Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2017) Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam
penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu
penelitian suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa
angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui
(Gupta et al., 2018). Alasan menggunakan jenis penelitian yang bersifat kuantitatif
karena metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) yang
digunakan dalam penelitian ini membutuhkan data jumlah defect dan jumlah setiap
jenis defect produk Nexx Gingseng Coffee.
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif, Menurut (Sugiyono,
2017) pendekatan deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Alasan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu penelitian ini mengangkat fakta,
keadaan, variabel, dan fenomena- fenomena yang terjadi sekarang (ketika
penelitian berlangsung) mengenai kualitas khusunya pada produk Nexx Gingseng
Coffee di PT. Sukses Abadi Farmindo.

3.2 Jenis data & Informasi


Dalam penelitian ini untuk memenuhi atau mencapai tujuan penelitian guna
menyelesaikan tugas akhir maka jenis data dan informasi yang dibutuhkan, antara
lain :
1. Jenis Data
 Data Sekunder
Menurut (Sugiyono, 2012) data sekunder adalah data yang diperoleh
dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain
yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan.
Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini meliputi :

37

http://digilib.mercubuana.ac.id/
38

 Data jumlah Produksi dan cacat Periode Oktober – Januari 2020


 Data jenis cacat Periode Oktober – Januari 2020
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, cara yang dilakukan yaitu dengan cara atau teknik
pengumpulan data. Menurut (Sugiyono, 2017) menjelaskan definisi dari teknik
pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Ada berbagai teknik yang
dilakukan untuk mengumpulkan data, untuk penelitian ini dilakukan melalui
dengan teknik berikut ini:
1. Studi kepustakaan (Library Research).
Menurut (Martono, 2011) studi pustaka dilakukan untuk memperkaya
pengetahuan mengenai berbagai konsep yang akan digunakan sebagai
dasar atau pedoman dalam proses penelitian. Yaitu mempelajari hal yang
berkaitan dengan :
 DMAIC
 Seven Tools
 FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
 Dan yang terkait pada tinjauan pustaka
2. Studi Lapangan (Field Research)
Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data, antara lain :
 Teknik Observasi
Menurut (Sugiyono, 2009)) meyatakan bahwa “Observasi adalah
kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui
hasil panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian antara lain :
 Observasi yaitu pengamatan atau peninjauan secara langsung di
tempat penelitian yaitu PT. Sukses Abadi Farmindo, Tangerang.
Dengan mengamati sistem atau cara kerja pegawai yang ada,
mengamati proses produksi dari awal sampai akhir dan kegiatan
pengendalian kualitas.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
39

 Teknik Wawancara
Menurut (Sugiyono, 2010) Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga Wawancara merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau
informasi dengan tanya jawab secara langsung kepada narasumber yang
mengetahui objek yang akan diteliti. Subjek yang menjadi narasumber
adalah Tim Produksi, dan Tim Qualiti Control di PT. Sukses Abadi
Farmindo, tangerang. Yang dinilai yaitu jenis cacat, penyebab, dan
proses keseluruhan.
 Teknik Kuisioner
Menurut (Arikunto, 2010) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pendapat pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui. Yaitu kuisioner FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen
perusahaan yang berupa laporan kegiatan produksi, standarisasi
perusahaan dan laporan jumlah produksi dan jumlah produksi yang
cacat.
3.4 Metode Pengolahan & Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data merupakan tahapan-tahapan penting
setelah mengumpulkan data, berikut cara pengolahan data dengan menganalisi
sehingga dapat menghasilkan informasi :
1. Observasi Lapangan
Mengetahui perusahaan dengan melihat bagaimana cacat produk yang ada
pada bijih plastik hitam mesin parel tiga, mengetahui gambaran proses
produksi dari mesin parel tiga dan bagaimana tim Quality Control
memeriksa pengujian terhadap hasil akhir produksi Nexx Gingeng Coffee.
2. Pengambilan Data
Data-data yang di ambil antara lain :

