Anda di halaman 1dari 7

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah,


tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi yang digunakan, serta sistematika
penulisan dalam membuat skripsi.

1.1 LATAR BELAKANG


Pertumbuhan dan perkembangan dunia industri di Indonesia cukup pesat. Di
era seperti sekarang ini banyak pelaku industri yang menghendaki perusahaannya
memiliki kemampuan produksi yang memadai demi memenuhi permintaan pasar
yang semakin meningkat. Salah satu faktor yang mampu mempengaruhi
kemampuan produksi adalah sumber daya produksi berupa mesin yang dimiliki
perusahaan. Dalam hal ini, tingkat keandalan mesin produksi sangat berpengaruh
terhadap kinerja sebuah sistem produksi. Keandalan menurut Dhillon (2006)
merupakan probabilitas atau kemampuan suatu item melakukan fungsi atau
tugasnya dengan baik pada satu waktu yang ditentukan. Mesin yang memiliki
keandalan yang tinggi memiliki performa yang tinggi pula sehingga mampu
menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.
Kebutuhan minyak pelumas terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Menurut Kementrian Perindustrian Republik Indonesia permintaan minyak
pelumas sampai dengan tahun 2014 terus mengalami peningkatan dengan rata-rata
permintaan sebesar 1.025.000 kiloliter pertahun. PT. Pertamina Lubricants
merupakan salah satu produsen pelumas yang terbesar di Indonesia. Pada tahun
2014 tercatat PT. Pertamina Lubricants menjadi penguasa pasar pelumas dalam
negeri sebesar 60%, baik untuk pasar otomotif, industri, maupun kelautan. Apalagi
jika ditambah dengan pasar luar negeri dan produksi pelumas untuk kebutuhan
sejumlah Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM). Dengan pangsa pasar yang
begitu besar, PT. Pertamina Lubricants memiliki pabrik yang modern dengan
mesin-mesin yang terotomasi sehingga dapat meningkatkan efisiensi proses
produksi. PT. Pertamina Lubricants Production Unit Gresik adalah salah satu pabrik
pengolahan minyak pelumas milik PT. Pertamina Lubricants yang paling modern.

I-1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PT. Pertamina Lubriciants Production Unit Gresik merupakan perusahaan


yang menggunakan sistem make to stock sekaligus make to order. Perusahaan
memproduksi pelumas kemasan lithos atau yang biasa disebut kemasan botol untuk
kemudian disimpan di Gudang Nusantara di Surabaya. Selain itu PT. Pertamina
Lubriciants juga menerima order dari pihak ketiga atau perusahaan yang
menginginkan pelumas dengan komposisi tertentu dalam kemasan curah, misalnya
Blue Bird Group. Pihak ketiga dapat melakukan order melalui perusahaan pusat
yaitu PT. Pertamina Lubriciants Production Unit Jakarta. Semua proses produksi
yang dilakukan di PT. Pertamina Lubriciants Production Unit Gresik didasarkan
pada perencanaan produksi yang dibuat oleh PT. Pertamina Lubriciants Production
Unit Jakarta.
Proses produksi pelumas di PT. Pertamina Lubriciants Production Unit
Gresik diawali dengan tahap Penerimaan dan Penimbunan (P2) bahan baku
pelumas berupa base oil dan additive. Tahap kedua adalah proses blending yaitu
pencampuran antara base oil dan additive dengan komposisi tertentu untuk
menghasilkan berbagai jenis pelumas siap pakai. Tahap ketiga adalah Quality
Check (QC) terhadap base oil, additive, pelumas dan barang-barang yang datang
dari vendor seperti drum, lithos, Intermediate Bulk Container (IBC), kardus, dan
lain-lain. Tahap terakhir adalah proses filling, yang pada proses ini PT. Pertamina
Lubriciants Production Unit Gresik memiliki tiga jenis proses filling berdasarkan
kemasan pelumas, yaitu IBC, drum, dan lithos dengan 11 jenis mesin yang
digunakan pada proses filling yaitu mesin labeling, filling, cappering, sensor
volume, induction seal, robotic, carton erector, carton sealer, dan palletizing,
Mesin-mesin yang digunakan di PT. Pertamina Lubriciants Production Unit
Gresik bekerja dalam waktu enam belas jam tiap harinya dengan hari kerja selama
lima hari dalam seminggu. Mengingat jam kerja mesin yang begitu lama, terdapat
beberapa mesin yang memiliki keandalan di bawah 85% yang merupakan standar
internasional untuk keandalan mesin (Dal, 2000). Karena PT. Pertamina
Lubriciants Production Unit Gresik memiliki lini produksi jenis product layout,
apabila satu mesin mengalami downtime maka satu lini akan berhenti berproduksi.
Hal ini mengakibatkan menurunnya tingkat produksi serta dapat menimbulkan
biaya tak terduga seperti biaya penggantian part mesin yang rusak atau biaya

