Oleh :
APRIDAYANI
NPM. 15030023
PRODUKSI GARMEN
Oleh :
APRIDAYANI
NPM. 15030023
PRODUKSI GARMEN
Oleh :
APRIDAYANI
NPM. 15030023
PRODUKSI GARMEN
Oleh :
APRIDAYANI
NPM. 15030023
PRODUKSI GARMEN
Pembimbing
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
berupa kekuatan dan kesehatan sehingga atas izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT Inti Sukses Garmindo
sebagai bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL),
yang merupakan kegiatan wajib bagi seluruh mahasiswa Politeknik STTT
Bandung program Diploma IV jurusan Produksi Garmen pada semester 7.
Terselesaikannya Laporan PKL ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran
tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada Ibu dan Bapak atas segala Do’a, motivasi
dan perhatian yang telah diberikan. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih
kepada :
1. Ibu Tina Martina, A.T.,M.Si sebagai pembimbing yang dengan sabar dan
penuh perhatian untuk dapat meluangkan waktu dalam memberikan arahan,
wawasan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Segenap karyawan PT Inti Sukses Garmindo terutama Bapak Gasfar, Bapak
Ari, Bapak Kiriyanto, Bapak Andri, Bapak Bowo, Ibu Nisa, Ibu Ana, Ibu Arik yang
telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan arahan, wawasan dan
pengalaman berharga selama penulis melaksanakan PKL.
3. Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga Laporan PKL ini selesai.
Penulis berharap semoga Laporan PKL ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan baru bagi pembaca dan bagi penulis sendiri.
Penulis
Apridayani
i
DAFTAR ISI
ii
3.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin.................................................................... 51
3.3.1 Pemeliharaan Mesin ............................................................................................ 52
3.3.2 Perbaikan Mesin .................................................................................................. 53
3.4 Pengendalian Mutu ................................................................................................ 54
3.4.1 Raw Material ......................................................................................................... 55
3.4.2 Proses .................................................................................................................... 59
3.4.3 Produk.................................................................................................................... 61
BAB IV DISKUSI ............................................................................................................ 69
4.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi ......................................................... 70
4.2 Proses Produksi ...................................................................................................... 73
4.3 Pemeliharaan Mesin .............................................................................................. 76
4.4 Pengendalian Mutu ................................................................................................ 78
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 81
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 81
5.2 Saran ........................................................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 82
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 3.29 QC waisttag/hangtag ............................................................................. 66
Gambar 4.1 diagram alir perencanaan dan pengendalian PO 4700795481 ........ 70
Gambar 4.2 master band pada pengecekan pertama.............................................. 72
Gambar 4.3 master band baru hasil pengelompokan ulang ................................... 73
Gambar 4.4 diagram alir proses produksi PO 470070428 ...................................... 74
Gambar 4.5 garmen setelah proses washing ............................................................ 76
Gambar 4.6 light box evaluation untuk pengelompokan lot kain ............................ 77
Gambar 4.7 list pemakaian lampu light box ............................................................... 77
Gambar 4.8 perbandingan lot first bath dengan produk unacceptable .................. 79
vi
RINGKASAN
PT Inti Sukses Garmindo didirikan pada tanggal 17 Juni 2004. PT Inti Sukses
Garmindo beralamat di Jalan Raya Soekarno-Hatta KM. 31 Kelurahan
Randugunting Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. PT Inti Sukses
Garmindo merupakan perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)
yang didalamnya terdiri dari beberapa pemegang saham yang bergerak di bidang
produksi pakaian dengan kapasitas produksi mencapai ± 6.000.000 pcs/tahun.
Pemasaran produk PT Inti Sukses Garmindo dilakukan oleh buyer dikarenakan
sistem produksi perusahaan ini adalah make to order (MTO). Negara-negara
tujuan ekspor PT Inti Sukses Garmindo yaitu negara-negara di benua Asia,
Eropa, dan Amerika, sedangkan untuk dalam negeri yaitu Jakarta. Jumlah
tenaga kerja di PT Inti Sukses garmindo yang tercatat pada periode Nopember
2018 adalah sebanyak 2065 karyawan.
vii
BAB I PENDAHULUAN
Laporan praktik kerja lapangan (LKP) ini berisi penjelasan mengenai keadaan
pabrik PT Inti Sukses Garmindo yang berlokasi di Jalan Raya Soekarno Hatta
KM. 31, Desa Randu Gunting, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Praktik
Kerja Lapangan dilaksanakan selama 64 hari kerja, terhitung mulai dari 17
September 2018 sampai dengan 28 Nopember 2018. Terdapat beberapa
Departemen yang ditempati selama pelaksanan PKL yaitu, di Departemen
Gudang Raw Material, Departemen Pola, Departemen Sampel, Departemen
Pemotongan, Departemen Sewing, Departemen Finishing, Departemen Quality
Control (QC), Departemen Industrial Engineering (IE), dan depatemen Mekanik.
Fokus pelaksanaan PKL adalah di Departemen Fabric inspect dan Finishing
Gedung dua PT Inti Sukses Garmindo.
Dalam laporan praktik kerja lapangan berisi lima bab utama. Bab I merupakan
bab pendahuluan yang berisi uraian penghantar laporan praktik kerja lapangan.
Bab II menjelaskan keadaan umum dari tempat praktik kerja lapangan yaitu
keadaan umum PT Inti Sukses Garmindo. Bab III menjelaskan empat pokok
kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan praktik kerja lapangan. Bab IV
mendiskusikan secara kritis, analitis dan komprehensif tentang perbedaan jumlah
grup lot pada master band dengan dye lot supplier dan unacceptable lot capri
1
pants PO 470070428 akibat perbedaan proses washing. Sebagai penutup yaitu
bab V menyajikan kesimpulan dan saran-saran yang dapat diberikan
sehubungan dengan masalah yang diamati berdasarkan hasil diskusi.
Kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan PKL adalah sulitnya memperoleh
dan mengakses informasi yang dibutuhkan sebagai bahan dalam penyusunan
LKP di Departemen tertentu, dikarenakan terbatasnya waktu yang tersedia dan
kesibukan di Departemen terkait.
2
BAB II BAGIAN UMUM PERUSAHAAN
PT Inti Sukses Garmindo didirikan pada tanggal 17 Juni 2004 dengan Surai Izin
Usaha Industri NO. 18/33/industri/2002 dan NPWP No. 01.936.691. Awalnya PT
Inti Sukses Garmindo merupakan PT Laksana Tegar Abadi yang berdiri pada
tahun 2001 dan berada di kawasan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Hingga
pada tahun 2004 perusahaan PT Laksana Tegar Abadi berpindah lokasi di Jalan
Raya Soekarno-Hatta KM. 31 Kelurahan Randugunting Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang dan berganti nama menjadi PT Inti Sukses Garmindo.
3
2.1.1 Bentuk Badan Hukum
PT Inti Sukses Garmindo memiliki dua lokasi, lokasi pertama merupakan lokasi
pabrik untuk kegiatan produksi dan lokasi kedua merupakan kantor pusat
administrasi dan pemasaran. Adapun lokasi pabrik yang merupakan tempat
berlangsungnya proses produksi PT Inti Sukses Garmindo terletak di Jalan Raya
Soekarno-Hatta Km.31, Desa randu Gunting, Kecamatan Bergas, kabupaten
Semarang, Jawa Tengah. Sementara lokasi kantor pusat administrasi dan
pemasaran terletak di Jalan Gatot Subroto Kav. 23 Jakarta Selatan. Denah lokasi
PT Inti Sukses Garmindo disajikan pada Gambar 2.1 pada halaman 5.
4
5. Waktu yang diperlukan untuk menuju lokasi pabrik lebih efisien karena lokasi
yang berada tepat di pinggir jalan raya utama Semarang-Yogjakarta.
Semarang Kota
Solo
5
bentuk struktur organisasi. Struktur organisasi PT Inti Sukses Garmindo dapat
dilihat pada Gambar 2.3 di halaman 8.
6
2.2.1 Bentuk Struktur Organisasi
Bentuk struktur organisasi PT Inti Sukses Garmindo adalah garis dan staff.
Hubungan garis merupakan hubungan antara pimpinan dengan bawahan secara
langsung, sedangkan hubungan staf merupakan hubungan tidak langsung yang
terjadi pada bagian-bagian yang sejajar untuk membantu salah satu bagian.
Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dalam pelimpahan wewenang
berlangsung secara vertikal dari puncak pimpinan kepada pimpinan dibawahnya.
Puncak pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan keputusan,
kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan. Dalam membantu
kelancaran tugas pimpinan, pimipinan mendapat bantuan dari para staf. Tugas
para staf hanya memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi,
dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk
menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya. PT Inti Sukses Garmindo
merupakan organisasi yang besar dengan tugas yang beraneka ragam dan
jumlah bawahan yang banyak sehingga pimpinan perusahaan tidak bisa bekerja
sendirian dan membutuhkan bantuan staf.
Berdasarkan Gambar 2.3 dihalaman 8 berikut uraian tugas secara singkat dari
masing-masing jabatan di PT Inti Sukses Garmindo :
1. President Director
Tugas president director yaitu, memberi saran kepada dewan direksi; memotivasi
karyawan; menggerakkan perubahan dalam organisasi; pengambil keputusan
mencakup keputusan tingkat tinggi terkait kebijakan dan strategi; mengawasi
operasi organisasi setiap hari, bulan, dan tahun.
2. Director
Tugas director yaitu, memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-
kebijakan perusahaan; memilih; menetapkan; mengawasi tugas dari karyawan
dan kepala bagian (manajer); menyetujui anggaran tahunan perusahaan; dan
menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.
3. Senior Manager
Tugas senior manager antara lain; merencanakan, mengarahkan, dan
mengawasi pekerjaan seluruh manajer yang ada dibawahnya, dan juga
memantau pekerjaan sekelompok individu.
7
Keterangan
Cor : coordinator
Spv : supervisor
PM : pattern making
St : staff
Sumber: Compliance PT Inti Sukses Garmindo
Gambar 2. 3 struktur organisasi PT Inti Sukses Garmindo
8
4. PPIC Manager
PPIC Manager memiliki tugas melakukan perencanaan produksi yang berkaitan
dengan jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan proses
produksi, jadwal produksi dan pengawasannya.
5. QA Manager
QA manager merencanakan prosedur penjaminan mutu, meninjau pelaksanaan
dan efisiensi mutu, memastikan sistem inspeksi berjalan sesuai rencana untuk
memastikan kualitas produk jadi.
6. Production Manager
Production manager memastikan produk yang dibuat sesuai spesifikasi buyer,
dan juga melakukan pengawasan agar produk bisa dikirimkan tepat waktu.
7. GA (General Affair) Manager
GA manager bertugas dalam pengadaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana yang mendukung seluruh kegiatan operasional perusahaan dan
melakukan pemeliharaan aset fisik perusahaan.
