PT. Atmaja Jaya adalah sebuah perusahaan yang dirancang tumbuh dan
berkembang untuk menghasilkan produk komponen-komponen mesin dengan
bahan Besi Cor, Besi Cor Liat, dan Besi Cor Tempa yang bermutu tinggi. PT.
Atmaja Jaya ingin menanamkan budaya sadar risiko, etika berbisnis, dan tata
perilaku yang baik di seluruh karyawan, melalui prinsip tata kelola perusahaan
yang baik seperti, transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan
kemendirian. Bentuk organisasi pada PT. Atmaja Jaya merupakan suatu sistem
organisasi yang disusun sesuai dengan situasi dan perkembangan perusahaan.
Jabatan tertinggi pada struktur organisasi PT. Atmaja Jaya dipegang oleh CEO
(Dirut atau Direktur Umum).
iv
Daftar Isi
RINGKASAN.........................................................................................................iv
Daftar Isi...................................................................................................................v
Daftar Gambar.........................................................................................................vi
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................1
C. Manfaat............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
A. Sejarah.............................................................................................................3
B. Tata Kelola......................................................................................................3
C. Sistem Keselamatan Kerja...............................................................................5
BAB III.....................................................................................................................8
A. Deskripsi Kerja................................................................................................8
B. Agenda Kegiatan.............................................................................................9
C. Kendala..........................................................................................................10
D. Solusi.............................................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................13
A. Outcome........................................................................................................13
B. Kontribusi......................................................................................................13
BAB V....................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................16
LAMPIRAN...........................................................................................................17
A. Dokumentasi Kegiatan..................................................................................17
B. Log Book........................................................................................................29
C. Hasil Uji Spektrometer..................................................................................32
D. Surat Keterangan Kerja Praktek....................................................................45
v
vi
Daftar Gambar
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan Kerja Praktek (KP) merupakan kegiatan dimana mahasiswa
diharuskan untuk mengenal aplikasi dari kegiatan perkuliahan di dunia industri
secara teori maupun praktek. Oleh karena itu pihak universitas bekerja sama
dengan pihak industri, agar mahasiswa benar-benar mampu praktek secara nyata
dan guna memperluas pengetahuan mahasiswa dan sebagai perbandingan antara
teori dengan keadaan sebenarnya. Juga sebagai syarat kelulusan untuk
mahasisawa Program Sarjana Teknik Metalurgi Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta agar menjadi generasi
bangsa yang handal menguasai IPTEK.
B. Tujuan
Tujuan dari Kegiatan Kerja Praktek (KP) Teknik Metalurgi Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta adalah
sebagai berikut :
1
b. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa terhadap materi
perkuliahan yang telah didapatkan di kelas.
c. Mengembangkan kemampuan softskill mahasiswa, terutama kemampuan
disiplin dan tanggung jawab pada pekerjaan, berkomunikasi, hubungan
kerja dan kemampuan kerjasama tim.
d. Menerapkan pengetahuan teoritis yang didapatkan mahasiswa dari mata
kuliah- mata kuliah sebelumnya.
e. Memberikan pengalaman dan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk
memasuki dunia kerja ataupun industri.
C. Manfaat
Manfaat dari kegiatan kerja praktek Teknik Metalurgi Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta adalah
sebagai berikut :
2
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah
PT. Atmaja jaya merupakan pabrik pengecoran logam dan pemesinan yang
didirikan pada tahun 1979 oleh H. Purwanto Atmojo di daerah sentra Industri
Pengecoran Logam Ceper. PT. Atmaja Jaya adalah sebuah perusahaan yang
dirancang tumbuh dan berkembang untuk menghasilkan produk komponen-
komponen mesin dengan bahan Besi Cor, Besi Cor Liat, dan Besi Cor Tempa
yang bermutu tinggi. PT. Atmaja Jaya merupakan pabrik yang bersifat job order
and make to stock. Setiap produk yang di-order pelanggan harus disesuaikan
dengan spesifikasi produk yang diinginkan pelanggan. Pengerjaan setiap
pesanannya pun harus sesuai dengan kesepakatan pelanggan agar tetap percaya
terhadap perusahaan. PT. Atmaja Jaya berbentuk linifungsional yakni masing-
masing bagian/departemen memiliki tanggung jawab tersendiri dan spesialisasi,
juga bertanggung jawab kepada masing-masing atasannya dalam struktur
organisasi perusahaan.
