PENDAHULUAN
http://mercubuana.ac.id/
2
(defect) yang dihasilkan. Tingkat kecacatan produk masih menjadi hal yang
diperhatikan dan masih mengalami kesulitan untuk menurunkan frekuensi
terjadainya cacat produk pada lini proses produksi, khususnya pada proses produksi
pembuatan material penyusun ban. Berikut data cacat produk (defect) material
penyusun ban pada saat proses produksi.
Gambar 1.1. Data Defect Material Penyusun Ban Priode Agust-Des 2019
(Sumber: Data GTI Tbk, 2019)
http://mercubuana.ac.id/
3
pelapisan material cussion rubber pada Ply sehingga produk yang dihasilkan
disebut Canvas Ply TUC dan Divisi Building yaitu Proses assembly yaitu
menggabungkan semua material penyusun ban hingga menjadi GT (Green Tire)
atau ban setengah jadi. Defect canvas yang dihasilkan masing-masing Divisi
tersebut tidak dapat direpair artinya dibuang tidak dapat digunakan. Berikut data
rata-rata Defect canvas dari masing-masing divisi dan biaya yang terbuang akibat
produk defect periode agustus-desember 2019.
Tabel 1.1. Average Persentase Defect Canvas Per Divisi Agus-Des 2019
Berdasarkan data rata-rata defect canvas dari masing-masing divisi dan biaya
yang terbuang akibat produk defect pada periode agustus-desember 2019 dimana
defect canvas yaitu sebesar 26.531 Kg atau 26,5 Ton dalam sebulan, sehingga
terjadi pembuangan biaya produk canvas sebesar Rp. 928,585,000-. Defect canvas
tertinggi terjadi pada proses pembuatan treatment yang dihasilkan oleh divisi
Topping Calender yaitu sebesar 11,688 atau setara dengan 11,6 Ton per bulan. Oleh
karena itu perlu adanya perbaikan kualitas produk pada proses Topping Calender
untuk mengurangi jumlah defect canvas pada produk tereatment agar biaya
produksi tidak terbuang secara sia-sia.
http://mercubuana.ac.id/
4
1.00
0.98
(%)
0.96
0.94
0.92
0.90
Avg 2019 Januari Februari Maret
% Defect 1.03 1.02 1.01 1.03
Target 1.00 0.95 0.95 0.95
Gambar 1.2. Rata-rata Persentase Defect Canvas Treatment Priode 2019 dan
Jan-Mar 2020
(Sumber: Data PT GTI Tbk, 2020)
Berdasarkan data yang didapat, pada tahun 2020 terjadi penurunan target
defect pada Treatment sebesar 0,05% dari target sebelumnya 1.0% ditahun 2019
menjadi 0,95% ditahun 2020. Pada bulan Januari-Maret 2020 pencapaian defect
treatment melebihi target yang diinginkan dengan rata-rata pencapaian 1.02%. Oleh
karena itu dibutuhkan aktifitas improve atau perbaikan terhadap masalah yang ada
serta diperlukan langkah lebih lanjut untuk pengendalian kualitas terhadap produk
Treatment dengan mengetahui jenis defect Treatment terbesar, mengetahui faktor-
faktor penyebab dari defect Treatment dan langkah perbaikannya.
http://mercubuana.ac.id/
5
(Deamonita & Damayanti, 2018) metode Six Sigma DMAIC dapat digunakan
dalam pengendalian kualitas guna meminimasi produk cacat. Penelitian dilakukan
pada pengendalian kualitas produk tas tali batik. Jenis kecacatan yang terjadi pada
produk saat proses produksi yaitu cacat bercak lem, cacat pecah/retak, cacat keriput,
cacat tidak simetris, cacat kotor, dan cacat sobek. Berdasarkan perhitungan nilai
rata-rata DPMO dan nilai rata-rata sigma berturut-turut sebesar 17333,74 dan 3,61.
Setelah dilakukan tindakan pengendalian dan perbaikan nilai rata-rata DPMO dan
nilai rata-rata sigma meningkat dengan nilai rata-rata DPMO dan nilai rata-rata
sigma berturut-turut sebesar 14400,82 dan 4,18.
Dengan menggunakan DMAIC diharapkan faktor yang mempengaruhi
kualitas dari penyebab timbulnya defect pada Treatment dari PT GTI Tbk dapat
ditelusuri dan diperbaiki, agar target perusahaan dalam upaya meningkatkan
kualitas dengan mengurangi defect yang ada dapat tercapai.
http://mercubuana.ac.id/
6
http://mercubuana.ac.id/
7
http://mercubuana.ac.id/