Banbury
Mixing
Topping
Bead Grommet Extruder
Calender
Bias Cutting
Squegee
Building
Curing
Final
Inspection
Warehouse
29
http://mercubuana.ac.id/
30
3. Divisi Extruder
Extruder merupakan proses giling dan pembentukan compound. Compound
dari banbury diproses dengan cara dilumatkan pada mesin open mill agar homogen
kemudian dimasukan pada mesin extruding untuk dicetak sesuai dengan spec yang
ingin diproduksi. Output produk dari proses extruding ini dinamakan Tread.
http://mercubuana.ac.id/
31
5. Bias Cutting
Bias Cutting merupakan proses pemotongan Treatment menjadi lembaran-
lembaran dengan lebar dan sudut yang telah ditentukan. Hasil produk dari proses
Bias Cutting ini dinamakan Ply.
6. Squegee
Squegee merupakan proses pelapisan Compound yang telah dilumatkan
menjadi lembaran dengan ukuran yang telah ditentukan pada salah satu sisi Ply.
7. Building
Building merupakan proses perakitan komponen-komponen penyusun ban
seperti Ply, Tread dan Bead sehingga menjadi ban setengah jadi yang disebut
dengan Green Tire.
8. Curing
Curing merupakan proses pencetakan dan pemasakan Green Tire atau ban
setengah jadi dengan menggunakan mold, temperatur dan waktu yang telah
ditentukan sesuai dengan standar hingga menjadi ban (Tire).
9. Final Inspection
Final Inspection merupakan proses pemeriksaan ban yang dilakukan secara
visual untuk mengetahui defect yang terdapat pada ban selain dilakukan
pengecekan secara visual, dilakukan juga tahapan tes finishing yakni untuk
mengetahui goncangan dan keseimbangan saat digunakan pada inspection
Wobbling dan Balancing. Setelah inspeksi pada ban dilakukan maka selanjutnya
pengklasifikasian ban sesuai dengan gradenya dengan kategori OK dan OE.
10. Warehouse
Setelah melalui tahap pemeriksaan dan pengklasifikasian ban sesuai dengan
gradenya. Selanjutnya ban OE dan OK tersebut disimpan di gudang (warehouse).
http://mercubuana.ac.id/
32
1. Treatment Melipat
Jenis defect Treatment melipat yaitu terjadinya lipatan, baik lipatan dengan
bentuk memanjang (Vertikal) maupun bentuk melintang (Horizontal) ketika proses
pembuatan treatment pada wind up dan saat proses pembukaan gulungan treatment.
http://mercubuana.ac.id/
33
http://mercubuana.ac.id/
34
6. Treatment Scorch
Defect Treatment Scorch yaitu adanya bagian sisi Treatment yang terbakar.
Tabel 4.1. Jumlah Output dan Jumlah Defect Treatment Priode Januar-
Maret 2020
http://mercubuana.ac.id/
35
Tabel 4.2. Defect Treatment dan Total Defect Treatment Priode Jan-Mar
2020
Priode 2020
Rata-
Jenis Defect Treatment Total
rata
Januari Februari Maret
4.2.1. Define
Tahapan pertama yang dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas dengan
menggunakan metode DMAIC dalam six sigma adalah define. Pada tahapan ini
tools yang digunakan adalah diagram SIPOC, CTQ (Critical to Quality) dan Pareto
Diagram.
http://mercubuana.ac.id/
36
dalam mengetahui alur proses produk dari awal sampai akhir customer. Berikut
diagram SIPOC untuk proses pembuatan produk Treatment.