8. Finance & Accounting Manager
Tugas finance and accounting manager adalah mengendalikan pendapatan
keuangan, arus kas dan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan,
menyiapkan anggaran bulanan yang diperlukan perusahaan, menyiapkan
laporan keuangan dan pajak bulanan.
9. Marketing Manager
Marketing manager memiliki tugas untuk berkomunikasi dengan buyer produk
yang akan dibuat, manajemen harga jual dari setiap order yang di dapat.,
negosiasi pengadaan barang impor, proses administrasi invoice (faktur), dan
maembuat perjanjian tertulis dengan buyer.
10. HRD & Compliance Manager
HRD and compliance manager menangani segala aspek-aspek yang berkaitan
dengan kedisiplinan karyawan, data dan proses sesuai dengan administrasi
personal, serta menyusun laporan surat yang diminta oleh pemerintahan dan
undang-undang yang berlaku.
11. Assistant Manager
Tugas seorang assistant manager produksi adalah membantu production
manager dalam melaksanakan tugas-tugasnya, seperti melakukan pengawasan
agar proses produksi berjalan dengan baik.
12. Coordinator Pattern Making
9
Tugas Coordinator Pattern Making adalah menentukan teknik pembuatan pola,
mengarahkan bawahan dalam melaksanaka setiap tugasnya, memastikan
proses pembuatan pola berjalan dengan baik, membagi tugas atau spesialisasi
tugas di Departemen pola, berkoordinasi dengan coordinator sample untuk
pembuatan pola.
13. Coordinator Sample
Coordinator Sample bertugas untuk memberikan solusi mengenai kendala teknik
penjahitan sehingga menjadi lebih mudah, mengawasi kelancaran proses
pembuatan sampel, berkoordinasi dengan coordinator pattern making dalam hal
pembuatan sampel dan kesesuaiannya dengan pola yang telah dibuat,
melakukan pengendalian produksi pada proses pembuatan sampel.
14. Coordinator IE
Seorang Coordinator IE memiliki tugas untuk membuat estimasi waktu
pengerjaan produk dan fabric comsumtion, mengarahkan dan mengatur
perencanaan layout, memastikan jadwal produksi dilakukan tepat waktu.
15. Coordinator Mechanic
Tugas seorang coordinator mechanic adalah merencanakan kebutuhan mesin
dan alat bantu yang diperlukan untuk proses produksi, mengawasi proses
pemeliharaan dan perbaikan mesin.
16. Coordinator Cutting
Coordinator cutting bertugas untuk membuat rencana cutting yang baik,
mengawasi proses pemotongan berjalan sesuai dengaan rencana, mengambil
tindakan cepat untuk setiap masalah pada proses pemotongan.
17. Coordinator Sewing
Coordinator sewing mengawasi perencanaan berjalan dengan baik, melakukan
kontrol pada operator, melakukan tindakan perbaikan bila diperlukan dan juga
melakukan pengarahan untuk pelaksanaan kerja.
18. Coordinator Finishing
Coordinator finishing melakukan pengawasan disetiap proses yang ada di
Departemen finishing, berkordinasi dengan manager QA mengenai kualitas
garmen.
19. Coordinator Health & Safety
Coordinator health and safety mengawasi dan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan dan keamanan lingkungan maupun SDM (Sumber Daya
Manusia) dalam pabrik.
10
20. Coordinator General
Tugas seorang coordinator general adalah melakukan pengawasan terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, seperti ketersediaan air, listrik,
memantau ketersediaan barang di gudang, pemeliharaan lingkungan dan fasilitas
dalam pabrik.
21. Coordinator FU (Follow Up)
Tugas coordinator follow up adalah mengkalkulasi kebutuhan pemesanan buyer,
menyediakan bahan baku yang sesuai dengan permintaan buyer, menjembatani
pihak perusahaan dengan pihak buyer.
22. Coordinator EXIM (Export Import)
Coordinator EXIM mengontrol pergerakan bahan, peralatan dan barang jadi di
dalam atau di luar negeri sesuai peraturan pemerintah, mempersiapkan laporan
bulanan, kuartal, dan tahunan yang diperlukan untuk tujuan kepabeanan
termasuk untuk izin perpanjangan.
23. Coordinator Personnal
Coordinator personnal melakukan pengawasan terhadap proses rekruitmen,
penggajian, dan eksekutor dalam hal yang berkaitan dengan kedisiplinan
karyawan, mengatur ketersediaan dan distribusi sumberdaya manusia.
24. Supervisor QC
Supervisor QC mengawasi operator QC dalam melakukan tugasnya, memastikan
setiap prosedur dijalankan dengan baik.
25. Supervisor Sewing
Supervisor sewing mengawasi dan mengatur operator agar dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik dan mengkoordinir kebutuhan lini.
26. Supervisor Warehouse
Supervisor warehouse mengontrol semua persediaan dan stok barang di gudang
sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar, mengawasi proses
barang masuk dan barang keluar.
27. Supervisor Maintenance
Supervisor maintenance memiliki tugas untuk mengawasi segala hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di pabrik
berjalan dengan baik.
28. Supervisor Electricity
Supervisor electricity memiliki tugas mengontrol suplai listrik berjalan dengan
baik, mengatur keperluan listrik disetiap Departemen.
11
29. Supervisor Purchasing
Tugas seorang supervisor purchasing adalah mengawasi, dan
mengkoordinasikan kegiatan pemesanan barang-barang yang dibutuhkan tiap-
tiap Departemen, serta memantau persediaan barang di gudang dan melaporkan
data perkembangan harga barang.
30. PPIC Staff
PPIC staff memiliki tugas untuk membantu PPIC manager dalam melakukan
segala tugasnya, seperti aliran informasi PO pada semua Departemen terkait,
laporan kebutuhan bahan baku,dan laporan penjadwalan.
31. Pattern Making Staff
Pattern making staff memiliki tugas dalam hal penyediaa informasi bagi
Departemen pattern making dan membantu tugas khusus yang telah atur oleh
coordinator pattern making.
32. IE Staff
IE staff bertugas untuk menyiapkan informasi terkait penjadwalan dan kebutuhan
di Departemen IE, membantu coordinator IE dalam melaksanakan tugasnya, dan
membuat laporan mingguan waktu aktual pengerjaan proses sewing.
33. Mechanic Staff
Mechanic staff memiliki tugas untuk membantu coordinator mechanic dalam hal
persiapan kebutuhan mesin dan peralatan produksi, membuat laporan mingguan,
bulanan, dan tahunan mengenai data investaris mesin dan peralatan produksi.
34. Cutting staff
Tugas seorang cutting staff adalah menyediakan informasi bagi Departemen
pemotongan dan membantu coordinator cutting dalam mempersiapkan seluruh
proses persiapan pemotongan.
35. Finishing Staff
Finishing staff memiliki tugas untuk menyediakan keperluan dan informasi bagi
Departemen finishing, membuat final report bulanan Departemen finishing.
36. Health Staff
Health staff memiliki tugas untuk membantu coordinator healt and safety
mengenai kesehatan dan pengobatan didalam pabrik bagi seluruh karyawan
perusahaan.
37. Security Staff
Security staf memiliki tugas untuk membantu coordinator healt and safety,
meyediakan informasi yang dibutuhkan bagi seluruh depatemen keamanan.
12
38. WH (Warehouse) Staff
WH staff memiliki tugas untuk membantu coordinator WH dalam menjalankan
tugasnya, menyediakan informasi di departenen WH, melakukan pemeriksaan
atau update jumlah stok barang.
39. Purchasing Staff
Purchasing staff membantu supervisor purchasing dalam kegiatan pemesanan
barang-barang yang dibutuhkan setiap Departemen.
40. Finance Staff
Seorang finance staff memiliki tugas untuk membantu finance and accounting
manager mengolah arus kas dan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan.
41. Accounting Staff
Seorang accounting staff memiliki tugas untuk membantu finance and accounting
manager dalam menyiapkan anggaran bulanan yang diperlukan perusahaan,
menyiapkan laporan keuangan dan pajak bulanan.
42. EXIM (Export Import) Staff
EXIM staff membantu coordinator EXIM mempersiapkan laporan bulanan,
kuartal, dan tahunan yang diperlukan untuk tujuan kepabeanan termasuk untuk
izin perpanjangan.
43. FU (Follow Up) Staff
FU staff memiliki tugas untuk membantu coordinator follow up dalam melakukan
penyediaan bahan baku yang sesuai dengan permintaan buyer.
44. Legal Staff
Legal staff membantu coordinator personnal dalam menangani dan
mengendalikan semua lisensi perusahaan dan izin mengenai dokumen-dokumen
hukum.
45. Compliance Staff
Compliance staff membantu coordinator personnal mengenai pelaksanaan
peraturan yang ada di pabrik bagi seluruh karyawan, menyediakan informasi bagi
Departemen HRD
46. Operator
Operator bertugas sebagai pelaksana teknis operasional untuk setiap kegiatan
proses produksi.
47. Helper sewing
Membantu operator sewing secara langsung dan menyiapkan segala keperluan
yang berkaitan dengan proses penjahitan.
13
2.3 Permodalan dan pemasaran
2.3.1 Permodalan
14
2.3.2 Pemasaran
2.4 Ketenagakerjaan
15
Perbedaan jam kerja Gedung 1 dan Gedung 2 hanya waktu istirahatnya
saja. Pergantian jam istirahat dilakukan setiap tanggal 1.
Jumlah tenaga kerja di PT Inti Sukses garmindo yang tercatat pada periode
Nopember 2018 adalah sebanyak 2065 karyawan. Pada Tabel 2.5 jumlah
karyawan berdasarkan tingkat pendidikan, karyawan paling banyak berlatar
pendidikan SMA atau sederajat.
Jumlah Persentase
No Tingkat Pendidikan
(orang) (%)
1 S2 8 0,39
2 S1 90 4,36
3 Diploma 104 5,04
4 SMA 1.730 83,78
5 SMP 120 5,81
6 SD 13 0,63
Total 2.065 100
Sumber: Personalia PT Inti Sukses Garmindo
16
Tabel 2.6 jumlah karyawan berdasarkan posisi pekerjaan di
PT Inti Sukses Garmindo Nopember 2018
Jumlah
Posisi
(orang)
1 President Director 1
2 Director 1
3 Senior Manager 1
4 Manager 7
5 Assistant Manager 2
6 Coordinator 12
7 Supervisor 29
8 Staff 105
9 Operator dan Helper 1.917
Total 2.065
Sumber: Personalia PT Inti Sukses Garmindo
1. Seleksi administrasi.
2. Tes tertulis.
3. Tes keterampilan.
4. Tes sikap kerja, kepribadian, dan karakter.
5. Wawancara.
6. Pemerikasaan kesehatan.
17
diberikan akan diperiksa kelengkapan dan keabsahannya. Tes tertulis dan tes
keterampilan dilakukan hanya pada kondisi-kondisi tertentu misalnya, untuk
pemenuhan posisi yang memang membutuhkan keahlian khusus seperti keahlian
dalam bahasa asing dan teknologi . Tes sikap kerja, kepribadian, dan karakter,
wawancara dan pemeriksaan kesehatan diberlakukan bagi semua pelamar untuk
seluruh jenis pekerjaan. Departemen HRD akan memberikan keputusan calon
karyawan dapat diterima atau ditolak. Bagi calon karyawan yang diterima, akan
melalui tahapan On the Job Training (masa percobaan) selama 3 bulan dan
masa percobaan hanya boleh diadakan untuk satu kali dan berhak mendapatkan
surat keterangan tentang status masa percobaan dari perusahaan. Bagi pekerja
kontrak tidak berlaku masa percobaan.
