Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. NISSAN MOTOR INDONESIA

GRAEFFI INUHAN

15 06 08247

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2018
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Nissan Motor Indonesia mulai
tanggal 18 Desember 2017 sampai dengan 2 Februari 2018 disusun oleh:

Nama : Graeffi Inuhan


NPM : 15 06 08247
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknologi Industri
telah diperiksa dan disetujui.

Purwakarta, 2 Februari 2018

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Wini Hardianti S Theodorus B. Hanandaka, ST., MT.

ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaannya
sehingga laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Ucapan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung proses kerja
praktek dan membantu terselesaikannya laporan akhir ini. Pihak – pihak tersebut
antara lain
1. Bapak Theodorus B. Hanandaka, ST., MT. sebagai dosen pembimbing
2. Bapak Kanaka sebagai General Manajer
3. Bapak Boris sebagai Asst.Mgr dan pembimbing lapangan
4. Bapak Ika sebagai Supervisor QA
5. Ibu Wini sebagai Staff PRE-Engine dan pembimbing lapangan
6. Bapak Rozak, Bapak Adip, Bapak Yogi, Bapak Dion, Bapak Ricky, Bapak
Salim , Bapak Osan, Bapak Yanto, Bapak Imam dan rekan-rekan kerja
lainnya yang telah banyak mendukung selama proses kerja praktek
berlangsung

Laporan Akhir Kerja Praktek yang merupakan hasil dari kegiatan kerja praktek
selama 29 hari kerja di PT. Nissan Motor Indonesia Purwakarta yang direkap.
Apabila masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan penyusunan
Laporan Akhir Kerja Praktek ini, Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran agar
dapat mengevaluasi kembali dan menjadi lebih baik dalam hal penulisan laporan

Purwakarta, 2 Februari 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

BAB JUDUL HAL

HALAMAN PENGESAHAN ii

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 2

2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 3

2.2. Struktur Organisasi 7

2.3. Manajemen Perusahaan 11

3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN 17

3.1. Proses Bisnis Perusahaan 17

3.2. Produk yang Dihasilkan 19

3.3. Proses Produksi 22

3.4. Fasilitas Produksi 32

4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 37

4.1. Lingkup Pekerjaan 37

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan 38

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 39

4.4. Hasil Pekerjaan 41

v
5 PENUTUP 52

5.1. Kesimpulan 52

5.2. Saran 52

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sejarah Pencapaian PT. Nissan Motor Indonesia ............................... 6

Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan .................................. 7

Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan) ................. 8

Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan) ................. 9

Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan) ............... 10

Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan) ............... 11

Tabel 3.1. Daftar Tipe Mobil merk Datsun, PT. Nissan Motor Indonesia ............ 19

Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor Indonesia ............. 20

Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor Indonesia (Lanjutan)
................................................................................................. 21

Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor Indonesia (Lanjutan)
................................................................................................. 22

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sejarah Perkembangan Produk Nissan ........................................... 4

Gambar 2.2. Peta Lokasi PT. Nissan Motor Indonesia ......................................... 5

Gambar 2.3. Sertifikat ISO 9001 : 2008 PT. Nissan Motor Indonesia ................... 6

Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Nissan Motor Indonesia ............................. 7

Gambar 2.5. Pos Keamanan PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2 ..................... 14

Gambar 2.6. Tempat Parkir PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2 ....................... 15

Gambar 2.7. Rest Area dan Koperasi PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2 ........ 15

Gambar 2.8. Kantin PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2 ................................... 16

Gambar 3.1. Proses Bisnis PT. Nissan Motor Indonesia .................................... 18

Gambar 3.2. Alur Proses Produksi Engine pada proses Short Line ................... 24

Gambar 3.3. Alur Proses Produksi Engine pada proses Piston Sub Assembly
Line ................................................................................................. 25

Gambar 3.4. Alur Proses Produksi Engine pada proses Bare Sub Assembly Line .
................................................................................................. 26

Gambar 3.5. Alur Proses Produksi Engine pada proses Bare Line .................... 27

Gambar 3.6. Alur Proses Produksi Engine pada proses Main Line .................... 28

Gambar 3.7. Alur Proses Produksi Engine pada proses Pri-Dress Line ............. 29

Gambar 3.8. Alur Proses Produksi Engine pada proses Test Line ..................... 30

Gambar 3.9. Alur Proses Produksi Engine pada proses Un-dress Line ............. 31

Gambar 3.10. Forklift ......................................................................................... 32

Gambar 3.11. Pallet ........................................................................................... 32

Gambar 3.12. Fire Extinguisher ......................................................................... 33

Gambar 3.13. Roll Conveyor.............................................................................. 33

Gambar 3.14. Cyl. Head Tightening ................................................................... 34

Gambar 3.15. Rak Penyimpanan Komponen ..................................................... 34

Gambar 3.16. Bare Leak Tester......................................................................... 35

viii
Gambar 3.17. Nut Runner Single Spindle .......................................................... 35

Gambar 3.18. Tempat Part Engine .................................................................... 36

Gambar 3.19. Hoist............................................................................................ 36

Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksanaan Perbaikan POS, PT. Nissan Motor
Indonesia ................................................................................................. 39

Gambar 4.2. Contoh Operation Sheet Contoh Operation Sheet untuk proses
Boost Sensor Installation dalam Bahasa Inggris ................................................ 44

Gambar 4.3. Contoh Operation Sheet untuk proses Boost Sensor Installation
yang sudah Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia .............................................. 46

Gambar 4.4. Bare 2-3 Sheet NMI-300 tidak sesuai dengan gambar
100924LA0A-53_1 no 13 ................................................................................... 46

Gambar 4.5. Drawing Engine ADJ SPEC XH5LC 100924LA0A-53_1 no 13 .. 47

Gambar 4.6. Bare 3-1 Sheet NMI-420 tidak sesuai dengan gambar
100924LA0A-54_1 no 2 ..................................................................................... 48

Gambar 4.7. Drawing Engine ADJ SPEC XH5LC 100924LA0A-54_1 no 2 .... 47

Gambar 4.8. Contoh Operation Sheet untuk proses Egi Harness Attachment
Connector PCV yang tidak sesuai dengan BOM ................................................ 49

Gambar 4.9. Data BOM yang digunakan ....................................................... 50

Gambar 4.10. Contoh Operation Sheet untuk proses Egi Harness Attachment
Connector PCV yang sudah sesuai dengan BOM.............................................. 50

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk
melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY
memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk
mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan
mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku sistem
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

Kerja praktek ini harus dilakukan selama minimal 1 (satu) bulan di perusahaan
yang bisa dipilih sendiri oleh para mahasiswa sepanjang perusahaan itu
memenuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktek yang ditetapkan oleh PSTI
UAJY.

1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kerja praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.

1
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek


Mahasiswa melakukan kerja praktek dengan tempat yang ditentukan oleh
perusahaan karena PT. Nissan Motor Indonesia ini memiliki beberapa cabang
diseluruh Indonesia. Sekarang mahasiswa melakukan kerja praktek yang
bertempat di :
Tempat : PT. Nissan Motor Indonesia
Alamat : Kawasan Bukit Indah Blok A-III Lot.1-14, Purwakarta 41181 Jawa
Barat, Indonesia.
Waktu : 18 Desember 2017 sampai 2 Februari 2018

Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT. Nissan Motor Indonesia, penulis


ditempatkan pada Plant Transmission dan Plant 2 departemen PRE-Engine
dibawah pengawasan Bapak Boris Omar Kaher serta Ibu Wini Hardianti selaku
pembimbing lapangan.

2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Bab 2 terdiri dari sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan,


dan manajemen perusahaan. Hal tersebut merupakan tinjauan secara umum dari
perusahaan yang dipilih oleh penulis untuk lokasi kerja praktek.

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan


Pada sub bab ini akan dibahas mengenai sejarah bagaimana PT. Nissan Motor
Indonesia didirikan, profil perusahaan, fasilitas utama dan pengguanaan energi
ddi PT. Nissan Motor Indonesia. Selain itu dibahas pula mengenai produk yang
dihasilkan oleh PT. Nissan Motor Indonesia.

2.1.1. Perkembangan dan Produk Perusahaan


Sebagai lokomotif perekonomian bangsa, PT. Nissan Motor Indonesia
merupakan perusahaan yang cukup diperhitungkan dalam pasar Indonesia yang
bergerak di bidang kendaraan dengan status perusahaan yaitu perakitan mobil.
Status investasi PT. Nissan terletak pada penanaman modal asing berbadan
hukum non BUMN (Swasta) dengan klasifikasinya ialah Manufacture of motor
vehicles. PT. Nissan didirikan pada 1 September 2001 oleh 3 pemegang saham
dengan total tenaga kerja 2.433 pekerja dan dengan pangsa pasar 5,4 persen
yang akan terus meningkat. PT. Nissan menjalankan kegiatan bisnisnya
berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat
berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi. Melalui pengalaman dan
sejarah yang tercipta, salah satunya yakni dengan penghargaan pada tahun
2011 yaitu Juke Production Start-Indonesian Car of the year for Juke dengan
Capacity up 10 JPH – 20 JPH dan mendapat penghargaan lain hampir di setiap
tahunnya. Perkembangan produk dan model yang dikeluarkan oleh PT. Nissan
selalu berkembang setiap tahunnya, seperti yang terlihat pada gambar 2.1.

