Abstrak
Konveksi merupakan usaha pembuatan pakaian jadi dalam jumlah bedar dengan mode
pakaian yang sama dibuat dengan ukuran standar (Perdhawati, 2017). Tentunya dalam
menjalankan sebuah usaha konveksi juga membutuhkan tenaga kerja yang banyak juga,
dengan begitu performansi dari para pekerja sangat berpengaruh terhadap optimalnya
kualitas dan produktivitas perusahaan. Salah satu faktor yang memengaruhi performansi
dari pekerja adalah keadaan lingkungan kerja nya. Dengan begitu menjaga lingkungan
kerja menjadi tempat kerja yang nyaman dan sesuai dapat meningkatkan produktivitas dari
pekerjanya. Febriani dan Indrawati (2013) dan Situngkir (2013) menyebutkan bahwa
penjagaan kenyamanan dan kebersihan lingkungan kerja merupakan faktor yang
mempengaruhi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk merancang tempat
kerja yang efisien, mengurangi pemborosan tempat atau bahan baku maupun waktu,
mengoptimalkan kualitas dan produktivitas, aman dan nyaman maka diperlukanya suatu
pemantauan lingkungan kerja yang terorganisir yaitu salah satunya dengan cara pendekatan
menggunakan metode 6S.
Kata Kunci : 6S, Produktivitas
I. PENDAHULUAN
Saat ini sedang marak-maraknya usaha-usaha kecil dan menengah mulai menjadi
alternatif yang baik bagi masyarakat. Lebih lagi, bagi para calon-calon pengusaha yang ingin
menitih kariernya, dan step awal mereka yaitu membuat usaha-usaha kecil. Terbukti banyak
sekali usaha-usaha kecil yang sukses dan beromset hingga puluhan juta rupiah. Salah satu
yang bisa menjadi pilihan usaha adalah usaha bidang pakaian. (Djunaedi et al., 2012). Usaha
pada bidang pakaian sangat banyak macamnya, salah satunya adalah konveksi. Konveksi
merupakan usaha pembuatan pakaian jadi dalam jumlah bedar dengan mode pakaian yang
sama dibuat dengan ukuran standar (Perdhawati, 2017). Tentunya dalam menjalankan sebuah
usaha konveksi juga membutuhkan tenaga kerja yang banyak juga, dengan begitu performansi
dari para pekerja sangat berpengaruh terhadap optimalnya kualitas dan produktivitas
perusahaan. Salah satu faktor yang memengaruhi performansi dari pekerja adalah keadaan
lingkungan kerja nya. Dengan begitu menjaga lingkungan kerja menjadi tempat kerja yang
nyaman dan sesuai dapat meningkatkan produktivitas dari pekerjanya. Febriani dan Indrawati
(2013) dan Situngkir (2013) menyebutkan bahwa penjagaan kenyamanan dan kebersihan
lingkungan kerja merupakan faktor yang mempengaruhi karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
Untuk merancang tempat kerja yang efisien, mengurangi pemborosan tempat atau bahan baku
maupun waktu, mengoptimalkan kualitas dan produktivitas, aman dan nyaman maka
diperlukanya suatu pemantauan lingkungan kerja yang terorganisir yaitu salah satunya dengan
cara pendekatan menggunakan metode 6S. (Gautam et al, 2014). Metode 6S ini meliputi
Sorting, Set in Order, Shine, Safety, Standardize, dan Sustain (Dhounchak, 2017). dalam
penerapanya masih banyak perusahaan perusahaan kecil yang tidak memerhatikan pentingnya
metode 6S ini, sehingga didapati lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan keenam langkah
untuk mencapai perusahaan yang memiliki mutu baik. Dengan itu dibutuhkanya perhatian
khusus agar dapat menciptakan sebuah lingkungan kerja yang mendukung untuk
meningkatkan produktivitasnya. Seperti yang dikemukan oleh Cahyani dan Ardana (2013)
menyebutkan bahwa penataan ruang yang tepat pada tempat kerja berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
II. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang didapat dari penelitian yang dilakukan ini adalah bagaimana
penerapan 6S pada konveksi vendora?
V. KAJIAN LITERATUR
Kajian Deduktif
1. Definisi 6S
6S merupakan teknnik yang digunakan untuk meningkatkan performansi bekerja,
produktivitas dan keamanan dalam suatu persahaan. Teknik 6S dapat diimplementasikan di
semua jenis industri manufaktur seperti industri ukuran kecil, menengah dan besar, dll.
Teknik 6S mudah diterapkan di organisasi mana pun. (Dhounchak and Kumar, 2017).
Pada awalnya 6S ituu sebelumnya berupa 5S dengan 5 langkah yang ada yaitu yang
meliputi Sorting, Set in Order, Shine, Standardize, dan Sustain yang pertama kali
dikembangkan di Jepang sebagai teknik terpenting dalam rangla meningkatkan mutu dan
performansi dari organisasi (Dhounchak, 2017).Selain kelima langkah yang telah dibentuk
pada tahun 1970 pertama kali di perusahaan Toyota Jepang, terdapat satu S lagi yang
dianggap juga penting yaitu keselamatan. Hal ini karena keselamatan kerja mempunyai
kontribusi penting dalam peningkatan kinerja dan produksivitas pekerja. (Rimawan and
Sutowo, 2014) Sehingga terbentuklah metode 6S yang merupakan metode terbaik guna
mencapai kualitas yang tinggi, performansi tinggi, dan keselamatan tinggi di lingkungan
kerja.