Perusahaan menyadari pentingnya arus produksi yang lancar, selain mesin yang
dapat beroperasi dengan baik dan berteknologi tinggi, pekerja juga diharapkan
memiliki berbagai kemampuan. Untuk menambah wawasan para pekerja di
lapangan, PT Inti Sukses Garmindo mengadakan pelatihan yang diadakan
minimal dua kali dalam satu tahun untuk para karyawan, diantaranya seperti
pelatihan IT (Information and Technology), pelatihan HRD, pelatihan Quality,
pelatihan Supervisor, pelatihan Alat Pelindung Mesin(APD), pelatihan Evakuasi,
pelatihan P2K3(Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja), pelatihan 7
Titik Container, pelatihan Kesehatan, pelatihan Hydrant, dan pelatihan
Keselamatan Berlalulintas.
a. On The Job Training. Metode pelatihan On the Job Training adalah pelatihan
dimana pegawai mempelajari pekerjaannya dengan mengamati pekerja lain
yang sedang bekerja, dan kemudian mengobservasi perilakunya. Aspek-
aspek lain dari on the job training adalah lebih formal. Fungsi dari on the job
training antara lain supervisor mampu menarik simpati peserta pelatihan.
Adapun manfaat dari metode on the job training adalah peserta belajar
18
dengan perlengkapan yang nyata dan dalam lingkungan pekerjaan yang
jelas.
b. Coaching/pendamping. Coaching adalah suatu prosedur pengajaran
pengetahuan dan keterampilan kepada pegawai bawahan. Peranan job
coaching adalah memberikan bimbingan kepada pegawai bawahan dalam
menerima suatu pekerjaan atau tugas dari atasannya.
c. Rotasi Pekerjaan/Pelatihan Silang (Cross-Train). Rotasi dimaksudkan agar
karyawan mendapatkan variasi kerja. Para pengajar memindahkan peserta
pelatihan dari tempat kerja yang satu ke tempat kerja yang lainnya. Setiap
perpindahan umunya didahuli dengan pelatihan pemberia instruksi kerja.
Selain memberikan variasi kerja bagi karyawan, pelatihan silang turut
membantu perusahaan ketika ada karyawan yang cuti, tidak hadir,
perampingan atau terjadi pengunduran diri.
d. Pelatihan Instruksi Jabatan (Job Instruction Training) : diberikan untuk
pekerja yang terdiri dari urutan langkah-langkah yang logis.
19
permanen dan memberikan manfaat untuk masa yang akan dating. Fasilitas
kerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena dapat menunjang kinerja
karyawan, seperti dalam penyelesaian pekerjaan (Dahlius, 2016).
1. Sistem Pengupahan
Tabel 2.7 berikut adalah perhitungan upah kerja lembur menurut Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP.102/MEN/VI/2004 Pasal 11.
20
Upah satu jam dihitung dengan rumus 1/173 x Gaji Pokok sebulan. Angka 173
didapat dari :
1 Tahun = 52 Minggu
1 Bulan = 52 Minggu : 12 Bulan = 4,33 Minggu
Total Jam Kerja Per Minggu = 40 Jam
Total Jam Kerja Per Bulan = 40 Jam x 4,33 = 173,2 = 173
a. Tunjangan Jabatan
2. Fasilitas Karyawan
Menurut Kotler (Kotler, 2013) fasilitas adalah segala sesuatu yang bersifat
peralatan fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung
kenyamanan konsumen. Fasilitas karyawan merupakan hak karyawan yang
harus dipenuhi oleh perusahaan selama bekerja di lingkungan perusahaan. PT
Inti Sukses Garmindo memberikan fasilitas kepada karyawannya yang berupa
sebagai berikut:
1. Seragam kerja
Seragam kerja diberikan kepada karyawan setiap tahunnya dengan jumlah 2
pasang untuk setiap jenisnya bagi setiap karyawan yang sudah bekerja
21
sekurang-kurangnya 1 tahun di perusahaan. Adapun jenis seragam kerja yang
diberikan adalah kemeja formal, celana panjang, dan kemeja batik.
2. BPJS Ketenagakerjaan
Perusahaan mengikutsertakan semua pekerja ke dalam program Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Sebagaimana yang telah diatur dalam
undang-undang No. 44 tahun 2015 dengan peraturan pelaksanaannya melalui
Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2015 yang meliputi; Jaminan Kesehatan,
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan
Pensiun.
3. Klinik
Perusahaan menyediakan balai pengobatan bagi karyawan yang dibuka dari jam
07.00-22.00. Selain melayani pengobatan, klinik juga melayani program Keluarga
Berencana (KB), dan general check up bagi seluruh karyawan yang dilaksanakan
setiap 6 bulan sekali.
4. Mess
Perusahaan menyediakan mess untuk tempat tinggal karyawan yang berasal dari
luar kota Semarang. Mess yang sudah dibangun jumlahnya terbatas dan untuk
sementara hanya pejabat tertentu saja yang dapat menempati mess, sedangkan
karyawan masih dalam tahap perencanaan dan belum bisa menempati mess.
Mess juga disediakan untuk tempat bermalam bagi tamu perusahaan.
5. Koperasi
Koperasi karyawan PT Inti Sukses Garmindo merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan para pekerja, untuk itu perusahaan membangun
dan mengembangkan koperasi. Pengelolaan koperasi tersebut oleh perusahaan
diberikan kepada karyawan. Kegiatannya meliputi, waserda (warung serba ada),
dan simpan pinjam.
22
7. Fasilitas Olahraga
Fasilitas lapangan yang tersedia yaitu lapangan untuk bermain tenis, bola volley,
dan senam pagi pada hari sabtu.
8. Tempat Ibadah
PT Inti Sukses Garmindo menyediakan musolah bagi pekerja yang beragama
islam pada setiap Gedung untuk menjalankan kewajiban.
9. Ruang Laktasi
Perusahaan memberikan ruang laktasi kepada karyawan sebagai bentuk
kepedulian bagi para pekerja perempuan yang telah menjadi ibu untuk
memberikan kenyamanan saat memerah ASI (Air Susu Ibu). Penyediaan ruang
laktasi ini secara tidak langsung akan berdampak pada kenyamanan pekerja
wanita, sehingga akan berdampak pada kinerja yang lebih produktif.
11. Loker
Loker digunakan untuk tempat penyimpanan barang milik karyawan di
perusahaan dengan penjagaan dari pihak security demi keamanan barang yang
telah disimpan.
23
BAB III BAGIAN PRODUKSI
24
Sofyan (2013:73) merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan produk sesuai
kebutuhan 2 (dua) pihak yaitu perusahaan dan konsumen. Perencanaan
produksi dapat diartikan sebagai suatu pernyataan rencana produksi secara
keseluruhan yang memuat kesepakatan antara top management dengan bagian
manufaktur yang disusun berdasarkan permintaan dan kebutuhan sumber daya
perusahaan. Lain halnya definisi perencanaan produksi menurut The American
Production and Inventory Control Society yang dikutip oleh Sukaria Sinulingga
dalam (Sinurmaida Gultom, 2013), yaitu ialah suatu kegiatan yang berkenaan
dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak produksi, kapan
produk tersebut selesai, dan bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan dalam
memproduksi produk tersebut. Jadi perencanaan produksi adalah pernyataan
perencanaan dan kegiatan yang disusun berdasarkan apa yang harus
diproduksi, berapa banyak produksi, kapan produksi tersebut selesai dan bahan-
bahan apa saja yang dibutuhkan dalam memproduksi produk tersebut guna
memenuhi tingkat penjualan. Berdasarkan diagram alir perencanaan produksi
pada Gambar 3.1 dihalaman 26 PT Inti Sukses Garmindo berikut uraian
penjelasannya:
25
Sumber: PT Inti Sukses Garmindo
26
7. Setelah buyer menyetujui sampel yang telah dibuat kemudian bagian
follow up akan memberikan informasi mengenai PO ke Departemen PPIC
(Production Planning and Inventory Control).
8. Selanjutnya Departemen PPIC melakukan perencanaan produksi
berdasarkan PO dari follow up. Adapun perencanaan produksi yang
dilakukan PPIC meliputi, menentukan banyaknya tenaga kerja, mesin dan
peralatan juga bahan baku yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
produksi dan menetapkan jadwal produksi sampai produk dikirim.
27
2. Pengendalian produksi Departemen Sample
Pengendalian dilakukan dengan adanya worksheet sebagai acuan
pembuatan sampel. Whorksheet merupakan lembar kerja yang berisi
informasi produk seperti informasi detail sketsa baju, bahan baku, dan juga
komentar dari buyer.
3. Pengendalian produksi pada Bagian Pemotongan
Setiap proses di Departemen pemotongan dilakukan pengendalian seperti
pengendalian kualitas pemotongan, susut kain, rencana pemotongan dan
juga pengecekan marker.
4. Pengendalian produksi pada Bagian Sewing
Pengecekan pendistribusian komponen dari Departemen pemotongan untuk
menghindari tertundanya proses produksi karena output dari Departemen
pemotongan yang terlambat dan melakukan pemeriksaan komponen panel
dan garmen oleh quality control inline dan end line agar hasil produksi sesuai
dengan permintaan buyer.
5. Pengendalian produksi pada Bagian Finishing
Dilakukan pengecekan output pada Departemen pemotongan dan sewing
serta setiap proses di divisi finishing setiap harinya.
3.2 Produksi
Produksi adalah “suatu yang dihasilkan oleh perusahaan baik bentuk barang
(goods) maupun jasa (service) dalam suatu periode waktu yang selanjutnya
dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan”. Pengertian produksi bisa dilihat
dalam artian sempit dan luas. Pengertian produksi dalam arti sempit, yaitu
mengubah bentuk barang menjadi barang baru, ini menimbulkan Form Utility.
Pengertian produksi dalam arti luas, yaitu usaha yang menimbulkan kegunaan
karena place, time, dan possession (Irham, 2014). Berdasarkan pengertian
produksi diatas bisa disimpulkan bahwa produksi adalah kegiatan mengubah
bentuk suatu barang atau jasa menjadi bentuk baru yang dikerjakan dalam
periode tertentu untuk menjadi nilai tambah bagi perusahaan.