I-2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perbaikan mesin yang rusak tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya perawatan
atau maintenance untuk menjaga kondisi mesin agar tetap baik dan dalam kondisi
optimal sehingga target produksi dapat tercapai dengan kualitas produk sesuai
standar.
Dengan adanya maintenance, selain menjaga kondisi mesin agar tetap pada
kondisi optimal dan mampu melaksanakan fungsinya dengan baik. Tetapi pada
kenyataannya, PT. Pertamina Lubricants Production Unit Gresik tidak melakukan
preventive maintenance terhadap mesin-mesinnya, melainkan menunggu kondisi
mesin sampai pada keadaan rusak untuk dilakukan maintenance atau biasa disebut
corrective maintenance. Padahal preventive maintenance sangat bermaanfaat untuk
memastikan suatu mesin atau lini produksi berjalan dengan baik sehingga
mencegah adanya kegagalan dimasa mendatang atau future failures (Liberopoulos
& Tsarouhas, 2005). Selain itu preventive maintenance juga merupakan suatu
upaya untuk menganggulangi keluarnya biaya tak terduga jika mesin mengalami
kerusakan dan mengharuskan proses produksi berhenti untuk dilakukan corrective
maintenance. Hal tersebut akan mengganggu proses produksi dan dapat
mengakibatkan kerugian dalam jumlah yang tidak sedikit. Tsarouhas (2010)
menyatakan bahwa kegagalan pada salah satu komponen dari sistem dapat
menyebabkan kegagalan pada keseluruhan sistem.
Sistem merupakan kumpulan objek yang saling berinteraksi dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks. Sistem dapat
dipelajari salah satunya adalah dengan melakukan eksperimen dengan
menggunakan suatu model dari sistem yang ada. Terdapat dua jenis model yaitu
model fisik dan matematis. Dalam penelitian ini akan digunakan model matematis
untuk merepresentasikan sistem dari proses filling lithos pada PT. Pertamina
Lubricants Production Unit Gresik sebagai hubungan logika dan kuantitatif untuk
kemudian dimanipulasi agar dapat terlihat bagaimana sistem bereaksi. Dikarenakan
sistem proses filling lithos yang ada di PT. Pertamina Lubricants Production Unit
Gresik memiliki model yang kompleks dengan jumlah mesin sebanyak 44 mesin
maka perlu dilakukan simulasi untuk merepresentasikan sistem yang ada.
Berdasarkan data yang digunakan pada penelitian ini maka dipilih metode
simulasi. Penggunaan metode simulasi dianggap mampu merepresentasikan sistem

I-3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang ada pada perusahaan. Data downtime yang digunakan memiliki karakteristik
ketidakpastian dan sesuai dengan distribusi probabilitas tertentu. Dengan
menggunakan metode simulasi maka proses kerja sistem mampu direpresentasikan
dengan baik. Selain itu dengan metode simulasi maka dalam waktu singkat dapat
ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar.
Berdasarkan sistem dan data yang digunakan dalam penelitian ini, simulasi statis
cocok untuk merepresentasikan sistem yang tidak terpengaruh oleh perubahan
waktu seperti halnya pada sistem proses filling lithos di PT. Pertamina Lubricants
Production Unit Gresik. Salah satu metode simulasi statis adalah simulasi Monte
Carlo. Raychaudhuri (2008) menyatakan simulasi Monte Carlo dapat digunakan
untuk mengevaluasi distribusi data downtime lalu membangkitkan bilangan acak
berdasarkan hasil evaluasi distribusi yang telah dilakukan, kemudian menganalisis
hasilnya untuk mengetahui adanya perbaikan ketika terjadi kerusakan ataupun
model perencanaan penggantian komponen.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis keandalan mesin
suatu sistem produksi, Liberopoulos & Tsarouhas (2005) melakukan analisis
keandalan terhadap lini produksi pizza dengan menganalisis nilai availability dan
efficiency yang kemudian mendapatkan hasil bahwa semakin lama Time Between
Failure dan semakin banyak kerusakan yang terakumulasi, maka semakin lama
pula waktu perbaikan yang diperlukan suatu mesin atau komponen. Tsarouhas &
Arvanitoyannis (2014) melakukan penelitian mengenai analisis keandalan terhadap
lini produksi yogurt dengan melakukan simulasi terhadap interval waktu
maintenance tiap mesin untuk menentukan pada interval berapa suatu mesin
mampu beroperasi dengan nilai keandalan minimal 80%. Kedua penelitian tersebut
menjadi dasar penelitian ini yang akan membahas mengenai penentuan interval
maintenance yang optimal untuk tiap mesin dan lini produksi pelumas
menggunakan metode simulasi Monte Carlo untuk mengetahui tingkat keandalan
lini produksi proses filling lithos di PT. Pertamina Lubricants Production Unit
Gresik.

