Page 1 of 23
+9647+
45
268
;
Page 2 of 23
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga Buku Panduan Gugus Kendali Mutu dapat
terselesaikan.Panduan ini dimaksudkan untuk membantu secara teknis
seluruh karyawan dalam menyiapkan makalah Gugus Kendali
Mutu(GKM)secara layak dengan menggunakan langkah-langkah dan tools
baku.
Motivasi dan kepedulian segenap karyawan adalah kunci bagi keberhasilan
penerapan GKM yang berkesinambungan.Berbagai perbaikan atau
peningkatan dan inovasi dapat disalurkan melalui GKM.Dengan GKM
diharapkan terwujud peningkatan produktifitas dan mutu yang bermanfaat dari
waktu ke waktu bagi perusahaan
Buku panduan ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan dalam hal
penyiapan gugus,makalah GKM bagi semua karyawan serta rencana kerja
Demikian semoga Buku Panduan Gugus Kendali Mutu(BP GKM)ini dapat
bermanfaat bagi karyawan dan perusahaan untuk peningkatan dan inovasi
secara berkesinambungan.
Terimakasih
Penyusun
Page 3 of 23
Pengenalan GKM
Gugus Kendali Mutu (GKM, atau Quality Control Cirlcle) adalah sebuah
manajemen mutu yang difasilitasi oleh perusahaan sebagai sarana bagi
karyawan untuk menyalurkan upaya-upaya peningkatan mutu untuk kemajuan
perusahaan. GKM merupakan sebuah gugus (kelompok) karyawan dari unit
kerja yang sama.
Hasil dari sebuah GKM dapat berupa: perbaikan proses, perbaikan tampilan
produk atau layanan, peningkatan produktifitas, inovasi dengan penerapan
teknologi atau metode baru, peningkatan image melalui perbaikan
administrasi maupun persyaratan perusahaan. Melalui hasil-hasil GKM
tersebut tentunya memberikan nilai tambah baik materil maupun immateril
bagi perusahaan.
Pelaksanaan GKM diharapkan berkesinambungan sehingga diperoleh
peningkatan dan terobosan yang bernilai tambah dari waktu ke waktu. Untuk
berkesinambungan tersebut tentunya dibutuhkan budaya peduli dan
semangat karyawan serta dukungan perusahaan.
Banyak perusahaan besar yang telah berhasil dan memperoleh kemajuan
melalui perbaikan dan inovasi yang melibatkan karyawannya. Contohnya, PT
Mustika Ratu, perusahaan pembuat jamu lokal,telah berhasil mengurangi
cacat produksi sebesar 2% dan menaikkan kapasitas produksi dari penerapan
GKM. Keberhasilan GKM dalam sebuah perusahaan tidak lepas dari peran
dasar panitia manajemen dan kemauan para karyawan. PT Toyota Indonesia
menjadi salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia karena sudah
menerapkan GKM sejak tahun 1982 dan telah menyelesaikan 1100 masalah
dan menerima sumbang saran dari karyawan sebanyak 130 ribu.
Page 4 of 23
Panduan Pembuatan GKM
Page 5 of 23
3. Langkah-Langkah Pembuatan Makalah GKM
DELAPAN LANGKAH
Page 6 of 23
Langkah 6:Memeriksa Hasil Perbaikan
Implementasi wajib diperiksa kembali dan diukur dengan target yang
ditetapkan oleh gugus.
Langkah 7:Standarisasi
Apabila langkah perbaikan dinilai dapat mengatasi masalah,maka perlu
dibuat sebuah standar sebagai acuan agar mencegah masalah yang sama
berulang kembali.
TUJUH ALAT
Tujuh alat yang dapat digunakan untuk proses GKM adalah sebagai berikut:
Dengan data check sheet di atas akan dengan mudah diperoleh beberapa
informasi, seperti jumlah cacat produk oleh masing-masing group, jumlah
cacat produk oleh semua group, dan persentase jumlah semua cacat
terhadap jumlah produk.
2. Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah gabungan dari dua jenis diagram yaitu diagram
batang dan diagram garis. Diagram ini banyak digunakan untuk
membandingkan secara kuantitatif beberapa masalah.
