Anda di halaman 1dari 77

MODIFIKASI SPECIAL TOOL UNTUK MELEPAS DAN

MEMASANG COVER ACCUMULATOR BRAKE


PADA UNIT KOMATSU HD 785-7 DI PT. UNITED TRACTORS, Tbk
SITE BATU KAJANG AREA OTHERS

TUGAS AKHIR

KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT


UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

JOKO SUSANTO
140309235091

PROGRAM STUDI ALAT BERAT


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2017

i
LEMBAR PENGESAHAN

MODIFIKASI SPECIAL TOOL UNTUK MELEPAS DAN


MEMASANG COVER ACCUMULATOR BRAKE
PADA UNIT KOMATSU HD 785-7 DI PT. UNITED TRACTORS, Tbk
SITE BATU KAJANG AREA OTHERS

Disusun oleh :

JOKO SUSANTO
NIM : 140309235091

Pembimbing I Pembimbing II

Syahruddin, S.Pd., M.T. Basri Dahlan, S.Ag., M.Pd.I.


NIP. 197411272006041017 NIP. 197108272007011025

Penguji I Penguji II

Ida Bagus Dharmawan, S.T., M.Si. Wawan Bagus Winarko


NIP. 197412312007011181 NIK. 0196079

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Program Studi Alat Berat

Zulkifli, S.T., M.T.


NIP. 198508282014041003

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Joko Susanto


Tempat/Tgl Lahir : Blora / 2 Mei 1995
NIM : 140309235091

Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “MODIFIKASI SPECIAL TOOL


UNTUK MELEPAS DAN MEMASANG COVER ACCUMULATOR BRAKE PADA
UNIT KOMATSU HD 785-7 DI PT. UNITED TRACTORS, Tbk SITE BATU
KAJANG AREA OTHERS” adalah bukan merupakan hasil karya tulis orang lain, baik
sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang saya sebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila


pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sanksi akademis.

Balikpapan, 19 Juli 2017


Mahasiswa,

Joko Susanto
NIM : 140309235091

iii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : Joko Susanto
NIM : 140309235091
Program Studi : Teknik Mesin Alat Berat
Judul : Modifikasi Special Tool Untuk Melepas dan Memasang Cover
Accumulator Brake Pada Unit Komatsu HD 785-7 di PT. United
Tractors, Tbk site Batu Kajang Area Others.
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak
kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau
memformat-kan mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat oleh : Joko Susanto


Pada tanggal : 19 Juli 2017
Yang menyatakan

Joko Susanto
NIM : 140309235091

iv
Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada
Ayahanda dan ibunda tercinta
Darminto dan Partini,
Kakak perempuan saya
Yuliana sari,
Dosen terbaik
Drs. Syaeful Akbar, M.T.,
Sahabat terbaik
Hilda Jayanti,
Seluruh members of SEC,
Team entrepreneur
Riki Kurniawan. Sumiati dan Aradea P.P,
Keluarga besar Bidikmisi,
Rekan-rekan sebaya
Eddy Setiawan, Rifqi Ikbal, Mursid, M. Maulana, Aulia puspitasari
Dhea Rahma Artika, Ira madani,
Rekan-rekan POLMAN dan UTSchool,
Teman-teman 3 TM 1dan 3 TM 2 Politeknik Negeri Balikpapan angkatan
2014,
Supervisor, mekanik dan admin PT United Tractor site Batu Kajang Area
OTHERS,
Dosen-dosen pembimbing tugas akhir saya.

v
ABSTRACT

On the mining industry, innovation is always needed to help the manpower. Along with
the demands of the times, many people want to do everything with the right system and
safety guaranteed. One of them is to reduce the risk of injury in the process of disposal
and installation of cover accumulator brake. The researcher emphasized that the
process of disposal and installation of the cover accumulator brake has been using
special tools, however the special tools that was used often found some problems,
which are often missed and broken between the connection of the stood and plate on
the special tool. It can cause injury to the manpower and damage to the work piece.
Therefore, the researcher is interested to conduct the research that is making special
modification tool to remove and install the cover accumulator brake unit komatsu HD
785-7 which is aimed to be one of the problem solution that is being happened. The
results of this research is to make the manpower feel more safet and comfortable
when they are doing the release and installation of accumulator brake unit komatsu
HD 785-7. During the modification test of the special tool, it did not encounter any
obstacle so that it can be concluded that this special tool modification is safe and
usable.

Keywords: Disposal, Installation, Cover accumulator brake, Special tool, Special


tool modification, Safe

vi
ABSTRAK

Dalam dunia industri pertambangan inovasi selalu dibutuhkan untuk membantu


pekerjaan manusia. Dengan adanya tuntutan zaman sehingga manusia menginginkan
segala sesuatu dengan sistem tepat dan terjamin keselamatannya. Salah satunya untuk
menurunkan tingkat resiko terjadinya cedera pada proses pelepasan dan pemasangan
cover accumulator brake. Penulis memperhatikan bahwa proses pelepasan dan
pemasangan cover accumulator brake sudah menggunakan special tool, namun special
tool yang digunakan tidak aman dan sering bermasalah yaitu sering meleset dari cover
accumulator brake dan patah pada sambungan stood dengan plat special tool. Hal ini
dapat menyebabkan cedera pada tenaga kerja dan rusak pada benda kerja. Oleh karena
itu penulis tertarik melakukan penelitian pembuatan modifikasi special tool untuk
melepas dan memasang cover accumulator brake unit komatsu HD 785-7 yang
bertujuan untuk menjadi solusi dari permasalahan yang sedang terjadi. Hasil yang
diperoleh dari modifikasi special tool adalah membuat tenaga kerja merasa lebih aman
dan nyaman saat melakukan pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake unit
komatsu HD 785-7. Selama uji coba modifikasi special tool tidak menemui kendala,
sehingga dapat disimpulkan bahwa modifikasi special tool ini aman dan dapat
digunakan.

