Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN KULIAH MAGANG INDUSTRI

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA BALIKPAPAN OPERATION

PERANCANGAN CYLINDER BLOCK WASHER TANK GUNA


MENGURANGI RE-DO IN PROCESS OVERHAUL PADA
ENGINE 12 V SERIES DI DEPARTEMEN COMEX
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA BALIKPAPAN OPERATION

Disusun Oleh :
Ganung Rizal Pambudi
4.21.15.0.10

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Tempat Magang : PT. Pamapersada Nusantara Distrik Indominco Mandiri


Topik / Judul : Perancangan Cylinder Block Washer Tank Guna
Mengurangi Re-do in Process Overhaul Pada Engine 12 V
Series di Departemen Comex PT Pamapersada Nusantara
Balikpapan Operation
Waktu Pelaksanaan : 05 November 2018 – 08 Februari 2019

Semarang, 11 April 2019


Penulis

Ganung Rizal Pambudi


NIM. 4.21.15.0.10

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Sarjan Terapan Dosen Pembimbing
Teknik Mesin Produksi dan Perawatatan

Ir. Agus Slamet, M.T. Drs. Supandi, M.M.


NIP. 195708171985031028 NIP. 195907201986031003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karuniaNya
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Kuliah Magang Industri.
Laporan ini merupakan bukti bahwa penulis telah melaksanakan Kuliah Magang
Industri yang dilaksanakan di PT. Pamapersada Nusantara Balikpapan Operation.

Kuliah Magang Industri merupakan kegiatan wajib bagi Mahasiswa semester VII
Prodi Sarjana Terapan Teknik Mesin dan Perawatan Politeknik Negeri Semarang.
Kuliah Magang Industri yang telah dilaksanakan oleh penulis termasuk dalam mata
kuliah wajib yang berjumlah 6 SKS di semester VII. Untuk itu, setelah
menyelesaikan Kuliah Magang Industri ini mahasiswa diharapkan mendapat
tambahan pengetahuan yang diterapkan oleh industri sesuai dengan perkembangan
teknologi industri terkini.

Adapun tujuan dari Kuliah Magang Industri ini adalah mahasiswa mampu melakukan
pemecahan masalah (problem solving), berinovasi serta optimasi di industri /
perusahaan sesuai kemampuan yang telah dimiliki selama perkuliahan sesuai
perkembangan teknologi terkini sebagai bahan utama untuk topik pembuatan skripsi.
Memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja, serta mempunyai kontribusi dan
ikut terlibat langsung dalam tim yang ada di industri. Selain itu Kuliah Magang
Industri ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai
hubungan antara teori dan penerapan sehingga dapat memberikan bekal bagi
mahasiswa untuk terjun ke dunia industri.

Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih ditujukan kepada:


1. Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat kesehatan jasmani maupun rohani,
serta petunjuk, kemudahan, dan kelancaran kepada penulis.
2. Seluruh anggota keluarga saya yang telah mendukung dan mendoakan yang
terbaik.
3. Bapak Ir. Supriyadi, M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri Semarang.

iii
4. Bapak Hartono, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.
5. Bapak Ir. Agus Slamet, M.T., selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan.
6. Bapak Ir. Heru Saptono, M.Eng., selaku Dosen Wali Kelas MS-4A.
7. Bapak Drs. Supandi, M.M. selaku dosen pembimbing laporan kuliah magang
industri.
8. Bapak Sulasman selaku Operation Head PT. Pamapersada Nusantara Balikpapan
Operation.
9. Bapak Eri Yulianto selaku Department Head Comex.
10. Bapak M. Sidiq Lubis Ibrahim selaku Section Head Departemen Comex.
11. Bapak Mohammad Takarina selaku pembimbing lapangan dan Technical Officer
Departemen Comex.
12. Seluruh staff Departemen Comex PT. Pamapersada Nusantara BPOP yang telah
membimbing dan mendukung dengan maksimal kegiatan kuliah magang
industry.
13. Seluruh teman-teman mekanik Departemen Comex PT. Pamapersada Nusantara
BPOP yang telah mendukung dengan maksimal kegiatan kuliah magang industri.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
sempurna, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan Magang Industri ini dapat memberi
manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin.

Semarang, 11 April 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Perusahaan 1
1.2 Ruang Lingkup 3
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 4
BAB II TINJAUAN UMUM PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 5
BALIKPAPAN OPERATION
2.1 Latar Belakang Perusahaan 5
2.1.1 Sejarah Singkat 7
2.1.2 Makna Logo 9
2.1.3 Lokasi Perusahaan 9
2.1.4 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan 10
2.1.5 Ketenagakerjaan 12
2.2 Manajemen dan Struktur Organisasi 13
2.2.1 Tugas dan Wewenang 14
2.2.2 Aktif Kerja PT. Pamapersada Nusantara BPOP 17
2.3 Produk Yang Dihasilkan 18
2.3.1 Engine 18
BAB III PELAKSANAAN KULIAH MAGANG INDUSTRI 19
3.1 Pelaksanaan Kuliah Magang Industri 19

v
3.1.1 Safety Induction 19
3.1.2 Orientasi Umum 21
3.1.3 Melakukan Overhaul di Bagian Engine 25
3.1.4 Assembling Cylinder Block 27
3.1.5 Inspection Cylinder Head 28
3.1.6 Pengerjaan Project Mesin Cleaning Camshaft 30
3.1.7 Membantu Mengerjakan Project Mesin Cleaning Bolt 32
3.1.8 Redesign Presstool Cylinder Head 33
3.1.9 Modifikasi Mesin Pengaduk Cat 35
3.1.10 Perancangan Cylinder Block Washer Tank 36
3.1.11 Presentasi Hasil Kuliah Magang Industri 38
BAB IV HASIL KONSENTRASI MAGANG 39
4.1 Latar Belakang Topik 39
4.2 Rumusan Masalah 40
4.3 Pembahasan 41
4.3.1 Metodologi 41
4.3.2 Desain Alat 44
4.3.3 Productivity Engine Tahun 2018 48
4.3.4 Waktu Proses Overhaul Engine 12 V Series 49
4.3.5 Analisa Desain 51
4.3.6 Analisa Keuntungan 56
BAB V PENUTUP 60
5.1 Kesimpulan 60
5.2 Saran 61
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN 63

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 PT. Pamapersada Nusantara BPOP 5


Gambar 2.2 Logo PT. Pamapersada Nusantara 9
Gambar 2.3 Lokasi PT. Pamapersada Nusantara BPOP 9
Gambar 2.4 Logo Nilai Inti PAMA 10
Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT. Pamapersada Nusantara BPOP 13
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Overhaul 21
Gambar 3.2 Pelaksanaan P5M 26
Gambar 3.3 Proses Assembling Cylinder Block 28
Gambar 3.4 Cylinder Head Direct Injection Four Valve 29
Gambar 3.5 Proses Inspection Cylinder Head 30
Gambar 3.6 Proses Cleaning Camshaft Dengan Amplas Tangan 31
Gambar 3.7 Hasil Perancangan Project Mesin Cleaning Camshaft 31
Gambar 3.8 Hasil Pengerjaan Project Mesin Cleaning Camshaft Oleh Vendor 32
Gambar 3.9 Proses Pengerjaan Cleaning Bolt Sekarang 32
Gambar 3.10 Hasil Perancangan Mesin Cleaning Bolt 33
Gambar 3.11 Presstools Cylinder Head 34
Gambar 3.12 Hasil Redesign Presstool Cylinder Head 34
Gambar 3.13 Hasil Rancangan Modifikasi Mesin Pengaduk Cat 35
Gambar 3.14 Hasil Modifikasi Mesin Pengaduk Cat 35
Gambar 3.15 Kondisi Cylinder Block Setelah Washing 36
Gambar 3.16 Proses Washing Cylinder Block Sekarang 37
Gambar 3.17 Alat Karcher Untuk Washing 37
Gambar 3.18 Presentasi Hasil Kuliah Magang Industri 38
Gambar 4.1 Proses Perancangan Model Shigley 42
Gambar 4.2 Alternatif Desain 1 44
Gambar 4.3 Alternatif Desain 2 45
Gambar 4.4 Alternatif Desain 3 46

vii
Gambar 4.5 Diagram Presentase Plan Productivity Engine Tahun 2018 48
Gambar 4.6 Desain Kontruksi Penyangga 51
Gambar 4.7 Ukuran Material Besi H-Beam (Satuan mm) 51
Gambar 4.8 Ukuran Material Besi U-Channel (Satuan mm) 52
Gambar 4.9 Ukuran Frame Penyangga (Satuan mm) 52
Gambar 4.10 Diagram Benda Bebas H-Beam 52
Gambar 4.11 Pemilihan Material Pada Besi H-Beam dan U-Channel 54
Gambar 4.12 Fixation Pada Kontruksi 54
Gambar 4.13 Pemberian Beban Pada Kontruksi 55
Gambar 4.14 Pengaturan Mesh Control 55
Gambar 4.15 Hasil Simulasi Pembebanan 56
Gambar 4.16 Target Penurunan Re-do in Process Overhaul 57

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jam Aktif Kerja 17


Tabel 2.2 Spesifikasi Produk Engine 18
Tabel 4.1 Productivity Engine Plan vs Actual Tahun 2018 48
Tabel 4.2 Time Duration Overhaul Engine 12 V Series 49
Tabel 4.3 Leadtime overhaul engine aktual 50

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Layout PT. Pamapersada Nusantara BPOP


Lampiran 2 : Tabel Specification engine 12 V Series
Lampiran 3 : Surat Tugas Kuliah Magang Industri PT. Pamapersada Nusantara
BPOP
Lampiran 4 : Sertifikat Kuliah Magang Industri dari PT. Pamapersada Nusantara
BPOP
Lampiran 5 : Surat Pernyataan Implementasi Ide dari PT. Pamapersada Nusantara
BPOP Departemen Comex
Lampiran 6 : Daftar Penilaian Kuliah Magang Industri dari PT. Pamapersada
Nusantara BPOP
Lampiran 7 : Daftar Penilaian Kuliah Magang Industri dari Politeknik Negeri
Semarang
Lampiran 8 : Surat Tugas Dosen Pembimbing Kuliah Magang Industri

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuliah Magang Industri merupakan suatu mata kuliah yang wajib ditempuh di
Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Politeknik
Negeri Semarang, khususnya mahasiswa semester tujuh. Kuliah Magang Industri
bertujuan untuk mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh
secara teori maupun praktek selama masa perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat
terjun langsung menghadapi permasalahan yang terjadi di lapangan serta
menyelesaikannya dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu yang telah
dipelajarinya. Waktu pelaksanaan magang industri yaitu tiga bulan, dan bertempat di
PT. Pamapersada Nusantara Balikpapan Operation

PT. Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis
“mining & earthmoving contractor”. PT Pamapersada Nusantara adalah anak
perusahaan milik PT. United Tractors Tbk yang secara aktif mengelola sejumlah
besar pertambangan batubara, emas, quarry dan sebagainya, mengerjakan konstruksi
bendungan dan pengerjaan jalan serta berbagai proyek penggalian bumi dan
transportasi yang beroperasi di seluruh Indonesia. Embrio PT. Pamapersada
Nusantara dimulai sejak 1974 dalam bentuk divisi rental di PT United Tractors,
kemudian pada tahun 1993 divisi ini berubah menjadi sebuah perusahaan mandiri
bernama PT Pamapersada Nusantara. Sebagai salah satu kontraktor pertambangan
terbesar, PAMA memiliki kompetensi yang luas dan pemahaman yang menyeluruh
dalam hal pengembangan dan operasional, terutama batubara yang meliputi :
Ekplorasi, Perencanaan, Pembangunan Infrastruktur, Operasi Pertambangan,
Reklamasi dan Re-Vegetasi, Transhipment dan Penjualan. Dalam menjalankan
operasinya, PAMA memiliki 3.556 unit produksi mencakup unit produksi utama
maupun unit support dari kapasitas kecil hingga kapasitas besar
(https://www.pamapersada.com/id/).