Langkah pembuatan Diagram Pareto sebagai berikut:
Mengumpulkan beberapa tema masalah. Contoh tema
masalah: tingginya tingkat cacat di produksi perakitan PCB,
setelah melakukan survey kepada karyawan, beberapa
Page 7 of 23
penyebab yang dianggap penting adalah soldier short, no
solder, missing, dan solder crack.
Menentukan periode waktu yang cocok untuk analisisnya
seperti harian,mingguan,bulanan,atau tahunan
Mencatat frekuensi atau banyaknya kejadian penyebab
masalah.
Membuat daftar permasalahan sesuai dengan urutan
frekuensi kejadian dari yang tertinggi sampai terendah.
Menghitung Frekuensi Kumulatif dan Persentase Kumulatif
Gambarkan Frekuensi dalam bentuk grafik batang.
Gambarkan Kumulatif Persentase dalam bentuk grafik garis
Interpretasi Diagram Pareto tersebut.
Buatlah tabel yang berisi jumlah total frekuensi dari setiap kesalahan.
Kemudian hitung persentasenya.
Reject Item Frequency Accumulation Frequency Percentage from Total Accumulation Frequency
Solder Short 222 222 45% 45%
No Solder 198 420 40% 85%
Missing 49 469 9% 94%
Solder Crack 33 502 6% 100%
Total 502 100%
Page 8 of 23
600
Pareto Chart 120%
500 100%
400 80%
300 60%
200 40%
100 20%
0 0%
Solder Short No Solder Missing Solder Crack Total
Frequency Accumulation Frequency
Page 10 of 23
Menghitung besarnya range dari nilai terbesar dan nilai
terkecil dari seluruh data yang didapat.
Range = Nilai terbesar-nilai terkecil
3,2-2,6 = 0.6
Menentukan kelas interval dapat digunakan dengan rumus
Sturges yaitu:
k=1+3.3 log n
=1+3.3 log 50=7
N=jumlah data=50
Menentukan lebar kelas interval,batas kelas,dan nilai tengah
kelas
Lebar Kelas Interval = range/kelas interval
= 0.6/7 = 0.1
Batas Kelas Pertama = Nilai terendah - 1/2 x unit pengukuran
=2.6-1/2 x 0,1=2.55
Kemudian nilai batas kelas pertama ditambah dengan lebar
kelas interval
2.55+0.1=2.65
(dalam contoh kasus ini, nilai unit pengukuran 0,1)
Batas Kelas Kedua=batas kelas pertama+lebar kelas interval
=2.65+0.1=2.75
Batas Kelas Ketiga dan seterusnya= dihitung menggunakan
cara menentukan batas kelas keda
Menghitung nilai tengah setiap kelas interval
Nilai Tengah Kelas Pertama
Page 11 of 23
Menentukan Frekuensi Kelas Interval
1 2,55-2,65 2,6 I 1
2 2,65-2,75 2,7 I 1
Jumlah 50
Page 12 of 23
5. Diagram Tebar(Scatter Diagram)
10 25
15 35
20 47
25 58
30 60
35 66
40 66
45 60
50 54
55 50
Page 13 of 23
Untuk mencari korelasi antara 2 data tersebut, perlu menghitung koefisien
relatif dengan rumus sebagai berikut:
113,25
=0,62
206,25 *160,69
Kriteria Hubungan Tidak ada Korelasi Korelasi Lemah Korelasi Sedang Korelasi Kuat Korelasi Sempurna
r 0 0 - 0,5 0,5 - 0,8 0,8 - 1 1
Page 14 of 23
Jadi kedua variabel tersebut memiliki hubungan korelasi sedang.Jika
hubungan jumlah operator dan jumlah produk dibuat dalam bentuk Diagram
Scatter, maka bentuknya akan seperti ini:
Hubungan Korelasi
Jumlah Operator dan Jumlah Produksi
70
60
50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60
6. Stratifikasi(Stratification)
Stratifikasi adalah pembagian sejumlah data kepada kategori yang lebih
kecil dan mempunyai karakteristik yang sama.Tujuan dari Stratifikasi yaitu
untuk mengetahui penyebab suatu masalah dengan menggunakan Pareto
Chart atau Scatter Diagram.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam Stratification (Stratifikasi)
adalah sebagai berikut:
Menentukan tujuan dari pelaksanaan Stratifikasi
Menentukan variabel atau kriteria yang akan dikelompokkan
Membuat kelompok dan sub kelompok(jika diperlukan)
Agar data lebih mudah dilihat,data stratifikasi tersebut lebih
baik dibuat ke dalam bentuk Pareto Diagram atau Scatter
Diagram.