Kata kunci : pelepasan, pemasangan, cover accumulator brake, special tool,


modifikasi special tool, lebih aman.

vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir, sebagai salah satu
syarat untuk dapat menyelesaikan jenjang Diploma III Program Studi Teknik Mesin
Alat Berat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.) di Politeknik Negeri
Balikpapan. Penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Modifikasi Special Tool
Untuk Melepas Dan Memasang Cover Accumulator Brake Pada Unit Komatsu HD
785-7 Di PT. United Tractors, Tbk Site Batu Kajang Area Others”
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih atas
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik dalam melaksanakan pengalaman
kerja (on job training) maupun dalam mengumpulkan data-data serta informasi yang
didapatkan terkait dengan penulisan Tugas Akhir ini, sehingga tersusunlah laporan
Tugas Akhir ini walaupun isi dari laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Ramli, S.E., M.M., sebagai Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Bapak Zulkifli, S.T., M.T., sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin Alat Berat
3. Bapak Syahruddin, S.Pd., M.T., sebagai pembimbing I dan Bapak Basri Dahlan,
S.Ag., M.Pd.I., sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan selama pengerjaan tugas akhir ini.
4. Seluruh staf dan karyawan jurusan Teknik Mesin Alat Berat Politeknik Negeri
Balikpapan dan rekan-rakan atas diskusi dan konsultasi yang di berikan.
5. Ayah dan bunda serta sanak saudara yang telah memberikan dorongan baik
moril maupun material serta do’a.
6. Seluruh sahabat angkatan 2014 Teknik Mesin Alat Berat yang telah banyak
membantu selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.
7. Bapak Hasanuddin selaku Supervisor PT. UNITED TRACTORS Tbk. site
BATU KAJANG Area OTHERS yang telah membantu dan memberikan saran
kepada penulis saat On Job Training.
8. Seluruh keluarga besar PT. UNITED TRACTORS Tbk. site BATU KAJANG
Area OTHERS yang telah berbagi ilmu dalam melaksanakan On Job Training.

viii
9. Serta rekan-rekan Teknik Mesin Alat Berat khususnya kelas TMAB 1 angkatan
2014.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih
jauh dari sempurna seperti apa yang diharapkan, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat konstruktif saya terima demi sempurnanya Tugas Akhir ini.

Balikpapan, 19 Juli 2017

Joko Susanto

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................iv
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................... v
ABSTRACT ..............................................................................................................vi
ABSTRAK .............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengenalan Unit ................................................................................................... 6
2.2 Teori Dasar Accumulator ..................................................................................... 7
2.2.1 Pengertian Accumulator .................................................................................... 7
2.2.2 Fungsi Accumulator .......................................................................................... 7
2.2.3 Tipe – tipe Accumulator .................................................................................... 8
2.3 Accumulator Charge Valve ................................................................................ 10

x
2.3.1 Fungsi Accumulator Charge Valve ................................................................. 11
2.3.2 When no oil is being supplied to accumulator (cut-out condition) ................. 11
2.3.3 When oil supplied to accumulator .................................................................. 12
2.3.4 Main relief valve (R3) ..................................................................................... 14
2.4 Accumulator Brake............................................................................................. 15
2.4.1 komponen Accumulator Brake ........................................................................ 16
2.4.2 Fungsi Accumulator Brake.............................................................................. 17
2.5 Teori bubut ......................................................................................................... 17
2.5.1 Proses turning ................................................................................................. 17
2.5.2 Alat potong konterbor (counterbore) .............................................................. 19
2.5.3 Penggunaan pahat bubut ................................................................................. 21
2.6 Teori Suaian (Fits) ............................................................................................. 23
2.6.1 Jenis Suaian ..................................................................................................... 23
2.6.2 Tingkatan Suaian ............................................................................................. 23
2.7 Job Safety Analysis ............................................................................................. 28
2.6.1 Pengertian Job Safety Analysis....................................................................... 28
2.6.2 Mengembangkan sebuah Job Safety Analysis ................................................ 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................... 31
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................ 31
3.3 Peralatan yang digunakan .................................................................................. 31
3.3.1 Alat .................................................................................................................. 31
3.3.2 Bahan .............................................................................................................. 32
3.3.3 Proses Pembuatan ........................................................................................... 32
3.4 Diagram Alir Metode Penelitian ........................................................................ 33
3.4.1 Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 34
3.4.2 Studi Lapangan................................................................................................ 35
3.4.3 Studi Literatur ................................................................................................. 35

xi
3.4.4 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 35
3.4.5 Perancangan .................................................................................................... 35
3.4.6 Pembuatan ....................................................................................................... 36
3.4.7 Pengujian Tool ................................................................................................ 36
3.4.8 Hasil ................................................................................................................ 36
3.4.9 Kesimpulan ..................................................................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Observasi Lapangan ........................................................................................... 37
4.2 Perancangan Modifikasi Spesial Tool................................................................ 41
4.2.1 Design Spesial tool Sebelum Modifikasi ........................................................ 41
4.2.2 Design Spesial tool Setelah Modifikasi .......................................................... 41
4.3 Pembuatan modifikasi special tool ..................................................................... 43
4.4 Langkah pembuatan modifikasi special tool ...................................................... 46
4.5 Waktu pengerjaan modifikasi special tool ......................................................... 47
4.6 Biaya Pembuatan ................................................................................................ 47
4.7 Uji coba modifikasi special tool ........................................................................ 47
4.8 Analisa safety pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake menggunakan
special tool dan modifikasi special tool ................................................................... 53
4.9 Analisa Efisiensi waktu ...................................................................................... 55
4.10 Analisa Ekonomi .............................................................................................. 55
4.11 Kelebihan dan kekurangan modifikasi special tool ......................................... 56
4.11.1 Kelebihan modifikasi special tool................................................................. 56
4.11.2 Kekurangan modifikasi special tool.............................................................. 57
4.12 Perawatan dan penyimpanan ............................................................................ 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 59
5.2 Saran ................................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 60
LAMPIRAN

xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Grafik Frekuensi kerusakan pada spesial tool 2
Gambar 2.1 Bentuk dan arti kode HD 785-7 6
Gambar 2.2 accumulator charge valve 10
Gambar 2.3 cut out condition when no oil supplied to accumulator 11
Gambar 2.4 cut in condition when oil supplied to accumulator 12
Gambar 2.5 cut out condition when oil supplied to accumulator 13
Gambar 2.6 cut in condition when oil supplied to accumulator 14
Gambar 2.7 lokasi accumulator brake 15
Gambar 2.8 accumulator brake pada unit 15
Gambar 2.9 accumulator 16
Gambar 2.10 gerakan utama proses bubut 17
Gambar 2.11 macam-macam pengerjaan pada masin bubut. 18
Gambar 2.12 konterbor tangkai lurus dan tirus 19
Gambar 2.13 Konterbor dengan pengarah 19
Gambar 2.14 Konterbor tanpa pengarah 20
Gambar 2.15 Hasil pembuatan lubang konterbor 20
Gambar 2.16 penggunaan pahat bubut 21
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 33
Gambar 4.1 special tool sebelum modifikasi 37
Gambar 4.2 Spesial tool tidak menempel rapat 38
Gambar 4.3 design 2D special tool sebelum modifikasi 41
Gambar 4.4 design 2D special tool setelah modifikasi 41
Gambar 4.5 design 3D modifikasi special tool tampak bawah 42
Gambar 4.6 design 3D modifikasi special tool tampak atas 43
Gambar 4.7 accumulator brake pada stand 48
Gambar 4.8 accumulator brake di clame 48
Gambar 4.9 proses pemasangan modifikasi special tool 49
Gambar 4.10 49

xiii
Gambar 4.11 pemasangan modifikasi special tool 50
Gambar 4.12 pemasangan kunci soket 50
Gambar 4.13 proses pelepasan cover accumulator brake 51
cover accumulator brake
terlepas

xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Suaian basis lubang 26
Tabel 2.2 Suaian basis poros 26
Tabel 2.3 Daftar untuk setiap macam tingkatan suaian 27
Tabel 4.1 job safety analysis pelepasan dan pemasangan sebelum
modifikasi 38
Tabel 4.2 job safety analysis pembuatan modifikasi special tool 44
Tabel 4.3 Biaya Pembuatan 47
Tabel 4.4 JSA pelepasan dan pemasangan cover accumulator
brake menggunakan modifikasi special tool 51
Tabel 4.5 Analisa safety menggunakan special tool dan
modifikasi special tool 54
Tabel 4.6 Analisa efisiensi waktu 55
Tabel 4.7 keuntungan modifikasi special tool menurut QCDSM 57

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara dengan Mekanik


Lampiran 2 Surat Pernyataan
Lampiran 3 SOP penggunaan modifikasi special tool
Lampiran 4 Sertifikat Modifikasi Spesial tool
Lampiran 5 Populasi Unit
Lampiran 6 Surat keterangan Supervisor
Lampiran 7 Data Work Plan GOH

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era modern sekarang ini manusia selalu mencari cara bagaimana
menciptakan teknologi tepat guna, efisien, murah dan ramah lingkungan. Karena itu
setiap hari ada saja teknologi baru yang dibuat agar dapat memudahkan pekerjaan
manusia. Teknologi sudah menjadi bagian hidup manusia yang tak dapat dipisahkan
lagi. Pada seluruh daerah, pemanfaatan teknologi hampir mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia.
Teknologi akan terus berkembang seiring dengan perkembangan waktu, adapun
beberapa teknologi ini sangat dibutuhkan di industri pertambangan batu bara. Semakin
canggih teknologi, semakin dibutuhkan oleh para pemilik industri-industri
pertambangan di Indonesia agar dapat memudahkan pekerjaan saat penambangan.
Hampir seluruh industri membutuhkan sebuah teknologi yang dapat memudahkan
pekerjaan penambangan. Adapun industri pertambangan batu bara di Indonesia
khususnya di wilayah Kalimantan Timur membutuhkan teknologi yang dapat
memudahkan pekerjaan mereka. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya areal
pertambangan di wilayah Kalimantan Timur.
Membahas masalah industri pertambangan. Industri pertambangan batu bara di
Indonesia khususnya di wilayah Kalimantan Timur berkembang pesat, hal ini bisa di
lihat banyaknya areal pertambangan di wilayah Kalimantan Timur yang luas arealnya
bertambah dari tahun ke tahun, hal ini mendorong perusahaan Pertambangan terus
berlomba-lomba meningkatkan produktifitas hasil pertambangan mereka setiap
waktunya dengan melakukan Maintenance, Partial Component Replacement (PCR
maupun melakukan General OverHaul (GOH) unit.
Pada bulan Agustus - Oktober 2016 penulis melakukan on the job training yang
ditempatkan pada salah satu customer PT. United Tractors Tbk. Site Batu Kajang Area

1
Others yaitu PT. Madani Talatah Nusantara (MTN) site PT. Kalimantan Energi Lestari
(KEL) Sungai Durian yang bertugas melakukan General Overhaul (GOH).
Berdasarkan data dari plan production control (2016) PT. United Tractors site
Batu Kajang area Others, populasi unit HD 785-7 paling besar jumlahnya yaitu 31 unit
dibandingkan unit lainnya dan seluruhnya demand Genaral Overhaul (GOH). Sejalan
dengan hal tersebut, penulis menemukan proses pelepasan dan pemasangan cover
accumulator brake menggunakan special tool yang tidak aman dan sering bermasalah
yaitu special tool yang digunakan sering meleset dari cover accumulator brake dan
berdasarkan data wawancara dengan mekanik, special tool sering patah pada
sambungan stood dengan plat karena kurang baiknya metode pengelasan. Hal ini dapat
menyebabkan cedera pada mekanik dan rusak pada benda kerja. Berikut grafik data
yang memuat frekuensi permasalahan pada spesial tool accumulator brake.

