DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
DELMI ADRI
DIRA SETIAWAN
DWI DANANG FEBRIANTO
HERWINDA ANGRILA
LENI AYU KUSTIN
PAOBAON PULUNGAN
SITI NURLAILIN
YOSI MARDIANTI
YUSTINA
VII SDM C
DOSEN PENGAMPU
H. RAJA MARWAN INDRA SAPUTRA, SE. M.SI
NOVRIYANI, SE. MM
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yakni hubungan antara pekerja/buruh dan pengusaha adakalanya berjalan baik-
baik saja, tidak ada masalah-masalah, tercapai persamaan-persamaan, tetapi
adakalanya bisa terjadi pertentangan-pertentangan atau konflik.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Negosiasi adalah suatu proses dimana dua pihak atau lebih yang
mempunyai kepentingan yang sama atau bertentangan bertemu dan berbicara
dengan maksud untuk mencapai suatu kesepakatan. Pertentangan kepentingan
memberikan alasan terjadinya suatu negosiasi. Persamaan kepentingan juga
memberikan alasan terjadinya negosiasi atas dasar motivasi untuk mencapai
kesepakatan.
3
2.2 Gambaran Umum Proses Negosiasi
Negosiasi melibatkan: ¨
4
2.3 Hasil-hasil Negosiasi
1. MENANG – KALAH
Salah satu pihak mencapai seluruh atau sebagian besar hasil dari
rencana yang diharapkan, sementara pihak lainnya tidak mendapatkan
hasil apa-apa, atau mencapai hasil yang sangat kecil. Contoh: Suatu
serikat pekerja menuntut kenaikan upah sebesar 15 persen. Pihak
pengusaha tidak menawarkan apa-apa. Jika hasil akhirnya adalah
serikat pekerja memperoleh kenaikan 15 persen, maka serikat tersebut
telah menang dan pihak pengusaha telah kalah.
2. KALAH – MENANG
Salah satu pihak tidak mendapatkan hasil apa-apa atau sangat kecil dari
rencana yang diharapkan, sementara pihak lain mencapai seluruh atau
sebagian besar. Contoh: Suatu serikat pekerja menuntut kenaikan upah
sebesar 15 persen. Pihak pengusaha tidak menawarkan apa-apa, Jika
hasil akhirnya adalah tidak ada kenaikan, maka pihak pengusaha telah
menang dan serikat pekerja tersebut telah kalah.
3. KALAH – KALAH
Pihak-pihak yang berunding gagal mencapai kesepakatan. Pertentangan
kepentingan lebih dominan dari persamaan kepentingan, tidak ada atau
sangat sedikit kompromi dan muncul kemungkinan bahwa konflik atau
pertentangan dapat berkembang mencapai tahap mogok atau macet
(lockout) Contoh: Pihak serikat pekerja menuntut kenaikan upah sebesar
15%. Pihak pengusaha menawarkan 2%. Masing-masing pihak
mempertahankan posisi awalnya sehingga negosiasi macet dan berakhir
dengan mogok kerja. Baik pihak pekerja dan pengusaha kehilangan
penghasilan mereka karena produksi terhenti.
4. MENANG – MENANG
Kedua belah pihak mencapai hasil sebagian dari posisi tuntutan dan
penawaran pertama mereka. Contoh: Serikat pekerja menuntut kenaikan
upah sebesar 15%. Pihak pengusaha menawarkan 2%. Melalui persuasi
dan kompromi, maka akhirnya disepakati kenaikan sebesar 8%. Target
5
kedua kedua belah pihak telah bergeser dari posisi awal, namun tidak
harus sampai pada hasil dimana kedua-duanya kalah
6
3) Coba untuk menyetujui untuk menepikan pokok-pokok bahasan yang
spesifik untuk sementara waktu untuk melanjutkan negosiasi tentang
pokok bahasan yang lain ¨
4) Jika memungkinkan, konsesi yang telah disepakati dapat ditawarkan
untuk ditukar ¨
5) Pertimbangkan kemungkinan untuk menukar sekelompok konsesi-
konsesi kecil untuk sebuah konsesi yang lebih besar dan lebih penting
6) Dimana masih memungkinkan untuk negosiasi lebih lanjut: ·
o jangan memperluas lingkup bahasan yang mungkin tengah
diperselisihkan
o jangan ungkit kembali perselisihan lama ·
o jangan mempublikasikan posisi ke pihak ketiga untuk
mengamankan dukungan
A. Negosiasi Kooperatif ¨
a) Menciptakan suasana saling menghargai dan percaya ¨ Memperjelas
dari awal bahwa menginginkan hasil MENANG-MENANG ¨
b) Mulai dengan mengidentifikasi masalah sebelum mengidentifikasikan
pemecahan ¨
c) Mulai dengan masalah-masalah yang mudah untuk dicapai
kesepakatannya ¨
d) Bila mungkin, buat beberapa konsesi kecil yang dibagi
pembahasannya dalam negosiasi dibandingkan dengan sebuah
konsesi besar ¨
e) Hindari bahasa dan postur tubuh yang difensif ¨
f) Bersikap fleksibel
7
B. Negosiasi Kompetitif
Negosiasi kompetitif jarang sekali dapat diterima dan hanya mungkin terjadi
jika memiliki posisi yang sangat kuat. harus sadar akan konsekuensi
jangka panjang dari negosiasi seperti ini, misalnya saja dalam negosiasi
berikutnya pemegang kekuasaannya akan beralih tangan.
