaan yang matang, dengan memperhatikan kebutuhan proyek dan
kendala-kendala yang ada di lapangan, akan sangat membantu kelancaran proyek.
Pada awalnya akan dibuat suatu perencanaan global yang kemudian akan selalu
diperbaharui sesuai dengan kondisi dan kebutuhan nyata. Informasi yang aktual
amat diperlukan untuk menyusun suatu perencanaan yang efektif. Konsultan akan
membantu Kontraktor untuk mempersiapkan jadwal kerja mingguan dan bulanan
yang memperlihatkan kegiatan proyek selama satu bulan mendatang.
Perencanaan yang lebih terinci akan dituangkan di dalam jadwal kerja mingguan
yang disusun berdasarkan hasil rapat mingguan yang diadakan pada setiap akhir
minggu.
d. Pengendalian Mutu
Konsep yang digunakan Konsultan dalam pengendalian mutu pekerjaan
proyek adalah sebagai berikut:
Melakukan evaluasi dokumen perencanaan dan mempersiapkan data
record untuk submittals seperti shop-drawings dan usulan material.
Mengevaluasi dan menyetujui submittals untuk shop drawings dan
material.
Mengvaluasi dan menetujui prosedur pelaksanaan seperti prosedur untuk
pengujian beton, prosedur pekerjaan pondasi, prosedur ereksi, prosedur
instalasi, serta mempersiapkan prosedur commissioning dan start-up.
Melakukan pengawasan pekerjaan dengan menempatkan inspector-
inspektor lapangan. Program inspeksi mingguan akan dipersiapkan oleh
Quality Engineering yang bertanggungjawab.
Testing/ Pengujian dilaksanakan oleh Kontraktor atau subkontraktor
spesifik yang diusulkan Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan.
Material Technical dari Konsultan akan mengawasi testing dan
memberikan persetujuan terhadap hasilnya. Evaluasi hasil pengujian
dilakukan oleh Quality Engineer.
Memverifikasi pekerjaan lapangan yang berhubungan dengan layout,
dimensi dan elevasi.
Melakukan inspeksi material dan alat-alat berat kontraktor.
Melakukan inspeksi akhir dan penerimaan pekerjaan.
Prosedur pengendalian mutu dapat dilihat pada Gambar G.2
PERSIAPAN
MATERIAL UJI
PERIKSA SESUAI
SPESIFIKASI
SESUAI SPESIFIKASI
UJI LABORATORIUM
TIDAK
MEMENUHI
SPESIFIKASI
MATERIAL UJI
YA
MEMBUAT RECOMENDASI
HASIL UJI
USULAN
PERSETUJUAN
MATERIAL UJI
PELAKSANAAN PELAKSANAAN
Gambar G.2
PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU
e. Pengendalian Waktu Pelaksanaan
Penjadwalan (scheduling) pekerjaan disusun berdasarkan pada
persyaratan untuk memungkinkan pelaksanaan beberapa pekerjaan
dapat dilakukan berkala secara pararel.
Jadwal pelaksanaan dipersiapkan oleh masing-masing kontraktor
berdasarkan target waktu yang dipersyaratkan pada dokumen kontrak.
Master akan dipersiapkan oleh konsultan dengan memperhatikan
interfacing kontraktor dan juga schedule pengadaan dari mesin-mesin /
peralatan.
Untuk memonitor progress pekerjaan, selain construction schedule,
Kontraktor harus mengajukan program bulanan dan mingguan untuk
persetujuan Konsultan. Program kerja harian diberikan kepada
Konsultan sebagai informasi.
Evaluasi Construction Schedule dilakukan secara berkala setiap bulan.
Langkah-langkah seperti perbaikan program kerja bulanan,
penambahan alat dan tenaga kerja, perbaikan metode konstruksi,
ataupun revisi Construction Schedule akan dilakukan bila diperlukan.
