PROPOSAL SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
BENI WANTORO
201710215035
PROGRAM STUDI
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
BEKASI
2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
ii
2.3.8 Pemasangan Sistem Kemudi ..................................................... 13
3.2.1 Tempat....................................................................................... 32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gambar 1.1 Hasil Produksi Kapal Aluminium
Setiap barang pasti melewati suatu rangkaian proses produksi mulai dari
bahan baku (raw materials) menjadi barang setengah jadi hingga pada akhirnya
menjadi suatu barang yang siap dipasarkan. Dalam melewati rangkaian proses
produksi tersebut pasti akan terdapat kesalahan yang dilakukan oleh para pekerja
sehingga dapat menimbulkan barang cacat maupun kualitas barang yang kurang
berkualitas sehingga harus segera dilakukan perbaikan (rework) pada barang cacat
tersebut. Setiap perusahan pasti adanya standarisasi taget produksi. Berikut saya
lampirkan data kerusakan/cacat kapal aluminium di PT. Tesco Indomaritim.
2
Tabel 1.1 Data Produk Reject di PT. Tesco Indomaritim
Banyak sekali cacat yang terjadi pada saat proses produksi. Sedangkan
kualitas merupakan salah satu hal yang pasti dipertimbangkan oleh konsumen
untuk memperoleh berbagai jenis produk atau jasa pada saat ini. Dengan memiliki
kualitas yang baik maka akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
dari perusahaan, menggambarkan citra baik perusahaan serta untuk meningkatkan
kemampuan untuk bersaing dengan berbagai perusahaan baik yang bergerak
dalam bidang yang sama atau tidak. Hal ini sangat perlu untuk diperhatikan untuk
dapat mempertahankan loyalitas customers kepada barang produksi yang
ditawarkan. Berikut data produksi kapal PT. Tesco Indomaritim tahun 2011
sampai tahun 2020.
3
Tabel 1.2 Data Jumlah Produksi Kapal dan Produk Reject di PT. Tesco
Indomaritim Tahun 2011 sampai 2020
Dari tabel 1.2 menujukan produksi kapal selama 10 tahun dari 2011 sampai
2020 mengalami penurunan. Dengan persentase tingkat cacat 39% menujukan
bahwa tinggkan cacat melebihi batas ketentuan yang sudah di tentukan perusahan
yaitu maksimal 10%.
4
Hasil wawancara dengan beberapa pekerja di PT. Tesco Indomaritim
mengatakan masalah yang terjadi sering terjadinya adalah salah satunya cara
pekerjaan atau pemasangan proses produksi yang menyebabkan kebocoran.
Peralatan kualitas rendah ukuran tidak sesuai standar yang sudah tidak maksimal
digunakan menyebabkan hasil mesin rusak. Kabel ukuran tipe yang tidak
memenuhi standar dan penyetelan arus yang tidak sesuai menyebabkan kerusakan
listrik. Terjadinya benturan yang menyebabkan kerusakan interior. Kondisi
penerangan area kerja yang minim menyebabkan karyawan mudah lelah. Kondisi
area kerja yang selalu berantakan disaat sedang jam kerja karena para pekerja
menaruh sembarangan barang-barangnya seperti jaket, helm dll yang dapat
mengganggu gerak dalam bekerja.
5
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumuan masalah
penelitian ini adalah :
3. Proses produksi dan steam pada PT. Tesco Indomaritim tidak mengalami
perubahan.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
6
3. Memberikan usulan perbaikan apa saja yang dapat dilakukan untuk
mengurangi jumlah cacat pada produk kapal aluminium dengan
menggunakan metode seven tools.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin didapatkan dari penelitian ini adalah:
7
4. Metode Interview
Interview (Wawancara) adalah teknik pengumpulan data yang penulis
lakukan dengan cara tanya jawab kepada yang bersangkutan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
1.8 Sistematika Penulisan
Berikut adalah sistematika penulisan dalam penelitian ini yang dibagi
menjadi beberapa bab:
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini menyajikan pengantar terhadap masalah yang akan di bahas,
seperti latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, waktu dan tempat penelitian, Metode
Penelitian, sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisikan tentang teori-teori yang mendukung penelitian ini,
yang berhubungan dengan pembahasan.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini merupakan penjelasan secara garis besar tentang metode
penelitian yang dipakai oleh penulis serta kerangka dalam memecahkan
masalah.
