Anda di halaman 1dari 52

2.

Uraian Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

1. Pendekatan Teknis Dan Metodologi


Secara umum tujuan dari proyek ini adalah membuka jalur hubungan darat dari
Desa – desa, distrik hingga ibukota Kabupaten Kepulauan Yapen. Sasaran lain dari
proyek ini adalah menggali potensi sumber daya alam yang ada dan sekaligus untuk
membuka daerah-daerah yang terisolir di sekitar kedua ruas jalan tersebut. Sehingga
dengan demikian setelah selesainya proyek ini akan memudahkan hubungan
transportasi dari daerah-daerah di sekitar lokasi proyek menuju Kabupaten Kepulauan
Yapen dan sebaliknya, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah pada
khusunya dan di Provinsi Papua pada umumnya.

a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pengawasan teknis yang menjadi tanggung jawab Konsultan
dalam hal pengawasan teknis pada Paket Pengawasan Teknis Serui 1
(Preservasi Jalan Dan Jembatan), dimana jasa konsultasi ini dibiayai dengan
dana dari APBN tahun anggaran 2017. Dalam hal ini yang bertindak sebagai pengguna
jasa konsultasi adalah Pejabat Pembuat Komitmen Wilayah II Satuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Papua.
Konsultan Pengawas dalam hal ini akan bertindak sebagai wakil dari direksi untuk
mengadakan pembinaan teknis secara terus-menerus terhadap unsur terkait dalam
penanganan pekerjaan tersebut diatas. Selain menjalankan tugas pokok Konsultan
Pengawas yang telah ditentukan melalui Kerangka Acuan Kerja, juga unsur pembinaan
akan lebih ditekankan. Pembinaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan nantinya
yaitu dalam melaksanakan Review Design dan advice dalam pengawasan teknis dari
paket ini.
b. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan ini berlokasi di Kabupaten
Kepulauan Yapen, Provinsi Papua. Mengingat lokasi proyek yang berada di luar
wilayah kota Jayapura, maka diperlukan mobilisasi dan demobilisasi staf ahli dan staf
pendukung dengan menggunakan transportasi udara.
Untuk mendapatkan hasil yang efektif yang sesuai dengan tujuan proyek, maka
pekerjaan Konsultan Supervisi di lapangan diharapkan dapat dimulai lebih awal
sebelum kontrak pelaksanaan fisik dimulai. Konsultan Pengawas juga akan memberikan
layanan Technical Assistancy kepada wakil pemberi tugas yang sebaiknya dari awal
sudah bersama-sama, sebab pekerjaan yang awal dari dari proyek fisik akan dapat
menentukan berhasil tidaknya proyek ini.

c. Tugas Dan Lingkup Layanan Jasa Konsultan


Lingkup tugas yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas dalam
melaksanakan jasa konsultasi pengawasan pada Paket Pengawasan Teknis Serui 1
(Preservasi Jalan Dan Jembatan) ini berpedoman kepada ketentuan yang
berlaku.
Adapun tugas dan lingkup layanan jasa Konsultan Pengawas ini adalah :
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi
ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik.
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang
terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara terbuka, membuat laporan mingguan
dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan,
laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh
pemborong.
f. Menyusun Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan dan serah
terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.
g. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (As - Built Drawing)
sebelum serah terima pertama.
h. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama, mengawasi
perbaikan pada masa pemeliharaan dan laporan akhir pekerjaan pengawasan.
i. Membuat check list pada setiap pekerjaan utama.

d. Organisasi Pelaksana Proyek


Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penyusunan organisasi pelaksanaan
proyek adalah mengadakan Survey Rancangan Detail Konstruksi sehingga perkiraan
volume dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan lebih efektif dan efisien. Kegiatan
ini dilakukan pada tahap persiapan pelaksanaan yaitu sebelum fisik berjalan. Kemudian
ditetapkan suatu struktur organisasi proyek yang efektif dan digariskan pula tugas dan
tanggungjawab masing-masing personil serta hubungan kerja antara unsur-unsur yang
terkait dalam pelaksanaan dan pengawasan kegiatan proyek
Mengingat tahap pelaksanaan proyek, maka konsultan akan menjalin komunikasi yang
baik dan memelihara koordinasi yang efisien baik di dalam organisasi konsultan sendiri
maupun hubungan dengan kontraktor, serta pemberi tugas/employer (Pengawasan
Satker P2JN Provinsi Papua).
Untuk menunjang pengawasan proyek dan fungsi koordinasi maka diadakan suatu
sistem komunikasi yang baik melalui pembinaan-pembinaan teknis pengawasan dan
pengendalian mutu, biaya dan waktu pelaksanaan.
Menurut pengalaman-pengalaman konsultan sebelumnya, pada masa pelaksanaan
proyek selalu terjadi masalah yang tidak terduga pada waktu pelaksanaan. Oleh karena
itu tenaga staf ahli konsultan siap untuk memberikan bantuan teknis pembinaan jika
timbul masalah-masalah konstruksi di lapangan yang perlu diselesaikan.

Pengendalian Mutu
 METODA
Sistem pengendalian mutu yang digunakan dalam jasa konstruksi pengawasan adalah
dengan pendekatan Total Quality Management (TQM) yang diharapkan menghasilkan
kualitas proyek secara total dan mengacu pada standar mutu ISO 9000.
Total Quality Management adalah proses pengelolaan peningkatan internal
berkesinambungan (Continuous Internal Improvement) menyeluruh pada semua
program pengendalian kualitas (Total Quality Program) yang melibatkan semua pihak
dan organisasi dalam proyek.
Konsep pengendalian kualitas meliputi :
- Quality Policy
- Quality Objectives
- Quality Assurance (QA)
- Quality Controle (QC)
- Quality Audit
- Quality Program Plan

Seluruh Total Quality Program adalah program proaktif dalam mencegah masalah yang
muncul dalam proyek, tidak hanya sekedar pendeteksian ketika sudah ada tanda-tanda
ketidak sesuaian terhadap rencana. Lihat gambar 1.

Gambar 1
Proses Peningkatan Kualitas (The Quality Improvement Processi)

Berbeda dengan metoda pengendalian mutu yang umumnya digunakan sekarang


yaitu Quality Assurance (QA) dan Quality Controle (QC) dengan pendekatan -
pendeteksian masalah melalui pemeriksaan / inspeksi pada pekerjaan yang sudah
selesai, dalam TQM seluruh program pengendalian mutu dimulai dari awal proses
konstruksi terhadap semua aspek oleh seluruh pihak dan organisasi yang terlibat,
sampai pada kualitas produk akhirnya. Proses dalam TQM adalah proses berkelanjutan,
seperti dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2
Continuous Process Improvement Circle

 PROSES PENGENDALIAN PROYEK (PROJECT CONTROL PROCESS)


Proses pengendalian proyek meliputi pengendalian phase-phase proyek yang terdiri dari
: Initiation – Planning – Execution – Follow up – Feed -back yang dapat dilihat pada
gambar 3 (gambar master chart).
Phase yang melibatkan jasa konsultasi pengawasan adalah phase execution, phase
follow up dan phase feed back. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada masing-masing
phase sebagai proses pengendalian kualitas proyek adalah sebagai berikut:
a. Phase Execution
Ordering the Execution of Activities Phase:
- memulai pelaksanaan proyek
- menetapkan dan mendistribusikan deskripsi setiap kegiatan
- memerintahkan pelaksanaan aktivitas proyek
Execution Phase for Activities of the Project Plan:
- pelaksanaan pekerjaan
- dokumentasi hasil pekerjaan
- kendali cakupan, bentuk dan kualitas hasil kerja
Project Termination:
- mengembangkan usulan, penghentian proyek dan pelaporan akhir proyek
- memutuskan penghentian proyek
b. Follow Up
Information Gathering Phase, for Project Controle:
- mencatat informasi pengendalian proyek secara terus menerus
- menyiapkan laporan pengendalian proyek secara periodik
Evaluation Phase, for Project Controle Information
- menghubungkan informasi pengendalian proyek
- mengisolasi dan menetapkan dan/atau mengantisipasi deviasi terhadap rencana
proyek
- menetapkan penyebab dan akibat dari deviasi
- memutuskan sebuah tindakan koreksi
c. Feed Back
Processing Phase for Feed Back Information to be used for Future Projets:
- pengumpulan informasi dari pengalaman dan usulan perubahan
- mengembangkan usulan untuk perbaikan dan peningkatan
- menetapkan, melaksanakan dan mengkomunikasikan informasi mengenai
perubahan dan perbaikan
Gambar 3
Project Control Process
 Feed Back Control System Pada Proyek
Ketika sebuah rencana atau disain dilaksanakan pada suatu tahapan, hasil kerja
dibandingkan kembali terhadap rencana atau disain awal, kemudian diperiksa apakah
hasil pelaksanaan mempunyai variasi atau penyimpangan yang melewati toleransi
atau ambang batas (threshold) berdasarkan spesifikasi teknik yang ada. Bila variasi
melewati ambang batas toleransi, maka dilakukan perubahan dan kendali perubahan.
Bila lebih kecil maka pelaksanaan dilanjutkan kembali. Diagram feed back control
system dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini.

