Disusun Oleh :
Syariffudin
15A1068
2018
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Kerja
Praktek Pada Program Studi Teknik Mesin
Disusun Oleh :
Syariffudin
15A1068
2018
PENGESAHAN
Disetujui :
Ketua
Prodi Teknik Mesin Dosen Pembimbing
Pembimbing lapangan
Haryanto
Kabag. Maintenance
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Judul i
Halaman Pengesahan ii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel vi
Daftar Lampiran ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
iv
BAB III METODOLOGI DAN IMPLEMENTASI 19
4.1 Kesimpulan 43
4.2 Saran 44
Daftar Pustaka 45
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 3.8 Single row cylindrical bearings 25
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Jadwal Diklat
Pembekalan dan
Pengarahan
Perkenalan Lapangan
Preventive
Maintenance
Pembongkaran
Gearbox
Penggantian Parts dan
Maintenance
Pengambilan Data
Pemasangan Gearbox
Pengecekan Rutin
Mengamati Proses
Produksi
Breaker
Washing Tank
Washing Tank
Rotary Screen
Belt Conveyor
Belt Conveyor
Finished
Belt Conveyor
Good
Washing Tank
Warehouse Raw
Material
Line
NO: REVISI
Wet Production
Drying
H.mill 2
H.mill 2
Shed A
Creper Jumbo 1
Creper 3
menggunakan karet hasil olahan Batanghari Group.
DISETUJUI OLEH :
Creper 4
Creper 5
DRS.ASRIL SUTAN AMIR.AK
Creper 6
JUDUL GAMBAR :
NO GAMBAR :
BHT-1
Beberapa merk ban seperti Bridgestone, Good Year, dan Yokohama Tires
6
menambah mesin dan peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi karet remah
seperti mesin Dryer, mesin Press, fasilitas Laboratorium SIR (untuk mengontrol
mutu SIR yang dihasilkan) dan peralatan lainnya.
Adapun langkah – langkah proses produksi dari hulu sampai ke hilir pada
PT. Batanghari Tembesi ialah sebagai berikut :
1. Bahan baku yang dibeli langsung dari petani masuk ke gudang
penyimpanan. Di gudang memberlakukan sistem FIFO (First In First Out)
dimana bahan baku yang masuk ke gudang pertama kali akan diolah lebih
dahulu.
5. Setelah dari mixing tank bahan baku kemudian diarahkan dengan tenaga
manusia ke alat creeper. Mesin ini berguna untuk memaksimalkan
pembersihan karet. Pada proses penggilingan, air yang terkandung pada
partikel karet akan keluar dan kotoran yang terjebak pada partikel karet
juga akan ikut terlepas. Selain itu juga mesin creeper berguna untuk
11
membuat karet menjadi bentuk lembaran atau blanket yang siap digantung
dengan lebar 60 cm dan ketebalan 6 – 7 mm. lebar karet lembaran
tergantung dari lebar roll creeper yang digunakan. Jumlah mesin creeper
dapat mencapai 3 – 5 pas.
7. Karet blanket yang telah melalui proses maturasi selama 14 hari kemudian
dihancurkan menjadi bentuk remahan menggunakan alat shredder.
Remahan karet kemudian ditransfer menggunakan media air dan conveyor
ke trolley bersekat untuk dilakukan proses selanjutnya. Pada tahap inilah
dihasilkan karet remah yang masih “mentah”. Peremahan bertujuan untuk
mendapatkan luasan permukaan yang cukup bagi bahan baku untuk kontak
dengan udara panas di mesin dryer. Bentuk remahan juga memungkinkan
bahan baku dapat dicetak pada sekatan trolley untuk mendapatkan bentuk
dan ukuran baku.
9. Setelah box trolley yang berisi remahan karet keluar dari mesin dryer,
maka selanjutnya box dryer akan didinginkan isinya sampai 40 ⁰C.