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang data-data yang diperolah dari perusahaan
yang selanjutnya diolah sesuai dengan materi yang ada, serta menyuguhkan
pembahasan dan analisa sesuai dengan teori-teori pembahasan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi kesimpulan yang telah didapat dari hasil pembahasan
dan menyampaikan saran-saran untuk perbaikan dari masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Memuat berbagai sumber refensi buku, jurnal dan lain-lain yang digunakan
dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Kualitas suatu produk adalah “keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk
bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan
memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan”. Kualitas yang baik menurut
produsen adalah apabila produk yang dihasilkan perusahaan telah sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan kualitas jelek/reject
adalah apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi standar
yang ditentukan oleh perusahaan. Namun demikian perusahaan dalam
menentukan spesifikasi produk juga harus memerhatikan keinginan dari
konsumen, sebab tanpa memerhatikan produk yang dihasilkan oleh perusahaan
tidak akan dapat bersaing dengan perusahaan lain (Suyadi Prawirosentono, 2007).
9
Kualitas merupakan suatu ukuran untuk menilai bahwa suatu barang atau
jasa telah mempunyai nilai guna seperti yang dikehendaki atau dengan kata lain
suatu barang atau jasa dianggap telah memiliki kualitas apabila berfungsi atau
mempunyai nilai guna seperti yang diinginkan (Sunyoto, 2012).
Dapat disimpulkan dari definisi para ahli diatas jika digabungkan bahwa
definisi dari pengendalian kualitas adalah sebuah kegiatan pengendalian atau
pencegahan untuk menjamin produksi yang dilakukan sesuai rencana suapaya
menghasilkan produk yang sesuai dengan standar perusahaan dan sesuai
spesifikasinya.
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat diminimalisir.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan kualitas produksi tertentu dapat diminimalisir seminim
mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi seminim mungkin.
Dengan demikian tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk
mendapatkan kualitas produk yang sesuai dengan standar kualitas produk dengan
biaya seefisien mungkin.
10
2.2.2 Dimensi Kualitas
Terdapat 8 (delapan) dimensi kualitas suatu barang (Douglas C.
Montgomery, 2005) yaitu :
11
dari sebuah bahan plate aluminium yang dipotong sesuai gambar komponen kapal
dengan melalui mesin CNC.
2.3.3 Pengelasan
Proses pengelasan dilakukan setelah material siap dan telah sesuai dengan gambar
disain. Komponen-komponen kapal telah selesai perakitan/penyetelan maka
selanjutnya dilakukan proses pengelasan. Perusahan mengharuskan hasil
pengelasan optimal posisi atas (overhead), posisi tegak (vertikal), posisi bawah
tangan dan lebih mengutamakan pengelasan mendatar (horizontal). Posisi-posisi
overhead yang sulit dijangkau pada saat dalam posisi up-side-down dilas terlebih
dahulu agar tidak tertinggal atau kelupaan tidak dilas. Untuk mendapatkan hasil
produk kapal kuat akan tekanan, benturan, berat beban dan tidak bocor pada saat
dilaut.
2.3.4 Pembalikan
Setelah proses pengelasan selesai semua body kapal dilas, langkah
selanjutnya yang dilakukan yaitu proses pembaliakan body kapal yang awal nya
mengkurap lalu dibalik. Proses pembalikan harus memperhatikan prosedur SOP
dan keselamatan untuk menghindari bahaya yang ada apabila terjadi. Pada Proses
pembalikan body kapal menggunakan alat crane (hoist), webbing sling, segel,
sling baja dan safety belt dengan dibantu tenaga manusia.