Pengendalian waktu pelaksanan tersebut diatas dimonitor dan dikendalikan
melalui:
- Persiapan Pelaksanaan
- Laporan Mingguan/Bulanan
- Perubahan pekerjaan (CCO)
Secara digramatis, prosedur pengendalian waktu pelaksanaan seperti pada
Gambar G.3
KONTRAK KERJA
TIME
SCHEDULE
PERSIAPAN PEKERJAAN /
PERSEDIAAN BAHAN,
ALAT DAN TENAGA
YA
TEPAT WAKTU
TIDAK
LAPORAN
PEKERJAAN BERIKUT
S E LE SAI
Gambar G.3
PROSEDUR PENGENDALIAN WAKTU
f. Pengendalian Biaya
Perkiraan biaya Proyek dapat disusun berdasarkan nilai kontrak yang
telah disetujui maupun nilai tender yang telah masuk, serta perkiraan
biaya overhead.
Susunan perkiraan biaya tersebut disesuaikan dengan paket-paket
pekerjaan seperti yang disusun dalam master schedule
Laporan prestasi kerja bulanan dipersiapkan oleh kontraktor
berdasarkan format yang mengacu kepada susunan perkiraan biaya
yang disusun oleh Konsultan. Laporan prestasi kerja yang telah
disetujui oleh konsultan akan menjadi dasar bagi pembayaran kepada
Kontraktor.
Laporan ini mencakup status proyek dan laporan bulanan, disusun
untuk diserahkan kepada owner dan recomendasi mengenai langkah-
langkah yang perlu diambil bila ada penyimpangan biaya yang besar
dari perkiraan.
Laporan harian dipersiapkan oleh konsultan untuk pekerjaan-
pekerjaan yang mempunyai masalah.
Prosedur pengendalian biaya seperti terlihat pada Gambar G.4
KONTRAK KERJA
PEMERIKSAAN
QUANTITAS
CHANGE
ORDER
PELAKSANAAN
PEKERJAAN TIDAK
YA
LAPORAN
PEKERJAAN BERIKUT
S E LE SAI
Gambar G.4
PROSEDUR PENGENDALIAN BIAYA
g. Pengendalian Administrsi Kontrak
Melakukan administrasi dokumen kontrak, administrasi change
order,maupun operasi dan perawatan peraltan konstruksi, buku
referensi dan standart construction log book, as-built drawing,
pembayaran kontraktor, file schedule, serah terima laporan, claim,
pengujian dan persetujuannya, prosedur-prosedur, dokumen serah
terima dan laporan akhir.
Surat menyurat dari dan kepada Kontraktor harus ditujukan dan
melalui konsultan dengan tembusan kepada pihak-pihak terkait.
Memverifikasi usulan pembayaran kontraktor serta mengkoordinasi
KONTRAK FISIK
persetujuan pembayarannya dan mendistribusikan informasi mengenai
pengeluaran biaya.
Memonitor dan memastikan bahwa pembayaran upah pekerja sesuai
denganPEMERIKSAAN
pemerintah yang berlaku.
DI LAPANGAN
Mengevaluasi dan memastikan bahwa pembayaran upah pekerja
sesuai dengan pemerintah yang berlaku.
Mengevaluasi dan mengkoordinasi persetujuan change order serta
SESUAI
menyusun KONTRAK
data/ log book.
Mempersiapkan completion certificate.
Prosedur pengendalian administrasi kontrak seperti terlihat pada Gambar G.5
ADDENDUM
KONTRAK
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PERHITUNGAN
/PRESTASI KERJA
/
KUANTITAS
SESUAI
KONTRAK
S E LE SAI
Gambar G.5
PROSEDUR PENGENDALIAN ADMINISTRASI KONTRAK
h. Koordinasi Lapangan
Mengadakan pertemuan/rapat prakonstruksi serta rapat koordinasi
lapangan secara berkala.
Mempersiapkan rencana fasilitas penunjang untuk Kontraktor seperti
gudang tempat penyimpanan material dan alat, kantor proyek, utilitas,
maintenance repair shop, tempat pembuangan dan laboratorium.
Evaluasi dan recomendasi metode konstruksi dari kontraktor untuk
memenuhi constructability dan keselamatan kerja.
Memonitor dam memstikan implementasi persyaratan lingkungan.
Mengevaluasi kemajuan / prestasi kerja kontraktor berdasarkan
laporan harian, mingguan, dan bulanan.
