Disusun:
Rani Afifah Putri (NIM: 1201182452)
Reyhan Rizky Mahadika (NIM: 1201180129)
Nabiilah Rahmah Dita (NIM: 1201184228)
Ganis Woro Ayuningtyas (NIM: 1201184138)
Kelompok – 6
TI-42-GAB QSE
DEFINE PHASE
MEASURE PHASE
UCL = 19
LCL = - 4
UCL = 516
LCL = - 44,5
Peta kendali u, yaitu diagram pengendali dalam keadaan dimana rata-rata
banyak cacat atau ketidaksesuaian per unit.
Berdasarkan peta kendali U diatas terdapat beberapa sampel yang
memperlihatkan adanya jumlah cacat pada produk yang cukup tinggi.
Dimana hal ini terjadi pada tanggal 08 November 2020, namun plottingan
data sudah berada dalam batas kendali, sehingga tidak memerlukan revisi
data.
● Tingkat sigma
Tingkat sigma digunakan untuk perhitungan pada tahap measure, tingkat
sigma bertujuan untuk menilai apakah proses produksi sudah dalam
kategori yang baik.
DPU = 0,03
DPO = 0,007
DPMO = 7547
Konversi DPMO ke Sigma = 4,00
ANALYZE PHASE
IMPROVE PHASE
Tahap Improve adalah Tahap Melakukan identifikasi dan deskripsi tindakan atau
kegiatan perbaikan yang merupakan rekomendasi bagi pemecahan masalah pada
tahap proses sehingga diperoleh cara-cara baru untuk sejalan dengan
meningkatnya kapabilitas sigma (Sirine dan Kurniawati, 2017). Tujuan dari tahap
improve yaitu meningkatkan elemen – elemen sistem untuk mencapai target
performance (Rizqi, 2004 dalam Nursanti dan Astuti, 2018).
Tahapan ini dapat menjalankan suatu rencana dan tindakan peningkatan kualitas
six sigma. Rencana-rencana tersebut mendeskripkan tentang alokasi sumber daya
serta prioritas atau alternatif yang dilakukan sebagai bahan perbaikan yang dpat
dijalankan. Efektivitas dari rencana tindakan yang dilakukan akan tampak dari
penurunan persentase biaya kegagalan kualitas terhadap nilai penjualan total
sejalan dengan meningkatnya kapabilitas Sigma.
Pada penelitian ini, usulan atau suatu tindak perbaikan secara umum dalam upaya
menekan tingkat kecacatan produk pada PT. Nahkoda Nusantara sebagai berikut :
Pada tabel diatas dapat dilihat beberapa tindakan atau solusi yang dapat dilakukan
untuk menurunkan tingkat kecacatan atau defect pada produk di PT. Nahkoda
Nusantara. Usulan yang dapat diberikan yaitu Alarm otomatis untuk Penggunaan
komponen mesin jahit yang berlebihan, Rancangan pemberian Safety sign
kelepasan komponen mesin jahit pada penggunaan mesin jahit untuk
meningkatkan awareness, dan usulan display kerja pada monitoring form sesuai
karakteristik fabrikasi.
BAB V
CONTROL PHASE
Setelah dilakukan tindak perbaikan secara umum dalam upaya menekan tingkat
kecacatan produk pada tahap improve, selanjutnya dilakukan pengendalian.
Pengendalian ini menggunakan data defect pada proses obras yang didapat setelah
dilakukan improvisasi. Pada penelitian kali ini, tools yang digunakan untuk
melakukan pengendalian yaitu process control plan. Dengan menggunakan
process control plan, akan memudahkan dalam mengendalikan proses produksi
untuk memastikan produk telah terpenuhi sesuai target dan meminimasi terjadinya
defect. menggambarkan metode kendali saat proses berjalan. Pada penelitian kali
ini, terdapat beberapa tindakan pengendalian antara lain:
1. Melakukan pengawasan terhadap operator agar menerapkan SOP
penggunaan mesin saat melakukan pekerjaan supaya dapat meminimasi
produk defect
2. Melakukan perawatan atau pengecekan mesin secara berkala khususnya
untuk mesin yang sering mengakibatkan produk defect. Jenis perawatan
yang dapat dilakukan antara lain:
A. Penggantian spare part
Penggantian spare part scara rutin dilakukan sesuai dengan usia
pakainya. Penggantian spare part bertujuan untuk menjamin
optimalisasi kerja unit secara keseluruhan.
B. Preventive Maintenance
Preventive maintenance bertujuan untuk mengurangi kemungkinan
mesin cepat rusak, dan supaya kondisi mesin selalu siap untuk
dipakai.
3. Melakukan pengawasan terhadap kualitas bahan baku yang digunakan
dalam produksi supaya produk yang dihasilkan nantinya sesuai.