Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

PADA PENGADAAN BARANG/JASA: STUDI KASUS DI PUSAT


PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN
MASYARAKAT PROVINSI JAWA TENGAH

Jurnal
Dosen Pembimbing: Didi Achjari, DR., M.Com., Ak., CA.

Disusun oleh:
Khalida Nursheilla Dewi Rifanisa
16/406900/PEK/22135

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
ii
iii
iv
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA
PENGADAAN BARANG/JASA: STUDI KASUS DI PUSAT
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN
MASYARAKAT PROVINSI JAWA TENGAH

Khalida Nursheilla Dewi Rifanisa

Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada


Yogyakarta 55281, Indonesia
Email: khalidanursheilla@gmail.com

INTISARI

Barang/jasa dibutuhkan instansi pemerintah agar kegiatan operasional dan


pelayanan kepada masyarakat tidak terhambat dikemudian hari. Pengendalian
internal dibutuhkan pada pengadaan barang/jasa agar risiko-risiko yang
ditimbulkan dapat dihindarkan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus dan menggunakan teknik pengumpulan data berupa
wawancara, inspeksi dokumen, dan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tingkat kematangan (maturity level) SPIP dalam pengadaan barang/jasa di
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Tengah berada pada skor 2,3 dengan tingkat
maturitas SPIP dalam tahap berkembang. Hal tersebut disebabkan masih terdapat
beberapa unsur sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) yang belum
diterapkan secara optimal oleh PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Tengah antara
lain penilaian risiko, penetapan dan reviu indikator ukuran kinerja. Rekomendasi
dari penelitian ini yaitu PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Tengah melakukan
identifikasi risiko dan membuat sistem penilaian kinerja untuk mereviu pekerjaan
pegawai pengadaan barang/jasa.

Kata kunci: SPIP, Pengadaan barang/jasa, Maturitas SPIP

v
1. Pendahuluan terkait dengan pengadaan
barang/jasa antara lain melakukan
Instansi pemerintahan memerlukan
penyuapan, menggabungkan atau
barang dan jasa dalam rangka
memecah beberapa paket
operasional dan pelayanan optimal
pekerjaan, mark up harga, bahkan
bagi masyarakat sehingga pelayanan
mengurangi kuantitas atau kualitas
yang diberikan tersebut tidak akan
barang/jasa.
terhambat di kemudian hari.
Penelitian ini dilakukan di PP-
Pemerintah sebagai pengguna barang
PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa
dan jasa membutuhkan hal tersebut
Tengah. Berdasarkan Peraturan
untuk meningkatkan pelayanan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
publik berdasarkan peraturan
Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
pengadaan yang berlaku. Pengertian
2015 Tentang Organisasi dan Tata
dari pengadaan barang/jasa
Kerja Pusat Pengembangan Anak
pemerintah terdapat di Peraturan
Usia Dini dan Pendidikan
Presiden (PP) Nomor 4 Tahun 2015
Masyarakat, Pusat Pengembangan
Pasal 1 ayat 1 adalah sebagai berikut:
Anak Usia Dini dan Pendidikan
“Serangkaian kegiatan yang Masyarakat merupakan Unit
dilakukan oleh instansi Pelaksana Teknis (UPT) Kementrian
pemerintah untuk memperoleh Pendidikan dan Kebudayaan di
barang/jasa yang dimulai dari bidang pengembangan anak usia dini
perencanaan kebutuhan sampai dan pendidikan masyarakat yang
diselesaikannya seluruh kegiatan berada di bawah dan bertanggung
untuk memperoleh barang/jasa.” jawab kepada Direktur Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini dan
Upaya pemerintah Pendidikan Masyarakat. Pusat
melakukan pengadaan dengan Pengembangan Anak Usia Dini dan
memanfaatkan keuangan negara Pendidikan Masyarakat atau disebut
seharusnya dilaksanakan secara dengan PP-PAUD dan Dikmas
efektif dan efisien agar dapat mempunyai tugas melaksanakan
diperoleh barang dan jasa yang model dan mutu pendidikan anak usia
jenis, model, dan tipe sesuai dini dan pendidikan masyarakat.
dengan kebutuhan sehingga dapat Berdasarkan wawancara awal
memberikan manfaat secara dengan pejabat pembuat komitmen
maksimal untuk meningkatkan (PPK) di PP-PAUD dan Dikmas
kinerja pemerintah dan Provinsi Jawa Tengah terdapat
kesejahteraan masyarakat. Hal itu permasalahan-permasalahan terkait
dilakukan dengan memanfaatkan dengan pengadaan barang/jasa antara
sumber dana sehemat mungkin dan lain: masih ada alur dan prosedur
bebas dari segala pemborosan yang belum diikuti sepenuhnya dan
(Sopian, 2014). Proses dari minimnya pegawai yang memiliki
pengadaan barang/jasa sertifikat pengadaan.
menimbulkan risiko yang dapat Pengendalian internal yang baik
menimbulkan kerugian keuangan diperlukan dalam rangka tujuan
bagi negara. Risiko-risiko yang instansi pemerintahan dapat tercapai
dapat merugikan kerugian tersebut secara efektif dan efisien. Dengan