12
2.3.6 Sistem Perpipaan
Sistem perpipaan merupakan sistem komplek yang didesain efektif dan
efisien untuk memenuhi kebutuhan dalam kapal, crew, muatan dan menjaga
keamanan kapal baik saat berlayar ataupun berlabuh. Sebagai distribusi fluida cair
maupun udara, dengan menggunakan material stainless steel diharapkan dapat
menahan laju korosi dari kikisan air laut namun tetap dapat memenuhi fungsi
utamanya. Yakni sebagai penyalur fluida, baik air laut, BBM dan udara
menggunakan jenis yang sama yakni stainless steel. Dengan ukuran yang
disesuaikan kebutuhan. Pada kapal aluminium sebagian pipa yang digunakan
berukuran ¼’’, ¾’’, ½’’, 1”, 1 ½”, 2 ½’’, dan 6” dengan ketebalan pipa Sch 10
dan 20. Akan tetapi ada bagian yang menggunakan material aluminium sebagai
distribusi fluida, yakni pada bagian frame maupun bagian tanki (bagian yang
menyatu dengan struktur kapal).
13
membutuhkan suplai listrik AC seperti lampu, blower, pompa, air conditioning
dll. Penghasil aliran DC adalah baterai (aki). listrik DC merupakan aliran yang
pada umumnya dibutuhkan oleh perangkat elektronik seperti Radio, Sensor,
Navigasi, Monitor, Radar dll.
14
penyempurnaan pada tempat duduk, pemasangan kursi captain dan kursi
penumpang agar nyaman dipakai pada saat kapal dioperasikan.
Pemasangan aksesoris kapal aluminium yang termasuk perlengkapan
navigasi, antara lain radar, sonar, fish finder/echo sounder, kompas, klinometer,
hydrometerm, dan barometer. Yang termasuk alat penolong, meliputi pelampung
penolong, rompi penolong (baju renang), rakit kembung, rakit tegar, alat-alat
pelempar tali. Alat pemadam kebakaran, meliputi alat pemadam api ringan seperti
tabung pemadam type CO2, dan tabung pemadam type ABC. Sarana tambat
labuh, antara lain dampra, tali tambat, dan alat penembak tali. Alat-alat berlabuh
jangkar, yaitu tali jangkar dan jangkar. Serta pemasangan stiker nama kapal.
Alat statistik dasar telah mengambil banyak hal penting, karena seven tools
sangat diperlukan bagi setiap organisasi untuk berkembang menuju puncak
15
keunggulan. Konsep di balik seven tools berasal dari Kaoru Ishikawa, yang
menurut dia 95% masalah terkait 11 kualitas dapat diselesaikan dengan alat dasar
ini. Kunci keberhasilan penyelesaian masalah adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi masalah, menggunakan alat yang tepat berdasarkan sifat
masalah, dan mengkomunikasikan solusi dengan cepat kepada orang lain
(Jayakumar et al., 2017).
1. Diagram Pareto
16
Berikut adalah beberapa kegunaan dari diagram Pareto :
2. Menunjukkan bahwa yang paling sering tidak selalu berarti paling mahal.
70% 80%
% Kumulatif (%)
50
70%
40 60%
41% 50%
30
40%
20 30%
10 20%
26 18 11 8 10%
0 0%
Kerusakan Kerusakan Kebocoran Kerusaan
Mesin Listrik Interior
Jumlah Cacat % Kumulatif
17
2. Control Chart
Control chart atau biasa di sebut Peta kendali adalah alat dalam bentuk
diagram kontrol proses untuk menentukan batas kontrol atas dan batas kontrol
bawah kinerja proses. Menurut Bauer (2006), peta kendali digunakan untuk
mengukur kinerja proses dan variabilitas yang berurutan atau waktu. Peta kendali
mungkin adalah alat kualitas yang paling dikenal, paling berguna, dan paling sulit
dipahami. Selain itu peta kendali adalah alat canggih peningkatan kualitas yang
berupa diagram garis (run chart) dengan batas kontrol. Konsep yang mendasari
peta kendali adalah bahwa proses memiliki variasi statistik. Seseorang harus
menilai variasi ini untuk menentukan apakah suatu proses beroperasi di antara
batas-batas yang diharapkan atau apakah sesuatu telah terjadi yang telah
menyebabkan proses untuk pergi "di luar kendali." Batas kendali secara
matematis dibangun pada tiga standar deviasi di atas dan di bawah rata-rata.
Kemudian menurut Amitava (2008), Peta kendali adalah alat grafis untuk
memantau aktivitas proses yang sedang berlangsung. Peta kendali kadang-kadang
disebut sebagai grafik kendali Shewhart, karena Walter A. Shewhart adalah orang
yang pertama kali mengajukan teori ini. Nilai-nilai karakteristik kualitas diplot
sepanjang sumbu vertikal, dan sumbu horizontal mewakili sampel, atau
subkelompok (dalam urutan waktu), dari mana karakteristik kualitas ditemukan.