Mempersiapkan laporan harian, mingguan, dan bulanan.
i. Inspeksi Akhir
Setelah semua pekerjaan diselesaikan, maka Staff Proyek dibantu oleh
Konsultan akan mengadakan inspeksi akhir untuk memastikan bahwa seluruh
pekerjaan telah diselesaikan seluruhnya sesuai dengan syarat-syarat kontrak. Jika
ada kesalahan atau kerusakan pada pekerjaan tersebut, maka Staff Proyek dibantu
oleh Konsultan akan rnemerintahkan untuk mengganti atau memperbaiki bagian
yang tidak sempurna tersebut dalam jangka waktu tertentu. Jika semua pekerjaan
sudah diselesaikan dengan baik maka Konsultan akan memberikan rekomendasi
kepada Pimbagpro / Bina Marga untuk menerimanya.
j. Gambar Terlaksana
Setelah pekerjaan rampung maka Kontraktor menyelesaikan gambar
terlaksana dan dibantu oleh Konsultan, gambar-gambar terlaksana (as-built
drawings) selesai selanjutnya akan diserahkan kepada Pihak Bina Marga dan
dilengkapi dengan informasi-informasi seperlunya. Gambar terlaksana berisikan
gambar pekerjaan yang sesungguhnya dilaksanakan termasuk semua revisi dan
perubahan perencanaan yang telah dilakukan pada periode pelaksanaan proyek.
Prosedur pengesahan dapat dilihat pada Gambar G.6
HASIL PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PENGUKURAN
KUANTITAS
PEMBUATAN
AS BUILT DRAWING
PENGUKURAN
KUANTITAS
PENGESAHAN
PIMBAGPRO
CETAK
PENGGANDAAN
DISTRIBUSI
S E LE SAI
Gambar G.6
PENGESAHAN AS BUILT DRAWING
k. Masa Pemeliharaan / Pelaksanaan Akhir Pengawasan
Pada akhir dari tahapan pengawasan pelaksanaan, tugas dan kegiatan
konsultan terbagi atas dua tahap, yaitu :
- Tahap Provisional Hand Over (P H O)
- Tahap Final Hand Over, setelah masa pemeliharaan selesai
Dalam kegiatan ini konsultan akan memberitahukan secara tertulis pada PPK
bahwa progress telah mencapai 97 % dengan memberi perkiraan proyek akan
selesai 100 % dalam beberapa waktu yang akan datang.
Konsultan akan memberi data-data mengenai pekerjaan yang telah
selesai dengan dokumentasi yang ada, sehingga waktu penentuan proyek
selesai dapat ditentukan.
Tugas-tugas yang diselesaikan Konsultan untuk merekomendasikan
antara lain adalah :
- Pengamatan secara visual
- Pemeliharaan mutu dan data pendukungnya
- Pemeriksaan administrasi serta data-data pendukungnya
Tugas tersebut akan ditentukan waktu penyelesaiannya dari masing-
masing pekerjaan sehingga Pimbagpro akan memiliki ketentuan untuk dapat
menerbitkan surat persetujuannnya baik dalam masa pemeliharaan, maupun
persiapan, sertifkat atau pembayaran.
Tugas-tugas tersebut dapat terlaksana apabila masa tugas personil
Konsultan masih ada, tetapi apabila masa tugas telah selesai maka konsultan
akan mempersiapkan rekaman dari penyelesaian pekerjaan dan dokumen-
dokumen hasil pengawasan sehingga stf proyek nantinya dapat melanjutkan
prosedur dan penentuan untuk tahap PHO dan FHO
C. PEMECAHAN MASALAH
Masalah pokok dalam penyelenggaraan proyek yang menjadi tanggungjawab
Konsultan sebagai Pengawas Teknis dikelompokkan dalam berbagai kategori sebagai
berikut:
- Masalah waktu
- Masalah teknis
Rincian permasalahan dan tindakan pemecahannya diuraikan pada table 4.