Frekuensi Permasalahan Spesial Tool


accumulator brake
3.5
3 3
3
2.5
2 2 2 2 2
2
1.5
1 1 1 1 1
1
0.5
0
mei juni juli agustus september oktober

jumlah kerusakan jumlah GOH

Gambar 1.1 Grafik Frekuensi Permasalahan pada spesial tool


(Sumber : PPC 2016)

Grafik di atas menunjukan bahwa kerusakan special tool terjadi di hampir setiap
melakukan General Overhaul. Tingginya frekuensi pelepasan dan pemasangan cover
accumulator brake dalam setiap general overhaul, yaitu terdapat 8 cover accumulator

2
brake dan pada bulan oktober 2016 masih terdapat 20 unit HD 785-7 yang akan
dilakukan general overhaul. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat
modifikasi special tool accumulator brake.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
“ modifikasi special tool untuk melepas dan memasang cover accumulator brake pada
unit HD 785-7” dan menjadi salah satu bentuk dalam management pengelolaan resiko
serta Berkaitan dengan salah satu budaya SOLUTION yaitu Innovative.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut :
1. Bagaimana perancangan dan pembuatan modifikasi special tool untuk
melepas dan memasang cover accumulator brake jenis hydropneumatic?
2. Bagaimana analisa safety, efisiensi waktu dan ekonomi dari penggunaan
modifikasi special tool untuk melepas dan memasang cover accumulator
brake?

1.3. Batasan Masalah


Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang di
bahas, maka penulis memberikan batasan masalah agar penyajiannya tidak
menyimpang terlalu jauh dari tujuan yang diinginkan, sehingga pembahasan yang
terdapat dalam karya tulis ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan hasil pengamatan
lapangan yang dilakukan oleh penulis selama ditempatkan pada salah satu customer
PT. United Tractors Tbk. Site Batu Kajang Area Others yaitu PT. Madani Talatah
Nusantara (MTN) site PT. Kalimantan Energi Lestari (KEL) Sungai Durian, yaitu
sebagai berikut :
1. Tidak membahas analisa bahan, komposisi, dan sifat-sifatnya.
2. Tidak melakukan pengujian bahan untuk mengetahui kekuatan modifikasi
special tool.

3
3. Modifikasi Special tool hanya digunakan pada accumulator brake jenis
hydropneumatic di unit komatsu HD 785-7.
4. Tidak membahas stand special tool pelepasan dan pemasangan cover
accumulator brake.

1.4. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam tugas akhir ini sebagai berikut :
1. Mengetahui perancangan dan pembuatan modifikasi special tool untuk
melepas dan memasang cover accumulator brake jenis hydropneumatic.
2. Mengetahui analisa safety, efisiensi waktu dan ekonomi dari penggunaan
modifikasi special tool untuk melepas dan memasang cover accumulator
brake.

1.5. Manfaat Penulisan


Untuk perusahaan :
1. Untuk dijadikan bahan masukan perusahaan yang melakukan General
OverHaul (GOH) unit Komatsu HD 785-7 untuk melakukan pekerjaan
pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake agar lebih aman dan
nyaman.

Untuk institute :
1. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi mahasiswa dalam mengembangkan
dan melakukan improvement.
2. Menambah referensi khususnya untuk jurusan Teknik Mesin program studi
Alat Berat mengenai pembuatan tugas akhir dan menjadi dasar acuan untuk
pembuatan special tool untuk melepas dan memasang cover accumulator
brake di kemudian hari.

4
1.6. Sistematika Penulisan
Penyusunan tugas akhir ini, terdiri atas 5 BAB, yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjelaskan latar belakang dari
bab I, dan sebagai informasi pendukung dalam Tugas Akhir ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang cara dan bagaimana data lapangan didapatkan. Data
tersebut harus menunjang pada judul Tugas Akhir yang diambil oleh penulis.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan merupakan rincian tentang hasil penelitian yang terdiri
dari data pendukung dan pembahasan terhadap hasil setiap penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini membahas kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan berisikan
tentang rincian poin-poin hasil penelitian sedangkan saran-saran merupakan suatu
kajian tentang kendala, pada pelaksanaan penelitian ini agar penelitian lanjutan
dapat diperbaiki dan disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengenalan Unit

Gambar 2.1 bentuk dan arti kode HD 785-7


(sumber : dokumentasi pribadi)
Dump Truck merupakan alat angkut material dari jarak dekat hingga jarak jauh.
Material yang dibawa oleh dump truck dapat diisikan oleh excavator, wheel loader dan
shovel.

Salah satu produk dump truck pada komatsu adalah HD 785-7 dengan bentuk
dan arti kode seperti pada uraian dibawah yang tunjukan pada gambar 2.1.

HD 785-7

Heavy Duty Dump Truck

Angka yang menunjukan berat muatan


(785 x 0.1=78.5 ton )

Angka yang menunjukan berapa kali unit


sudah dilakukan modifikasi.

6
2.2 Teori Dasar Accumulator
2.2.1 Pengertian Accumulator
Accumulator merupakan sebuah tipe dari alat penyimpan energi, yang pada
suatu saat tertentu juga akan berfungsi sebagai reservoir sementara yang bisa menyerap
beban kejut dari suatu sistem hidrolik.

2.2.2 Fungsi Accumulator


 Energy storage

Ketika sistem hidrolik mengalami kerja yang berat, maka pada sistem akan
megalami beban yang sangat besar dan ini akan membahayakan komponen-komponen
hidrolik yang lain sistem hidrolik itu sendiri. Pada saat kondisi ini pompa akan terus
menyuplai aliran oli, jika tekanan oli tidak sanggup melakukan kerja yang berat, maka
akan terjadi desakan energi dari actuator ke pompa, Untuk mencegah kerusakan pada
pompa, energi yang berlebih itu akan diserap oleh akumulator. Dan energi yang diserap
ini akan dilepaskan lagi saat sistem hidrolik kekurangan energi atau pada saat tekanan
yang diberikan pompa melemah.
 Shock absorber
Beban kejut yang sering dialami actuator akan menimbulkan getaran pada
sistem hidrolik, accumulator berfungsi sebagai peredam getaran yang terjadi pada
actuator, sehingga tidak menimbulkan getaran dan gangguan pada sistem hidrolik.
 Supplementing pump flow
Fungsi utama dari accumulator yaitu berfungsi menyimpan energi. Energi yang
diserap ini akan dilepaskan lagi ketika tekanan pompa melemah sehingga kerja yang
dihasilkan selalu konstan dan tidak mengganggu kerja sistem hidrolik

 Maintaining pressure
Accumulator berfungsi untuk mempertahankan tekanan sistem. Jika tekanan oli
terlalu besar, maka accumulator akan menyerap sebagian. Dan jika tekanan oli terlalu

7
kecil (dari pompa) maka accumulator akan menyuplai tekanan, sehingga tekanan oli
dalam sistem hidrolik akan tetap konstan.
 Leakage compensation
Accumulator berfungsi mengkompensasi tekanan saat terjadi kebocoran. pada
saat terjadi kebocoran, maka tekanan oli dalam sistem hidrolik akan turun dan
accumulator akan menggantikan/menambah tekanan oli sehingga kerja sistem hidrolik
tetap normal untuk sementara waktu.
 Thermal expansion compensator
Accumulator juga dapat mengkompensasi panas yang terjadi pada oli di dalam
sistem hidrolik.