Peta kendali (control chart) dapat dibedakan menajdi dua yaitu, peta kendali
untuk data atribut (diskrit) dan peta kendali untuk variabel (kontinu).
18
a. Peta Kendali p Peta kendali ini digunakan untuk menunjukkan nilai cacat
dalam bentuk prosentase kerusakan. Penggunaan peta kendali ini untuk mengukur
proporsi ketidaksesuaian item-item di dalam kelompok dan juga bisa
mengendalikan proporsi yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas yang
akan di inspeksi dalam suatu proses. Proporsi dapat diungkapkan dalam bentuk
decimal. Pembuatan peta kendali p :
CL = p̄
UCL = p̄ + k Sp
LCL = p̄ - k Sp
(Dimana k = 1, 2, …… n) (2.4)
0.80
0.60
0.46 0.44
0.40 0.38 0.41 0.39
0.35 0.33 0.33
0.29
0.20
0.14
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.20
Proporsi CL UCL LCL
19
b. Peta kendali np Peta kendali np digunakan untuk mengontrol jumlah cacat
dengan nilai sampel ukuran tetap atau konstan. Perhitungan untuk peta kendali np
seperti berikut :
CL = np
c. Peta kendali c
Peta kendali ini digunakan untuk menunjukkan jumlah berapa kali nilai defek
yang sebenarnya (bukan dalam persen) per satuan atau per unit. Kegunaan dari 15
peta kendali c ini lebih terbatas dibanding dengan peta kendali lainnya. Peta
kendali c didasarkan pada distribusi poisson.
CL = c
UCL = c + 3 √𝑐
LCL = c - 3 √𝑐 (2.6)
Dari hal ini c dapat ditaksir dengan banyaknya ketidaksesuaian rata-rata yang
diamati dalam sampel unit pemeriksaan.
CL = c̄
UCL = c̄ + 3 √𝑐
d. Peta Kendali u
20
CL = ū
UCL = ū + 3 √ 𝑢̄ 𝑛
LCL = ū - 3 √ 𝑢̄ 𝑛 (2.8)
Data variabel adalah data kuantitatif yang diukur untuk kepentingan analisis
(Gaspersz, 2001). Peta kendali untuk data variabel yang digunakan adalah data
yang memiliki variasi atau penyimpangan yang sesuai dengan standar yang
ditentukan. Data harus dapat di ukur atau memiliki satuan. Peta kendali yang
digunakan untuk data variabel tedapat dua jenis yaitu peta kendali x̄ dan R.
a. Peta kendali x̄ Peta kendali ini adalah grafik yang digunakan untuk nilai rata-
rata, dan grafik ini adalah yang paling sering digunakan. Berikut merupakan
langkah-langkah ppembuatan peta kendali x̄ :
Ukuran sampel = n
Jumlah sampel = k
5. Menghitung rentang
R = X(terbesar) – X(terkecil)
21
Rata-rata keseluruhan merupakan total rata-rata setiap sampel yang dibagi dengan
jumlah sampel.
Seluruh nilai R dalam setiap sampel dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah
sampel.
8. Menentukan garis batas kendali Dalam peta kendali x̄ terdapat tiga macam
keadaan perhitungan garis batas pengendalian yaitu :
CL = µ
UCLx = µ + A σ
LCLx = µ - A σ (2.9)
b. Apabila nilai standar tidak diketahui (µ dan σ tidak diketahui) maka rumus
yang digunakan µ ± Zα/2 α = µ ± 3 𝜎 𝜎√𝑛 dan digunakan x̄ sebagai pengganti µ
√𝑛
𝐸
dan 𝐸̅ 𝑑2 untuk pengganti σ. Berikut peta kendalinya :
𝑑2
CL = x̄
3
UCLx = x̄ + 3 𝑑2√𝑛 R̅
𝑑2√𝑛
3
LCLx = x̄ - 3 𝑑2√𝑛 R̅ (2.10)
𝑑2√𝑛
c. Apabila nilai standar tidak diketahui, perhitungannya melalui s, sehingga
digunakan x̄ sebagai pengganti µ dan 𝑆 𝐶4 untuk pengganti σ. Perhitungan peta
kendali ini adalah :
CL = x̄
3
𝑐4√𝑛 R̅
UCLx = x̄ + 3𝑐4√𝑛
3
LCLx = x̄ - 3 𝐶4√ R̅ (2.11)
𝑐4√𝑛
b. Peta Kendali R
Untuk peta kendali R, langkah perhitungan yang digunakan hampir sama dengan
22
langkah perhitungan peta kendali x̄.