Gambar 4
Project Feed back Control System

 Implementasi TQM Dalam Proyek Pengawasan


Agar program pengendalian proyek jalan dan jembatan sukses mencapai peningkatan
kualitas internal dan eksternal konstruksi, maka program-program seperti yang
ditunjukkan pada gambar 5 berikut harus dilakukan.
Internal External
Quality Quality

Improving Improves Improves Improved

Pekerja/Staf Proses Kinerja Hasil/Produk

Deteksi Lebih efektif


Kualitas produk
Komunikasi
Lebih sedikit tinggi
Pencegahan
kerusakan
Pengelolaan/ Lebih sedikit Sesuai harapan
Pemberdayaan Pengendalian owner
sisa (waste)

Gambar 5
Improving External and Internal Qualiuty

Beberapa langkah kunci yang akan dilaksanakan dalam implementasi program adalah
sebagai berikut:
- semua staf dilibatkan dalam program
- manajemen harus berkomitmen penuh yang ditunjukkan setiap hari
- kemajuan-kemajuan proyek harus dikomunikasikan, demikian juga dengan
pencapaian-pencapaian sukses tertentu pada setiap item pekerjaan
- ketika proses berjalan dengan baik, maka proses tersebut harus tetap
dipertahankan untuk kemudian ditingkatkan
- penghargaan dan pengakuan diberikan kepada staf yang telah memberikan
konstribusi pada proses
- seluruh proses harus diperbaharui untuk mempertahankannya tetap efektif
 PROGRAM PENGENDALIAN
Sistem pengendalian program adalah sebuah siklus seperti yang dapat dilihat pada
gambar 6.

Identifikasi Membandingkan Pengukuran


Deviasi Aktual terhadap Kinerja Aktual Kinerja Aktual
Standar

Analisa Program-Program Implementasi Kinerja yang


Penyebab Tindakan dari Perbaikan Diharapkan
Deviasi Perbaikan

Gambar 6
Diagram Siklus Program Pengendalian

Selain pada umumnya yang berkenaan terhadap pengendalian proyek, yaitu program
penjadwalan dan pembiayaan, lebih rinci lagi ada beberapa parameter lain yang harus
dikendalikan dalam sistem quality improvement progress, mencakup:
- Dokumen kontrak, termasuk shop drawing
- As-built Drawings
- Payment Controle
- Initial Site Planning
- Identifikasi long-lead item dalam penjadwalan
- Safety Program
- RFI kontrol
- Program-Program Pengendalian Perusahaan
- Close Out Documentation
- Start-Up dan Prosedur Operasional
 METODE KOMUNIKASI UNTUK KOORDINASI
Komunikasi diantara anggota tim proyek adalah vital dalam mencapai kualitas
proyek, khususnya pada proyek besar yang kompleks. Di sini komunikasi internal di
antara anggota tim proyek sangat penting. Metoda untuk koordinasi dan komunikasi
selama pelaksanaan jasa pengawasan adalah mencakup sebagai berikut:
- Pembuatan program persyaratan dari owner
- Penetapan prosedur untuk kegiatan spesifikasi teknik
- Menggunakan persyaratan biaya dan proposal alternative
- Melakukan meeting/rapat
- Rangkuman hasil rapat (minutes), mencakup identifikasi dan penanggungjawab
follo up pekerja
- Mencatat klasifikasi kontrak
- Diskusi dan mendokumentasikan keputusan dan kesimpulan
- Memo dan surat dengan distribusi yang tepat
- Review dengan transmithal letters
- Laporan kemajuan
- Review bersama terhadap dokumen-dokumen, budget dan schedule
- Laporan dan hasil tes laboratorium
- Contract change orders
Team Leader dari Owner, Perencana dan Pengawas dapat mendisain feed back loops
pada proses proyek untuk menentukan komunikasi yang sedang berjalan.

 Komunikasi
Bentuk komunikasi yang digunakan adalah :
- Komunikasi langsung selama meeting atau konsultasi yang berguna untuk
mendefenisikan dan menunjuk isu-isu, permasalahan, penggabungan ide secara
interactive
- Percakapan telephone, berguna untuk komunikasi pada hal-hal yang rahasia dan
sensitive bila dikomunikasikan secara langsung
- Komunikasi melalui surat, seperti memo, surat resmi, laporan yang perlu untuk
menyampaikan factual informasi, laporan keputusan, perjanjian, dan lain-lain.
 Rapat-Rapat
Rapat-rapat dilaksanakan dengan 2 (dua) metode, yaitu:
- Rapat yang dijadwalkan secara reguler, setiap minggu dan bulan yang umumnya
mengikuti agenda standard dan digunakan untuk men-track kemajuan, identifikasi
masalah dan pemecahan konflik rutin
- Special meetings yang dilaksanakan ketika dirasa perlu untuk situasi-situasi
khusus, pertimbangan problem khusus dan menggabungkan solusi yang tepat dan
pas.
Agar rapat-rapat dapat berjalan dengan baik, guideliner yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
- Melaksanakan rapat hanya untuk menfasilitasi komunikasi langsung dan
pemecahan masalah
- Menjelaskan tujuan rapat dan secara jelas mendefenisikan setiap item agenda
sebagai informasi atau diskusi yang dibutuhkan
- Mengeset perkiraan waktu atau target untuk setiap item dalam agenda
- Memberi kesempatan setiap peserta memberi konstribusi
- Membuat chart pads untuk mencata poin-poin penting dari hasil diskusi,
kesimpulan, keputusan, siapa yang bertanggung jawabdan waktu
- Menyiapkan kesimpulan tertulis yang akurat pada setiap perjanjian, kesimpulan,
aksi, penanggung jawab dan mengkomunikasikannya pada semua peserta rapat
secara singkat setelah rapat selesai dilaksanakan.

 PROSEDUR PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN


 Tujuan
Menjamin bahwa keterlambatan waktu pelaksanaan dapat dideteksi lebih dini dan
tindakan perbaikan (correction action) segera dilaksanakan sehingga penyelesaian
pekerjaan dapat dilaksanakan tepat waktu.
 Definisi
- Jadwal Waktu Pelaksanaan adalah jadwal waktu pelaksanaan yang
disepakati bersama oleh Pemilik Proyek, Kontraktor dan Konsultan, termasuk
revisi dan amandemennya (bila ada).
- Laporan Mingguan Proyek (LPMP) adalah laporan mingguan realisasi
prestasi yang disetujui oleh Pemilik Proyek dan Konsultan Pengawas/CM.
- Keterlambatan adalah realisasi prestasi yang lebih kecil dari rencana prestasi
yang telah ditetapkan dalam jadwal waktu pelaksanaan.

 Kriteria Tingkat Keterlambatan


1. Periode I adalah rencana prestasi 0%-50%
Periode II adalah rencana prestasi 50%-100%
2. Terlambat I adalah keterlambatan < 10% pada periode I
3. Kritis I adalah keterlambatan  10% pada periode I
4. Terlambat II adalah keterlambatan < 5% pada periode II
5. Kritis II adalah keterlambatan  5% pada periode II

 Peran Konsultan Pengawas Dalam Pengendalian Waktu


Peran dari konsultan pengawas dalam pengendalian mutu adalah sebagai berikut :
1. Memantau realisasi prestasi pelaksanaan proyek terhadap rencana waktu
pelaksanaan.
2. Melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap keterlambatan atau indikasi
akan keterlambatan.
3. Melaporkan realisasi prestasi pelaksanaan dan evaluasinya ke pemilik
proyek.
4. Memberikan saran kepada owner dan kontraktor untuk tindakan perbaikan.
5. Memantau proses dan hasil tindakan perbaikan dan melaporkannya kepada
pemilik proyek.
Mulai

LMP
Identifikasi dan
Rencana Waktu
Evaluasi
Pelaksanaan
Y

Terlambat atau T
Indikasi akan
Terlambat
LMP
SDM
Metode Kerja
Rapat Koordinasi Lingkungan
Owner, Kontraktor dan CM Organisasi
Instruksi Pemberi
Tugas

Rencana Tindak Lanjut Notulen

Y Tidak dapat
diselesaikan sendiri
atau kritis

Pelaksanaan

T Dibahas di Tingkat
OK
Pimpinan
(Manajer)
Y

Selesai

Gambar 7
Bagan Alir Prosedur Pengendalian Waktu Pelaksanaan
Tabel 1
Penjelasan Bagan Alir
Pengendalian Waktu Pelaksanaan