I-4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan
interval maintenance dengan biaya minimal serta mampu meningatkan keandalan
tiap mesin yang digunakan pada proses filling lithos di PT. Pertamina Lubricants
Production Unit Gresik dengan menggunakan metode simulasi Monte Carlo?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan interval maintenance dengan
biaya minimal serta mampu meningatkan keandalan tiap mesin yang digunakan
pada proses filling lithos di PT. Pertamina Lubricants Production Unit Gresik
dengan menggunakan metode simulasi Monte Carlo.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah perusahaan mampu
meningkatkan keandalan setiap mesin dan lini produksi proses filling lithos serta
mampu meminimalkan biaya yang timbul dari kegiatan maintenance yang
dilakukan.

1.5 BATASAN MASALAH


Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Mesin yang diteliti adalah mesin pada proses produksi pada lini filling
lithos.
2. Data downtime yang digunakan adalah data downtime mesin pada proses
filling lithos dari bulan Agustus 2015 sampai Juli 2016.
3. Data downtime yang digunakan adalah data downtime mesin yang
disebabkan kerusakan atau gangguan pada mesin tanpa diketahui secara
lebih rinci kerusakan komponennya.

I-5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.6 ASUMSI YANG DIGUNAKAN


Asumsi yang digunakan dalah penelitian ini adalah:
1. Setiap lini proses filling lithos memproduksi lithos dengan jenis dan ukuran
yang sama.
2. Jam kerja tiap mesin adalah sama yaitu selama 16 jam dalam sehari dengan
hari kerja selama 7 hari dalam seminggu.
3. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95%.
4. Tingkat keandalan minimal adalah 85% sesuai dengan standar yang
ditetapkan (Dal, 2000).
5. Perbaikan maupun penggantian komponen merupakan maintenance yang
bersifat minor sehingga tidak menyebabkan perubahan umur pakai mesin.
6. Data downtime yang digunakan dianggap memiliki distribusi probabilitas
data yang bersifat tetap.
7. Setelah dilakukan maintenance maka kondisi mesin akan kembali seperti
semula.
8. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan preventive maintenance dan
corrective maintenance dianggap sama.
9. Pada penerapan preventive maintenance masih terjadi breakdown dengan
probabilitas sebesar 15% sehingga memerlukan adanya corrective
maintenance.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan dibuat agar mempermudah pembahasan tiap tahapan
penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai sistematika
penulisan adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai identifikasi awal masalah dalam
penelitian yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi yang
digunakan, serta sistematika penulisan.

I-6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi penjelasan secara terperinci mengenai teori-teori yang
digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian dan penyelesaian
masalah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai gambaran tahapan dan penjelasan tiap tahap
serta tata cara penyelesaian masalah yang dikaji berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi mengenai penyajian kumpulan data-data yang relevan
berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian
ini. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode
pengolahan data yang sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas.
BAB V ANALISIS HASIL
Bab ini menjelaskan mengenai uraian pembahasan permasalahan yang
dikaji dalam penelitian ini berdasarkan hasil pengumpulan dan
pengolahan data yang telah dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai penarikan kesimpulan dan pemberian saran
yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan pembahasan analisis
yang telah dilakukan sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini.

I-7

Anda mungkin juga menyukai