28
didominasi oleh garmen jenis pants, adapun jenis garmen lain adalah garmen
bawahan seperti skirt dan dress. Terkadang PT inti Sukses Garmindo juga
mendapatkan pesanan untuk produksi seragam POLRI, untuk produksi seragam
POLRI produksi dikerjakan oleh kedua Gedung. Kapasitas produksi PT Inti
Sukses Garmindo sebanyak ± 6.000.000 pcs/tahun . Fokus pelaksanaan PKL
adalah di Gedung 2 PT Inti Sukses Garmindo. Selama bulan Oktober Gedung 2
PT Inti Sukses Garmindo memproduksi 211.735 pcs garmen. Berikut adalah data
jenis dan jumlah produksi Gedung 2 PT Inti Sukses Garmindo yang disajikan
dalam bentuk Tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 data jenis dan jumlah produksi Gedung 2 PT Inti Sukses Garmindo
periode Oktober 2018
Jumlah
No Jenis Style Type Produksi
(Pcs)
1 Ankle pants 19Q 1.351
13H 27.379
15A 591
Capri pants
23G 21.934
25F 4.041
05J 4.597
05C 5.816
Modern curvy pants
04V 7.328
05L 4.428
13H 1.931
Lisa long pants RSBS-6339 18.553
12H 1.512
13H 15.480
L55 4.551
Short pants S11-20013 4.878
Pants SP11-100 1.692
22A-L 7.952
18E 2.630
Skinny curvy pants
18A 225
13H 14.149
13Y 105
Skinny pants
19P 940
13G 1.220
13H 9.523
05J 1.425
05K 1.459
19Q 880
Straight pants
05C 1.527
13G 28.055
05C 4.411
04V 3.416
29
Tabel 3.1 data jenis dan jumlah produksi Gedung 2 PT Inti Sukses Garmindo
periode Oktober 2018 (Lanjutan)
Jumlah
No Jenis Style Type Produksi
(Pcs)
Straight pants 05L 1.551
Pants Wide long pants 11Y 4.301
Wide pants 11F 141
2 Skirt Daniella skirt 19R 558
3 Dress Kojo dress 18N 1.205
Total 211.735
Sumber : Departemen Sewing PT Inti Sukses Garmindo Gedung 2
Berdasarkan Tabel 3.1 terdapat 12 jenis garmen yang di produksi PT Inti Sukses
Garmindo Gedung 2 periode Oktober 2018, dan 10 jenis diantaranya adalah
garmen jenis celana wanita dengan style yang berbeda, dua jenis garmen yang
lainnya adalah garmen jenis skirt dan dress. Produk garmen yang mendominasi
adalah pants/celana. Berikut penjelasan mengenai 10 macam style celana wanita
yang diproduksi PT Inti Sukses Garmindo periode Oktober 2018.
1. Ankle pants merupakan celana yang panjang pipanya sampai diatas mata
kaki (ankle) atau melingkari mata kaki.
Sumber: Poshmark.com
30
2. Capri pants merupakan celana dengan panjang pipa sampai dipertengahan
betis saja.
Sumber: Poshmark.com
3. Modern curvy pants adalah celana dengan menonjolkan bagian pinggul yang
lebar dan pipa dari lutut sampai bagian bawah mata kakinya melebar.
Sumber: Poshmark.com
31
4. Lisa long pants merupakan celana dengan bentuk pinggul yang diperlihatkan
dan lebar pipa yang lurus dari paha sampai bagian bawah mata kaki.
Sumber: Poshmark.com
Sumber: Poshmark.com
32
6. Skinny curvy pants merupakan celana panjang sampai bawah mata kaki yang
menonjolkan bagian pinggul yang lebar dengan bagian betis yang ramping.
Sumber: Poshmark.com
7. Skinny pants adalah celana panjang sampai bawah mata kaki dengan
menonjolkan kaki yang kurus.
Sumber: Poshmark.com
33
8. Straight pants merupakan celana dengan lebar pipa yang lurus dari lutut
sampai bawah mata kaki.
Sumber: Poshmark.com
9. Wide long pants adalah celana dengan panjang pipa yang menyapu dan pipa
yang melabar.
Sumber: Poshmark.com
34
10. Wide pants merupakan celana dengan bentuk pipa yang melebar sampai
pertengahan betis.
Sumber: Poshmark.com
Dalam proses produksi kebutuhan mesin dan pengaturan tata letak ruangan
merupakan hal yang penting. Kebutuhan mesin dan pengaturan tata letak
ruangan bergantung pada jenis dan jumlah produksi yang akan dibuat. Mesin
akan akan diatur sedimikian rupa berdasarkan susunan yang paling efektif dan
efisien dan juga disesuaikan dengan area kerja. Sehingga penting untuk
mengetahui jenis dan jumlah mesin juga tata letak ruangan yang ada dalam
perusahaan untuk menunjang kelancaran proses produksi.
1. Mesin
35
pabrik dll” (Gaspersz, 2011). Bisa disimpulkan bahwa mesin digunakan untuk
menjalankan proses produksi untuk dapat menghasilkan produk. Untuk dapat
menjalankan proses produksi PT Intin Sukses Garmindo memiliki berbagai
macam jenis mesin dan dengan mengetahui jumlah mesin maka bisa diketahui
pula perhitungan jumlah produksi secara kasar. Data mesin produksi Gedung 2
dan Departemen sampel yang terdapat di PT Inti Sukses Garmindo disajikan
dalam Tabel 3.2 berikut.
36
Tabel 3.2 mesin produksi Gedung 2 dan Departemen Sampel
PT Inti Sukses Garmindo (Lanjutan)
Tipe Daya
Jenis Mesin Merek Mesin Jumlah Kegunaan
Mesin (Watt)
DA9270- Untuk membentuk jahitan
Brother 3
Revers Arm 1-364-PL rantai pada
Lap Felling DA9280- penggabungan dua
Brother 17 550
Unit (Make up D komponen seperti
Machine) Juki 2 inseam dan outseam
pada celana
VI.BE.MAC 2261-H 6
HP- Untuk melakukan proses
Pressing Hashima 1
4536A 1.000 pressing pada kain
Machine
Hashima HP-84B 4
Fusing Hashima HP-60L 2 Untuk merekatkan kain
1.000 dengan interlining
Machine Summit SR-400 1
JC-9330- Untuk membuat kelim
Blind Stitch Brother 4
0 250 dengan jahitan tidak
Machine terlihat dari luar (soom)
Yamato CM-364 2
DFB- Untuk menjahit /
3
1404-PK menggabungkan ban
DFB- pinggang
12
1404-PSF
Multigauge
Kansai DFB-
Waist Banding 1 450
Special 1404-P
Machine
DFB-
9
1415-SPF
DFB-
1
1411-SPF
T-8452C- Membentuk jahitan kunci
18
403 jarum dua
Brother
T-875B-
15
405
KM-
Double Needle Sunstar 5
1751BL-7
Lockstitch 450
TN-845B-
Machine 17
403
Brother
T-8722A-
30
405
LT2-
Brother 2
B845-3
Fabric Untuk merileksasi kain
Relaxing Oshima 1 550
Machine
HE-800A- Untuk membuat lubang
5
2 kancing
Brother
HE-800A-
1
Button Hole 3
550
Machine RH.582G.
2
G1
Brother
RH.581A.
4
G1
KE-430F- Untuk menguatkan jahitan
Bartack Brother 7 450
03
37
Tabel 3.2 mesin produksi Gedung 2 dan Departemen Sampel
PT Inti Sukses Garmindo (Lanjutan)
Tipe Daya
Jenis Mesin Merek Mesin Jumlah Kegunaan
Mesin (Watt)
KE-4300- Untuk menguatkan jahitan
20
02
KE-4300-
Brother 2
01
KE-430C-
1
Bartack 02 450
C-B1202-
Sunstar 1
01
LK-
Juki 1900A- 1
HS
OP.535 1 Untuk membalik daun
Collar Turning Oshima kerah
& Pressing CP.12G7 1 500
Machine Ngai Shing WS.B1 1
S-7220B- Untuk membuat jahitan
8
403 tipe jeratan kunci yang
S-7220C- digunakan untuk menjahit
100
403 bagian-bagian pakaian
S-7220B- yang membutuhkan
150 jahitan 1 jarum dan dapat
405
Brother memutuskan benang di
S-7200A-
34 akhir jahitan secara
433
Single Needle S-7300A- otomatis
42
Lockstitch 3 250
(Automatic) S-7200A-
2
305
Golden CS-7500-
1
Wheel 5BT
KM-2300-
Sunstar 4
Usg
Juki DDL-5530 8
Durkoop 02749901
1
Adler 03AP
Lockstitch SL-777A- Untuk membentuk jahitan
Brother 15
Sewing 3 kunci sekaligus
Machine (With 450 memotong pinggir kain
H8880-
Auto Edge Hikari 10 otomatisn
7C-2
Cutting)
Vertical Untuk memotong kain
Knife/Straight Oshima KS.AUV 8 450 dengan gerakan pisau
Knife naik turun
Zig-zag Membentuk jeratan zig-
Sewing Brother TZ1-B652 3 450 zag
Machine
Single Needle Untuk memasang leather
Falishi GK2050 3 250
Saddle Stitch pada celana
Binding WS.1121. Untuk memasang binding
Ngai Shing 1
Machine 72.G51
Alat memotong komponen
Band Knife Oshima 356G 2 450
dengan bentuk rumit
38
Tabel 3.2 mesin produksi Gedung 2 dan Departemen Sampel
PT Inti Sukses Garmindo (Lanjutan)
Tipe Daya Kegunaan
Jenis Mesin Merek Mesin Jumlah
Mesin (Watt)
VI.BE.MAC C690 1 Untuk membuat jahitan
tepi yang berfungsi
sebagai pengaman agar
3 Threads kain tidak terurai. Obras
550
Overlock VI.BE.MAC C-150 1 benang 3 biasanya
digunakan untuk
mengobras tepian kemeja
dan blus.
MX-5214- Membuat jahitan tepi
Pegasus 4
M53 yang berfungsi sebagai
4 Threads MO-2500 4 pengaman agar tepi kain
450
Overlock tidak terurai, biasanya
Juki MO-2400 6
digunakan untuk
MO-2300 1 mengobras tepian TShirt.
MX-5214- Untuk membuat jahitan
16
M53 tepi yang berfungsi
Pegasus
EXT3216- sebagai pengaman agar
8
A04 tepi kain tidak terurai.
MO-2500 12 Obras benang 5 biasanya
digunakan untuk
MO-2400 1 mengobras tepian celana.
5 Threads Juki MO-2414 1
450
Overlock MO-6700-
5
6700-D
Kansai UK2143H 3
Brother 022-05 1
HX-
Hikari 6818TA- 1
04
Untuk memotong kain
End Cutter Oshima 3 450
pada ujung penggelaran
Alat untu memotong kain
Round Knife Oshima RS.1GGE 2 450 dengan gerakan pisau
memutar
EXT3216- Untuk membuat jahitan
Pegasus 1
A04 tepi yang berfungsi
MO-2500 1 sebagai pengaman agar
MO-6700- tepi kain tidak terurai.