2.2.3 tipe - tipe Accumulator


Secara umum tipe accumulator dibedakan atas :
 Weight loaded accumulator
Pada accumulator tipe ini memanfaatkan berat dari suatu benda untuk
kompensasi tekanan, maupun tekanan kejut pada system hidrolik. Beban yang berat ini
akan bergerak ke atas ketika tekanan sistem hidrolik terlalu besar dan akan turun ketika
tekanan sistem kembali mengecil.
 Spring loaded accumulator
Pada tipe accumulator ini, perubahan volume yang terjadi proporsional
terhadap tekanan yang terjadi pada system hidrolik. Pegas akan tertekan ketika oli
bertekanan masuk ke dalam accumulator. Pada sistem ini memanfaatkan prinsip seperti
yang terlihat pada rumus di bawah ini.
Keuntungan dari tipe accumulator ini adalah ukurannya yang lebih kecil dari
tipe accumulator yang lain dan pemasangannya yang lebih mudah. Tetapi kelemahan
tipe ini adalah supply energy yang diberikan kecil, ini karena ukuran accumulator jenis
ini yang kecil dan tekanan yang diberikannya juga tidak konstan.
 Gas charged accumulator
a) Non-separator type

8
Tipe accumulator ini tidak banyak digunakan dalam dunia industri karena
sering menimbulkan gelembung udara udara (foaming) sebab tidak menggunakan
penyaring.
b) Piston
Accumulator yang menggunakan prinsip piston silinder. Saat tekanan oli tinggi, piston
akan bergerak. Dan saat tekanan oli turun, maka piston akan kembali ke posisi semula
dengan melepas energi yang tersimpan dalam accumulator.
c) Bladder
Accumulator tipe ini menggunakan prinsip balon. Dimana di dalam
accumulator dimasukkan balon yang diisi udara nitrogen. Bedanya dengan tipe piston
adalah pada saat tekanan oli tinggi makan balon tersebut akan tertekan.
d) Diaphragm
Untuk accumulator tipe ini, hampir sama dengan tipe blader. Bedanya
accumulator tipe ini terdiri dari dua sekat yang berbeda yang dipisahkan oleh sebuah
membran. Pada saat tekanan oli tinggi, maka mebran tersebut akan tertekan.

9
2.3 accumulator Charge Valve

Gambar 2.2 accumulator charge valve


(Sumber : manual book komatsu HD 785-7)
Keterangan :
ACC :To accumulator
P : From hydraulic pump
PP : From accumulator (accumulator pressure)
T : To brake system tank
H1 : Relief valve
R1 : Relief valve
R3 : Main relief valve

2.3.1 Fungsi accumulator charge valve


 Accumulator charge valve bekerja untuk mempertahankan pressure oli dari
pump pada specified pressure dan menyimpannya dalam accumulator.
 Saat mencapai specified pressure, oli dari pump dihubungkan dengan circuit
drain untuk mengurangi load pump.

10
2.3.2 When no oil is being supplied to accumulator (cut-out condition)

Gambar 2.3 cut out condition when no oil supplied to accumulator


(Sumber : manual book komatsu HD 785-7)
 Pressure pada port B lebih tinggi dari set pressure relief valve (R1), maka
piston (8) akan dipaksa ditekan ke atas oleh pressure oli pada port B. Poppet
(6) menjadi terbuka, port C dan port T menjadi berhubungan.
 Karena spring chamber pada sisi kanan spool (15) dihubungkan dengan port C
relief valve (R1), maka pressurenya akan turun menjadi brake oil tank pressure.
Oli dari pump masuk port (P), mendorong spool (15) ke kanan dengan besar
pressure yang hamper sama dengan installing load of spring (14).

11
 Oli juga lewat melalui orifice (17), (18) dan (16), dan mengalir kembali ke
brake oil tank.

2.3.3 When oil supplied to accumulator


1) Cut-in condition

Gambar 2.4 cut in condition when oil supplied to accumulator


(Sumber : manual book komatsu HD 785-7)

 Saat pressure pada port B lebih rendah dari set pressure relief valve (Rl), maka
piston (8) tertekan balik ke bawah oleh spring (5).
 Valve seat (7) dan poppet (6) menjadi menutup rapat, port C dan port T tidak
berhubungan. Spring chamber pada sisi kanan spool (15) juga tidak
berhubungan dengan port T, Sehingga pressure akan naik, demikian juga
pressure pada port P.
 Saat pressure pada port P naik diatas pressure pada port B (accumulator
pressure), proses pengisian oli ke dalam accumulator segera dimulai. Kondisi
ini ditentukan oleh besarnya diameter orifice (17) dan perbedaan pressure
(hamper sama dengan load spring (14)) yang terjadi pada kedua sisi orifice.