1
demikian, pengendalian internal dapat berjalan secara efektif dan
digunakan sebagai alat untuk efisien.
mengendalikan dan mengawasi Dari permasalahan tersebut,
kegiatan proses pengadaan patut diduga sistem pengendalian
barang/jasa agar berjalan secara intern di PP-PAUD dan Dikmas
efektif dan efisien serta kepatuhan Provinsi Jawa Tengah belum optimal
terhadap peraturan perundang- sehingga tujuan dari instansi
undangan yang berlaku. Pengendalian pemerintahan tersebut tidak dapat
intern menjadi salah satu fungsi tercapai. Maturity berkaitan dengan
manajemen paling penting yang dapat efektif. Efektivitas menunjukkan
dipahami untuk mengarahkan seberapa jauh tercapainya suatu
tercapainya tujuan organisasi. tujuan ataupun target yang dicapai.
Pengendalian intern Suatu organisasi dikatakan efektif
diperlukan di instansi pemerintah apabila telah tercapai tujuan di
karena seringnya pelaksanaan instansi pemerintahan tersebut. Peran
kegiatan dihadapkan pada adanya dari SPIP pada pengadaan barang/jasa
ketidakpastian dalam menjalankan adalah untuk memastikan pengadaan
kegiatan. Hal tersebut akan barang/jasa berjalan efektif dan
berpengaruh pada efisiensi dan efisien sesuai peraturan yang berlaku,
efektivitas hasilnya. Pengendalian mulai dari tahap perencanaan
internal yang efektif dan efisien pengadaan, pelaksanaan pengadaan,
dibutuhkan PP-PAUD dan Dikmas sampai didapatkannya barang/jasa,
Provinsi Jawa Tengah dalam rangka sehingga tujuan dari instansi
mewujudkan akuntabilitas dan pemerintahan tersebut dapat tercapai.
transparansi dalam Tujuan penelitian ini untuk
pertanggungjawaban pengelolaan mengevalusi tingkat maturitas
dana yang digunakan untuk (maturity level) sistem pengendalian
pengadaan barang/jasa. Beberapa intern pemerintah (SPIP) pada proses
permasalahan terjadi dalam pengadaan barang/jasa di Pusat
pengadaan barang/jasa di PP-PAUD Pengembangan Pendidikan Anak
dan Dikmas Provinsi Jawa Tengah Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
antara lain pejabat pembuat (PP-PAUD dan Dikmas) Provinsi
komitmen tidak dapat mencantumkan Jawa Tengah.
spesifikasi jenis pekerjaan untuk 2. Tinjauan Pustaka
pengadaan jurnal. Akibatnya, dapat a. Sistem Pengendalian Intern
terjadi ketidakefisienan dalam Pemerintah
anggarannya dan kaitannya dengan Sistem pengendalian intern
tujuan pengendalian internal, yaitu pemerintah mengadopsi COSO untuk
tujuan organisasi yang tidak dapat penerapan sistem pengendalian
tercapai secara efektif dan efisien. internal di sektor publik. Berdasarkan
Adanya permasalahan perencanaan Peraturan Pemerintah Nomor 60
pengadaan jurnal yang tidak sesuai Tahun 2008, komponen dan elemen
dengan tujuan sistem pengendalian yang digunakan untuk melakukan
internal karena ketidaktaatan dalam pengukuran secara efektif dalam
peraturan perundang-undangan dan rangka penerapan pengendalian
tujuan instansi, kegiatannya pun tidak internal dan memitigasi risiko

