Anda di halaman 1dari 7

JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 6 NO 1 FEBRUARI 2019

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI MESIN PRESS PADA


PANEL FRONT DOOR OUTER RH SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PRESS SHOP PADA INDUSTRI
OTOMOTIF

Leola Dewiyani1*, M Kosasih2, Doni Setiawan3

Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta


Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Cempaka Putih Tengah 27, Jakarta Pusat 10510
*
E-mail: leola.dewiyani@ftumj.ac.id

ABSTRAK

Dengan diberlakukannya peraturan lalu lintas tentang ketentuan ganjil genap untuk kendaraan
roda empat, maka diperkirakan terjadi pula peningkatan terhadap unit kendaraan roda empat tersebut.
Hal ini juga menjadi salah satu pemicu makin maraknya industry otomotif. PT ABC merupakan salah
satu perusahan yang bergerak dalam industry otomotif yang tentunya mengambil porsi dalam kebijakan
dan aturan pemerintah seperti tersebut di atas. Pada kenyataannya PT ABC mengalami permasalahan
produktivitas di department press yang merupakan tempat pembuatan atau pembentukan sheet metal
body mobil dimana produktivitas saat ini 93% dimana nilai ini lebih rendah dari target perusahaan
sebesar 98% sehingga perlu dilakukan perbaikan.
Metode yang digunakan untuk melakukan analisis yaitu menggunakan metode PDCA dengan
langkah-langkah diantaranya mencari gap produktivitas terbesar, menentukan besarnya target yang akan
dicapai, mencari penyebab terjadinya masalah produktivitas, merencanakan perbaikan dalam rangka
meningkatkan produktivitas, melakukan perbaikan, analisis hasil perbaikannya.
Dari hasil pengolahan data awal diperoleh bahwa penyebab rendahnya produktivitas pada mesin
press adalah rendahnya kapasitas produksi pada panel front door outer RH , hal ini disebabkan karena
cycle time robot 1 dan 2 pada panel tersebut bekerja cukup lamban sebagai akibat adanya proses yang
tidak sinkron pada dies. Setelah dilakukan analisa dan perbaikan dengan menggunakan metode PDCA
kapasitas produksi per jam yang semula 506 stroke/jam menjadi 557 stroke/jam dan cycle time robot 1
& 2 mengalami penurunan dari 5,5 detik menjadi 4.5 detik dan produktivitas mesin press meningkat
menjadi 92,8%.

Kata Kunci : Cycle time,GSPH,PDCA, Produktivitas.

ABSTRACT
With the enactment of traffic regulations concerning even odd provisions for four-wheeled vehicles, it
is estimated that there will also be an increase in the four-wheeled vehicle units. This is also one of the
triggers for the increasingly widespread automotive industry. PT ABC is one of the companies engaged
in the automotive industry which certainly takes a share in government policies and rules as mentioned
above. In reality PT ABC experienced productivity problems in the department press which is the place
for the manufacture or formation of car metal body where the current productivity is 93% where this
value is lower than the company's target of 98% so that repairs need to be done.
The method used to carry out the analysis is using the PDCA method with steps including finding the
biggest productivity gap, determining the amount of target to be achieved, looking for the causes of

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jisi.6.1.37-43
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

productivity problems, planning improvements in order to increase productivity, making improvements,


analyzing the results of improvements.
From the results of the initial data processing it was found that the cause of low productivity on press
machines was the low production capacity on front door outer RH panels, this was due to the cycle time
of robots 1 and 2 working quite slowly as a result of processes that were not synchronized on dies. After
analysis and improvement using the PDCA method the hourly production capacity which was originally
506 strokes / hour to 557 strokes / hour and the robot cycle time 1 & 2 decreased from 5.5 seconds to
4.5 seconds and press engine productivity increased to 92.8 %.
Keywords: Cycle time, GSPH, PDCA, Productivity