Contoh penggunaan Stratifikasi:
Sebuah perusahaan pembuat DVD Player memiliki tingkat kerusakan yang
tinggi.Manajemen perusahaan membuat tim GKM untuk menyelidiki
penyebab utama kerusakan DVD Player. Sehingga, tim GKM
Page 15 of 23
mengumpulkan data satu bulan terakhir dan data tersebut dimasukan
kedalam tabel Stratifikasi.
Dari data tabel diatas,kita bisa membuat tabel stratifikasi dan mengelompokan
data tersebut kedalam tiga jenis kelompok data:
Control Chart atau Peta Kendali adalah salah satu tools GKM untuk
mengetahui stabilitas dari suatu proses dengan menetapkan batas kontrol
tertinggi dan batas kontrol terbawah. Peta Kendali dipakai dalam situasi
seperti berikut:
Page 17 of 23
Sample
X1 X2 X3 X4 X5 X R
Number
1 33 29 31 32 33 31,6 4
2 33 31 35 37 31 33,4 6
3 35 37 33 34 36 35 4
4 30 31 33 34 33 32,2 4
5 33 34 35 33 34 33,8 2
6 38 37 39 40 38 38,4 3
7 30 31 32 34 31 31,6 4
8 29 39 38 39 39 36,8 10
9 28 33 35 36 43 35 15
10 38 33 32 35 32 34 6
11 28 30 28 32 31 29,8 4
12 31 35 35 35 34 34 4
13 27 32 34 35 37 33 10
14 33 33 35 37 36 34,8 4
15 35 37 32 35 39 35,6 7
16 33 33 27 31 30 30,8 6
17 35 34 34 30 32 33 5
18 32 33 30 30 33 31,6 3
19 25 27 34 27 28 28,2 9
20 35 35 36 33 30 33,8 6
Rata-rata 33,32 5,8
X
X i
= n i
Dimana
n i = Banyaknya data
Page 18 of 23
Nilai R dihitung dengan cara:
R X imaks X i min
R i
R
= n i
=5,8
Langkah 2:Menghitung CL(Center Line),UCL(Upper Center Line),dan
LCL(Lower Center Line)untuk Chart dan Chart
(i) CL adalah grafik garis yang menunjukan kondisi ideal dari sampel.
(ii) UCL adalah grafik garis yang menunjukan batas teratas dari sampel.
(iii) LCL adalah grafik garis yang menunjukan batas terbawah dari sampel.
Apabila titik sampel melewati batas garis UCL atau LCL maka sampel tersebut
harus di evaluasi.Hasil nilai diatas dapat di gunakan untuk memvisualisasikan X
Chart dan R Chart
X Chart,digunakan untuk menggambarkan fluktuasi rata-rata sampel yang
akan menunjukan penyimpangan rata-rata sampel. R Chart,digunakan untuk
mengukur beda nilai tertinggi dan nilai terendah dari sampel yang diamati dan
memvisualisasikan mengenai variabilitas proses.
Menghitung CL untuk Chart X dan R Chart
CL X X
N
=(666,4)/20=33,32
CL R
=5,8
Menghitung UCL dan LCL untuk X dan R Chart
UCL X ( A2 * R)
Page 19 of 23
=33,32+(0.577*5.8) = 36,67
LCL X ( A2 * R )
=33,32-(0.577*5.8) = 29.97
Untuk chart R
UCL D 4 * R
LCL D3 * R
=0*5,8 =0
Subgrou
A2 D2 D3 D4
p Size
Page 20 of 23
17 0,203 3,588 0,378 1,622
Setelah mendapatkan nilai CL,UCL,dan LCL untuk X Bar Chart dan R Bar
Chart maka input nilai setiap data subgroup ke dalam chart yang terlihat
sebagai berikut:
40
Control Chart X
35
30
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DATA CL UCL LCL
Control Chart R
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Page 21 of 23
Berdasarkan X Bar Chart dan R Chart diatas, Subgroup 6,8,9,11 dan 19 bukan
sampel yang diinginkan karena melewati garis LCL atau UCL.
Page 22 of 23
Page 23 of 23