Anda di halaman 1dari 4

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem produksi memiliki komponen atau elemen struktural dan
fungsional yang berperan penting dalam menunjang kontinuitas operasional
sistem produksi itu. Komponen atau elemen struktural yang membentuk
sistem produksi terdiri dari: material, mesin dan peralatan, tenaga kerja,
modal, energi, informasi, tanah, dan lain-lain. Sedangkan komponen atau
elemen fungsional terdiri dari: supervisi, perencanaan, pengendalian,
koordinasi, dan kepemimpinan, yang kesemuanya berkaitan dengan
manajemen dan organisasi. Suatu sistem produksi berada pada sebuah
lingkungan sehingga aspek-aspek dari lingkungan seperti perkembangn
teknologi, ekonomi, kebijakan pemerintah, peraturan perundang-undangan
akan mempengaruhi sistem produksi tersebut ( Jaya dkk., 2020)
Dalam perusahaan manufaktur terdapat aktivitas tidak bernilai tambah
(non value added) atau pemborosan (waste) akan mengakibatkan pemakaian
sumber daya mulai energi, sumberdaya manusia dan waktu yang semakin
tinggi, maka proses produksi tersebut tidak efisien. Salah satu metode untuk
meminimalkan waste pada proses produksi adalah lean manufacturing yang
berfungsi sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi waktu proses produksi
dengan cara mengidentifikasi pemborosan (waste). Lean manufacturing
merupakan suatu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan
mengeliminasi pemborosan (waste) melalui serangkaian aktivitas
penyempurnaan (improvement) (Batubara & Halimuddin, 2016).
Penerapan dari prinsip toyota production System (TPS) di proses
manufacture terutama proses perakitan, akan berfokus kepada hasil produksi
serta pengendalian stok. Penerapan prinsip TPS ini bertujuan untuk
memperlancar seluruh area produksi dengan berbagai macam proses,
mengurangi limbah, mencapai output yang berkualitas tinggi, fleksibilitas
operasi dan memproduksi barang jadi dengan biaya produksi rendah.
Manfaat ekonomi akan dicapai dengan optimalnya arus masuk dan
keluar serta area yang minimum. Keuntungan secara finansial akan sangat
TOYOTA PRODUCTION SYSTEM
NUR QALBI / D071191007
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

besar didapat dengan menerapkan prinsip TPS ini di lini produksi. Dengan
seimbangnya antar stasiun di proses produksi, akan mengurangi stok di setiap
proses. Hal ini akan berujung kepada menurunkannya biaya produksi. Dengan
pengelolaan stok yang efektif akan dapat mencegah ketidakstabilan sebuah
proses produksi. Selain itu dengan menyeimbangkan proses antar stasiun,
akan berimplikasi kepada peningkatan output produksi secara keseluruhan
( Soesilo, 2017).
Implementasi konsep lean manufacturing dalam dunia industri salah
satunya dalam mengurangi pemborosan di lantai produksi yang diteliti oleh
Pradana, dkk (2018). Studi kasus ini dilakukan di CV Marga Jaya khususnya
Pabrik II yang memproduksi paving/conblock. Sistem yang digunakan dalam
pabrik tersebut yaitu dengan sistem produksi massal (mass production) atau
dapat dikategorikan sebagai make to stock. Sehingga berdasarkan sistem
produksi yang diterapkan, maka terjadi pemborosan dengan produk berlebih
(over production). Selain waste tersebut terdapat faktor lainnya seperti waktu
menunggu dan cacat berlebih. Pada proses identifikasi waste dalam penelitian
tersebut menggunakan Waste Assessment Model dengan hasil berdasarkan
skala kuantitas terbanyak. Kesimpulan akhir pada proses pengurangan
pemborosan di lantai produksi CV Marga Jaya, yaitu dengan menerapkan
pendekatan lean manufacturing dapat mereduksi, bahkan mengeliminasi
waste terbanyak berdasarkan kuantitas dalam perusahaan tersebut yang terdiri
dari waiting time, overproduction, dan defect.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Toyota Production System?
b. Bagaimana cara mengetahui perbandingan variasi Toyota Production
System?
c. Bagaimana hubungan antara cycle time, takt time, dan beban kerja (work
load)?
1.3 Tujuan Praktikum
a. Praktikan mampu mengetahui dan mempelajari Toyota Production System
(TPS).

TOYOTA PRODUCTION SYSTEM


NUR QALBI / D071191007
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

b. Praktikan mampu melakukan simulasi dan membandingkan cariasi dari


Toyota Production System (TPS).
c. Praktikan mampu menganalisis hubungan cycle time, takt time, dan beban
kerja (work load).

TOYOTA PRODUCTION SYSTEM


NUR QALBI / D071191007
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

DAFTAR PUSTAKA
Batubara, S., & Halimuddin, R. A. (2016). Penerapan Lean Manufacturing untuk
Meningkatkan KApasitas Produksi dnegan Cara Mengurangi
Manufacturing Lead Time. Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga
Penelitian Universitas Trisakti, Vol. 1, No. 1, Hal. 49-56.
Jaya, R., Yusriana, Y., & Ardiansyah, R. (2020). Sistem Produksi dan Pengolahan
Kopi Berkelanjutan: State of The Art. Jurnal Agroteknologi, Vol. 13, No. 2,
Hal. 171-179.
Pradana, Almer P., Chaeron, M., & Khanan M. Abdul S. (2018). Implementasi
Konsep Lean Manufacturing Guna Mengurarngi Pemborosan di Lantai
Produksi. Jurnal OPSI, Vol. 11, No. 1.
Soesilo, R. (2017). Meningkatkan Output dengan Melakukan Perubahan Tata
Letak di Area Produksi. Jurnal Teknik Industri dan Manajemen, Vol. 2, No.
2, Hal. 23-31.

TOYOTA PRODUCTION SYSTEM


NUR QALBI / D071191007

Anda mungkin juga menyukai