LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam persaingan industri yang semakin ketat perusahaan dituntut untuk
lebih mengoptimalkan sumber daya hingga kualitas produk untuk dapat
meningkatkan produktivitas. Berbicara mengenai produktivitas maka, perlu
diupayakan proses produksi yang mampu memberikan kontribusi penuh
terhadap kegiatan-kegiatan produktif yang berkaitan dengan nilai tambah dan
berusaha menghindari atau meminimalkan banyak idle.
Sistem produksi adalah suatu gabungan dari beberapa unit atau elemen
yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakaproses
produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa elemen tersebut
antaralain adalah produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dari fasilitas
produksi,lingkungan kerja dari para karyawan serta standar produksi yang
dipergunakan dalam perusahaan tersebut. Suatu sistem produksi modern
terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi
output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar (Wirawan. 2018).
Menurut Gasperz, dalam perusahaan manufaktur terdapat aktivitas tidak
bernilai tambah atau pemborosan (waste) akan mengakibatkan pemakaian
sumber daya mulai energi, sumber daya manusia dan waktu yang semakin
tinggi, maka proses produksi tersebut tidak efisien. Salah satu metode untuk
meminimalkan waste pada proses produksi adalah Lean Manucacturing yang
berfungsi sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi waktu proses produksi
dengan cara mengidentifikasi pemborosan (waste). Lean Manufacturing
merupakan suatu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan
mengeliminasi pemborosan (waste) melalui serangkaian aktivitas
penyempurnaan (improvement) (Lestari dan Sunandi, 2019)
Toyota Production System adalah pendekatan unik Toyota untuk bidang
manufaktur. Sistem ini telah menjadi dasar konsep lean manufacturing.
Toyota Production System (TPS) adalah sebuah sistem manufaktur yang
dikembangkan oleh Ohno di Jepang setelah Perang Dunia II untuk

Lean Manufacture
YULI ASRIANTY/D071191087 1
 LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

menganalisis masalah dalam area produksi. Disimpulkan oleh Ohno bahwa

berbagai macam waste yang terjadi (non-value-added work) adalah penyebab
utama dari inefisiensi dan produktivitas yang rendah (Soesilo, 2017).
Oleh karena itu, dalam proses pengolahan data praktikum PTI 3
Laboratorium Sistem Manufaktur Terintegrasi modul 5, yaitu Lean
manufacturing. Dalam modul ini praktikan diharapkan mampu memahami
dan dan membandingkan variasi dari Toyota Production System (TPS) secara
berurut serta menganalisis hubungan Cycle time, Takt Time dan Beban Kerja
(Work Load).
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Toyota Production System?
b. Bagaimana cara mengetahui perbandingan variasi Toyota Production
System?
c. Bagaimana hubungan antara Cycle time, Takt Time dan Beban Kerja
(Work Load) ?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui:
a. Praktikan mampu mengetahui dan mempelajari Toyota Production System

(TPS)

b. Praktikan mampu mensimulasikan dan membandingkan variasi dari

Toyota Production System (TPS) secara berurut.

c. Praktikan mampu menganalisis hubungan Cycle time, Takt Time dan

Beban Kerja (Work Load)

Lean Manufacture
YULI ASRIANTY/D071191087 2
 LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

DAFTAR PUSTAKA
Lestari, K., & Susandi, D. (2019, August). Penerapan Lean Manufacturing untuk
mengidentifikasi waste pada proses produksi kain knitting di lantai
produksi PT. XYZ. In Prosiding Industrial Research Workshop and
National Seminar (Vol. 10, No. 1, pp. 567-575).
Soesilo, R. (2017). MENINGKATKAN OUTPUT DENGAN MELAKUKAN
PERUBAHAN TATA LETAK DI AREA PRODUKSI. Journal of
Industrial Engineering Management.
Wirawan, Bayu. (2018). Penerapan Just In Time pada Perancangan Model
Penjadwalan Produksi dengan Sistem Tarik. Jurnal Perspektif, Vol. XVI
No. 1.

Lean Manufacture
YULI ASRIANTY/D071191087 3