CL = d2σ
UCL = D2σ
D2 = d2 - 3d2
CL = R̅
UCL = R̅D4
23
manpower (tenaga kerja), Machines (mesin-mesin), Methods (metode kerja),
Materials (bahan baku dan bahan penolong), Motivation (motivasi), Money
(keuangan). Fishbone diagram mempunyai manfaat dalam memecahkan
penyebab suatu permasalahan. Menurut Wahyu Ariani (2005) manfaat fishbone
diagram antara lain :
Kerusakan Mesin
Bullying Training
Banyaknya
Produk
Cacat
Promotions
Kemampuan Mandor Supply BB
Quality Control
24
4. Histogram
Histogram adalah salah satu alat yang membantu untuk menemukan variasi,
dan histogram adalah salah satu metode untuk membuat ringkasan data sehingga
data dianalisis, yang menyajikan data secara grafis tentang seberapa sering
elemen yang terdapat pada proses terlihat. Menurut Besterfield (2001) Histogram
adalah alat grafik penting yang menunjukkan frekuensi relatif atau terjadinya
nilai data kontinyu, mengungkapkan dimana nilai yang paling berulang terletak
dan data didistribusikan.
3. Jika tindakan perlu diambil pada proses, tindakan apa yang sesuai?
3
2 Histogram
1 Poligon
0
1-3 4-6 7-9 10-12 13-15
Banyaknya Produk Cacat
25
5. Check Sheet
Menurut Bauer (2006), Check Sheet adalah formulir yang digunakan untuk
mencatat frekuensi kejadian tertentu selama periode pengumpulan data. Ini
adalah bentuk sederhana yang dapat Anda gunakan untuk mengumpulkan data
secara terorganisir dan dengan mudah mengubahnya menjadi informasi yang
berguna. Jenis pengumpulan data ini dapat digunakan untuk hampir semua hal,
mulai dari memeriksa terjadinya jenis cacat tertentu hingga menghitung barang
yang diharapkan (misalnya, berapa kali telepon berdering sebelum dijawab).
Lembar cek dapat digabungkan secara langsung ke histogram untuk memberikan
visualisasi langsung dari informasi yang dikumpulkan.
26
4. Mengumpulkan data dengan mencatat setiap kejadian langsung di check
sheet saat itu terjadi.
6. Data dari check sheet dapat diringkas dalam beberapa cara, seperti dengan
bagan pareto atau histogram.
Type of Defect Count Score
Kebocoran 11
Kerusakan Mesin 26
Kerusakan Listrik 18
Kerusaan Interior 8
Total Defects: 63
Gambar 2.5 Check Sheet
6. Scatter Diagram
Scatter diagram adalah alat yang berguna untuk memperjelas apakah ada
hubungan antara dua variabel, dan apakah hubungan itu positif atau negative.
Scatter diagram digunakan untuk mempelajari dan mengidentifikasi hubungan
yang mungkin antara perubahan yang diamati dalam dua set variabel yang
berbeda (Amitava, 2001). Dengan kata lain, ini digunakan untuk membuktikan
seberapa kuat hubungan antara dua variabel.
27
Scatter Plots Produk Cacat di PT. Tesco Indomaritim
Tahun 2011 - 2020
14
12
Jumlah Cacat
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30
Jumlah Produksi
Flow chart adalah salah satu metode efektif untuk mendefinisikan suatu
proses. Flow chart adalah gambar sederhana dari suatu proses. Bisa dikatakan
proses dari awal hingga akhir proses dalam suatu sistem. Flow chart
menunjukkan urutan kejadian dalam suatu proses. Flow chart pragmatis dapat
dikonstruksi dengan menggunakan pengetahuan dari personel yang terlibat
langsung dalam proses khusus. Informasi proses yang berharga biasanya
diperoleh melalui konstruksi diagram alur. Flow chart digunakan dalam
menganalisis, merancang, mendokumentasikan, atau mengelola suatu proses atau
program di berbagai bidang (Amitava, 2001).