2. Manfaat 6S
Terdapat manfaat utama setelah melaksanakkan 6S :
a. Produktivitas meningkat (Dounchak, 2017)
b. Kualitas meningkat (Dounchak, 2017)
c. Efisiensi meningkat (Dounchak, 2017)
d. Tidak adanya pemborosan (Moddy & Takhar, 2008)
3. Metode 6S
Terdapat langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai peningkatan kualitas mutu yang
tinggi, performansi yang tinggi dan keamanan yang baik sebagai berikut (Dhounchak,
2017) :
1. SORT
Memilah sesuatu yang diperlukan dan yang tidak diperlukan. Dengan itu pada tahapan ini
terdapat eliminasi barang yang tida diperlukan dan disingkiran dari area kerja.
2. SET IN ORDER
Menata semua barang agar seusia dengan tempatnya dan menempatkan pada tempat yang
mudah dijangkau untuk digunakan secara cepat.
3. SHINE
Membersihkan segala mesin, barang dan area kerja untuk membuat area kerja rapih dan
bersih.
4. STANDARDIZE
Membuat standar khusus dalam melakukan pekerjaan dan mempertahankan
keberlangsungan dari 6S.
5. SUSTAIN
Mengimplementasikan seluruh langkah dengan baik sehingga dapat menjadikan semua itu
menjadi suatu kebiasaan.
6. SAFETY
Menyediakan seluruh alat keamanan yang dibutuhkan pada area kerja dan selalu
menanamkan kepada seluruh pekerja untuk menggunakan alat keamanan pada saat di area
kerja.
Kajian Induktif
a. 6 S (Seiri, Seiton, Shitsuke, Seiso, Seiketsu, dan Safety)
6 S merupakan perluasan dari 5 S yang dirancang untuk mengurangi limbah dan
mengoptimalkan produktivitas di tempat kerja untuk menghilangkan cacat dan mengurangi
jumlah kecelakaan kerja. 6 S adalah teknik sederhana yang bertujuan untuk mencapai
lingkungan kerja yang bersih, rapih, higienis, dan nyaman bagi karyawan. Oleh karena itu 6 S
menggunakan satu pilar tambahan yaitu safety.
Gambar 1 Konsep 6 S
b. Total Productivity
Secara teknis, produktivitas merupakan suatu perbandingan antara output dengan input.
Formula produktivitas dapat dinyatakan sebagai berikut.
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut (Arikonto, 2016) memberi batasan subjek penelitian sebagai
benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat dan yang ada di
permasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian mempunyai peran yang
sangat strategis karena pada subjek penelitian, itulah data tentang variabel yang diamati.
Subjek dari penelitian ini adalah ruangan yang digunakan untuk bagian aktivitas
penjahitan di konveksi baju Vendora yang berada di Gg. Kutilang 2, Ploso Kuning II,
Minomartani, Ngaglik, Kabupaten Sleman.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Objek penelitian adalah suatu
atribut dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Objek
penelitian ini adalah profitabilitas (NPM, ROA), likuiditas (current ratio), leverage
(DAR, DER) serta pengaruhnya terhadap dividend payout ratio (DPR). (Sugiyono,
2012)
Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah peninjauan yang berkaitan dengan
penerapan 6S pada ruangan bagian penjahitan di Konveksi Vendora.
c. Metode Penelitian
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau
peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini,
peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi
penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan.
Pada penilitian kali ini dilakukan pengamatan secara langsung dengan melakukan
proses perizinan kunjungan, wawancara dengan pemilik UKM, pengamatan dan
pengambilan gambar lingkungan kerja yang ada.
d. Metodologi Penelitian
6 S merupakan perluasan dari 5 S yang dirancang untuk mengurangi limbah dan
mengoptimalkan produktivitas di tempat kerja untuk menghilangkan cacat dan
mengurangi jumlah kecelakaan kerja. 6 S adalah teknik sederhana yang bertujuan untuk
mencapai lingkungan kerja yang bersih, rapih, higienis, dan nyaman bagi karyawan.
Oleh karena itu 6 S menggunakan satu pilar tambahan yaitu safety. Dalam 6S terdapat
empat langkah pengerjaan sebelum melakukan penerapan, diantaranya adalah :
1. Identifikasi lingkungan kerja
2. Identifikasi masalah dengan menggunakan 6 S
3. Penentuan usulan perbaikan dengan 6S
VII. HASIL DAN KESIMPULAN
7.1 Pengumpulan Data
7.1.1 Layout awalan.
berpotensi
menghirup
partikel-
partikel kain
sehingga dapat
menyebabkan
gangguan
pernafasan
SAFETY/
KEAMANAN
VIII. KESIMPULAN
Terdapat 4 masalah utama yang teridentifikasi pada ruangan aktivitas penjahitan
yaitu krangnya pemilahan dan penataan terkait barang-barang yang terdapat di
ruangan tersebut beserta kurangnya penangan atas sampah sisa penjahitan, pada
salah satu sudut ruangan terdapat bangku yang di fungsikan sebagai tempat
peletakan alat dan bahan beserta penyimpanan sementara barang yang telah jadi.
Namun, dalam pengapikasiannya tidak terdapat penyusunan atau pun peataan
atas alat, bahan dan barang tersebut. Ditemui juga pada meja mesin jahit tidak
tertata rapi bahan dan alat yang digunakan. Sampah dan roll kabel pun tidak
menempati tempat yang semestinya. Menurut hasil formulir penilaian penerapan
6S didapati bahwa aspek yang tidak diperhatikan pada konveksi vendora adalah
aspek seiton/penataan, siketsu/pemantapan, dan shitsuke/pendisiplinan. Adapun
rekomendasi yang didaptkan melalui penataan ruangan kembali, dengan
menambahkan garis-garis pembatas dan pembuatan tempat penyimpanan untuk
memisahkan hasil pemilahan yang dilakukan. Serta penutupan roll kabell agar
orang yang melintasi aman dan nyaman.