No. Bagan Alir Ketentuan Umum dan Prosedur Bukti Kerja

Mulai
1 1. Mulai

2. Identifikasi keterlambatan dari Laporan Mingguan Proyek dan


2 Identifikasi
Keterlambatan Laporan Mingguan Proyek dan Kumpulan Laju Prestasi
Rencana Program, Terlambat / Proyek
Penyebab Kritis
3
3. Identifikasi sebab-sebab
keterlambatan
4 Rapat 4. Rapat koordinasi untuk
Koordinasi mengatasi keterlambatan /
indikasi keterlambatan
Rencana 5. Menetapkan Rencana Tindak Evaluasi Pengendalian Waktu
5
Tindakan Lanjut
Lanjut Permasalahan RTL
6. Melakukan tindakan-tindakan
6 Pelaksanaan sesuai RTL dan melaporkan
hasilnya
7. Selesai
7 Selesai

 PROSEDUR TINDAKAN KOREKSI DAN PERBAIKAN


 Tujuan
Menghilangkan penyebab ketidakpastian yang nyata telah terjadi dan/atau potensial
akan terjadi.
 Defenisi
a. Tindakan Koreksi (TK) adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
penyebab ketidaksesuaian apabila terjadi ketidaksesuaian sistem baik yang terjadi
satu kali atau berulang-ulang atau apabila ketidaksesuaian yang sama terjadi di
banyak tempat.
b. Tindakan Pencegahan (TP) ialah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
ketidaksesuaian apabila dipandang sangat potensial akan terjadi ketidaksesuaian
terhadap sistem.
 Ketentuan Umum dan Prosedur
Ketentuan umum dan prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Ketidaksesuaian atau potensi ketidaksesuaian antara lain berasal dari :
- Laporan hasil kerja tidak sesuai
- Laporan keluhan pemilik proyek
- Hasil audit
- Informasi indikasi ketidaksesuaian
b. Tindakan koreksi perlu dilakukan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
yang nyata apabila terjadi ketidaksesuaian sistem, baik yang terjadi sekali atau
sering terjadi di banyak tempat.
Tindakan koreksi dilakukan dengan tahapan :
- Mengidentifikasi ketidaksesuaian yang terjadi.
- Menyelidiki secara detail/khusus terhadap penyebabnya.
- Merencanakan tindakan koreksi.
- Melaksanakan tindakan koreksi.
- Verifikasi hasil pelaksanaan tindakan koreksi.
c. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial terjadi apabila terdapat indikasi yang sangat
potensial untuk terjadinya ketidaksesuaian sistem.
Tindakan Pencegahan dilakukan dengan tahapan :
- Mengidentifikasi potensial ketidaksesuaian yang terjadi
- Merencanakan tindakan Pencegahan
- Melaksanakan Tindakan Pencegahan, dan
- Verifikasi hasil pelaksanaan Tindakan Pencegahan
d. Terhadap TK dan TP harus dibuatkan laporannya dan dievaluasi keefektipannya
terhadap TK/TP yang telah diambil.
 Bukti Kerja
a. Formulir Tindakan Koreksi / Tindakan Pencegahan, dan
b. Laporan Tindakan Koreksi / Tindakan Pencegahan
 Kronologi Dokumen
Setiap ketidaksesuaian harus didokumentasikan kronologisnya mencakup nomor,
status dokumen, halaman yang berubah, uraian perubahan dan tanggal mulai
berlakunya perubahan.

Mulai

Laporan Produk Tidak


Sesuai (PTS)
Identifikasi Laporan keluhan owner
Ketidaksesuaian Hasil audit
Mulai Informasi ketidaksesuaian

Laporan PTS
Lakukan Penyelidikan Laporan Keluhan Pelanggan
Identifikasi Indikasi Hasil Audit
Ketidaksesuaian Informasi Indikasi
Bahan
Ketidaksesuaian
SDM
Buat Rencana Tindakan Koreksi Metode / Sistem
Alat
Lingkungan

T Potensial Terjadi
Ketidaksesuaian
Pelaksanaan Tindakan Koreksi

Buat Rencana Tindakan


T
Pencegahan
Verifikasi

Y
Pelaksanaan Tindakan
Pencegahan
Buat Laporan Tindakan Koreksi

Verifikasi T
T
Efektifitas Tindakan Koreksi
Y

Y Tindakan
Buat Laporan
Pencegahan
Selesai
Gambar 8
Bagan Alir Tindakan Koreksi

Efektifitas Tindakan T
Pencegahan

Selesai
Gambar
Tabel .2 9
Bagan Alir Tindakan Pencegahan
Penjelasan Bagan Alir Tindakan Koreksi

No. Bagan Alir Ketentuan Umum dan Prosedur Bukti Kerja

Mulai
1 1. Mulai

2 Identifikasi 2. Identifikasi ketidaksesuaian


Ketidaksesuaian
PTS, keluhan owner, hasil
audit, informasi
Identifikasi Penyebab
3 ketidaksesuaian
Form Tindakan Koreksi (TK)

4 3. Identifikasi penyebabnya
Tindakan
Koreksi

5 4. Menetapkan tindakan koreksi Form TK


Pelaksanaan
yang akan dilakukan
Tindakan Koreksi
5. Melaksanakan tindakan koreksi, Form TK
6 Laporan Tindakan melakukan verifikasi bila sudah
Koreksi & Evaluasi dilakukan
6. Membuat laporan tindakan Laporan TK
koreksi, mengevaluasi
Selesai
7 keefektifan tindakan koreksi
yang diambil

7. Selesai
Tabel 3
Penjelasan Bagan Alir Tindakan Pencegahan

No. Bagan Alir Ketentuan Umum dan Prosedur Bukti Kerja

Mulai
1 1. Mulai

Identifikasi 2. Identifikasi ketidaksesuaian PTS,


2
Ketidaksesuaian keluhan owner, hasil audit,
informasi ketidaksesuaian
Identifikasi Penyebab Form Tindakan Pencegahan
3
3. Identifikasi penyebabnya (TK)

4 Tindakan 4. Menetapkan tindakan Pencegahan Form TP


Pencegahan
yang akan dilakukan
5 5. Melaksanakan tindakan Form TP
Pelaksanaan pencegahan, melakukan verifikasi
Tindakan Pencegahan
bila sudah dilakukan
6. Membuat laporan tindakan Laporan TP
6 Laporan Tindakan pencegahan
Pencegahan & Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan
tindakan koreksi yang diambil
7. Selesai
Selesai
7

 PROSEDUR PENGENDALIAN BUKTI KERJA

 Tujuan
Menjamin bukti kerja pelaksanaan sistem manajemen mutu dikendalikan dengan baik
dan benar
 Definisi
Bukti kerja adalah semua bukti yang dibuat sebagai hasil dari pelaksanaan sistem
manajemen mutu, sebagaimana yang disyaratkan pada masing-masing prosedur mutu
dan instruksi kerja yang terdiri dari 2 jenis, yaitu bukti kerja aktif dan bukti kerja in-
aktif.
1. Bukti kerja aktif adalah bukti kerja yang masih digunakan untuk operasional
pekerjaan.
2. Bukti kerja in-aktif adalah bukti kerja yang sudah tidak digunakan karena
pekerjaan sudah selesai dilaksanakan, tetapi kemungkinan masih diperlukan pada
masa mendatang.
 Ketentuan Umum dan Prosedur
Bukti kerja dibagi menjadi 3, yaitu:
- Bukti kerja tertulis
- Bukti kerja magnetik, dan
- CD (Compact Disk) / flash disk
Tata cara pengendalian bukti kerja tertulis sebagai berikut:
- Mengidentifikasi jenis bukti kerja yang ada
- Menyimpan dalam ordner atau file box sehingga mudah dikenal dan dicari,
yang berisi antara lain judul buku kerja, judul prosedur mutu atau instruksi
kerja terkait, nama satuan atau unit kerja terkait, tahun penyimpanan dan
kodifikasi ordner/file box.
- Membuat daftar isi dan catalog
Tata cara pengendalian bukti kerja magnetik sebagai berikut:
- Penyimpanan pada hard disk dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
o Setiap hard disk diidentifikasi dengan pemberian nama pada hard disk
tersebut.
o Pembuatan direktori/sub direktori sesuai kelompok file data tertentu.
o Penyimpanan file data sesuai dengan directory/sub direktori.
o Pembuatan back up file data pada disket untuk file-file penting, dan diberi
nama / label namayang sama dengan nama direktori/sub direktori pada
hard disk.
Tata Cara Penyimpanan pada CD / flash disk dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut :
o Setiap disket diidentifikasi dengan pemberian nama pada disket tersebut.
o Penyimpanan file data pada CD / flash disk tersebut.
o Pemberian nama disket dan file data pada label CD / flash disk. Termasuk
pada setiap penambahan isi file.
o Pembuatan daftar isi nama CD / flash disk pada boxd disket
o Pembuatan katalog
Penyimpanan bukti kerja aktif dan in-aktif harus dipisah, dimana untuk
penyimpanan bukti kerja in-aktif bisa dengan mengelompokkan jenis bukti
kerjanya, kemudian diikat dan dimasukkan ke dalam kotak untuk disimpan di
gudang atau di tempat lain yang aman untuk penyimpanan.
o Bukti kerja harus dilindungi dari kerusakan dan kehilangan.
o Bukti kerja in-aktif harus disimpan selama 3 tahun atau sesuai
ketentuan/persyaratan lain (peraturan pemerintah, peraturan perusahaan,
dll.)
o Setelah masa penyimpanan bukti kerja in-aktif berakhir, bukti kerja in-
aktif tersebut dapat dimusnahkan dengan dibuatkan berita acara
pemusnahan bukti kerja in-aktif.
 Bukti Kerja
a.Bukti kerja yang disimpan oleh masing-masing pelaksana kegiatan, dan
b. Berita acara pemusnahan bukti kerja in-aktif
 Lampiran
a. Penyimpanan pada ordner
b. Penyimpanan pada file box
c.Form katalog bukti kerja tertulis
d. Pengendalian bukti kerja magnetik pada disket, dan
e.form katalog bukti kerja magnetik