2
organisasi mengacu pada elemen- pengendalian intern pemerintah
elemen di COSO, terutama Internal diharapkan dapat mendorong
Control-Integrated Framework yang terjadinya kepatuhan terhadap
diterbitkan tahun 1992. Menurut PP peraturan di instansi pemerintahan
Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 1 ayat serta dapat mendorong terciptanya
(1) berbunyi sebagai berikut. efisiensi dan efektivitas kegiatan.
“Sistem pengendalian intern b. Pengadaan barang/jasa
adalah proses yang integral pada Pengadaan barang/jasa merupakan
tindakan dan kegiatan yang salah satu kegiatan yang dilakukan
dilakukan secara terus-menerus sebagai bentuk peranan pemerintah
oleh pimpinan dan seluruh dalam menyediakan sarana dan
pegawai untuk memberikan prasarana bagi masyarakat. Proses
keyakinan memadai atas pengadaan barang/jasa ini bertujuan
tercapainya tujuan organisasi untuk memenuhi segala kebutuhan
melalui kegiatan yang efektif yang diperlukan oleh masyarakat.
dan efisien, keandalan pelaporan Pengertian dari pengadaan
keuangan, pengamanan aset barang/jasa pemerintah terdapat di
negara, dan kepatuhan terhadap Peraturan Presiden (PP) Nomor 4
peraturan perundang- Tahun 2015 Pasal 1 ayat 1 adalah
undangan.” sebagai berikut:

Berdasarkan definisi di atas, “Serangkaian kegiatan yang


dapat disimpulkan bahwa sistem dilakukan oleh instansi
pengendalian internal merupakan pemerintah untuk memperoleh
serangkaian kegiatan, prosedur, barang/jasa yang dimulai dari
proses, dan aspek lain yang berkaitan perencanaan kebutuhan sampai
dilakukan secara terus-menerus oleh diselesaikannya seluruh
pimpinan dan seluruh pegawai di kegiatan untuk memperoleh
setiap organisasi untuk mencapai barang/jasa.”
tujuan organisasi. Pentingnya
pengendalian internal menjadi Berdasarkan definisi tersebut,
tanggung jawab seluruh anggota dapat diuraikan bahwa pengadaan
organisasi, sehingga organisasi barang/jasa dilakukan sebagai bentuk
memerlukan sistem pengendalian upaya pemerintah mendapatkan dan
untuk mencapai tujuan yang mewujudkan barang dan jasa yang
diinginkan. dibutuhkan oleh tiap-tiap instansi
Instansi pemerintahan pemerintahan.
memerlukan pengendalian intern 3. Metode Penelitian
karena masih banyaknya sumber daya Penelitian ini menggunakan
yang dimiliki negara tidak digunakan pendekatan kualitatif dengan metode
secara efisien dan efektif. Melalui studi kasus. Cresswell (2014)
implementasi sistem pengendalian menyatakan bahwa pendekatan
internal pemerintah di lembaga dan kualitatif merupakan metode yang
instansi pemerintahan dapat dieksplorasi dari beberapa individu
meningkatkan keandalan pelaporan atau kelompok yang dianggap sebagai
keuangan. Penerapan dari sistem sumber permasalahan kemanusiaan