28
2.4.1 Alat Perbaikan Kualitas
Peta proses operasi atau sering disebut Operation Process Chart (OPC) adalah
peta yang mengambarkan urutan operasi yang di lalui suatu produk (Hadiguna
dan Setiawan, 2008). Menurut Apple (1990) simbol-simbol yang digunakan
dalam membuat adalah sebagai berikut:
Simbol Keterangan
Simbol ini adalah simbol operasi. Operasi terjadi jika sebuah
objek diubah sifat fisik atau sifat kimianya, dirakit atau diuraikan
dari objek lain, atau rubah untuk operasi lain,penganguktan dan
pemeriksaan.
Simbol ini adalah simbol transportasi. Transportasi terjadi jika
suatu objek dipindahkan dari tempat satu ke tempat lain tetapi
bukan perpindahan yang masih terintegrasi dalam rangkaian
kegiatan operasi.
Simbol ini adalah simbol inspeksi. Inspeksi terjadi ketika suatu
objek yang telah selesai dikerjakan lalu diperiksa atau
dibandingkan dengan standar yang baik dalam kualitas maupun
kuantitas.
Simbol ini adalah simbol delay. Delay terjadi jika suatu kegiatan
selanjutnya yang mengikuti kegiatan sebulumnya tidak berjalan
dengan segera (tertunda).
Simbol ini adalah simbol penyimpanan, peyimpanan terjadi jika
suatu objek disimpan dalam tempat penyimpanan.
Simbol ini adalah kegiatan gabungan. Kegiatan gabungan ini
terjadi ketika menunjukkan aktivitas kegiatan yang dikerjakan
secara bersamaan
29
2. Diagram SIPOC (Suppliers-Input-Process-Output-Costumer)
Diagram SIPOC merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan
untuk perbaikan proses (Faranila, 2009). SIPOC merupakan singkatan dari
Supplier, Input, Process, Output dan Customer. Menurut Vincent Gaspersz
(2002), nama SIPOC merupakan singkatan dari lima eleman utama dalam sistem
kualitas yaitu:
b. Input adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pemasok (suppliers) kepada
proses. Segala sesuatunya tersebut diantaranya termasuk material, jasa, informasi,
sumber daya manusia (SDM), dan sebagainya yang diproses agar dapat
menghasilkan output.
d. Output adalah merupakan produk barang, informasi dan atau jasa dari suatu
proses. Dalam industri manufaktur output adalah barang setengah jadi maupun
barang jadi.
e. Costumers merupakan orang atau sekelompok orang yang menerima hasil dari
output atau bisa disebut pelanggan.
30
4. Analisis 5W+1H
31
BAB III
METEDELOGI PENELITIAN
3.2.1 Tempat
PT Tesco Indomaritim adalah sebagai berikut:
Nama Perusahaan : PT Tesco Indomaritim
Alamat Perusahaan : Jl. Buni, Kampung Pasir Emas, Desa Muara Bakti,
Babelan, Bekasi, Jawa Barat 17610 Indonesia.
Kantor Pusat : Jl. Tulodong Bawah X No.11, RT.4/RW.1, Senayan,
Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 12190 Indonesia.
No.Telp : 021 5260363 (021 5260369)
Waktu penelitihan ini berlangsung mulai tanggal 4 Januari 2021 s/d 5 Maret
2021. Mulai dari hari senin sampai sabtu. Adapun rincian waktu tersebut yaitu
untuk penelitihan dan untuk pengambilan data dalam pembuatan laporan akhir
skripsi.
Adapun rincian waktu per minggu sebagai berikut:
- Senin - Kamis : 08.00 - 16.00 WIB (Dengan waktu istirahat pukul 12.00
hingga pukul 13.00)
- Jum’at : 08.00 - 17.00 WIB (Dengan waktu istirahat pukul 11.00 hingga pukul
13.00)
- Sabtu : 08.00 - 13.00 WIB
32
3.3 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah produk kapal aluminium yang diproduksi
sesuai pesanan, dengan objek yang diteliti adalah produk yang memiliki jumlah
cacat yang dominan.