12
Sehingga sejumlah oli yang sama akan disupplaikan tanpa dipengaruhi oleh
engine speed.
2) When cut-out pressure is reached

Gambar 2.5 cut out condition when oil supplied to accumulator


(Sumber : manual book komatsu HD 785-7)

 Saat pressure pada port B (accumulator pressure) mencapai set pressure relief
valve (R1), poppet (6) bergerak keatas meninggalkan valve seat (7), sehingga
flow oli dihubungkan dengan port drain T dan circuit dibebaskan.
 Saat circuit dibebaskan, terjadi perbedaan pressure Antara di atas a dan di
bawah piston (8), sehingga piston (8) bergerak keatas, poppet (6) dipertahankan
terbuka, port C dan port T tetap berhubungan.
 Spring chamber pada sisi kanan spool (15) juga dihubungkan dengan port C
pada relief valve (R1), sehingga pressurenya menjadi turun sama dengan brake
oil tank pressure.
 Pressure pada port P turun dengan cara yang sama, sampai pressurenya
menjadi sebanding dengan installing load of spring (14), sehingga supply
menuju port B akan berhenti.

13
2.3.4 Main relief valve (R3)

Gambar 2.6 cut in condition when oil supplied to accumulator


(Sumber : manual book komatsu HD 785-7)
Jika pressure pada port P (pump pressure) naik di atas set pressure relief valve
(R3), oli dari pump mampu menekan spring (3). Ball (11) terdorong terbuka ke atas
dan oli dari pump dibebaskan menuju brake oil tank circuit, dengan demikian akan
membatasi maximum pressure dalam brake circuit dan melindungi circuit dari
keabnormalan high pressure

2.4 Accumulator Brake

Gambar 2.7 lokasi accumulator brake


(Sumber : dokumentasi pribadi)

14
Gambar 2.8 accumulator brake pada unit
(sumber : Manual Book komatsu HD 785-7)
Accumulator brake pada unit HD 785-7 termasuk pada jenis hydropneumatic
yang terletak di sisi kanan dan kiri dengan jumlah masing-masing sisi terdapat 2
accumulator brake, sehingga jumlah accumulator brake pada HD 785-7 sebanyak 4
pcs.
Accumulator brake sebelah kanan unit berjumlah 2 komponen sebagai
penyuplai parking brake dan accumulator brake sebelah kiri unit satu diantaranya
(Nomor 8) sebagai penyuplai rear brake dan accumulator nomor 9 sebagai penyuplai
front brake.

15
2.4.1 komponen pada accumulator brake

Gambar 2.9 accumulator


(sumber : Manual Book komatsu HD 785-7)

Gambar di atas menunjukan berbagai komponen pada Accumulator brake yaitu


terdiri dari 4 bagian, seperti gambar 2.9 yaitu, valve, top piston, cylinder dan piston
2.4.2 Fungsi Accumulator Brake
Adapun fungsi dari accumulator brake sebagai berikut:
 Meredam tekanan dari pompa menuju system brake
 Memperingan kerja pompa untuk menyuplai oli
 Menyalurkan tekanan ke masing-masing brake pada saat engine mati.

2.5 Teori bubut


2.5.1 proses turning
Proses turning adalah proses pembentukan benda kerja dengan mengurangi
material (material removal). Pengurangan material dilakukan pada benda kerja yang

16
berputar dengan alat potong (pahat) yang bergerak secara linear (melintang,
memanjang, atau membentuk sudut), sehingga benda kerja yang dihasilkan umumnya
memiliki penampang berbentuk lingkaran. Turning sendiri mempunyai istilah lain
yaitu bubut atau lathe.

Gambar 2.10 gerakan utama proses bubut


(Sumber : teknik-manufaktur.blogspot.co.id)

Prinsip kerja atau gerakan utama untuk melakukan pemakanan dalam proses
turning ada 3, yaitu:

a. Main motion, yaitu: gerakan benda kerja berputar


b. Adjusting motion , yaitu: gerakan pahat memasukkan kedalaman pemakanan /
depth of cut
c. Feed motion, yaitu: gerakan pahat menyayat benda kerja atau disebut juga
gerak umpan

17
Gambar 2.11 macam-macam pengerjaan pada masin bubut.
(Sumber : Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industri jilid II)

Gambar di atas menunjukan macam-macam pengerjaan pada mesin bubut


dengan macam memiliki fungsi pengerjaan masing-masing.

2.5.2 Alat potong Konterbor (Counterbor)

Gambar 2.12 konterbor tangkai lurus dan tirus


(Sumber : Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industri jilid II)

Konterbor (counterbor) adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang
berfungsi untuk membuat lubang bertingkat. Hasil lubang bertingkat berfungsi

18
sebagai dudukan kepala baut L.Jenis alat ini apabila dilihat dari tangkainya terbagi
menjadi dua yaitu konterbor tangkai lurus dan tirus (Gambar 2.12).

Gambar 2.13 Konterbor dengan pengarah


(Sumber : Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industri jilid II)

Gambar 2.14 Konterbor tanpa pengarah


(Sumber : Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industri jilid II)

19
Gambar 2.15 Hasil pembuatan lubang konterbor
(Sumber : Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industri jilid II)

Apabila dilihat dari sisi ujung mata sayatnya, alat ini juga terbagi menjadi dua
yaitu, konterbor dengan pengarah (Gambar 2.13) dan konterbor tanpa pengarah
(Gambar 2.14). Hasil pembuatan lubang konterbor pada mesin bubut dapat dilihat
pada (Gambar 2.15).

2.5.3 Penggunaan pahat bubut

20
Gambar 2.16 penggunaan pahat bubut
(Sumber : Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industri jilid II)

Gambar di atas menunjukan jenis-jenis penggunaan pahat bubut, diantaranya


sebagai berikut :

 Pahat Rata

21
Pahat bubut jenis ini digunakan untuk membubut permukaan rata pada bidang
memanjang. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan pahat dari ujung luar benda
kerja kearah cekam atau sebaliknya tergantung pahat kanan atau kiri.
 Pahat Sisi/ Muka
Pahat bubut jenis ini yang digunakan untuk membubut pada permukaan benda kerja.
Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan dari tengah benda kerja kearah keluar
atau sebaliknya tergantung dari arah putarannya.
 Pahat Potong
Pahat jenis ini digunakan khusus untuk memotong suatu benda kerja hingga ukuran
panjang tertentu.
 Pahat Alur
Pahat jenis ini digunakan untuk membentuk profil alur pada permukaan benda kerja.
Bentuk tergantung dari pahat alur yang digunakan.
 Pahat Champer
Pahat jenis ini digunakan untuk menchamper pada ujung permukaan benda kerja. Besar
sudut champer pada umumnya 45º
 Pahat Ulir
Pahat jenis ini digunakan untuk membuat ulir pada permukaan benda kerja, baik
pembuatan ulir dalam maupun ulir luar.