3
dan sosial. Sementara itu, definisi Tabel 1.1 Nilai Maturitas Unsur
penelitian kualitatif menurut Hennink Pengendalian Intern Pemerintah Pada
Pengadaan Barang/Jasa di PP-PAUD dan
(2011) adalah pendekatan yang Dikmas Provinsi Jawa Tengah
menguji tentang pengalaman dari No Fokus Penilaian
Bobot Sk Ni
(%) or lai
berbagai individu secara detail Unsur Lingkungan Pengendalian
dengan menggunakan aturan dalam 1
Penegakan Integritas dan Penegakan Etika 3,75
3 0.1
1
metode penelitian, seperti wawancara 2 Komitmen Terhadap Kompetensi 3 0.1
3,75
mendalam (in-depth interview), focus 3 Kepemimpinan yang Kondusif 3
1
0.1
3,75
group discussion (FGD), observasi, 1
4 Struktur Organisasi sesuai Kebutuhan 3 0.1
analisis, metode visual, dan biografi. 3,75
1
5 Delegasi Wewenang dan Tanggung Jawab 3 0.1
Penelitian ini menggunakan 3,75
1
pendekatan kualitatif dengan metode 6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat
tentang Pembinaan SDM
3,75 3 0.1
1
studi kasus untuk menjelaskan suatu 7 Peran APIP Terhadap Efektivitas SPIP
3,75
3 0.1
1
masalah atau kejadian nyata yang 8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi 3,75 3 0.1
Pemerintah (Stakeholder) Terkait 1
terjadi pada objek penelitian dan Penilaian Risiko
mencari pemecahan masalah dengan 1 Identifikasi Risiko 10 0 0
2 Analisis Risiko 10 0 0
menggunakan metode pengumpulan Unsur Kegiatan Pengendalian
data yang beragam. Digunakannya 1 Review Kinerja
2,27
3 0.0
6
pendekatan kualitatif dengan metode 2 Pembinaan SDM
2,27
3 0.0
6
studi kasus karena peneliti ingin 3 Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi
2,27
3 0.0
6
mengetahui lebih mendalam 4 Pengendalian Fisik Aset 3 0.0
2,27
mengenai bagaimana evaluasi 5 Penetapan dan Review Indikator Kinerja 2,27 0
6
0
implementasi SPIP pada pengadaan 6 Pemisahan Fungsi
2,27
3 0.
06
barang atau jasa di Pusat 7 Otorisasi Transaksi dan kejadian penting
2,27
3 0.
06
Pengembangan Pendidikan Anak 8 Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu 3 0.
2,27
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat 06
9 Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Catatan 3 0.
(PP-PAUD dan Dikmas) Provinsi 2,27
06
10 Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya 3 0.
Jawa Tengah. 2,27
06

Pada Tabel 1.1 berikut 11 Dokumentasi yang baik atas SPI serta transaksi
dan kejadian penting
2,27 3 0.
06
merupakan jumlah nilai keseluruhan Unsur Informasi dan Komunikasi
1 Informasi yang Relevan 3 0.
penilaian sistem pengendalian intern 5
15
2 Komunikasi yang Efektif 3 0.
pemerintah pada pengadaan 5
15
barang/jasa di PP-PAUD dan Dikmas Unsur Pemantauan
1 Pemantauan Berkelanjutan 3 0.
Provinsi Jawa Tengah mendapatkan 7,5
23
2 Evaluasi Terpisah 3 0.
nilai 2,3 dengan tingkat maturitas 7,5
23