33
3.5 Identifikasi Masalah
Penelitian yang dilakukan berada di perusahaan manufakur pembuatan
kapal. Produksi dari perusahaan tersebut bisa dikategorikan berskala besar dan
membutuhkan perhatian di bagian quality control untuk semua produk. Tetapi
pada penelitian ini hanya difokuskan ke produk kapal yang produksinya memiliki
prosentase yang cukup besar. Dari hal itu penelitian ini dilakukan untuk meneliti
seberapa banyak produk cacat yang terdapat dalam selama sepuluh tahun dari
tahun 2011 sampai 2020 produksi dan bagaimana cara mengatasinya.
34
karena beberapa hal tidak dapat atau sulit dilakukan secara langsung kedalam teori
yang digunakan, sehingga dilakukan beberapa penyesuaian.
35
3.10 Pengolahan Data
Dalam pengolahan data ini dengan mengamati objek secara langsung dan
mengetahui apakah produk yang dihasilkan oleh perusahaan telah memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Analisis yang digunakan pada penelitian ini ada
beberapa macam yaitu :
b. Input adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pemasok (supplier) kepada
penerima proses. Segala sesuatu tersebut diantaranya termasuk material, jasa,
informasi, sumber daya manusa dan sebagainya yang diproses agar
menghasilkan output.
c. Process adalah langkah atau serangkaian aktivitas yang dapat memberikan nilai
tambah kepada input. Pada tahap ini adalah dimana input di proses untuk
menjadi output.
d. Output adalah hasil dari proses yang berupa produk barang, informasi dan jasa
untuk pelanggan. Dalam industry manufaktur output ini adalah barang setengah
jadi maupun barang jadi.
2. Menentukan CTQ
Menurut Vincent Gasperz (2002), CTQ adalah atribut-atribut yang sangat
penting untuk diperhatikan karena berkaitang langsung dengan kebutuhan dan
kepuasan pelanggan. Selain itu merupakan element dari suatu produk, proses, atau
praktek yang berdampak pada kepuasan pelanggan.
36
3. Membuat Diagram Pareto
Diagram pareto pertama kali dikembangkan oleh Joseph M. Juran dan diberi
nama sesuai dengan nama Vilfredo Pareto, ahli ekonomi Italia yang menemukan
bahwa sebagian besar kekayaan di dunia hanya dimiliki oleh beberapa orang.
dengan menggunakan pareto diagram akan diketahui secara spesifik hal-hal yang
menyebabkan masalah berdasarkan dampak atau frekuensi terjadinya
permasalahan. Selanjutnya setelah melakukan analisis terhadap permasalahan
tersebut maka dapat ditentukan faktor-faktor dominan yang memiliki pengaruh
paling besar menyebabkan terjadinya permasalahan untuk kemudian dibuat
prioritas perbaikannya (Soemohadiwidjojo, 2017).
% Kumulatif (%)
70% 90%
50 80%
70%
40 60%
41%
30 50%
40%
20 30%
10 20%
26 18 11 8 10%
0 0%
Kerusakan Kerusakan Kebocoran Kerusaan
Mesin Listrik Interior
Jumlah Cacat % Kumulatif
37
terhadap keseluruhan persoalan pada daerah tertentu. Diagram ini juga dijadikan
untuk mengklarifikasikan masalah menurut sebab dan gejala.
𝑈𝑆𝐿 – x - 𝑥 ̄−𝐿𝑆𝐿
Cpk = minimum ;
3𝑆 3𝑆
38
karakteristik. Akar penyebab dari masalah yang ditemukan berdasarkan prinsip
7M antara lain manpower (tenaga kerja), machines (mesin-mesin), methods
(metode kerja), materials (bahan baku), motivation (motivasi), money (keuangan).
7. Membuat Analisis 5W + 1H
Dalam penelitian ini analisis 5W + 1H digunakan untuk menganalisa
permasalahan kualitas produk yang diteliti. Analsis 5W + 1H adalah suatu metode
analisis yang digunakan untuk melakukan penanggulangan terhadap setiap akar
permasalahan (Gasperz, 2002) yaitu :
3.12 Kesimpulan
39