3
Gambar 2.1. Sejarah Perkembangan Produk Nissan

PT. Nissan Motor Indonesia semakin percaya diri untuk berkomitmen


menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan penguasaan teknis yang
tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai hilir. Berorientasi pada kepentingan
konsumen juga merupakan suatu hal yang menjadi komitmen, agar dapat
berperan dalam memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan kesejahteraan
bangsa Indonesia. Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global
merupakan salah satu komitmen PT. Nissan Motor Indonesia dalam setiap
kiprahnya menjalankan peran strategis untuk memuaskan setiap konsumennya.
Salah satu bukti komitmen yang dilakukan PT. Nissan Motor Indonesia adalah
dalam menciptakan model produk baru pada penyediaan jenis mobil yang lebih
efisien dan berkelanjutan serta memberikan rasa aman dan nyaman.

2.1.2. Lokasi Perusahaan


Lokasi Perkantoran PT. Nissan Motor Indonesia terdiri dari: Head Office (Jl. MT
Haryono Kav.10 Jakarta), After Sales Service (Jl. R.A Kartini Kav II-S No.7
Jakarta), Manufacturing Plant & PDC (Kawasan Industri Kota Bukit Indah Blok A-
III Lot.1-14 Purwakarta Jawa Barat), Spare Parts Center (Kawasan Industri Kota
Bukit Indah Blok D-I No.2 Purwakarta Jawa Barat).

4
Gambar 2.2. Peta Lokasi PT. Nissan Motor Indonesia

Berdasarkan peta lokasi PT. Nissan Motor Indonesia diatas terdapat 3 plant
utama yang menunjang proses produksi perusahaan ini, yaitu Plant 1, Plant 2
dan Plant Transmission. Pada Plant 1 merupakan pabrik yang digunakan untuk
memproduksi kendaraan dengan merk Nissan sedangkan pada Plant 2
digunakan untuk memproduksi kendaraan dengan merk Datsun, dan pada Plant
Transmission digunakan untuk memproduksi transmisi untuk kendaraan dengan
merk Datsun. Untuk bagian Spare part tidak terdapat proses produksi namun
hanya sebagai kantor yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha PT.
Nissan Motor Indonesia.

2.1.3. Pengalaman Perusahaan


Perkembangan PT. Nissan Motor Indonesia memiliki pencapaian yang dapat
dilihat pada tabel 2.1.

5
Tabel 2.1. Sejarah Pencapaian PT. Nissan Motor Indonesia

2.1.4. Sertifikasi Perusahaan


PT. Nissan Motor Indonesia juga memiliki sertifikasi yaitu sertifikat ISO
9001:2008.

Gambar 2.3. Sertifikat ISO 9001 : 2008 PT. Nissan Motor Indonesia

6
2.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan kumpulan dari beberapa pihak yang saling
bekerja sama dengan struktur tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk
mencapau tujuan tersebut maka sebuah organisasi memerlukan pembagian
tugas dan wewenang pada masing-masing bagian dalam sebuah organisasi. PT.
Nissan Motor Indonesia merupakan perusahaan yang berada dalam naungan
Nissan Motor co.ltd (Jepang), sehingga untuk posisi president direktur ataupun
general manager rata-rata diduduki oleh sumber daya berasal dari Jepang. Pada
gambar 2.4. dapat dilihat struktur organisasi secara umum pada PT. Nissan
Motor Indonesia.

President Director
(Eiichi Koito)

Internal Audit (GM)


(Tiny Envy)

PAP & CP GM DBU DD MFG V P


Nissan M&S VP DND VP TCS G M AFS GM HR & GA DD Leg al & GR GM CFO PMO GM Comm GM
(Bayu (Masato (Fumito shi
(Davy Tuilan) (Alan Caug ant) (Radina l Mufti) (Franky K) (Asep Susilo) (Marlian y Y) (Edd y Rodianto) (Josua A lfia n) (Hana M)
Kur niawan) Nakamura) Yoshikawa)

Nissan Sales PVL, SCM,


Nissan Retail FQA, FQI, Sales Datsun Product
Planning & AFS-MKT Mgr PP Mgr GA HD SM GR Mgr FAT GM PMO SM PUR & MCC
Way GM FQC Mgr GM Comm Mgr
Strategy GM (Donny Taulo) (Irwan Kurnia) (Ronny T) (Tri Wahono) (VACANT) (Yuliarso A) DD
(Ira Mustika) (Toni Liu) (Vacant) (Vacant)
(Lim Eng Joo) (Yusa O)

M&S
Nissan Dealer Perf Quality AFS Planning Corporate Production &
Acc Planning Marketing HR COE Controlling
Marketing Management Management AM Legal AM Comm Mgr PC GM
Mgr Datsun SM Head SM GM
Strategy GM GM Mgr (Aries (Fig Brilian A) (Vacant) (Willi A)
(Paulus W) (Christian G) (Sam Artanto) (Rizki
(Budi NM) (Tjahjadi N) (Riwi T) Susanto)
Rikardo)

Dealer Warranty Comm Nissan


Nissan Sales Strategy & Management Market Datsun Sales BC GM & Corporate R & D GM
SME Mgr HRGA-HSE
GM Planning SM & Free Analyst AM Finance SM (Valentina AM (Hirayu Toru)
(Haris W) (Rustian A)
(Budi DJ) (Gatot Service (Rizky S) (Riccy Salim) Purnomo) (Lola H)
Triyono) (Sri
Handayani
SA)
Datsun Sales Internal jlAT
AFS Rep Mgr Corporate Strategy & Control & BPI - Plant
Customer (Budhy S) Planning Planning SM GM Improvement
Assistant (Vacant) (Robby J) & Engineering
Center Mgr Expert
(Denny R) (Fujita
AFS Service Katsushi)
IS GM - Project
Eng SM (Astrid
(Banu Coordinator
Techline Octavia) PC/SCM GM
Mustakim)
Support AM (Hiroyuki
(Herry Bertus) Yoshida)
- LCGC
Project
SPC SM CCL SM (Hiroshi
(I Putu (Ivan M) Norikano)
Indrayudhi)

Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Nissan Motor Indonesia

Selain itu pada tabel 2.2. akan dijelaskan mengenai ringkasan tugas dan
wewenang untuk masing-masing jabatan yang ada pada PT. Nissan Motor
Indonesia.

Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan


No Jabatan Tugas dan Wewenang
1. Merumuskan kebijakan perusahaan.
Vice
2. Membuat rencana bisnis dan tujuan perusahaan.
1. President
3. Mereview pencapaian dari rencana bisnis perusahaan.
Director
4. Mereview pencapai dari masing masing-masing.

7
Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan)
1. Memastikan dan mengontrol implementasi ISO dan
OHSAS.
2. Merencanakan dan menyediakan sumber daya yang
Management dibutuhkan.
2. Representati 3. Memastikan sistem manajemen QSHE
ve diimplementasikan, dijaga, dan dilakukan perbaikan
kontinu berdasarkan standar ISO dan OHSAS.
4. Melaporkan performansi sistem manajemen QSHE ke
Top Management.
1. Membuat rencana lokalisasi tahunan untuk tiap part
model.
2. Memberikan semua informasi tentang spesifikasi
perubahan part lokal.
3. Memastikan dan analisis cost study pada proses
Purchasing
lokalisasi part.
3. (Procurement
4. Memutuskan kandidat supplier sebagai referensi ke
Department)
NTCSEA/NML.
5. Melakukan observasi supplier.
6. Menerbitkan persetujuan pembelian ke supplier.
7. Memastikan ketersediaan material langsung dan tidak
langsung pada proses produksi.
Import 1. Proses custom clearance.
4. (Procurement 2. Memperbaharui semua aturan ekspor dan impor.
Department)
Production 1. Menyiapkan rencana produksi.
Planning 2. Memonitoring hasil produksi.
Control 3. Mengkoordinasikan pemulihan produksi.
5.
(Production
Control
Dept.)
Inbound 1. Mengontrol ketersediaan komponen impor kendaraan
Logistic untuk proses produksi.
6.
(Production
Control Dept.)

8
Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan)
1. Memastikan ketersediaan part lokal untuk proses
Logistic Local produksi.
Parts & Part 2. Memastikan pengiriman tepat waktu pada part lokal
Arrangement yang dibutuhkan.
7.
(Production 3. Meningkatkan performansi pengiriman supplier.
Control 4. Memastikan adopsi perubahan desain.
Department) 5. Menerbitkan surat pemberitahuan perubahan 4M.
6. Menerbitkan BOM untuk masing-masing model.
1. Memastikan ketersediaan part CKD untuk proses
Part Vehicle produksi.
8. Logistic 2. Mengatur level stok dan inventory untuk part CKD.
Department 3. Memastikan tersedianya mobil CBU yang dibutuhkan
marketing.
1. Mengorganisir aktivitas rekruitmen pekerja.
2. Memastikan program pelatihan seperti kualitas,
keselamatan, kesehatan, dan lingkungan
diimplementasikan.
3. Memastikan aturan perusahaan dipatuhi oleh semua
HRD & GA pekerja.
9.
Department 4. Memastikan dan menganalisis studi biaya pada
peralatan kantor dan waste provider.
5. Memastikan implementasi dan perbaharuan peraturan
pemerintah yang berhubungan dengan tenaga kerja.
6. Mengembangkan dan menjaga sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
1. Mengontrol dan monitoring proses produksi.
2. Mengatur semua aktivitas produksi pada Body Shop, Paint
Production Shop, Trim/Chassis dan Power Train untuk 4 M (Man,
10.
Department Machine, Method, Material).
3. Mendefinisikan instruksi kerja untuk tiap shop.
4. Melaksanakann rapat QRQC.
1. Bertanggung jawab pada gudang barang jadi
Pre Delivery
2. Memastikan produk jadi tidak menurun kualitasnya
11. Center
selama di gudang.
Department
3. Mengatur waktu delivery ke konsumen.

