Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perawatan adalah kegiatan untuk memelihara fasilitas pabrik dan


mengadakan perbaikan yang diperlukan agar keadaan operasi produksi yang
sesuai dengan apa yang direncanakan (Assauri, 1980). Pada perusahaan di
bidang manufaktur, peningkatan produktivitas pada sistem produksi harus
dilakukan. Salah satu indikator dalam peningkatan produktivitas adalah
mengukur seberapa baik realibilitas suatu mesin produksi, maka diperlukan
proses pemeliharaan (maintenance) yang efektif dan efisien bagi perusahaan.
Perusahaan dalam meningkatkan jumlah produksi yaitu dengan
memperpanjang pengoperasian fasilitas industri dan mengurangi pengeluaran
perusahaan yang mengakibatkan rusaknya suatu fasilitas produksi, salah
satunya adalah kerusakan mesin. Mesin yang rusak secara mendadak dapat
mengganggu rencana produksi yang telah ditetapkan. Untuk menanggulangi
hal tersebut diperlukan perencanaan perawatan mesin yang terjadwal
(preventive maintenance), untuk mengurangi kerusakan mesin mendadak
(failure maintenance).

PT. Playwood Tunas Subur merupakan salah satu perusahaan manufaktur


yang berdiri sejak 2008 yang berlokasi di kabupaten Pacitan. Bergerak dalam
bidang pembuatan kayu lapis (Tripleks). Permasalahan yang sering terjadi di
perusahaan adalah kondisi mesin yang sudah tua, yang menyebabkan
tingginya downtime dari masing-masing mesin. Pada perusahaan ini memiliki
beberapa mesin produksi dalam pembuatan kayu lapis seperti mesin pelabur
lem (Glue Spreader), mesin Cold Press dan mesin Hot Press. Dari mesin
tersebut yang sering mengalami downtime tertinggi ada pada mesin Glue
Spreader. Mesin Glue Spreader memiliki jumlah breakdown sebanyak 98
kali dalam kurun waktu 1 tahun. Penyebab kerusakan yang terjadi

1
2

dikarenakan perusahaan masih menerapkan sistem perawatan yang bersifat


corrective maintenance dimana perawatan atau penggantian mesin Glue
Spreader dilakukan hanya ketika terjadi kerusakan. Dalam operasionalnya
Playwood Tunas Subur sering mendapatkan kendala dikarenakan adanya
penggantian komponen akibat terjadinya kerusakan pada komponen yang
mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Sehingga perlunya tindakan
perawatan pada mesin Glue Spreader maka dari itu dengan metode Realibility
Centered Maintenance (RCM) II ini diharapkan mampu memberikan
tindakan perawatan yang tepat dan interval perawatan yang optimal pada
mesin Glue Spreader, agar dapat mengurangi tingkat kerusakannya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah didapatkan maka diperlukan


perencanaan kebijakan perawatan yang optimal. Metode Realibility Centered
Maintenance (RCM) II merupakan hasil proses pengembangan dari metode
sebelumnya yakni dengan menambahkan safety dan environment
consequence pada decision diagram. Metode ini mempunyai kelebihan dalam
penentuan program pemeliharaan yang difokuskan pada komponen atau
mesin-mesin kritis (critical item list) serta menghindari aktivitas perawatan
yang tidak diperlukan (Moubray, 1997). Menurut penelitian terdahulu yang
sudah dilakukan oleh Irawan (2014) diperoleh hasil penelitian bahwa metode
ini digunakan sebagai metode perbaikan rancangan perawatan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas hasil produksi. Cahyo Purnomo
Prasetyo (2017) Realibility Centered Maintenance (RCM) II digunakan untuk
menentukan tindakan perawatan yang optimal agar mesin berjalan dengan
baik sesuai standar performansinya. Berkurangnya downtime pada mesin
selain meningkatkan kelancaran proses produksi juga diharapkan dapat
memperpanjang usia pakai pada mesin.
3

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peranan perawatan terhadap mesin Glue


Spreader sangat penting maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
perlu dilakukan perencanaan perawatan mesin Glue Spreader dengan
pendeketan RCM II pada PT. Plywood Tunas Subur.

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan nilai komponen kritis pada mesin Glue Spreader.


2. Mendapatkan tindakan perawatan dengan menggunakan metode
Realibility Centered Maintenance (RCM) II decision worksheet.
3. Mendapatkan interval waktu perawatan yang tepat pada komponen
kritis mesin Glue Spreader.

1.4.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah :

1. Sebagai masukan kepada pihak perusahaan dalam perbaikan sistem


perawatan mesin Glue Spreader untuk memecahkan masalah
penggantian komponen kritis mesin.
2. Memberi kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang
didapatkan dibangku kuliah dengan kondisi di perusahaan.

1.5.Batasan Masalah

Batasan permasalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dilakukan pada mesin Glue Spreader pada PT. Plywood
Tunas Subur yang berlokasi di Tulakan, Pacitan.
2. Data kerusakan mesin yang digunakan adalah data tahun 2019.
3. Data yang diolah berdasarkan frekuensi komponen yang paling kritis.
4. Keandalan yang dibahas berdasarkan fungsi waktu.
4

1.6.Asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Mesin yang dilakukan dengan metode RCM II diasumsikan dapat


berperilaku seperti mesin yang baru.

Anda mungkin juga menyukai