Sebuah kegiatan yang dilakukan secara berulang dalam membuat suatu produk
dalam jumlah yang banyak merupakan produksi secara massal.
Produsen akan melakukan kegiatan produksi ini secara terus menerus guna
menjalankan sistem produksi dan memenuhi kebutuhan pasar. Dan memfasilitasi
kebutuhan masyarakat akan suatu barang atau produk.
Fokus dari produksi dalam jumlah banyak ini sebagai suatu cara untuk
meningkatkan efisiensi produsen dalam melakukan kegiatan produksi yang
disesuaikan dengan standar serta prosedur. Dan hal tersebut dilakukan guna
menciptakan suatu barang secara banyak dalam satu waktu.
Dalam kegiatan produksinya terukur dan terarah, yaitu dalam satu hari
menghasilkan jumlah yang sama dengan sistem dan standar yang sudah ditentukan.
Seperti memproduksi boneka, maka dalam satu hari bisa menghasilkan boneka
dengan sebelumnya dilakukan uji keamanan dan kelayakan untuk anak-anak.
Banyak aturan yang dilakukan dalam menghasilkan produksi dalam jumlah banyak
ini, karena perusahaan tentu mengutamakan mutu dan kualitas suatu produk yang
akan dihasilkan. Dengan memahami pengertian tersebut maka selanjutnya perlu
memahami tahapan apa saja yang dilakukan dalam proses produksi massal.
Setelah memahami seperti apa produksi secara massal maka selanjutnya tahapan
yang dilakukan oleh produksi massal. Berikut ini ada dua tahapan yang dilakukan
dalam produksi secara massal.
Manajer Produk bertanggung jawab untuk memimpin dan membuat dokumen ini,
tetapi mereka harus meminta masukan dan persetujuan akhir dari semua pemimpin
tim lainnya: Teknik, Penjualan, QA, Eksekutif, dan Pemasaran.
Setelah revisi dokumentasi persyaratan produk disetujui oleh semua pimpinan tim
ini, hal itu menjadi landasan Anda dan semua keputusan produk selanjutnya harus
sesuai dengan apa yang tertulis di dokumentasi ini.
Anda juga dapat meratifikasi dan membuat revisi berikutnya saat informasi baru
tersedia yang memengaruhi keputusan Anda sebelumnya, tetapi setiap revisi baru
harus ditinjau dan disetujui oleh pimpinan tim, juga.
Dokumentasi persyaratan produk atau yang biasa dikenal dengan PRD (Product
Requirements Documentation) biasanya terkait dengan:
Berikutnya adalah bagian yang menyenangkan, yang lebih dikenal sebagai validasi
dan pengujian teknik atau EVT (Engineering Validation and Testing).
Dalam tahap ini, tim teknik menggunakan cara apa pun yang diperlukan untuk
mengimplementasikan setiap fitur yang diuraikan dalam dokumentasi persyaratan
produk.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk membuktikan bahwa adalah mungkin secara
manusiawi, tanpa menentang hukum fisika, untuk merancang dan membangun
sebuah instance dari produk yang memenuhi persyaratan fungsional dalam PRD.
Namun perlu diingat bahwa komponen yang dipilih dan proses yang digunakan
untuk merakitnya tidak harus sama dengan yang akan digunakan di versi final
produk. Selotip dan lem panas boleh digunakan pada tahap ini, selama
memungkinkan Anda membuat sesuatu yang berfungsi secara fungsional dan
melewati metrik spesifikasi Anda.
Tujuan utama dari Validasi dan Pengujian Teknik adalah untuk mengidentifikasi
setiap dan semua risiko dari persyaratan yang diuraikan dalam PRD dan
menemukan cara untuk menghilangkan atau menguranginya secara signifikan.
Ini mungkin memerlukan beberapa iterasi dan jutaan dolar dalam penelitian dan
pengembangan, tetapi sebuah produk tidak akan meninggalkan tahap EVT sampai
semua persyaratan fungsional dan metrik kinerja telah dipenuhi.
Validasi dan Pengujian Desain
Pada tahap validasi dan pengujian desain atau DVT (Design Validation and
Testing), tujuannya adalah untuk terus bekerja menuju tampilan dan nuansa akhir
produk.
Ini adalah saat Anda mulai memilih bahan dan desain mekanis yang memenuhi
persyaratan bentuk akhir, kesesuaian, dan estetika yang diuraikan dalam PRD.
Bahan dan komponen yang dipilih dalam revisi ini merupakan bahan yang dipakai
pada versi produksi akhir. Jika memungkinkan, contoh produk Anda yang dibuat
dalam tahap DVT dapat ditampilkan kepada calon pelanggan untuk mulai meminta
umpan balik dan menguji kesesuaian pasar produk.