1
Program perawatan unit merupakan salah satu program PT. Pamapersada Nusantara
yang bertujuan untuk mengembalikan performa unit supaya kembali seperti standard
pabrik Rekomendasi perawatan yang dibutuhkan harus disusun berdasarkan data yang
diperoleh saat pemeriksaan unit. Rekomendasi perawatan ini dapat berupa perbaikan
komponen, penggantian komponen, overhaul, dan lain-lain sesuai kebutuhan unit.

Proses perawatan (maintenance) diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu preventive


maintenance dan corrective maintenance. Preventive maintenance adalah suatu
perawatan terencana yang dilakukan untuk menjaga performa mesin itu sendiri
sedangkan corrective maintenance adalah suatu proses perawatan yang dilakukan
setelah terjadinya kerusakan dengan cara memperbaikinya. Salah satu aspek dalam
preventive maintenance adalah melakukan schedule overhaul. (Hendro dan Thomas,
2016 : 6).

Comex (Component Exchange) merupakan salah satu departemen di bawah naungan


PT. Pamapersada Nusantara Balikpapan Operation (BPOP) yang membidangi
overhaul pada komponen alat – alat berat produksi seperti engine, power train, dan
cylinder hydraulic. Dalam proses overhaul Departemen Comex menerapkan sistem
manajemen yang terukur dan terencana untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Akan tetapi dalam pelaksanaanya overhaul tidak selalu berjalan sesuai planning,
masih terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam menjalankan overhaul. Salah
satunya yaitu terjadinya proses yang berulang (re-do in process).

Proses overhaul engine di Departemen Comex dilakukan dengan beberapa tahapan


mulai dari disassembling, washing, cleaning & grinding, assembling, completed, test
bench, dan completed & final check. Masalah yang terjadi dalam overhaul engine 12
V Series yaitu ketika komponen cylinder block dalam tahap assembling diketahui
masih terdapat kotoran (beram) yang menempel pada bagian dalam komponen dan
juga terdapat sisa-sisa oli pada lubang komponen. Hal tersebut dikarenakan pada
proses washing yang kurang maksimal (tidak terjangkau keseluruh bagian komponen)
sehingga cylinder block harus dilakukan washing ulang. Terjadinya re-do in process

2
pada komponen cylinder block ini membuat waktu proses (leadtime) overhaul engine
mundur hingga satu shift, oleh karena itu masalah tersebut harus diperbaiki supaya
tidak terjadi re-do in process dan leadtime overhaul engine bisa dioptimalkan.

1.2 Ruang Lingkup

Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan merupakan
salah satu program studi yang terdapat di Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Semarang.

Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan khususnya
konsentrasi produksi mempunyai lulusan yang memiliki kompetensi mengaplikasikan
manajemen produksi dengan dukungan sistem informasi manufaktur,
mengaplikasikan desain sistem yang terintegrasi, mengaplikasikan ilmu teknik mesin
yang berkaitan dengan kontrol kualitas penyimpanan barang jadi serta pemecahan
masalah atau inovasi di bidang teknik mesin produksi dan perawatan pada proses
overhaul unit alat berat di PT. Pamapersada Nusantara BPOP yang dituangkan dalam
materi skripsi.

Ruang lingkup laporan kuliah magang industri di PT. Pamapersada Nusantara BPOP
adalah di Departemen Comex (Component Exchange) khususnya pada bagian engine.
Terjadinya re-do in process pada komponen cylinder block disebabkan karena proses
washing masih dilakukan dengan peralatan tidak sesuai yang membuat hasilnya
kurang maksimal (tidak terjangkau keseluruh bagian), sehingga cylinder block harus
dilakukan washing ulang. Kondisi tersebut membuat leadtime overhaul engine
mundur hingga 1 shift, dengan demikian permasalahan yang akan dibahas dalam
laporan kuliah magang industri ini adalah perancangan cylinder block washer tank
guna mengurangi re-do in process overhaul engine 12 V Series.

3
1.3 Tujuan

a. Mengetahui proses overhaul selama kegiatan Kuliah Magang Industri di PT.


Pamapersada Nusantara BPOP sesuai dengan ilmu pengetahuan yang telah
didapat selama di perkuliahan.
b. Mampu memadukan antara ilmu yang didapat di perkuliahan dengan di
industri sehingga bisa memberikan suatu inovasi maupun improvisasi dalam
pemecahan masalah yang ada di PT. Pamapersada Nsantara BPOP
c. Memberikan solusi pada proses overhaul engine di Departemen Comex PT.
Pamapersada Nusantara BPOP berupa alat cylinder block washer tank untuk
memaksimalkan proses washing agar tidak terjadi re-do in process

1.4 Manfaat

a. Memperoleh pengetahuan dan pengembangan ilmu serta teknologi yang tidak


ada atau tidak diajarkan di kampus sekaligus pengalaman tentang berbagai
kegiatan dan aktivitas di perusahaan khususnya yang mempunyai kaitan erat
dengan bidang ilmu teknik mesin produksi dan perawatan
b. Mendapatkan pengalaman praktek kerja yang nantinya dapat menjadi bekal
dalam memasuki dunia kerja khususnya di dunia industri.
c. Terpenuhinya mata kuliah Magang Industri yang wajib ditempuh oleh semua
mahasiswa semester VII dalam kurikulum pendidikan Program Studi Sarjana
Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Semarang.
d. Memperoleh bahan utama untuk topik pembuatan skripsi.

4
BAB II
TINJAUAN UMUM
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA BALIKPAPAN OPERATION

2.1 Latar Belakang Perusahaan

PAMA memiliki kantor pusat di Jakarta, 2 support offices dan 17 job sites yang
tersebar di wilayah Kalimantan, Sumatra dan 1 job site di Sumbawa. Dalam
menjalankan operasinya, PAMA memiliki 3.556 unit produksi mencakup unit
produksi utama maupun unit support dari kapasitas kecil hingga kapasitas besar serta
karyawan sebanyak 19.105 orang. Dalam upayanya untuk menjadi yang terbaik dan
terdepan di Indonesia, PAMA juga memiliki beberapa fasilitas yang sangat penting
seperti Coal Stockpile dan Port Facilities di Paring Lahung dan Teluk Timbau,
Kalimantan Tengah. Selain itu, PAMA juga memiliki fasilitas Central of Equipment
Recondition (ERKA) & Port Infrastructure di Balikpapan. Di sinilah dilakukan
remanufacturing, overhaul dan rekondisi unit alat berat PAMA. PAMA juga
memiliki Tyre Retread & Comex (Component Exchange) untuk Light & Heavy Dump
Truck di Balikpapan.

Gambar 2.1 PT. Pamapersada Nusantara BPOP

5
PT. Pamapersada Nusantara Balikpapan Operation (BPOP) merupakan salah satu
support office yang bergerak dalam bidang overhaul alat berat produksi seperti HD,
Dozzer, Gradder, PC dan Excavator sebagai pendukung kegiatan pertambangan di
semua operating sites PAMA. PT. Pamapersada Nusantara BPOP memiliki 8
departemen guna mendukung kegiatan operasionalnya, antara lain : departemen
Comex (Component Exchange), PTS (Plant Technical Support), Erka (Equipment
Recondition of Kariangau), SHE (Safety Health & Environment), SM (Supply
Management), TRP (Tyre Retread), HCGS (Human Capital General Service), dan
FA (Finance Accounting).

PT. Pamapersada Nusantara BPOP juga memiliki beberapa sub kontraktor untuk
membantu dan menunjang kegiatan produksi dan perawatan dalam proses overhaul,
yaitu :

1) PT. Equipment Reliability Management (ERM)


2) PT. Kanitra Mitra Jaya Utama (KAMAJU)
3) PT. Troppec Tekindo Mandiri.

Adapun beberapa job sites yang menjadi customer PT. Pamapersada Nusantara BPOP
dalam program overhaul unit alat berat, antara lain :

1) Job sites ADARO berada di km 73, Jl. Hauling road, Padang Panjang,
Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan
2) Job sites INDOMINCO berada di Tandung Mayang (KM 200), Bontang
Sangatta, Kalimantan Timur
3) Job sites KPCS berada di Jl. Poros Kabo-Sangatta, Sangatta Selatan, Sangatta,
Margo Mulyo, Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur
4) Job sites BRCB berada di Tumbit Dayak, Sambaliung, Kabupaten Berau,
Kalimantan Timur
5) Job sites KIDECO berada di Unnamed Road, Rantau Bintungan, Muara
Samu, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur

6
6) Job sites BPCB berada di Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan
Timur
7) Job sites BEKB berada di Tenaiq, Muara Pari, Lahei, Kabupaten Barito Utara,
Kalimantan Tengah
8) Job sites JEMBAYAN berada di Unnamed Road, Buana Jaya, Tenggarong
Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
9) Job sites MTBU berada di Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan
10) Job sites TOPB berada Jl. Hauling Road km.43 Desa Buhut jaya Pujon,
Kalimantan Tengah
11) Job sites ASMIN berada di Barunang, Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas,
Kalimantan Tengah
12) Job sites SMM berada di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah
13) Job sites ABKL berada di Loa janan (Jl. sukarno hatta km 15),
Samarinda, Kalimantan Timur
14) Job sites TCM berada di Melak, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

2.1.1 Sejarah Singkat

Pada pertumbuhan yang pesat dimasa kini dan menatap pembangunan bangsa ke
masa depan dengan cita – cita dan impian. PT. Pamapersada Nusantara sebagai salah
satu perusahaan secara konsisten memantapkan jati dirinya untuk ikut serta berperan
dalam proses pembangunan ekonomi bangsa. dimana produktifitas perusahaan ikut
juga menentukan produktifitas nasional. PT. Pamapersada Nusantara yang kini
menjadi salah satu perusahaan kontraktor pertambangan terkemuka di Indonesia
tentunya tidak akan membuat insan PAMA lupa akan sejarah masa lalunya.

Pada 31 oktober tahun 1972, salah satu devisi ASTRA yang bergerak dalam bidang
penjualan alat berat dinyatakan sebagai anak perusahaan ASTRA dengan nama PT.
United Tractors (UT). Pada tahun 1974, ASTRA membentuk devisi penyewaaan alat
berat dengan nama devisi rental. Dengan meningkatnya penambangan timah dan
nikel, pada tahun 1978 divisi rental UT melayani kontrak semi borongan (rental
dengan jaminan produktivitas). Devisi rental ini mengalami peningkatan dengan

7
berjalannya waktu sehingga pada tahun 1989, devisi rental diubah namanya menjadi
plant hire dan mining division.

Kegiatan plant hire dan mining division semakin luas dan banyak melakukan
kegiatan dibidang pertambangan, khususnya batubara. Sehingga pada tahun 1992
divisi ini dijadikan sebagai anak perusahaan PT. United Tractors dengan nama PT.
Pamapersada Nusantara (PAMA) yang mengkhususkan sebagai kontraktor
pertambangan.