 PENGHINDARAN ANCAMAN TERHADAP KUALITAS


(AVOIDY THREATS TO QUALITY)
Penghindaran ancaman terhadap kualitas dilakukan dengan :
- Penetapan/pengembangan wilayah kerja/jasa (scope of service) untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan proyek.
- Memperkirakan dengan tepat waktu yang dibutuhkan dan biaya yang tercakup
untuk melaksanakan kualitas pekerjaan.
- Penetapan/pengembangan schedule yang realistik.
- Menyadari bahwa pada umumnya program-program yang sudah dibuat tidaklah
sempurna, perubahan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari, budget dan
schedule selalu membutuhkan revisi yang sesuai dengan situasi yang terbaru.

 PENGHINDARAN KONFLIK DAN PENYELESAIAN


SENGKETA KONSTRUKSI

Konsultan pengawas bagaimanapun akan selalu terlibat pada seluruh stakeholder


konstruksi. Sebagai salah satu entity dalam interaksi proyek, konsultan pengawas akan
berada pada posisi netral dengan tujuan akhir proyek dapat diselesaikan dengan biaya
yang wajar, memenuhi persyaratan kualitas dan jadwal yang tepat.

Langkah pertama bila terjadi permasalahan dasar dalam proyek adalah pendekatan
kemitraan (patnering) dengan menekankan konsep dasar kemitraan itu sendiri yaitu:
- Kepercayaan (Trust)
- Keterbukaan (Open communication)
- Pengakuan pihak lain (Recognizy)
- Penghormatan (Honour)

Jika permasalahan tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan kemitraan dan


berkembang menjadi perselisihan, konsultan pengawas akan mencoba pendekatan
mediasi dan mencarikan seorang mediator yang dipercaya oleh semua pihak. Dan bila
perselisihan (dispute) menjadi sengketa, konsultan pengawas akan mengusulkan
penyelesaian sengketa berdasarkan Undang-Undang No. 30/1999 dengan Penanganan
Sengketa Arbitrase. Metode konflik yang diusulkan dirumuskan pada gambar 10 dan
11 dibawah ini :
Permasalahan Konstruksi Perselisihan SENGKETA
(Dispute)

Partnering Mediation ARBITRASI

Trust Menunjuk Mediator ARBITRASE


Open Communication dipercaya semua pihak UU No. 30/1999
Recognizy mempunyai capability
Honoring komunikator yang baik
Gambar 10 Diagram Rumus Metode Konflik yang Diusulkan

Langkah-langkah penanganan ARBITRASE dapat dilihat pada bagan alir dibawah ini:
Kasus
Sengketa

NEGOSIASI Penyelesaian
KUASA HUKUM
SETTLEMENT
GAGAL

Penyelesaian
SETTLEMENT SOMASI

ARBITRASE

ARBITRASE INSTITUSIONAL
AD HOC ( BANI )

Proses
Persidangan

KEPUTUSAN P.N. DOMISILI


TERMOHON 30 Thn

BERHASIL PELAKSANAAN GAGAL EKSESKUSI


SUKARELA PENGADILAN

Gambar 11
Bagan Alir PENANGANAN SENGKETA ARBITRASE
 ALAT KENDALI KUALITAS
(Humphrey R. Djemat, SH., LL.M.)
Analisa statistik menjadi dasar pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
kualitas, sering disebut Statistical Process Control (SPC). Pendekatan SPC yang
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif akan sangat bermanfaat untuk berbagai
sifat alami proyek.
Dasar alat kendali dari SPC yang digunakan dalam kendali kualitas adalah:
- TABLE DATA
- PARETO ANALYSIS
- CAUSE AND EFFECT ANALYSIS
- TREND ANALYSIS
- HISTOGRAM
- SCATTER DIAGRAM
- PROSESS CONTROL CHART

Diagram hubungan Alat Kendali dalam SPC dan manfaatnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:

IDENTIFICATION ANALYSIS

HISTOGRAM
DATA TABLE Cause and
Effect SCATTER
Analysis DIAGRAM
PARETO Trend
ANALYSIS Analysis CONTROL
CHART

Effective Collection data


Identification of Pattern data
Measurement of Variability

Gambar 12
Diagram Hubungan Alat Kendali dalam SPC dan Manfaatnya

Contoh alat-alat kendali kualitas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Tabel Data
SAMPLE Bulan I Bulan II Bulan III
Lokasi A
Lokasi B
Lokasi C

Cause and Effect Analysis

Machine Method
Problem
Statement

Measurement Personel

Machine Method
Corective
Action

Measurement Personel

Pareto Analysis
Pareto Analysis adalah tipe histogram khusus yang membantu kita untuk
mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah.

Frequensi
Kegagalan

Pemancangan Pemancangan
A B

Scatter Diagram
Berguna untuk mengorganisir data yang menggunakan dua variabel (divenden
variable dan indevenden variable)
Frequensi Presentase

A B C D E
Sub Contractor

Trend Analysis
Trend analysis adalah metode statistik untuk menentukan persamaan data yang paling
sesuai dalam scater plant, untuk mencari hubungan data dan pengukuran data untuk
memprediksi.

Y Y

X X
Positive Corelation Negative Corelation

Control Chart
Control Chart mempunyai focus pada pencegahan defect/kerusakan daripada
pendeteksian dan penolakan pelaksanaan.

USL

UCL

LCL
Month
LSL
2. PROGRAM KERJA
I II III IV V
Secara umum, pelayanan Konsultan untuk proyek ini dapat dibagi menjadi dua
tahap, yaitu tahap persiapan pelaksanaan dan tahap pelaksanaan proyek. Uraian
pekerjaan yang tercakup dalam masing-masing tahap adalah sebagai berikut :
A. TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN
a. Mobilisasi dan Pembentukan Kantor Proyek/Perwakilan
b. Kontak dengan Bina Marga dan Instansi/unsur terkait lainnya
c. Penetapan Struktur Organisasi Proyek
d. Permeriksaan Perencanaan Teknik .
e. Penelaahan Dokumen Lelang
f. Pertemuan Pendahuluan/Pre-construction Meeting
B. TAHAP PELAKSANAAN PROYEK
a. Pekerjaan Persiapan
b. Survei Pendahuluan/Rancangan Detail Konstruksi
c. Perencanaan Kegiatan Proyek
d. Pengendalian Mutu
e. Pengendalian Waktu Pelaksanaan
f. Pengendalian Biaya
g. Pengendalian administrasi kontrak
h. Koordinasi Lapangan
j. Inspeksi Akhir
k. Gambar Terlaksana
i. Masa Pemeliharaan/Akhir Pelaksanaan Pengawasan

A. TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN


Setelah menerima Surat Perintah Kerja dari Pemberi Tugas, maka Konsultan
akan segera mulai melaksanakan tahap persiapan pelaksanaan, yaitu dengan
memobilisasi tenaga staf utama proyek ke lokasi pekerjaan, dan lain-lain yang
diperlukan.
a. Mobilisasi dan Pembentukan Kantor Proyek
Staf utama proyek yang telah diseleksi sebelumnya dan telah
mendapatkan persetujuan tertulis sebelum pemberangkatan (mobilisasi)
personil tersebut ke tempat tugas akan berangkat ke lokasi pekerjaan
waktu yang telah ditetapkan. Segera setelah itu, mereka akan membentuk
kantor proyek/perwakilan, termasuk antara lain mengadakan ruang kantor,
peralatan kantor, komputer, kendaraan proyek, sistem komunikasi, staf
pendukung, dan lain-lain yang diperkirakan dalam waktu satu minggu.