PENDAHULUAN selanjutnya adalah proses perakitan yang


Dengan diberlakukannya peraturan lalu lintas disebut dengan assembly shop. Disinilah tempat
tentang ketentuan ganjil genap untuk kendaraan penyempurnaan sebuah kendaraan, dimana
roda empat, maka diperkirakan terjadi pula komponen-komponen dari berbagai plant
peningkatan terhadap unit kendaraan roda dikumpulkan untuk dirakit menjadi sebuah
empat tersebut. Hal ini juga menjadi salau satu kendaraan roda empat yang siap pakai.
pemicu makin maraknya industry otomotif. PT Berdasarkan laporan dari bagian produksi
ABC merupakan salah satu perusahan yang diperoleh informasi bahwa ada permasalahan
bergerak dalam industry otomotif yang tentunya pada tahap awal proses pembuatan kendaraan
mengambil porsi dalam kebijakan dan aturan roda empat ini yaitu pada tahapan press shop
pemerintah seperti tersebut di atas. Setiap karena tidak tercapainya target produktivitas
perusahaan tentu bertujuan untuk memberi yang diterapkan PT ABC yaitu sebesar 98%.
kepuasan maksimal kepada konsumen, karena Saat ini produktivitas perusahaan hanya
dengan mengedapankan customer satisfaction mencapai 93%. Dari sini dapat dilihat ada gap
maka akan berimbas pada peningkatan sebesar 5%. Hal ini tentunya merupakan suatu
produktivitas perusahaan yang pada akhirnya masalah yang harus segera ditanggulangi yaitu
akan meningkatkan pendapatan dan laba untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang
perusahaan. Tahapan yang harus dilalui dalam makin meningkat dan juga untuk memenangkan
proses produksi kendaraan roda empat di PT persaingan yang makin ketat pada industry
ABC yaitu melalui empat tahapan yaitu: otomotif saat ini.
tahapan press shop, tahapan welding shop, Berdasarkan latar belakang di atas maka
tahapan paint shop, tahapan assembly shop. rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Press shop adalah proses awal yangdilakukan Apakah penyebab rendahnya produktivitas
dalam pembuatan kendaraan roda empat pada tahapan press shop dan bagaimana usulan
dimana pada proses ini dilakukan pencetakan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas
lembaran baja untuk dijadikan komponen- pada tahapan ini. Sehingga tujuan penelitian ini
komponen dari bodi mobil secara terpisah. Dari adalah untuk mengetahui penyebab turunnya
press shop selanjutnya komponen bodi tersebut produktivitas pada tahapan press shop dan
menuju ke proses welding untuk menyatukan memberikan usulan perbaikan untuk
bodi bagian atas dan bagian bawah, dan dalam meningkatkan produktivitas pada tahapan press
proses ini sekurangnya ada 3000 jenis shop.
pengelasan dilakukan pada proses welding ini.
Setelah bodi bagian bawah dan atas disatukan TINJAUAN PUSTAKA
selanjutnya masuk ke tahapan pengev=catan Produktivitas
(paint shop) dan pada tahapan ini dilakukan Pertama kali yang memperkenalkan
pengecatan yaitu dimulai dari pembilasan sisa-
tentang definisi produktivitas adalah Quesnay
sisa pengelasan pada proses welding, inspeksi
pada tahun 1776 (Edosomwan 1987) untuk
dan sampai pengecatan akhir. Kemudian setelah
mendeskripsikan bagaimana keterkaitan antara
melalui tiga tahapan di atas maka proses

38
Leola Dewiyani, M Kosasih, Doni Setiawan: Peningkatan Kapasitas Produksi Mesin Press Pada Panel Front Door Outer Rh Sebagai Upaya
Meningkatkan Produktivitas Press Shop Pada Industri Otomotif

