METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Flowchart Penelitian
Untuk flowchart dapat dilihat pada gambar 3.1 flowchart metodologi
penelitian dibawah ini :
18
Gambar 3. 1 Flowchart Metodologi Penelitian
19
3.3 Identifikasi Masalah
Pada Tahap ini dilakukan identifikasi masalah dengan peninjauan berdasarkan
survei pada perusahaan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Pada tahap
ini akan didapatkan rumusan masalah. Rumusan masalah akan digunakan untuk
identifikasi tujuan penelitian dan juga Batasan dalam melakukan penelitian.
20
produksi dan juga data cacat selama jangka waktu penelitian dimulai Mei - Juni
2022.
3.5.1 Data Primer
Data yang diperoleh dengan cara wawancara dan juga observasi
langsung dengan pihak perusahaan. Dalam hal ini dilakukan dengan
ketua produksi pada PT. Moya Kasri Wira Jatim dengan data yang
ditanyakan sebagai berikut :
a. Cara kerja proses pemompaan
b. Penyebab terjadinya downtime pada proses pemompaan
c. Lama perbaikan yang biasa dilakukan
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pengamatan selama satu bulan di PT.
Moya Kasri Wira Jatim dengan tahapan data yang diambil seperti pada
tabel 3.1 dibawah ini :
Tabel 3. 1 Pengumpulan Data.
Setup Produk
Total Planned Facilities Material Manpower Jumlah Cacat
&
No Tanggal Time Downtime Downtime Shortages Absence Produksi
Adjust
(Menit) (Menit) (Menit) (Menit) (Menit) (Menit) (Unit) (Unit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
21
23
24
25
26
27
28
29
30
Keterangan tabel :
a. Total Time : Total waktu yang dibutuhkan
b. Planned Downtime : Persiapan kerja seperti pembersihan, pemeriksanaan
mesin,pemeriksaan suku cadang, pelumasan, pengencangan dan juga rapat,
audit, serta pelatihan operator.
c. Facilities Downtime : Downtime pada mesin dan komponennya serta tidak
tersedianya perlatan
d. Setup & Adjusment : Waktu penggantian peralatan dan penyesuaian setelah
dilakukan penggantian.
e. Material Shortages : Tidak tersedianya bahan baku, part dan juga sub
assembly
f. Manpower Absence : Ijin, absen, resign, perawatan medis
g. Jumlah produksi : banyaknya output produksi yang dihasilkan
h. Produk cacat : banyaknya produk cacat yang dihasilkan selama proses
produksi
3.6 Pengolahan Data
Dalam melakukan pengolahan data akan menggunakan dua metode yaitu
Overall Resource Effectiveness (ORE) dan juga Failure Mode Effect Analysis
(FMEA). ORE digunakan untuk mengukur dan menghitung tingkat efektivitas
produksi, jika didapatkan hasil efektivitas produksi rendah ataupun kurang dari
standar maka perlu diidentifikasi penyebab masalahnya menggunakan metode
FMEA. Dalam metode FMEA akan didapatkan rekomendasi tindakan perbaikan
yang harus dilakukan agar mengurangi resiko kegagalan.
Terdapat penetapan standar nilai ORE oleh Japan Institute of Plant
Maintenance (JIPM) terkait perbaikan yang harus dilakukan pada saat
menggunakan ORE sebagai berikut :
22
a. Jika nilai ORE 100% maka produksi dianggap sempurna, yaitu produksi berjalan
dengan lancar dan tanpa adanya downtime sehingga output yang dihasilkan
sesuai dengan standar.
b. Jika nilai ORE 85% maka produksi dianggap bagus dan bisa untuk jangka
Panjang. Nilai ini juga dijadikan sebagai standar nilai ORE
c. Jika nilai ORE 60% maka produksi di perusahaan dianggap cukup baik tetapi
tetap terdapat beberapa factor dan indikasi yang perlu diperbaiki
d. Jika nilai ORE 40% maka produksi dianggap rendah atau buruk dan sangat perlu
dilakukan perbaikan.