b. Kontak dengan Bina Marga dan Instansi/unsur terkait lainnya


Konsultan akan mengadakan hubungan dengan Sub Dinas Bina
Marga setempat dan instansi-instansi terkait lainnya yang berhubungan
dengan pelaksanaan proyek. Petunjuk-petunjuk dan informasi dari pejabat
setempat akan bermanfaat untuk kelancaran proyek. Hubungan tersebut
akan terus dipelihara selama proyek berlangsung agar diperoleh koordinasi
yang baik, konsultan menyampaikan program pembinaan secara teknis
sebelum dimulainya pelaksanaan fisik.

c. Penetapan Struktur Organisasi Proyek


Agar dapat dicapai tujuan proyek dengan baik dan
sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan, maka Konsultan akan
membentuk suatu struktur organisasi proyek yang efektif dengan
menetapkan tugas dan tanggung jawab masing-masing personel serta
hubungan kerja antara satu dengan lainnya. Selain itu akan digariskan pula
hubungan kerja antara Konsultan dengan Pemberi Tugas, Kontraktor, serta
instansi-instansi terkait lainnya. Struktur organisasi tersebut dapat dilihat
pada Gambar G.1

Gambar G.1
ORGANISASI PENANGANAN PROYEK

Ka. Satker

Pejabat Pembuat Komitmen

Konsultan Supervisi Kontraktor Pelaksana

Catatan :
: Garis Koordinasi
: Garis Hubungan Kerja

d. Pemeriksaan Perencanaan Teknik


Meskipun perencanaan teknik telah dipersiapkan sebaik mungkin, namun
Konsultan memandang perlu untuk memeriksa kembali dengan teliti semua
dokumen perencanaan teknik dan mengadakan perbaikan-perbaikan jika
diperlukan. Hal ini akan dilakukan sedemikian rupa agar saat mulainya pekerjaan
fisik tidak terpengaruh. Untuk memperoleh data yang representatif, maka
Konsultan akan mengadakan pemeriksaan di lapangan. Pemeriksaan lapangan ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran umum dari proyek dan pada tahap ini
tidak bermaksud memeriksa seluruh lokasi proyek secara terinci. Hasil temuan
dan rekomendasi Konsultan akan dilaporkan kepada Pemberi Tugas. Pemeriksaan
perencanaan teknik secara lebih terinci akan dilakukan pada waktu pelaksanaan
pekerjaan berlangsung.
e. Penelahaan Dokumen Lelang
Sebelum tahap pelaksanaan pembangunan, maka Konsultan akan
menelaah dokumen lelang yang biasanya terdiri dari :

 Buku 1 : Instruksi Kepada penawar


 Buku 2 : Syarat-syarat Umum Kontrak
 Buku 3 : Spesifikasi Umum
 Buku 4 : Gambar Rencana
 Buku 5 : Daftar dan Formulir Penawaran
 Buku 6 : Spesifikasi Khusus (jika Ada). Jika ditemukan hal-hal yang
Menurut anggapan Konsultan tidak benar atau tidak sesuai
Dengan kondisi proyek maka Konsultan akan melaporkannya
Kepada Pemberi Tugas.
f. Pertemuan Pendahuluan/ Pre-Construction Meeting
Konsultan akan meminta diadakan suatu pertemuan (Rapat Pelaksanan
Konstruksi) yang dihadiri oleh Staf Konsultan, Kontraktor dan Pejabat Pembuat
Komitmen setempat untuk memberikan penjelasan mengenai hal-hal pokok
tentang proyek, organisasi proyek, jadwal kerja, metoda konstruksi, kendali mutu,
prosedur sertifikasi pembayaran, dan hal-hal lain yang dipandang perlu untuk
dipahami dengan benar dan menjadi suatu konsensus. Suatu pertemuan
pendahuluan yang baik diharapkan dapat menjadi langkah awal yang baik dalarn
rangka menumbuhkan suatu kerja sama antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
Konsultan, dan kontraktor.
Pemeriksaan rencana kerja Kontraktor terutama dititikberatkan pada :
 Kesesuaian rencana kerja dengan spesifikasi dan syarat-syarat kontrak.
 Aspek teknis dari metoda pelaksanaan pembangunan, peningkatan,
pemeliharaan jalan dan jembatan.
 Daftar alat-alat dan personil yang diusulkan berikut tugas dan
tanggungjawabnya.
 Jadwal kerja yang diusulkan oleh kontraktor.
 Aspek keamanan dan keselamatan kerja.

B. TAHAP PELAKSANAAN PROYEK


Sesuai dengan uraian tugas Konsultan yang telah digariskan dalam Kerangka
Acuan Tugas, maka fungsi KonsuItan dalam pelaksanaan proyek secara umum adalah
sebagai berikut :
 Konsultan akan bertindak sebagai "Wakil Direksi” untuk membantu Sub
Dinas Bina Marga dalam segala aspek pembinaan teknis dan pengawasan
pelaksanaan proyek
 Konsultan akan membantu PPK dalam menjamin pelaksanaan proyek
dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Dokumen Kontrak.

a. Pekerjaan Persiapan
Setelah pihak Pemberi Tugas menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja
kepada kontraktor, maka Konsultan akan memulai pekerjaan persiapan untuk
tahap pelaksanaan proyek.
Pekerjaan yang dilakukan yaitu melakukan Survei Detail Rancangan
Konstruksi yang mana hal-hal tersebut merupakan salah satu hasil pertemuan
pendahuluan (Pre-Construction Meeting) yang harus dilaksanakan bersama Staf
Proyek, Kontraktor, dan Konsultan. Konsultan akan memberikan bentuk-bentuk
formulir-formulir standar untuk keperluan operasional proyek, menetapkan
prosedur rutin dan membuat format laporan dan dokumen proyek.
b. Survey Pendahuluan/Survey Rancangan Detail Konstruksi
Konsultan akan melakukan survei pendahuluan untuk memeriksa semua
benchmark yang ada, dan monumen-monumen yang menunjukkan kontrol
horisontal dan vertikal. Jika dibutuhkan maka benchmark tambahan akan
dipasang untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan jalan. pada tahap ini
Konsultan akan membantu mengawasi pekerjaan Kontraktor dalam hal :
 Pematokan as jalan
 Pematokan lokasi jembatan dan struktur
 Survey kondisi jalan, jembatan dan sistem drainase
Jika ditemui ketidaksesuaian di lapangan, maka Konsultan dan Kontraktor
akan mencari pemecahannya untuk segera dilaporkan kepada PPK, yang
memungkinkan akan terjadi perubahan-perubahan Kuantitas pelaksanaan
pekerjaan.
c. Perencanaan Kegiatan Proyek
Perencanaan yang matang, dengan memperhatikan kebutuhan proyek dan
kendala-kendala yang ada di lapangan, akan sangat membantu kelancaran proyek.
Pada awalnya akan dibuat suatu perencanaan global yang kemudian akan selalu
diperbaharui sesuai dengan kondisi dan kebutuhan nyata. Informasi yang aktual
amat diperlukan untuk menyusun suatu perencanaan yang efektif. Konsultan akan
membantu Kontraktor untuk mempersiapkan jadwal kerja mingguan dan bulanan
yang memperlihatkan kegiatan proyek selama satu bulan mendatang.
Perencanaan yang lebih terinci akan dituangkan di dalam jadwal kerja mingguan
yang disusun berdasarkan hasil rapat mingguan yang diadakan pada setiap akhir
minggu.
d. Pengendalian Mutu
Konsep yang digunakan Konsultan dalam pengendalian mutu pekerjaan
proyek adalah sebagai berikut:
 Melakukan evaluasi dokumen perencanaan dan mempersiapkan data
record untuk submittals seperti shop-drawings dan usulan material.
 Mengevaluasi dan menyetujui submittals untuk shop drawings dan
material.
 Mengvaluasi dan menetujui prosedur pelaksanaan seperti prosedur untuk
pengujian beton, prosedur pekerjaan pondasi, prosedur ereksi, prosedur
instalasi, serta mempersiapkan prosedur commissioning dan start-up.
 Melakukan pengawasan pekerjaan dengan menempatkan inspector-
inspektor lapangan. Program inspeksi mingguan akan dipersiapkan oleh
Quality Engineering yang bertanggungjawab.
 Testing/ Pengujian dilaksanakan oleh Kontraktor atau subkontraktor
spesifik yang diusulkan Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan.
Material Technical dari Konsultan akan mengawasi testing dan
memberikan persetujuan terhadap hasilnya. Evaluasi hasil pengujian
dilakukan oleh Quality Engineer.
 Memverifikasi pekerjaan lapangan yang berhubungan dengan layout,
dimensi dan elevasi.
 Melakukan inspeksi material dan alat-alat berat kontraktor.
 Melakukan inspeksi akhir dan penerimaan pekerjaan.
Prosedur pengendalian mutu dapat dilihat pada Gambar G.2
PERSIAPAN
MATERIAL UJI