Juki 4 Obras benang 6 biasanya
6700-D
digunakan untuk
MO-6743-
1 mengobras kain dengan
6 Threads S
450 tingkat mulur yang tinggi
Overlock 767K-
agar hasil obrasan lebih
Siruba 5161M2- 1
rata tidak bergelombang.
324
Kansai UK2143H 7
HX-
Hikari 6818TA- 21
03
Gulung Shunfa H.G4 1 Menggulung benang ke
550 dalam cones
Benang Hashima 1
39
Tabel 3.2 mesin produksi Gedung 2 dan Departemen Sampel
PT Inti Sukses Garmindo (Lanjutan)
Jenis Merek Daya Kegunaan
Tipe Mesin Jumlah
Mesin Mesin (Watt)
Juki MH-380 12 Untuk membuat jahitan
Golden rantai
CS-5900 4
Wheel
Chainstitch Nissin GK-3900-3N 2 450
Hikari HH-382-A 2
Gimpsy 2
WT 264-0168 2 Untuk menjahit kelim
Pegasus dengan menutup
W1562-016 2
sempurna jahitan di atas
WF 19440 1 permukaan kain
Overdeck Yamato WF 19558 1 450
WC2700-156M 3
FD4-B721 1
Brother DB-2610-00DM-
2
3M1
Metal OH.588C03 1 Pendeteksi logam
Oshima 140
detector OH.588C011 1
Sumber: Departemen Mekanik Gedung 2 PT Inti Sukses Garmindo
2. Tata Letak
Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang
turut menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak
yang baik akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas
perusahaan (Murdifin, 2011). Tata letak adalah susunan fisik dari peralatan dan
mesin produksi, stasiun kerja, manusia, lokasi material, dan peralatan
penanganan material (Mayers, 2012). Berdasarkan definisi diatas tata letak
adalah susunan fisik dari peralatan produksi, stasiun kerja, dan lokasi material
secara strategis untuk operasi perusahaan dalam jangka panjang yang turut
menentukan efisiensi produksi. Sehingga penting untuk menyusun tata letak
yang baik bagi perusahaan untuk kelancaran dan efisiensi produksi. Tata letak
area produksi Gedung 2 PT Inti Sukses Garmindo disajikan pada Gambar 3.12 di
halaman 41.
40
dievaluasi lebih lanjut. Lanjutnya, bagan alir proses (process flowchart)
merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini
juga berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu
prosedur. Jadi diagram alir merupakan penggambaran dari urutan proses dalam
suatu rangkaian kegiatan suatu program.
Gambar 3.12 tata letak area produksi Gedung 2 PT Inti Sukses Garmindo
Berikut keterangan Gambar 3.12 area produksi Gedung 2 PT Inti Sukses Garmindo:
41
Proses produksi menurut Reksohadiprodjo (2010:153) adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah suatu barang atau jasa dengan menggunakan
faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan dana agar
lebih bermanfaat. Proses Produksi menurut Sofjan Assauri (2016:123) adalah
“suatu kegiatan yang melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk
menghasilkan produk yang berguna. Jadi proses produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan nilai tambah suatu barang yang melibatkan tenaga kerja, mesin,
bahan baku, dan dana agar lebih bermanfaat.
Berdasarkan pengertian dari diagram alir dan proses produksi bisa artikan bahwa
diagram alir proses produksi merupakan penggambaran urutan proses langkah-
langkah produksi yang melibatkan tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana
agar suatu barang memiliki nilai lebih. Proses produksi akan lebih mudah dilihat
dan diuraikan secara lebih jelas melalui sebuah diagram alir. Gambar 3.13 di
halaman 43 berikut merupakan diagram alir proses produksi PT Inti Sukses
Garmindo.
Adapun uraian dari diagram alir proses produksi PT Inti Sukses Garmindo adalah
sebagai berikut:
1. Departemen gudang (warehouse) bahan baku menerima bahan baku dari
supplier. Bahan baku yang akan masuk ke gudang diperiksa kelengkapan
dokumennya dan dibuatkan bukti barang masuk (BBM).
2. Pihak gudang melakukan pengecekan jumlah dan kualitas aksesoris dengan
sistem AQL. Sementara Departemen fabric inspect yang juga berada di
gudang, mengukur lebar kain, melakukan inspek kain berdasarkan four point
system, cek skewing dan bowing, shrinkage, dan pengelompokan grup lot
kain. Apabila kain tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan pabrik, grade
kain diturunkan dan dibuat laporan untuk pembuatan marker spesial. Marker
spesial dibuat apabila grade kain jelek, skewing dan bowing tinggi. Hasil
pengukuran lebar kain dan shrinkage dilaporkan ke Departemen pola dan
pemotongan.
3. Departemen pola membuat pola sesuai dengan permintaan buyer berikut
markernya berdasarkan laporan dari fabric inspect. Pembuatan pola di PT Inti
Sukses Garmindo berbasis CAD dan sistem digitizer. CAD (Computer Aided
Design) adalah program komputer yang digunakan sebagai alat bantu
gambar/desain (Yohannes, 2017).
42
Keterangan
WH : Warehouse
BB : bahan Baku
FI : Fabric inspect
FU : Follow Up
Aks : Aksesoris
BJ : Barang Jadi
Tdk : Tidak
43
Fungsi digitizer adalah mengubah pola manual ke dalam bentuk file komputer.
Dengan begitu proses grading dan pembuatan marker untuk produksi masal
bisa dilakukan dengan lebih mudah dan cepat melalui software CAD. Kain dan
aksesoris didistribusikan ke Departemen sampel untuk pembuatan sampel
produk berdasarkan pola yang telah dibuat. Sampel produk yang sudah dibuat
kemudian dikirim ke pihak buyer. Gambar 3.14 merupakan pola manual yang
akan di digitizer.
4. Sampel yang sudah jadi kemudian diajukan ke buyer oleh pihak follow up.
Jika sampel sudah sesuai standar buyer maka sampel akan disebarkan
sebagai acuan produksi, namun jika masih ada kekurangan sampel akan
dikembalikan untuk diperbaiki. Selain perbaikan sampel biasanya buyer juga
menyertakan perbaikan untuk pola. Proses persetujuan sampel dengan
mengirimkan sampel langsung ke buyer yang membuat proses pembuatan
sampel dilakukan jauh sebelum proses produksi dilaksanakan.
5. Setelah sampel di setujui oleh pihak buyer, kain dari gudang raw material
kemudian didistribusikan ke Departemen pemotongan untuk dilakukan proses
relaksasi. Kain dari supplier berbentuk rol atau gulungan, sehingga kain
mengalami tegangan selama masih dalam bentuk rol. Proses relaksasi
bertujuan untuk membuat kain kembali ke bentuk semula sehingga susut kain
bisa dihindari. Proses relaksasi kain dilakukan minimal selama 24 jam.
44
6. Departemen pemotongan akan melakukan pengecekan marker yang telah
dibuat dari mulai jumlah komponen dan kesesuaian marker dengan lebar kain.
Marker yang tidak sesuai akan dikembalikan ke Departemen pola untuk
dilakukan perbaikan.
7. Proses selanjutnya adalah proses spreading yaitu penghamparan dan
penyusunan kain. Proses spreading di Departemen pemotongan Gedung 2
PT Inti Sukses Garmindo dilakukan dengan cara manual, tidak menggunakan
mesin spreading karena keterbatasan tempat.
8. Kain dipotong sesuai dengan marker. Mesin potong yang digunakan di
Departemen pemotongan Gedung 2 PT Inti Sukses garmindo adalah mesin
potong vertical knife, round knife, band knife. Vertical knife adalah mesin
potong yang sering digunakan karena hasil potong lebih presisi, produktivitas
yang lebih tinggi, dan perawatannya yang mudah. Sementara round knife
biasanya hanya dipakai untuk produksi skala kecil, untuk perawatannya
dilakukan pengasahan secara manual, dan sulit untuk memotong komponen
kecil dan bentuk lengkung. Tinggi pisau pada vertical knife bervariasi antara 4
-12 inci sementara pada round knife antara 1-2 inci, sehingga produktivitas
vertical knife lebih tinggi dibanding round knife. Sementara bandknife hanya
digunakan untuk merapihkan hasil potongan dengan bentuk yang sulit seperti
lengkungan pada beset celana, golbi dan ban pinggang. Penggunaan
bandknife berbeda dengan vertical knife ataupun round knife, cara
meggunakan bandknife adalah dengan menggerakkan komponen sementara
alat potongnya diam, sehingga tidak memungkinkan untuk memotong kain
secara langsung dari tumpukan kain.
9. Kain yang telah dipotong dan sudah menjadi bentuk panel kemudian diperiksa
kulitas potongannya. Selain kualitas potongan, kain yang terdapat cacat juga
diperiksa untuk kemudai diganti dan di recut. Jika hasil potongan baik maka
kain akan memasuki tahap numbering dan bundling.
10. Proses numbering adalah proses penomoran panel garmen berdasarkan
nomor tumpukan dan nomor lot. Proses bundling adalah proses membundel
panel garmen untuk didistribusikan ke Departemen sewing. Dalam satu
bundel teridiri dari komponen-komponen untuk 10 pcs produk jadi.
11. Proses berikutnya adalah proses fusing. Proses fusing hanya dilakukan pada
panel garmen tertentu yang memang membutuhkan perekatan atau
pemasangan interlining agar bentuk garmen menjadi lebih kokoh dan indah.
45
12. Panel garmen kemudian ditransfer ke Departemen sewing. Selain panel
garmen, aksesoris dari gudang raw material juga akan di transfer ke line
sewing.
13. Di Departemen sewing panel akan didistribusikan ke dalam dua bagian yaitu
outline sewing dan inline sewing. Sewing outline merupakan proses
pengerjaan diluar line sewing. Outline sewing biasanya dilakukan oleh mesin
khusus untuk pembuatan komponen tertentu, seperti proses pembuatan saku
bobok dan saku tempel dengan mesin otomastis dan proses pembuatan belt
loop.
14. Komponen dari outline kemudian didistribusikan ke setiap inline terkait untuk
dilakukan proses penggabungan. Pada inline sewing komponen-komponen
garmen digabung sehingga menjadi bentuk garmen utuh. Gambar 3.15 berikut
merupakan inline sewing line 2 Gedung 2 PT Inti Sukses Garmindo.