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 6 (1) pp 37- 43 © 2019

masukan yang biasa disebut sebagai input lebih fleksibel agar bisa digunakan untuk
dengan keluaran yang biasa disebut sebagai memproduksi berbagai jenis produk
output. Hal ini juga dikuatkan oleh Sumanth dengan ukuran yang berbeda-beda.
bahwa Pada tahun 1766 nntuk pertama kalinya c. Proses produksi proyek, yaitu proses
definisi produktivitas dikemukakan dalam produksi yang dikerjakan pada waktu serta
sebuah tulisan dengan judul The School of tempat yang berlainan, sehingga peralatan
Physiocrat oleh seorang ilmuwan Perancis yang digunakan untuk memproduksi
bernama Francois Quesnay (Sumanth 1990). barang diletakkan tergantung pada lokasi
Seiring berjalannya waktu konsep produktivitas proyek.
terus berkembang mengikuti kebutuhan yang Dalam industri otomotif proses produksi yang
semakin demanding. Hal ini dibuktikan dengan digunakan umumnya adalah:
semakin banyaknya penelitian yang terkait
a. Mode Intermitten yaitu suatu mode press
dengan konsep tentang produktivitas. Dari
yang terdiri dari program robot dan
semua konsep ini dapat disimpulkan pengertian
program mesin dimana kedua program ini
dan definisi dari produktivitas antara lain adalah
berjalan sendiri-sendiri.
bahwa di dalam produktivitas terdapat dua
b. Mode Syncronous merupakan mode press
konsep yang mendasar yaitu efisiensi dan
seluruh mesin dan seluruh robot bekerja
efektifitas, dimana efisiensi mendeskripsikan
secara terintegrasi.
bagaiman tingkat sumber daya manusia,
Proses kerja Line Press pada PT ABC adalah
keuangan, dan sumber daya alam yang
sebagai berikut:
dibutuhkan untuk memproduksi suatu
barang/jasa, sedangkan efektifitas a. Drawing
menggambarkan bagaimana kualitas dari hasil Bahan baku (berupa lembaran metal) pada
produksi (George J and John Wiley and Son proses ini dibentuk melalui bending yaitu
1981). Selanjutnyan produktifitas juga dibengkokkan sedemikian rupa sehingga
didefinisikan sebagai hubungan antara output menjadi bentuk produk secara umum.
dan input suatu sistem produksi (Sedarmayanti Pada proses ini sama sekali tidak dilakukan
2009). Hubungan seperti ini biasanya pemotongan.
dinyatakan sebagai perbandingan keluaran b. Trimming
dengan masukan. Jika keluaran yang diperoleh Setelah lembaran metal sudah mempunyai
lebih besar dibandingkan masukan maka ini bentuk umum produk, selanjutnya bagian
merupakan indikator adanya peningkatan sisi-sisi lembaran metal dipotong sesuai
produktivitas. dengan gambar produk.
c. Bending
2.2 Proses Produksi
Selanjutnya pada proses ini kembali dilakukan
Ada tiga jenis proses produksi (Assauri
pembengkokan lagi agar bentuk
2004) yaitu:
permukaan produk lebih halus dan detail
a. Proses produksi yang bersifat kontinu
sesuai gambar produk. Pada proses
dimana peralatan yang digunakan untuk
bending tidak dilakukan pemotongan jadi
memproduksi suatu barang diletakkan
tidak ditemukan scrap.
sedemikian rupa sesuai dengan urutan
kegiatannya.
d. Piercing
b. Proses produksi yang terputus-putus atau
Untuk memperoleh bentuk-bentuk lubang pada
disebut juga sebagai proses produksi
produk lembaran metal maka dilakukan
intermitten dimana kegiatan pada produksi
proses Piercing. Pemotongannyapun
ini peralatanyang digunakan untuk
dilakukan secara detail yang terjadi adalah
produksi disusuns edemikian rupa agar
pemotongan detail agar lubang-lubang