SPIP pada level berkembang. Berikut Tingkat maturitas 2,3


Sumber: pengolahan data
merupakan pembahasan uraian sistem
pengendalian intern pemerintah 4. Hasil Penelitian dan
(SPIP) pada pengadaan barang/jasa di Pembahasan
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Berdasarkan Tabel 1.1 tentang jumlah
Tengah. nilai keseluruhan penilaian SPIP pada
pengadaan barang/jasa di PP-PAUD
dan Dikmas Provinsi Jawa Tengah
didapatkan nilai 2,3 dengan tingkat
maturitas SPIP pada level
berkembang. Level berkembang

4
artinya instansi pemerintah telah Kepemimpinan yang kondusif
melaksanakan praktik pengendalian dilakukan oleh Kepala PP-PAUD dan
intern, tetapi tidak terdokumentasi Dikmas Provinsi Jawa Tengah
secara baik, serta pelaksanaannya dengan mengkomunikasikan kepada
sangat tergantung kepada individu pegawai yang ikut dalam pengadaan
dan belum melibatkan semua unit barang/jasa.
organisasi. Efektivitas pengendalian d. Struktur organisasi sesuai
belum dievaluasi sehingga banyak kebutuhan
terjadi kelemahan yang belum Berdasarkan hasil observasi dan
ditangani secara memadai. inspeksi dokumen, PP-PAUD dan
Implikasinya, pengendalian internal Dikmas Provinsi Jawa Tengah telah
di PP-PAUD dan Dikmas Provinsi memiliki struktur organisasi yang
Jawa Tengah belum optimal. cukup jelas.
Akibatnya, tujuan dari instansi e. Pendelegasian wewenang dan
tersebut tidak dapat tercapai, sehingga tanggung jawab yang tepat
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa
Tengah diharapkan dapat Tengah selama ini telah
memperbaiki pengendalian mendelegasikan wewenang dan
internalnya dengan cara, antara lain: tanggung jawab dalam pengadaan
mendokumentasikan pengendalian barang/jasa kepada pegawai yang
intern secara terstruktur dan tepat.
konsisten, meningkatkan kesadaran f. Penyusunan dan penerapan
manajemen di semua tingkatan kebijakan yang sehat tentang
tentang perlunya pengendalian intern pembinaan sumber daya manusia
sebagai bagian penting dari seluruh (SDM)
pelaksanaan kegiatan, serta PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa
mendorong manajemen untuk Tengah melakukan prosedur
melakukan evaluasi atas efektivitas rekrutmen untuk pegawai yang ikut
pengendalian secara berkala. serta dalam pengadaan barang/jasa.
Lingkungan pengendalian g. Perwujudan peran Aparat
Lingkungan pengendalian dibagi Pengawasan Intern Pemerintah
dalam 8 sub unsur, antara lain: (APIP) yang efektif
a. Penegakan integritas dan nilai APIP memberikan peringatan dini
etika atau rekomendasi dari hasil
PP- PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa pengawasan yang dilakukan terkait
Tengah telah memiliki kode etik dan dengan pengadaan barang/jasa di PP-
pakta integritas dalam pengadaan PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa
barang/jasa. Tengah.
b. Komitmen terhadap kompetensi h. Hubungan kerja yang baik dengan
Selama ini PP-PAUD dan Dikmas instansi pemerintah terkait
Provinsi Jawa Tengah PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa
memerintahkan pegawainya untuk Tengah mempunyai hubungan yang
ikut dalam pelatihan dan ujian baik dengan Dinas Cipta Karya
pengadaan barang/jasa. dibawah Dinas Pekerjaan Umum
c. Kepemimpinan yang kondusif terkait dengan pembangunan fisik
gedung.