15. Sebelum menjadi produk garmen utuh, komponen garmen akan melalui
proses QC in line terlebih dahulu terutama untuk critical process. Critical
process yaitu proses dengan tingkat kesulitan yang tinggi, untuk menghindari
cacat atau kesalahan yang tidak bisa diperbaiki dilakukan QC in line. Tidak
semua produk dilakukan QC in line, hanya produk tertentu seperti pada
proses pembuatan garmen dengan motif salur atau kotak-kota. Produk yang
sudah menjadi garmen utuh kemudian di lakukan pemeriksaan QC endline,
untuk diperiksa kualitasnya. Produk yang hasilnya belum baik akan
dikembalikan ke inline untuk diperbaiki.
46
16. Proses washing garmen dilakukan oleh subkon (subkontraktor) atau maklun.
PT Inti Sukses Garmindo biasa memaklunkan garmennya untuk diwashing ke
PT IAC (Inti Apac Corpora). Proses washing dilakukan berdasarkan
permintaan buyer, jadi tidak semua garmen di washing. Output garmen dari
Departemen sewing langsung dikirim ke subkon untuk di washing, bila produk
selesai di bawah jam 15.00 WIB. Hasil washing biasanya akan kembalikan
dari subkon sehari setelah pengiriman.
17. Setelah melalui proses washing, garmen juga dikirim ke subkon lain untuk di
lakukan proses trimming. Proses trimming yang dimaksud bukanlah proses
buang benang, melainkan proses pemotongan komponen sisa seperti pada
belt loop. Garmen yang dilakukan proses trimming oleh subkon adalah
garmen yang juga melalui proses washing, jadi untuk garmen yang tidak
dilakukan proses washing tidak dilakukan trimming luar/subkon. Gambar 3.16
berikut adalah hasil trimming oleh subkon.
18. Garmen hasil washing kemudian di cek lot untuk dibandingkan lotnya dengan
standar lot dari buyer (first bath). Buyer biasanya menetapkan first bath
berdasarkan order sebelumnya sehingga besar kemungkinan bahwa lot untuk
garmen yang sedang berjalan berbeda dengan sebelumnya, untuk itu pihak
finishing akan melakukan negosiasi dengan pihak follow up untuk mengajukan
first bath baru.
19. Setelah melalui proses pengecekan lot, garmen yang tidak dilakukan proses
washing selanjutnya akan dilakukan proses trimming atau buang benang.
47
Sumber: Departemen Finishing Gedung 2 PT Inti Sukses Garmindo
48
pengecekan metal detector, untuk memastikan garmen bebas dari serpihan
jarum yang patah atau logam lain yang tidak termasuk dalam aksesoris
garmen.
29. Garmen di packing kedalam kardus. Ada tiga sistem pengepakan garmen
yaitu, flat pack, hanger pack, dan flat on hanger pack. Flat pack adalah
pengepakan datar hanya dengan memasukan garmen yang telah dikemas
polybag kedalam karton. Hanger pack merupakan sistem pengepakan dengan
hanger, jadi garmen digantung dengan hanger dan bungkus polybag agar
tetap bersih. Sementara flat on hanger pack adalah sistem pengepakan yang
mirip seperti hanger pack, hanya saja setelah dipasang hanger dan dikemas
polybag, garmen kemudian dilipat dan dimasukan ke dalam karton. Sistem
pengepakan PT Inti Sukses Garmindo disajikan pada Gambar 3.18, Gambar
3.19, dan Gambar 3.20 dibawah ini.
49
Sumber: Finishing PT Inti Sukses Garmindo
Gambar 3.20 flat on hanger pack system
30. Sebelum karton ditutup, garmen akan dihitung dan dicek kelengkapan
identitasnya terlebih dahulu oleh QC Accuracy. Keakuratan jumlah garmen
dalam setiap produk harus sesuai dengan apa yang tertera pada label yang
ada dikarton selain itu size pada hang tag dan waist tag juga harus sesuai.
Jika sudah sesuai maka karton sudah bisa di tutup dan disimpan. Namun jika
masih belum sesuai bagian packing akan melengkapi kekurangan yang masih
belum terpenuhi, baik itu dari segi jumlah maupun keakuratan identitasnya.
31. Sebelum garmen melalui proses loading ke kontainer, dilakukan final
inspection terlebih dahulu. Final inspection dilakukan dengan mengambil
garmen dari karton secara random dan diperiksa kualitasnya secara
keseluruhan, jika hasil pengambilan sampel sesuai dengan standar AQL maka
garmen secara keseluruhan dianggap baik dan disetuji untuk dikirim,
sementara jika tidak memenuhi standar AQL maka garmen akan dikembalikan
ke gudang barang jadi dahulu untuk dilakukan pembongkaran secara total dan
dilakukan pemeriksaan.
32. Garmen yang telah melalui proses final inspection kemudian akan dimuat ke
kontainer dan dikirim ke negara tujuan ekspor. Gambar 3.21 di halaman 51
merupakan proses loading kontainer dengan hanger pack system.
Menurut KKBI sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
dalam mencapai maksud atau tujuan sementara penunjang merupakan pemberi
tunjangan atau penyokong. Sehingga sarana penunjang produksi bisa diartikan
sebagai alat penyokong yang digunakan untuk mencapai tujuan produksi. Untuk
membantu kelancaran proses produksi dan tercapainya tujuan produksi PT Inti
Sukses Garmindo memiliki beberapa sarana penunjang, diantaranya:
50
Sumber: PT Inti Sukses Garmindo
1. Sumber tenaga listrik utama PT Inti Sukses Garmindo berasal dari PLN
yang dialirkan ke semua bagian di pabrik dengan pemakaian listrik
mencapai 1.000.000 kWH perbulannya dengan pengeluaran biaya
mencapai Rp 100.000.000/bulan.
2. Sumber tenaga listrik lain adalah generator dengan merek Perkins 250
kVA yang berbahan bakar solar. Generator berfungsi sebagai sumber
tenaga listrik pengganti jika terjadi pemadaman listrik dari PLN, dan
generator ini hanya mampu mensuplai sebagaian kecil area produksi
saja.
3. Dua buah boiler merek miura dengan model EH-750F dan EH-1.500K
yang berbahan bakar solar. Boiler merupakan sumber tenaga uap bagi
pabrik untuk proses-proses yang membutuhkan uap panas, seperti untuk
proses penyetrikaan.
4. Kompresor Atlas Copco GA22. Kompresor merupakan sumber udara
dengan tekanan tinggi. Kompresor digunakan untuk mengoperasikan
mesin yang membutuhkan tekanan udara tinggi seperti untuk mesin
cutting otomatis pada proses pemotongan, proses spreading dengan
meja angin untuk cutting otomatis.
51
tanpa adanya hambatan atau masalah yang menyebabkan proses produksi
menjadi terganggu. Artinya dengan adanya pemeliharaan maka diharapkan
mesin dalam kondisi prima dan tidak memerlukan perbaikan. Namun tidak bisa
dipungkiri juga meskipun sudah dilakukan pemeliharaan bukan berarti perbaikan
mesin benar-benar bisa dihindari. Maka dari itu perusahaan yang beroperasi
dengan bantuan mesin seperti perusahaan garmen penting untuk melakukan
pemeliharaan yang baik guna memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan
mesin yang dapat menghambat proses produksi.
52
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu;
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Perbaikan mesin dilakukan apabila terjadi kerusakan atau masalah mesin yang
menyebabkan mesin tidak berjalan dengan baik. Perbaikan dilakukan hanya
pada bagian yang bermasalah saja. Apabila saat proses produksi mesin
53
mengalami kerusakan, operator memanggil bagian mekanik untuk
memperbaikinya. Jika mesin perlu pembongkaran serta penggantian bagian-
bagian mesin yang telah mengalami kerusakan, mesin diganti dengan suku
cadang yang tersedia sehingga tidak mengganggu berjalannya proses produksi.
54
maka akan sulit untuk menghasilkan produk akhir yang sesuai standar agar bisa
memuaskan konsumen. Jadi pengendalian mutu dilakukan dari mulai raw
material, proses produksi hingga menjadi produk barang jadi.
Inspek kain PT Inti Sukses Garmindo dilakukan dengan mengambil sampel uji
sebanyak 10% dari jumlah kain yang diterima, dengan cara penilaian
menggunakan four point system. Poin maksimal dalam 100 yard persegi yang
diterapkan di PT Inti Sukses Garmindo adalah 28 poin. Jika setelah dilakukan
pengecekan total poin melebihi 28 poin, maka akan dilakukan pengecekan 30%
dari jumlah kain yang diterima, dengan total poin maksimal 40 poin/100 yard2
untuk kain grade A. Jika sampel uji memiliki total nilai lebih dari 40 poin/100
yard2, maka pengecekan akan dilakukan 100% dari seluruh kedatangan kain dan
dilakukan penyortiran kain untuk dibuatkan marker spesial pada proses
pemotongan nanti. Berikut tabel 3.4 nilai penalti poin untuk panjang cacat
tertentu dalam four point system.
Tabel 3.3 panjang cacat dan penalti poin four point system
Perhitungan untuk mendapatkan nilai penalti poin dalam 100 yard persegi kain
adalah:
55
𝑃𝑒𝑛𝑎𝑙𝑡𝑖 𝑝𝑜𝑖𝑛
× 100
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑦𝑎𝑟𝑑 × 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑖𝑛 (𝑦𝑎𝑟𝑑)
Pada umumnya lebar kain dinyatakan dalam inci bukan dalam yard sehingga
dalam kondisi ini ukurannya bisa dikonversikan terlebih dahulu menjadi yard,
atau dapat dilakukan perhitungan dengan rumus:
𝑃𝑒𝑛𝑎𝑙𝑡𝑖 𝑝𝑜𝑖𝑛 × 36
× 100
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑖𝑛𝑐𝑖 × 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑖𝑛 (𝑦𝑎𝑟𝑑)
Keterangan:
1 yard = 36 inci
Sebelum kain masuk ke gudang raw material, kain akan diukur lebarnya terlebih
dahulu dan diambil sampel sepanjang 1 yard setiap rolnya untuk pengujian
shrinkage, skewing dan bowing, dan juga pengecekan lot. Untuk pengujian
bowing dan skewing dilakukan tiga kali pengujian, diambil sampel uji dari rol yang
berbeda. Kain sampel dicek skewing (kemiringan) dan bowing (kelengkungan)
dengan cara menggunting sedikit bagian pinggir kain yang searah lebar kain
kemudian dirobek sampai pinggir yang lain. Hasil robekan yang rata akan
menunjukkan kain dengan kualitas yang baik. Gambar 3.23 dan Gambar 3.24
dibawah ini adalah contoh hasil pengukuran skewing dan bowing. Batas toleransi
skewing dan bowing yang ditetapkan PT Inti Sukses Garmindo adalah 3%. Untuk
perhitungannya adalah sebagai berikut:
56
Sumber: Fabric inspect PT Inti Sukses Garmindo
57
proses washing sampel uji shrinkage dilakukan di PT IAC. Untuk kain yang tidak
di washing maka panjang akhir diukur setelah proses steam/setrika yang diukur
pada bagian tengah kain searah lusi. Pengujian dilakukan tiga kali, diambil
sampel dari rol yang berbeda. Nilai akhir shrinkage adalah rata-rata tiga sampel
hasil uji. Uji shrinkage diperlukan untuk proses pembuatan pola. Shrinkage akan
mempengaruhi ukuran pola pada size measurement. Karena proses pembuatan
pola di PT Inti Sukses Garmindo menggunakan software CAD maka nilai
shrinkage tinggal diinput saat proses pembuatan. Selain uji shrinkage,
pengukuran lebar kain diawal proses pengecekan juga dilaporkan ke
Departemen pola untuk pembuatan marker. Marker dibuat berdasarkan lebar
kain terpendek.
