ISI D
3
GULUAN
TUGAS C
elakang 2
Masalah 1
nelitian
OGI
N METODE LEAN DMAI Wahyu Romadhony
AI 142217018
BILLET BAJA DI PT. JATIM
SAN
EL,MFG
AN &
LATAR BELAKANG
Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada proses produksi salah satu pendeketan
yang digunakan untuk memperbaiki ini adalah melalui minimalisasi waste yang ada.
Solution Karena dengan berkurangnya jumlah pemborosan maka produksi dan pengerjaan
ulang akan bisa diminimalisir.
Salah satunya dengan menggunakan metode Lean DMAI
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara
mengidentifikasi,
mengurangi waste di lantai
produksi ?
TUJUAN PENELITIAN
01 Mendiskripsikan sistem
Menganalisis penyebab
terjadinya waste 03
02 Mengidentifikasi serta
mengukur waste
Membuat usulan
perbaikan 04
METODELOGI PENELITIAN
Aliran Informasi
Waktu Produksi
Data Aliran
Proses Produksi
DEFINE
Pendiskripsian
Waste
Defect
ANLYZE
Failure Mode
Effect And
Analysis (FMEA)
Dari tabel RCA terdapat banyak hal hal
yang mempengaruhi defect/kecacatan
pada produk billet.
1. Pin hole gas terjebak dalam billet saat
proses atau akibat reduksi dari daya larut
C,H,O dan N Penyebab paling utama
ialah terperangkapnya gas atau hydrogen
yang terjebak atau terlarut.
2. Scratch Goresan yang ada setelah
billet casting atau sudah berbentuk,
salah satu penyebab mesin aus dan tidak
ada pengecekan secara berkala
2. Inner Crack ,cacat dalam yang tidak
dapat dilihat dari luar penyebab adanya
perbedaan temperatur , dan banyak nya
komposisi kimia yang terlarut.
Berdsarkan metode FMEA yang
dilakukan, diketahui nilai tertinggi
berada pada deffect Inner Crack yang
dikarenakan banyaknya komposisi kimia
terlalu tinggi yang berarti operator
checker kurang teliti pada saat
memeriksa komposisi kimia dan tidak
mengikuti SOP yang ada dengan niali
RPN 150, selanjutnya pada deffect pin
hole adanya gas hydrogen terlarut
dengan nilai RPN 120 dan terakhir pada
deffect Inner Crack dikarenakan adanya
perbedaan temperatur dengan nilai
RPN 60.
Standart Operasional
Prosedures (SOP)
IMPROVE
Tahap ini dilakukan pengukuran waste yang berpengaruh terhadap semua proses
Measure dari hasil identifikasi awal.
Pada tahap ini ditemukan waste yang paling berpengaruh adalah defect. Dengan
terdapat 3 jenis defect pin hole, scracth, inner crack dengan masing masing
terdapat jumlah jumlah kecacatan yang ada .
Defect paling dominan adalah pin hole dikarenakan adanya gas yang
terperangkap dan frekuensi 42,63%, kemudian yang kedua Scracth 15,31 dan
yang terakhir Inner Crack atau Crack bagian dalam yang tidak bisa dilihat dengan
kasat mata, dengan frekuensi 0,96%.
PEMBAHASAN
1. Dalam tahap improve atau usulan untuk meminimalisir kejadian flow gas bubbling dengan
pembuatan Work Instuction ,kemudian didalam jenis kecacatan Inner Crack banyak ditemukan
Improve SOP yang belum tepat oleh karena itu usulan pembuata SOP yang lebih jelas untuk
meminimal kan adanya komposisi kimia yang mungkin terlarut tinggi dan adanya perbedaan
temperatur yang berpengaruh untuk itu pembuatan SOP pengecekan temperatur agar bisa
menjadi pedoman dalam pengecekan. Usulan perbaikan SOP dapat dilihat pembuatan SOP
yang sudah jelas dengan penjelasan kegiatan, subyek yang dicek, penjelasan apa yang
dilakukan, poin cek apa yang haru dicek kemudian frekuensi cek dan terakhir alat yang
digunakan.
2. Kemudian yang tidak kalah penting usulan pembuatan WI, dengan pembuatan ini dapat
dilakukan nya percobaan atau alternatif sehingga dapat meminimalisir kejadian defect yang
terjadi.
Usulan pembuatan WI atau work instruction sudah jelas dengan tujuan yang dilakukan, runag
lingkup prose yang akan dikerjakan dan terakhir paling penting efek yang akan di kerjaan serta
metode yang dilakukan sudah terpampang jelas, dengan ini diharapkan bisa menurunkan
tingkat kecacatan pin hole yang ada pada produksi billet baja.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dapat diketahui waste yang terjadi pada
proses produksi baja billet yang teridentifikasi ialah waste defect.
2. Dengan 3 jenis kecacatan deffect yaitu :
Pin hole dengan frekuensi 46,63%
Sracth dengan frekuensi 15,31%
Inner Crack dengan frekuensi 0,96%
3. Dalam menggunakan metode FMEA, nilai pembobotan RPN (Risk, Priority, Number) dan
rekomendasi penanggulangan tertinggi ialah:
RPN 150 bahwa banyak nya komposisi kimia yang terlarut tinggi paling menyebab kan efect
yang fatal.
RPN 120 terdapat pada deffect pin hole yang dikarenakan adanya gas yang terpernagkap atau
terjebak.
RPN 60 bahwa temperatur tidak stabil dikarenakan operator kurang memahami atau SOP
kemungkinan tidak jelas atau kurang tepat sehingga potensial terjadinya deffect Inner crack.
4. Dari penelitian yang telah dilakukan dengan konsep Lean DMAI rekomendasi perbaikan
adalah denagn membuat Standart Operasional Prosedures (SOP) dan Work Instruction WI yang
baru dan muda dipahami sehingga diharapkan bisa menajdi alternatif.
SARAN
Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan
perbandingan dan refrensi unutuk penelitian, dan sebagai bahan
pertimbangan untuk lebih memperdalam.
Dengan menggunakan metode yang sama tetapi dengan analisis lebih
mendetail diharapkan penelitian selanjutnya bisa berpengaruh terhadap
tingkat kualitas maupun kuantitas.
Oleh sebab itu penelitian selanjutnya dapat memfleksibelkan penggunaan SOP
atau WI yang sudah ada sehingga bisa memperjelas hasil yang sudah ada.
Terima
kasih