Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan saat ini berjenis penelitian Terapan karena


memiliki bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan
praktis.

3.2 Jenis Data dan Informasi

Penelitian ini juga termasuk penelitian kombinasi karena tidak hanya


mengumpulkan dan menggunakan data berupa angka yang pasti melainkan
mempertimbangkan data-data yang berbentuk kata seperti pendapat para operator.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data dilakukan penelitian bulan Februari 2019 hingga
bulan Maret 2019 di PT. ITS (Indonesia Toray Synthetic) yang berlokasi di
Tangerang.

3.1.1.Tahap Pengumpulan Data


Pengambilan data dilakukan di PT. ITS (Indonesia Toray Synthetic) di
JL. Moh. Toha Km 1 Tangerang, Banten. Pada tahap ini dilakukan
pengumpulan data untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk
melakukan penelitian. Data yang dikumpulkan berupa informasi mengenai
perusahaan dan data-data yang menunjang penelitian ini. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari perusahaan, melakukan
pengamatan langsung dan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan.
Dalam mengumpulkan informasi yang berguna bagi penelitian, terdapat dua
jenis data yang diambil, yaitu :

1. Data primer : Data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara apapun) atau data hasil pengamatan dan analisa
penulis. Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual
atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda fisik, kejadian atau
kegiatan dan hasil pengujian.
2. Data sekunder : Data yang diperoleh dari data penelitian tidak langsung
yaitu melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) atau
data yang sudah diolah oleh perusahaan. Hasil informasi yang didapatkan
dalam penelitian ini yang merupakan data sekunder meliputu : data jumlah
produksi, data reject produk, dan data penanganan reject.

3.4 Metode Pengolahan Data dan Analisa


Pada tahap pengumpulan dan pengolahan data penelitian ini akan
menggunakan siklus DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control).
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Define

Merupakan langkah awal dalam siklus DMAIC. Langkah yang akan


dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Process Mapping dan pendefinisian proses kunci

Tahap ini akan menyajikan urutan proses produksi dan menentukan


proses kunci yang banyak mengakibatkan defect dan berpengaruh terhadap
Critical to Quality dengan menggunakan alat pengendali kualitas flow
chart.

b. Penetapan CTQ (Critical to Quality)

Pada tahap ini akan menentukan karakteristik kebutuhan spesifik


pelanggan yang telah digambarkan dalam standar kualitas perusahaan.
Pada proses pengidentifikasian masalah akan menguraikan macam –
macam defect yang dapat mengakibatkan terjadinya repair ataupun rework
karena tidak sesuai dengan spesifikasi standart.

c. Membuat urutan CTQ berdasarkan tingkat jumlah kecacatannya

Tahap ini menggunakan diagram pareto guna mengidentifikasi jumlah


dari setiap defect.

d. Penetapan Tujuan

Pada proses ini akan menjelaskan tujuan dari perbaikan six sigma ini.
2. Measure (Pengukuran)
Pada tahap pengukuran ini akan disajikan yaitu :

Pengukuran DPMO (Defect Per Million Oportunity)


Tahap ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu produk
dapat memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan, sebelum produk itu
diserahkan kepada pelanggan. Dalam pengukuran base line kinerja
digunakan satuan pengukuran DPMO (Defect Per Million Oportunity)
untuk menentukan tingkat sigma. Pada tahap ini dilakukan pengukuran
DPMO awal atau sebelum perbaikan.

3. Analyze ( Analisis )
Tahap selanjutnya dilakukan untuk menganalisa permasalahan yang terjadi
dalam proses pengemasan dan bagaimana permasalahan tersebut dapat terjadi.
Tahap analyze dilakukan berdasarkan data yang sudah didapat pada tahap define
melalui diagram pareto dan pada tahap measure yaitu hasil pengukuran DPMO
awal. Berdasarkan diagram pareto akan didapat defect terbesar, lalu dilanjutkan
dengan menggunakan FTA (Fault Tree Analysis) yang akan menganalisa defect
untuk dijadikan fokus masalah dengan melihat dampak yang disebabkan dari
defect tersebut dengan menggunakan FTA (Fault Tree Analysis), juga akan
didapat akar – akar permasalahan yang menyebabkan defect tersebut terjadi.
Setelah mendapatkan akar permasalahan menggunakan FTA, selanjutnya akan
dikonsultasikan melalui wawancara dengan operator dan petugas yang berwenang.

a. Analisis defect menggunakan FTA

adalah tahap yang dilakukan untuk mendapatkan defect terbesar yang


akan ditangani terlebih dahulu.

b. Penyebab terjadinya defect

Berdasarkan hasil analisis defect menggunakan FTA maka akan


didapat defect utama yang akan telebih dahulu di tangani. Untuk itu perlu
dilakukan analisis terhadap penyebab tingginya defect utama melalui
pencarian informasi yang dapat didapatkan dari operator dan bagian
kualitas, guna mendapatkan akar permasalahan menggunakan FTA.

4. Improvement ( Perbaikan )
Pada tahap ini merupakan tahap untuk menetapkan rencana tindakan untuk
melaksanakan peningkatan kualitas dengan menyajikan usulan perbaikan dan
pengendalian yang didapatkan dari interpretasi hasil pengukuran dan analisa.
Setelah akar dari masalah penyebab kualitas teridentifikasi, maka hal yang perlu
dilakukan adalah :

a. Interpretasi hasil yaitu berupa melakukan perhitungan DPMO pada


proses setelah perbaikan, setelah itu lakukan konversi hasil ke dalam table
sigma.

b. Penelusuran proses untuk mengurangi penyebab defect dilakukan


dengan penelusuran menggunakan metode 5W+1H yaitu What ( apa ),
Why ( mengapa ), Where ( dimana ), When ( Kapan ), Who ( Siapa ), dan
How ( bagaimana ) untuk mengurangi atau mengeliminasi aktivitas –
aktivitas yang dapat menyebabkan cacat (defect).

c. Dilakukan evaluasi hasil perbaikan dengan cara :

 Membuat grafik & table perbandingan untuk melihat penurunan


angka persentase cacat.
 Menghitung biaya rework produk yang dikeluarkan oleh
perusahaan Dengan demikian berdasarkan hasil perbandingan antara nilai
DPMO yang lama dan yang baru serta adanya penelusuran penyebab
defect dengan metode 5W+1H maka akan diberikan usulan secara teknis
dalam upaya perbaikan penyebab potensial kegagalan.

5. Control ( Pengendalian )
Untuk menjaga perbaikan agar dapat terus berlangsung dan mengevaluasi
hasil dari perbaikan dalam kurun waktu tertentu serta dapat mengetahui hasil dari
perbaikan, maka dalam penelitian ini akan disajikan beberapa usulan
pengendalian agar proses perbaikan dapat berjalan dengan lancar secara
berkesinambungan.
3.5 Langkah penelitian

Gambar 3.1 langkah-langkah penelitian

Anda mungkin juga menyukai