5
Penilaian Risiko pengendalian untuk memberikan
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa keyakinan bahwa hanya transaksi dan
Tengah belum melakukan penilaian kejadian yang valid untuk diproses
risiko yang meliputi identifikasi dan dan dientri.
analisis risiko. h. Pencatatan yang akurat dan tepat
Kegiatan Pengendalian waktu atas transaksi dan kejadian
Kegiatan pengendalian dibagi dalam PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa
11 sub unsur, antara lain: Tengah selama ini telah melakukan
a. Reviu kinerja pencatatan yang akurat dan tepat
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa waktu atas transaksi dan kejadian
Tengah sudah memiliki dokumen penting.
penetapan kinerja dan sudah i. Pembatasan akses atas sumber
dikomunikasikan ke pejabat yang daya dan pencatatannya
menangani pengadaan barang/jasa. Selama ini yang dilakukan oleh PP-
b. Pembinaan SDM PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Tengah telah sesuai dengan peraturan
Tengah memiliki kebijakan terkait yang berlaku, artinya pimpinan telah
dengan pembinaan SDM. Pegawai membatasi akses atas sumber daya
yang bertugas di pengadaan dan pencatatannya.
barang/jasa telah diberikan j. Akuntabilitas terhadap sumber
pemahaman dan kelengkapan kerja daya dan pencatatannya
untuk melaksanakan tugas dan PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa
tanggung jawabnya. Tengah telah melakukan
c. Pengendalian atas pengelolaan pengendalian terkait risiko
sistem informasi penggunaan yang tidak sah dengan
P-PAUD dan Dikmas telah cara membatasi akses ke sumber daya
melakukan pengendalian dalam dan pencatatan hanya kepada pegawai
pengelolaan sistem informasi terkait yang berwenang.
dengan pengadaan barang/jasa. k. Dokumentasi yang baik atas sistem
d. Pengendalian fisik aset tetap pengendalian intern serta transaksi
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa dan kejadian penting
Tengah telah melakukan prosedur Selama ini PP-PAUD dan Dikmas
pengamanan atas aset tetap. Provinsi Jawa Tengah sudah memiliki
e. Penetapan dan reviu atas indikator dokumentasi tertulis yang mencakup
ukuran kinerja SPI seluruh transaksi dan kejadian
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa penting.
Tengah belum menerapkan reviu atas Informasi dan Komunikasi
indikator ukuran kinerja. PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa
f. Pemisahan fungsi Tengah sudah melakukan informasi
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa dan komunikasi terkait dengan
Tengah telah melakukan pemisahan pengadaan barang/jasa. Informasi dan
fungsi. komunikasi meliputi informasi dan
g. Otoritas atas transaksi dan dan penyelenggaraan komunikasi
kejadian yang penting yang efektif.
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa
Tengah sudah melakukan