Pengecekan lot kain, dilakukan dengan cara mengambil sampel uji dari setaip rol
kedatangan kain. Seluruh sampel uji di golongkan berdasarkan grup lot yang
sama. Untuk kain yang di washing di ambil dua sampel dari setiap grup lot yang
sama. Satu sampel uji untuk hasil lot sebelum proses washing dan satu sampel
uji yang lain untuk hasil lot setelah proses washing. Kedua hasil lot kemudian
dibuat laporan masterband. Master band merupakan laporan yang berisi contoh
grup lot kain sampel dari pengecekan secara aktual, baik sebelum dan atau
sesudah proses washing. Pengecekan lot diperlukan untuk proses spreading di
Departemen pemotongan. Proses spreading dipisahkan untuk lot yang berbeda.
Selain untuk Departemen washing master band juga dibagikan ke Departemen
finishing, dan dilaporkan ke pihak follow up.
Selain pengendalian mutu pada kain, untuk aksesoris juga dilakukan pengecekan
dengan AQL. Aksesoris diambil sampel dengan jumlah tertentu tergantung pada
jumlah keseluruhan dan diperiksa apakah aksesoris memenuhi standar atau
tidak. Pengecekan dilakukan setelah aksesoris masuk ke gudang. Adapun AQL
untuk aksesoris yang digunakan PT Inti Sukses Garmindo adalah AQL 1.5. Tabel
3.5 berikut merupakan AQL 1.5 untuk aksesoris:
58
Tabel 3.5 AQL 1.5 pengecekan aksesoris (Lanjutan)
Sample Size AQL 1.5
Quantity Size (pcs)
(pcs) Ac (pcs) Re (pcs)
51 – 90 13 1 2
91 – 150 20 1 2
151 – 280 32 1 2
281 – 500 50 2 3
501 – 1200 80 3 4
1201 – 3200 125 5 6
3201 – 10000 200 7 8
10001 – 35000 315 10 11
35001 – 150000 500 14 15
Sumber: Gudang Raw Material PT Inti Sukses Garmindo
Keterangan
Ac : accept/diterima
Re : reject/ditolak
AQL 1.5 dibandingkan dengan AQL 2.5 dan AQL lain penerimaan jumlah sampel
cacat lebih sedikit. Semakin sedikit jumlah sampel cacat yang diterima,
menyatakan bahwa AQL tersebut lebih ketat dibandingkan dengan yang lainnya.
Selain itu AQL ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan pertimbangan dari
tingkat kemampuan yang bisa dicapai supplier dalam mutu produk.
3.4.2 Proses
1. Relaksasi
Proses relaksasi berfungsi sebagai upaya untuk menghindari susut kain dengan
merelaksasikan kain selama 24 jam. Selain itu, pada saat berlangsungnya
relaksasi, kain dipisahkan dan dikelompokan berdasarkan lot yang sama untuk
mempermudah proses spreading. Acuan pengelompokan dilakukan berdasarkan
keterangan yang didapat dari Departemen inspek kain. Setiap rol yang datang
dari gudang raw material sudah diberi keterangan grup lotnya, sehingga bagian
relaksasi kain bisa langsung memisahkan rol sesuai grup lot saat proses
relaksasi.
59
2. QC Pemotongan
3. QC In line
QC in line merupakan salah satu pengendalian mutu yang dilakukan pada saat
berlangsungnya proses sewing di dalam line. Pengendalian mutu dilakukan
dengan cara memeriksa komponen pada critical process. Sehingga pengawasan
pada critical process mendapat perhatian lebih untuk menghindari terjadinya
kesalahan fatal yang tidak bisa diperbaiki. QC in line tidak selalu ada dalam
proses sewing. Karena tujuan utama dari QC in line adalah pemeriksaan pada
critical process, maka QC in line hanya bisa di temukan dibeberapa line di
Departemen sewing gudang 2 PT Inti Sukses Garmindo.
4. QC End line
QC end line adalah upaya pengendalian mutu yang dilakukan diakhir line atau
saat komponen sudah menjadi bentuk garmen. Proses pengendalian mutu yang
60
dilakukan meliputi kualitas hasil jahitan garmen. Garmen yang memiliki kualitas
jahitan tidak baik akan dikembalikan ke line. Setiap line dalam Departemen
sewing memiliki QC endline, yang berada di jajaran paling depan dalam suatu
line. QC end line akan memberi tanda pada daerah yang harus diperbaiki atau
ditemukan cacat, untuk kemudian diberikan kepada supervisor. Supervisor akan
mengembalikan produk kepada operator terkait, sesuai proses yang berkaitan
dengan cacat yang ditemukan.
3.4.3 Produk
61
atas produk yang berkualitas. Departemen QC yang bertanggung jawab
mengenai pengendalian mutu produk di PT Inti Sukses Garmindo berusaha
mewujudkan keinginnan buyer dengan membuat serangkaian upaya
pengendalian mutu diantaranya, Cek Lot, QC Board, QC Iron, QC Ukur, QC
Waist/Hangtag, QC Accuracy, dan Final Inspection. Berikut uraian penjelasan
untuk masing-masing proses pengendalian di Departemen finishing Gedung 2 PT
Inti Sukses Garmindo.
1. Cek Lot
Garmen yang telah diwashing diperiksa dan dikelompokkan berdasarkan grup lot
first bath. Buyer biasanya memberikan lebih dari satu grup first bath sebagai
acuan grup lot produk. Produk yang tidak sesuai dengan grup first bath akan
dianggap unacceptable. Unacceptable merupakan istilah yang digunakan oleh
buyer dan pabrik untuk lot garmen yang keluar atau tidak sesuai dengan grup lot
first bath yang telah ditentukan. Pihak finishing biasanya akan melakukan
pengajuan grup lot baru untuk produk yang unacceptable kepada follow up untuk
selanjutnya di sampaikan ke pihak buyer. Pengajuan first bath tambahan untuk
garmen yang unacceptable biasanya akan di setujui bila perbedaan lotnya tidak
terlalu jauh dari grup lot first bath yang ada. Jika lot garmen yang unacceptable
terlalu jauh dengan first bath maka garmen dianggap reject.
2. QC Board
62
kualitas garmennya itu sendiri. Proses pemeriksaan garmen pada QC board
dilakukan searah jarum jam (clock wise). Garmen diperiksa mengikuti arah jarum
jam untuk bagian muka maupun bagian dalam garmen. Ada beberapa
serangkaian pemeriksaan kualitas yang terdapat di QC board. Pertama adalah
kualitas jahitan, hasil jahitan dari garmen akan diperiksa seperti pemeriksaan
benang loncat, benang putus, benang menggumpal dls. Kemudian pemeriksaan
berikutnya adalah kesesuaian bentuk dan peletakan komponen. Misalnya
kesesuaian bentuk dan letak saku. Peletakan saku kanan dan kiri harus
seimbang, dan untuk bentuk komponen misalnya adalah bentuk ujung kerah
harus runcing. Kesesuaian peletakan dan fungsi aksesoris, seperti kancing
pemasangannya harus tepat ketika dimasukan ke lubang kancing posisinya
sesuai dan simetris, peletakan label yang tidak boleh terbalik ataupun salah size,
untuk pemeriksaan fungsi aksesoris contohnya adalah zipper yang tidak macet.
Dan yang terakhir adalah pemeriksaan dari kualitas kain produknya itu sendiri.
Seperti cacat lubang, oli, slub dls. Cacat yang masih bisa diperbaiki akan
dikembalian ke proses sewing sesuai dengan jenis cacat dan prosesnya.
3. QC Iron
4. QC Ukur
QC ukur merupakan upaya pengendalian kualitas produk dalam hal spesifikasi
ukuran garmen. Tidak semua bagian garmen diukur, hanya bagian yang
dianggap kritis saja yang diukur.
63
Sumber: Departemen QC
PT Inti Sukses Garmindo
Gambar 3.27 bagian produk tidak boleh terlipat saat proses penyetrikaan
Contohnya untuk pemeriksaan ukuran celana, bagian yang diukur adalah bagian
lingkar pinggang dan panjang inseam saja. Garmen dinyatakan sesuai dengan
spesifikasi ukuran yang diminta apabila ukurannya melewati batas toleransi.
Untuk garmen yang memiliki penyimpangan terlalu besar akan dikembaikan ke
proses sewing untuk dibongkar kembali, atau bisa juga menggantinya dengan
garmen yang baru. Tabel 3.6 berikut merupakan contoh size measurement dari
garmen jenis celana dengan style capri pants.
Tabel 3.6 size measurement capri pants
Size
No Measurement 00 Tol. 0 (inci) Tol. 2
(inci) (inci) (inci) (inci)
1/2 1/2 1/2
1 Lingkar pinggang 28 1/2 29 1/2 30
1/4 1/4 1/4
2 Lingkar pinggul atas 4 inci dari 32 1/2 33 1/2 34
lingkar pinggang
1/2 1/2 1/2
3 Lingkar pinggul bawah 7 inci dari 35 1/2 36 1/2 37
lingkar pinggang
1/8 1/2 7/8
4 Tinggi selangkang depan dari lingkar 8 3/16 8 3/16 8
pinggang
1/2 7/8
5 Tinggi selangkang belakang dari 14 1/4 14 1/4 14
lingkar pinggang
3/4 1/2 1/4
6 Lingkar paha 1’’ dibawah selangkang 21 1/8 22 1/8 23
1/4 3/4
7 Lingkar bukaan kaki 18 3/8 19 3/8 19
8 Panjang inseam 23 1/2 23 1/2 23
Sumber: QC Ukur Gedung 2 PT Inti Sukses Garmindo
64
Keterangan Tabel 3.5 Size Measurement Capri Pants
Tol : Toleransi
65
Sumber: Departemen Finishing PT Inti Sukses Garmindo
Gambar 3.29 QC waisttag/hangtag
6. Metal Detector
7. QC Accuracy
QC accuracy adalah pengendalian mutu mengenai akurasi antara keterangan
pada produk dan karton. Di dalam karton terdapat keterangan jumlah garmen
dan juga size produk. Size pada garmen harus sesuai dengan keterangan yang
ada di karton, begitu pula dengan jumlah dan style produknya. QC accuracy
dilakukan untuk menghindari kesalahan pengiriman garmen ketika sampai
ditangan konsumen, sehingga perlu dilakukannya QC accuracy.