Pendinginan ini bertujuan untuk menghindari :
Tumbuhnya jamur pada hasil akhir. Hasil akhir akan dibungkus
dengan plastik. Suhu yang panas akan berakibat mengembunnya
udara yang ada didalam plastik. Embun ini dapat memicu
penjamuran.
Plastik pembungkus dapat meleleh sehingga produk akan menjadi
lengket satu sama lain.
Nilai PRI (Plasticity Retention Index) akan turun akibat panas yang
tertahan dalam kemasan.
Keluar Masuk
secara visual antara hasil yang memenuhi spesifikasi dan tidak memenuhi
spesifikasi. Hasil yang out spek adalah hasil yang masih mengandung
karet mentah (white spot) ditandai dengan karet yang berbau menyengat
atau bisa juga hasil yang terlalu matang. Di meja sortasi juga dilakukan
proses pemeriksaan terhadap kontaminasi (contoh : kayu,plastik, atau
logam). Untuk pendeteksian kandungan logam pada bandela karet
digunakan metal detector sebagai alat bantu.
10. Dua keping karet ditimbang untuk mendapatkan berat sebesar 35 kg.
Penimbangan ini adalah tahap awal. Penimbangan tahap kedua dilakukan
setelah dua keping karet dikempa dan dibungkus dengan kantong plastik.
Penimbangan pada tahap kedua bertujuan untuk melakukan verifikasi
berat Selain 35 kg berat bandela karet dapat juga 33 ⅓ kg atau sesuai
permintaan pembeli.
11. SIR (Standard Indonesian Rubber) disajikan dalam bentuk bandela yang
dikempa dengan berat dan ukuran tertentu. Ukuran bandela SIR yang
diperdagangkan adalah panjang 675 ± 25 mm lebar 355 ± 10 mm.
Pengempaan dengan mesin kempa (press) dengan tenaga hidrolik dari atas
ke bawah atau dari bawah ke atas. Tekanan hidrolik yang digunakan
adalah 1422 psi (700-1500 psi) selama 3 detik atau lebih.
12. Setiap bandela harus diidentifikasi, ditandai, dan dikemas dengan plastik
polietilena transparan yang mempunyai ketebalan (0,03+ 0,01) mm, titik
leleh maksimum 108 °C dan massa jenis relatif 0,92. Boleh dalam bentuk
lain yang disepakati oleh pihak produsen dan konsumen. Warna logo pada
kemasan tergantung dari jenis mutu. Untuk SIR 20 menggunakan warna
merah.
13. Setelah itu bandela-bandela disusun kedalam metal box yang kemudian
dikirim pemesan. Setiap metal box mampu menampung 30 bandela dan
metal box jumbo mampu menampung 36 bandela.
Karena gesekannya yang besar pada saat mulai jalan, maka bantalan
luncur memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini
tidak begitu sederhana, karena gesekan yang besar akan menimbulkan panas
pada bantalan, sehingga memerlukan pendinginan khusus.
b) Pelumasan tetes
Dari sebuah wadah, minyak diteteskan dalam jumlah yang tetap dan
teratur melalui sebuah katup jarum.
c) Pelumasan sumbu
Cara ini menggunakan sumbu yang dicelupkan dalam mangkok minyak
sehingga minyak terisap oleh sumbu tersebut. Pelumasan ini dipakai
seperti dalam hal pelumasan tetes.
d) Pelumasan percik
Dari suatu bak penampung, minyak dipercikkan. Cara ini dipergunakan
untuk melumasi torak dan silinder motor bakar torak yang berputaran
tinggi.
e) Pelumasan cincin
Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada poros
sehingga akan berputar bersamaan dengan poros sambil mengangkat
minyak dari bawah.
f) Pelumasan pompa
Di sini pompa digunakan untuk mengalirkan minyak ke dalam bantalan.