6
Pemantauan dan konsisten, meningkatkan
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa kesadaran manajemen di semua
Tengah sudah melakukan tingkatan tentang perlunya
pemantauan terkait dengan pengendalian intern sebagai bagian
pengadaan barang/jasa. Pemantauan penting dari seluruh pelaksanaan
meliputi pemantauan berkelanjutan kegiatan, serta mendorong
dan evaluasi terpisah. manajemen untuk melakukan
5. Simpulan dan Rekomendasi evaluasi atas efektivitas pengendalian
a. Simpulan secara periodik. Hal tersebut
Penelitian ini bertujuan untuk disebabkan masih terdapat beberapa
mengevaluasi tingkat maturitas unsur sistem pengendalian intern
(maturity level) sistem pengendalian pemerintah (SPIP) yang belum
intern pemerintah (SPIP) pada proses diterapkan secara optimal oleh PP-
pengadaan barang/jasa di PP-PAUD PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa
dan Dikmas Provinsi Jawa Tengah. Tengah.
Berdasarkan hasil analisis yang Adanya penerapan unsur
telah dilakukan oleh peneliti dapat penilaian risiko pada pengadaan
ditarik kesimpulan bahwa tingkat barang/jasa dikatakan belum optimal
kematangan (maturity level) SPIP karena dari dua subunsur tersebut
dalam pengadaan barang/jasa di PP- tidak ada satupun yang terpenuhi.
PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Beberapa subunsur dari unsur
Tengah berada pada nilai 2,3 penilaian risiko yang belum berjalan
(merujuk pada Tabel 1.1) dengan efektif adalah belum melakukan
tingkat maturitas SPIP dalam tahap identifikasi risiko dan analisis risiko
berkembang. Level berkembang terkait dengan pengadaan
artinya instansi pemerintah telah barang/jasa. PP-PAUD dan Dikmas
melaksanakan praktik pengendalian Provinsi Jawa Tengah belum
intern, tetapi tidak terdokumentasi memiliki daftar risiko atas kegiatan
dengan baik serta pelaksanaannya yang dilakukan, serta tidak adanya
sangat tergantung pada individu dan metode untuk mengidentifikasi secara
belum melibatkan semua unit khusus untuk melakukan penilaian
organisasi. Efektivitas pengendalian risiko. Hal ini dapat mengakibatkan
belum dievaluasi sehingga banyak terjadinya risiko yang tidak dapat
terjadi kelemahan yang belum diidentifikasi, sehingga tujuan dari
ditangani secara memadai. instansi tersebut tidak dapat tercapai.
Implikasinya pengendalian internal di Adanya penerapan unsur
PP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa kegiatan pengendalian pada
Tengah belum optimal sehingga pengadaan barang/jasa dikatakan
tujuan dari instansi tersebut tidak belum optimal karena dari sebelas
dapat tercapai. Oleh karena itu, PP- subunsur tersebut ada satu subunsur
PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa yang belum terpenuhi. Beberapa
Tengah diharapkan dapat subunsur yang belum berjalan efektif
memperbaiki pengendalian adalah penetapan dan review atas
internalnya dengan cara sebagai indikator ukuran kinerja.
berikut: mendokumentasikan
pengendalian intern secara terstruktur

7
b. Rekomendasi California: SAGE Publications,
Berdasarkan hasil analisis dan Inc.
identifikasi terhadap permasalahan Hennink, M. Hutter. I Bailey, A,
tersebut, penulis memberikan 2011. Qualitative Research
rekomendasi untuk perbaikan SPIP Methods. Amerika: SAGE
pada pengadaan barang/jasa di PP- Publications. Inc.
PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Republik Indonesia. 2008. Peraturan
Tengah, yakni antara lain: melakukan Pemerintah Nomor 60 Tahun
identifikasi risiko atas kegiatan 2008 Tentang Sistem
pengadaan yang terdiri dari Pengendalian Intern
perencanaan, pelaksanaan, sampai Pemerintah.
penerimaan barang/jasa; dan Republik Indonesia. 2015. Peraturan
membuat sistem penilaian kinerja Presiden Republik Indonesia
untuk me-review pekerjaan pegawai Nomor 4 Tahun 2015 tentang
yang menangani pengadaan perubahan keempat atas
barang/jasa dengan membandingkan Peraturan Presiden Nomor 54
kinerja dengan tolok ukur kinerja Tahun 2010 tentang pengadaan
yang ditetapkan. barang dan jasa pemerintah
c. Keterbatasan Pasal 1 ayat 1 tentang
Penelitian ini mempunyai pengadaan barang dan jasa
keterbatasan, yakni antara lain: pemerintah.
penelitian ini hanya terbatas pada
kegiatan pengadaan barang/jasa
dengan metode penunjukan langsung
dan pengadaan langsung di PP-PAUD
dan Dikmas Provinsi Jawa Tengah;
wawancara yang dilakukan dengan
responden tidak didukung dengan
suasana yang kondusif karena
sebagian responden sibuk dengan
pekerjaan utamanya masing-masing;
dan pada penelitian selanjutnya
diharapkan lingkup responden
wawancara dapat diperluas dengan
menambahkan jumlah responden
wawancara.
d. Implikasi
Implikasi bagi penelitian ini akan
dapat membantu perbaikan
pengendalian internal pada
pengadaan barang/jasa.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, J.W., 2014. Research
Design: Qualitative,
Quantitative, and Mixed
th
Method Approaches, 4 ed.

Anda mungkin juga menyukai