Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Pupuk Kalimantan Timur mengoperasikan berbagai macam peralatan untuk dapat
menghasilkan produk dengan optimal. Dalam usaha menjaga kontinuitas produksi, maka
kondisi mesin dipertahankan agar selalu siap digunakan karena peralatan yang digunakan
terus menerus akan mengalami penurunan tingkat kinerja. Salah satu upaya agar mesin
tetap bekerja dengan baik yaitu dibutuhkan kegiatan pemeliharaan mesin. Kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan biasanya memiliki strategi agar
pelaksanaanya berlangsung efisien.
Paradigma yang berlaku dalam dunia pemeliharaan saat ini yaitu lebih baik
mencegah daripada mengobati, yaitu penerapan pencegahan ini dilakukan dengan
Preventive Maintenance. Preventive maintenance adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi
kondisi yang mungkin menyebabkan kerusakan, produksi terhenti, atau berkurangnya fungsi
peralatan. Preventive maintenance adalah deteksi dan penanganan dini kondisi abnormal
mesin sebelum kondisi mesin tersebut menyebabkan cacat atau kerugian yang lebih besar
[8]. Preventive maintenance salah satunya dilakukan dengan cara paling umum, yaitu fixed
time maintenance. Fixed time maintenance merupakan proses pemeliharaan berkala
peralatan. Termasuk dalam proses perawatan ini adalah penggantian suku cadang,
penyetelan ulang, dan lain sebagainya. Proses ini memakan biaya karena membutuhkan
suku cadang, personil, dan waktu shut down peralatan. Oleh karena itu, pemeliharaan ini
dilakukan dengan batasan waktu (time constrain) untuk mendapatkan rasio terbaik antara
kegiatan pemeliharaan dan produktivitas mesin.
Sayangnya, 72% sampai dengan 92% kegagalan mesin/peralatan tidak terjadi dalam
suatu domain waktu atau tidak dapat diprediksi kerusakannya [9]. Hal ini berarti bahwa
proses fixed time maintenance tidak efektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan
metode maintenance. Salah satu metode analisis yang dilakukan adalah Reliability Centered
Maintenance, atau biasa disebut RCM. RCM adalah suatu pendekatan sistematik berdasarkan
resiko (risk) untuk menciptakan metode pemeliharaan yang akurat, fokus, dan optimal
dengan tujuan mencapai keandalan ( reliability) yang optimal [8]. Hasil dari RCM merupakan
suatu metode pemeliharaan gabungan yang khusus ( custom made) bagi fasilitas tersebut.
Oleh karenan itu, perencanaan pemeliharaan adalah strategi utama untuk meningkatkan
efisiensi pemeliharaan berkenaan dengan waktu pemeliharaan yang tidak produktif.
Pola kerja yang sekarang terjadi di Perusahaan besar yaitu waktu bekerja yang tidak
efisien. Paradigma yang terjadi yaitu produktifitas jam kerja karyawan hanya mencapai 35%

1
dari total jam kerja yang harus dilakukan. Hal ini juga terjadi pada karyawan di bagian
pemeliharaan. Jika rata-rata jam kerja karyawan selama 8 jam, maka waktu produktif untuk
bekerja yaitu hanya 3 jam, sisanya yaitu untuk hal yang tidak produktif [1]. Untuk itu
rencana strategis pemeliharaan diperlukan agar meningkatkan produktifitas perusahaan.
Saat ini di PT. Pupuk Kalimantan Timur telah menerapkan RCM ( Reliability Centered
Maintenance) sebagai strategi pemeliharaan. Namun kenyataannya sistem ini belum
sepenuhnya dapat diaplikasikan, hal ini juga berkaitan dengan kerangka sistem
komputerisasi yang digunakan yaitu SAP. Informasi mengenai pemeliharaan di PT. Pupuk
Kalimantan Timur menggunakan Computerized Maintenance Management System (CMMS),
sehingga hasil analisa RCM harus diubah menjadi Job Package. Job Package sangat
diperlukan karena sangat berhubungan dengan pengelompokan pekerjaan, beban kerja, dan
man hours yang dibutuhkan.
Dengan adanya job package diharapkan PT. Pupuk Kalimantan Timur mampu
menerapkan manajemen waktu yang optimal untuk dilakukan maintenance. Selain itu
penerapan job package juga bermanfaat menentukan task yang tepat untuk beberapa
kegagalan fungsi yang berbeda dalam peralatan yang sama, sehingga tidak perlu melakukan
pekerjaan maintenance berulang dalam kegagalan yang berbeda. Dalam job package, juga
diterapkan untuk mengeliminasi pekerjaan yang sebenarnya tidak memerlukan jadwal
maintenance atau bisa disebut dengan run to failure. Jika Job Package ini diterapkan secara
baik dalam perusahaan, maka produktivitas karyawan akan efisien dengan adanya
pembagian beban kerja yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah masalah pada penulisan makalah ini yaitu:
1. Bagaimana analisa Job Package di Departemen Keandalan Pabrik, PT. Pupuk
Kalimantan Timur ?
2. Bagaimana pengaplikasian analisa Job Package di PT. Pupuk Kalimantan Timur ?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penulisan makalah ini yaitu:
1. Analisa pengerjaan Job Package hanya dalam lingkup PT. Pupuk Kalimantan Timur
2. Analisa contoh pekerjaan hanya diuraikan secara garis besar pengerjaan Job Package
atau tidak secara detail perhitungan engineering maupun proses
3. Contoh analisa Job Package hanya dilakukan pada Sistem Refrigerant Compressor
Ammonia Pabrik V, PT. Pupuk Kalimantan Timur

2
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui proses analisa Job Package di PT. Pupuk Kalimantan Timur
2. Untuk mengetahui pengaplikasian analisa Job Package di PT. Pupuk Kalimantan
Timur

1.5 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini yaitu :
1. Memberikan informasi mengenai Job Package di PT.Pupuk Kalimantan timur sebagai
acuan untuk perencanaan penerapan Job Package sistem selanjutnya
2. Agar analisa job package dapat diaplikasikan dengan baik oleh perusahaan.
3. Menghasilkan analisa Job Package untuk sistem Refrigerant Compressor Ammonia
Pabrik V PT. Pupuk Kalimantan Timur

Anda mungkin juga menyukai