39
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

yang dihasilkan juga detail. Lubang- Check: adalah tahapan evaluasi dan analisa
lubang ini diperlukan pada proses terhadap ketepatan tindakan perbaikan yang
perakitan. dilakukan.
Act : merupakan tahapan realisasi terhadap
PDCA merupakan singkatan dari Plan-Do- rencana perbaikan serta simulasi tindakan
Check-Action merupakan suatu metode dalam perbaikan.
total quality management (TQM). Metode ini Proses produksi perlu dilakukan secara
mengacu pada model perbaikan secara berkesinambungan dan terus-menerus agar
berkesinambungan. Metode ini Metode ini pemborosan material dan waktu dapat
dikembangkan oleh W. Edward Deming diperkecil (Ashmore 2001). Metode PDCA
(Schneider 1997). Siklus ini dikenal dengan berhasil digunakan untuk memperbaiki
sebutan siklus Deming dimana siklus ini kualitas produksi pada penerapan project
dikembangkan guna menghubungkan antara improvement team pada suatu mesin cup
kegiatan produksi dengan kebutuhan pelanggan forming(Pegaria 2013).
dan focus kepada semua sumber daya yang ada
dalam perusahaan (riset, desain, operasi, dan METODE PENELITIAN
pemasaran) secara terpadu dan sinergi untuk Penelitian ini menggunakan data primer
memenuhi kebutuhan pelanggan (Ross. (metode wawancara) yang melibatkan
1994:237) dalam (Nasution 2015). Siklus karyawan di area press plant dan data sekunder
PDCA ini berputar secara berkesinambungan, yang merupakan data yang bersumber dari
segera setelah suatu perbaikan dicapai, perusahaan PT ABC. Metode pemecahan
perbaikan tersebut dapat memberikan inspirasi masalah yang digunakan dalam penelitian ini
untuk perbaikan selanjutnya. Siklus Deming yang bertujuan untuk peningkatan
adalah model perbaikan berkesinambungan produktivitas adalah metode PDCA, karena
yang dikembangkan oleh W. Edward Deming berdasarkan literatur yang telah dijelaskan pada
yang terdiri dari 4 komponen seperti tinjauan pustaka terbukti cukup efektif dalam
ditunjukkan pada gambar 1: meningkatkan produktivitas. Keseluruhan
langkah-langkah pada penelitian ini dituangkan
dalam kerangka penelitian seperti terlihat pada
flowchart (gambar 2).
Mulai

Latar belakang dan


perumusan masalah

Studi Pustaka

Pengumpulan Data:
Jumlah Unit Produksi/jam

Pengolahan Data

PLAN
DO CHECK
1.Mencari gap
Melakukan Melakukan
terbesar dari jumlah
perbaikan untuk pemeriksaan ACTION
unit produksi saat ini
meningkatkan setelah dilakukan Melakukan
dg target PT ABC
Gambar 1. Siklus PDCA 2. Menentukan target
yang akaan dicapai
jumlah unit
produksi/jam
perbaikan jumlah
unit produksi
standarisasi
proses
yang mempunyai yang mengalami
3.Mencari akar
gap terbesar masalah
penyebab masalah
Keterangan gambar:
Plan : merupakan tahapan dalam identifikasi Analisis

masalah dan pengambilan kesimpulan


Kesimpulan dan
mengenai faktor-faktor penyebab suatu Saran

masalah terjadi. Selesai

Do : merupakan tahapan pengumpulan data


oleh tim kualitas tim kualitas dimana data ini Gambar 2. Kerangka Penelitian
nantinya digunakan untuk perbaikan kualitas.

40
Leola Dewiyani, M Kosasih, Doni Setiawan: Peningkatan Kapasitas Produksi Mesin Press Pada Panel Front Door Outer Rh Sebagai Upaya
Meningkatkan Produktivitas Press Shop Pada Industri Otomotif

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 6 (1) pp 37- 43 © 2019

HASIL DAN PEMBAHASAN (lihat tabel 3).