Hingga saat ini, PAMA sudah menjadi perusahaan besar yang memiliki lebih dari 10
anak perusahaan yang mana terdiri dari 5 perusahaan utama yaitu PT. Kalimantan
Prima Persada yang memiliki keunggulan dalam integrated mining services; PT.
Pama Indo Mining yang bergerak dalam penambangan bahan baku semen yang
merupakan usaha joint venture dengan PT. Dian Abadi Perkasa (sebelumnya oleh PT.
Indo Kodeko Cement / PT. Indocement Tunggal Prakarsa); PT. Energia Prima
Nusantara yang bergerak dalam bisnis pembangkitan, distribusi dan penjualan energi;
PT. Tuah Turangga Agung yang merupakan grup perusahaan untuk mengelola bisnis
kepemilikan tambang dan penjualan batu bara serta PT. Danusa Tambang Nusantara
sebagai grup perusahaan untuk mengelola bisnis mineral selain batu bara dan saat ini
sudah mengakuisisi PT. Sumbawa Juta Raya yang bergerak dalam bisnis emas.

Dalam pengelolaan kegiatan usahanya, perusahaan mengaplikasikan beberapa sistem,


diantaranya ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 dan sistem – sistem internal
PAMA seperti Pama Safety Management System (PSMS), Pama Procurement
Logistics Management System (PPLMS), Pama Maintenance Management System
(PMMS), Pama Human Resources Management System (PHRMS). Hal ini semata -
mata karena perusahaan ingin memfokuskan diri kepada kualitas operasi bisnis yang
bertujuan memberikan kepuasan maksimal kepada para stakeholder termasuk para
pelanggannya.

8
2.1.2 Makna Logo

Logo PT. Pamapersada Nusantara dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut dan
pengertian mengenai logo PT. Pamapersada Nusantara.

Gambar 2.2 Logo PT. Pamapersada Nusantara

Lambang tiga buah segitiga warna biru melambangkan huruf P dan N yang
merupakan singkatan dari P itu Pamapersada dan N yaitu Nusantara. Sedangkan arti
PAMA adalah yang pertama dan utama sesuai visi PAMA untuk menjadi kontraktor
pertambangan terbesar yang pertama dan paling utama dipersada nusantara
(indonesia).

2.1.3 Lokasi Perusahaan

PT. Pamapersada Nusantara Balikpapan Operation (BPOP) terletak di Jalan


Mulawarman RT. 39 Kel. Manggar, Kec. Balikpapan Timur, Kalimantan Timur.
Indonesia.

Gambar 2.3 Lokasi PT. Pamapersada Nusantara BPOP

9
2.1.4 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

PT. Pamapersada Nusantara mempunyai visi dan misi yang menjadi landasan dan
arah tujuan dalam menjalankan usahanya.

1) Visi
Sebagai kontraktor pertambangan kelas dunia, PAMA memiliki visi yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pemegang saham.
PAMA jelas menyatakan To be a World Leader Mining Contractor with the
best Productivity Engineering. Safety and Environment (Best Present).

2) Misi
1. Menyediakan pelayanan operasional dengan perangkat keras belatar
belakang pertambangan terbuka dan pemindahan tanah yang
memungkinkan pelanggan dapat keuntungan terbaik ditingkat dunia.
2. Memberikan kesempatan kerja kepada karyawan untuk mengembangkan
kompentensi mereka dalam mencapai tujuan.
3. Berupaya terus-menerus untuk menguasai teknologi dan kemampuan
rekayasa yang berwawasan manusia untuk kemajuan bangsa dan negara.
4. Memberikan pengembalian yang terbaik bagi pemegang saham.

3) Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan diarahkan pada pembentukan sikap dan perilaku yang
didasarkan pada enam nilai inti (6 Core Values) dan diwujudkan di PT.
Pamapersada Nusantara. Enam Nilai Inti PAMA :

Gambar 2.4 Logo Nilai Inti PAMA

10
1. Tim yang SINERGIS
Kita, Tim yang secara emosional berkomitmen untuk saling melengkapi,
menghargai satu sama lain, bekerja dengan antusias dan kompak untuk
mencapai hasil yang berlipat ganda, sehingga menjadi TIM
PEMENANG.
2. Bertindak penuh TANGGUNG JAWAB
Kita, Tim yang bekerja penuh integritas (sepenuh hati, jujur, disiplin,
memegang teguh nilai etika dan moral, memiliki komitmen) dalam setiap
tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan, sesuai antara kata dan
perbuatan.
3. Siap Menghadapi setiap TANTANGAN dan mewujudkannya
Kita, Tim yang siap siaga, fleksibel dan tuntas dalam menghadapi setiap
tentangan, perubahan dan kompetisi, serta memiliki sikap ulet, tangguh
dan pantang menyerah untuk mewujudkannya menjadi kenyataan.
4. PERBAIKAN terus menerus
Kita, Tim yang mengutamakan kualitas, tidak cepat puas, dengan
senantiasa belajar dan melakukan perbaikan terus menerus, untuk
memperoleh hasil/proses yang lebih baik.
5. K3LH adalah cara hidup kita
Kita, Tim yang memiliki sikap tanpa kompromi dan konsisten dalam
menjalankan standard K3LH sebagai cara terbaik untuk mencapai sasaran
perusahaan serta menjadi tanggung jawab kita semua. Kepedulian kita
merupakan pengakuan akan hak kehidupan yang layak bagi generasi
mendatang.
6. Memberikan NILAI TAMBAH pada semua pihak terkait
Kita, Tim yang peka dan tanggap atas kebutuhan pelanggan melalui
kemitraan yang saling menguntungkan serta memberikan manfaat lebih
bagi pihak terkait secara proporsional demi mewujudkan upaya kepuasan
semua pihak terkait.

11
2.1.5 Ketenagakerjaan

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Berikut adalah klasifikasi tenaga kerja yang ada di Indonesia yaitu sebagai berikut :

1) Berdasarkan penduduknya
a. Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat
bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja.
b. Bukan tenaga kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan
tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja.
2) Berdasarkan batas kerja
a. Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64
tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
b. Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas
yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan
sebagainya.
3) Berdasarkan kualitasnya
a. Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu
keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah
atau pendidikan formal dan nonformal.
b. Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam
bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja

12
terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga
mampu menguasai pekerjaan tersebut.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar
yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut,
pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

PT Pamapersada Nusantara BPOP saat ini memiliki tenaga kerja kurang lebih 1.625
yang memiliki keahliannya masing masing.

2.2 Manajemen dan Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan menggambarkan suatu pertanggung jawaban dan


tugas yang telah diamanahkan dan harus dilakukan kepada setiap seseorang yang
bekerja pada PT. Pamapersada Nusantara Balikpapan Operation.

Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT. Pamapersada Nusantara BPOP dan Departemen
Comex

13
2.2.1 Tugas dan Wewenang

1) Operation Head
Tugas dan wewenang Operation Head :
a. Tersedianya rencana kerja dan anggaran untuk kegiatan overhaul jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b. Terintegrasinya kegiatan operasional overhaul
c. Terkoordinasinya kegiatan komunikasi internal dan eksternal.
d. Terkoordinasinya kegiatan inovasi/perkembangan teknologi terbaru
e. Terkoordinasinya kegiatan manajemen mutu
2) Secretary
Tugas dan wewenang Secretary :
a. Memfilter informasi dan sebagai sumber informasi bagi pimpinan dan
menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya.
b. Mengatur aktivitas perusahaan, mulai dari administrasi hingga human
relations (HR).
c. Menjadi perantara pihak-pihak yang ingin berhubungan dengan pimpinan.
d. Menjadi mediator pimpinan dengan bawahan.
e. Memberikan ide-ide sebagai alternatif pemikiran pimpinan.
f. Pemegang rahasia penting pimpinan yang berkaitan dengan perusahaan.
3) Operation Deputy Head
Tugas dan wewenang Operation Deputy Head:
a. Membantu Operation Head dalam menyusun rencana kerja serta anggaran
untuk mencapai tujuan perusahaan.
b. Membantu Operation Head dalam memimpin dam mengkoordinir seluruh
aktivitas perusahaan
c. Mewakili Operation Head apabila direktur tidak dapat menandatangani
cek dan giro dengan persetujuan dari Operation Head
d. Mewakili Operation Head dalam menyetujui pembelian dan penjualan
inventaris perusahaan dengan persetujuan dari Operation Head

14
e. Membantu Operation Head dalam mengambil keputusan dan kebijakan-
kebijakan yang dianggap perku untuk kebaikan dan kemajuan perusahaan.
4) Departement Head
Tugas dan wewenang Departement Head :
a. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal overhaul
b. Menilai proyek dan sumber daya persyaratan
c. Memperkirakan, negosiasi dan menyetujui anggaran dan rentang waktu
dengan klien
d. Mengawasi proses overhaul
e. Me re-negosiasi rentang waktu atau jadwal yang diperlukan
f. Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan overhaul
g. Menjadi penghubung staff departemen dengan Operation Head
h. Mengawasi pekerjaan staf junior
5) Section Head
Tugas dan wewenang Section Head :
a. Mengawasi pelaksanaan proses produksi, mulai dari bahan baku awal
sampai menjadi barang jadi.
b. Mengawasi pemakaian bahan baku, pemakaian packing material dan
bahan pembantu lainnya dengan meminimalkan pemborosan dan
kegagalan proses.
c. Menjaga dan mengawasi agar mutu bahan baku dalam proses dan mutu
barang jadi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
d. Menjaga dan mengawasi kalancaran dan keseimbangan proses overhaul
e. Mengawasi pembuatan laporan produksi, yang meliputi laporan absensi,
pemakaian bahan baku, hasil produksi, dan jam berhenti (stoppage) tiap -
tiap mesin.
6) Instructor & Sertificator
Tugas dan wewenang Instructor & Sertificator :

15
a. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan mengatur intervensi pelatihan
untuk memenuhi standar
b. Mengembangkan, merekomendasikan dan memantau kompetensi
karyawan.
7) Group Leader
Tugas dan wewenang Group Leader :
a. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan.
b. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.
c. Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi dalam membina kerja
sama team yang solid.
d. Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan aturan.
e. Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam mengelola seluruh
kegiatan baik dilapangan maupun dikantor.
f. Bertanggung jawab terhadap pemberi pekerjaan yang berkaitan terhadap
kegiatan tim pelaksana pekerjaan.
g. Melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
8) Planner
Tugas dan wewenang Planner :
a. Memimpin dan bertanggung jawab untuk kegiatan pekerjaan termasuk
pengendalian persediaan, pengendalian produksi perencanaan, dan kontrol
pengiriman. Job aktivitas di gudang, termasuk bahan yang masuk,
penyimpanan, penyediaan, dan pengiriman.
b. Membuat rencana kegiatan tahunan dan penganggaran untuk basis
departemen pada rencana bisnis perusahaan.
c. Membuat laporan kegiatan. Laporan ini disampaikan kepada Top
Management di Management Review bulanan.
d. Bertanggung jawab untuk Program Pengurangan Biaya di departemen
e. Bertanggung jawab untuk perbaikan terus-menerus di departemen.