USULAN JOB MIX


FORMULA

PERIKSA SESUAI
SPESIFIKASI

SESUAI SPESIFIKASI

UJI LABORATORIUM

TIDAK
MEMENUHI
SPESIFIKASI
MATERIAL UJI
YA

MEMBUAT RECOMENDASI
HASIL UJI

USULAN
PERSETUJUAN
MATERIAL UJI

PELAKSANAAN PELAKSANAAN

Gambar G.2
PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU
e. Pengendalian Waktu Pelaksanaan
 Penjadwalan (scheduling) pekerjaan disusun berdasarkan pada
persyaratan untuk memungkinkan pelaksanaan beberapa pekerjaan
dapat dilakukan berkala secara pararel.
 Jadwal pelaksanaan dipersiapkan oleh masing-masing kontraktor
berdasarkan target waktu yang dipersyaratkan pada dokumen kontrak.
Master akan dipersiapkan oleh konsultan dengan memperhatikan
interfacing kontraktor dan juga schedule pengadaan dari mesin-mesin /
peralatan.
 Untuk memonitor progress pekerjaan, selain construction schedule,
Kontraktor harus mengajukan program bulanan dan mingguan untuk
 persetujuan Konsultan. Program kerja harian diberikan kepada
Konsultan sebagai informasi.
 Evaluasi Construction Schedule dilakukan secara berkala setiap bulan.
Langkah-langkah seperti perbaikan program kerja bulanan,
penambahan alat dan tenaga kerja, perbaikan metode konstruksi,
ataupun revisi Construction Schedule akan dilakukan bila diperlukan.
Pengendalian waktu pelaksanan tersebut diatas dimonitor dan dikendalikan
melalui:
- Persiapan Pelaksanaan
- Laporan Mingguan/Bulanan
- Perubahan pekerjaan (CCO)
Secara digramatis, prosedur pengendalian waktu pelaksanaan seperti pada
Gambar G.3
KONTRAK KERJA

TIME
SCHEDULE

PERSIAPAN PEKERJAAN /
PERSEDIAAN BAHAN,
ALAT DAN TENAGA

YA

TEPAT WAKTU

TIDAK

LAPORAN

PEKERJAAN BERIKUT

S E LE SAI

Gambar G.3
PROSEDUR PENGENDALIAN WAKTU

f. Pengendalian Biaya
 Perkiraan biaya Proyek dapat disusun berdasarkan nilai kontrak yang
telah disetujui maupun nilai tender yang telah masuk, serta perkiraan
biaya overhead.
Susunan perkiraan biaya tersebut disesuaikan dengan paket-paket
pekerjaan seperti yang disusun dalam master schedule
 Laporan prestasi kerja bulanan dipersiapkan oleh kontraktor
berdasarkan format yang mengacu kepada susunan perkiraan biaya
yang disusun oleh Konsultan. Laporan prestasi kerja yang telah
disetujui oleh konsultan akan menjadi dasar bagi pembayaran kepada
Kontraktor.
 Laporan ini mencakup status proyek dan laporan bulanan, disusun
untuk diserahkan kepada owner dan recomendasi mengenai langkah-
langkah yang perlu diambil bila ada penyimpangan biaya yang besar
dari perkiraan.
 Laporan harian dipersiapkan oleh konsultan untuk pekerjaan-
pekerjaan yang mempunyai masalah.
Prosedur pengendalian biaya seperti terlihat pada Gambar G.4

KONTRAK KERJA

PEMERIKSAAN
QUANTITAS

CHANGE
ORDER

PELAKSANAAN
PEKERJAAN TIDAK
YA
LAPORAN

PEKERJAAN BERIKUT

S E LE SAI
Gambar G.4
PROSEDUR PENGENDALIAN BIAYA
g. Pengendalian Administrsi Kontrak
 Melakukan administrasi dokumen kontrak, administrasi change
order,maupun operasi dan perawatan peraltan konstruksi, buku
referensi dan standart construction log book, as-built drawing,
pembayaran kontraktor, file schedule, serah terima laporan, claim,
pengujian dan persetujuannya, prosedur-prosedur, dokumen serah
terima dan laporan akhir.
 Surat menyurat dari dan kepada Kontraktor harus ditujukan dan
melalui konsultan dengan tembusan kepada pihak-pihak terkait.
 Memverifikasi usulan pembayaran kontraktor serta mengkoordinasi
KONTRAK FISIK
persetujuan pembayarannya dan mendistribusikan informasi mengenai
pengeluaran biaya.
 Memonitor dan memastikan bahwa pembayaran upah pekerja sesuai
denganPEMERIKSAAN
pemerintah yang berlaku.
DI LAPANGAN
 Mengevaluasi dan memastikan bahwa pembayaran upah pekerja
sesuai dengan pemerintah yang berlaku.
 Mengevaluasi dan mengkoordinasi persetujuan change order serta
SESUAI
menyusun KONTRAK
data/ log book.
 Mempersiapkan completion certificate.
Prosedur pengendalian administrasi kontrak seperti terlihat pada Gambar G.5
ADDENDUM
KONTRAK

PELAKSANAAN
PEKERJAAN

PERHITUNGAN
/PRESTASI KERJA
/
KUANTITAS

SESUAI
KONTRAK

S E LE SAI
Gambar G.5
PROSEDUR PENGENDALIAN ADMINISTRASI KONTRAK
h. Koordinasi Lapangan
 Mengadakan pertemuan/rapat prakonstruksi serta rapat koordinasi
lapangan secara berkala.
 Mempersiapkan rencana fasilitas penunjang untuk Kontraktor seperti
gudang tempat penyimpanan material dan alat, kantor proyek, utilitas,
maintenance repair shop, tempat pembuangan dan laboratorium.
 Evaluasi dan recomendasi metode konstruksi dari kontraktor untuk
memenuhi constructability dan keselamatan kerja.
 Memonitor dam memstikan implementasi persyaratan lingkungan.
 Mengevaluasi kemajuan / prestasi kerja kontraktor berdasarkan
laporan harian, mingguan, dan bulanan.
 Mempersiapkan laporan harian, mingguan, dan bulanan.

i. Inspeksi Akhir
Setelah semua pekerjaan diselesaikan, maka Staff Proyek dibantu oleh
Konsultan akan mengadakan inspeksi akhir untuk memastikan bahwa seluruh
pekerjaan telah diselesaikan seluruhnya sesuai dengan syarat-syarat kontrak. Jika
ada kesalahan atau kerusakan pada pekerjaan tersebut, maka Staff Proyek dibantu
oleh Konsultan akan rnemerintahkan untuk mengganti atau memperbaiki bagian
yang tidak sempurna tersebut dalam jangka waktu tertentu. Jika semua pekerjaan
sudah diselesaikan dengan baik maka Konsultan akan memberikan rekomendasi
kepada Pimbagpro / Bina Marga untuk menerimanya.

j. Gambar Terlaksana
Setelah pekerjaan rampung maka Kontraktor menyelesaikan gambar
terlaksana dan dibantu oleh Konsultan, gambar-gambar terlaksana (as-built
drawings) selesai selanjutnya akan diserahkan kepada Pihak Bina Marga dan
dilengkapi dengan informasi-informasi seperlunya. Gambar terlaksana berisikan
gambar pekerjaan yang sesungguhnya dilaksanakan termasuk semua revisi dan
perubahan perencanaan yang telah dilakukan pada periode pelaksanaan proyek.
Prosedur pengesahan dapat dilihat pada Gambar G.6
HASIL PELAKSANAAN
PEKERJAAN