Let Off
Splicing
Drying
Calendering
Cooling
Wind Up
a. Supplier: Bahan baku yang digunakan sebagai langkah awal dalam pembuatan
produk disupply oleh Plant Plant Mixing dan GT Tire Cord.
b. Input: Merupakan bahan baku yang yang digunakan dalam pembuatan produk
Treatment yakni compound dari Plant Mixing dan nylon (cord) dari GT Tire
Cord.
c. Process: Sekumpulan langkah-langkah yang mentransformasi secara ideal
untuk memberikan nilai tambah kepada Inputs. Terdapat beberapa proses
dalam divisi Topping Calender yaitu:
➢ Let Off: Tempat dudukan nylon yang sedang diproses
➢ Splicing: Proses penyambungan antar nylon
➢ Drying: Proses pemanasan nylon untuk mengubah senyawa nylon dan
menghilangkan kandungan air pada nylon agar compound mudah
melekat.
http://mercubuana.ac.id/
37
http://mercubuana.ac.id/
38
Total 28,636
24.806
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100
28.636
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝟖𝟕%
http://mercubuana.ac.id/
39
Dari gambar 4.9 menenjukan data defect Treatment terbanyak terdapat pada
jenis defect melipat yaitu sebanyak 24.806 atau 87% dari seluruh total cacat yang
terdapat pada produk Treatment dari bulan Januari-Maret. Berdasarkan prinsip
diagram pareto maka diketahui bahwa 80% dari masalah datang dari 20% penyebab
dari gambar 4.9 dapat dilihat bahwa penyebab defect Treatment tinggi terjadi pada
defect Treatment Melipat yakni sebesar 87% sehingga jika cacat tersebut diperbaiki
maka sama dengan menyelesaikan masalah sebesar 87%. Oleh karena itu cacat
Treatment Melipat dikategorikan sebagai Critical to Quality (CTQ) yang mana
jenis defect tersebut akan menjadi fokus utama dilakukan perbaikan dalam
penelitian ini.
4.2.2. Measure
Tahap measure merupakan tahap kedua dalam DMAIC, pada tahapan ini
akan dilakukan pengukuran performansi proses sebagai dasar analisis awal sebelum
dilakukannya perbaikan. Pengukuran yang akan dilakukan meliputi peta kendali
untuk mengetahui besarnya UCL dan LCL serta menghitung nilai DPMO untuk
mengetahui nilai sigma yang terjadi pada defect Treatment Melipat berdasarkan
peta control Np.
http://mercubuana.ac.id/
40
Sedangkan untuk nilai sigma defect Melipat pada Treatment selama proses
produksi pada bulan Januari-Maret 2020, sebagai berikut:
Keterangan Perhitungan:
DPO = 𝟎. 𝟎𝟎𝟖𝟐𝟓𝟕𝟏𝟑𝟑
DPMO = 𝟖𝟐𝟓𝟕
= NORMSINV((1000000 − 8257)/1000000)+1.5
= 3.90
http://mercubuana.ac.id/
41
Ukuran Sampel
Observasi Total Defect UCL CL LCL
Produksi
http://mercubuana.ac.id/
42
Keterangan Perhitungan:
Total Cacat
𝑝̅ =
Total yang Diperiksa
2652
𝑝̅ =
180000
𝑝̅ = 𝟎, 𝟎𝟏𝟓
http://mercubuana.ac.id/
43
b. Batas Kendali Np
Σ𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡
𝐶𝐿𝑛𝑝̅ =
ΣObservasi
2652
𝐶𝐿𝑛𝑝̅ =
30
𝐶𝐿𝑛𝑝̅ = 𝟖𝟖, 𝟒
http://mercubuana.ac.id/
44
Dari gambar 4.10 menunjukan bahwa untuk defect Treatment melipat masih
dalam batas kendali, namun sebaran data yang ditunjukan cendrung masih tidak
stabil dimana dapat dilihat dari pola data itu sendiri yang terkadang naik hampir
mendekati batas atas dan kadang turun mendekati batas bawah serta ada juga yang
berada pada batas tengah. Sehingga dapat disimpulkan defect Treatment melipat
belum sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan, sehingga perlunya perbaikan
pada produk Tretament terhadap defect Treatment Melipat.
http://mercubuana.ac.id/
45
telah dilakukan dalam pembuatan peta kendali Np, data sampel yang diambil pada
bulan April 2020 selama 30 kali Shift.