http://digilib.mercubuana.ac.id/
40

 Data defect pada bulan Oktober – Januari 2020


3. Metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improvement, Control)
A. Define
Pada tahap define, menggunakan tools Diagram SIPOC dan CTQ :
 Penyusunan Diagram SIPOC Untuk memperjelas alur material dan
proses dari supplier hingga customer
 CTQ digunakan untuk mengetahui Atribut-atribut kegagalan atau
cacat yang terjadi dalam produk Nexx Gingseng Coffee.
B. Measure
Tujuan dari fase pengukuran adalah untuk memahami dan menetapkan
kinerja awal proses dalam hal kemampuan proses atau peringkat sigma.
Dalam fase ini berdasarkan CTQ memutuskan pada fase pengumpulan
data sebelumnya yang harus dilakukan. (Malek & Desai, 2015). Tahap
pengukuran tingkat Six Sigma dan Defect Per Millio Opportunities
(DPMO). Untuk mengukur tingkat Six Sigma dari hasil produksi harian
dapat dilakukan dengan cara yang dilakukan oleh (Gaspersz, 2007)
langkahnya sebagai berikut:
2.3.4 Perhitungan DPO
Menghitung DPO (Defect Per Opportunities) yaitu suatu ukuran
kegagalan yang menunjukan banyaknya cacat persatu kesempatan.

𝐷𝑃𝑈
𝐷𝑃𝑂 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐶𝑇𝑄 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙

2.3.5 Perhitungan DPMO


Menghitung DPMO (Defect Per Million Oportunities) yaitu suatu
ukuran kegagalan yang menunjukan banyaknya cacat persejuta
kesempatan.
DPMO = DPO X 1.000.000
Mencari nilai SQL Sigma Quality Level (SQL) merupakan indikator
yang menggambarkan tingkat performance process, dan untuk

http://digilib.mercubuana.ac.id/
41

mencari nilai sigma bisa langsung melihat dari table six sigma
sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Konversi Sigma


Sigma DPMO Hasil Keterangan
1-Sigma 691,462 31% Sangat Tidak Kompetitif
2-Sigma 308,538 69,20% Rata-rata Industri
3-Sigma 66,807 93,32% Indonesia
4-Sigma 6,21 99379%
Rata-rata Industri USA
5-Sigma 233 99977%
6-Sigma 03.04 999997% Industri Kelas Dunia
 Penghitungan Yield Proses
Yield merupakan besarnya probabilitas produk yang tidak cacat
pada proses yang diinspeksi. Perhitungan dimulai dengan
mencari nilai defect per unit (DPU). DPU pada bulan yang
ditentukan

Defect
DPU =
Jumlah Produksi

Selanjutnya mencari nilai Yield pada bulan yang sama pada saat
mencari Defect per unit (DPU) :

Yield = e−dpu

Yield = 2,718−dpu

http://digilib.mercubuana.ac.id/
42

C. Analyze
Pada tahap ini peneliti akan menganalisa penyebab-penyebab yang
memungkinkan terjadinya defect pada setiap proses. dibuat pemecahan
masalah dengan bantuan diagram sebab akibat atau fishbone.
(Srinivasan et al., 2014)
 Diagram sebab – akibat
Diagram sebab akibat digunakan sebagai pedoman teknis dari
fungsifungsi oprasional proses produksi untuk memaksimalkan
nilai-nilai kesuksesan tingkat kualitas produk sebuah perusahaan
pada waktu bersamaan dengan memperkecil risiko-risiko kegagalan.
D. Improvement
Tahap berikutnya dalam implementasi six sigma adalah tahap improve.
Pada tahap ini akan digunakan tools yang disebut FMEA (Failure Mode
and Effect Analysis). FMEA digunakan untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang mungkin muncul pada proses produksi sehingga
berpotensi menyebabkan cacat. Melalui FMEA juga akan dapat
diketahui masalah potensial yang harus diatasi dengan menghitung Risk
Priority Number (RPN) sehingga rekomendasi perbaikan dapat
dilakukan. FMEA untuk masing-masing section
 Severity
Nilai severity merupakan estimasi seberapa serius dampak yang
akan ditimbulkan jika kegagalan terjadi. Beberapa kasus, tingkat
severity dapat dengan jelas diketahui, karena menggunakan
pengalaman masa lalu sehingga seberapa serius masalah yang
timbul dapat diketahui. Pengambilan nilai severity dilakukan dengan
tahap wawancara kepada operator dan juga bagian kualitas audit.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
43