Pelumasan pompa sesuai untuk keadaan kerja dengan kecepatan tinggi
dan besar.
g) Pelumasan gravitasi
Dari sebuah tangki yang diletakkan di atas bantalan, minyak dialirkan
oleh gaya beratnya. Cari ini dipakai untuk kecepatan sedang dan tinggi
pada kecepatan keliling sebesar 10 – 15.
h) Pelumasan celup
Sebagian dari bantalan dicelupkan ke dalam minyak pelumas.
Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau
rol jarum dan rol bulat. Bantalan gelinding menggunakan
elemen rolling untuk mengatasi gesekan antara dua komponen yang
bergerak. Diantara kedua permukaan ditempatkan elemen gelinding seperti
misalnya bola, rol, taper, dan lainnya. Kontak gelinding terjadi antara
22
elemen ini dengan komponen lain yang berarti pada permukaan kontak tidak
ada gerakan relatif.
Bantalan yang digunakan pada gearbox Helimax 225 SPL pada mesin creeper di
PT. Batanghari Tembesi adalah jenis Spherical Roller Bearing. Bantalan ini
tergolong kedalam jenis bantalan gelinding, mempunyai dua baris elemen roller
yang pada umumnya mempunyai alur berbentuk bola pada cincin luarnya. Jenis
ini memiliki kapasitas beban radial yang besar sehingga ideal untuk menahan
beban kejut. Berdasarkan data dilapangan bearing yang digunakan pada gearbox
untuk penggerak roller berbobot sekitar ±1 ton dan berkerja 7 – 8 jam perhari.
Motor
Roll
Gearbox
G4
G2 G3
Separator
Roller
a) Inner Ring : Cincin baja yang dikeraskan dengan diberi alur untuk
pergerakan roller atau ball di bagian luarnya, sering dipasang pada shaft
yang berputar sebagai penyangga bearing.
b) Outer Ring : hampir sama dengan inner ring, outer ring adalah cincin baja
yang dikeraskan dengan alur untuk pergerakan roller atau ball di bagian
dalam.
29
c) Roller atau Steel Barrel : Di antara inner ring dan outer ring ada
komponen yang berfungsi mengurangi gesekan yang dilakukan oleh
roller,ball atau tapered roller. Roller ini terbuat dari baja yang dikeraskan.
Roller dapat bergerak bebas di antar inner dan outer ring
d) Separator : Letak Separator atau cage antara inner dan outer ring yang
digunakan untuk menjaga jarak antar roller yang satu dan yang lainnya.
Separator terbuat dari kuningan yang mana kuningan ini memiliki
permukaan dengan tingkat gesekan yang rendah serta kuningan tidak akan
berkarat sehingga tahan lebih lama.
Abrasi
Masuknya kotoran (pasir atau debu) ke dalam bearing dapat menyebabkan
keausan dini karena kotoran tersebut akan menyebabkan permukaan
bearing menjadi kasar.
Kekurangan pelumasan
Timbulnya panas merupakan akibat dari kekurangan pelumasan. Panas
menyebabkan perubahan warna pada permukaan bearing, roller dan ball.
Pada plain bearing kekurangan pelumasan akan mengakibatkan goresan,
keausan lebih dan akhirnya akan menyebabkan keseluruhan bagian
bearing mengalami kerusakan.
Korosi
Air dan uap akan menyebabkan korosi ini terlihat seperti bekas lubang
atau karat. Penanganan yang salah setelah pencucian bearing akan
menyebabkan korosi pada permukaan. Bearing harus dilumasi oli setelah
pencucian walaupun untuk periode penyimpanan yang singkat.
Pemasangan yang salah
Ball dan roller bearing biasanya mempunyai toleransi kesesuaian
pemasangan antara bearing dan shaft. Ini tidak boleh berlebihan karena
apabila berlebihan inner ring akan dipaksa mengembang dan akan terjadi
pembengkokan bearing, yang akan mengakibatkan kerusakan. Setiap cacat
pada shaft akan menyebabkan distorsi pada inner ring. Area yang
30
terdistorsi ini akan kelebihan beban sehingga kerusakan akan bermula dari
area tersebut. Shaft harus bersih dan halus agar bearing dapat terpasang
dengan tepat.