16
f. Bertanggung jawab untuk pengembangan sumber daya manusia di
departemen.
9) Technical Officer
Tugas dan wewenang Technical Officer :
a. Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas
b. Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas
c. Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan
data berkualitas
d. Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas dan inspeksi sistem agar
berjalan sesuai rencana, melaksanakan dan memantau pengujian dan
inspeksi bahan dan produk untuk memastikan kualitas produk jadi
e. Mengumpulkan dan menyusun data kualitas statistik
f. Menganalisis data untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan dalam
sistem mutu
g. Menyiapkan laporan untuk berkomunikasi hasil dari kegiatan kualitas

2.2.2 Jam Aktif Kerja PT. Pamapersada Nusantara BPOP

Jam kerja di PT. Pamapersada Nusantara aktif dari hari senin – jumat, hari sabtu
diambil untuk mengisi jadwal overtime atau lembur dan hari minggu untuk libur.
Dibawah ini merupakan rincian jam kerja di PT. Pamapersada Nusantara Balikpapan
Operation :

Tabel 2.1 Jam Aktif Kerja

Shift 1 Shift 2
Jam (WITA) Keterangan Jam (WITA) Keterangan
07.30 – 07.45 P5M 19.00 – 19.15 P5M
07.45 – 08.00 Pengisian JSA 19.15 – 19.30 Pengisian JSA
08.00 – 10.00 Kerja 19.30 – 22.00 Kerja
10.00 – 10.15 Coffe Break 22.00 – 22.15 Coffe Break

17
10.15 – 12.15 Kerja 22.15 – 00.00 Kerja
12.15 – 13.15 Break 00.00 – 01.00 Break
13.15 – 13.30 Senam Ringan 01.00 – 01.15 Senam Ringan
13.30 – 16.00 Kerja 01.15 – 03.30 Kerja
16.00 – 16.30 Break 03.30 – 03.45 Break
16.30 – 18.00 Kerja 03.45 – 05.00 Kerja
18.00 Pulang 05.00 Pulang
Note = - Shift 1 untuk hari rabu masuk pukul 07.00 WITA untuk safety talk
- Shift 1 untuk hari jum’at, break pukul 11.45 – 13.15 WITA

2.3 Produk Yang Dihasilkan

PT. Pamapersada Nusantara BPOP saat ini menangani overhaul pada unit dan
komponen alat berat produksi dari semua job sites yang ada di PAMA. Unit dan
komponen yang dilakukan overhaul di Departemen Comex antara lain :

2.3.1 Engine
Tabel 2.2 Spesifikasi Produk Engine

NO PRODUK NAMA/SERI KETERANGAN


Engine 12 V Series
merupakan seri engine
1 12 V SERIES
yang dipakai pada unit
HD 785-7
Engine 140 Series
merupakan seri engine
2 140 SERIES
yang dipakai pada unit
PC 800, DZ 155, GR 825
825
Engine 170 Series
merupakan seri engine
3 170 SERIES
yang dipakai pada unit
PC 1250 dan DZ 375

18
BAB III
PELAKSANAAN KULIAH MAGANG INDUSTRI

3.1 Pelaksanaan Kuliah Magang Industri

Kuliah Magang Industri dilaksanakan di PT. Pamapersada Nusantara Balikpapan


Operation (BPOP) dari tanggal 05 November 2018 hingga tanggal 08 Februari 2019.
Pelaksanaan Kuliah Magang Industri berdasarkan silabus mata kuliah semester VII
yang telah ditetapkan oleh pihak Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin
Produksi dan Perawatan Politeknik Negeri Semarang. Ada delapan (8) departemen
yang dinaungi oleh PT. Pamapersada Nusantara BPOP guna mendukung kegiatan
operasionalnya.

Departemen Comex merupakan salah satu tempat yang dijadikan sebagai pelaksanaan
kuliah magang industri karena didalamnya banyak kegiatan yang sesuai dengan
konsep dasar ilmu teknik mesin produksi dan perawatan. Kegiatan kuliah magang
industri yang utama adalah memahami proses overhaul secara keseluruhan beserta
fungsi dari komponennya. Namun pelaksanaan kuliah magang industri lebih fokus
pada kegiatan perancangan suatu alat maupun mesin yang sesuai dengan konsentrasi
di Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan, karena
proses overhaul di Departemen Comex khususnya bagian engine kebanyakan masih
dilakukan dengan infrastruktur yang kurang memadai. Konsep dasar dari ilmu
produksi maupun perawatan yang ada di PT. Pamapersada Nusantara BPOP sesuai
dengan pengajaran di Program Studi Teknik Mesin Produksi dan Perawatan, sehingga
dapat diterapkan dan dapat digunakan sebagai konsep untuk pemecahan masalah di
Industri. Pelaksanaan kuliah magang industri meliputi :

3.1.1 Safety Induction

Minggu pertama diawali dengan kegiatan safety induction oleh departemen SHE,
merupakan sebuah pelatihan tentang K3LH (Kesehatan Keselamatan Kerja dan
Lingkungan Hidup) yang diberikan kepada pekerja baru, kontraktor baru, ataupun

19
para tamu sebelum beraktifitas.di area PT. Pamapersada Nusantara BPOP. Tujuan
dari safety induction ini adalah untuk mengkomunikasikan bahaya-bahaya
keselamatan dan kesehatan kerja umum yang terdapat selama pekerjaan/kunjungan
mereka sehingga mereka bisa sadar serta bisa melakukan tindakan pengendalian
terhadap bahaya tersebut. Safety induction dilakukan pada hari senin dan rabu dari
jam 09.00 WITA hingga jam 17.00 WITA di ruangan Departemen SHE. Kegiatan ini
didampingi oleh PIC dari Departemen SHE, kegiatan tersebut meliputi pelatihan dan
pemberian materi tentang K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja), PSMS (Pama Safety
Management System), Power Tools dan pada akhir kegiatan diberikan soal tes untuk
mengetahui sejauh mana peserta paham tentang K3LH di area PT. Pamapersada
Nusantara BPOP. Hasil dari safety induction tersebut yaitu kalau peserta dinyatakan
paham dan lulus tes dengan materi yang telah diberikan, maka Departemen SHE akan
memberikan kartu work permit sebagai tanda bahwa peserta tersebut telah melakukan
safety induction.

PT. Pamapersada Nusantara mempunyai kebijakan dasar tentang Keselamatan,


Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup yang disahkan di Jakarta oleh direksi pada
tanggal 14 Pebruari 1997. Kebijakan dasar tersebut telah diganti dengan kebijakan
baru yang disahkan pada tanggal 1 Januari 2000 dengan ditandatangani oleh Presiden
Direktur dan menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk turut ambil bagian
dalam pengembangan dan pengelolaan Lingkungan hidup, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan visi “ Be A World Leader Mining Contractor With The
Best PRESENT (Productivity, Engineering, Safety & Environment). Kebijakan
dasar dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja dikeluarkan dalam rangka untuk
melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dan kesehatan kerjannya serta
menjamin agar peralatan produksi dapat dipergunakan secara baik, aman dan efisien.
Tujuan dikeluarkannya kebijakan ini adalah untuk memberikan arahan kepada
organisasi struktural yang menangani masalah keselamatan dan kesehatan kerja di
lingkungan perusahaan.

20
3.1.2 Orientasi Umum

Minggu kedua diisi dengan orientasi umum yang dilakukan di workshop Departemen
Comex. Orientasi umum berisi tentang pengarahan aturan yang harus dilakukan serta
penjelasan flow process maupun fungsi dari masing-masing bagian di area workshop
Departemen Comex. Orientasi umum dilaksanakan pada bagian power train, bagian
engine, dan bagian cylinder hydraulic. Pelaksanaan orientasi dibimbing oleh operator
lapangan dan karyawan Departemen Comex. Hasil dari orientasi tersebut kami dapat
memahami tahapan proses overhaul. Tahapan overhaul di Departemen Comex
sebagai berikut :

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Overhaul

21
1) QA 1 (Receiving & Pre Washing)

Receiving adalah suatu proses penerimaan dan pemeriksaan komponen yang


akan di overhaul, dengan tujuan untuk mengetahui kerusakan kerusakan
lainnya serta kemungkinan ada komponen yang tidak ikut terpasang saat job
site mengirimkan komponen yang akan di overhaul.

Washing atau pembersihan komponen sebelum dilakukan disassembly,


dilakukan untuk menghilangkan segala kotoran, seperti tanah yang menempel,
debu, tumpahan oli atau air pendingin (coolant) serta grease. Tujuan dari
washing sendiri selain pembersihan komponen juga untuk mendapatkan data
yang jelas dalam proses inspection sehingga masalah keretakan (crack),
goresan (scratch), penyok (dent), dan sebagainya dapat terlihat secara visual
dengan jelas. Sedangkan cleaning dilakukan setelah komponen di disassembly
untuk membersihkan komponen atau sub komponen yang akan dilakukan
measurement.

2) QA 2 (Dis-Assembling)

Dis-Assembling adalah pekerjaan pembongkaran komponen menjadi sub-sub


komponen secara terpisah. Tujuan dari dis-assembling adalah untuk
mendeteksi kerusakan-kerusakan sub komponen, seperti : keausan (worn),
kebengkokan (bending), macet (jamed) yang kemungkinan terjadi sehingga
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah terhadap komponen yang lain.
Dis-Assembling juga harus sesuai dengan sesuai prosedur yang ada pada shop
manual book, untuk menghindari kerusakan komponen saat pelaksanaan
pembongkaran, serta penggunaan special tools yang tepat. Sub komponen
yang dapat dipakai ulang (reusable) disimpan pada tempat tertentu dan sub
komponen lain yang mengalami kerusakan dapat dilakukan overhaul atau
reseal.

3) QA 3 (Measuring & Recommended Part)

22
Inspection and Measurement adalah pekerjaan yang mutlak dilaksanakan
dalam suatu proses pekerjaan overhaul. Inspection dilakukan secara visual
untuk mendapatkan data tentang komponen dari kerusakan yang dapat dengan
jelas terlihat. Measurement adalah pekerjaan pengukuran dengan tools
(measurement tools, seperti : vernier caliper, micrometer, dial gauge,
multimeter, isolation tester, dan sebagainya) untuk mendapatkan data akurat
tentang kondisi masing-masing komponen.

Setelah didapatkan hasil dari Inspectionand Measurement, maka akan


menghasilkan data-data akurat yang akan kita gunakan untuk melakukan
recommended part terhadap part yang kita simpulkan bahwa part tersebut
rusak dan harus diganti atau part-part yang mutlak diganti saat melakukan
pekerjaan overhaul tersebut (sesuai shop manual). Recommended part juga
mengacu pada partbook sesuai dengan unit tersebut dan Part Service News
(PSN) yang ada setelah adanya improvement dari factory.

4) QA 4 (Fabrication Request)

Setelah dilakukan measuring & recommended part maka selanjutnya


dilakukan fabrication request untuk memperbaiki komponen yang tidak
standar (tidak sesuai shop manual). Komponen yang tidak sesuai shop manual
baik ukuran maupun visualisasi akan dikirim ke pihak vendor untuk dilakukan
perbaikan, supaya part maupun komponen yang sudah rusak bisa digunakan
kembali (reuse).

5) QA 5 (Assembling)

Setelah part diorder dan semua part telah tersedia lengkap, dan part tersebut
sesuai yang telah kita hasilkan dari hasil dis-assembling, inspection dan
measurement, maka part tersebut kita assembling (pasang) kembali sesuai
yang ditunjukkan oleh langkah-langkah atau prosedur yang ditunjukkan oleh
shopmanual dan penggunaan tools yang tepat.