Ini sebenarnya adalah poin berharga untuk dilakukan pada tahap ini sebelum Anda
mulai menginvestasikan dana modal yang besar untuk bahan, peralatan, dan proses
yang diperlukan untuk memulai pembuatan.
Sebuah produk dapat keluar dari tahap DVT setelah ada persetujuan yang dibuat
dan memenuhi semua persyaratan fungsional dan estetika di PRD saat
menggunakan desain dan komponen kandidat untuk produksi akhir.
Versi ini sebenarnya mungkin sangat dekat dengan implementasi produk akhir
Anda dan tidak dapat dibedakan oleh mata yang tidak terlatih, tetapi mungkin
dibuat dengan proses produksi dan perakitan dengan volume lebih rendah.
Sekarang saatnya melepaskan kendali dan terlibat dalam percakapan serius dengan
pemasok dan produsen Anda. Ini adalah tahap validasi dan pengujian produksi atau
PVT (Production Validation and Testing) atau pre-produksi di mana Anda
memastikan bahwa produk DVT Anda sebenarnya dapat diproduksi dengan
volume dan biaya target yang tercantum dalam PRD.
Karena lebih sering daripada tidak Anda akan melakukan outsourcing pembuatan
dan perakitan produk Anda yang sebenarnya, Anda harus terlibat dengan pemasok
ini untuk meminta feedback dari desain Anda untuk memastikan Anda dapat
mencapai tujuan produksi.
Untuk alasan ini, yang terbaik adalah mulai berbicara dengan pemasok Anda jauh
sebelum Anda memasuki tahap PVT, sehingga Anda dapat membantu
memastikannya akan berhasil dengan memasukkan beberapa Desain untuk
Manufaktur, Desain untuk Perakitan, Desain untuk Pengujian. Ini adalah prinsip
upstream dalam siklus hidup produk.
Tujuan lain dari tahap PVT adalah untuk mulai memperkuat proses produksi dan
menyiapkan rantai pasokan. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan
membuat proses praproduksi produk Anda menggunakan rantai pasokan dan aset
manufaktur yang sebenarnya.
Ini adalah cara terbaik untuk melihat di mana kelemahannya dalam ekosistem
produksi Anda dan menentukan apakah Anda siap untuk mulai meningkatkan
volume dan meningkatkannya hingga.
Untuk keluar dari PVT, pabrikan harus menandatangani bahwa rantai pasokan
sudah diatur. Ini berarti suku cadang dapat dipesan pada waktu tunggu dan harga
yang dapat diterima serta prosedur perakitan dan pengujian dapat diulang dan
dapat diandalkan. Anda juga harus menyetujui bahwa kinerja dan kualitas produk
akhir memenuhi standar Anda. Jangan menunggu sampai Produksi Massal untuk
memeriksa ini – ini sudah terlambat.
Proses Produksi
Namun, ketika sebuah produk mencapai target produksi, itu berarti Anda
memproduksi dan menjual versi produk Anda yang siap untuk pelanggan dengan
jumlah yang tepat.
Sekali lagi, ini tergantung pada produk dan pasar Anda pada seberapa besar dan
seberapa sering setiap produksi dibuat, tetapi lebih sering daripada tidak, sebuah
produk diproduksi dalam beberapa batch dari waktu ke waktu dengan setiap batch
meningkat dalam ukuran volume.
Pada tahap ini, sebagian besar tanggung jawab ada pada produsen untuk
mendapatkan suku cadang, merakit, dan mengujinya untuk memenuhi permintaan
produksi Anda. Namun, Anda tetap memiliki tanggung jawab untuk memastikan
kualitas dan hasil produksi tetap tinggi sementara biaya mulai menurun.
Anda harus mendukung pabrikan seperlunya untuk mencapai tujuan ini. Ini
mungkin termasuk bekerja dengan tim pengadaan untuk membangun rantai
pasokan yang kuat untuk menjaga biaya dan waktu tunggu tetap rendah, atau
bekerja dengan tim manufaktur untuk terus mencari cara untuk meningkatkan
efisiensi, meningkatkan hasil, dan menurunkan biaya produksi.
Dengan adanya produksi massal yang dilakukan oleh perusahaan dalam usaha
pemenuhan kebutuhan konsumen. Maka banyak manfaat yang didapatkan oleh
perusahaan tersebut.