9
Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan)
1. Melakukan prosedur inspeksi dan dokumentasi dari
material yang datang sampai produk jadi
2. Bertanggung jawab dan berwenang untuk menerbitkan
quality “OK” pada produk
3. Berwenang menangani proses inline dan setelah klaim
pasar.
4. Meningkatkan kemampuan supplier.
Total Quality
5. Mempelajari pengembangan part lokal dan membuat
12. Assurance
improvement dengan supplier (selama pengembangan
Department
dan tahap trial)
6. Memastikan proses improvement pada supplier berjalan
dengan baik.
7. Mengembangkan dan menjaga implementasi sistem
manajemen quality.
8. Mengembangkan dan menjaga sistem manajemen yang
terintegrasi telah diimplementasikan.
1. Menyiapkan dan analisis kebutuhan data dalam
pembuatan dokumen rencana manufaktur seperti
New Vehicle perencanaan tenaga kerja, perencanaan pelatihan,
13. Project biaya pengenalan produk, kebutuhan lokal, dll.
Department 2. Mengontrol persiapan fasilitas dan peralatan baru.
3. Mengontrol dan mengatur trial kendaraan untuk
mencapai kualitas, pengiriman, dan taget biaya.
1. Mengontrol trial stage model kendaraan baru.
2. Meningkatkan kondisi line produksi.
Production
3. Mengontrol pemasangan peralatan baru pada line
Engineering
produksi.
14. (Production
4. Membuat dan menerbtkan control plan.
Engineering
5. Menerbitkan operation sheet.
Department)
6. Mengembangkan dan menjaga implementasi sistem
manajemen lingkungan.
1. Kalkulasi tenaga kerja.
Industrial
15. 2. Mengatur dan menetapkan waktu baku.
Engineering
3. Aktivitas Kaizen.

10
Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan)
1. Memastikan seluruh peralatan yang berhubungan
Maintenance dengan proses produksi berjalan dengan baik.
16.
Engineering 2. Melaksanakan proses kalibrasi pada semua peralatan
yang digunakan pada line produksi.
1. Mengontrol semua komponen kendaraan dari supplier
(lokal dan impor).
2. Memastikan metode material handling yang layak
menggunakan pekerja yang terlatih.
Material
3. Memastikan metode dan pengiriman tepat waktu ke
17. Handling
proses line.
Department
4. Melindungi area storage sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab.
5. Mendefinisikan tipe packaging yang tepat dan metode
dari supplier untuk melindungi produknya.

2.3. Manajemen Perusahaan


2.3.1. Visi
Dengan inisatif dalam memanfaatkan situasi pasar dan potensi yang dimiliki
untuk menciptakan produk model baru dan menawan yang dijalankannya, PT.
Nissan Motor Indonesia bergerak maju dengan gagah untuk mewujudkan visi
perusahaan yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup”.

2.3.2. Misi
Dengan misi, Nissan menyediakan produk otomotif dan pelayanan yang unik dan
Inovatif serta memberikan suatu nilai tinggi kepada aeluruh pemilik. Sasaran PT.
Nissan Motor Indonesia ialah meningkatkan kinerja sistem management mutu,
keselamatan, kesehatan kerja dan pencegahan secara berkesinambungan,
meningkatkan kualitas produk secara terus menerus agar kepuasan pelanggan
tercapai, kesadaran karyawan terhadap mutu, keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan, menanggapi dengan cepat bila terjadi masalah. PT. Nissan Motor
Indonesia juga senantiasa menjalankan program sosial dan lingkungannya
secara terprogram dan terstruktur, sebagai perwujudan dari kepedulian serta
tanggung jawab perusahaan terhadap seluruh Shareholder, anggota, hingga
pelanggan.

11
2.3.3. Nilai Perusahaan
Selain itu PT. Nissan Motor Indonesia mempunyai kebijakan perusahaan sebagai
komitmen dan tanggung jawab perusahaan agar memberikan kepercayaan
penuh pada pelanggan, dengan:

a. Tidak pernah berhenti dari “DOUKI” (penyelarasan) untuk mencapai


kepuasan pelanggan secara berkesinambungan.
b. Tidak pernah berhenti dalam mengenali obyek perbaikan dan mengambil
tindakan secara cepat, tepat dan akurat.
c. Komitmen terhadap pemenuhan peraturan, perundangan dan persyaratan
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan lainnya yang terkait.
d. Komitmen terhadap pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan
pencegahan pencemaran lingkungan.

2.3.4. Ketenagakerjaan
PT.Nissan Motor Indonesia memiliki jumlah pekerja kurang lebih 2000 pekerja,
yang tersebar pada beberapa plant yaitu Plant 1, Plant 2, Plant Transmission
dan PDC + Test Course. Pada masing-masing plant terdapat berbagai
department yang bekerja secara terintegrasi untuk menunjang kinerja
perusahaan. Hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan di PT. Nissan
Motor Indonesia diatur sebagai berikut:

a. Jam Kerja Karyawan


Jam kerja karyawan dibedakan antara operator dengan non operator dalam
ruang lingkup produksi. Untuk operator jam kerja dimulai pukul 07.00 – 16.00
(tidak termasuk lembur) kemudian untuk non operator seperti staff, supervisor,
hingga general manajer jam kerja ditujukan pada pukul 08.00 – 17.00 (tidak
termasuk lembur). Saat terjadi lembur jam pulang kerja akan berubah menjadi
pukul 19.30 – selesai tergantung seberapa besar masalah yang dihadapi serta
dapat diselesaikan. Kemudian untuk istirahat diatur dengan total 1 jam namun
terbagi menjadi 3 kali waktu istirahat yakni 09.30 – 09.40 ; 11.40 – 12.20 ; 14.40
– 14.50. Agar kembali meningkatkan fokus dan stamina pekerja kembali.

b. Perekrutan Tenaga Kerja


Perekrutan tenaga kerja dilakukan oleh HRD Departemen yang dimana akan
dilakukan training (pelatihan) yang berhubungan dengan quality, safety, health,
environment awareness (kesadaran lingkungan) untuk meningkatkan kompetensi
pekerja dalam melakukan masing-masing tugas yang diberikan. Selain itu HRD

12
juga harus mengatur dan memonitor sesuai peran perusahaan serta regulasi
perusahaan dimana terdapat prosedur penerimaan tenaga kerja dan prosedur
pelatihan tenaga kerja.

c. Kesejahteraan Karyawan
Kesejahteraan karyawan dibedakan menjadi 2 yaitu Pegawai kontrak dan
pegawai tetap. Pegawai kontrak dimana mendapat BPJS, uang transport, uang
lembur dan Reimburst perusahaan 100%, 2x gaji pokok untuk istri dan anak
sampai anak ke-3. Kemudian untuk Pegawai tetap mendapat diantaranya BPJS,
uang transport, uang lembur, reimburst perusahaan 100%, 2x gaji pokok untuk
istri dan anak sampai anak ke-3 dan biaya persalinan diganti 100%.

2.3.5. Pemasaran
PT. Nissan Motor Indonesia memiliki jaringan kerjasama dengan 35 supplier
yang terdiri dari 29 Supplier dari Jepang dan sisanya berasal dari Indonesia.
Supplier tersebut menjadi fondasi bagi PT. Nissan Motor Indonesia untuk terus
berinovasi dibidang otomotif. Berikut adalah daftar supplier tersebut :
a. Supplier dari Jepang
Supplier dari Jepang berlokasi pada 8 kota, yaitu :
i. Tangerang (PT. Hi-Lex, PT. IRC Inoac, PT. Mitsuba, PT. PASI)
ii. Jakarta (PT. Sojitz, PT. Denso)
iii. Bekasi (PT. AJC, PT. 3M)
iv. Cibitung (PT. Ichikoh, PT. Kiriu, PT. Sugity, PT. Seiwa, PT. Seikiso, PT.
ABA)
v. Cikarang (PT. Enkei, PT. Meaina, PT. Nitto Material, PT. Sanoh, PT. United
Steel Cikarang)
vi. Karawang Barat (PT. Kyoraku Blow Molding, PT. Fuji Technica Indonesia)
vii. Karawang Timur (PT. Bridgestone Indonesia, PT. GS Battery)
viii. Cikampek (PT. Asahimas Flatt Glass, PT. Sumi Rubber Indonesia, PT.
Kotobukiya Indo Classic Industries, PT. Valeo AC Indonesia, PT. Sumi Indo
Wiring Systems, PT. Autotech)

b. Supplier Lokal
Supplier Lokal berlokasi pada 3 kota, yaitu :
i. Jakarta (PT. IGP, PT. Clarindo, PT. CSI)
ii. Bekasi (PT. IPPI, PT. Excel)
iii. Cibitung (PT. MTM)

13
2.3.6. Fasilitas
PT. Nissan Motor Indonesia mempunyai fasilitas umum untuk pekerja hingga
visitor (pengunjung), diantaranya:

a. Pos Keamanan

Gambar 2.5. Pos Keamanan PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2

Pos Keamanan berdasarkan gambar diatas berada pada plant 2 dimana sebagai
tempat keluar masuknya kendaraan serta pekerja yang melakukan kepentingan
di plant 2 serta perizinan dan pengecekan berlangsung sebelum masuk dan
keluar oleh bagian keamanan secara teratur dan sesuai prosedur yang terapkan.