23
Untuk proses assembling yang perlu diperhatikan adalah cara atau standar
ukuran yang harus ada pada setiap part yang terpasang pada komponen,
contoh : portusion liner terhadap cylinder block, tightening bolt, rotating
torque, end-play, backlash dan sebagainya. Standar - standar tersebut dapat
kita temukan pada shop manual dan maintenance standard atau work
description. Biasanya untuk memandu mekanik dalam pekerjaan assembling
mekanik telah disertakan sebuah panduan berupa Quality Assurance (QA)
khusus assembling, agar tidak mengalami kesalahan atau dapat meminimalisir
re-do akibat assembling.

6) QA 6 (Performance Test)

Testing and adjusting dilaksanakan setelah semua part dan sub komponen
selesai diassembly secara lengkap dan dilakukan pengujian, apakah komponen
tersebut siap dipakai dan telah mencapai performa yang sesuai dengan factory
dan dapat mencapai life time yang ditentukan. Adjusting wajib dilakukan guna
mendapatkan standard setting yang telah ditentukan dalam shop manual, guna
mencapai performance yang optimal dan sesuai dengan kondisi komponen
dari factory.

7) QA 7 (Final Inspection)

Final Inspection adalah inspeksi dalam proses overhaul yang mengacu pada
tahap akhir proses. Dalam tes ini, dilakukan pengecekan apakah barang sudah
lengkap memenuhi persyaratan sebagai produk dengan maksud untuk
mencegah hilangnya kepercayaan pelanggan, berbagai masalah, dan
kerusakan. Selain itu, proses pembuatan meliputi Inspeksi Penerimaan dan
Inspeksi setiap proses, yang keduanya dilakukan untuk barang-barang pokok
seperti bahan baku yang dibeli, bagian yang diproses, dan rakitan. Inspeksi
tidak dilakukan untuk barang yang lengkap. Dalam Pemeriksaan Akhir,
seluruh produk termasuk permintaan dari pelanggan diperiksa.

8) QA 8 (Delivery Inspection)

24
Delivery Inspection adalah pengecekan sebelum komponen dikirim ke
customer. Pengecekan ini berupa kelengkapan dokumen maupun data pada
produk dengan maksud apakah produk sesuai dengan spesifikasi dan customer
yang dituju. Setelah dilakukan pengecekan produk yang sudah lolos inspeksi
kemudian dikirim ke customer di berbagai operating sites PAMA.

3.1.3 Melakukan Overhaul di Bagian Engine

Minggu kedua hingga minggu ketiga ikut melakukan overhaul di bagian engine
bersama mekanik engine. Dalam melakukan overhaul Departemen Comex
menerapkan sistem manajemen yang terukur dan terencana supaya overhaul bisa
berjalan dengan baik. Ada 3 jenis engine yang dilakukan overhaul di Departemen
Comex, antara lain : engine 12 V Series, 140 Series, dan 170 Series. Dalam kegiatan
ini engine yang dilakukan overhaul adalah engine 12 V Series.

Engine 12 V Series memiliki populasi terbanyak yang akan dilakukan overhaul.


Dalam melakukan overhaul 1 buah engine 12 V Series membutuhkan waktu proses
(leadtime) antara 19 hari hingga 21 hari kerja, faktor infrastruktur maupun
kompetensi mekanik sangat berpengaruh terhadap lamanya proses overhaul. Maka
dari itu pengadaan infrastruktur dan pelatihan berkala kepada mekanik perlu
dilakukan untuk menunjang jalannya proses overhaul. Adapun beberapa kegiatan
rutin yang harus dilakukan sebelum overhaul antara lain :

1) P5M

P5M singkatan dari pembicaraan lima menit, merupakan sharing singkat


mengenai aktifitas pagi hari sebelum bekerja pada masing – masing bagian.
Dalam aktifitas tersebut karyawan baik staff maupun mekanik akan sharing
mengenai progress pekerjaan kemarin beserta rencana kerja hari ini. P5M ini
dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk membantu atasan dalam memonitor
pekerjaan masing masing mekanik, selain itu juga untuk memudahkan dalam
berkoordinasi apabila dibutuhkan support dari tim lainnya.

25
Gambar 3.2 Pelaksanaan P5M

2) Pengisian Fatique Check

Menurut Tarwaka (2004), ada banyak faktor yang mempengaruhi


produktivitas kerja dan salah satunya adalah kelelahan kerja. Kelelahan kerja
secara langsung mempengaruhi performansi kerja. Ada kecenderungan bahwa
tingkat performansi kerja seseorang yang tinggi disebut sebagai orang yang
menunjukkan produktivitas yang tinggi. Namun sebaliknya seseorang yang
tingkat performansi kerjanya tidak memenuhi kriteria perusahaan maka
pekerja tersebut dikatakan mempunyai produktivitas yang rendah.

Pengisian Fatique Check bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik setiap


karyawan terutama mekanik yang akan melakukan pekerjaan dalam keadaan
diperbolehkan bekerja atau tidak. Fatique Check yang dilaksanakan di PT.
Pamapersada Nusantara BPOP sangat berpengaruh dan menunjang
produktivitas perusahaan serta meningkatkan keselamatan kerja bagi
karyawan.

3) Pengisian JSA

JSA singkatan dari Job Safety Analysis adalah teknik manajemen keselamatan
yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang

26
berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan.
JSA ini berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas/pekerjaan, peralatan,
dan lingkungan kerja. Idealnya, setelah karyawan (mekanik) melakukan
pengisian JSA diharapkan dapat mengindentifikasi bahaya yang ada di area
kerja, karyawan harus menentukan langkah-langkah pengendalian untuk
meminimalkan bahkan menghilangkan risiko tersebut. Pengisian JSA
dilakukan setelah P5M oleh masing – masing mekanik.

3.1.4 Assembling Cylinder Block

Minggu ketiga ikut melakukan assembling pada komponen cylinder block. Ada dua
jenis cylinder block yang dilakukan assembling yakni In-Line (lubang liner pada
cylinder sejajar) dan V-Engine (penyusunan liner yang membentuk huruf "V").

Proses assembling cylinder block dilakukan di base short block bersama mekanik
engine, dalam melakukan proses ini memakan waktu kurang lebih 4 shift kerja yang
dilakukan oleh 2 man power. Setelah melakukan kegiatan ini adapun manfaat dan
ilmu baru yang diperoleh yaitu tentang fungsi alat yang digunakan ketika assembling
maupun tahapan langkah dalam assembling cylinder block Berikut merupakan
langkah assembling cylinder block sesuai handout assemblig :

1) Persiapkan cylinder block


2) Pemasangan o-ring cylinder liner
3) Pemberian sealant/ LG-6 pada dudukan Liner
4) Pemasangan liner
5) Pengukuran Cylinder Liner Protrusion
6) Pemasangan Bushing Cam Shaft (RH-LH)
7) Pengukuran Clearance main bearing
8) Pemasangan Crankshaft
9) Pengencangan Bolt Main Cap sesuai prosedur sebagai berikut :
10) Kencangkan bolt main cap (2) mulai dari bagian TENGAH kebagian LUAR
11) Lakukan pengencangan bolt main cap dengan 3x step

27
12) Pengukuran End Play Crankshaft
13) Pengukuran Starting Torque Putaran Crankshaft
14) Pemasangan Piston Ring & Piston Pin
15) Pemasangan Piston & Con-Rod Assembly
16) Pasang connecting rod cap sejajar dengan tanda/ nomor pada big end
17) conecting rod dan luruskan dengan dowel pin.
18) Pengukuran Side Clearance Connecting Rod
19) Pemasangan piston cooling nozzle

Gambar 3.3 Proses Assembling Cylinder Block

3.1.5 Inspection Cylinder Head

Minggu keempat ikut melakukan inspection cylinder head di area small room.
Cylinder head adalah bagian atas dari engine yang terdiri dari beberapa komponen
seperti (valve, valve gate, spring inner & outer, oil seal, valve couter, gate crosshead,
valve seat). Ada beberapa jenis cylinder block salah satunya four valve type cylinder
head yang akan dilakukan inspection pada kegiatan kali ini.

Inspection ini bertujuan untuk mengetahui cylinder head apakah masih layak
digunakan atau perlu di repair ulang ketika ada kerusakan. Terdapat 3 jenis cylinder
head yang dilakukan inspection yaitu cylinder head engine 12 V Series, 140 Series,
dan 170 Series. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan inspection adalah 1 shift
untuk 12 cylinder head. Inspection ditekankan pada pengukuran part maupun

28
komponen, sehingga kegiatan ini menambah pengetahuan tentang penggunaan alat
ukur.

Gambar 3.4 Cylinder Head Direct Injection Four Valve

Kemudian adapun tahapan inspection cylinder head meliputi :

1) Periksa dan pastikan tidak ada keretakan pada permukaan cylinder head pada
area
2) Periksa dan pastikan tidak ada kerusakan pada semua lubang ulir bolt di
cylinder head
3) Ukur kerataan permukaan (Straint of Cylinder Head mounting face) yang
berhubungan dengan gasket
4) Periksa kebocoran cylinder head dengan merendam air di air panas di beri air
pressure 3,0 – 3,5 kg/cm²
5) Ukur jarak Installed Length & Installed Load of Valve Spring pada semua
cylinder head

29
6) Ukur ketinggian driving Height of Valve Guide pada masing–masing cylinder
head
7) Ukur jarak valve sinking untuk valve IN & EX pada cylinder head
8) Periksa posisi kedudukan valve cotter, pastikan mengunci dengan aman
9) Periksa kerapatan kontak antara valve seat dengan valve head

Gambar 3.5 Proses Inspection Cylinder Head

3.1.6 Pengerjaan Project Mesin Cleaning Camshaft

Minggu kelima sampai minggu keenam melakukan perancangan mesin cleaning


camshaft. Camshaft adalah sebuah alat yang digunakan dalam mesin torak untuk
menjalankan valve poppet. Pada tahun 2019 Departemen Comex berencana akan
melakukan perubahan layout produksi pada area assembling dari yang semula
menggunakan layout sistem candi (komponen diam di tempat) dirubah ke layout
sistem line (komponen bergerak sesuai urutan line), maka dari itu pengadaan
infrastruktur sangat diperlukan untuk mendukung kinerja karyawan dalam melakukan
overhaul. Pengerjaan project ini dimaksudkan untuk pengadaan infrastruktur di area
short block, karena sebelumnya pengerjaan cleaning camshaft masih dilakukan secara
manual dengan menggunakan amplas tangan. Pengerjaan manual dengan amplas
tangan ini membutuhkan leadtime rata-rata 2 jam, dan juga memberikan hasil yang
tidak merata (melebihi toleransi kerataan yang diizinkan). karena gerakan tangan
yang diberikan ketika pengamplasan tidak sama.

30
Gambar 3.6 Proses Cleaning Camshaft Menggunakan Amplas Tangan

Mesin cleaning camshaft ini dirancang dengan mekanisme pengamplasan


menggunakan belt yang diputar dengan motor listrik. Dengan adanya mesin cleaning
camshaft ini diharapkan dapat berguna untuk mengurangi leadtime pada proses
cleaning dan meningkatkan kualitas hasil cleaning pada permukaan camshaft.
Pengerjaan project ini dimulai dari perancangan desain mesin, konsultasi kepada
pihak Departemen Comex, pembuatan FR (fabrication request), pengajuan FR ke
Departemen SM, dan terakhir penawaran FR oleh Departemen SM ke pihak vendor
untuk pengerjaan mesinnya.