Tabel 4
Pemecahan Permasalahan Proyek
NO MASALAH TINDAKAN PEMECAHAN
1 WAKTU
Terlambat dan Analisa factor penyebab
Berpengaruh Evaluasi beberapa Alternative pemecahan
- Peningkatan produktivitas pekerjaan
(mengejar keterlambatan)
- Mempercepat proses keputusan
- Rescheduling
- Mengadakan perubahan-perubahan dalam
Construction Methode
Mengusulkan suatu pemecahan yang terbaik
dan berbagi Alternative diatas
2 TEKNIS
Rendahnya Mutu Memberikan teguran-teguran terhadap hasil
Pelaksanaan pelaksanaan
Memberikan pengarahan-pengarahan tentang
sisten Teknik / metode-metode pelaksanaan.
Mengadakan penelitian, pengujian-pengujian
dan analisa.
2. Quality Engineer
Quality Engineer adalah seorang Sarjana Teknik Sipil yang memiliki
pengalaman profesional di bidangnya selama 4 tahun dan telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultasi bidang ke-PU-an dari LPJK. Serta mempunyai
Sertifikasi keahlian pengawasan Jalan/Jembatan tingkat muda yang di
keluarkan oleh asosiasi terkait dilegalisasikan oleh lembaga pengembangan
jasa konstruksi (LPJK) di mana mempunyai tugas yang mencakup hal-hal
sebagai berikut :
a. Bila dalam dokumen kontrak, kontraktor yang bersangkutan harus
mengadakan peralatan laboratorium, maka Quality Engineer harus
melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan, pengaturan dan
penempatan peralatan.
b. Menjamin bahwa tenaga teknik laboratorium benar-benar memahami
metode yang telah ditetapkan dalam membuat desain campuran aspal /
material perkerasan jalan serta cara pengujiannya dan formulir standar
laboratorium yang disertakan dalam 4 buku. Dokumen kontrak digunakan
untuk mencatat data pengujian desain campuran tersebut.
c. Memberikan pelatihan di lapangan bagi personil teknis kontraktor dan
teknis konsultan mengenai metodologi pengujian yang terkait / diperlukan.
d. Pada kejadian dimana pekerjaan dilaksanakan dibawah standar yang
ditetapkan atau dengan mutu material yang lebih rendah dan spesifikasi,
dan kontraktor menolak untuk atau tidak berhasil memperbaikinya, maka
Quality Engineer harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Site
Supervision Engineer dan PPK.
e. Bersama-sama Site Supervision Engineer memberikan bantuan kepada
staff BinaMarga / Bintek yang datang berkunjung dalam pekerjaan
mengumpulkan data detail mutu, produksi aspal serta dalam pelaksanaan
pengaspalan lainnya.
f. Membuat catatan yang lengkap tentang pembayaran kepada kontraktor
sehingga tidak terjadi pembayaran berganda atau pembayaran berlebih.
g. Mengawasi dan membuat pengendalian pelaksanaan pekerjaan yang
didasarkan kepada sistem day work.
h. Memahami dan menguasai pasal-pasal dalam kontrak sehingga dalam tata
cara pengukuran dan pembayaran pekerjaan, sehingga semua pembayaran
pekerjaan kepada kontraktor betul-betul didasarkan kepada yang
tercantum.
i. Membuat dan menghimpun semua data sehubungan dengan pengendalian
pekerjaan.
j. Memantau kemajuan fisik.
k. Mengecek semua As Built Drawing yang dibuat oleh kontraktor.
l. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan,
jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lainnya.
m. Membantu Supervision Engineer dalam menyiapkan data untuk Final
Payment.
3. Quantity Engineer
Quantity Engineer adalah seorang Sarjana Teknik Sipil yang memiliki
pengalaman profesional di bidangnya selama 4 tahun dan telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultasi bidang ke-PU-an dari LPJK. Serta mempunyai
Sertifikasi keahlian pengawasan Jalan/Jembatan tingkat muda yang di keluarkan
oleh asosiasi terkait dilegalisasikan oleh lembaga pengembangan jasa konstruksi
(LPJK) di mana mempunyai tugas yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Supervision
Engineer dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan
Quality Engineer untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan
dengan di laboratorium.