2.6 Teori Suaian (Fits)


2.6.1 Jenis Suaian
Adapun jenis suaian sebagai berikut :

22
 Suaian longgar (Clearance fits) adalah bagian yang berpasangan pada waktu
dipasang mempunyai kelonggaran yang pasti.
 Suaian Transisi (Transition fits) adalah terdapat 2 kemungkinan yaitu bisa
terjadi kesesakan kecil maupun kelonggaran kecil.
 Suaian sesak (Interfereance fits) adalah pemasangan ini selalu dalam keadaan
sesak.
2.6.2 Tingkatan Suaian
Dalam penggunaannya, suaian longgar, transisi maupun sesak masih harus
dibagi dalam tingkatan-tingkatan yang lebih terperinci. Dengan demikian dapat
ditentukan jenis suaian yang tepat untuk suatu komponen menurut penggunaan dari
komponen yang akan dibuat. Tingkatan suaian dari masing-masing keadaan suaian
untuk basis lubang dapat dilihat pada tabel 1.
 Suaian Longgar untuk Basis lubang
a. Suaian sangat luas
Suaian yang sangat longgar merupakan hasil pasangan dari H11- c11; H9d10;
dan H9-e9. Tingkatan suaian ini digunakan untuk bagian- bagian yang mudah berputar,
mudah dipasang dan dibongkar tanpa paksa, misalnya dipakai pada poros roda gigi,
poros hubungan, dan bantalan dengan kelonggaran yang pasti.
b. Suaian luas
Suaian H8-f7 dan H7- g6. Suaian ini biasanya dipakai pada peralatan yang
berputar terus-menerus, misalnya dipakai pada bantalan yang mempunyai kelonggaran
biasa, yaitu bantalan jurnal.
c. Suaian Geser
Suaian H7h6. Suaian ini banyak dipakai pada peralatan yang tidak berputar,
misalnya senter kepala lepas, sarung senter, dan poros spindel.
 Suaian Transisi
Suaian ini merupakan hasil gabungan antara lubang dan poros yang akan
menghasilkan suatu keadaan kemungkinan longgar dan sesak, hal ini tergantung dari
daerah toleransi yang dipakai yang termasuk dalam suaian transisi adalah sebagai
berikut.

23
a. Suaian Puntir
Suaian H7-k6. Suaian ini digunakan apabila pasangannya memerlukan
kesesakan dan dengan jalan dipuntir waktu melepas maupun memasang, misalnya
sebuah metal dengan tempat duduknya.
b. Suaian paksa
Suaian H7-n6. Pada suaian ini akan terjadi kesesakan permukaan yang
dipasang agak panjang. Contoh pemakaiannya pada plat pembawa dalam mesin bubut,
kopling, dan sebagainya.

 Suaian sesak
a. Suaian kempa ringan
Suaian H7-p6. Pasangan dalam suaian ini harus ditekan atau dipukui dengan
menggunakan palu plastik atau palu kulit. Pengunaan suaian ini misalnya pada bus-bus
bantalan dan pelak roda gigi.

b. Suaian kempa berat


Suaian H7-p6. Pemasangan suaian ini harus ditekan dengan gaya yang agak
berat dan suatu ketika harus menggunakan mesin penekan. Suaian ini digunakan pada
kopling atau pada gelang tekan.

 Suaian longgar untuk basis poros


a. Suaian sangat luas
Suaian h11-C11; h9-D10; dan h9-E9. Penggunaannya adalah pada bantalan-
bantalan yang mudah dipasang dan dilepas dengan poros.
b. Suaian luas
Suaian h7-F8 dan h6-G7. Contoh penggunaannya pada bantalan jurnal dan
peralatan yang tidak berputar.
c. Suaian geser
Suaian h6-H7. Penggunaan pada peralatan yang tidak berputar.

24
 Suaian Transisi
a. Suaian puntir
Suaian h6-K7. Suaian ini dipakai pada peralatan yang pemasangannya harus
mengalami penekanan dan dipuntir.
b. Suaian Paksa
Suaian h6-N7. Pada sistem ini juga terjadi kesesakan yang pasti.

 Suaian Sesak
a. suaian kempa ringan
Suaian h6-P7. Pemasangan komponen dalam suaian ini harus ditekan.
b. suaian kempa berat
Suaian h6-S7. Pemasangan komponen ini harus ditekan dengan gaya yang lebih berat.

25
Tabel 2.1 suaian basis lubang

Tabel 2.2 suaian basis poros

26
Tabel 2.3 daftar untuk setiap macam tingkatan suaian

Keterangan :
Satuan toleransi, dalam micronmeter (mikron)
Biasanya ditulis dalam simbol µm. 1 µm = 0,001 mm

2.7 Job Safety Analysis

27
Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja dengan
menetapkandan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk
menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang benar
merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan job safety analysis yang meliputi
mempelajari dan membuat laporan setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya
pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik kesehatan maupun keselamatan) dan
menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya.

2.7.1 Pengertian Job Safety Analysis


Job Safety Analysis (JSA) atau dalam bahasa Indonesianya kita artikan sebagai
analisa keselamatan kerja, merupakan satu bentuk dokumentasi dari sebuah pekerjaan,
dimana tujuan dari pembuatannya sendiri adalah sebagai tindakan preventive atau
pencegahan dini terhadap terjadinya kecelakaan.
Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA sebagai berikut :
1. Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang
berpotensi dapat menyebabkan bahaya.
2. Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya.
3. Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih staf lainnya.
4. Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan aturan kerja
yang spesifik untuk setiap pekerjaan.
Terdapat beberapa keuntungan atau manfaat yang dapat diambil apabila kita
melaksanakan job safety analysis, yaitu:
1. Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja efisien.
2. Membuat kontak keselamatan kerja.
3. Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.
4. Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.
5. Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.
6. Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.
7. Meningkatkan produktifitas.
8. Adanya sikap positif terhadap keselamatan.