PENGUKURAN
KUANTITAS

PEMBUATAN
AS BUILT DRAWING

PENGUKURAN
KUANTITAS

PENGESAHAN
PIMBAGPRO

CETAK
PENGGANDAAN

DISTRIBUSI

S E LE SAI

Gambar G.6
PENGESAHAN AS BUILT DRAWING
k. Masa Pemeliharaan / Pelaksanaan Akhir Pengawasan
Pada akhir dari tahapan pengawasan pelaksanaan, tugas dan kegiatan
konsultan terbagi atas dua tahap, yaitu :
- Tahap Provisional Hand Over (P H O)
- Tahap Final Hand Over, setelah masa pemeliharaan selesai
Dalam kegiatan ini konsultan akan memberitahukan secara tertulis pada PPK
bahwa progress telah mencapai 97 % dengan memberi perkiraan proyek akan
selesai 100 % dalam beberapa waktu yang akan datang.
Konsultan akan memberi data-data mengenai pekerjaan yang telah
selesai dengan dokumentasi yang ada, sehingga waktu penentuan proyek
selesai dapat ditentukan.
Tugas-tugas yang diselesaikan Konsultan untuk merekomendasikan
antara lain adalah :
- Pengamatan secara visual
- Pemeliharaan mutu dan data pendukungnya
- Pemeriksaan administrasi serta data-data pendukungnya
Tugas tersebut akan ditentukan waktu penyelesaiannya dari masing-
masing pekerjaan sehingga Pimbagpro akan memiliki ketentuan untuk dapat
menerbitkan surat persetujuannnya baik dalam masa pemeliharaan, maupun
persiapan, sertifkat atau pembayaran.
Tugas-tugas tersebut dapat terlaksana apabila masa tugas personil
Konsultan masih ada, tetapi apabila masa tugas telah selesai maka konsultan
akan mempersiapkan rekaman dari penyelesaian pekerjaan dan dokumen-
dokumen hasil pengawasan sehingga stf proyek nantinya dapat melanjutkan
prosedur dan penentuan untuk tahap PHO dan FHO
C. PEMECAHAN MASALAH
Masalah pokok dalam penyelenggaraan proyek yang menjadi tanggungjawab
Konsultan sebagai Pengawas Teknis dikelompokkan dalam berbagai kategori sebagai
berikut:
- Masalah waktu
- Masalah teknis
Rincian permasalahan dan tindakan pemecahannya diuraikan pada table 4.
Tabel 4
Pemecahan Permasalahan Proyek
NO MASALAH TINDAKAN PEMECAHAN
1 WAKTU
Terlambat dan  Analisa factor penyebab
Berpengaruh  Evaluasi beberapa Alternative pemecahan
- Peningkatan produktivitas pekerjaan
(mengejar keterlambatan)
- Mempercepat proses keputusan
- Rescheduling
- Mengadakan perubahan-perubahan dalam
Construction Methode
 Mengusulkan suatu pemecahan yang terbaik
dan berbagi Alternative diatas
2 TEKNIS
Rendahnya Mutu  Memberikan teguran-teguran terhadap hasil
Pelaksanaan pelaksanaan
 Memberikan pengarahan-pengarahan tentang
sisten Teknik / metode-metode pelaksanaan.
 Mengadakan penelitian, pengujian-pengujian
dan analisa.

D. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sesuai dengan ketentuan yang digariskan di dalam Kerangka Acuan Kerja,
maka Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan untuk Paket Pengawasan Teknis Jalan dan
Jembatan di Wilayah Serui 1, terlampir.

3. ORGANISASI DAN PERSONIL


Adapun tenaga yang diusulkan untuk Tim Pengawas Teknik Konsultan adalah
sebagai berikut :
a. Tenaga Ahli
1. Site Supervision Engineer 1 orang
2. Quality Engineer 1 orang
3. Quantity Engineer 1 orang
4. Ahli K3 Konstruksi 1 orang

b. Tenaga Teknis Lapangan


1. Inspector 3 orang
2. Surveyor Technician 1 orang
3. Material Technician 1 orang
c. Tenaga Pendukung
1. Operator Komputer 1 orang
2. Pesuruh/Penjaga Kantor 1 orang

1. Site Supervision Engineer


Site Supervision Engineer (SE) adalah seorang Sarjana Teknik Sipil
yang memiliki pengalaman profesional di bidangnya selama 4 tahun dan telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultasi bidang ke-PU-an dari LPJK. Serta
mempunyai Sertifikasi keahlian pengawasan Jalan/Jembatan tingkat madya
yang di keluarkan oleh asosiasi terkait dilegalisasikan oleh lembaga
pengembangan jasa konstruksi (LPJK), di mana SE mempunyai tugas dan
wewenang yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Mengawasi dan meneliti ketetapan dari semua pengukuran / rekayasa
lapangan yang dilakukan oleh kontraktor sehingga dapat memudahkan
Pimpro dalam mengambil keputusan-keputusan yang diperlukan, termasuk
untuk pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor mendahului
pekerjaan utama serta rekayasa terperinci lainnya.
b. Melakukan pengawasan secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada
semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan konstruksi sedang
dilaksanakan serta memberi penjelasan tertulis kepada kontraktor
mengenai apa yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut, bila
dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum.
c. Menjamin bahwa kontraktor memahami isi dokumen kontrak secara betul
dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta gambar-
gambar dan kontraktor menerapkan teknik pelaksanaan konstruksi yang
tepat dan sesuai dengan keadaan lapangan untuk berbagai macam
pekerjaan.
d. Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak
pekerjaan dan material yang mutunya diragukan.
e. Mencatat kemajuan setiap hari yang dicapai Kontraktor pada lembar
rencana kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang disetujui.
f. Memonitor secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan dan
melaporkan segera / tepat waktu bila kemajuan pekerjaan mengalami
ketinggalan lebih dari 10% dan hal itu benar-benar membahayakan
terhadap jadual penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian agar
membuat rekomendasi secara tertulis mengenai bagaimana caranya
mengejar ketertinggalan tersebut.
g. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap
pekerjaan yang telah selesai yang disampaikan oleh Quality Engineer,
Quantity Engineer dan Inspector Engineer.
h. Menjamin bahwa sebelum Kontraktor diijinkan untuk melaksanakan
pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan
tertutup atau menjadi tidak tampak harus diperiksa / diuji dan sudah
memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
i. Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan jumlah
pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dan setiap sertifikat
pembayaran bulanan Kontraktor.
j. Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan PPK pada
setiap akan memerintahkan pekerjaan-pekerjaan.
k. Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya Terbangun /
Terpasang (as-built drawing) dan mengupayakan agar semua gambar
tersebut dapat diselesaikan sebelum penyerahan pertama pekerjaan.
l. Memeriksa dengan teliti setiap gambar-gambar kerja dan analisa /
perhitungan-perhitungan konstruksinya atau kuantitasnya, yang dibuat oleh
kontraktor sebelum pelalsanaan.
m. Menyusun / memelihara arsip korespondensi proyek, laporan harian,
laporan mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran, gambar-
gambar dan lain-lain.
n. Membuat laporan-laporan seperti tersebut pada Kerangka Acuan Kerja
mengenai kemajuan fisik dan keuangan dari proyek yang ada di bawah
wewenangnya dan menyerahkan kepada Pengawasan Jalan dan Jembatan
Provinsi Papua dan PPK serta instansi lain yang terlibat tepat pada
waktunya.

2. Quality Engineer
Quality Engineer adalah seorang Sarjana Teknik Sipil yang memiliki
pengalaman profesional di bidangnya selama 4 tahun dan telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultasi bidang ke-PU-an dari LPJK. Serta mempunyai
Sertifikasi keahlian pengawasan Jalan/Jembatan tingkat muda yang di
keluarkan oleh asosiasi terkait dilegalisasikan oleh lembaga pengembangan
jasa konstruksi (LPJK) di mana mempunyai tugas yang mencakup hal-hal
sebagai berikut :
a. Bila dalam dokumen kontrak, kontraktor yang bersangkutan harus
mengadakan peralatan laboratorium, maka Quality Engineer harus
melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan, pengaturan dan
penempatan peralatan.
b. Menjamin bahwa tenaga teknik laboratorium benar-benar memahami
metode yang telah ditetapkan dalam membuat desain campuran aspal /
material perkerasan jalan serta cara pengujiannya dan formulir standar
laboratorium yang disertakan dalam 4 buku. Dokumen kontrak digunakan
untuk mencatat data pengujian desain campuran tersebut.
c. Memberikan pelatihan di lapangan bagi personil teknis kontraktor dan
teknis konsultan mengenai metodologi pengujian yang terkait / diperlukan.
d. Pada kejadian dimana pekerjaan dilaksanakan dibawah standar yang
ditetapkan atau dengan mutu material yang lebih rendah dan spesifikasi,
dan kontraktor menolak untuk atau tidak berhasil memperbaikinya, maka
Quality Engineer harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Site
Supervision Engineer dan PPK.
e. Bersama-sama Site Supervision Engineer memberikan bantuan kepada
staff BinaMarga / Bintek yang datang berkunjung dalam pekerjaan
mengumpulkan data detail mutu, produksi aspal serta dalam pelaksanaan
pengaspalan lainnya.
f. Membuat catatan yang lengkap tentang pembayaran kepada kontraktor
sehingga tidak terjadi pembayaran berganda atau pembayaran berlebih.
g. Mengawasi dan membuat pengendalian pelaksanaan pekerjaan yang
didasarkan kepada sistem day work.
h. Memahami dan menguasai pasal-pasal dalam kontrak sehingga dalam tata
cara pengukuran dan pembayaran pekerjaan, sehingga semua pembayaran
pekerjaan kepada kontraktor betul-betul didasarkan kepada yang
tercantum.
i. Membuat dan menghimpun semua data sehubungan dengan pengendalian
pekerjaan.
j. Memantau kemajuan fisik.
k. Mengecek semua As Built Drawing yang dibuat oleh kontraktor.
l. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan,
jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lainnya.
m. Membantu Supervision Engineer dalam menyiapkan data untuk Final
Payment.