Pengumpulan dan Pengolahan Data
Yang dimaksud dengan jumlah unit Tabel 3. Kapasitas Produksi (Job A)
produksi disini adalah kemampuan mesin Job Rata-rata Target Produktivitas
press menghasilkan part selama 1 Kapasitas (%)
jam.Tahapan pada proses press shop terdiri Produksi
dari 4 line dengan data produktivitas seperti (stroke/jam
)
pada tabel 1 berikut:
A1 506 600 84
Tabel 1. Jumlah Produksi/Jam (Press
Shop) A2 509 600 85
Lin Rata-rata Targe Produkti A3 512 600 85
e Kapasitas t vitas (%) A4 516 600 86
Produksi A5 517 600 86
(unit/jam)
1 441 470 94 A6 527 600 88
2 478 480 99 A7 533 600 89
3 363 400 91 Sumber: Data PT ABC
4 531 600 89
Dari tabel 3 di atas terlihat bahwa Job A1
Sumber: Data PT ABC
mempunyai produktivitas terkecil yaitu
sebesar 84% dan inilah penyebab tidak
Dari tabel di atas terlihat bahwa line 4
tercapainya target produksi dengan gap
merupakan penyumbang terbesar terhadap
produktivitas sebesar 16%. Job A1
ketidaktercapaian produktivitas pada
merupakan panel pada front door outer RH
departemen press shop dengan
Plan
produktivitas saat ini sebesar 89%. Pada
Untuk menaikkan produktivitas mesin press
line 4 ini terdiri dari tiga pekerjaan (job A,
A1 dengan cara menurunkan waktu total
job B dan job C) yang selanjutnya akan
yang digunakan untuk produksi. Waktu
diidentifikasi job mana yang mempunyai
yang digunakan terdiri dari press time (850
masalah. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 2
menit), down time (176 menit) dan die
berikut ini:
change time (74 menit). Dari ketiga waktu
Tabel 2. Jumlah Kapasitas Produksi
di atas yang dapat diturunkan adalah press
(Line 4)
time. Langkah selanjutnya adalah
Job Rata-rata Targ Produktivitas
menetapkan target yang merupakan analisa
Kapasitas et (%)
Produksi mengenai berapa besar penurunan target
(stroke/ja jumlah waktu yang harus dicapai supaya
m) press time bisa turun dan produktivitas A1
A 517 600 86 dapat meningkat. Proses produksi job A1
B 562 600 94 melibatkan mesin dan robot, dimana yang
C 569 600 95 memakan waktu paling banyak dalam satu
Sumber: Data PT ABC siklusnya adalah robot 1 dan robot 2 yaitu
sebesar 5,5 detik, sedangkan cycle time
Dari tabel 2 terlihat bahwa Job A mempunyai yang lain diatur sebesar 4,5 detik. Agar
produktivitas terkecil yaitu 86%. Selanjutnya dapat menurunkan waktu produksi maka
diidentifikasi lebih detail lagi mengenai job cycle time robot 1 dan robot 2 ditargetkan
yang memberikan kontribusi terbesar terhadap sebesar 4,5 detik.
ketidakcapaian target produktivitas PT ABC Tahap selanjutnya adalah mencari akar
permasalahan yaitu dengan menggunakan

41
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

diagram fishbone seperti pada gambar 3 bagian atas di beri pengarah part
berikut ini: sehingga part bisa jatuh masuk center.
Berdasarkan hasil brainstorming dengan Sehingga proses bisa synchronous dan
pihak terkait dan yang ada di lapangan waktu proses robot A1 bisa lebih cepat
diperoleh bahwa faktor mesin sebagai lagi
penyebab lamanya waktu siklus robot di Check
proses produksi di A1 yaitu Pada langkah ini dilakukan pemeriksaan
hasil dari perbaikan yang telah yang
bertujuan untuk membandingkan antara
sebelum dan sesudah perbaikan dilakukan
dan juga untuk mengetahui perkembangan
masalah yang mungkin timbul. Setelah
dilakukan evaluasi dengan penghitungan
waktu serta evaluasi gerak robot sebelum
dan setelah perbaikan, Cycle time robot 1
Gambar 3. Diagram Fishbone dan robot 2 dapat diturunkan dari 5,5 detik
menjadi 4,5 detik sehingga produktifitas
mode proses mesin press A1 tidak dapat panel A1 meningkat. Berikut adalah
sinkron disebabkan karena kendala yaitu perbandingan produktivitas sebelum dan
tinggi dies tidak sama dan tidak sejajar sesudah perbaikan:
sehingga menyebabkan cycle time robot 1
dan robot 2 pada mesin press A1 menjadi Tabel 4. Produktivitas sebelum dan
lebih lama karena adanya penambahan sesudah perbaikan
waktu untuk mendapatkan posisi sinkron. Sebelum Perbaikan Sesudah perbaikan