Tabel 3. 2 Tingkat Severity FMEA


Efek Ranking Kriteria
Dapat membahayakan operator
Berbahaya tanpa
10 (mesin atau peralatan) tanpa adanya
ada peringatan
peringatan
Berbahaya
Dapat membahayakan operator dengan
dengan 9
peringatan
peringatan
Gangguan Seluruh komponen yang dihasilkan
8
bersifat mayor tidak dapat digunakan
Gangguan yang Sebagian komponen yang dihasilkan
7
signifikan tidak dapat digunakan
Gangguan yang Seluruh komponen yang dihasilkan
6
bersifat sedang perlu dilakukan pengerjaan ulang
Gangguan yang Sebagian komponen yang dihasilkan
5
bersifat sedang perlu dilakukan pengerjaan ulang
Seluruh komponen yang dihasilkan
perlu dilakukan pengerjaan ulang in-
4
station sebelum menuju proses
Gangguan yang selanjutnya
bersifat sedang Sebagian komponen yang dihasilkan
perlu dilakukan pengerjaan ulang in-
3
station sebelum menuju proses
selanjutnya
Gangguan Efek yang kecil pada proses, operasi
2
bersifat minor atau operator
Tidak Ada 1 Tanpa efek
Sumber : (McDermott et al., 2009)

http://digilib.mercubuana.ac.id/
44

 Occurence
Nilai occurrence merupakan yakni rating yang mengacu pada
berapa banyak frekuensi atau seberapa sering potential failure
terjadi. Dimana dalam tahap penentuan ini juga melibatkan operator
dan bagian kualitas audit untuk menentukan score pada FMEA.

Tabel 3. 3 Tingkat Occurence FMEA


Kemungkinan Kegagalan Tingkat Kegagalan Ranking
Sangat tinggi : kegagalan ≥100 dari 1000 satuan 10
terus menerus terjadi 50 dari 1000 satuan 9
Tinggi : kegagalan sering 20 dari 1000 satuan 8
terjadi 10 dari 1000 satuan 7
5 dari 1000 satuan 6
Menengah : kegagalan
2 dari 1000 satuan 5
kadang-kadang terjadi
1 dari 1000 satuan 4
Rendah : kegagalan 0,5 dari 1000 satuan 3
sedikit terjadi 0,1 dari 1000 satuan 2
Hampir tidak ada
≤ 0,01 dari 1000 satuan 1
kegagalan terjadi
Sumber : (McDermott et al., 2009)

 Detection
Nilai detection merupakan kemampuan untuk mendeteksi potensi
dari suatu kegagalan yang dapat terjadi pada proses produksi. Nilai
tersebut didapat dari pengolahan data dan wawancara dengan
operator untuk menentukan score detection.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
45

Tabel 3. 4 Tingkat Detection FMEA


Deteksi Ranking Kriteria
Komponen yang tidak sesuai tidak dapat
Hampir pasti 1
dihasilkan
Error detection in station (pemberhentian
Sangat tinggi 2 secara otomatis) . Tidak dapat melewatkan
komponen yang tidak sesuai
Error detection in station atau error
detection pada operasi berikutnya dengan
Tinggi 3
tipe penerimaan (acceptance) . Tidak dapat
menerima komponen yang tidak sesuai
Error detection pada operasi berikutnya,
atau pengukuran saat setup dan
Cukup tinggi 4
pemeriksaan pada komponen pertama yang
dihasilkan (first-piece check)
Kontrol deteksi berdasarkan pengukuran
Sedang 5
setelah komponen meninggalkan stasiun.
Kontrol deteksi dilakukan dengan metode
Rendah 6
SPC (Statistical Process Control)
Kontrol deteksi dilakukan hanya dengan
Sangat rendah 7
pemeriksaan ganda secara visual
Kontrol deteksi dilakukan hanya dengan
Kecil 8
pemeriksaan secara visual
Kontrol deteksi dilakukan hanya dengan
Sangat kecil 9
pemeriksaan secara random
Hampir tidak mungkin 10 Tidak dapat mendeteksi
Sumber : (McDermott et al., 2009)