Namun demikian, mungkin harus menggunakan gaya ini jika pihak lawan
jelasjelas tidak menginginkan negosiasi kooperatif: ¨
a) Dari awal tegaskan komitmen terhadap posisi yang telah tentukan ¨
b) Indikasikan konsekuensinya jika tidak memperoleh apa yang inginkan ¨
c) Siapkan konsesi-konsesi yang tidak penting untuk , tetapi yang
menghindari pihak lawan dari kehilangan muka
Bagaimana reaksi terhadap taktik MENANG-KALAH ? ¨
o Jangan terpancing emosi ¨
o Tanya pihak lawan alasan mereka untuk menentukan posisi tertentu ¨
o Tekankan konsekuensi jika kesepakatan gagal kepada pihak lawan ¨
o Coba untuk meningkatkan rasa saling menghargai dan gunakan
pendekatan penyelesaian masalah bersama ¨
o Ambil posisi yang sama kuatnya jika tidak mungkin dicapai rasa saling
menghargai dan pendekatan penyelesaian masalah bersama.
Menghadapi seorang negosiator yang kompetitif, tidak ada gunanya
menggunakan pendekatan kooperatif
8
Indonesia sebagai bentuk investasi asing di tanah Papua menimbulkan
berbagai hal negative serta menimbulkan konflik tak berujung antara
pemerintah, masyarakat serta perusahaan tersebut. Timbulnya konflik berawal
akibat tuntutan ganti rugi terkait tanah masyarakat serta dampak lingkungan
yang ditimbulkan dalam proses kegiatan eksplorasi tambang tersebut. Selain
itu, adapun terkait kontrak karya dan kebijakan pemerintah terhadap PT.
Freeport yang tidak seimbang. Hal ini menjadikan pemerintah Indonesia
melakukan proses negosiasi dengan PT. Freeport.
9
masing masing pihak. Dari beberapa pertemuan yang telah dilaksanakan, pihak
Freeport masih keras terhadap masalah pembagian divestasi saham. Dengan
adanya perpindahan status dari Kontrak Karya menjadi IUPK, menjadikan pihak
Freeport enggan untuk menyetujui kesepakatan.
10
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negosiasi adalah suatu proses dimana dua pihak atau lebih yang
mempunyai kepentingan yang sama atau bertentangan bertemu dan berbicara
dengan maksud untuk mencapai suatu kesepakatan. Pertentangan kepentingan
memberikan alasan terjadinya suatu negosiasi. Persamaan kepentingan juga
memberikan alasan terjadinya negosiasi atas dasar motivasi untuk mencapai
kesepakatan.Sebelum menentukan gaya negosiasi yang gunakan,
pertimbangkan lebih dahulu hal-hal sebagai berikut: ¨ Hubungan dengan pihak
lawan untuk jangka panjang atau saat itu saja ¨ Kekuatan dan kelebihan pihak
lawan ¨ Kekuatan dan kelebihan posisi tim ¨ Penting atau tidaknya mencapai
suatu kesepakatan
3.2 Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah
11
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Intan. 2022. Studi kasus analisis proses negosiasi pt. Freeport dengan
pemerintah indonesia .
12