Gambar 3.7 Hasil Perancangan Project Mesin Cleaning Camshaft

31
Gambar 3.8 Hasil Pengerjaan Project Mesin Cleaning Camshaft Oleh Vendor

3.1.7 Membantu Mengerjakan Project Mesin Cleaning Bolt

Minggu ketujuh sampai minggu ke delapan membantu Group Leader dalam


mengerjakan project mesin cleaning bolt. Project ini diberikan oleh Group Leader
untuk membuat rancangan mesin cleaning bolt dengan software solidwork.
Pengerjaan project ini di latar belakangi karena pada proses cleaning bolt sebelumnya
masih dikerjakan dengan alat yang kurang tepat yaitu menggunakan gerinda duduk.
Pengerjaan cleaning bolt dengan alat tersebut beresiko menimbulkan bahaya seperti
bolt ketika dilakukan cleaning terkadang bisa masuk kedalam mesin gerinda dan
terpelenting mengenai operatornya.

Gambar 3.9 Proses Pengerjaan Cleaning Bolt Sekarang

32
Selain untuk mengurangi potensi bahaya pada proses cleaning bolt, alat tersebut juga
dirancang untuk mengurangi waktu proses (leadtime). Pada sebuah engine 12 V
Series terdapat kurang lebihnya 1600 bolt, ketika engine dilakukan overhaul seluruh
bolt tersebut harus dibersihkan supaya bolt dalam keadaan layak digunakan kembali
saat proses assembling. Proses cleaning bolt tersebut memakan waktu rata-rata 5,5
jam untuk total keseluruhan bolt dengan pengerjaanya satu per satu oleh seorang
mekanik. Alat cleaning bolt ini dirancang dengan mengandalkan mekanisme getaran
yang dihasilkan dari motor listrik dan pasir abrassive sebagai media cleaning.
Dengan adanya alat cleaning bolt yang sudah dirancang ini diharapkan dapat
mengurangi atau menghilangkan potensi bahaya dan bisa mengurangi leadtime pada
proses tersebut

Gambar 3.10 Hasil Perancangan Mesin Cleaning Bolt

3.1.8 Redesign Presstools Cylinder Head

Minggu kesembilan melakukan redesign pada presstools komponen cylinder head


bersama GL bagian engine. Masalah yang terjadi yaitu ketika proses pemasangan
valve gate pada komponen cylinder head dengan menggunakan alat press tersebut
kurang ergonomis, karena harus menggeser dan mengangkat cylinder head supaya
berada tepat di atas lubang meja press agar pemasangan valve gate tidak terbentur

33
meja. Ketika mekanik menggeser dan mengangkat cylinder head tersebut diperlukan
tenaga yang besar karena berat dari satu cylinder head tersebut mencapai 22 kg.

Jika dilihat dari segi ergonomi kondisi tersebut tidak diperbolehkan, karena beban
maksimal yang boleh diangkat oleh seseorang yaitu 18 kg. Jika tekanan yang
diakibatkan pengangkatan beban kerja melebihi MPL (Maximum Premissible Limit)
sebagai batasan maksimum, maka akan mengakibatkan pecahnya disk sehingga
pekerja akan mengalami kelumpuhan (Nurmianto, 1998). Maka dari itu dilakukanlah
redesign dengan penambahan fixture pada bagian meja presstools cylinder head,
supaya mekanik tidak perlu menggeser cylinder head ketika melakukan assembling

Gambar 3.11 Presstools Cylinder Head

Gambar 3.12 Hasil Redesign Presstool Cylinder Head

34
3.1.9 Modifikasi Mesin Pengaduk Cat

Minggu kesepuluh melakukan modifikasi pada mesin pengaduk cat di area painting.
Ketika pembelian, mesin pengaduk cat terdapat kerusakan sehingga mesin tidak bisa
digunakan semestinya. Kerusakan yang terjadi yaitu pada bagian dudukan mixing
sehingga dudukan tidak bisa menumpu wadah cat yang terlalu berat. Maka dari itu
dilakukanlah modifikasi pada bagian dudukan untuk memperbaiki kerusakan supaya
mesin bisa digunakan sesuai fungsinya. Modifikasi dilakukan dengan membuat
sebuah rancangan desain sebuah frame yang mampu untuk menumpu mixing,
kemudian hasil rancangan tersebut dikirim ke pihak vendor untuk pengerjaan
machining.

Gambar 3.13 Hasil Rancangan Modifikasi Mesin Pengaduk Cat

Gambar 3.14 Hasil Modifikasi Mesin Pengaduk Cat

35
3.1.10 Perancangan Cylinder Block Washer Tank

Minggu kesebelas sampai minggu ketiga belas melakukan perancangan washer tank
untuk komponen cylinder block. Cylinder block merupakan rangka utama dari engine.
Semua komponen engine diletakan pada cylinder block. Pada komponen ini terdapat
lubang untuk pemasangan cylinder liner dan tempat dudukan crankshaft. Terdapat
dua tipe cylinder block yaitu In Line Type dan V-Type cylinder block. Kegiatan ini di
latar belakangi karena terdapat masalah yang terjadi yaitu. ketika cylinder block
berada di area short block untuk dilakukan assembling diketahui masih terdapat
kotoran (beram) yang menempel pada bagian dalam komponen dan juga terdapat
sisa–sisa oli pada lubang komponen.

Gambar 3.15 Kondisi Cylinder Block Setelah Washing

Hal tersebut dikarenakan pada proses washing yang kurang maksimal (tidak
terjangkau keseluruh bagian komponen), dalam proses tersebut mekanik melakukan
washing hanya menggunakan semprotan manual (karcher) dan dengan cairan kimia
octant kleen. Kekurangan dengan menggunakan alat ini yaitu cairan octant kleen
yang disemprotkan tidak terjangkau keseluruh bagian cylinder block dan
penggunaannya boros, dikarenakan alat yang digunakan tersebut tidak
memungkinkan operator untuk menjangkau ke bagian-bagian sempit. Akibatnya
cylinder block harus dilakukan washing ulang (re-do in process), sehingga
berdampak pada leadtime overhaul engine yang mundur hingga 1 shift.

36
Gambar 3.16 Proses Washing Cylinder Block Sekarang

Gambar 3.17 Alat Karcher Untuk Washing

Masalah tersebut harus diperbaiki supaya tidak terjadi proses yang berulang saat
overhaul dan leadtime overhaul engine bisa dioptimalkan. Dengan adanya alat
washing tank cylinder block tersebut diharapkan dapat menjadi solusi dari
permasalahan yang terjadi saat ini, sehingga ketika cylinder block akan dilakukan
assembling di area short block tidak terjadi washing ulang (re-do in procces) dan
leadtime overhaul engine bisa dioptimalkan. Prinsip kerja dari alat ini yaitu cylinder
block di rendam dalam tangki yang berisikan cairan kimia (octant kleen), kemudian
cairan tersebut disirkulasikan menggunakan pompa. Setelah selesai cylinder block
diangkat menggunakan katrol untuk proses pengeringan.

Hasil dari perancangan alat cylinder block washer tank tersebut akan dibahas lebih
mendalam pada bab 4 laporan kuliah magang industri ini, dikarenakan kasus tersebut
akan dijadikan sebagai bahan penelitian untuk penyusunan skripsi.

37
3.1.11 Presentasi Hasil Kuliah Magang Industri

Minggu keempat belas mempresentasikan hasil dari improvement yang telah


dilakukan selama kuliah magang industri di PT. Pamapersada Nusantara BPOP,
presentasi tersebut dihadiri oleh section head dan technical officer Departemen
Comex. Hasil dari presentasi ini adalah pihak industri PT. Pamapersada Nusantara
BPOP khususnya Departemen Comex mengakui bahwa mahasiswa Program Studi
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Politeknik Negeri Semarang mempunyai
kompetensi pengetahuan teknologi terkini dalam pemecahan masalah yang dapat
diterapkan secara langsung.

Gambar 3.18 Presentasi Hasil Kuliah Magang Industri

38
BAB IV
HASIL KONSENTRASI MAGANG

4.1 Latar Belakang Topik

Dalam upaya mempertahankan kinerja pengoperasian mesin terdapat tiga keputusan


periodik yang dapat dipilih, yakni keputusan mempertahankan mesin yang tengah
dioperasikan, melakukan overhaul, atau melakukan penggantian dengan mesin baru
yang identik. Overhaul diasumsikan mampu merubah kondisi operasi mesin menjadi
lebih baik, meskipun tidak dapat mengembalikannya pada kondisi seperti baru.
(Kusumaningrum Sumadi, 2014)

Menurut Cambridge English Dictionary, overhaul merupakan proses perbaikan atau


pengembangan sesuatu sehingga setiap komponen dapat bekerja seperti seharusnya.
Sedangkan menurut Business Dictionary overhaul merupakan proses pemulihan dan
mempertahankan komponen, mesin, atau sistem untuk dapat berguna kembali. Dalam
prosesnya overhaul harus dilakukan dengan system manajemen yang terukur dan
terencana. Mulai dari planning, executing, controlling, dan evaluating. Harapannya
semua dapat berjalan sesuai perencanaan. Namun pada prosesnya, masih ada kendala
yang dapat mengganggu proses jalannya overhaul.

Comex (Component Exchange) merupakan salah satu departemen di bawah naungan


PT. Pamapersada Nusantara BPOP yang membidangi overhaul pada komponen
engine, power train, dan cylinder. Proses overhaul engine di departemen Comex
dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari disassembling, washing, cleaning &
grinding, assembling, completed, test bench, dan completed & final check.
Berjalannya proses overhaul turut ditentukan oleh beberapa faktor baik teknis
maupun non teknis. Infrastruktur menjadi salah satu faktor penting dalam melakukan
overhaul karena hampir setiap pekerjaan overhaul yang dilakukan di departemen
Comex membutuhkan suatu peralatan, mesin, maupun alat bantu untuk memudahkan

39
pekerjaan mekanik. Terdapat 3 seri engine yang dilakukan overhaul di departemen
Comex antara lain engine 12 V Series, 140 Series, dan 170 Series.

Engine 12 V Series merupakan seri engine dengan populasi terbanyak yang akan
dilakukan overhaul pada tahun 2018, dengan percentage 78 % dari jumlah total 168.
Dalam melakukan overhaul engine 12 V Series normalnya membutuhkan waktu 19
hari kerja untuk satu buah engine, akan tetapi dalam pelaksanaanya terdapat berbagai
masalah yang dihadapi sehingga waktu overhaul bisa mencapai 21 hari kerja. Salah
satu masalah yang terjadi dalam overhaul engine 12 V Series yaitu terjadinya proses
yang berulang (re-do in process) pada komponen cylinder block. Jadi ketika
komponen cylinder block dalam tahap assembling diketahui masih terdapat kotoran
(beram) yang menempel pada bagian dalam komponen dan juga terdapat sisa-sisa oli
pada lubang komponen. Hal tersebut dikarenakan pada proses washing yang kurang
maksimal (tidak terjangkau keseluruh bagian komponen) sehingga cylinder block
harus dilakukan washing ulang. Terjadinya re-do in process pada komponen cylinder
block ini membuat waktu proses (leadtime) overhaul engine mundur hingga 1 shift.