DPO = 𝟎, 𝟎𝟏𝟒𝟕𝟒
4.2.3. Analyze
Pada tahap analyze, pada tahap ini dilakukan analisa dengan menggunakan
diagram fishbone atau tulang ikan untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya defect melipat pada produk Treatment. Berdasarkan data
yang didapatkan dengan wawancara dan pengamatan langsung dilapangan
didapatkan beberapa faktor yang menyebabkan terjadi defect melipat pada
Treatment yang dapat dilihat pada diagram fishbone dibawah ini.
http://mercubuana.ac.id/
46
a. Faktor Material
http://mercubuana.ac.id/
47
b. Faktor Metode
c. Faktor Mesin
4.2.4. Improve
http://mercubuana.ac.id/
48
http://mercubuana.ac.id/
49
Before After
Problem Investment
Before After
Problem Investment
http://mercubuana.ac.id/
50
Before After
Problem Investment
- Penambahan Selenoid
Before After
Pressure Brake Linner Treatment 1,2 Pressure Brake Linner Treatment 2,5
KgCm³ Kg/Cm³
Problem Investment
http://mercubuana.ac.id/
51
Before After
Problem Investment
4.2.5. Control
Tahap Control atau tahap pengendalian bertujuan untuk terus mengevaluasi
dan memonitor hasil implementasi yang telah dilakukan pada fase improve.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif perbaikan yang telah
dilakukan sejauh ini dengan menerapkan usulan perbaikan yang telah diberikan.
Pengukuran dilakukan dengan cara pengambilan sampel produk cacat melipat pada
bulan Juni sebanyak 30 shift dan melihat level sigma setelah dilakukan perbaikan.
Ukuran Sampel
Observasi Total Defect UCL CL LCL
Produksi
1 6,000 38 56.2 37.8 19.4
2 6,000 40 56.2 37.8 19.4
3 6,000 37 56.2 37.8 19.4
4 6,000 41 56.2 37.8 19.4
5 6,000 38 56.2 37.8 19.4
6 6,000 37 56.2 37.8 19.4
http://mercubuana.ac.id/
52
Ukuran Sampel
Observasi Total Defect UCL CL LCL
Produksi
7 6,000 39 56.2 37.8 19.4
8 6,000 39 56.2 37.8 19.4
9 6,000 38 56.2 37.8 19.4
10 6,000 38 56.2 37.8 19.4
11 6,000 36 56.2 37.8 19.4
12 6,000 34 56.2 37.8 19.4
13 6,000 38 56.2 37.8 19.4
14 6,000 40 56.2 37.8 19.4
15 6,000 38 56.2 37.8 19.4
16 6,000 39 56.2 37.8 19.4
17 6,000 38 56.2 37.8 19.4
18 6,000 34 56.2 37.8 19.4
19 6,000 38 56.2 37.8 19.4
20 6,000 36 56.2 37.8 19.4
21 6,000 37 56.2 37.8 19.4
22 6,000 38 56.2 37.8 19.4
23 6,000 35 56.2 37.8 19.4
24 6,000 36 56.2 37.8 19.4
25 6,000 38 56.2 37.8 19.4
26 6,000 40 56.2 37.8 19.4
27 6,000 40 56.2 37.8 19.4
28 6,000 39 56.2 37.8 19.4
29 6,000 38 56.2 37.8 19.4
30 6,000 39 56.2 37.8 19.4
Total 180,000 1,134
Dari data observasi yang telah diambil setelah perbaikan dilakukan maka
didapatkan perhitungan batas kendali dan DPMO sebagai berikut:
a. Proporsi kesalahan dalam setiap sampel
Total Cacat
𝑝̅ =
Total yang Diperiksa
1134
𝑝̅ =
180000
http://mercubuana.ac.id/
53
𝑝̅ = 𝟎, 𝟎𝟎𝟔𝟑
b. Batas Kendali Np
Σ𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡
𝐶𝐿𝑛𝑝̅ =
ΣObservasi
1134
𝐶𝐿𝑛𝑝̅ =
30
𝐶𝐿𝑛𝑝̅ = 𝟑𝟕, 𝟖
http://mercubuana.ac.id/
54
Menghitung DPO:
Jumlah Cacat
DPO =
Jumlah Produksi × CTQ
1134
DPO =
180,000 × 1
DPO = 𝟎, 𝟎𝟎𝟔𝟑
DPMO = 𝟔. 𝟑𝟎𝟎
http://mercubuana.ac.id/
55
http://mercubuana.ac.id/