14
b. Tempat Parkir

Gambar 2.6. Tempat Parkir PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2

Tempat Parkir yang tersedia cukup luas kurang lebih 10.000 m2 dimana terbagi
untuk kendaraan bermotor, mobil dan truk. Sesuai dengan layout yang ada
mampu mengintegrasikan masuk, parkir dan keluarnya kendaraan-kendaraan
tersebut dengan baik tanpa menyebabkan masalah yang serius.

c. Rest Area dan Koperasi

Gambar 2.7. Rest Area dan Koperasi PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2

Rest Area sering kali digunakan sebagai tempat menunggu serta tempat untuk
bersantai sejenak sebelum dan sesudah bekerja dimana disediakan tempat
duduk dan meja serta terpal (pelindung) sebagai faktor pendukung serta
memberikan rasa aman dan nyaman dimana berhubungan langsung dengan
ruang terbuka yang memberikan kesejukan bagi para pekerja. Juga yang paling
penting sebagai tempat untuk merokok bagi para pekerja yang merokok (tempat
beristirahat)

15
d. Kantin

Gambar 2.8. Kantin PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2

Kantin sebagai tempat istirahat serta jam makan siang untuk para pekerja
dimana dilakukan pada pukul 11.40 – 12.20 untuk operator. Juga disediakan
berbagai pilihan menu secara bervariasi setiap harinya dan dimana jatuh pada
hari kamis terdapat bonus baik makanan ataupun minuman yang tidak biasa.
Ukuran kantin cukup luas mampu menampung lebih dari 500 pekerja.

16
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Perusahaan


Proses bisnis merupakan rangkaian aktivitas dari suatu bagian atau antar bagian
yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan bisnis. Proses bisnis tidak
hanya mencakup lingkungan internal organisasi, tetapi mengacu juga pada pihak
customer atau mitra bisnis sehingga mencapai suatu tujuan bisnis yang
diinginkan. Proses bisnis yang penulis dapatkan adalah proses bisnis
keseluruhan plant di PT. Nissan Motor Indonesia. Terdapat beberapa fungsi
bisnis atau process owner yang menghubungkan setiap aktivitas bisnis pada
perusahaan ini, yaitu management representative departemen, procurement
departemen, production control departemen, part vehicle logistic departemen,
HRD & GA departemen, production departemen, pre-delivery center departemen,
total quality assurance departemen, new vehicle project departemen, production
engineering departemen, industrial engineering departemen, maintenance
departemen, dan Material handling departemen

Terdapat berbagai macam aktivitas bisnis pada masing-masing departemen


tersebut, sehingga pada proses bisnis ini akan dibentuk sub-proses yang saling
berkaitan antar departemen. Salah satu sub proses aktivitas yang dilakukan yaitu
pembelian part oleh departemen procurement, kemudian part tersebut akan
menerima perlakuan dari departemen QA untuk melakukan pengecekan material
selanjutnya jika dinyatakan baik maka bagian departemen material handling akan
melakukan sub proses pemindahan part kedalam storage. Proses bisnis pada
PT. Nissan motor Indonesia secara lengkap dapat dilihat pada gambar 3.1.

17
PROSES BISNIS PT. NISSAN MOTOR INDONESIA
Management Production
Production Control Part Vehicle Pre-Delivery Total Quality New Vehicle Industrial Material Handling
Representative Procurement Dept HRD & GA Dept Production Dept Engineering Maintenance Dept
Dept Logistic Dept Center Dept Assurance Dept Project Dept Engineering Dept Dept
Dept Vehicle Dept

Mengontrol
Melakukan perpindahan
Melakukan part dari
Menerima Mengupdate Penjadwalan Memonitoring persiapan
Melakukan Melakukan supplier
Informasi terhadap aktivitas Mengelola dokumen
Pesanan Inspeksi trial terhadap
export dan rencana Produksi penyimpanan atau analisis
dan keseluruhan model baru
import bahan produksi finish good ke untuk model
Melakukan Bahan baku, baru
baku atau dalam
peramalan Mengembang Part ataupun
produk serta warehouse
Penjualan kan Finish good Menentukan
regulasinya
management tipe
keselamatan packaging
dan untuk
Memastikan melindungi
Mengontrol kesehatan
ketersedian Melakukan Mengontrol finish good
ketersediaan kerja Menganalisis
part dari sistem aktivitas ataupun part
komponen dokumen
Nissan perawatan perencanaan bahan baku
mobil (MPS) manufakturin
Jepang terhadap produksi
g plan model baru
finish good
Melakukan
Mengorganisi kalibrasi
Memastikan
Penyesuaian Melakukan r keseluruhan mesin untuk
Memastikan keamanan
kebutuhan Pelatihan proses mengurangi
ketersedian dalam
part karyawan produksi error pada
unit mobil penggunaan
berdasarkan mesin
Melakukan berdasarkan Menerima Mengatur tools
Melakukan pembelian BOM dan klaim
kebutuhan standard time
aktivitas dan negosiasi permintaan Mengatur konsumen
marketing
administratif bahan baku konsumen jadwal akibat
perusahaan dengan pengiriman kualitas
supplier ke konsumen produk dan
melakukan Memastikan
improvement seluruh
Menghitung peralatan
Melakukan
jumlah yang
Perekrutan
tenaga kerja berhubungan
karyawan Memastikan
optimum dengan
produksi perhitungan
berjalan baik waktu
process
sehingga
Melakukan Koordinasi penyaluran
Pemilihan dengan
Membuat Membuat pada line
Supplier supplier untuk
Regulasi SOS Melakukan Menerapkan produksi
mengembang berjalan
untuk (Standard improvement aktivitas
kan kualitas lancar
pegawai di Operation line produksi Kaizen
Phase

bahan baku
PT. NMI Sheet)

Gambar 3.1. Proses Bisnis PT. Nissan Motor Indonesia

18
3.2. Produk yang Dihasilkan
Produk yang dihasilkan oleh PT. Nissan Motor Indonesia adalah kendaraan
berupa mobil dengan 2 merk utama yaitu Nissan dan Datsun. Kedua merk ini
dibedakan atas target konsumen/pembelinya. Namun terdapat hasil produk dari
merk Renault dan Mitsubishi karena sudah dan sedang berada dalam satu
aliansi.

3.2.1. Datsun
Datsun merupakan merk mobil yang awalnya di produksi oleh PT. Nissan Motor
Company, Jepang dengan tujuan untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan
customer tingkat menengah kebawah, dan diekspor keberbagai negara diseluruh
dunia. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa tipe mobil dengan merk Datsun
yang diproduksi di PT. Nissan Motor Indonesia dan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Daftar Tipe Mobil merk Datsun, PT. Nissan Motor
Indonesia
No. Nama Produk Gambar Produk

1. Datsun Go Panca

2. Datsun Go+

3. Datsun Go Cross

19
3.2.2. Nissan
Nissan merupakan merk mobil yang di produksi oleh PT. Nissan Motor Company,
Jepang dengan tujuan untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan customer
tingkat menengah keatas atas kendaraan. Di Indonesia sendiri, terdapat
beberapa tipe mobil dengan merk Nissan yang diproduksi di PT. Nissan Motor
Indonesia, yang dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor
Indonesia
No. Nama Produk Gambar Produk

1. Terrano

2. X-Trail 2003

3. Serena 2004

4. Grand Livina 2007

5. Livina XR

20
Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor
Indonesia (Lanjutan)

6. Livina X-Gear

7. X-Trail 2008

8. March

9. Juke

10. Evalia

21
Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor
Indonesia (Lanjutan)

11. Serena 2012

12. Grand Livina 2013

3.3. Proses Produksi


Proses produksi merupakan rangkaian aktivitas dalam sistem yang mengolah
bahan baku menjadi produk jadi. Tahapan pengelolaan tersebut terdiri dari
urutan yang sistematis yaitu penerimaan dan pemrosesan bahan baku (raw
material) pada proses pre-fabrikasi, kemudian tahap perakitan atau assembly,
pengecekan atau inspection, dan terakhir adalah packing. Dalam setiap tahapan
proses tersebut pasti memerlukan sumber daya. Sumber daya yang menunjang
proses produksi meliputi :

a. Material
Material meliputi segala jenis bahan baku yang akan diproses oleh mesin. Bahan
baku merupakan salah satu komponen penting dalam industri manufaktur, dan
dapat diperoleh dari proses pembelian ataupun hasil dari industri primer yang
dimiliki oleh perusahaan. Pada perusahaan NMI ini, seluruh bahan baku
diperoleh dari pembelian kepada supplier. Beberapa jenis material tersebut
meliputi cylinder block, cylinder head, harness-engine, clutch, cam bracket, cam
shaft, dan sebagainya.

b. Man
Man atau manusia merupakan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh
manufaktur dalam menjalankan aktivitas produksinya. Untuk perusahaan NMI,

22
sumber daya manusia yang dimiliki pada departemen produksi terbagi menjadi
bagian technical, quality assurance, dan planning and production control.

c. Method
Metode merupakan berbagai tahapan yang digunakan untuk memproses
material menjadi produk jadi. Pada perusahaan NMI aktivitas yang banyak
dilakukan adalah proses assembly. Tahap pemasangan terbagi menjadi 2 bagian
utama pada mobil yaitu powertrain dan vehicle. Selain proses assembly terdapat
proses pengelasan dan juga pengecatan yang dilakukan untuk tahap pengerjaan
vehicle atau sebagai tahap finishing.

d. Money
Modal merupakan salah satu bagian penting yang harus dimiliki perusahaan
untuk menunjang setiap aktivitasnya. Salah satu bentuk modal yang diperlukan
adalah uang, yang dapat digunakan untuk membeli bahan baku, membayar
pekerja, perawatan mesin, dan biaya operasional, dan lain sebagainya.

e. Machine
Mesin merupakan elemen penting yang menunjang proses produksi. Mesin dapat
digunakan untuk membantu setiap aktivitas manusia ataupun menggantikan
peran manusia dalam memproses bahanbaku menjadi finish good. Namun mesin
memiliki beberapa kekurangan seperti perlu adanya maintenance atau
perawatan secara berkala serta tidak semua proses dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin, namun perlu campur tangan manusia. Pada perusahaan
NMI ini, mesin yang dimiliki tergolong modern, namun tidak semua dikerjakan
secara otomatis atau masih terdapat campur tangan manusia, sehingga sistem
operasi pada PT. NMI dapat dikatakan semi-otomatis.

Sistem produksi yang dimiliki PT. NMI adalah berjenis flowshop, hal ini dapat
terlihat dari karakteristik sebagai berikut :
a. Aliran proses berlangsung secara kontinyu dan repetitif,
b. Layout mesin yang berupa product layout. Berbagai produk dikerjakan pada
satu mesin yang sama.
c. Material atau WIP bergerak dari proses yang satu ke proses berikutnya
melalui transfer line.
d. Berorientasi pada mass production untuk satu jenis produk

Sistem produksi PT. NMI secara umum terbagi menjadi 2 bagian utama mobil
yaitu bagian powertrain dan bagian vehicle, sedangkan untuk bagian powertrain

23
terdapat 3 bagian utama lagi yang terbagi menjadi tiga line produksi yaitu
transmisi, engine, machining. Kemudian pada bagian vehicle terdapat 3 bagian
utama yang terbagi menjadi tiga line produksi juga yaitu trimchasis, bodyshop,
dan painting. Semasa pelaksanaan kerja praktek, penulis ditugaskan pada
bagain powertrain yaitu bagian engine, sehingga penulis akan menyajikan proses
produksi yang terdapat pada bagian engine.

3.3.1. Short Line


Alur proses produksi Engine pada proses Short Line dapat dilihat pada gambar
3.2.

Start

Transmission Main metal


dowel-pin Ya UPR and LWR Ya
press fit assembly

Sesuai Sesuai
Bisa Bisa
dengan Tidak dengan Tidak
diperbaiki? diperbaiki?
standard? standard?

Ya Ya
1

Piston sub-
Oil-pan dowel-
Ya assembly Ya
pin press fit
Tidak insertion

Tidak

Sesuai Sesuai
Bisa Bisa
dengan Tidak dengan Tidak
diperbaiki? diperbaiki?
standard? standard?

Ya Ya
Tidak

REPAIR
Tidak
Department

Gambar 3.2. Alur Proses Produksi Engine pada proses Short Line (Sumber
: Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)

24
Penjelasan alur proses produksi:
Proses dimulai dari pemasangan trasmisi dowel pin kemudian, pada setiap
proses yang dilakukan, dilakukan inspeksi secara langsung, apabila ditemukan
kesalahan pada saat pemasangan maka akan kembali dikerjakan. Namun
apabila kecacatan yang terjadi tidak dapat diperbaiki maka akan dimasukkan ke
repair department yang nantinya akan diperiksa oleh bagian quality assurance.
Hasil dari proses ini akan dilanjutkan ke proses bare line. Untuk standard dari
setiap part yang dipasang disesuaikan dengan quality control process chart atau
operation sheet.

3.3.2. Piston Sub Assembly Line


Alur proses produksi Engine pada proses Piston Sub Assembly Line dapat dilihat
pada gambar 3.3.

Start

Koneksi rod
Second ring,
wipe, bolt,rod
Ya Top ring Ya
cap dan rod
assembly
metal

Sesuai Sesuai
Bisa Bisa
dengan Tidak dengan Tidak
diperbaiki? diperbaiki?
standard? standard?

Ya Ya

Tidak Tidak
Piston pin 1
insertion dan
Oil ring, side Ya
rail spacer
assembly REPAIR
Tidak
Department

Sesuai
Bisa
dengan Tidak
diperbaiki?
standard?

Ya

Gambar 3.3. Alur Proses Produksi Engine pada proses Piston Sub
Assembly Line (Sumber : Dokumen Engine Assembly Line Quality Control
Process Chart Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor
Indonesia)

25
Penjelasan alur proses produksi:
Proses dimulai dengan pemasangan koneksi rod dan bolt pada piston,
dilanjutkan hingga pemasangan ring. Setelah proses ini selesai, part yang
dihasilkan akan disalurkan ke proses pemasangan piston ke cylinder block pada
proses short line. Untuk penyaluran digunakan tempat penampungan yang
berada pada roll conveyor.

3.3.3. Bare Sub Assembly Line


Alur proses produksi Engine pada proses Bare Sub Assembly Line dapat dilihat
pada gambar 3.4.

Start

Injector clip
and injector Ya
assembly

Sesuai
Bisa
dengan Tidak
diperbaiki?
standard?
Tidak

Ya

Fuel tube sub REPAIR


Ya
assy leak Test Department

Tidak

Sesuai
Bisa
dengan Tidak
diperbaiki?
standard?

Gambar 3.4. Alur Proses Produksi Engine pada proses Bare Sub Assembly
Line (Sumber : Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process
Chart Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)

26
Penjelasan alur proses produksi:
Proses selanjutnya adalah tahap Bare sub assy line, yang merupakan proses
awal sebelum masuk ke bare line. Pada proses ini terjadi pemasangan injector
clip dan assembly pada tangki pembakaran yang selanjutnya akan dilakukan test
yaitu fuel tube sub assy leak test, untuk menghindari kebocoran. Part yang
dihasilkan pada tahap ini, selanjutnya akan di proses pada Bare line.

3.3.4. Bare Line


Alur proses produksi Engine pada proses Bare Line dapat dilihat pada gambar
3.5.

Start

2
Pengencangan rod cap
Ya
bolt

Sesuai dengan Bisa


Tidak
standard? diperbaiki?

Ya
Tidak
Pasang Oil pump O ring, Oil
Ya
filter, Oil-pan upper O ring

Sesuai dengan Bisa


Tidak
standard? diperbaiki?
Ya
Tidak

Aplikasi Oil-pan upper liquid,


Ya
pasang dan kencangkan bolt

Sesuai dengan Bisa Tidak REPAIR


Tidak
standard? diperbaiki? Department

Ya
Tidak
Pemasangan Knock sensor,
reaer oil-seal press fit, crank Ya
sprocket, head gasket

Sesuai dengan Bisa


Tidak
standard? diperbaiki?

Pemasangan Rocker Cover ,


Front Cover, Cylinder head,
Ya
Cylinder Block, FIPG, Cam
sensor, Front side attachment

Tidak
Sesuai dengan Bisa
Tidak
standard? diperbaiki?

Gambar 3.5. Alur Proses Produksi Engine pada proses Bare Line (Sumber :
Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)

27
Penjelasan alur proses produksi:
Proses ini adalah salah satu proses utama pembuatan engine yang memiliki
tahapan paling banyak. Untuk proses ini mengambil part jadi hasil dari short line
dan bare sub assembly line. Beberapa pemasangan utama yang dilakukan
seperti pemasangan rocker cover, front cover, cam shaft, cam bracket, pelapisan
FIPG serta pemasangan cam sensor. Sama seperti proses di line lainnya,
kegiatan inspeksi dilakukan bersamaan pada saat proses berlangsung. Hal ini,
dilakukan untuk meminimalisir kecacatan yang akan terjadi apabila engine sudah
jadi. Part selanjutnya akan dibawa ke main line melalui roll conveyor.

3.3.5. Main Line


Alur proses produksi Engine pada proses Main Line dapat dilihat pada gambar
3.6.

Start

3
Pemasangan water pum
Ya
pulley dan idler pulley

Sesuai dengan Bisa


Tidak
standard? diperbaiki?

Ya

Pasang EGI-harness, intake Tidak


manifold, throttle chamber, Ya
oil level gauge, A/F sensor

Sesuai dengan Bisa


Tidak
standard? diperbaiki?

Ya Tidak

Pasang clutch disk,


cover, pilot converter Ya
press fit

Bisa Tidak REPAIR


Sesuai dengan Tidak
diperbaiki? Department
standard?

Ya Tidak

Engine Assy Leak Test Ya

Sesuai dengan Bisa


Tidak
standard? diperbaiki?

Final tightening dan


Ya
Engine Assy Final check

Sesuai dengan Bisa Tidak


Tidak
standard? diperbaiki?

Gambar 3.6. Alur Proses Produksi Engine pada proses Main Line (Sumber :
Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)

28
Penjelasan alur proses produksi:
Pada tahap ini, engine sudah dikatakan selesai di assembly dan siap untuk
dipasang pada mobil, namun sebelum itu perlu dilakukan pengecekan akhir.
Proses ini mengambil part WIP dari proses di bare line dan kemudian dilakukan
pemasangan berbagai sensor, pengkabelan, yang menghubungkan antar part
pada engine yang diproses pada line sebelumnya. Setelah itu part akan di bawa
untuk dilakukan test akhir.

3.3.6. Pri-Dress Line


Alur proses produksi Engine pada proses Pri-Dress Line dapat dilihat pada
gambar 3.7.

Start

4
Pemasangan water inlet,
Ya
outlet, heater adaptop

Sesuai dengan Bisa


Tidak
standard? diperbaiki?

Ya
Tidak
Pemasangan Engine
Ya
Warming Up Jig

Sesuai dengan Bisa


Tidak
standard? diperbaiki?

Ya Tidak

Engine Warming Up Ya

Bisa Tidak REPAIR


Sesuai dengan Tidak
diperbaiki? Department
standard?

Ya Tidak

Pelepasan Jig Engine


Ya
Warming Up

Sesuai dengan Bisa


Tidak
standard? diperbaiki?

Pengiriman Engine
Warming Up ke FTB

Gambar 3.7. Alur Proses Produksi Engine pada proses Pri-Dress Line
(Sumber : Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)

29
Penjelasan alur proses produksi:
Tahap ini merupakan tahapan awal sebelum engine akan dilakukan uji akhir.
Pada tahap ini akan dimasukkan air, oil, dan udara kedalam engine dengan
tujuan akhir pada Fire Test Baring tidak terdapat kebocoran. Proses perpindahan
dari main line ke pri-dress line menggunakan material handling berupa hand
truck.

3.3.7. Test Line


Alur proses produksi Engine pada proses Test Line dapat dilihat pada gambar
3.8.

Start
5

Pengecekan keseluruhan
Engine dalam kondisi
nyata pada mobil

Sesuai dengan REPAIR


Tidak
standard? Department

Ya

Gambar 3.8. Alur Proses Produksi Engine pada proses Test Line (Sumber :
Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)

Penjelasan alur proses produksi:


Pada tahap ini adalah tahap Fire Test Baring, yaitu pengujian engine dalam
kondisi nyata seperti pada mobil. Sehingga terdapat perlakuan pemasangan
engine dengan part lainnya kemudian dilakukan pengecekan dan dibandingkan
dengan standard yang diinginkan. Apabila tidak sesuai dengan standar maka
produk akan dibawa ke bagain repair department yang akan menganalisa
kecacatan yang terjadi. Sedangakn jika dinyatakan baik maka akan di lanjutkan
ke tahap pengeringan sebelum dilakukan penyimpanan.

30
3.3.8. Un-Dress Line
Alur proses produksi Engine pada proses Un-dress Line dapat dilihat pada
gambar 3.8.

Start

Pasang Blow Out Jig Ya

Sesuai dengan Bisa


Tidak
standard? diperbaiki?
Tidak
Ya

Engine Blow Out,


Ya
Dry Plug

Sesuai dengan Bisa


Tidak
standard? diperbaiki?
Tidak

Ya

Kencangkan Cover Exhaust


Manifold, Water Heater Ya
Adaptop, O2 Sensor
REPAIR
Department
Sesuai dengan Bisa Tidak
Tidak
standard? diperbaiki?

Ya

Engine Shipping

Gambar 3.9. Alur Proses Produksi Engine pada proses Un-dress Line
(Sumber : Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)

Penjelasan alur proses produksi:


Pada tahapan ini merupakan tahapan terakhir, dimana dilakukan pengeringan
dan pengencangan pada beberapa bagian sebelum akhirnya finish good akan
disimpan pada storage dan dipasang pada process vehicle.

31
3.4. Fasilitas Produksi
Pada proses produksi di PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2 terdapat berbagai
macam fasilitas produksi yang disediakan yaitu:

a. Forklift

Forklift digunakan untuk mengangkut dan memindahkan raw material dan finish
goods sesuai dengan warehouse yang ditentukan untuk finish goods tersebut.
Untuk menghindari kecelakaan forkllift dengan pekerja saat berjalan atau
menyeberang di dalam pabrik, maka disediakan jalur khusus dan tanda untuk
proses lalu lalang forklift.

Gambar 3.10. Forklift

b. Pallet

Gambar 3.11. Pallet

32
Pallet digunakan sebagai mediator raw material yang dibawa oleh forklift dan
finish goods yang akan ditempatkan di warehouse serta melindungi part
bersentuhan langsung dengan lantai.

c. Fire Extinguisher

Gambar 3.12. Fire Extinguisher

Fire Extinguisher digunakan untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran yang
terjadi saat terjadi proses produksi. Fire extinguisher ini diletakkan di berbagai
loakasi yang strategis dekat line produksi agar dapat digunakan secara cepat
terjadi kebakaran.

d. Conveyor

Gambar 3.13. Roll Conveyor

Roll conveyor digunakan untuk memindahkan atau mentransfer part dari proses
produksi di short line hingga FTB. Conveyor yang digunakan sudah terotomasi

33
dengan menggunakan sensor button yang akan mendeteksi ada tidaknya part
yang akan dipindahkan.

e. Cylinder Head Tightening (Nut Runner Bi Spindle)

Gambar 3.14. Cyl. Head Tightening

Cylinder Head Tightening merupakan sebuah mesin yang termasuk nut runner
jenis bi spindel digunakan untuk melakukan proses pengencangan part cylinder
head secara semi otomatis.

f. Rak Penyimpanan Komponen

Gambar 3.15. Rak Penyimpanan Komponen

Rak digunakan untuk menyimpan komponen yang akan dipasang pada part
engine. Rak tersebut diletakkan di dekat pekerja untuk memudahkan
pengambilan part yang akan dilakukan proses perakitan pada line produksi.

g. Bare Leak Tester

34
Gambar 3.16. Bare Leak Tester

Bare leak tester digunakan untuk memeriksa apakah terjadi kebocoran atau tidak
pada part. Mesin ini terdapat di beberapa line produksi untuk melakukan inspeksi
kebocaran pada part yang dirakit.

h. Nut Runner Single Spindle

Gambar 3.17. Nut Runner Single Spindle

Gambar di atas merupakan jenis nut runner single spindle yang banyak
digunakan untuk proses tightening atau pengencangan baut pada part yang akan
dipasang secara semi otomatis. Torsi pengencangan dapat diatur pada nut
runner sesuai dengan yang standar yang dibutuhkan.

i. Tempat Part Engine

35
Gambar 3.18. Tempat Part Engine

Tempat ini digunakan sebagai alat pendukung yang fleksibel untuk memudahkan
proses perakitan part engine karena dapat diputar ke arah yang diinginkan dan
digunakan untuk proses perpindahan dari satu POS ke POS lain melalui roll
conveyor.

j. Hoist

Gambar 3.19. Hoist

Hoist merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memindahkan part dari
conveyor menuju handtruck. Proses pemindahan dilakukan dengan cara
mengangkat part. Hoist dapat mengangkut part dengan berat maksimum 250 Kg.

36
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan


Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT. Nissan Motor Indonesia Purwakarta
Terdapat empat plant dengan pengerjaan masing-masing sesuai dengan aturan
dan produk yang dibuat pada plant-plant tersebut. Dimana plant 1 sebagai
tempat perakitan khusus mobil Nissan hingga menjadi finish goods, kemudian
plant 2 perakitan khusus mobil Datsun, plant 3 khusus perakitan raw material
transmisi dari mobil Datsun hingga menjadi finish goods dan plant 4 ialah
distributor center. Ditempatkan pada Plant Transmission dan Plant 2 departemen
Pre-Engine Powertrain, dengan pengawas sekaligus pembimbing Ibu Wini
Hardianti, selaku staff bagian Engine. Ditugaskan memperbaiki operation sheet
(OS) agar mudah diartikan dalam melaksanakan pengerjaan produk sesuai
operation sheet tersebut yang dimana diberikan kepada foreman dan dilakukan
oleh operator. Kemudian ditugaskan untuk mengaudit ukuran dan kesesuaian
gambar operation sheet dengan drawing engine ADJ SPEC XH5LC setelah itu
dilakukan report kepada pengawas bila ada kesalahan maupun tidak ada
kesalahan. Selain itu kembali ditugaskan untuk memperbaiki operation sheet
untuk disamakan baik ukuran nama dan lainnya yang termasuk didalam bill of
material (BOM) sebagai master untuk dikerjakan dalam line produksi.
Selanjutnya melakukan penerapan 5S untuk pembukuan dengan membuat
labeling pada dokumen agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan serta
pengembalian dokumen-dokumen tersebut, Kemudian yang terakhir ditugaskan
untuk mendokumentasikan proses produksi engine XH5LC dari proses awal
hingga menuju proses akhir. Penugasan-penugasan tersebut dilakukan di plant
transmission dan plant 2 dimana masing-masing dilakukan pengerjaan yang
berbeda-beda. PT Nissan Motor Indonesia menerapkan prinsip 5S yaitu seiri
(ringkas), seiton (rapih), seisou (resik), seiketsu (rawat), shitsuke (rajin). Juga
menerapkan two never ending yang berarti dua berkelanjutan yang dimaksud
berkelanjutan mempunyai dua buah arti yang pertama merupakan selaras
dengan pelanggan yang kedua artinya identifikasi masalah dan menerapkan
solusi. Kemudian terdapat lima perilaku dasar yang dimiliki PT Nissan Motor
Indonesia yaitu benchmarking yaitu penerapannya secara menyeluruh, education
and training yaitu pengembangan sumber daya manusia, stopping line yaitu

37
berhenti saat menemukan masalah, Time and Sequence yang artinya kepatuhan
terhadap waktu dan urutan produksi dan yang kelima yaitu QRQC (Quick
Response Quality Control). Pada plant transmisi proses produksi yang dilakukan
ialah pada pembuatan transmisi manual mobil datsun. Departemen didalamnya
meliputi departemen Powertrain, Supplier Relationghip Management, Planning
Production Control, Maintenance, Material handling dan Quality Assurance.
Bagian-bagian pada plant transmisi terdiri dari General Manajer, Senior
Supervisor, Supervisor, Staff, Foreman, Operator. Untuk Plant 2 produksi yang
dilakukan ialah proses pembuatan engine XH5LC dari area short line sampai
firing test baring (FTB), machining, trim/chasis, balancing & spooring, bodyshop,
painting hingga menjadi finish goods untuk produk datsun. Terbagi menjadi tiga
area kerja yaitu transmission, engine dan machining pada departemen pre-
engine powertrain serta selalu menerapkan Kaizen dengan prinsip continuous
Improvement (peningkatan perbaikan) untuk mengurangi kecacatan pada produk
yang dihasilkan yang akan di distribusikan menuju kepada konsumen.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan


Pada pelaksanaan kerja praktek diberikan tanggung jawab oleh pembimbing
lapangan untuk melakukan pengecekan dan perbaikan operation sheet (OS)
berdasarkan modul dari drawing engine dan bill of material (BOM) XH5LC.
Operation sheet yang dikerjakan yaitu terdiri dari XH5 main1(2)-(0), XH5 bare 2-3
dan bare 3-3 update, XH2 FTB pri-dress – (rev1), XH2 bare2, XH2 main1, XH2
pistonsub dan XH2 bare(sub). Kemudian diarahkan untuk melakukan perbaikan
dokumen yang digunakan oleh officer serta melakukan pendokumentasian pada
proses produksi engine XH5LC. Kemudian sebelum melakukan kerja praktek
diberikan wewenang oleh pembimbing lapangan untuk mengerjakan tugas
sesuai yang telah diberikan. Selama kerja praktek wajib untuk mengenakan
seragam dan safety shoes dan safety helm serta wajib untuk mematuhi aturan
yang ada selama berada di line produksi maupun di luar lintasan produksi.
Selama 29 hari kerja aktif tugas yang diberikan ialah memahami proses produksi
engine XH5LC pada Plant 2. Kemudian diberikan data serta melakukan
perbaikan OS dan berdiskusi dengan pembimbing lapangan untuk membahas
tugas yang diberikan. Kemudian melakukan perbaikan dokumen yang berkaitan
dengan engine XH5LC pada office plant 2 serta mendokumentasikan proses
produksi engine XH5LC di lintasan produksi plant 2. Penugasan tersebut

38
hendaknya dirasakan dan dapat mengambil ilmu sebagaimana mengetahui
suasana dan kondisi saat bekerja di area office maupun di line produksi tersebut
serta lingkungan perusahaan pada plant 2 PT Nissan Motor Indonesia.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


Metodologi saat melaksanakan kerja praktek dapat dilihat berdasarkan gambar
4.1. sebagaimana sesuai tugas yang diberikan oleh pembimbing lapangan.

Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksanaan Kerja Praktek Pada PT. Nissan
Motor Indonesia

a. Perbaikan Operation Sheet


Langkah pertama yang dikerjakan saat melaksanakan kerja praktek ialah
melakukan proses perbaikan operation sheet yang akan digunakan oleh operator
saat melakukan proses produksi pada lintasan produksi. Perbaikan yang
dilakukan ialah dengan mengubah bahasa yang semula dari Jepang kemudian
dijadikan Inggris oleh orang Jepang dan kemudian diubah kembali menjadi
bahasa Indonesia agar mudah dimengerti oleh operator saat melakukan
pengerjaan produksi tersebut. Namun penugasan tersebut mengandung resiko

39
yang besar yaitu jangan sampai terjadi kecelakaan kerja saat menerjemahkan
OS tersebut karena akan digunakan oleh operator apabila salah saat
menerjemahkan akan berakibat kecelakaan kerja sehingga harus dilakukan
dengan teliti perbaikan yang dilakukan pada operation sheet tersebut.
b. Drawing Engine dan BOM XH5LC
Pekerjaan yang kedua ialah melakukan audit atau mencocokkan ukuran torsi
pada master yaitu dwg engine untuk disesuaikan dengan operation sheet ukuran
torsi tersebut serta keterangan-keterangan yang berada didalamnya agar
disamakan dan operation sheet dapat digunakan sesuai keterangan pada
drawing engine ADJ SPEC XH5LC. Kemudian juga melakukan pengecekan dan
perbaikan apabila terjadi kesalahan keterangan baik model part, part name, part
number, quantity part dan urutan serta jumlah nomor pada masing-masing part
yang disesuaikan dari bill of material (BOM) menuju operation sheet (OS)
sehingga harus disamakan keterangan yang ada pada BOM dengan keterangan
pada operation sheet (OS).
c. Pengecekan dan Perbaikan OS
Selanjutnya melakukan pengecekan serta perbaikan sama seperti yang tertuang
pada point a & b dilakukan perbaikan bila terjadi kesalahan ukuran torsi dan
keterangan lainnya yang sudah tertera pada dwg engine dan BOM XH5LC untuk
disesuaikan dan diubah pada operation sheet sesuai gambar dan keterangan.
d. Perbaikan Dokumen POS
Penugasan selanjutnya yaitu melakukan perbaikan pada dokumen yang
dijadikan procedure operation sheet (POS) yang dimana akan menjadi standar
operation sheet (SOS). Perbaikan yang dilakukan dengan memberikan labelling
serta penanda dari dokumen-dokumen tersebut agar dapat mudah dicari oleh
officer baik dalam pengambilan dan pengembalian dokumen-dokumen tersebut.

e. Pendokumentasian Produksi XH5LC


Tahap akhir pada pelaksanaan kerja praktek yaitu mendokumentasikan proses
produksi engine XH5LC yang dirakit dari proses awal hingga akhir dan siap
(ready) untuk disatukan dengan part lain serta body mobil untuk dijadikan produk
kendaraan mobil merk Datsun.

40
4.4. Hasil Pekerjaan
Sub bab ini menjelaskan mengenai pekerjaan yang dilakukan untuk produk
kendaraan Datsun dengan tiga tipe engine yaitu XH5LC, XH5E-K2D dan XH5E+
dimana masing-masing mempunyai modelnya tersendiri baik dari XH5LC dengan
model K2 bertransmisi MT 251, 252, 258 (manual) serie 980A. XH5E-K2D
dengan model K2D bertransmisi MT 255 (manual) serie 071A dan XH5E+ model
K2D bertransmisi CVT 256 (automatic) serie 071A. Serta untuk tipe XH5E-K2D
terdapat model K2MC bertransmisi MT 255 (manual) serie 114A. Selama
melaksanakan kerja praktek dikerjakan secara terperinci dan dikembalikan
sebagai report kepada pembimbing yang sudah memberikan penugasan
tersebut.

4.4.1. Pengecekan dan Perbaikan OS


Operation Sheet (OS) merupakan prosedur yang dibuat untuk melakukan proses
atau tahap produksi sesuai dengan isi dari OS tersebut karena mengacu pada
keterangan perakitan part-part tersebut untuk menjadi suatu produk yaitu engine
XH5LC. Operation sheet juga dapat disebut sebagai procedure operation
standard (POS) dan diaplikasikan menjadi standard operation sheet (SOS).
Produk yang dihasilkan serta mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja
merupakan salah satu tujuan perlunya dibuat POS. Procedure Operational
Standard memiliki keterangan gambar dan isi yang dimana menjadi penugasan
untuk memperbaiki POS tersebut agar mudah dipahami oleh operator saat
melakukan proses produksi. Perbaikan yang dilakukan berdasarkan pada POS
yang terdiri dari XH5 main1(2)-(0), XH5 bare 2-3 dan bare 3-3 update, XH2 FTB
pri – dress (rev1), XH2 bare2, XH2 main1, XH2 pistonsub dan XH2 bare(sub).
Rincian total part yang dikerjakan dengan masing-masing tipe engine yaitu :

a. XH5 main1(2)-(0) total 9 part


b. XH5 bare 2-3 total 11 part
c. XH5 bare 3-3 update total 25 part
d. XH2 FTB pri-dress (rev1) total 7 part
e. XH2 bare2 total 41 part
f. XH2 main1 total 23 part
g. XH2 pistonsub total 12 part
h. XH2 bare(sub) total 6 part

41
Sehingga jumlah total part yang dikerjakan keseluruhan sebanyak 134 part
dengan pembagian 45 part XH5 engine dan 89 part XH2 engine.
Dalam melakukan perbaikan POS dilakukan beberapa tahap sebagai berikut:
a. Tahap 1: Menerjemahkan POS dari bahasa Inggris menjadi Bahasa
Indonesia.
Pada gambar 4.2 adalah contoh operation sheet yang semula belum
diterjemahkan dan sesudah diterjemahkan. Masing-masing operation sheet
menunjukkan proses pada satu line produksi. Operation sheet yang diberikan
terdiri atas 8 line produksi yaitu Short line, Main line, Piston sub-assembly line,
Bare line, Bare sub assembly line, Pri-dress line, Test line, dan Un-dress line.
Tanggung jawab yang diberikan yaitu dengan mengerjakan operation sheet pada
Short line, Main line, Bare line, FTB dan Undress line.

42
43
Gambar 4.2. Contoh Operation Sheet untuk proses Boost Sensor
Installation dalam Bahasa Inggris

Setelah memperoleh data operation sheet, tahap pertama yang harus dilakukan
adalah menerjemahkan isi sheet ke dalam bahasa Indonesia. Isi yang dimaksud
adalah bagian kolom Control item, Criteria, One's check post, Check frequency,
Check method, Record method, Work Contain, dan Note. Untuk control item
berisi mengenai karakteristik kualitas yang dikontrol oleh perusahaan seperti
pengukuran torsi, kesalahan pemasangan part, dan sebagainya. Sedangkan
criteria berisi mengenai standard penerimaan yang ditentukan perusahaan,
seperti pengencangan baut dalam satuan Newton, dan sebagainya. Untuk one
check post menunjukkan tempat dilakukan pengecekan tersebut, kemudian
check frequency menunjukkan jumlah pengecekan baik itu semua unit atau
dibatasi per shift dengan jumlah tertentu. Selanjutnya untuk check method
merupakan metode yang dilakukan dalam pengecekan baik itu menggunakan
tools atau secara langsung, kemudian record method menunjukkan hasil
pengecekan tersebut akan disimpan atau tidak. Untuk work contain dan note
berisi informasi tambahan bagi operator pada saat melakukan proses perakitan.
Hasil terjemahan dapat dilihat pada gambar 4.3.

44
45
Gambar 4.3. Contoh Operation Sheet untuk proses Boost Sensor
Installation yang sudah Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia

b. Tahap 2: Menyesuaikan OS dengan Dwg Engine XH5LC


Dalam tahap yang kedua diketahui bahwa terjadi kesalahan atau ketidaksesuain
ukuran serta keterangan OS dengan dwg engine XH5LC yang dapat dilihat pada
gambar 4.4. dibawah ini:

Gambar 4.4. Bare 2-3 Sheet NMI-300 tidak sesuai dengan gambar
100924LA0A-53_1 no 13

Kemudian operation sheet untuk proses Timing chain guide setting terjadi
kesalahan dengan tidak adanya ukuran torsi pada BOLT-HEX (X2). Untuk
pengecangan torsi dengan tidak adanya keterangan yang dimana disesuaikan
dengan drawing engine ADJ SPEC XH5LC. Apabila prosedur pemasangan ini
tidak ada keterangan pengencangan torsi maka akan mengakibatkan part
terpasang dengan ukuran torsi yang tidak sesuai yang mengakibatkan chaos
pada part tersebut.

46
Gambar 4.5. Drawing Engine ADJ SPEC XH5LC 100924LA0A-53_1 no 13

Pada gambar 4.6. dapat diketahui jika pada operation sheet untuk proses Oil
Temperature Sensor Install tidak terdapat keterangan mengenai torsi tightening
pada SENSER ASSY-OIL TEMP pada drawing engine dan ketidaksesuaian
jumlah pengecangan BOLT-HEX antara OS dengan drawing engine. Apabila
pada prosedur tidak tercantum keterangan pengencangan akan mengakibatkan
tidak terpasangnya part serta kurang atau lebihnya jumlah pengencangan yang
mengakibatkan baut menjadi rusak ataupun patah.

47
Gambar 4.6. Bare 3-3 update Sheet NMI-810 tidak sesuai dengan gambar
100924LA0A-54_1 no 2

Pada gambar 4.7. dapat diketahui jika pada operation sheet untuk proses Oil
temperature sensor install terdapat kesalahan dalam pemberian keterangan
mengenai jumlah pengencangan. Berdasarkan perbandingan antara drawing
engine dengan operation sheet, diketahui jumlah pengencangan yang terdapat
pada operation sheet memiliki perbedaan selisih 1X dari standard yang
ditentukan. Pengencangan yang tidak sesuai prosedur dapat membuat baut yang
terpasang menjadi longgar jika jumlah pengencangan melebihi batas yang
ditentukan maka baut akan patah.

48
Gambar 4.7. Drawing Engine ADJ SPEC XH5LC 100924LA0A-54_1 no 2

c. Tahap 3 : Menyesuaikan POS dengan Bill of Material (BOM)


Setelah pengecekan drawing engine selanjutnya adalah pengecekan dengan
menggunakan BOM sebagai acuannya. Dalam tahap ini terdapat banyak
kesalahan, salah satu contohnya seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.8. Contoh Operation Sheet untuk proses EGI Harness


Attachment Connector PCV yang tidak sesuai dengan BOM

Pada operation sheet terdapat kolom Model, Name, Part Number, dan Quantity
yang diisi dengan memperhatikan Bill of Material (BOM). Pada gambar 4.8
terlihat jika terdapat kolom yang belum terisi ataupun isi yang tidak sesuai
dengan BOM. Pada tahap ini, pertama kita harus mempelajari BOM yang
diberikan terlebih dahulu. Untuk data BOM dapat dilihat pada gambar 4.9 dengan
4 bagian yang perlu diperhatikan. Pada bagian nomor 1, merupakan jenis model

49
yang diproduksi yaitu XH5LC, XH5E-K2D dan XH5E+. Bagian nomor 2,
menunjukkan quantity yang diperlukan untuk setiap model tersebut. Bagain
nomor 3 menunjukkan nama part dan bagian nomor 4 menunjukkan nomor part.

Gambar 4.9. Data BOM yang digunakan

Setelah melakukan pengecekan dan perbaikan operation sheet berdasarkan


BOM maka akan diperoleh revisi operation sheet seperti yang ditunjukkan pada
gambar 4.9.

Gambar 4.10. Contoh Operation Sheet untuk EGI Harness Attachment


Connector PCV yang sudah sesuai dengan BOM

4.4.2. Memperbaiki Dokumen POS


Penugasan selanjutnya yaitu melakukan perbaikan labelling untuk dokumen-
dokumen yang akan digunakan sebagai standard operation sheet (SOS) dengan
membuat baru dan melabelkan nama dokumen sesuai dengan judul dokumen

50
tersebut serta penanda agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan
pengambilan dan pengembalian dokumen-dokumen tersebut. Sehingga
membantu officer saat membutuhkan dokumen yang ingin digunakan serta
dikembalikan pada tempat yang sesuai.

4.4.3. Mendokumentasikan Produksi XH5LC


Tahap terakhir pada pelaksanaan kerja praktek adalah mendokumentasikan
proses produksi engine XH5LC yang dimana dimulai dari area short line dimana
terdapat perakitan cylinder block sampai perakitan engine reversal 3 (bottom face
up). Kemudian masuk area piston sub assy line merakit connecting rod wipe
sampai perakitan piston assembly condition check. Masuk tahap selanjutnya
yaitu bare sub assy line merakit injector clip assy, injector assy dan fuel tube sub
assy leak test. Kemudian area bare line yaitu merakit connecting rod cap bolt
final tightening sampai perakitan slinger (front side) attachment. Masuk area main
line dimana terjadi proses perakitan dari water pump pulley attachment sampai
engine assy transfer. Tahapan selanjutnya ialah area pri dress line yaitu water
inlet adaptor attachment sampai perakitan engine transfer to FTB trolley.
Kemudian masuk area test line yaitu perakitan stater jig attachment sampai
perakitan engine transfer to co-pallet. Tahap atau area terakhir ialah un—dress
line dilakukan perakitan engine blow out jig attachment sampai perakitan engine
shipping.

51
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kerja praktek dilaksanakan di PT. Nissan Motor Indonesia Purwakarta yang
berlokasi di Manufacturing Plant & PDC daerah Kawasan Industri Kota Bukit
Indah Blok A-III Lot.1-14 Purwakarta Jawa Barat. PT. Nissan Motor Indonesia
merupakan pabrik yang berasal dari Jepang yang menjual produk kendaraan
dengan merk dagang Nissan, Renault, Infinite dan Datsun serta aliansi dengan
Mitshubishi. PT. Nissan Motor Indonesia hanya berkonsentrasi pada proses
perakitan part dari raw material hingga menjadi finish goods dari kendaraan mobil
Nissan dan Datsun pada bagian Manufacturing. Penugasan ditempatkan pada
departemen Pre-Engine Powertrain yang menjadi penghasil engine kendaraan
mobil Datsun. Kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek dalam jangka waktu
lebih dari satu bulan yaitu melakukan perbaikan operation sheet (OS) yang akan
digunakan sebagai procedure operation sheet (POS) menjadi standar operation
sheet (SOS). mengaudit OS disesuaikan dengan dwg engine ADJ SPEC XH5LC,
perbaikan dengan kesesuaian dari bill of material (BOM), membuat labeling pada
dokumen dan mendokumentasikan proses produksi engine XH5LC.

5.2. Saran
Kerja Praktek dilakukan aktif selama 29 hari kerja, sehingga terdapat beberapa
saran sebagai peningkatan kualitas maupun perbaikan yang dilakukan , yaitu :

a. Pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus harus mempertimbangkan


faktor ketahanan pada setiap operator sehingga setiap operator disaat
terdapat jeda istirahat dapat diberikan asupan yang bergizi dan ideal untuk
kembali melanjutkan pekerjaannya setelah jeda istirahat tersebut agar
selalu fit, sehat dan kuat dalam bekerja.
b. Kuantitas produk yang dihasilkan per hari disesuaikan dengan kondisi
operator untuk meminimasi human error yang terjadi di lintasan produksi
serta memberikan pengarahan dan motivasi yang tinggi bagi operator yang
melakukan perakitan engine tersebut.
c. Sebagai pekerja magang kiranya pekerjaan yang didapat sesuai dengan
ilmu yang dipelajari sebelumnya sehingga mampu melakukan proses
perbaikan serta lebih memperhatikan agar tidak banyak mengganggur saat
pelaksanaan kerja praktek yang sudah selesai dilaksanakan.

52
LAMPIRAN

53

Anda mungkin juga menyukai