Untuk merencanakan perbaikan maka Nama Jumlah Nama Jumlah


digunakan analisis 5W +1H dan dan dari Total stroke Total stroke
9276 9276
analisis 5W+1H diusulkan rencana (unit) (unit)
perbaikan sebagai berikut: Down Down
176 154
a. Rencana perbaikan untuk masalah Time(menit Time(menit
lamanya waktu siklus robot 1 dan
Punch Punch
robot 2 pada mesin press A1, yaitu
Change 850 Change 750
yang pertama menaikkan setelan
Time(menit) Time(menit)
cushion pin sampai 70 mm dan
mengganti stripper bolt pada dies
bagian bawah menjadi lebih panjang. Die Change Die Change
74 70
b. Rencana perbaikan kedua membuat Time(menit) Time(menit)
pengarah part di dies bagian atas.
Do Produksi Produksi
Langkah ini merupakan tangkah tindak per 506 per 557
lanjut dari usulan perbaikan yang jam(unit) jam(unit)
direncanakan sebelumnya yaitu:
Target(unit) 600 Target(unit) 600
a. Menaikkan setelan cushion pin sampai
70 mm, sehingga diperoleh hasil Sumber: Perhitungan GSPH
Jumlah produk yang dihasilkan oleh
mesin press dalam waktu satu jam Action
meningkat sebesar 70 unit. Standarisasi adalah sebuah aktivitas yang
b. Pada kondisi setelah perbaikan dies diperlukan untuk mencegah timbulnya kembali

42
Leola Dewiyani, M Kosasih, Doni Setiawan: Peningkatan Kapasitas Produksi Mesin Press Pada Panel Front Door Outer Rh Sebagai Upaya
Meningkatkan Produktivitas Press Shop Pada Industri Otomotif

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 6 (1) pp 37- 43 © 2019

masalah yang sama di kemudian hari

sehingga dapat meningkatkan Saran


kedisplinan dalam bekerja yang tertuang pada Untuk penelitian selanjutnya dapat
Standart Operasional Procedures (SOP). menamnbahkan dengan perhitungan ekonomi
Berikut adalah standarisasi tindakan perbaikan dan disarankan untuk menggunakan metode
yang sudah di rangkum sebagai berikut : yang lain sebagai perbandingan.
a. Ketinggian cushion adalah 290 mm
DAFTAR PUSTAKA
dengan menggunakan striperbolt 220
Ashmore, C. 2001. “Kaizen and the Art of
b. Proses panel A1 menggunakan pengarah Motorcycle Manufacture.” Engineering
part Management Journal 11.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi
KESIMPULAN DAN SARAN Dan Operasi (Edisi Revisi).
Kesimpulan Edosomwan, J. Aimie. 1987. Integrating
Productivity and Quality Management.
1. Penyebab utama rendahnya kapasitas New-York and Basel.: Marcel Dekker
produksi pada panel front door outer RH Inc.
adalah disebabkan cycle time robot 1 dan George J, Washnis, and John Wiley and Son.
2 pada panel tersebut bekerja cukup 1981. No Title.
lamban sebagai akibat adanya proses yang Nasution, Nur. 2015. Manajemen Mutu
tidak sinkron pada dies dimana level Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Pegaria, Iin Alma. 2013. “Analisis
ketinggian dies tidak sama dan tidak
Perbandingan Persentase Reject
sejajar. Sebelum Dan Setelah Penerapan Project
2. Perbaikan yang dilakukan untuk Improvement Team Di Mesin
meningkatkan produktifitas panel front Cupforming Line 3 Di PT D Dan
door outer RH yaitu menaikkan settingan Packaging Indonesia.” Jurnal MIX III
cushion pin sampai 70 mm dan mengganti (Februari): 72–81.
stripper bolt dengan yang lebih panjang Schneider, P.D. 1997. “Focus PDCA Ensures
Continuous Qualityimprovement in the
serta membuat pengarah part pada dies
Outpatient Setting. Oncol Nurs Forum.”
sehingga proses pada saat pressing Chinese Medical Journal 128 (18): 966.
menjadi sinkron.. Sedarmayanti. 2009. Tata Kerja Dan
3. Hasil setelah dilakukan perbaikan yaitu Produktivitas Kerja. CV. Mandar Maju
cycle time robot 1 dan 2 panel front door Indonesia.
outer RH turun dari sebelumnya 5,5 detik Sumanth. 1990. Productivity Engineering and
menjadi 4,5 detik. Kapasitas produksi Management.
panel front door outer RH naik dari
sebelumnya 506 unit/jam mejadi 557
unit/jam. Sehingga produktivitas pada
panel ini mengalami kenaikan yaitu dari
84% menjadi 92.8%.

43

Anda mungkin juga menyukai