66
8. Final Inspection
Final inspection merupakan pemeriksaan akhir dari garmen sebelum di muat ke
kontainer. Final inspection bertujuan untuk menghindari terkirimnya produk cacat
dan kesalahan lain sebelum produk dikirimkan kepada pemesan. Produk yang
sudah dipacking diambil secara acak dari karton dan diperiksa kualitasnya
secara keseluruhan seperti pemeriksaan ukuran, kebersihan, penampilan,
identitas, paking dls. Jika hasil pengambilan sampel sesuai dengan standar AQL
maka garmen secara keseluruhan dianggap baik dan disetuji untuk dikirim,
sementara jika tidak memenuhi standar AQL maka garmen akan dikembalikan ke
gudang barang jadi dahulu untuk dilakukan pembongkaran secara total dan
dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan. Setiap buyer memiliki standar AQL
yang berbeda, tergantung dari AQL yang ditetapkan oleh buyer. Tabel 3.7 berikut
adalah contoh tabel AQL 2.5 dari salah satu buyer yang ada di PT Inti Sukses
Garmindo.
Tabel 3.7 AQL 2,5 untuk final inspection
67
(satu karton terdiri dari size yang berbeda) disajikan pada Tabel 3.8 dihalaman
dibawah. Batas toleransi garmen yang cacat adalah 5 pcs, jika dalam final
inspection ditemukan produk yang cacat dengan jumlah dari 7 pcs maka produk
dengan PO 4700877622 dinyatakan reject dan harus dibongkar secara
keseluruhan untuk diperiksa dan hanya diambil garmen dengan kualitas yang
bagusnya saja. Panjangnya proses pengendalian yang ditetapkan PT Inti Sukses
Garmindo bukan tanpa alasan mengingat resiko yang begitu besar bila terjadi
kesalahan ditahap akhir proses, yaitu pada proses final inspection. Pemeriksaan
secara keselurahan akan memakan banyak waktu dan juga resiko. Jadwal
ekspor merupakan jadwal yang sulit untuk diatur ulang mengingat ekpedisi
pengiriman barang lewat jalur laut hanya dilakukan satu minggu sekali, dan untuk
mengatasi keterlambatan pengiriman maka bisa saja perusahaan melakukan
pengiriman lewat udara. Biaya untuk pengiriman jalur udara sangatlah besar bila
dibandingkan dengan jalur laut. Jadi pengendalian mutu merupakan hal yang
sangat penting karena jika tidak dilaksanakan dengan baik bisa menyebabkan
kerugian yang besar bagi perusahaan.
Tabel 3.8 aturan pengambilan sampel dari karton
Quantity
501-1200
1.201-3.200
3.201-5.000
5.001-10.000
10.001-20.000
68
BAB IV DISKUSI
PT Inti Sukses Garmindo adalah perusahaan dengan jenis MTO (make to order).
Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk bisa memenuhi permintaan buyer
dengan baik. Pemenuhan permintaan bukan hanya dari segi jumlah tapi juga
segi kualitasnya. Dalam pemenuhan permintaan dibuatlah langkah-langkah
produksi untuk bisa mendapatkan produk dengan kualitas yang baik. Kualitas
atau mutu dari produk merupakan sesuatu yang ditetapkan oleh buyer itu sendiri.
Dalam proses pemenuhan permintaan terdapat banyak rangkaian kegiatan yang
tidak bisa lepas dari standar yang telah buyer tetapkan.
Pada proses produksi beberapa produk akhir mengalami proses washing. Proses
washing garmen di PT Inti Sukses Garmindo tidak dilakukan didalam pabrik
melainkan di washing oleh subkon yaitu PT IAC. Berdasarkaan pengamatan
sebanyak 96 pcs produk dengan style capri pants PO 470070428 mengalami
perbedaan proses washing. 94 pcs capri pants PO 470070428 di washing pada
31 Oktober sementara dua lainnya di washing pada 01 november. Perbedaan
washing menyebabkan 2 pcs produk unacceptable. Departemen finsihing dan
69
QC saling berkoordinasi untuk menemukan solusi atas 2 pcs produk
unacceptable.
1. Buyer menetapkan first bath yang diambil dari produk pesanan sebelumnya
untuk dijadikan acuan produksi. First bath diambil dari style yang sama untuk
70
pengiriman 20 agustus 2018. Selain pencocokan style perlu juga mengetahui
season pada pemesanan. Season pada pesanan akan mempengaruhi
pemilihan warna yang berbeda. Contoh pemilihan warna putih untuk musim
semi dan musim panas akan berbeda. Setelah dilakukan pemeriksaan,
pada pemesanan sebelumnya maupun pemesanan yang baru memiliki
musim yang sama yaitu musim gugur.
5. Kain yang datang dari supplier diambil sampel uji setiap rolnya untuk
dilakukan pengelompokan lot oleh pihak fabric inspect di Departemen
gudang raw material.
71
dengan grup lot kain secara aktual yang ada pada master band. Pada tahap
pengajuan ini pihak follow up melakukan negosiasi dengan buyer terkait
perbedaan waktu kedatangan kain untuk PO yang sama yang bisa menjadi
penyebab perbedaan jumlah grup lot yang ada pada master band dengan
grup lot pada dye lot supplier. Berdasarkan laporan master band pihak follow
up mengajukan saran untuk dilakukan penggabungan grup lot terdekat
sehingga hanya terdapat empat grup lot saja.
9. Master band diajukan kembali ke pihak buyer oleh follow up. Setelah melihat
laporan master band buyer menyetujui pengelompokan grup lot yang baru.
Gambar 4.3 dihalaman 73 master band baru hasil pengelompokan ulang.
72
1
73
Sumber: PT Inti Sukses Garmindo
lot untuk menghindari tercampurnya kain dengan lot yang berbeda pada
proses pemotongan.
3. Departemen pemotongan kemudian melakukan rencana pemotongan.
Pemotongan dilakukan tidak berdasarkan pada pecah ukuran pada PO
yang diberikan oleh follow up. Follow up membuat pecah ukuran hanya
berdasarkan pada jumlah pesanan yang buyer minta. Sementara pecah
ukuran yang dilakukan di Departemen pemotongan adalah dengan
menambahkan allowance (kelonggaran). Allowance ditambahkan pada
proses pemotongan untuk menghindari garmen cacat yang tidak bisa
diperbaiki lagi, sehingga membutuhkan cadangan atau pengganti yang
baru. Tabel 4.1 di bawah ini merupakan pecah ukuran PO 470070428
dari follow up dengan pecah ukuran dari rencana pemotongan.
74
Tabel 4.1 pecah ukuran Departemen Follow Up dan Departemen Cutting
Ukuran Total
Departemen Qty
4 6 8 10 12 14 16 (pcs)
Follow up 10 12 16 18 18 12 10 96
Cutting 11 13 17 19 19 13 11 103
Allowance 1 1 1 1 1 1 1 7
75
penumpukan, pihak washing PT IAC juga tidak mengetahui akan adanya
penambahan produk yang sama dihari berikutnya. Perbedaan washing
pada produk yang sama bisa menjadi penyebab ditemukannya produk
yang unacceptable.
10. Garmen yang telah diwashing dikembalikan dalam bentuk bundelan.
Produk pengiriman washing hari pertama datang kembali pada 1
Nopember sebanyak 94 pcs. Sementara produk washing pengiriman hari
kedua datang pada 2 Nopember.
11. Garmen kemudian selanjutnya akan memasuki proses pemeriksaan lot di
Departemen finishing. Berikut Gambar 4.5 garmen yang datang setelah
proses washing.
76
Sumber: PT Inti Sukses Garmindo
Pemeliharaan alat uji sudah dilakukan dengan baik. Lampu pada alat uji yang
merupakan sumber pencahayaan utama saat pengujian perbedaan warna pada
grup lot sangat diperhatikan pemakaiannya. Penggunaan lampu setiap harinya
dilaporkan guna mengetahui lamanya lampu telah digunakan. Dengan kondisi
alat uji yang tetap terjaga, maka bisa diperoleh hasil pengujian yang baik. Dalam
pengecekan lot, penglihatan operator merupakan salah satu faktor yang bisa
mempengaruhi hasil pengujian. Semakin lama operator melakukan pengujian
mata operator juga akan lebih mudah lelah Sehingga penting untuk melakukan
pemeliharaan alat uji dengan memperhatikan waktu penggunaan lampu, guna
didapat hasil pengujian yang baik dan kesehatan operator akan lebih terjamin.
Gambar 4.7 berikut merupakan daftar pemakaian lampu light box untuk
pengujian perbedaan warna pada grup lot.
77
Pemeliharaan mesin di Departemen yang lainpun sudah dilakukan dengan baik,
terutama di Departemen sewing. Meskipun berdasarkan jadwal pengecekan
mesin dilakukan satu bulan sekali tapi aktual pemeliharaan di lakukan satu bulan
dua kali. Pemeliharaan dilakukan pada awal bulan dan pertengahan bulan.
Pemeliharaan yang dilakukan diluar jadwal merupakan upaya untuk menjaga
kondisi mensin untuk dapat beroperasi dengan baik selama proses produksi.
78
perbedaan warna garmen yang unacceptable jauh berbeda dengan first bath.
Gambar 4.8 berikut menunjukan unacceptable yang terlalu jauh antara first bath
dan garmen Capri Pants PO 47008700428.
Terlalu putih
Size
No Measurement
4 (inci) Tol. 6 (inci)
1 Lingkar pinggang 301/2 1/2 311/2
2 Panjang inseam 23 1/2 23
Sumber: Departemen Pola PT Inti Sukses Garmindo
Keterangan
Tol: toleransi (inci)
Pada proses geser size untuk menentukan penggantian size nomor 4 oleh size
nomor 6 harus dilihat terlebih dahulu besarnya ukuran penyimpangannya. Jika
penyimpangan ukuran tidak melebihi batas toleransi maka geser size bisa
diterima. Berikut Tabel 4.3 besar penyimpangan size nomor 6 hasil pengukuran
dibandingkan dengan size nomor 4 berdasarkan size measurement pada halamn
80.
79
Tabel 4.3 hasil geser size
Keputusan akhir dari proses geser size nomor 6 ke nomor 4 bisa diterima karena
besarnya penyimpangan hanya +¼ inci tidak melebihi batas toleransi yang telah
ditetapkan, yaitu sebesar ½ inci. Setelah dilakukan proses geser size, proses
berikutnyaa hanya tinggal mengganti size label pada produk.
80
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
81
DAFTAR PUSTAKA
82
Shohel Mia, S. M. (2018). Study on Garment Inspection. Dhaka: Daffodil
International Univesity.
Syafri, H. S. (2011). Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Pers.
Yohannes, R. (2017, Juni 19). Pengertian Tentang CAD, CAM, dan CAE.
Diakses pada Desember 24, 2018, dari Mesin CAD:
http://www.mesincad.com
83