B. Tata Kelola
PT. Atmaja Jaya memahami pentingnya penerapan prinsip-prinsip Tata
Kelola perusahaan yang baik dalam pengelolaan perusahaan dalam menciptakan
usaha bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Tata kelola perusahaan
mempengaruhi bagaimana tujuan perusahaan dicapai, bagaimana risiko dikaji, dan
bagaimana kinerja dioptimalkan. Sebagai perusahaan rumahan yang bergerak di
bidang manufaktur, tata kelola perusahaan menjadi semakin penting mengingat
faktor risiko merupakan topik rutin yang dihadapi oleh seluruh insan PT. Atmaja
Jaya dalam menjalankan tugasnya, baik tugas sehari-hari di dalam perusahaan
3
maupun ketika sedang berhubungan dengan klien untuk memecahkan masalah
yang di hadapi klien.
Melalui tata kelola perusahaan yang baik, PT. Atmaja Jaya ingin
menanamkan budaya sadar risiko, etika berbisnis, dan tata perilaku yang baik di
seluruh insan PT. Atmaja Jaya untuk menciptakan kinerja perusahaan yang
unggul. Prinsip Tata Kelola perusahaan yang baik adalah :
4
Bentuk organisasi pada PT. Atmaja Jaya merupakan suatu sistem organisasi
yang disusun sesuai dengan situasi dan perkembangan kebutuhan perusahaan.
Dengan adanya struktur organisasi, maka tiap-tiap unit dalam perusahaan dapat
mengetahui tugas tanggung jawab, dan batas wewenang di dalam perusahaan
sehingga tau tugas masing-masing dan mampu bersinergi untuk sama-sama
meraih hasil maksimal demi perusahaan.Jabatan paling tinggi pada struktur
organisasi PT. Atmaja Jaya dipegang oleh CEO (Dirut atau Direktur Umum).
1. Pada Hirarki paling atas terdapat pimpinan yang disebut CEO (Dirut
atau Direktur Umum).
2. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Dirut di bantu oleh 4 orang
Manajer di setiap unit, di antaranya Manajer Unit 1, Manajer Unit 2,
Manajer Unit 3, Manajer Unit 4 dan seorang HRD ..
3. Manajer Unit 1, Manajer Unit 2, dan Manajer Unit 3 membawahi
seorang Asisten Manajer dan 3 orang Supervisor, diantaranya Smelting
Supervisor, Casting Supervisor, dan Feed Supervisor
4. Manajer Unit 4 membawahi seorang Asisten Manajer dan 2 orang
Supervisor, diantaranya Machining Supervisor, dan QC Supervisor.
5. HRD membawahi 3 orang Head Staff, diantaranya Marketing Head
Staff, Transporting Head Staff, dan Storage Head Staff.
5
sesuai dengan Peraturan Pemerintahan No. 74 tahun 2001 pasal 24 yang
menyatakan setiap orang yang melakukan kegiatan pengolahan B3 wajib
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat.
6
Alat Pengaman
Gizi Kerja
7
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Deskripsi Kerja
Dalam menjalankan kegiatan produksi, PT Atmaja Jaya memiliki tiga buah
unit foundry dan satu unit finishing. Pada unit Foundry terdapat proses pembuatan
cetakan, dapur peleburan
8
Pada proses pembuatan cetakan saya ditugaskan membantu proses pembuatan
cetakan yang berukuran sedang dengan bahan dasar pasir silika dan proses
pembongkaran cetakan. Pada proses pembuatan cetakan pasir yang digunakan
adalah pasir silika dangan menggunakan metode double deck. Proses pembuatan
cetakan diawali dengan menyusun pola dan rangka cetakan kemudian
memadatkan pasir sesuai dengan pola. Setelah pasir padat kemudian cetakan
dikeringkan dengan manggunakan gas CO kamudian pola dilepas dari cetakan
kemudian cetakan bagian dalam diberi lapisan coating agar logam hasil cor
memiliki permukaan yang halus. Tahap terakhir dari proses pembuatan cetakan
adalah dengan menggabungkan kedua deck.