Penyetelan yang salah
Penyetelan yang dilakukan dapat terlalu longgar,tepat atau terlalu kencang.
Selalu mengacu pada spesifikasi pabrik pembuat untuk menentukan
apakah bearing tersebut pre load atau tidak. Bearing harus disetel dengan
tepat karena jika tidak akan menyebabkan ball atau roller pecah dan
permukaan bearing menjadi tergores.
Kelebihan beban
Mesin yang beroperasi dengan beban berlebih akan memperpendek usia
pakai bearing. Apabila bearing menumpu beban diluar kemampuannya,
bearing akan menyebabkan ball atau roller pecah.
Pelumasan yang kurang tepat
Jenis pelumas yang tidak tepat, jumlah dan interval re-lubriasi yang tidak
tepat, mutu pelumas, serta penanganan pelumas yang salah dapat
mengakibatkan kontaminasi.
Jenis kerusakan yang sering ditemukan di lapangan yaitu bearing pecah. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh beban yang berlebih, terdapat 3 line creeper yang
terdapat di PT. Batanghari Tembesi. Masing – masing station terdapat 4 buah
mesin creeper, apabila salah satu mesin creeper tidak beroperasi (sedang
mengalami perbaikan) maka bahan baku dari station tersebut akan dialihkan ke
station yang lain. Jadi salah satu mesin creeper akan bekerja dua kali lipat dan hal
ini tidak diimbangi dengan maintenance.
Adapun tanda – tanda bearing mulai rusak ialah menimbulkan suara
bergemuruh ketika mesin creeper beroperasi. Namun terkadang suara ini tertutupi
oleh kebisingan lain (proses produksi) sehingga gejala ini tidak terdeteksi dan
bearing yang hampir rusak terus dipaksa berkerja. Hal inilah yang menyebabkan
bearing tersebut pecah.
31
Gearbox
Gearbox merupakan perangkat mekanikal yang digunakan untuk
meningkatkan torsi serta mengurangi kecepatan RPM dari motor penggerak. Di
PT. Batanghari Tembesi gearbox digunakan pada alat penggiling karet remah
sehingga menjadi bentuk selendang. Masalah yang sering timbul di lapangan pada
gearbox ini salah satunya ialah kerusakan pada bearing. Adapun data spesifikasi
gearbox dan bearing yang dipakai adalah sebagai berikut.
Daya 40 Hp
( ) ……………………………………………………………….(3.1)
atau
…………………………………………………………..(3.2)
Dimana :
n : Putaran
Untuk menghitung torsi pada roda gigi sebelumnya harus diketahui terlebih
dahulu nilai torsi pada motor dengan rumus :
…………………………………………………………………(3.3)
Dimana :
Pm = Daya Motor ( kW )
Berdasarkan persamaan (3.3) untuk mencari nilai ωm (kecepatan sudut) adalah sebagai
berikut :
…………………...…………………………………………………(3.4)
Dimana :
⁄
Hasil perhitungan persamaan (3.4) yang didapatkan kemudian
diaplikasikan pada persamaan (3.3) dimana daya motor 40 Hp dikonversikan
menjadi 29.84 kilowatt (kW).
Nilai torsi motor adalah sama dengan nilai torsi pada pulley 1 dan
kecepatan sudut pada pulley 1 sebanding dengan nilai kecepatan sudut pada
motor. Hal ini disebabkan karena pulley 1 berada pada poros yang sama dengan
motor, sehingga :
…. ……..…………………………………………………………(3.5)
……………………………………………………………………(3.6)
⁄
Selanjutnya nilai yang didapatkan dari persamaan (3.5) dan persamaan
(3.6) digunakan untuk mencari nilai torsi dan kecepatan sudut pada pulley 2.
