Anda di halaman 1dari 4

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Amri dkk (dalam Andayati, 2019), produksi merupakan fungsi
pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung
jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari
setiap organisasi industri itu. Sistem produksi merupakan sistem integral yang
mempunyai komponen struktural serta fungsional. Dalam sistem produksi
modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah,
Sistem informasi produksi untuk meningkatkan kualitas sistem manufaktur
dan jasa input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di
pasar.
Persaingan dalam bidang industri menuntut perusahaan agar
mampubertahan dan selalu meningkatkan efektivitas dan efisiensinya dalam
menjalankan proses produksi. Pesatnya perkembangan dunia industri
manufaktur juga menuntut pelaku industri harus siap menghadapi kompetisi
dan selalu meningkatkan kinerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas
yang dapat bersaing untuk mencari pasar konsumen. Konsep lean merupakan
konsep perampingan atau efisiensi yang dapat diterapkan pada perusahaan
manufaktur maupun jasa. Upaya efisiensi dapat dilakukan dengan cara
meminimasi aktivitas non value added yang disebut dengan pemborosan
(waste). Oleh karena itu, diperlukan sebuah pendekatan untuk mengeliminasi
pemborosan yang terjadi salah satunya dengan pendekatan lean
manufacturing. Lean manufacturing merupakan suatu pendekatan yang dapat
digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap pemborosan yang terjadi
pada perusahaan, sehingga lead time produksi dapat berkurang. Lean
manufacturing yang berfungsi sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi
waktu proses produksi dengan cara mengidentifikasi pemborosan (waste).
(Setiawan & Rahman, 2021)
Toyota Production System (TPS) merupakan sistem produksi
yangditerapkan oleh perusahaan Toyota. TPS memiliki tujuan untuk
mencapai kualitas yang lebih baik, harga yang tepat, dan pengiriman yang
TOYOTA PRODUCTION SYSTEM
MUWAFFAQ AHNAF SHIDDIQ / D071191022
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

tepat waktu. Tujuan ini didasari standarisasi kerja yang benar dan ditopang
oleh just in time serta jidouka, yang kemudian dilakukan plan-do-check-and-
action berkelanjutan (kaizen) untuk menghilangkan pemborosan (muda) yang
ada di semua proses produksi hingga sampai ke tangan customer. TPS
berusaha melibatkan seluruh karyawan untuk berpartisipasi dalam
continuous improvement, sehingga karyawan tidak hanya dipakai kemampuan
fisik tubuhnya saja,melainkan kemampuan berpikirnya juga diasah.
Keberhasilan TPS terletak pada perubahan pola pikir dan sikap kerja seluruh
karyawan untuk melakukan upaya continuous improvement (Yonatan & Palit,
2015).
Salah satu implementasi dari konsep lean manufacturing pada industri,
yaitu terhadap minimasi waktu keterlambatan penyelesaian produk sebagai
value pelanggan yang diteliti oleh Nuruddin, dkk (2013). Contoh studi kasus
ini berangkat dari PT. Tuban Steel Work sebagai perusahaan manufaktur
fabrikasi yang memproduksi barang dengan berbasis make to order. Adapun
permasalahan yang biasanya dihadapi di perusahaan ini yaitu terjadinya
keterlambatan waktu penyelesaian proyek terhadap waktu penyelesaian
proyek yang tidak sesuai dengan tenggat waktu (due date) pesanan pelanggan.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang masuk dalam kategori
waste diantaranya seperti keterlambatan kedatangan material, keterlambatan
waktu dimulainya proses produksi, finishing terhenti, dan menunggu bahan
consumable. Tentunya dengan adanya waste tersebut akan mempengaruhi lini
produksi secara umum sekaligus tidak akan memberikan value addded pada
produk jadi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pendekatan dengan
konsep lean manufacturing untuk meminimasi waste. Metode yang
diterapkan dalam mengidentifikasi dan menganalisis waste pada operasi
sistem produksi adalah Process Chain Response (PAM). Kesimpulan akhir
pada studi kasus ini yaitu bagaimana hasil identifikasi waste dapat diberikan
solusi reduksi, eliminasi, dan evaluasi metode yang paling tepat dalam
meminimasi keterlambatan.

TOYOTA PRODUCTION SYSTEM


MUWAFFAQ AHNAF SHIDDIQ / D071191022
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Toyota Production System?
b. Bagaimana cara mengetahui perbandingan variasi Toyota Production
System?
c. Bagaimana hubungan antara cycle time, takt time, dan beban kerja (work
load)?
1.3 Tujuan Praktikum
a. Praktikan mampu mengetahui dan mempelajari Toyota Production System
(TPS).
b. Praktikan mampu melakukan simulasi dan membandingkan cariasi dari
Toyota Production System (TPS).
c. Praktikan mampu menganalisis hubungan cycle time, takt time, dan beban
kerja (work load).

TOYOTA PRODUCTION SYSTEM


MUWAFFAQ AHNAF SHIDDIQ / D071191022
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

DAFTAR PUSTAKA
Andayati, D. (2019). Sistem Informasi Produksi untuk Meningkatkan Kualitas
Sistem Manufaktur dan Kasa. Jurnal Teknologi, 12(1), 87-92.
Nuruddin, Abdul Wahid, Surachman, Setyano Nasir W., & Rudy Soenoko. (2013).
Implemenasi Konsep Lean Manufacturing untuk Meminimalkan Waktu
Keterlambatan Penyelesaian Produk “A” sebagai Value Pelanggan. Jurnal
Rekayasa Mesin, Vol. 4, No. 2, Hal. 147-156.
Setiawan, I. & Rahman, A. (2021). Penerapan Lean Manufacturing untuk
Meminimalkan Waste dengan Menggunakan Metode VSM dan WAM pada
PT XYZ. Prosiding Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ, Vol. 1, No. 1.
Yonatan, J. F., & Paliit, H. C. (2015). Upaya Peningkatan Kualitas dengan
Metode PDCA di PT Astra Komponen Indonesia. Jurnal Tirta, 3(2), 283-
288

TOYOTA PRODUCTION SYSTEM


MUWAFFAQ AHNAF SHIDDIQ / D071191022

Anda mungkin juga menyukai