B. Agenda Kegiatan
Kegiatan Kerja Praktek di PT Atmaja Jaya berlangsung selama 30 hari, dengan
lokasi pabrik Unit 3 PT Atmaja Jaya. Berikut rincian kegiatan yang dilakukan
pada waktu tersebut.
Tanggal Kegiatan
Pengenalan lingkungan pabrik pada
1 Oktober 2020 unit 3
Produk : Rangka piano
Mengamati bahan yang digunakan
2 Oktober 2020
pada unit 2
Menyusun laporan & melengkapi
3 Oktober 2020
dokumen.
Menyusun laporan & melengkapi
4 Oktober 2020
dokumen.
Mengamati persiapan bahan pada unit
5 Oktober 2020
3
Mengamati proses pengambilan
6 Oktober 2020
sampel (sampling) pada unit 3
Mengamati proses pembuatan cetakan
7 Oktober 2020
(unit 3)
Mengikuti proses pembuatan cetakan
8 Oktober 2020
pasir (unit 3)
Mengamati proses peleburan dan
9 Oktober 2020 penuangan logam carir pada cetakan
di unit 2
Menyusun laporan & melengkapi
10 Oktober 2020
dokumen.
Menyusun laporan & melengkapi
11 Oktober 2020
dokumen.
12 Oktober 2020 Mengamati proses tapping dan
9
pembuatan cetakan pada unit 3
Membantu proses pembuatan cetakan
13 Oktober 2020
pasir
Mengamati proses pemasukan bahan
14 Oktober 2020
kedalam tungku induksi.
Mengamati proses tapping dan proses
15 Oktober 2020 assambly cetakan
Mengamati proses pemasukan dan
16 Oktober 2020 pemasakan dengan menggunakan
tungku induksi
17 Oktober 2020 Menyusun laporan.
18 Oktober 2020 Menyusun laporan.
Melakukan proses pembuatan cetakan
19 Oktober 2020
pasir dengan bahan pasir silika.
Mengamati proses pembongkaran
20 Oktober 2020
cetakan yang sudah berisi logam.
Melakukan proses pembongkaran
21 Oktober 2020
cetakan yang sudah berisi logam.
Melakukan proses pembuatan cetakan
22 Oktober 2020
dengan bahan pasir silika.
Mengamati proses tapping dan
23 Oktober 2020 melakukan proses pembuatan cetakan
dengan bahan pasir silika.
24 Oktober 2020 Menyusun laporan.
25 Oktober 2020 Menyusun laporan.
Mengamati proses peleburan dan
26 Oktober 2020
melakukan proses pembuatan cetakan.
Mengamati proses pengujian kadar
27 Oktober 2020 logam hasil cor dengan menggunakan
alat Spectrophotometry.
Melakukan proses pembongkaran
28 Oktober 2020 cetakan dan pengambilan data uji
Spectrophotometry.
29 Oktober 2020 Libur.
30 Oktober 2020 Libur.
31 Oktober 2020 Libur.
C. Kendala
1. Komposisi coran yang selalu tidak sesuai dengan target.
2. Bahan baku yang dipakai kualitasnya kurang baik.
3. Temperatur tuang yang terlalu tinggi.
4. Hasil coran yang terlalu keras.
5. Cetakan bocor.
10
D. Solusi
1. Menambahkan Unsur yang kurang dengan menggunakan rumus seperti
berikut :
11
inokulasi dengan menambahkan inokulan berupa paduan Fe-Si.
Penambahan inokulan ini menyebabkan butiran karbon yang pipih menjadi
membulat (nodular) sehingga hasil coran menjadi lebih mudah di mesin.
5. Cetakan yang bocor merupakan kendala yang biasa terjadi pada proses
pengecoran logam. Hal ini terjadi biasanya karena pasir yang digunakan
untuk membuat cetakan kurang padat atau masih ada celah diantara deck
bagian atas dengan deck bagian bawah sehingga logam cair yang dituang
kedalam cetakan mengalir keluar cetakan. Kendala ini dapat diatasi
dengan memasang penahan pada cetakan pasir atau dengan melapisi
bagian gabungan antar deck menggunakan tanah liat dan manggunakan
APD yang sesuai pada saat proses penuangan logam cair kedalam cetakan
agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
12
BAB IV
HASIL KEGIATAN
A. Outcome
Selama kerja praktek berlangsung, manfaat yang dirasakan antara lain adalah
mendapatkan pengetahuan mengenai suasana industri metalurgi. Selain itu,
kemampuan untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain juga ikut
terasah, terutama dengan karyawan dalam lingkungan perusahaan. Kemudian,
kerja praktek ini menjadi sebuah kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang
telah dipelajari selama ini yang berhubungan dengan beberapa matakuliah, seperti,
Teknik Pengecoran Logam, Metalurgi Fisik, Karakterisasi Bahan, Kekuatan
Material dan Perancangan Paduan Logam.