Untuk metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) akan dilakukan
perbaikan ulang dengan indicator peringkat dari parameter S,O dan D sangat
tinggi yaitu berada di peringkat paling tinggi dari indicator yang diberikan pada
saat penelitian. Tujuan dilakukan perbaikan ulang adalah agar nilai RPN dapat
diturunkan hingga masuk pada kategori rendah. (Alijoyo, Wijaya, and Jacob
2015)
Data yang sudah didapatkan dari penelitian di perusahaan akan diolah
menggunakan kedua metode tersebut dan akan dilakukan analisa apakah sudah
termasuk efektif atau belum.
Dimana :
Total time : Total waktu yang dibutuhkan
Planned downtime meliputi :
- Persiapan kerja seperti pembersihan, pemeriksaan mesin, pemeriksaan
suku cadang, pekumasan, pengencangan.
23
- Rapat, audit, dan pelatihan operator (Pandey and Srindhar 2019)
b. Availability of Facility (Af)
Dimana :
Facilities downtime meliputi :
- Downtime pada mesin dan komponennya
- Tidak tersedianya peralatan
- Tidak tersedianya alat pengukur dan instrument serta alat uji yang
berkaitan dengan fasilitas.(Pandey and Srindhar 2019)
c. Changeover Efficiency (C)
Dimana :
Setup dan adjustment meliputi :
- Waktu penggantian peralatan
- Penyesuaian setelah dilakukan penggantian.(Pandey and Srindhar
2019)
d. Availability of Material (Am)
Dimana :
Material Shortages meliputi :
- Berkaitan dengan total waktu system tidak beroperasi karena
kekurangan bahan.
- Tidak tersedianya bahan mentah, bahan habis pakai.(Pandey and
Srindhar 2019)
e. Availability of Manpower (Amp)
24
Actual Running Time : Running time (menit) – Manpower absence time
(menit)………………………………………………………………...….(9)
Dimana :
Manpower absence time meliputi :
- Ijin, absen dan resign.
- Diskusi dengan supervisor
- Perawatan medis (Pandey and Srindhar 2019)
f. Performance Efficiency (P)
Earned time : (Cycle time (menit) × Jumlah produksi (unit))………..….(11)
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
Performance Efficiency (%) = ( 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑅𝑢𝑛𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)) × 100%……(12)
Dimana :
Earned Time : waktu yang diperoleh didapatkan dari waktu siklus per unit
dikalikan dengan jumlah produksi. (Pandey and Srindhar 2019)
g. Quality Rate (Q)
Quality of parts accepted : (Jumlah produksi (unit) – kuantitas yang ditolak
(unit))…………………………………………………………………...(13)
𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑜𝑓 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑠 𝑎𝑐𝑐𝑒𝑝𝑡𝑒𝑑 (𝑢𝑛𝑖𝑡)
Quality Rate (%) = ( 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑜𝑓 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡 (𝑢𝑛𝑖𝑡) ) × 100% ……………(14)
Dimana :
Kuantitas yang diterima : jumlah produksi yang dikurangkan dengan
kuantitas yang ditolak atau defect. (Pandey and Srindhar 2019)
h. Rumus Overall Resource Effectiveness
25
3.8 Pembuatan Fishbone Diagram
Pada pembuatan fishbone diargam ini digunakan sesi brainstorming untuk
menemukan akar penyebab masalah yang terdapat pada proses pemompaan. Hasil
dari analisa fishbone diagram akan digunakan dan dilanjutkan pada perhitungan
menggunakan metode FMEA. Terdapat beberapa factor yang dipakai dalam
pembuatan fishbone diagram yaitu mesin, metode, material, manusia, pengukuran
dan lingkungan.
26
i. Mengurutkan peringkat kegagalan berdasarkan RPN
j. Menentukan rekomendasi Tindakan penanganan atau pengendalian untuk
menurunkan potensi kegagalan
k. Menghitung nilai residu RPN setelah tindakan penanganan ataupun
pengendalian
27