http://digilib.mercubuana.ac.id/
46

Tindakan spesifik yang akan dilakukan pengisian kuisioner dan delegasikan


kepada :
 Orang yang bertanggung jawab di proses produk Nexx Gingseng Coffee.
 Sudah berpengalaman kurang lebih 15 tahun dalam menangani proses
produksi Nexx Gingseng Coffee
 Sudah mengetahui permasalahan yang terjadi secara mendalam dan
melakukan perbaikan ketika terjadi masalah proses produksi Nexx
Gingseng Coffee.

Setelah melakukan wawancara lalu ditentukan score masing-masing variabel


yaitu severity, occurrence dan detection. Nilai RPN yang dihasilkan pada tabel
fmea merupakan hasil perkalian dari tiga kriteria penilaian, yaitu severity,
occurrence, detection.kemudian membuat rencana-rencana menggunakan tools
5W+1H yang akan mendeskripsikan (apa, kenapa, dimana, siapa, kapan, dan
bagaimana) tentang perbaikan yang akan dilakukan.

E. Control
Tahap control yaitu Fase mengendalikan kinerja proses dan menjamin
cacat tidak muncul kembali. Tahap ini hanya berupa usulan untuk
diimplementasikan oleh perusahaan.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
47

3.5 Langkah – langkah Penelitian

Gambar 3. 1 Langkah-langkah Penelitian

http://digilib.mercubuana.ac.id/
48

Penjelasan mengenai pengolahan data penelitian sebagai berikut :


a. Pengolahan Data
Data diolah menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, Control).
1. Define
Pada pengolahan pertama yaitu define dengan menentukan Critical to
Quality (CTQ). Untuk mengetahui jenis defect yang memiliki dampak
besar bedasarkan keluhan pelanggan. Lalu mengidentifikasi SIPOC
(Supplier, Input, Process, Output, Costumer) untuk mengetahui proses
– proses yang dibutuhkan dari awal hingga akhir.
2. Measure
Pada tahap kedua pengolahan data yaitu measure. Pada tahap ini
dilakukan penghitungan nilai Sigma dengan menghitung DPO, DPMO
dan selanjutnya di konversi menggunakan tabel Sigma. Selain itu juga
dilakukan perhitungan DPU untuk mengetahui Yield.
3. Analyze
Pada tahap ini dilakukan analisis menggunakan diagram pareto untuk
mengetahui jenis defect yang dominan pada produk Nexx Gingseng
Coffee. Selanjutnya melakukan identifikasi untuk mengetahui penyebab
– penyebab defect yang terjadi pada defect tertinggi menggunakan
fishbone diagram.
4. Improve
Selanjutnya setelah mengetahui penyebab defect tertinggi pada produk
Nexx Gingseng Coffee menggunakan fishbone diagram maka
menentukan nilai RPN terbesar dari FMEA. Kuisoner FMEA dibuat
berdasarkan hasil fishbone diagram yang kemudian dilakukan scoring
oleh manager QC untuk mengetahui tingkat severity, occurance,
detection. Lalu memberikan solusi menggunakan pendekatan 5W + 1H.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
49

5. Control
Pada tahap terakhir pengolahan data ini, penulis memberikan usulan agar
bisa menjaga kualitas produk Nexx Gingseng Coffee sehingga kesalahan
yang sama tidak akan terulang kembali.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai