Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA

Prima Beni Karisma


13 06 07236

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek di UPT. Balai Yasa
Yogyakarta beserta laporan kerja praktek ini.

Selama melaksanakan kerja praktek, penulis banyak belajar mengenai kasus


nyata dalam dunia kerja, sehingga penulis mendapatkan pengalaman bagaimana
nantinya jika terjun dalam dunia kerja. Kerjasama tim dan kekeluargaan sangat
dirasakan penulis ketika sedang di dalam perusahaan. Kerja praktek ini
diharapkan dapat membekali penulis dengan pengalaman-pengalaman bekerja
sebelum nantinya benar-benar masuk ke dunia kerja.

Terselesaikannya penyusunan laporan kerja praktek ini tidak luput dari


bantuan dan motivasi serta partisipasi dari semua pihak, untuk itu dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melindungi, menjaga, serta menyertai
penulis sehingga proses kerja praktek ini dapat berjalan dengan baik.
2. Kedua orang tua yang selalu mendampingi dan mendoakan penulis selama
melaksanakan kerja praktek.
3. Bapak Dr. A. Teguh Siswantoro selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
4. Bapak V. Ariyono, S.T., M.T. selaku ketua program studi sekaligus Koordinator
Kerja Praktek Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang telah
memberikan ijin melaksanakan kerja praktek ini.
5. Bapak T.B. Hanandoko,S.T.,M.T selaku dosen pembimbing kerja praktek atas
bimbingannya dan penyusunan laporan ini.
6. Bapak Erwin Manurung selaku asisten manager di UPT. Balai Yasa
Yogyakarta
7. Bapak Maryanto selaku pembimbing lapangan di UPT. Balai Yasa
Yogyakarta yang memberikan pengarahan.
8. Seluruh staff dan karyawan bagian Perencanaan di UPT. Balai Yasa
Yogyakarta yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah banyak
membantu selama pelaksanaan kerja praktek.
9. Saudara Rivan Feri yang dapat bekerjasama, saling membantu, dan
memotivasi selama melaksanakan kerja praktek
10. Teman-teman dan pihak-pihak yang telah membantu sehingga laporan ini
dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam laporan ini, sehingga
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna lebih baiknya
laporan ini masa mendatang.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan
dan dapat membantu dalam proses pembelajaran selanjutnya.

Yogyakarta, 2 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
1.3. Tempat dan Pelaksanaan Kerja Praktek 3

BAB 2 TINJAUAN UMUM


2.1. Sejarah Sigkat Perusahaan 4
2.2. Struktur Organisasi 6
2.3. Manajemen Perusahaan 11
BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
3.1. Bahan Baku 25
3.2. Proses Produksi 26
3.3. Perencanaan Produk 26
3.4. Sistem Produksi 26
3.5. Perencanaan Kebutuhan Material 27
3.6. Sistem Persediaan 28
3.7. Perencanaan Kapasitas Produksi 29
3.8. Sistem Penanganan Material 30
3.9. Pengendalian Kualitas 32
3.10. Manajemen Perawatan 32
BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
4.1. Lingkup Pekerjaan 34
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan 36
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 37
4.4. Hasil Pekerjaan 37
BAB 5 Kesimpulan

5.1 Kesimpulan 50
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UPT. Balai Yasa Yogyakarta ............................ 6


Gambar 2.2. Denah UPT. Balai Yasa Yogyakarta.............................................. 12
Gambar 2.3 Menara Air UPT. Balai Yasa Yogyakarta ........................................ 13
Gambar 2.4. Masjid UPT. Balai Yasa Yogyakarta .............................................. 14
Gambar 2.5. Area Parkir UPT. Balai Yasa Yogyakarta ...................................... 14
Gambar 2.6. Koperasi Balai Yasa Yogyakarta ................................................... 15
Gambar 2.7. Kamar Mandi UPT. Balai Yasa Yogyakarta ................................... 15
Gambar 2.8. Balai Pengobatan .......................................................................... 16
Gambar 2.9 Alat Finger Print ............................................................................. 17
Gambar 2.10 Pos Satpam ................................................................................. 17
Gambar 2.11 Ruang Tunggu ............................................................................. 18
Gambar 2.12 Forklift UPT Balai Yasa ................................................................ 19
Gambar 2.13 Crane UPT Balai Yasa ................................................................. 20
Gambar 3.1. Sistem make to order balai yasa. .................................................. 27
Gambar 3.2. Diagram Alir Order Masuk ............................................................. 30
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Bagian Perencanaan...................................... 35
Gambar 4.2. Contoh Kepala Gambar................................................................. 39
Gambar 4.3. Adaptor rotor (kiri) ......................................................................... 40
Gambar 4.4. Adaptor rotor (kanan) .................................................................... 40
Gambar 4.5. Rotor ............................................................................................. 41
Gambar 4.6. Gambar adaptor di powershape .................................................... 41
Gambar 4.7. Gambar adaptor yang sudah di pindah ke solid work .................... 42
Gambar 4.8. Hasil drafting ................................................................................. 43
Gambar 4.9. Gambar gerbong P24 .................................................................... 44
Gambar 4.10. Layout gerbong P24 .................................................................... 45
Gambar 4.11. gerbong P48 ............................................................................... 46
Gambar 4.12. layout gerbong P48 ..................................................................... 46
Gambar 4.13. Instalasi Pengolahan Air Limbah ................................................. 48
Gambar 4.14. Kolam Penampungan .................................................................. 49
Gambar 4.15. Kolam Pengendapan Limbah ...................................................... 49
Daftar Tabel

Tabel 2.1. Mesin Pendukung UPT Balai Yasa Yogyakarta................................. 19


Tabel 2.2. Umur Pekerja di UPT Balai Yasa Yogyakarta.................................... 20
Tabel 2.3. Pendidikan Pekerja di UPT Balai Yasa Yogyakarta ........................... 21
BAB 1
PENDAHULUAN

Pada bagian ini membahas mengenai latar belakang dan tujuan


dilaksanakanya kerja praktek serta penjelasan mengenai tempat dan waktu
dilaksanakannya kerja praktek.

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas


Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan seluruh mahasiswanya
untuk melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY.
Untuk melaksanakan kerja praktek ini mahasiswa memerlukan bekal ilmu
yang cukup. Syarat dalam melaksanakan kerja praktek ini adalah
mahasiswa telah lulus mata kuliah Sistem Produksi dan mengikuti
kunjungan industri yang diselenggarakan oleh PSTI UAJY. Selain itu
mahasiswa diwajibkan telah mengikuti kegiatan Kunjungan Industri untuk
mendukung pemahaman akan lingkungan yang akan dihadapi ketika
melaksanakan kerja praktek. Dalam melaksanakan kerja praktek ini,
mahasiswa UAJY dapat memilih sendiri perusahaan tempat kerja
prakteknya dan kemudian mengajukannya ke PSTI UAJY untuk
mendapatkan persetujuan dan surat pengantar dari Fakultas Teknologi
Industri UAJY kepada perusahaan tempat kerja praktek yang dituju. Syarat
bagi mahasiswa untuk dapat mengajukan surat pengantar kerja praktek
tersebut adalah telah menempuh minimal 81 sks, memperoleh nilai minimal
C untuk mata kuliah Sistem Produksi, telah mengikuti seminar (ujian) kerja
praktek minimal 3 kali (dalam waktu yang berbeda), telah mengikuti
sosialisasi kerja praktek dan kegiatan kunjungan industri yang
diselenggarakan oleh PSTI UAJY. Kerja Praktek paling cepat dilaksanakan
setelah Ujian Akhir Semester kelima sejak pertama kali mahasiswa
terdaftar.
PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi
mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan,
meningkatkan, mengembangkan, dan mensimulasikan etos kerja
profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri. Kerja praktek dapat
dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri.
Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahan masalah. Karenanya dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku sistem
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
f. Melaksanakan ujian kerja praktek

Secara khusus, dalam lingkup Teknik Industri haruslah selalu disadari


bahwa yang dikaji adalah kesatuan elemen sistem yang terdiri atas
Manusia, Mesin, Material, Metode, Uang, Energi, Lingkungan dan
Informasi. Artinya, dalam melaksanakan aktivitas yang menjadi tanggung
jawabnya, Sarjana Teknik Industri harus selalu memandang aktivitasnya
dalam kerangka sistem yang melingkupi aktivitas itu.

1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan
atasan dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi
dan menjalankan bisnis.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang
ada di perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
g. Menganalisis masalah ergonomi dan kualitas, kemudian memberikan
solusi yang logis.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek


Kegiatan Kerja Praktek ini akan dilaksanakan terhitung mulai tanggal 3 Juli
2017 sampai dengan 11 Agustus 2017 di UPT. BALAI YASA PT. KERETA
API INDONESIA, (Jl. Koesbini No. 1 Yogyakarta).
Selama pelaksanaan Kerja Praktek ini, Mahasiswa ditempatkan pada
bagian Perencanaan (RN) sub bagian Gambar Teknik. Pada bagian
Perencanaan dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian Perencanaan, bagian
Kelangsungan Kerja dan bagian Fasilitas Kerja. Pada bagian perencanaan,
dibagi menjadi dua sub bagian yaitu sub bagian Rencana dan sub bagian
Gambar Teknik. Pada Sub bagian Gambar Teknik dibagi menjadi tiga sub
bagian lagi, Sub bagian pertama adalah Desain dan Modifikasi, Sub bagian
kedua adalah Instruksi Gambar, Sub bagian ketiga adalah Pengelolaan
Perpustakaan. Alokasi waktu yang diberikan adalah 6 minggu untuk ke 2
sub bagian dengan tugas mengamati dan membantu proses kerja yang ada
pada departemen tersebut yang berkaitan dengan Gambar Teknik dan
Rencana Anggaran Biaya yang dikerjakan oleh karyawan menggunakan
software Excel, SolidWork, AutoCAD yang digunakan dikomputer pribadi
dan tempat kerja di UPT. Balai Yasa Yogyakarta.
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bagian ini dibahas mengenai sejarah, struktur organisasi


perusahaan dan manajemen yang terdapat pada UPT. Balai Yasa
Yogyakarta.

2.1. Sejarah Perusahaan


PT Kereta Api Indonesia (Persero) UPT Balai Yasa Yogyakarta merupakan
salah satu dari empat Balai Yasa yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia
(PT KAI) yang terdapat dipulau Jawa. Tiga diantaraanya adalah balai Yasa
Manggarai, Balai Yasa Tegal dan Balai Yasa Gubeng.
UPT Balai Yasa Yogyakarta terletak dibagian timur laut dari barat pusat kota
Yogyakarta, dengan alamat Jl. Kusbini No. 1, Yogyakarta. UPT Balai Yasa
Yogyakarta menempati kompleks tersendiri termasuk perumahan untuk
pimpinan dan karyawan.
Balai Yasa Yogyakarta memiliki sejarah yang panjang. Keberadaan telah
dimulai sejak jaman Kolonial Belanda. Waktu pendirian bengkel yang
sekarang ini bernama Balai Yasa Yogyakarta dimiulai pada tahun 1914.
Yang pada masa penjajahan belanda disebut Central Werk Pcaats (CWP)
didirikan oleh perusahaan Kereta Api swasta milik belanda yaitu NIS
(Nederland Indische Spoor Weg Maat Schaapy).
NIS saat itu mempunyai jaringan kerata api sebagai berikut :
 Yogyakarta – Magelang
 Yogyakarta – Solo – Semarang
 Yogyakarta – Surabaya
Tugas bengkel CWP pada saat itu adalah perbaikan dan pemeliharaan
lokomotif, gerbong penumpang, gerbong barang. Segala kegiatan bengkel
CWP pada saat itu diatur oleh kantor pusat NIS yang ada disemarang.
Pada tahun 1942 diambil oleh pemerintah Jepang dan perkeretaapian
menjadi perusahaan kereta api pemerintah Jepang saat itu. Tugas pokok
pada pemerintahan jepang tetap sama yaitu melaksanakan overhaul
lokomotif, gerbong, dan kereta.
Setelah Indonesia merdeka bengkel ini diambil alih oleh pemerintahan
Republik Indonesia dan nama bengkel dirubah menjadi Balai Karya. Tetapi
fungsinya masih sama yaitu perbaikan dan pemeliharaan lokomotif, kereta
penumpang, dan gerbong barang.
Pada tahun 1953 lokomotif diesel mulai diperkenalkan di Indonesia sebagai
penarik kereta api. Pada saat itu bengkel yang dipergunakan sebagai
pemeliharaan adalah Balai Yasa Manggarai. Seiring dengan meningkatnya
penggunaan lokomotif diesel di Indonesia mendorong pemerintah untuk
mencari lokasi baru bengkel lokomotif diesel yang lebih menguntungkan.
Pada tahun 1958 pemerintah menunjuk Balai Yasa Yogyakarta sebagai
tempat perbaikan lokomotif. Peresmian Balai Yasa Yogyakarta sebagai
bengkel khusus lokomotif diesel dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 1959.
Peresmian dilakukan oleh direktur Kereta Api pada saat itu, yaitu Ir. Effendi
Saleh.
Adapun nama dan status Balai Yasa Yogyakarta telah mengalami
perubahan, dimulai setelah jaman kemerdekaan dengan nama PNKA
(Perusahaan Negara Kereta Api), PJKA (Perusahaan Djawatan Kereta
Api), PERUMKA (Perusahaan Umum Kereta Api) dan terakhir PT Kereta
Api Indonesia (persero) UPT Balai Yasa Yogyakarta hingga sekarang. Saat
ini Balai Yasa Yogyakarta merupakan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) dari
PT Kereta Api Indonesia. Selain itu UPT Balai Yasa juga melakukan
perawatan, perbaikan lokomotif, KRD, dan pada tahun 2009 juga
menangani kereta pembangkit. Balai Yasa juga telah mendapatkan
sertifikat ISO 9001:2008.
Tugas Pokok UPT Balai yasa Yogyakarta :
a. Melaksanakan pemeriksaan berkala dari semua lokomotif diesel yang
beroperasi di Jawa sesuai dengan buku pedoman pemeliharaan
(Maintenance Instruction Book) dari lok-lok yang bersangkutan, meliputi
:
1. Semi pemeliharan akhir (SPA) setiap 2 tahun atau 325.000 km.
2. Pemeliharan Akhir (PA) setiap 4 tahun atau 650.000 km.
b. Melaksanakan pekerjaan perbaikan (PB) dari lok yang mengalami
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dilintas (dipo).
c. Melaksanakan pekerjaan rehabilitasi (RH) terhadap loko yang dari
akibat mengalami kecelakaan atau peristiwa luar biasa.
d. Melaksakan perbaikan atau pembuatan suku cadang lokomotif yang
digunakan untuk pekerjaan di dipo-dipo lokomotif.
e. Melaksanakan pekerjaan pemeliharaan setelah umur (Middle Over
haul) terhadap lokomotif-lokomotif yang telah beroperasi 20 tahun.
f. Melaksanakan perbaikan dan perawatan lokomotif pembangkit.

2.2. Stuktur Organisasi UPT. Balai Yasa Yogyakarta

Executive Vice
President (EVP)

Manager
Manager Unit Manager Unit Manager Unit Manager Unit Manager
Pengadaan
Logistik Produksi Perencanaan Quality Control Administrasi
Barang & Jasa

Ass. Manager /
Ass. Manager Ass. Manager Gol. Ass. Manager Gol. Ass. Manager Gol. Sekretaris Ass. Manager
Perencanaan Rangka Bawah Perencanaan Perangkat Tukar Pengadaan SDM & Umum
Logistik Lokomotif Barang & Jasa

Ass. Manager Ass. Manager Gol.


Pergudangan & Ass. Manager Gol. Ass. Manager Gol. Ass. Manager
Kelangsungan
Distribusi Motor Diesel Komponen Dokumen
Kerja

Ass. Manager Gol.


Ass. Manager Gol. Ass. Manager Gol. Ass. Manager
Traksi Listrik &
Fasilitas Kerja Final Test Keuangan & Pajak
Instrumen

Ass. Manager
Ass. Manager Gol.
Anggaran &
Auxiliary
Akuntansi

Ass. Manager Gol. Junior Supervisor


Logam Kas Besar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UPT. Balai Yasa Yogyakarta

UPT. Balai Yasa Yogyakarta dikepalai oleh seorang yang disebut EVP,
dalam menjalankan tugasnya seorang EVP sehari-hari dibantu beberapa
manager unit, yaitu:
1. Manager RN (Manager Unit Perencanaan)
Merupakan unit pelaksanaan perencanaan dan penyediaan sarana
tugas. Membawahi tiga golongan, yaitu :
a. Golongan Perencanaan (RN)
Gol. RN memiliki tanggung jawab merencanakan dan menjadwalkan
lokomotif yang akan masuk untuk menjalani perawatan berkala di
UPT Balai Yasa selama satu tahun berjalan dan dibagi tiap bulannya.
Baik lokomotif tersebut menjalani PA maupun SPA. Selain itu
merencanakan segala kebutuhan suku cadang dan material
pembantu yang digunakan dalam PA dan SPA. Golongan RN juga
melakukan perhitungan inventori dan biaya untuk suku cadang dan
material pembantu yang diperlukan untuk kelancaran proses
perawatan. Dengan tersedianya suku cadang dan material
pembantu ini, lokomotif yang masuk dan membutuhkan perawatan
berkala dapat segera ditangani dan keluar lebih cepat dari yang
diperkirakan UPT Balai Yasa Yogyakarta. Semakin cepat lokomotif
dikerjakan, biaya yang dikeluarkan juga dapat lebih kecil, sehingga
keuntungan yang diperoleh pun lebih tinggi.
b. Golongan Kelangsungan Kerja dan Evaluasi (KKE)
Golongan KK melakukan evaluasi kerja tiap tahunnya. Dan
menentukan hari per lokomotif, baik lokomotif tersebut akan
menjalani perawatan SPA maupun PA. dengan adanya evaluasi
kerja dapat diprediksi dan diketahui lokomotif yang akan menjalani
perawatan berkala. Dengan adanya evaluasi tersebut golongan RN
memperoleh informasi sehingga dapat melakukan tugas
perencanaan. Selain melakukan pemeriksaan lapangan sehingga
mendapat data akurat dari lokomotif yang akan masuk. Pemeriksaan
ini dilakukan karena adanya kereta api bayangan yang rutenya
perjalanannya tidak sesuai dengan rute yang telah diitentukan.
Selain itu terkadang lokomotif juga digunakan untuk menjalankan
kereta yang lokomotifnya mengalami kerusakan dan dalam proses
perbaikan di Dipo masing-masing. Golongan KK berwenang untuk
membuat perintah pengerjaan terhadap lokomotif yang masuk dan
pengecekan terhadap lokomotif yang telah selesai dikerjakan dan
siap keluar dan membuat perintah keluar terhadap lokomotif
tersebut.
c. Golongan Fasilitas (FK)
Golongan Fasilitas bertanggung jawab terhadap segala fasilitas kerja
yang digunakan. Golongan ini melayani, melakukan perawatan dan
pemeliharaan terhadap mesin-mesin produksi dan kelengkapannya,
serta alat bantu dan alat ukur yang digunakan sebagai pendukung
kerja. Golongan ini juga bertanggung jawab apabila terjadi masalah
pada mesin dan alat yang rusak.
2. Manager Produksi (Manager Unit Produksi)
Seorang UKP bertanggung jawab terhadap segala golongan dan
kegiatan yang berada dilantai produksi atau biasa disebut los kereta.
Terdapat enam golongan yang berada dibawahnya, yaitu :
a. Assistant Manager Golongan Rangka Atas lokomotif (RA)
Golongan ini mempunyai tugas pokok pembongkaran dan
pemasangan komponen lokomotif, KRD/KRDI/KRDE dan genset
serta Perbaikan sistem perkabelan/peralatan listrik dan test
lokomotif, KRD/KRDI/KRDE dan genset. Golongan Rangka Atas
lokomotif terdiri dari 2 (dua) ruas yaitu Ruas Bongkar pasang
komponen lokomotif, KRD/KRDI/KRDE dan genset serta Ruas
Sistem kelistrikan dan tes lokomotif, KRD/KRDI/KRDE dan genset.
Ruas bongkar pasang komponen lokomotif, KRD/KRDI/KRDE dan
genset dipimpin oleh seorang supervisor, yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan bongkar pasang komponen rangka atas
lokomotif Diesel Elektrik serta lokomotif Diesel Hidrolik,
KRD/KRDI/KRDE dan genset.
Sedangkan ruas sistem kelistrikan dan test lokomotif,
KRD/KRDI/KRDE dan genset juga dipimpin oleh satu supervisor
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembongkaran dan
pemasangan peralatan listrik dan sistem kontrol / pengamanan
lokomotif.
b. Assistant Manager Golongan Rangka Bawah Lokomotif (RB)
Golongan ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeliharaan
bogie lokomotif sesuai prosedur, sehingga bogie tersebut baik untuk
dioperasikan. Golongan Rangka Bawah lokomotif terdiri dari 3 (tiga)
ruas, yaitu :
 Ruas Bongkar Pasang Bogie
Ruas ini dipimpin oleh seorang supervisor dan mempunyai
tugas pokok melaksanakan pembongkaran dan pemasangan
bogie frame dengan segala kelengkapannya (seperti : roda,
motor traksi dan sebagainya ).
 Ruas Roda
Ruas ini dipimpin oleh seorang supervisor dan mempunyai
tugas pokok melaksanakan pembongkaran dan pemasangan,
pemeriksaan, perbaikan, reprofil roda dan perakitan roda
(wheel set) dan rebuild/rekondisi bearing.
 Ruas Perbaikan Bogie
Ruas ini dipimpin oleh seorang supervisor dan mempunyai
tugas pokok melaksanakan pemeriksaan, pemeliharaan, dan
perbaikan bogie frame lokomotif dengan segala
kelengkapanya.
c. Assistant Manager Golongan Motor Diesel (DI)
Golongan DI bertugas melakukan pembongkaran, perakitan, dan
pengecekan baik Diesel Hidrolik (DH) dan Diesel Elektrik (DE).
Golongan DI memiliki tiga sub-golongan. Setiap sub-golongannya
memiliki tugas yang berbeda-beda, yaitu :
1) KR Bongkar
KR Bongkar bertugas melakukan pembongkaran diesel pada
turbo dan governornya. KR bongkar dibagi lagi menjadi dua
bagian, yaitu:
- KR Bongkar 1
KR bongkar 1 melakukan pembongkaran diesel pada
governor dan turbo, setelah governor dan turbo dibongkar,
komponen dan sub-komponen dari diesel dan turbo dikirimkan
ke KR bongkar 2 untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
- KR Bongkar 2
KR bongkar melakukan middle test pada governor dan turbo.
Dengan cara tes keretakan magna flux (menggunakan serbuk
besi), test kebengkokan, dan test puntiran, serta mengirimkan
governor dan turbo yang telah selesai diperbaiki.
2) KR Test
Bertugas mengetes semua komponen-komponen dan juga part-
part yang akan dipasang kembali.
3) KR Rakit
Bertugas merakit kembali komponen-komponen dan part-part
yang telah lolos pengujian tes.
d. Assistant Manager Golongan Traksi Listrik dan instrument (TL dan
IN)
Golongan TL bertugas merawat traksi motor, generator (pembangkit
listrik), dynamo pengisian baterai dan seluruh control.
e. Assistant Manager Golongan Auxilliary (AI)
Golongan AI bertugas merawat kompresor, pneumatic, dan seluruh
transmisi kelistrikan dan sistem control atau pengaman pada
lokomotif serta pengetesan lokomotif.
f. Assistant Manager Golongan Logam (LG)
Tugas Golongan LG adalah membantu menunjang produksi
lokomotif DE dan DH. Mempunyai tugas pokok melaksankan
pekerjaan logam dingin (pekerjaan bubutan, bor, frais, dll) dan
pekerjaan logam panas (pengelasan, pengecoran metal, dll), dan
membuat / memperbaiki suku cadang sesuai dari golongan lain.
3. Manager QC ( Manager Unit Quality Control)
Seorang Manager QC bertanggung jawab dengan kualitas hasil produk
yang telah selesai dikerjakan. Kepala unit ini membawahi tiga golongan,
yaitu :
a) Golongan Perangkat Tukar (PT)
Golongan ini bertugas membuat rencana kapan suatu komponen
harus ada saat dIbutuhkan dan dapat tepat waktu sehingga dapat
memperlancar proses produkai dengan mereduksi waktu yang ada.
b) Golongan Komponen (KO)
Tugas dari golongan komponen adalah:
1) Menentukan apakah baran
2) g yang telah afkir dapat dipakai kembali.
3) Menentukan banyaknya komponen yang masih baik (masih
layak) dan banyaknya yang rusak.
4) Menentukan tingkat kelayakan suatu komponen.
c) Golongan Final Test (FT)
Golongan final test bertugas untuk mengetest lokomotif apakah
sudah layak jalan atau belum untuk beroperasi di lintasan setelah
menjalani perawatan. Jika sudah layak maka lokomotif dinyatakan
sudah layak kembali untuk beroperasi (keluar). Jika belum layak
maka akan dilakukan penyelidikan dibagian yang masih ada
kerusakan atau perlu perbaikan kembali, kemudian dikembalikan
kembali ke divisi dimana kerusakan tersebut ditemukan.
4. Manager Pengadaan Barang dan Jasa
Seorang manager PBJ bertanggung jawab dengan masuknya barang
yang telah dibeli sebelum masuk kedalam gudang logistik. Selain itu
bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pengadaan barang dan
jasa dalam lingkungan Balai Yasa Yogyakarta.

Diluar Manager-manager Unit, EVP juga membawahi dua kepala Sub


bagian, yaitu :
1. Administrasi umum dan personalia
Bertanggung jawab mengurusi semua masalah keuangan baik intern
maupun ekstern, serta mengurusi semua masalah kepegawaian.
2. Kepala Sub Bagian Logistik
Bertanggung jawab melakukan pembelian, pengangutan masuk dari
barang-barang yang dibeli, penyimpanan, pengeluaran barang-barang
dari gudang, dan pengangkutan keluar (pengiriman) dari barang-
barang yang dikeluarkan dari gudang. Dalam hal ini sparepart-
sparepart dan bahan material pendukung.

2.3. Manajemen Perusahaan


2.3.1. Visi dan Misi UPT balai yasa Yogyakarta
PT. Kereta Api (persero) adalah perusahaan Negara yang bergerak
dibidang jasa transportasi, yang mengedepankan kepuasan pelanggan.
Visi dan Misi perusahaan ini adalah :
1. Visi
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik, yang fokus pada
pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.
2. Misi
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya,
melalui praktek dan model organisasi yang terbaik, untuk memberikan
nilai tambah yang tinggi bagi stokeholder dan kelestarian lingkungan
berdasarkan 4 (empat)
 Keselamatan
 Ketepatan waktu
 Pelayan
 Kenyamanan

2.3.2. Fasilitas
Fasilitas-fasilitass yang dimiliki UPT balai yasa Yogyakarta, yaitu :
1. Bangunan induk
Bangunan induk berjumlah 6 unit gedung los tempat kerja, dimana
terdapat berbagai jenis peralatan.
Luas bangunan 43.700 m2 dengan luas tanah keseluruhan 128.800 m 2.
Gambar 2.2 Denah UPT Balai Yasa Yogyakarta
2. Sumber tenaga listrik
Tenaga listrik yang digunakan di UPT Balai Yasa Yogyakarta berasal
dari jaringan PLN berkekuatan 1100 KVA dengan cadangan genset
sebesar 500 KVA dan 225 KVA.
3. Gudang
Gedung yang digunakan untuk menyimpan barang-barang untuk
menunjang proses produksi seperti suku cadang lokomotif, dan bahan
penunjang lainnya.
4. Menara air
Berisi air untuk memenuhi kebutuhan air diseluruh Balai Yasa
Yogyakarta. Terdapat sumur yang besar yang dilengkapi dengan 2
buah pompa yang digerakan motor listrik untuk mengangkut air dari
sumur ke menara penampungan dengan volume 835 m 3.
Gambar 2.3 Menara Air UPT Balai Yasa Yogyakarta
5. Fasilitas Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi yang digunakan, diantaranya :
a. Telepon otomatis kereta api (TOKA) sebanyak 29 lines.
b. Saluran telepon Telkom sebanyak 2 lines.
c. HT untuk komunikasi antar bagian baik di bagian produksi maupun
administrasi.
6. Sistem jaringan komputer
Jaringan menggunakan WiFi dan LAN untuk seluruh manajemen
menggunakan SAP dengan menyesuaikan masing - masing bagian.
7. Masjid
Tempat ibadah pegawai muslim yang berada dalam kawasan UPT.
Balai Yasa Yogyakarta.
Gambar 2.4 Masjid UPT Balai Yasa Yogyakarta
8. Parkir
Parkir untuk sepeda motor pegawai terdapat di dalam dan di luar dan
terletak di bagian depan Balai Yasa, untuk mobil berada di utara Balai
Yasa.

Gambar 2.5 Area Parkir UPT Balai Yasa Yogyakarta


9. Koperasi
Koperasi yang diupayakan oleh perkumpulan pegawai yang
menyediakan berbagai kebutuhan seperti, minuman, makanan dan
kebutuhan lainnya.

Gambar 2.6 Koperasi Balai Yasa Yogyakarta


10. Kamar Mandi (WC)
Pada setiap bagian memiliki beberapa kamar mandi, dan jumlah
terbanyak terdapat pada bagian produksi dengan letak yang terpisah.

Gambar 2.7 Kamar Mandi UPT Balai Yasa Yogyakarta


11. Perpustakaan
Perpustakaan di balai yasa merupakan tempat penyimpanan buku-
buku penting/ bersejarah serta berbagai macam buku tentang lokomotif
maupun kereta didalamnya. Fasilitas ini dIbuat dengan tujuan agar
meningkatkan minat baca karyawan di saat lengang ataupun pusat
informasi seperti Manual Instruction suatu lokomotif.

12. Balai Pengobatan & Kotak P3K


Di Balai Yasa Yogyakarta juga terdapat penanganan pertama pada
kecelakaan yaitu balai pengobatan serta kotak P3K. Bagian ini akan
memberikan rekomendasi obat yang sesuai dengan kebutuhan
karyawan di Balai Yasa Yogyakarta. Kotak P3K tersedia di setiap
golongan sehingga jika mengalami kecelakaan ringan dapat
disembuhkan dengan obat yang berada di P3K. Jika kebutuhan obat
kurang atau tidak ada maka akan dilanjutkan ke balai pengobatan.
Rujukan terakhir adalah kerumah sakit jika balai pengobatan tidak
dapat menangani kecelakaan yang dialami pekerja.

Gambar 2.8 Balai Pengobatan


13. Absensi
Sistem absensi di balai yasa sendiri sudah menggunakan Finger Print
serta telah terkomputerisasi, untuk pekerja baru dan mahasiswa atau
siswa magang dan PKL menggunakan absesni manual yang
disediakan pada ruang tunggu.

Gambar 2.9 Alat Finger Print


14. Pos Keamanan
Sistem keamanan dalam lingkungan Balai Yasa Yogyakarta
menggunakan tenaga satpam yang selalu siaga 24 jam. Mereka
bertugas menjaga pintu depan, memantau lingkungan Balai Yasa
dengan CCTV dan berkeliling pada jam tertentu untuk memantau
linkungan Balai Yasa secara langsung. Seluruh tamu yang datang
harus melewati pos keamanan untuk dapat memasuki kawasan Balai
Yasa.
Gambar 2.10 Pos Satpam
15. Ruang Tunggu
Ruangan ini digunakan jika ada kunjungan dari non-pegawai yang
memiliki keperluan dengan Balai Yasa. Sebelum menerima konfirmasi
dari bagian terkait, pengunjung dapat menunggu di ruang tunggu yang
disediakan oleh Balai Yasa Yogyakarta.

Gambar 2.11 Ruang Tunggu


16. Pengolahan Limbah
Dalam melakukan produksi dan kegiatan lain di Balai Yasa
menghasilkan limbah berupa ari kotor yang tercampur oleh bahan –
bahan lain seperti minyak, sabun, dan bahan kimia lainnya. Oleh karena
itu Balai Yasa memiliki unit pengolahan air sendiri yang beroperasi
setiap kapasitas limbah telah penuh di penampungan, dalam
pengolahannya limbah diproses untuk memisahkan minyak, dan sabun
dengan proses pengendapan, pengadukan, dan penyaringan. Untuk
limbah lain seperti limbah B3 dan scrap hasil pemotongan logam akan
ditangani oleh pihak ketiga yang berkerjasama dengan Balai Yasa.
17. Alat Keselamatan Kerja
Balai yasa memiliki aturan keselamatan yang mengharuskan seluruh
pegawai memaikai alat pelindung diri seperti safety shoes, wearpack,
dan helm kerja, hal ini untuk menghindari kecelakan kerja. Selain itu
pada masing – masing bagian terdapat unit pemadam api dengan
ukuran yang berbeda dan jenis yang berbeda untuk menanggulangi
bahya kebakaran.
18. Mesin-mesin pendukung
Dalam proses produksi yang dilakukan di Balai Yasa membutuhkan
mesin untuk melakukan aktivitas produksi berikut mesin yang
digunakan dalam melakukan produksi.
Tabel 2.1 Mesin Pendukung UPT Balai Yasa Yogyakarta
NO Kelompok Mesin Jumlah Mesin Utilitas
1 Produksi 592 69,10 %
2 Bubut Roda 8 53,82 %
3 Traksi Motor 83 71,25 %
4 Material Handling Crane : 10 unit 75%
Forklift : 3 unit 60%
Gambar 2.12 Forklift UPT Balai Yasa

Gambar 2.13 Crane UPT Balai Yasa

Selain mesin pada bagian produksi terdapat alat untuk melakukan material
handling, alat tersebut dIbutuhkan mengingat ukuran bahan baku dan
sparepart yang ada cukup besar dan berat.
2.3.3. Sumber Daya Manusia
Tabel 2.2 Umur Pekerja di UPT Balai Yasa Yogyakarta
NO UMUR JUMLAH

1 18-24 59

2 25-30 135

3 31-36 25
4 37-42 59

5 43-48 100

6 49-54 62

7 55-56 16

Jumlah 456

Jumlah pegawai di Balai Yasa Yogyakarta mengalami kenaikan dari periode


sebelumnya yaitu sebanyak 409. Hal ini diakibatkan oleh masa kerja yang
sudah habis akan tetapi pegawai baru yang masuk belum ada. Pegawai
baru akan masuk setelah proses recruitment dari pusat di Bandung.

Tabel 2.3 Pendidikan Pekerja di UPT Balai Yasa Yogyakarta


NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 S2 1
2 S1 20
3 D3 11
4 SLTA 410
5 SLTP 9
6 SD 5
Total 456

Rata-rata riwayat akhir pendidikan pegawai di UPT Balai Yasa adalah


lulusan SMK/STM. Karena lulusan tersebut lebih kompeten dalam
melakukan perbaikan mesin dan komponen lain yang pada masa
sekolahnya sudah dikenalkan dan diajarkan untu proses service dan
maintenance yang berhubungan dengan mesin.
2.3.4. Kerjasama dan Penghargaan
Kerjasama :
Tahun 1986 : Kerjasama dengan JICA, modifikasi KRD dari SINKO ke
CUMMIN.
Tahun 1995 : Kerjasama dengan SUMITOMO – PT INKA, Rehabilitasi 64
KRD.
Tahun 1995 – 2001 : Kerjasama dengan PT. GE Lokindo, membuat
lokomotif CC 203 sebanyak 30 unit.
Tahun 2003 : Kerjasama dengan PT. GE Lokindo, memodofikasi CC 201
ke CC 204 sebanyak 7 lomotif perubahan teknologi DC/DC ke AC/DC.
Tahun 2006 - sekarang : Kerjasama Pelatihan Teknisi Angkatan Laut untuk
Perawatan Motor Diesel.
Tahun 2012 - sekarang : Kerjasama dengan PT. GE Indonesia, Assembly
Lok CC 206.

2.3.5. Budaya Perusahaan


Di UPT. Balai Yasa Yogyakarta memiliki pedoman dalam melakukan
interaksi antar karyawan untuk mencapai sasaran perusahaan. Pedoman
tersebut dikenal dengan nama RELA. Kata RELA berasal dari arti ikhlas.
Keikhlasan tersebut mencakup ikhlas bekerja, ihklas berjuang, ikhlas
berkorban, dan ikhlas belajar. Itu semua dilaksanakan demi kemajuan
perusahaan. Disamping itu kepanjangan dari RELA adalah ramah, efisien
dan efektif, lancar, serta aman.

2.3.6. Sistem Tenaga Kerja dan Kesejahteraan


a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja diperusahaan ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1) Tenaga kerja langsung, yaitu tenaga kerja yang langsung ikut dalam
proses produksi perusahaan.
2) Tenaga kerja tidak langsung, yaitu tenaga kerja yang tidak terliobat
dalam kegiatan produksi perusahaan ini.
UPT. Balai Yasa saat ini memiliki 456 karyawan, terdiri dari tenaga kerja
unit rencana, unit produksi, unit quality control, umum dan pelaksana
kantor.
Perekrutan tenaga kerja dilakukan dengan menghitung jam orang yang
dIbutuhkan oleh perusahaan. Apabila terjadi kekurangan maka akan
dilaporkan kepada kantor pusat di Bandung. Setelah itu perekrutan akan
dilakukan secara online dengan kriteria sebagai berikut:
1) Pendidikan Dasar
Pendidikan karyawan yang akan direkrut disesuaikan dengan bagian
tempat calon karyawan yang akan bekerja.
2) Tes Wawancara
Tes wawancara lebih ditujukan untuk melihat kepribadian dan
kondisi psikologis calon karyawan.
3) Tes Praktek
Tes praktek dilakukan untuk mengetahui tingkat ketrampilan (skill)
calon karyawan.
b. Kesejahteraan
Kesejahteraan pekerja sangat diperhatikan oleh pihak perusahaan, agar
pekerja dapat berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Kebijakan
perusahaan dalam mensejahterakan karyawannya meliputi:
1) Gaji
Besarnya gaji karyawan bervariasi sesuai dengan tingkat jabatan
dan masa kerja serta kerja lembur yang dilakukan. Kenaikan gaji
dapat terjadi sesuai dengan ukuran yang sudah ditetapkan, antara
lain : prestasi kerja, ketrampilan, dedikasi, dan masa kerja pegawai.
Pemberian gajia dilakukan setiap satu bulan sekali pada akhir bulan.
2) Tunjangan Hari Raya (THR)
THR dapat diberikan oleh perusahaan sebagai hak dari karyawan
serta oleh pemilik perusahaan atas nama pribadi. Besar THR yang
diberikan oleh perusahaan adalah minimal satu kali gaji dan
diberikan tiap satu tahun sekali.
3) Tunjangan Pengobatan
Perusahaan memberikan tunjangan ini untuk karyawan yang
membutuhkan pengobatan termasuk biaya perawatan di rumah
sakit.
4) Tunjangan Kematian
Tunjangan ini diberikan kepada karyawan yang anggota keluarganya
meninggal dunia atau kepada ahli waris bila karyawannya yang
meninggal.
5) Pinjaman Koperasi
Pinjaman diberikan oleh perusahaan untuk membantu karyawan
yang membutuhkan, yang besarnya ditentukan oleh perusahaan.
6) Asuransi Tenaga kerja
Asuransi tenaga kerja digunakan sebagai ganti kerugian kepada
karyawan yang mendapatkan kecelakaan kerja melalui program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).
7) Tunjangan Hari Tua
Tunjangan ini berasal dari iuran karyawan dan iuran perusahaan
untuk menunjang kehidupan hari tua karyawannya setelah tidak
produktif lagi.
8) Emolemen
Merupakan penghasilan tambahan bagi karyawan Balai Yasa
Yogyakarta yang diberikan setiap sebulan sekali. Perhitungan
emolen berdasarkan prestasi kerja tiap karyawan yang dikalikan
dengan total produksi lokomotif tiap bulannya.
Selain yang tersebut diatas, guna melengkapi fasilitas kesejahteraan
karyawan, Balai Yasa Yogyakarta juga memprogramkan kebijakan
lain yaitu ijin dan cuti yang peraturannya ditetapkan oleh
perusahaan.

2.3.7. Sistem Informasi dan Dokumentasi


Sistem informasi dan dokumentasi merupakan masalah penting dalam
setiap perusahaan. Aliran informasi yang baik akan mempengaruhi waktu
pengerjaan suatu produk, dan dokumentasi yang baik akan memudahkan
perusahaan untuk mencari data-data masa lalu yang sewaktu-waktu
dIbutuhkan.
Hal-hal yang didokumentasikan biasanya adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan, pemasukkan, dan yang terpenting adalah data-data order dan
desain-desain order. Pendokumentasian desain order sangat penting
dilakukan karena seringkali ada order yang sama dipesan beberapa kali
dalam kurun waktu yang berbeda-beda. Akan lebih menguntungkan jika
menggunakan desain simpanan daripada membuat desain yang baru.
Sistem informasi di Balai Yasa Yogyakarta sudah menggunakan LAN (Local
Area Network). Dan juga ada fasilitas Wi-Fi Hotspot yang jangkauannya
hanya sekitar perusahaan.
Software yang dipergunakan dIbuat oleh intern dari PT. Kereta Api
Indonesia yang dIbuat inter-link diseluruh Pulau Jawa. Balai Yasa
Yogyakarta telah menggunakan SAP yaitu software yang mengintegrasikan
seluruh sistem baik Logistik, SDM, dan Keuangan. Sistem ini bekerja
secara online sehingga seluruh Balai Yasa, dan Kantor Pusat KAI dapat
mengetahui seluruh status Balai Yasa di seluruh Indonesia.
Ada beberapa jenis sistem telekomunikasi yang digunakan,antara lain :
TOKA (telepon Otomatis Kereta Api) sebanyak 29 lines, PT. Telkom
sebanyak 2 lines, dan HT sebanyak 30 unit.
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai sistem perusahaan di UPT
Balai Yasa Yogyakarta.

3.1. Bahan Baku


Untuk masalah pengadaan bahan baku ini ditangani oleh golongan
perencanaan (RN). Bagian pembelian akan menyediakan bahan baku atau
membeli bahan baku sesuai dengan permintaan unit produksi. Setelah
material atau part sudah ditentukan oleh golongan perencanaan dan
disetujui oleh EVP dan kaSub bagian Administrasi keuangan, selanjutnya
diteruskan ke Tim pelelangan untuk dilakukan tender atau lelang.
Seterusnya Tim pelelang mengadakan kelayakan harga material atau part
dari berbagai suppliyer yang mendaftarkan diri sebagai calon pemenang
tender. Dengan banyak pertimbangan, maka tim pelelangan memenangkan
salah satu supplier untuk mengadakan material dan part yang telah
direncakan akan dibeli.
Pemesanan dilakukan oleh bagian perencanaan dengan terlebih dahulu
membuat surat order pembelian. Surat order pembelian berisi mengenai
nama supplier, jenis barang, jumlah dan harganya. Surat ini kemudian
menjadi bukti transaksi pembelian antara perusahaan dengan supplier yang
ditandatangani oleh diirektur, bagian pembelian dan supplier.

Pemesanan dilakukan dengan pemberitahuan kepada bagian administrasi


yang mengurusi dana pembelian dan bukti-bukti proses pemesanan
lainnya. Kedatangan material diterima oleh bagian gudang dengan
sebelumnya dilakukan pengecekan terhadap dimensi ukuran dan kondisi
material yang dipesan. Material yang sudah sesuai akan dimasukan
kedalam gudang. Apabila material tidak sesuai dengan spesifikasi atau
kondisinya yang tidak layak, maka akan dikembalikan kepada supplier
untuk dilakukan penggantian.
Dan juga dari beberapa spare part import yang pengiriman butuh waktu
lama dari pabrik pembuatnya. Begitu juga dengan material pendukung
lainnya, terutama material untuk mendukung pembuatan axle linning. Harga
material tersebut fluktuatif, atau berubah-ubah tergantung kondisi. Pihak
Balai yasa Yogyakarta akan membeli pada harga terendah, guna menekan
biaya. Order ini mempengaruhi waktu yang dIbutuhkan untuk perawatan
sebuah Lokomotif.

3.2. Proses Produksi


Proses produksi di UPT. Balai Yasa Yogyakarta berlangsung apabila ada
perawatan lokomotif baik yang bersifat SPA maupun PA, dan sudah
terjadwal. Setiap bulannya UPT. Balai Yasa Yogyakarta melakukan
sembilan perawatan lokomotif, setiap lokomotif dilakukan perawatan kurang
lebih 30 hari dari awal masuk sampai dinyatakan keluar.

3.3. Perencanaan Produk


Merupakan kegiatan penyususan ide-ide, struktur-struktur, aktifitas-
aktifitas, sedemikian rupa sehingga produk tersebut dapat memberikan nilai
tambah. UPT. Balai Yasa Yogyakarata merupakan industri manufaktur
yang sistem produksinya adalah make to order (MTO), dengan kata lain,
perusahaan baru melakukan kegiatan produksi jika lokomotif yang
melakukan perawatan dan pemeliharaan. Oleh karena itu, masalah
perancangan produk pada dasarnya bukan ditangani oleh perusahaan.
Perusahaan sudah menerima rancangan dari supplier lokomotif, dan hanya
membantu membuatkan desain. Produknya saja yang berupa gambar 2D.
Kecuali jika ada komponen yang harus didesain ulang.

3.4. Sistem Produksi


Secara umum sistem produksi dan proses produksi yang terjadi di Balai
Yasa dapat dengan jelas terlihat urutan urutan prosedur yang harus dilalui
untuk merawat dan memperbaiki lokomotif sampai selesai.
Sistem Produksi di UPT. Balai Yasa Yogyakarta termasuk Make to Order
dan termasuk Job shop, sehingga mesin mesin dengan fungsi yang
sama/hampir sama ditempatkan pada satu area (department). Sistem make
to order dapat digambarkan sebagai berikut :

Order dari Produksi Penyerahan


konsumen (Perbaikan prouduk
(lokomotif dari dan perawatan kekonsumen
Dipo) lokomotif) (penyerahan
lokomotif ke
Dipo)
Stok bahan baku
(komponen dan
part mesin yang
digunakan)

Gambar 3.1. Sistem make to order balai yasa

Dalam usaha memperlancar proses perawatan dan perbaikan lokomotif,


maka Balai Yasa Yogyakarta membuat aliran proses aliran perawatan dan
perbaikan. Sebagai tujuan dari aliran itu agar dapat :
a. Menentukan jenis perbaikan / perawatan lokomotif yang masuk balai
yasa (SPA / PA / PAS / PB)
b. Menentukan kerusakan komponen lokomotif.
c. Menentukan lama perbaikan dan perawatan.
d. Menentukan kebutuhan suku cadang dan material pendukung yang
diperlukan.
e. Menentukan penyediaan barang.
f. Mempermudah pengawasan, pengaturan dan pengorganisasian.

3.5. Perencanaan Kebutuhan Material


Order lokomotif yang masuk akan mempengaruhi perencanaan kebutuhan
material perusahaan. Pada dasarnya, jenis produk dari order lokomotif yang
masuk dapat diklasifikasikan menjadi ‘proyek’ atau ‘part’.
Jenis produk untuk proyek merupakan jenis yang melibatkan proses
perakitan dalam pembuatannya, sehingga perlu mengidentifikasi jumlah
tiap komponen yang akan dirakit dalam komponen lokomotif. Sedangkan
untuk part, jumlah material biasanya sama dengan jumlah part yang
digunakan dalam kebutuhan perawatan dan pemeliharaan lokomotif.
Apabila ukuran material yang tersedia dipasaran sudah ditentukan, maka
jumlah dan ukuran produk komponen-komponen kereta api atau bila
supplier menyediakan jasa pemotongan material, maka jumlah yang
dipesan bisa disamakan dengan jumlah kebutuhan komponen atau
produknya. Penentuan supplier tergantung pada kontrak yang ditawarkan
oleh pihak Balai Yasa tinggal memilih yang sesuai dengan kebutuhan.

Jenis material yang akan dipilih diketahui dari pemilihan bahan saat
melakukan perancangan (desain) gambar teknik produknya tergantung
jenis lokomotif. Informasi gambar teknik perancangan produk ini bisa dari
perusahaan atau dari mekanik mesin lokomotif, untuk saat ini Balai Yasa
masih mendatangkan lokomotif dari luar negeri. Kriteria-kriteria khusus
seperti bahan baku, ukuran, maupun toleransi disesuaikan dengan standar
gambar teknik dan buku petunjuk perawatan lokomotif.

Setelah menentukan spesifikasi teknis dan jumlah material yang


dIbutuhkan, maka langkah selanjunya adalah estimasi biaya material.
Estimasi biaya pembelian material disesuaikan dengan ukuran (volume)
material dan harga per satuan materialnya. Harga per satuan materialnnya.
Harga per satuan material adalah harga yang sudah ditentukan dari supplier
yang menyediakan material. Harga material ini dapat menjadi salah satu
kriteria pemilihan suupplier yang tepat selain juga dari letaknya.

Terakhir, efektifitas siklus waktu total atau delivery time, yaitu mulai dari
saat lokomotif masuk untuk dilakukan perawatan samapai lokomotif dikirim
ke dipo. Hal ini memerlukan pemeriksaan sistem total. Setiap bulannya
UPT. Balai Yasa melakukan Sembilan perawatan lokomotif, setiap
lokomotif dilakukan perawatan kurang lebih 33 hari dari awal masuk sampai
keluar.
3.6. Sistem Persediaan
Di UPT. Balai Yasa ini, masalah persediaan ditangani oleh bagian logistik
berkoordinasi dengan bagian pembelian. Selain menyimpan alat-alat atau
komponen mesin cadangan. Bahan baku yang disimpan digudang,
sewaktu-waktu dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Sementara
untuk suku cadang yang disimpan digudang, dapat digunakan untuk
mengganti suku cadang yang rusak sewaktu-waktu.
Penyimpanan suku cadang dirasa sangat penting, karena seringkali terjadi
kerusakan suku cadang disaat mesin sedang mengerjakan suatu
pekerjaan. Jika tidak ada persediian suku ccadang, akan terjadi
keterlambatan penyelesaian order.
Gudang di Balai Yasa dibagi menjadi 3 (tiga) gudang, yaitu :
a. Gudang Diesel
Gudang yang digunakan untuk menyimpan komponen, part, atau material
yang berhubungan dengan lokomotif, contoh : part engine, compressor, dll.
b. Gudang Umum
Gudang yang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan material
pendukung pengerjaan lokomotif. Contoh : besi, cat, dll.
c. Gudang Bahan Baku
Gudang yang digunkan untuk menyimpan bahan baku perawatan setiap
Lok baik PA atau SPA.
d. Gudang Suku cadang
Gudang yang digunakan untuk menyimpan segala suku cadang perbaikan.
e. Gudang BBM & Pelumas
Gudang ini memiliki lokasi yang terpisah dari bagian logistik. Di dalamnya
tersimpan bahan bakar dan pelumas untuk setiap lokomotif yang masuk.

3.7. Perencanaan Kapasitas Produksi


Tiap akhir tahun berjalan, semua kepala operasional yang menangani
sarana kereta api melakukan rapat untuk menentukan lokomotif yang akan
dirawat atau dipelihara oleh Balai Yasa untuk tahun berikutnya.
Hasil dari kesepakatan ini ditandatangani oleh kepala divisi sarana, KURP,
serta kepala seksi sarana dari semua daerah operasi di Pulau Jawa. Hal
inilah yang menjadi dasar acuan untuk menentukan biaya, kuantitas serta
jenis komponen dan part atau material yang akan dibeli. Dengan demikian
Balai Yasa biasa memperkirakan banyaknya lokomotif yang akan dirawat
tiap bulannya. Selanjutnya KUPT memerintahkan bagian perencanaan
(RN) untuk melakukan perencanaan produksi lokomotif. Bagian
Perencanaan berkoordinasi dengan Bagian kelangsungan kerja (KK)
melakukan penjadwalan produksi lokomotif.
KK mengeluarkan order pekerjaan lokomotif ke unit produksi yang dikenal
dengan NPK (Nota Perintah Kerja). NPK inilah yang dijadikan pedoman
untuk melaksanakan pekerjaan dan dasar permintaan bahan atau material
ke gudang (logistik). Setelah pekerjaan selesai dilaksanaakan oleh unit
produksi, maka semua unit produksi melaporkan ke GKK dengan
menyerahkan NPK. Selanjutnya GKK menutup NPK lokomotif tersebut.
Secara garis besar aliran NPK dapat digambarkan kedalam bentuk bagai
sebagai berikut :

RN

KK

Produksi

NPK Produk

Material

Gudang Material Pemesinan Peng Kualitas


(Logistik) (GKBK) (UKQ)

Gambar 3.2. Diagram Alir Order Masuk


3.8. Sistem Penangan Material
Sistem penanganan material merupakan permasalahan yang sangat
penting dalam kegiatan produksi suatu pperusahaan, karena berhubungan
langsung dengan produk ataupun material yang ada.
Di Balai Yasa Yogyakarta sistem penanganan material menggunakan
beberapa mesin, yaitu :
a. Forklift
Yaitu alat angkat berupa kendaraan beroda yang berfungsi untuk
mengangkat komponen atau material lainnya kemudian dipindahkan dari
satu tempat ke tempat lainnya. Ada beberapa macam forklift dengan
kapasitas berbeda yaitu, 5 ton, dan 3 ton.
b. Over Head Crane
Yaitu alat angkat yang menggunakan motor angkat sebagai media
angkatnya. Cara kerja alat ini adalah travelling sesuai dengan girder (rel
pembimbing). Alat ini dipasang diatas area kerja, dibalai yasa terdapat
beberapa over head crane yang berkapasitas 35 ton, 25 ton, 15 ton, dan 10
ton dengan sumber arus motor angkat yang bertenaga AC dan DC. Alat ini
digunakan untuk mengangkut komponen/ benda yang besar dan berat.
c. Jib Crane
Alat ini hampir sama dengan over head crane tetapi area kerjanya sangat
terbatas, yaitu hanya swelling maksimum 180. Di Balai Yasa terdapat
beberpa jib crane dengan kapasitas 1 ton, 2 ton, dan 3 ton.
d. Rotary Crane
Alat ini hamper sama dengan jib crane tetapi area kerjanya lebih luas, yaitu
bisa swelling 360. Dia Balai Yasa Yogyakarta terdapat rotary crane dengan
kapasitas 5 ton dn 6 ton.
e. Hand Pallet
Alat ini digunakan untuk mengangkat komponen, part atau material yang
akan diproses dari mesin satu ke mesin yang lain dilantai produksi.
f. Hand Truck
Alat ini mempunyai fungsi yang sama dengan hand pallet. Selain itu juga
digunakan untuk mengangkut sisa sisa potongan (scrap) hasil pemrosesan
yang sudah dimasukan kedalam bak tamping.
g. Pallet
Alat ini digunakan untuk menampung komponen, material lokomotif atau
produk jadi baik yang masih akan diproses atau yang sudah siap untuk
dipasang kembali pada bagian lokomotif.
h. Motor Angkut
Alat ini berfungsi sebagai pengangkut logistik ringan, seperti air minum, kain
majun antar departemen.

3.9. Pengendalian Kualitas


Kualitas produk hasil produksi merupakan hal yang sangat penting,
terutama untuk perusahaan Job Shop yang bergantung dari order lokomotif.
Perusahaan menyadari pentingnya memberikan produk yang berkualitas
untuk setiap lokomotif yang melakukan pemeliharaan dan perawatan,
sehingga perusahaan sebisa mungkin membuat lokomotif yang kualitasnya
benar-benar sesuai dengan keinginan karena berhubungan dengan
masyarakat dan nyawa.
Control kualitas yang dilakukan oleh perusahaan ini pada dasarnya terbagi
atas tiga bagian, yaitu :
a. Kontrol terhadap kualitas bahan baku, dilakukan untuk mendapatkan
bahan baku yang berkualitas karena bahan baku sangat
mempengaruhi kualitas hasil akhir.
b. Kontrol terhadap kualitas selama proses pengerjaan yang dilakukan
pada saat proses berlangsung agar sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan, yaitu berupa check sheet. Kontrol ini bukan hanya berupa
proses pengerjaan tetapi juga kualitas komponen atau part yang
digunakan.
c. Kontrol kualitas tahap akhir lokomotif, yang dilakukan untuk mengetahui
apakah produk dikerjakan sudah sesuai dengan standar yang telah
ditentukan oleh balai yasa dan department perhubungan.
3.10. Manajemen Perawatan
Perawatan terhadap fasilitas-fasilitas sangat penting dilakukan agar fasilitas
tersebut selalu siap saat dIbutuhkan dan awet. Yang dimaksud fasilitas
bukan hanya mesin-mesin yang terdapat dilantai produksi saja, tetapi juga
sarana transportasi, dan peralatan-peralatan kantor lainnya.

Sistem perawatan dilantai produksi tidak dilakukan secara terjadwal.


Perawatan terhadap mesin hanya dilakukan pada saat mesin tidak dapat
digunakan untuk berproduksi, misalnya sebelum mesin beroprasi atau
sesudah selesai digunakan.
Pemeriksanaan mesin biasanya dilakukan oleh operator sebelum dan
selama digunakan, diantaranya adalah dengan pemberian pelumas,
pemanasan terlebih dahulu agar mesin tetap awet, serta membersihkan
mesin dari scrap dan kotoran yang dihasilkan selama proses.
Untuk perawatan yang sifatnya khusus dilakukan pada waktu mesin
menganggur. Diantaranya adalah penggantian oli gear box setiap kurang
lebih satu bulan. Sedangkan untuk mesin CNC, penggantian oli mulai
dilakukan setiap minggu, terutama bila jam penggunaan mesin tersebut
cukup sering.
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai lingkup pekerjaan, tanggung jawab
dan wewenang, metodelogi penelitian serta hasil penelitian.

4.1. Lingkup Pekerjaan


Pada kesempatan melakukan kerja praktek di UPT. Balai Yasa Yogyakarta,
Mahasiswa ditempatkan pada bagian Perencanaan (Rencana) di UPT.
Balai Yasa Yogyakarta. Bagian perencanaan pada Balai Yasa Yogyakarta
memiliki peran yang meliputi penyusun kebutuhan dan pengadaan fasilitas
untuk kereta atau prasarana di Balai Yasa Yogyakarta. Bagian
perencanaan dibagi menjadi tiga bagian yaitu Perencanaan (RN),
Kelangsungan Kerja dan Evaluasi (KKE) Fasilitas Kerja. Untuk
mempermudah pengelolaan kebutuhan dan pengadaan barang, Manager
Perencanaan maka dibantu oleh asisstant manager yang dibawahi oleh
beberapa supervisor. Untuk assistant manager Perencanaan memiliki dua
supervisor yaitu supervisor bagian rencana dan gambar teknik. Pada
bagian supervisor juga dibawahi beberapa junior supervisor, supervisor
rencana dibawahi junior supervisor rencana lokomotif diesel elektrik dan
rencana lokomotif diesel, hidrolik, KRD/E/I dan genset. Kemudian
supervisor gambar teknik dibawahi tiga junior supervisor yaitu desain dan
modifikasi, instruksi gambar, dan pengelolaan perpustakaan. Masing-
masing junior supervisor memiliki pelaksana yang membantu pekerjaan
dari masing-masing junior supervisor. Berikut struktur organisasi pada
bagian Perencanaan di UPT. Balai Yasa Yogyakarta.
PERENCANAAN
ERWIN MANURUNG

RENCANA GAMBAR TEKNIK


AFRIZAL TEGAR O. MUSDIRIYADI

RENCANA
RENCANA
LOKOMOTIF DIESEL DESAIN DAN INSTRUKSI PENGELOLAAN
LOKOMOTIF DIESEL
HIDROLIK, KRD/E/I MODIFIKASI GAMBAR PERPUSTAKAAN
ELEKTRIK
DAN GENSET MARYANTO R.A.O BRAHMO B.A. SAAT NUR CAHYO
MUJI PANUT
PUSANTORO

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bagian Perencanaan

4.1.1. Bagian Rencana


Pada bagian rencana memiliki peran untuk melakukan pengadaan
barang,kebutuhan produksi ataupun sarana prasarana yang ada di UPT.
Balai Yasa Yogyakarta. Pada bagian ini dipimpin oleh Bapak Afrizal sebagai
supervisor, serta terdapat dua sub bagian yang dipimpin Bapak Muji
sebagai junior supervisor rencana lokomotif diesel elektrik serta rencana
lokomotif diesel, hidrolik, KRD/E/I dan genset dipimpin Bapak Pusantoro
sebagai Junior supervisor. Untuk mempermudah dalam pekerjaan dan
koordinasi kedua supervisor tersebut dibantu oleh tiga pelaksana yaitu
bapak Rahmad, bapak Sunu dan bapak Yuri.
4.1.2. Bagian Gambar Teknik
Pada bagian perencanaan memiliki bagian gambar teknik yang dipimpin
oleh seorang supervisor yang bernama bapak Musdiriyadi memiliki peran
dalam merencanakan pekerjaan dan anggaran untuk memenuhi
permintaan user dan serta melakukan pengerjaan sipil seperti renovasi
gedung ataupun membangun fasilitas yang ada di UPT. Balai Yasa
Yogyakarta dan memiliki perkerjaan untuk perbaikan dan merenovasi
kereta/KRD. Pada bagian gambar teknik memiliki tiga sub bagian. Sub
bagian pertama adalah desain dan modifiasi yang dipimpin oleh bapak
Maryanto sebagai junior supervisor, sub bagian kedua adalah instruksi
gambar yang dipimpin oleh bapak R.A.O Brahmo B.A sebagai junior
supervisor, dan sub bagian ketiga adalah pengelolaan perpustakaan
dipimpin oleh junior supervisor yang bernama bapak Saat Nur Cahyo.Untuk
mempermudah pekerjaan dan koordinasi dibantu oleh satu pelaksana yang
bernama bapak Hermawan.

4.1.3. Pengelolaan Perpustakaan/Arsip


Pengelolaan perpustakaan merupakan pekerjaan menjaga arsip/dokumen
penting. Pekerjaan lainnya adalah mencarikan arsip yang diminta oleh
assistant manager perencanaan. Selain itu pengelolaan perpustakaan
melayani pelajar/mahasiswa kerja praktek yang akan mencari referensi
dalam pembuatan laporan kerja praktek.
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan
Pada hari pertama Kerja praktek kegiatan yang diikuti adalah apel pagi
kemudian menemui bagian SDM untuk mengurus administrasi kerja praktek
dan diberi penjelasan mengenai tata tertib pada UPT Balai Yasa
Yogyakarta. Kemudian diantar ke bagian perencanaan Balai Yasa
Yogyakarta Untuk diserahkan kepada assistent manager perencanaan
yaitu bapak Erwin Manurung. Lalu mendapat pembimbing 1 yaitu Bapak
Maryanto sebagai Junior Supervisor Desain dan Modifikasi dan
pembimging 2 yaitu bapak R.A.O Brahmo B.A sebagai junior supervisor
instruksi gambar. Pada hari pertama hal yang dilakukan adalah perkenalan
di bagian perencanaan dan diberi penjelasan tentang alur tugas dan
wewenang yang harus dikerjakan pada bagian perencanaan, pekerjaan
dimulai pukul 08.00-17.00 dan bekerja selama 5 hari kerja yaitu pada hari
senin sampai jumat. Pada bagian perencanaan terdapat Peraturan Kerja di
Balai Yasa Yogyakarta yang mengatur seluruh operasional, tanggung
jawab dan wewenang dari bagian perencanaan. Didalam bagian
perencanaan penulis diberikan ijin untuk:
a. Menggambar produk kerja dan denah
b. Melihat dan mengamati RAB (Rencana Anggaran dan Biaya)
c. Menghitung langsung benda kerja yang akan digambar
d. Melihat proses kerja di bagian perencanaan
e. Melakukan cek fisik untuk pekerjaan P24 dan P48 dan menghitung
Tanggung jawab yang penulis miliki adalah:
a. Sopan dan disipilin dalam lingkup logistik dan Balai Yasa
b. Tidak menyebarkan informasi ke luar Balai Yasa
c. Menjaga nama baik Balai Yasa ketika sedang melakukan kerja praktek
Selain itu penulis juga diberi tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang
sewaktu-waktu diberikan oleh bagian perencanaan.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


Dalam melaksanakan pekerjaan maka penulis melakukan pengamatan
pada dua sub bagian Gambar teknik yaitu bagian modifikasi gambar dibantu
oleh bapak Maryanto yang menjabat sebagai Junior supervisor desain dan
modifikasi dan Bapak Hermawan yang menjabat sebagai pelaksana , dan
pada bagian instruksi gambar dibantu oleh bapak R.A.O Brahmo B.A yang
menjabat sebagai junior supervisor instruksi gambar. Terdapat 4 pekerjaan
utama pada bagian Rencana Gambar (RNG) yaitu jasa/sipil, gambar teknik,
RAB dan pengelolaan perpustakaan. Dalam mendapatkan data, penulis
menggunakan beberapa metode, yaitu :
a. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan proses tanya jawab secara langsung kepada
narasumber yang telah ditentukan.
b. Observasi
Metode ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung dilapangan,
yang diteruskan dengan pengambilan data kegiatan yang diamati.
c. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan referensi ataupun literatur
yang mendukung kejelasan data yang diamati. Referensi diambil dari
dokumen asli serta buku pedoman yang ada.

4.4. Hasil Pekerjaan


Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai hasil pekerjaan dari tugas
yang diberikan, dalam melaksanakan kegiatan kerja praktek ini
mahasiswa melakukan observasi.
4.4.1. Pembuatan Gambar Teknik
Pada pekerjaan gambar teknik merupakan pekerjaan yang dilakukan
sebagai pendukung pekerjaan RAB, dan pekerjaan jasa dengan output
gambar kerja. Pekerjaan gambar teknik dikerjakan berdasarkan permintaan
user sebagai konsumen utamanya. Gambar teknik yang dikerjakan
menyesuaikan dengan contoh produk yang telah diberikan oleh user ke
bagian gambar teknik atapun suatu alat yang digunakan untuk membantu
user dalam melakukan proses pekerjaan dengan cara melakukan proses
pengukuran langsung / ditempat kerja yang diinginkan user. Pekerjaan
pertama yang dilakukan adalah pengukuran pada contoh produk yang
diminta oleh user. Kemudian contoh produk tersebut difoto untuk dijadikan
pedoman atau dokumentasi. Setelah mendapatkan ukuran, kemudian
menggambar menggunakan software PowerShape seperti yang diajarkan
selama perkuliahan di Universitas Atma Jaya yang kemudian dicovert agar
dapat dibaca di software SolidWork ataupun menggunakan software
autocad yang dimiliki oleh UPT Balai Yasa Yogyakarta. Karena kebanyakan
produk yang akan dibuat memerlukan kepresisian maka memerlukan
pengukuran ulang, apabila dirasa ukuran pada gambar yang dibuat kurang
yakin dengan ketepatannya, maka pengukuran dilakukan kembali. Setelah
ukuran gambar yang sudah didapat, tugas selanjutnya adalah menentukan
material yang akan digunakan, bisa dengan melakukan pengukuran tingkat
kekerasan produk untuk mengetahui jenis material yang akan digunakan.
Selain menggambar produk, pekerjaan gambar teknik yang lain adalah
membuat denah dan layout dengan menggunakan AutoCad. Layout dibuat
berdasarkan pekerjaan yang akan dilakukan, seperti renovasi kantor,
parkir, kereta/KRD. Proses setelah mengambar dan menentukan material
adalah pengecekan yang dilakukan atau dimulai dari junior supervisor
sampai dengan manager.
Gambar 4.2 adalah contoh dari kepala gambar yang digunakan sebagai
lembar kerja dari hasil gambar yang sudah, terdapat nama serta tugas dari
pejabat yang berkaitan,ada logo dari PT. Kereta Api Indonesia, terdapat
judul gambar / nama produk /proyek pada tengah dll.
Gambar 4.2. Contoh Kepala gambar

Pada hari kedua kerja praktek, mulai mengerjakan tugas yang diberikan
oleh pembimbing dan penulis diperkenalkan pada area UPT. Balai Yasa
untuk diberikan tugas untuk menggambar adaptor rotor yang digunakan
pada bagian Traksi Motor. Ukuran adaptor rotor gambar 4.3. didapat dari
mengukur contoh produk dan rotor gambar 4.4 dengan menggunakan alat
ukur kaliper/jangka sorong, Adaptor rotor digunakan untuk pencekam rotor
agar dapat di kalibrasi pada mesin kalibrasi.
Gambar 4.3. Adaptor rotor (kiri gambar 4.5)

Gambar 4.4. adapto rotor (kanan gambar 4.5)


Gambar 4.5. Rotor

Setelah melakukan pengukuran maka dimulai dengan melakukan proses


menggambar, penulis menggambar dengan menggunakan PowerShape
gambar 4.6. Kemudian gambar yang sudah selesai diekstrak atau dipindah
ke solid work gambar 4.7. Pengukuran dimulai dari benda kerja agar
nantinya dapat menyesuaikan dengan rotor maka harus dapat
menyesesuaikan dengan benda yang dikerjakan, benda digunakan untuk
contoh dari gambar yang akan dibuat nantinya menjadi wujud 3D dan dapat
di drafting menjadi lembar kerja.

Gambar 4.6. Gambar adaptor di powerShape


Gambar 4.7. Gambar adaptor yang sudah dipindah ke solid work

Tahap selanjutnya adalah melakukan proses drafting dengan


menggunakan software solid work, tahap ini adalah tahap ahkir dari proses
menggambar karena proses drafting digunakan untuk gambar kerja vendor
atau pihak ke 3 ataupun agar dapat dikerjakan dengan kata lain
memberikan gambaran kepada vendor yang bersangkutan membuat
produk atau benda tersebut contoh gambar 4.8.
Gambar 4.8. Hasil drafting
Adaptor yang dibuat ada 2 yaitu untuk bagian kiri dan kanan yang memiliki
bentuk yang berbeda satu dengan lainnya selain itu tugas lain setelah
menyelesaikan gambar adalah memperhitungkan material yang akan
digunakan. Setelah pembuatan gambar pekerjaan selanjutnya yang
dilakukan adalah membuat rencana anggaran dan biaya. Selain
menggambar adaptor ada beberapa komponen yang harus digambar yang
menjadi tugas selama kerja praktek, selain itu juga melakukan pengukuran
terhadap gerbong kereta api yang akan direnovasi dengan kode P24 dan
P48.

Gambar 4.9. gambar gerbong P24


Gambar 4.10. layout gerbong P24
Dalam rangka meningkatkan fasilitas kereta api dan membuat kenyamanan
para penumpang maka UPT Balai Yasa Yogyakarta sebagai salah satu
bengkel kereta yang ada di Indonesia melakukan perbaikan dan renovasi
atas permintaan dari pihak pertama atau PT. Kereta Api Indonesia.
Sebagai salah satu transportasi terbesar yang ada di Indonesia kegiatan ini
dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan dari pengguna
kereta api. Perbaikan dan renovasi dimulai dari dalam hingga luar gerbong
kereta serta memperbarui peralatan atau fasilitas yang sudah mulai rusak
atau sudah rusak.
Gambar 4.11. gerbong P48

Gambar 4.12. layout gerbong P48


4.4.2. Pekerjaan Jasa/Sipil
Pada pekerjaan jasa/sipil merupakan pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan permintaan user atau manager perencanaan. Pekerjaan ini
berupa renovasi kereta dan fasilitas di lingkungan UPT Balai Yasa
Yogyakarta. Yang pertama pada pekerjaan ini setelah mendapat instruksi
dari assistant manager adalah menghitung luasan tempat yang akan
direnovasi lalu seletah melakukan perhitungan maka diberikan pada bagian
gambar untuk menggambar layout yang akan dibuat atau untuk
memberikan gambaran agar bisa dikerjakan oleh vendor nantinya dan juga
untuk mempermudah pembuatan RAB. Pada kali ini diberi kesempatan
untuk melakukan pengecekan terhadap saluran air limbah yang ada di UPT
Balai Yasa Yogyakarta, selain mengecek juga melakukan pengukuran
untuk membuat saluran baru. Selain limbah padat atau scrap yang
dihasilkan dari sisa logam yang dikerjakan di UPT. Balai Yasa Yogyakarta
terdapat juga limbah cair, maka penanganan dari limbah tersebut haruslah
benar jika tidak akan merusak lingkungan sekitar maka di UPT. Balai Yasa
Yogyakarta sudah tersedia IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), Namun
pada saat melakukan kerja praktek pihak UPT. Balai Yasa sedang
melakukan renovasi, perbaikan dan penambahan saluran limbah yang
dikerjakan oleh pihak ke-3. Selain menggambar juga melakukan
pengecekan terharap saluran limbah yang sedang dibuat oleh vendor atau
pihak ke 3 pembuatan meliputi saluran yang dihubungkan dari IPAL lalu
dialirkan ke penampungan yang akan difungsikan sebagai kolam
pengecekan ahkir limbah sebelum dibuang ke anak sungai. Pengecekan
limbah dilakukan rutin hampir setiap hari, terutama pengecekan pada
proyek saluran limbah yang baru dicek paling tidak 2 hari sekali agar sesuai
dengan rencana dan dapat berfungsi dengan baik.
Gambar 4.13. Instalasi Pengolahan Air Limbah

Pada UPT. Balai Yasa Yogyakarta sudah memiliki IPAL yang digunakan
untuk menyaring limbah cair yang dihasilkan pada saat produksi dapat
dilihat pada gambar 4.3. Pada saat melakukan kegiatan kerja praktek
mahasiswa diberi kesempatan untuk mengecek proyek saluran air limbah
yang sedang dikerjakan oleh vendor atau pihak 3 yang berkerja sama
dengan UPT. Balai Yasa Yogyakarta dapat dilihat pada gambar 4.4 yaitu
kolam penampungan limbah yang sudah diolah dan gambar 4.5. tampat
pengolahan atau pengendapan limbah cair setelah keluar dari Instalasi
pengolahan air limbah atau IPAL.
Gambar 4.14. kolam penampungan

Gambar 4.15. kolam pengendapan limbah


BAB 5
Kesimpulan

1. UPT. Balai Yasa Yogyakarta adalah anak perusahaan dari PT. Kereta
Api Indonesia yang merupakan salah satu bengkel untuk perbaikan dan
renovasi kereta api.
2. Bagian Perencanaan di UPT. Balai Yasa Yogyakarta adalah bagian yang
menyusun segala kebutuhan dan fasilitas yang ada di UPT. Balai Yasa
Yogyakarta.
3. Tahap akhir dari pembuatan program adalah disetujuinya rencana
anggaran biaya dengan kata lain RAB harus disetujui dan ditanda tangan
i oleh pejabat yang berkaitan.
4. Selain melakukan kegiatan menggambar pada bagian rencana Gambar
juga melakukan pengecekan terhadap saluran limbah.
5. Diperlukan ketelitian dalam proses pembuatan gambar karena
digunakan untuk keamanan atau safety banyak orang

Anda mungkin juga menyukai