4.2 Rumusan Masalah

Proses washing komponen cylinder block engine 12 V Series di departemen Comex


PT. Pamapersada Nusantara BPOP sekarang masih memiliki beberapa kelemahan,
Permasalahan yang terjadi pada proses ini adalah cairan oktan yang disemprotkan
pada komponen cylinder block tidak terjangkau keseluruh bagian komponen terutama
di bagian dalam, akibatnya cylinder block harus dilakukan washing ulang (re-do in
process), ketika komponen sudah dalam tahap assembling. Salah satu penyebabnya
dikarenakan proses washing masih menggunakan semprotan manual (karcher) yang
membuat gerakan mekanik terbatas oleh alat tersebut. Penyemprotan hanya dilakukan
pada bagian yang nampak dan terjangkau yaitu pada sisi bagian luar keseluruhan dan
sisi bagian dalam cylinder block yang bisa dimasuki alat tersebut. Beberapa dampak
dari permasalahan ini antara lain waktu proses (leadtime) overhaul engine yang
mundur hingga satu shift kerja dan pemborosan penggunaan media cairan.

40
Dari permasalahan diatas perlu adanya solusi, inovasi dan improvement terhadap
proses yang ada, agar proses washing dapat dilakukan dengan tepat dan akan
berdampak pada kualitas produk dan leadtime overhaul.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Metodologi

Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian dalam proses pembuatan
produk. Tahap perancangan tersebut dibuat keputusan keputusan penting yang
mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya (Dharmawan, 2000: 1).

Sehingga sebelum sebuah produk dibuat, terlebih dahulu dilakukan proses


perancangan yang nantinya menghasilkan sebuah gambar skets atau gambar
sederhana dari produk yang akan dibuat. Gambar skets yang telah dibuat kemudian
digambar kembali dengan aturan gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua
orang yang ikut terlibat dalam proses pembuatan produk tersebut.

Gambar hasil perancangan adalah hasil akhir dari proses perancangan dan sebuah
produk dibuat setelah dibuat gambar-gambar rancangannya, dalam hal ini gambar
kerja.

Perancangan dan pembuatan produk adalah dua kegiatan yang penting. Artinya,
rancangan hasil kerja perancang tidak ada gunanya jika rancangan tersebut tidak
dibuat. Begitu juga sebaliknya, pembuat tidak dapat merealisasikan benda teknik
tanpa terlebih dahulu dibuat gambar rancangannya (Dharmawan, 2000:2).

Gambar rancangan yang akan dikerjakan oleh pihak produksi berupa gambar dua
dimensi yang dicetak pada kertas dengan aturan dan standar gambar kerja yang ada.

Terdapat beberapa metode perancangan yang telah dibuat oleh pakar, salah satunya
proses perancangan model shigley.

41
Gambar 4.1 Proses Perancangan Model Shigley

(Sumber: Budynas, 2008:6)

Tahapan pada proses perancangan model Shigley diatas dapat dijelaskan seperti
berikut ini (Budynas, RG., dalam Shigley’s Mechanical Engineering Design):

a. Identifikasi kebutuhan (Identification of need)


Proses perancangan dimulai dengan diidentifikasikannya suatu kebutuhan akan suatu
produk oleh seseorang, yang menyadari adanya suatu problem yang akan terpecahkan
jika diciptakan produk baru atau modifikasi produk yang telah ada.

b. Perumusan Masalah (Definition of problem)


Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah merumuskan masalah tentang produk
yang dibutuhkan, yang akan menghasilkan arahan perancangan. Sekaligus
menentukan spesifikasi produk yang akan dirancang, seperti prestasi kerja yang harus
dicapai, fungsi dan lain-lain.

42
c. Sintesis (Synthesis)
Tahap sintesis merupakan tahap pencarian macam atau bentuk produk yang dapat
memenuhi kebutuhan seperti yang telah didefinisikan diatas. Pada langkah ini dicoba
ditemukan sebanyak mungkin alternatif tentang konsep produk.

d. Analisis dan Optimasi (Analysis and Optimization)


Beberapa alternatif konsep produk pada tahap sintesis kemudian dipilih untuk
dianalisis lebih lanjut dan optimasi desain. Analisis ini meliputi analisis gaya,
tegangan, deformasi, getaran dan lain-lain

e. Evaluasi (Evaluation)
Hasil dari langkah analisis dan sintesis dievaluasi atau diukur terhadap spesifikasi
yang telah ditentukan. Pada langkah ini dapat timbul keperluan dibuatnya model atau
prototipe untuk maksud pengukuran kualitas, kehandalan, dan beberapa kriteria
lainnya.

f. Presentasi (Presentation)
Langkah akhir dari proses perancangan adalah langkah presentasi, yakni kegiatan
menyususn dokumen hasil perancangan dalam bentuk gambar lengkap atau gambar
kerja (working drawing), daftar komponen, spesifikasi bahan, dan informasi lainnya
untuk keperluan proses pembuatan.

43
4.3.2 Desain Alat

1) Alternatif Desain 1

Gambar 4.2 Alternatif Desain 1


Cara Kerja Keterangan
Cylinder block yang akan dilakukan 1. Tangki
washing diambil menggunakan crane (1). 2. Landasan
Kemudian arahkan crane tepat diatas 3. Pompa
landasan, setelah itu turunkan secara 4. Pipa
perlahan hingga masuk kedalam tangki
(2). Sesudah cylinder block berada
didalam tangki selanjutnya pompa
dihidupkan untuk mengalirkan cairan
kimia (3).
Kekurangan Kelebihan
1. Terlalu banyak penggunaan crane 1. Operasional alat lebih mudah dan
cepat
2. Desain simpel dan mudah dalam
pembuatan
3. Biaya pembuatan lebih murah

44
2) Alternatif Desain 2

Gambar 4.3 Alternatif Desain 2


Cara Kerja Keterangan
Cylinder block yang akan dilakukan 1. Tangki
washing diposisikan diatas landasan ram 2. Penyangga
menggunakan crane (1). Kemudian 3. Shaft
landasan ram akan turun dengan sistem 4. Landasan ram
hidrolik sehingga cylinder block masuk 5. Pengait
kedalam tangki (2). Sesudah cylinder 6. Dudukan shaft & pengait
block berada didalam tangki selanjutnya 7. Pompa
pompa dihidupkan untuk mengalirkan
cairan kimia (3).
Kekurangan Kelebihan
1. Biaya pembuatan dan perawatan 1. Operasional alat lebih mudah dan
mahal cepat
2. Desain terlalu rumit untuk 2. Tidak banyak penggunaan crane
direalisasikan

45
3) Alternatif Desain 3

Gambar 4.4 Alternatif Desain 3


Cara Kerja Keterangan
Cylinder block yang akan dilakukan 1. Tangki
washing diposisikan diatas tangki 2. Tangga
menggunakan crane (1). Kemudian 3. Penyangga
cylinder block dikaitkan dengan katrol 4. Katrol
untuk menurunkan kedalam tangki (2). 5. Hand winch
Sesudah cylinder block berada didalam 6. Pompa
tangki selanjutnya pompa dihidupkan 7. Pipa
untuk mengalirkan cairan kimia (3).
Kekurangan Kelebihan
1. Operasional alat rumit dan lama 1) Desain lebih sederhana
2) Komponen dan material yang
dipakai mudah didapat dipasaran
3) Biaya pembuatan dan
operasional lebih murah

46
4) Penilaian dan Pemilihan Alternatif Desain

Masing-masing alternatif desain memiliki bobot berbeda sehingga diperlukan


analisis untuk menentukan nilai bobot masing-masing alternatif. Penentuan nilai
bobot dilakukan dengan membandingkan satu per satu kriteria desain tersebut,
untuk kriteria yang lebih diutamankan diberi nilai 1 dan untuk kriteria yang sama
pentingnya diberi nilai 0,5, untuk kriteria yang tidak diutamakan diberi nilai 0.
Kemudian masing-masing kriteria tersebut dijumlahkan untuk menemukan hasil
yang mempunyai nilai tertinggi.

Setelah dipresentasikan dan mendiskusikan hasil rancangan desain dengan pihak


departemen Comex, maka alternatif desain 3 dipilih untuk direalisasikan sebagai
langkah ide pemecahan suatu masalah.

5) Mengimplementasikan Action Plan

Setelah pengajuan ide perancangan maka yang dilakukan selanjutnya adalah


implementasi dengan merealisasikan desain ke dalam bentuk nyata. Dengan hasil
ketelitian yang tidak dapat dikerjakan di workshop, maka untuk pembuatan
washing tank cylinder block dikerjakan oleh vendor.

Prosedur untuk pengajuan FR (fabrication request) yaitu membuat lembar FR


dengan memperhitungkan secara teliti desain yang akan dibuat dengan memberi
informasi sedetail sehingga vendor yang akan mengerjakan paham dan dapat
mengerjakan dengan baik. Setelah desain dibuat sedetail mungkin, staff planner
mengirimkan lembar FR kepada Departemen Supply Management. Setelah
permintaan pembuatan diterima oleh pihak Departemen Supply Management
maka departemen berhak mengirimkan penawaran kepada semua vendor untuk
penawaran pembuatan alat tersebut.

Departemen Supply Management minimal menerima 2 vendor untuk kesanggupan


dan membandingkan untuk memilih vendor yang akan mengerjakan projek
tersebut.

47
4.3.3 Productivity Engine Tahun 2018

Dibawah ini merupakan data Plan Productivity Engine tahun 2018 Departemen
Comex.

Plan Productivity Engine Tahun 2018

9%
13% 170 series
140 series
12 v series
78%

Gambar 4.5 Diagram Presentase Plan Productivity Engine Tahun 2018

Dari target produksi yang telah ditetapkan tahun 2018 dengan total 168 engine.
Engine 12 V Series mendududuki percentage paling tinggi dengan total 78%.

Kemudian dibawah ini merupakan data Productivity Engine Plan vs Actual tahun
2018 Departemen Comex

Tabel 4.1 Productivity Engine Plan vs Actual Tahun 2018

12 V Series 140 Series 170 Series


COMP.
Plan Actual Plan Actual Plan Actual
JAN 12 8 1 1 1 1
FEB 11 9 2 4 1 1
MAR 11 10 2 4 1 1
APR 11 9 2 2 1 2
MEI 12 11 1 1 1 1
JUN 10 8 2 2 2 2
JUL 11 11 2 4 1 1

48
AGU 10 9 2 4 2 0
SEP 11 11 2 3 1 0
OKT 12 10 2 3 2 2
NOV 10 14 2 2 1 0
DES 10 6 2 2 1 2
TOTAL 131 116 22 32 15 13

(Sumber : PT. Pamapersada Nusantara BPOP Departemen Comex)

Data tersebut menunjukkan Productivity Engine Plan vs Actual tahun 2018 dengan
total engine yang akan dilakukan overhaul sebanyak 168 buah. Sesuai tabel diatas
dapat kita tarik kesimpulan bahwa hampir setiap bulannya produksi engine di
Departemen Comex tidak memenuhi target, khususnya untuk engine 12 V Series. Hal
tersebut dipengaruhi oleh waktu proses (lead time) yang tidak sesuai planning.