3. Quantity Engineer
Quantity Engineer adalah seorang Sarjana Teknik Sipil yang memiliki
pengalaman profesional di bidangnya selama 4 tahun dan telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultasi bidang ke-PU-an dari LPJK. Serta mempunyai
Sertifikasi keahlian pengawasan Jalan/Jembatan tingkat muda yang di keluarkan
oleh asosiasi terkait dilegalisasikan oleh lembaga pengembangan jasa konstruksi
(LPJK) di mana mempunyai tugas yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Supervision
Engineer dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan
Quality Engineer untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan
dengan di laboratorium.

b. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua


lokasi pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu
dengan segera kepada Site Supervision Engineer tentang semua pekerjaan
yang tidak memenuhi/sesuai Dokumen Kontrak.

c. Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Site


Supervision Engineer pada hari itu juga.

d. Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua


hasil pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertifikat pembayaran serta
menjamin bahwa pembayaran terhadap kontraktor sudah benar dan sesuai
dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak.

e. Bersama-sama kontraktor setiap hari membuat ringkasan/risalah tentang


kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan
keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang
telah diselesaikan, pengukuran dilapangan, kejadian-kejadian khusus dan
sebagainya dengan menggunakan formulir laporan standar (Laporan
Harian) yang harus diserahkan kepada Site Supervision Engineer tiap hari
setelah selesai kerja.

f. Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap semua


pekerjaan harian (day work).

g. Membantu Site Supervision Engineer mengadakan pengukuran akhir


secara keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan yang
mutunya memenuhi syarat.

4. Ahli K3
Tenaga ini membantu Site Engineer dan menjaga keamanan dan
keselamatan kerja. Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli K3
Konstruksi Muda adalah sebagai berikut :
a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi
b. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
c. Merencanakan dan menyusun program K3
d. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
e. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi
g. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan
h. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat
5. Asisten Tenaga Ahli
Inspector / Surveyor / Lab. Technician adalah Sarjana Teknik Sipil
atau Sarjana Muda Teknik Sipil di bidang pengawasan pelaksanaan konstruksi
jalan raya dan / atau jembatan dengan tugas yang mencakup sebagai berikut :
a. Meninjau ke lokasi pekerjaan merupakan kegiatan hariannya.
b. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasehat dari Inspector Engineer
dalam melaksanakan tugas-tugasnya bekerjasama dengan Quality dan
Quantity Engineer untuk menyesuaikan metode pelaksanaan di lapangan
dengan di laboratorium.
c. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus-menerus pada semua
bidang pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan
memberitahukan dengan segera kepada Inspector Engineer tentang semua
pekerjaan yang tidak memenuhi / sesuai dengan dokumen kontrak. Semua
hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Site
Supervision Engineer pada hari itu juga.
d. Secara terus-menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua
hasil pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertifikat serta menjamin
bahwa pembayaran terhadap kontraktor sudah benar dan sesuai dengan
ketentuan dalam dokumen kontrak.
 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Sesuai dengan ketentuan yang digariskan di dalam Kerangka Acuan Kerja,
maka Jadwal Penugasan Personil Supervisi untuk Paket Pengawasan Teknis
Serui 1 (Preservasi Jalan Dan Jembatan) dapat dilihat pada lampiran.

 ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penyusunan organisasi
pelaksanaan proyek adalah mengadakan Survey Rancangan Detail Konstruksi
sehingga perkiraan volume dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan lebih efektif
dan efisien. Kegiatan ini dilakukan pada tahap persiapan pelaksanaan yaitu sebelum
fisik berjalan. Kemudian ditetapkan suatu struktur organisasi proyek yang efektif dan
digariskan pula tugas dan tanggungjawab masing-masing personil serta hubungan
kerja antara unsur-unsur yang terkait dalam pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
proyek.
Mengingat tahap pelaksanaan proyek, maka konsultan akan menjalin
komunikasi yang baik dan memelihara koordinasi yang efisien baik di dalam
organisasi konsultan sendiri maupun hubungan dengan kontraktor, serta pemberi
tugas / employer (Satker Perencanaan dan pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Papua), dan instansi-instansi terkait lainnya
Untuk menunjang pengawasan proyek dan fungsi koordinasi maka diadakan
suatu sistem komunikasi yang baik melalui pembinaan-pembinaan teknis pengawasan
dan pengendalian mutu, biaya dan waktu pelaksanaan.
Menurut pengalaman-pengalaman konsultan sebelumnya, pada masa
pelaksanaan proyek selalu terjadi masalah yang tidak terduga pada waktu
pelaksanaan. Oleh karena itu tenaga staf ahli konsultan siap untuk memberikan
bantuan teknis pembinaan jika timbul masalah-masalah konstruksi di lapangan yang
perlu diselesaikan.

 LAPORAN
Secara berkala Konsultan menyimpan data dan mengirimkan kepada Kantor
P2JN. laporan sebagai berikut :
a. Laporan Bulanan
Laporan singkat mengenai kemajuan dari masing-masing kegiatan Kontraktor
dan aktifitas personil Konsultan, keadaan cuaca, juga permasalahan-
permasalahan yang dialami oleh Kontraktor/Konsultan bila ada (apakah itu
menyangkut administrasi, teknik atau keuangan) dan memberikan
rekomendasi atau saran-saran bagaimana cara menanggulangi/menyelesaikan
permasalahan tersebut :
1. Ringkasan kemajuan bulanan (Progress Summary) paling lambat setiap
tanggal 3 pada bulan berikutnya.
2. Buku laporan kemajuan bulanan paling lambat setiap tanggal 3 pada bulan
berikutnya.

b. Laporan Triwulan
Laporan ini untuk masing-masing paket kontrak akan dikirim setiap akhir
3 (tiga) bulan tetapi bila dipandang perlu oleh konsultan atau Bina Marga bila
adanya keterlambatan yang disebabkan oleh hambatan teknis dan kesulitan
kontrak lainnya.
Laporan ini berisikan ringkasan kemajuan kontrak, semua variasi kontrak
dan perintah perubahan (charge order), status dari tuntutan kontraktor,
penjelasan ringkasan mengenai kesulitan teknis dan kontraktual yang ditemui
dan informasi lain yang diperlukan.

c. Laporan Review Design dan Usulan Perintah Perubahan (jika ada)


Untuk setiap perubahan disain yang besar memerlukan pengesahan dari pihak
Bina Marga. Tim Supervisi berkewajiban untuk menyiapkan laporan detail
disain review berisi :
1. Data asli sesuai dengan waktu lelang.
2. Catatan lengkap dari semua data disain yang dipakai untuk review disain.
3. Catatan As built yang menunjukkkan lokasi dan ukuran detail dari semua
pekerjaan yang dilaksanakan sampai saat ini.
4. Copy dari semua Change Order dan Addendum yang telah disahkan
sebelumnya.
5. Copy dari penawaran kontraktor, termasuk harga satuan lelang dan detail
analisa harga satuan.
6. Deskripsi dari anggapan-anggapan yang dipakai dalam disain apabila
dipakai anggapan yang lain dari Standar Bina Marga.
7. Gambar-gambar yang jelas menunjukkan detail disain asli perbaikan yang
diusulkan.
8. Gambar-gambar yang menunjukkan lokasi dari usulan perubahan disain.

d. Laporan Akhir
Pada akhir masa layanan jasa, Konsultan akan menyerahkan laporan akhir
bersama-sama dengan Gambar Sebenarnya Terbangun/Terpasang (As Built
Drawings) dan dilengkapi foto serta hasil cetakannya akan dikirim ke Proyek
Perencanaan dn Pengawasan Jalan dan Jembatan Nasional Provinsi Papua.
Pada laporan akhir secara garis besarnya harus menceritakan secara ringkas
dan jelas mengenai metoda pelaksanaan konstruksi, realisasi biaya proyek dan
perubahan-perubahan kontrak yang terjadi, lokasi-lokasi sumber material dan
hasil pengujian suatu pekerjaan, personil konsultan dan kontraktor yang
terlibat, pelaksanaan pengawasan konstruksi permasalahan yang kemungkinan
besar akan timbul pada pekerjaan yang baru saja dilaksanakan, dan saran-saran
tentang perbaikan yang perlu dilakukan pada proyek-proyek berikutnya untuk
pekerjaan yang serupa/sejenis yang akan ditangani oleh Bina Marga. Untuk
memudahkan penjilidan dan penggunaannya, laporan akhir ini dibuat menjadi
beberapa buku.

Anda mungkin juga menyukai