Dengan terjadinya produksi secara massal dan bantuan mesin agar hasil produk
lebih banyak dan cepat. Tentu menghasilkan efektifitas dan efisiensi dari segi
waktu dan biaya produksi. Selain itu karena menggunakan mesin maka
meminimalisir SDM yang terlibat sehingga bisa memangkas biaya finansial untuk
SDM. Namun harus mengutamakan biaya perawatan mesin untuk proses produksi.
Pada dasarnya dalam produksi secara massal ini sangat ditentukan oleh mesin-
mesin yang bekerja secara terus menerus. Maka sumber daya manusia hanya
sedikit saja yang dibutuhkan. Karena sudah diambil alih oleh mesin-mesin
produksi, sehingga SDM hanya dibutuhkan pada bagian pengawasan, dan bagian
tertentu saja.
Jika mesin yang digunakan dalam proses produksi berjalan sempurna. Maka
kesalahan produksi bisa diminimalisir karena mesin yang ada sudah disetting
dengan sistem. Sehingga tinggal dibutuhkan perawatan dan pengawasan dalam
proses produksi saat mesin sedang beroperasi.
Saat melihat produk di pasaran terlihat laris atau diminati banyak orang. Maka
akan berpengaruh pada peningkatan produksi untuk menghasilkan barang tersebut.
Maka dari itu, dilakukan produksi secara massal, inilah beberapa kelebihannya.
Pada kenyataannya dengan adanya produksi secara massal yang dilakukan maka
meningkatkan produktivitas suatu perusahaan. Efeknya, perusahaan mampu
memberikan pelayanan produk yang banyak di pasar dan memenuhi permintaan
konsumen dalam jumlah besar.
Biaya produksi dipengaruhi oleh biaya variabel atau disebut juga variable cost dan
biaya Tetap atau disebut juga fix cost. Melihat pengaruh dari kedua hal tersebut
maka bisa dilakukan pengurangan dengan adanya produksi secara massal.
3. Efisiensi Waktu
Dengan adanya kelebihan yang didapatkan saat melakukan produksi secara massal.
Tentu akan ada kekurangan dalam melakukan produksi oleh perusahaan,
kekurangan ini mungkin terjadi
Kekurangan Produksi Massal
Selain adanya kelebihan, maka pada produksi secara massal ada kekurangan yang
didapatkan oleh perusahaan. Inilah beberapa kekurangan dari produksi secara
massal yang ada.
Dalam produksi secara massal tentu efeknya terjadi tingkat produktivitas yang
tinggi. Dan pekerja diharapkan untuk melakukan penyesuaian target perusahaan.
Kejadian tersebut tentu membuat pekerjaan menjadi sangat melelahkan dalam
proses produksi yang dilakukan pekerja.
Jika terjadi terus menerus dalam kurun waktu lama maka pekerja menjadi lelah dan
tidak semangat. Penurunan motivasi ini menjadi nilai negatif dari adanya produksi
massal.
3. Kurang Fleksibel
Pada proses yang dilakukan produksi secara massal ini tentu harus disesuaikan
prosedur dan urutan yang ada. Jika salah satu proses atau prosedur yang dilakukan
ini terlewati maka terjadi kesalahan produksi. Sehingga dilakukan perombakan
total dari urutan awal produksi, tentunya hal ini menjadi kurang fleksibel.
Dengan memahami kekurangan yang ada pada produksi secara massal, tentu
perusahaan jadi memahami seperti apa antisipasi yang harus dilakukan. Sehingga
proses produksi suatu produk harus berjalan sesuai sistem yang ada dan
menghasilkan produk yang bermutu.
Kesimpulan
Dalam proses produksi massal memang dibutuhkan analisa yang lebih baik dari
perusahaan yang menjalankan kegiatan tersebut. Karena proses produksi yang
berjalan dengan baik tentu akan berpengaruh pada hasil produk. Sehingga masing-
masing perusahaan bisa tetap memberikan mutu dan jaminan kualitas untuk
memenuhi kebutuhan konsumen.
Hal lain yang perlu diperhatikan saat Anda menggunakan proses produksi massal
adalah pada proses pembukuan yang rumit, dan mengharuskan Anda menggunakan
proses pembukuan manufaktur yang terkenal rumit jika dilakukan dengan
pembukuan manual.
Hanya 200 ribu perbulan, Anda bisa mendapatkan fitur terbaik dari software
akuntansi seperti pencatatan pengeluaran dan pemasukan, payroll, pengelolaan
aset, penghitungan dan pelaporan perpajakan, pengeloaan stok atau inventori,
rekonsiliasi transaksi otomatis, smartlink ebanking dan ecommerce, otomasi lebih
dari 200 jenis laporan keuangan dan masih banyak lagi.
Tulis tangan dan dikumpulkan ke wa saya! Terima kasih dan tetap semangat!!!