4.3.4 Waktu Proses Overhaul Engine 12 V Series

Proses overhaul engine terdiri dari beberapa tahapan kerja yang harus dilaksanakan
sesuai quality assurance yang telah ditetapkan, baik kaitannya dengan waktu proses
maupun jumlah produk yang dihasilkan. Berikut ini merupakan proses umum
overhaul engine 12 V Series :

Tabel 4.2 Time Duration Overhaul Engine 12 V Series

TIME DURATION OVERHAUL ENGINE 12 V SERIES


LT T.LT Duration
Proses Qty
(min) (min) hrs
DISASSEMBLING 42,21
WASHING COMPONENT 74,60
- Proses Rendam All Comp Engine & Bolt 1 249 249,0 4,15
- Washing Cylinder Block 1 129 129,0 2,15
- Washing Cylinder Head 12 19 228,0 3,80
- Washing All Bolt Engine 1650 0,3 495,0 8,25
- Washing Alternator & Starting Motor 1 24 24,0 0,40
- Washing Waterpump & Turbocharger 1 24 24,0 0,40
- Washing All Part Alumunium_Cover Rocker 12 15 180,0 3,00

49
- Washing All Part Alumunium_After Cooler 2 54 108,0 1,80
- Washing All Part Alumunium_Housing R/Arm 12 17 204,0 3,40
- Washing All Part Alumunium_Cover Cam Fol 12 15 180,0 3,00
- Washing Inner Part Komponen 1 361 361,0 6,02
- Washing Camshaft 2 21 42,0 0,70
- Washing Cranshaft 1 29 29,0 0,48
- Washing front & rear housing 1 34 34,0 0,57
- Washing Oil Cooler 2 19 38,0 0,63
- Washing Piping2 & Tube 1 95 95,0 1,58
CLEANING & GRINDING 74,60
ASSEMBLING CYL HEAD & ACC 30,48
ASSEMBLING BLOCK GROUP 22,77
ASSEMBLING FRONT & REAR GROUP 12,95
ASSEMBLING HEAD GROUP 23,40
COMPLETED BLOCK & HEAD GROUP 28,03
TEST BENCH 13,58
PAINTING & FINAL CHECK 8,50
TOTAL DURATION 296,9

(Sumber : PT. Pamapersada Nusantara BPOP Departemen Comex)

Data diatas diperoleh dengan melakukan observasi pada setiap prosesnya. Tabel
tersebut menunjukkan bahwa untuk melakukan satu kali overhaul pada engine 12 V
Series membutuhkan waktu total yaitu 296,9 jam, ini merupakan waktu paling
optimal karena pengambilan data tersebut mengabaikan permasalahan yang terjadi
ketika overhaul.

Akan tetapi kenyataanya dalam melakukan overhaul masih dijumpai berbagai


masalah yang membuat leadtime overhaul engine lebih lama dari yang diharapkan.
Berikut merupakan data aktual leadtime overhaul engine tahun 2018.

Tabel 4.3 Leadtime overhaul engine aktual

ENGINE PLAN ACTUAL DEVIASI SATUAN


12 V Series 19 19 - 21 2 Hari
140 Series 16 16 - Hari
170 Series 16 16 - Hari

50
4.3.5 Analisa Desain

1) Frame Penyangga

H Beam

Besi UNP

Gambar 4.6 Desain Kontruksi Penyangga

Gambar diatas adalah desain frame penyangga. Material yang digunakan pada
kontruksi tersebut yaitu besi H-beam (ukuran sesuai standard) pasaran dan
besi U-Channel ukuran sesuai standard pasaran

Gambar 4.7 Ukuran Material Besi H-Beam (Satuan mm)

51
Gambar 4.8 Ukuran Material Besi U-Channel (Satuan mm)

Gambar 4.9 Ukuran Frame Penyangga (Satuan mm)

2) Mencari Gaya Yang Terjadi Pada Frame Penyangga

Gambar 4.10 Diagram Benda Bebas H-Beam

52
Gambar diatas menunjukkan diagram benda bebas pada frame penyangga,
dimana m adalah massa komponen cylinder block yang akan diangkat.

Mencari gaya yang terjadi :

F =mxg

Dimana :

F = gaya (N)

m = massa (Kg)

g = gravitasi (m/s²)

Jawaban :

F₁ =mxg

= 810 kg x 9,8 m/s²

= 7946,1 N

Jika pada suatu benda bekerja hanya satu gaya, maka benda akan dipercepat
searah dengan arah gaya yang bekerja. Jika dua buah gaya bekerja pada
sebuah benda tanpa mengalami percepatan maka dikatakan bahwa gaya
berada dalam kesetimbangan. Maka F₁ = F₂

3) Simulasi Desain Dengan Software Solidwork

Jenis material yang dipilih untuk besi H-Beam dan besi U-Channel adalah
ASTM A36 sesuai dengan standard di pasaran. ASTM A36 merupakan pelat
baja yang digunakan dalam konstruksi jembatan, konstruksi jalan dan
konstruksi teknik lain. Kandungan pada baja ASTM A36 antara lain : 0,26%
C, 0,4-0,9% Mn, 0,4% Si, 0,04% P, dan 0,05% S (ASTM International
Licensed by Information Handling Services).

53
Gambar 4.11 Pemilihan Material Pada Besi H-Beam dan U-Channel

Langkah pertama pembuatan model simulasi dalam program Solidworks


Simulation adalah pemilihan pemasangan (fixing) konstruksi. Fixation
tergantung pada jenis studi. Dalam studi kasus ini, bagian-bagian frame
penyangga dipasang pada tangki menggunakan baut. Supaya sesuai model
yang sebenarnya, maka dipilih fixed geometry.

Gambar 4.12 Fixation Pada Kontruksi

54
Kemudian langkah kedua menentukan beban yang terjadi, gambar di bawah
ini menunjukkan pembebanan pada model frame penyangga. Beban yang
didistribusikan sebesar 7946,1 N terpusat pada bagian katrol.

Gambar 4.13 Pemberian Beban Pada Kontruksi

Gambar 4.14 Pengaturan Mesh Control

55
Langkah terakhir yaitu menjalankan simulasi untuk mengetahui hasilnya.
Hasil simulasi pembebanan pada kontruksi penyangga menunjukkan tegangan
maksimal yang terjadi yaitu sebesar 177,446 N/mm². Dapat diambil
kesimpulan bahwa kontruksi penyangga dengan material H-beam dan besi U-
Channel tersebut dalam kondisi aman digunakan, karena tegangan maksimal
yang terjadi lebih kecil daripada tegangan yield material tersebut.

Gambar 4.15 Hasil Simulasi Pembebanan

4.3.6 Analisa Keuntungan

1) Perhitungan Time Duration Overhaul Engine 12 V Series Sesuai Jam


Kerja Efektif
Dimana,

1 hari = 2 shift
Efficiency work (1 shift) = 7,9 jam
Total duration overhaul = 296,9 jam

Penyelesaian,

56
jadi, time duration yang dibutuhkan untuk melakukan overhaul engine 12 V
Series yaitu 19 hari kerja

2) Target Penurunan Redo in Process Tahun 2019

Pada bulan November – Desember 2018 terdapat re-do in process washing


pada komponen cylinder block engine 12 V Series sebanyak tiga komponen.
Terjadinya re-do in process tersebut bisa diketahui dengan melihat data pada
form pending job. Dengan adanya alat washing tank cylinder block tersebut
harapannya bisa mengatasi permasalahan yang terjadi.

Target Penurunan Tahun


2019
redo in process

0
Nov - Des 2018 2019

Gambar 4.16 Target Penurunan Re-do in Process Overhaul

Target yang akan dicapai pada tahun 2019 yaitu nol (tidak terjadi re-do in
process). Jadi presentase penurunan re-do in process yaitu 100%. Jika

57
penurunan re-do in process mencapai 100%, maka leadtime overhaul engine
menjadi :

3) Perhitungan Target Leadtime Overhaul Engine 12 V Series Setelah Tidak


Ada Re-do in Process
Dimana,

Leadtime aktual rata” = 20 hari = 316 jam


Lost time akibat redo in process = 1 shift = 7,9 jam

Penyelesaian,

4) Presentase Penurunan Leadtime Overhaul Engine 12 V Series Setelah


Tidak Ada Re-do in Process
Dimana,

Leadtime aktual rata” = 316 jam

Leadtime target = 308,1 jam

Penyelesaian,

58
Jadi presentase penurunan leadtime overhaul engine 12 V Series setelah tidak
terjadi re-do in process sebesar 2,5%.

59
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Comex (Component Exchange) merupakan departemen dibawah naungan PT.


Pamapersada Nusantara BPOP yang membidangi overhaul pada komponen
alat berat produksi seperti : power train, engine, dan cylinder hydraulic.
Tahapan overhaul di Departemen Comex meliputi : Receiving & Pre
Washing, Dis-Assembling, Measuring & Recommended Part, Fabrication
Request, Assembling, Performance Test, Final Inspection, dan Delivery
Inspection.
2. Engine 12 V Series merupakan seri engine dengan populasi terbanyak yang
akan dilakukan overhaul pada tahun 2018, dengan percentage 78 % dari
jumlah total 168.
3. Proses overhaul engine 12 V Series di Departemen Comex dilakukan dengan
sistem manajemen terukur dan terencana. Akan tetapi dalam pelaksanaanya
masih terdapat beberapa permasalahan yang dijumpai, salah satunya yaitu
terjadinya proses yang berulang (re-do in process). Akibat terjadinya re-do in
process ini membuat leadtime overhaul engine mundur hingga satu shift.
4. Terjadinya re-do in process pada komponen cylinder block disebabkan karena
proses washing yang kurang maksimal (tidak terjangkau keseluruh bagian
komponen), jadi ketika komponen cylinder block akan dilakukan assembling
masih terdapat kotoran (beram) yang menempel pada bagian dalam komponen
dan juga terdapat sisa-sisa oli pada lubang komponen, sehingga harus
dilakukan washing ulang.
5. Dengan adanya alat cylinder block washer tank diharapkan pada tahun 2019
tidak terjadi re-do in process ketika overhaul. Sehingga leadtime overhaul
engine 12 V Series bisa dioptimalkan hingga 2,5%, dari yang semula
dikerjakan dengan leadtime 316 jam menjadi 308,1 jam

60
5.2 Saran

1. Perlunya melakukan sosialisasi mengenai K3LH (Kesehatan Keselamatan


Kerja dan Lingkungan Hidup) secara berkala untuk meningkatkan keasadaran
akan bahaya-bahaya di area kerja.
2. Perlunya peningkatan khususnya dibidang infrastruktur supaya overhaul bisa
dicapai secara maksimal baik dari segi kualitas maupun produktivitas.
3. Setiap pengajuan FR (Fabrication Request) untuk pengadaan infrastruktur
harus ditangani dengan cepat dan tepat, supaya tidak terjadi penumpukan FR
4. Perlunya inovasi dan perbaikan secara terus menerus.

61
DAFTAR PUSTAKA

Budynas, R.G. 2008. Shigley’s mechanical engineering design. Ninth ed. New York:
McGraw-Hill Companies.

Dharmawan, Harsokusoemo. 2000. Pengantar Perancangan Teknik. Jakarta :


Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Https://www.pamapersada.com/id/ (diakses pada 02 Maret 2019).

Nurmianto, E. 1998. Ergonomi: Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Edisi Pertama


Cetakan Kedua. Jakarta: Guna Widya.

Purwono, Hendro dan Thomas Djunaedi. Pengujian Dan Perhitungan Performa


Mesin Komatsu Sa12v140-1 Setelah Proses Remanufacturing. ISSN 2088-
9038 SINTEK. Vol. 10, No 2.

Sumadi, Kusumaningrum., Bermawi P. Iskandar., Harsono Taroepratjeka. 2014.


Optimisasi Overhaul-Penggantian Mesin Reparabel Yang Dioperasikan Pada
Perioda Perencanaan Terbatas. Journal of Industrial Engineering &
Management Systems. Vol. 7, No 1.

Tarwaka., Solichul BA., Lilik S. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan


Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 2


Tentang Ketenagakerjaan.

62
LAMPIRAN

63

Anda mungkin juga menyukai