4. Ahli K3
Tenaga ini membantu Site Engineer dan menjaga keamanan dan
keselamatan kerja. Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli K3
Konstruksi Muda adalah sebagai berikut :
a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi
b. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
c. Merencanakan dan menyusun program K3
d. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
e. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi
g. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan
h. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat
5. Asisten Tenaga Ahli
Inspector / Surveyor / Lab. Technician adalah Sarjana Teknik Sipil
atau Sarjana Muda Teknik Sipil di bidang pengawasan pelaksanaan konstruksi
jalan raya dan / atau jembatan dengan tugas yang mencakup sebagai berikut :
a. Meninjau ke lokasi pekerjaan merupakan kegiatan hariannya.
b. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasehat dari Inspector Engineer
dalam melaksanakan tugas-tugasnya bekerjasama dengan Quality dan
Quantity Engineer untuk menyesuaikan metode pelaksanaan di lapangan
dengan di laboratorium.
c. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus-menerus pada semua
bidang pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan
memberitahukan dengan segera kepada Inspector Engineer tentang semua
pekerjaan yang tidak memenuhi / sesuai dengan dokumen kontrak. Semua
hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Site
Supervision Engineer pada hari itu juga.
d. Secara terus-menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua
hasil pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertifikat serta menjamin
bahwa pembayaran terhadap kontraktor sudah benar dan sesuai dengan
ketentuan dalam dokumen kontrak.
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Sesuai dengan ketentuan yang digariskan di dalam Kerangka Acuan Kerja,
maka Jadwal Penugasan Personil Supervisi untuk Paket Pengawasan Teknis
Serui 1 (Preservasi Jalan Dan Jembatan) dapat dilihat pada lampiran.
LAPORAN
Secara berkala Konsultan menyimpan data dan mengirimkan kepada Kantor
P2JN. laporan sebagai berikut :
a. Laporan Bulanan
Laporan singkat mengenai kemajuan dari masing-masing kegiatan Kontraktor
dan aktifitas personil Konsultan, keadaan cuaca, juga permasalahan-
permasalahan yang dialami oleh Kontraktor/Konsultan bila ada (apakah itu
menyangkut administrasi, teknik atau keuangan) dan memberikan
rekomendasi atau saran-saran bagaimana cara menanggulangi/menyelesaikan
permasalahan tersebut :
1. Ringkasan kemajuan bulanan (Progress Summary) paling lambat setiap
tanggal 3 pada bulan berikutnya.
2. Buku laporan kemajuan bulanan paling lambat setiap tanggal 3 pada bulan
berikutnya.
b. Laporan Triwulan
Laporan ini untuk masing-masing paket kontrak akan dikirim setiap akhir
3 (tiga) bulan tetapi bila dipandang perlu oleh konsultan atau Bina Marga bila
adanya keterlambatan yang disebabkan oleh hambatan teknis dan kesulitan
kontrak lainnya.
Laporan ini berisikan ringkasan kemajuan kontrak, semua variasi kontrak
dan perintah perubahan (charge order), status dari tuntutan kontraktor,
penjelasan ringkasan mengenai kesulitan teknis dan kontraktual yang ditemui
dan informasi lain yang diperlukan.
d. Laporan Akhir
Pada akhir masa layanan jasa, Konsultan akan menyerahkan laporan akhir
bersama-sama dengan Gambar Sebenarnya Terbangun/Terpasang (As Built
Drawings) dan dilengkapi foto serta hasil cetakannya akan dikirim ke Proyek
Perencanaan dn Pengawasan Jalan dan Jembatan Nasional Provinsi Papua.
Pada laporan akhir secara garis besarnya harus menceritakan secara ringkas
dan jelas mengenai metoda pelaksanaan konstruksi, realisasi biaya proyek dan
perubahan-perubahan kontrak yang terjadi, lokasi-lokasi sumber material dan
hasil pengujian suatu pekerjaan, personil konsultan dan kontraktor yang
terlibat, pelaksanaan pengawasan konstruksi permasalahan yang kemungkinan
besar akan timbul pada pekerjaan yang baru saja dilaksanakan, dan saran-saran
tentang perbaikan yang perlu dilakukan pada proyek-proyek berikutnya untuk
pekerjaan yang serupa/sejenis yang akan ditangani oleh Bina Marga. Untuk
memudahkan penjilidan dan penggunaannya, laporan akhir ini dibuat menjadi
beberapa buku.