………………………………………………………………...(3.7)
36
………………………………………………………………...(3.8)
⁄
Nilai torsi dan kecepatan sudut pada gear 1 sama dengan nilai torsi dan
kecepatan dapa pulley 2 karena berada pada poros yang sama, jadi :
……………………………………………………………………..(3.9)
…………………………………………………………………..(3.10)
⁄
Untuk mencari nilai torsi dan kecepatan sudut pada gear 2 digunakan nilai
dari persamaan (3.9) dan (3.10).
…………………………………………………………...(3.11)
………………………………………………………….(3.12)
37
⁄
Posisi gear 2 dan gear 3 berada pada satu poros yang sama sehingga nilai
torsi serta kecepatan sudutnya sama.
Torsi gear 3
…………………………………………………………………..(3.13)
…………………………………………………………………(3.14)
⁄
Berdasarkan nilai yang didapat dari persamaan (3.13) dan (3.14) yang
selanjutnya digunakan untuk mencari nilai torsi dan kecepatan sudut pada gear 4.
Torsi gear 4
…………………………………………………………..(3.15)
………………………………………………………….(3.16)
⁄
38
Berdasarkan hasil perhitungan didapati bahwa pada gear 4 memiliki torsi sebesar
3.63 dan kecepatan sudut sebesar 7,85 ⁄ . Selanjutnya hasil perhitungan
ini digunakan untuk menghitung umur pakai bearing yang terletak pada gear 4.
Berdasarkan katalog bearing FAG tipe 23022E1A.M yang dipakai didapati nilai :
C : 400 kN
d : 110 mm
D : 170 mm
e : 0,23
Y : 4,31
39
Pada shaft output gearbox dan sekaligus terhubung dengan kopling ke shaft
creeper 1 terdapat 4 buah spherical bearing sejenis.
MA = 0 ……………………………………………………………………..(3.17)
FRA = 57,5 kN
Beban yang ditumpu masing – masing pada shaft (Fr) 13,75 kN 2 = 28,75 kN
Fa =
Fa = 3,33 kN
Beban aksial (Fa) eksternal akibat dari gaya-gaya saat bahan baku dimasukan
= = 1,11 kN
41
P = Fr { Fa / Fr ≤ e } …………………………………………(3.19)
P = 0,4 FR + Y Fa { Fa / Fr e} …………………………………………(3.20)
Nilai perbandingan Fa/Fr lebih besar dari nilai e = 0,23 sehingga untuk mencari
beban dinamiknya menjadi :
Co = 530 kN
Yo = 2,83
…………………………………………………………(3.21)
……………………………………………………………………...(3.22)
42
Perhitungan umur pakai bearing, dengan nilai n merupakan rpm pada gear 4.
⁄
( )
⁄
( )
Perkiraan umur pakai bearing sekitar 243 hari, atau sekitar delapan bulan.
4.2 Kesimpulan
4.2 Saran
Sarang yang dapat diberikan penulis melalui laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi mahasiswa kerja praktek selanjutnya semoga bisa disediakan data
tertulis yang dibutuhkan.
2. Adanya data record penggantian alat sangat dibutuhkan mahasiswa dalam
pembanding dari hasil analisis mahasiswa.
3. Pembekalan kerja praktek sebaiknya dilakukan sebelum pendaftaran kerja
praktek sehingga mahasiswa tau apa saja yang perlu dilakukan di tempat
kerja praktek.
45
DAFTAR PUSTAKA
[3] Sularso, dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin, Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 2004.
Nama : Syariffudin
Alamat : Jl. Nusa Indah II RT. 31 No.46
Kel. Simpang IV sipin Kec.
Telanaipura Kota Jambi, Jambi.
TTL : Jambi, 22 Juli 1997
Telepon : 0853 8044 4290
Email : syariffudin2271997@gmail.com
Angkatan : 2015
Motto : “Kalau orang lain bisa kenapa
harus saya?”
Latar Belakang
Pengalaman Organisasi
Pengalaman Kerja