B. Kontribusi
Dalam tempo 30 hari kerja praktek, ilmu yang diterapkan adalah penggunaan
inokulan seperti paduan Fe-Si untuk menunjang pembentukan grafit nodular
(Contohnya adalah pembuatan besi cor nodular/FCD dan besi cor kelabu/FC),
pemilahan dan inspeksi bahan baku untuk produksi, dan penggunaan flux untuk
mengikat pengotor. Pemberian inokulan dilakukan saat melakukan proses tapping
berlangsung, pemberian ini hanya diberikan ketika larutan logam cair masih
encer. Inspekasi bahan baku dilakukan saat feeding berlangsung (bersamaan
dengan proses tapping), ini bertujuan agar material pengotor yang tidak
diperlukan dapat dipisahkan dan untuk mencegah bahan baku berkualitas buruk
masuk ke dalam tungku. Flux ditambahkan saat slag susah untuk di keluarkan,
tujuan penggunaan flux adalah untuk mengikat pengotor-pengotor agar menjadi
satu dan mudah dikeluarkan. Selain itu, diterapkan juga pengetahuan yang
berhubungan dengan perlakuan panas, seperti memanaskan kembali partisi yang
bersifat sangat keras kedalam tungku setelahtungku selesai digunakan.
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembuatan laporan kerja praktek ini, penulis selaku mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Fakultas Teknologi
Mineral Program Studi Teknik Metalurgi telah menjalankan kerja praktek di PT.
Atmaja Jaya dari tanggal 1 Oktober hingga 31 Oktober 2020. Penulis melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan Industri Manufaktur Pengecoran Logam terutama
yang berkaitan dengan Besi Cor. Selama kerja praktek, penulis mengikuti proses
pembuatan besi cor, pengujian laboratoriom hasil coran, proses inspeksi bahan
baku, serta proses peleburan logam.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan penulis saat melaksanakan kerja praktek serta dalam
penulisan laporan kerja praktek, penulis memiliki beberapa saran sebagai berikut :
14
1. Saat proses tapping sebaiknya menggunakan sarung tangan yang tahan api,
dan sepatu safety untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja
2. Sebelum memasukkan bahan baku ke dalam tungku, sebaiknya dilakukan
pengecekan dan pembersihan terlebih dahulu sebelum dilakukannya
kegiatan produksi agar tidak mempengaruhi komposisi paduannya.
3. Informasi yang ada pada website, sebaiknya di perbaharui secara berkala
agar tidak mengecewakan pengunjung website dalam mencari data atau
informasi.
15
Daftar Pustaka
16
LAMPIRAN
A. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 3 Komposisi standar besi tuang nodular/beso cor nodular (JIS Z 2201 / 2006)
17
Gambar 4 Komposisi standar besituang kelabu/besi cor kelabu (JIS Z 2201 / 2006)
18
Gambar 6 Wojo (Hasil sisa peleburan tungku kupola)
19
Gambar 8 Gram (sisa bubutan) besi cor kelabu
20
Gambar 10 Termokopel
21
Gambar 12 Proses memasukkan bahan baku
Gambar 13 Proses pengadukan logam cair di dalam tungku dengan menggunakan bambu
22
Gambar 14 Proses pembuatan cetakan
23
Gambar 16 Proses penuangan logam cair ke dalam ladle
24
Gambar 18 Proses Sampling
25
Gambar 20 Logam cair dalam cetakan
26
Gambar 22 Patahan sampel logam
27
Gambar 24 Spektrofotometer
28
B. Log Book
29
30
31
C. Hasil Uji Spektrometer
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
D. Surat Keterangan Kerja Praktek
45