28
2.7.2 Mengembangkan sebuah JSA
A. Memilih Pekerjaan
Pekerjaan dengan sejarah kecelakaan yang buruk mempunyai prioritas dan
harus dianalisa terlebih dahulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan dianalisa,
supervisor sebuah departemen harus memenuhi faktor berikut ini :
1. Frekuensi kecelakaan
Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang kecelakaan merupakan prioritas
utama JSA.
2. Tingkat cidera yang menyebabkan cacat
Setiap pekerjaan yang menyebabkan cacat harus dimasukan ke dalam JSA.
3. Kekerasan potensi
Beberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai sejarah kecelakaan namun
mungkin mempunyai potensi.
4. Pekerjaan baru
JSA untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sebisa mungkin. Analisa tidak
boleh ditunda hingga kecelakaan terjadi atau hampir terjadi.
5. Mendekati bahaya
Pekerjaan yang mendekati bahaya harus menjadi prioritas JSA

B. Membagi pekerjaan
Untuk membagi pekerjaan, pilihlah pekerja yang benar untuk melakukan
observasi. Pilihlah pekerja berpengalaman, mampu dan kooperaktif sehingga mampu
membagi ide.

C. Mengembangkan Solusi
Langkah terakhir JSA adalah mengembangkan prosedur kerja yang aman untuk
mencegah kejadian atau potensi kecelakaan. Beberapa solusi yang dapat diterapkan :

29
a. Menemukan cara baru untuk suatu pekerjaan
b. Mengubah kondisi fisik yang menimbulkan bahaya.
c. Mengubah prosedur kerja.
d. Mengurangi frekuensi pekerjaan.
Poin utama dari JSA adalah : mencegah kecelakaan dengan antisipasi dan
eliminasi serta mengontrol bahaya yang ada.

30
31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini dirancang sebagai field research yaitu penelitian lapangan yang
melibatkan pengumpulan data primer atau informasi baru dan terkait dengan kondisi
nyata yang ada di lapangan dengan metode observasi deskriptif melalui observasi
lapangan (Goerge Allen & Unwin, 1984)

Observasi lapangan yang dilakukan adalah mengenai kondisi cara pelepasan


dan pemasangan cover accumulator brake pada unit komatsu HD 785-7, menemukan
permasalahan dalam proses pelepasan dan pemasangan dan mencari solusi dari
permasalahan tersebut.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Tempat penelitian di laksanakan di PT. Madani Talatah Nusantara site sungai
Durian, Kalimantan Selatan yang merupakan salah satu customer dari PT. United
Tractors Tbk site Batu Kajang Area others. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3
bulan yang dimulai tanggal 1 Agustus 2016 sampai 30 Oktober 2016 saat penulis
melakukan on the job training.

3.3 Peralatan yang digunakan


Penelitian ini membutuhkan beberapa alat dan bahan yang dapat mendukung
proses serta hasinya. Alat dan bahan yang dibutuhkan sebagai berikut :

3.3.1 Alat
1. Mesin bubut 5. Mesin press
2. Gerinda potong 6. Mesin bor
3. Alat ukur
4. Alat tulis

31
3.3.2 Bahan
1. Besi pejal diameter 15 cm
2. Baja diameter 1 cm

3.3.3 proses pembuatan


1. Observasi yaitu pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan data-
data tentang penelitian.
2. Studi litelatur dengan mempelajari buku-buku untuk melakukan modifikasi
special tool accumulator brake.
3. Melakukan pengukuran pada cover accumulator brake untuk melakukan
perancangan.
4. Menggambar design untuk mengetahui gambaran awal modifikasi special tool.
5. Mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dan menyiapkan peralatan.
6. Melakukan pemotongan pada besi berdiameter 15 cm sepanjang 10 cm.
7. Besi D = 15 cm pada sisi depan dibubut hingga mencapai bentuk nut yang
dibutuhkan, sedangkan sisi yang lain dibubut hingga membentuk mangkok
seperti yang ada pada design.
8. Pada sisi mangkokan diberi lobang berdiameter 8.85 mm sebanyak 3 buah
untuk memasang stood dan pada sisi sebaliknya diberi lubang berdiameter 3.5
mm.
9. Baja dengan diameter 1 cm dibubut hingga mencapai ukuran 9 mm sebagai
stood.
10. Setelah seluruh besi dibubut sesuai dengan design yang diinginkan, bagian-
bagian yang tajam harus di bavel (penumpulkan bagian yang tajam)
11. Kemudian baja D = 1 cm yang sudah di bubut dipasang pada ke tiga lubang besi
D = 15 cm yang sudah dibubut dengan metode press fit.
12. Melakukan pengujian pada cover accumulator brake.
13. Menyimpulkan hasil penelitian.

32
33

3.4 Diagram Alir Metode Penelitian

Mulai

Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian

Studi Lapangan Studi Pustaka

Identifikasi Masalah

Perancangan

Pembuatan

Good
Not Good
Uji Coba

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai
34

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian

Dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan data


berdasarkan pada teori-teori yang diperoleh selama dibangku kuliah dan pada saat On
The Job Training di PT. United Tractors Tbk site Batu Kajang Area others. Dalam
pengumpulan data ini, ada beberapa teknik yang diterapkan oleh penulis, yaitu sebagai
berikut :

A. Observasi
Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis melalui pengamatan secara
langsung terhadap masalah yang terjadi. Melihat kondisi komponen dan special
tool, permasalahan, dan menyelesaikan masalah yang sedang terjadi.

B. Dokumentasi
Pengambilan foto – foto terkait dengan kondisi dan permasalahan yang terjadi di
lapangan. Foto – foto yang di ambil dapat digunakan sebagai pendukung dari
kegiatan penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang terjadi saat
melakukan pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake.

C. Wawancara
Wawancara ditujukan kepada mekanik yang melakukan kegiatan Pelepasan dan
pemasangan cover accumulator brake unit HD 785-7.

3.4.1 Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian


Setelah melakukan identifikasi diatas, penulis berusaha meningkatkan
keamanan dan kenyamanan dalam melakukan pelepasan dan pemasangan cover
accumulator brake. Oleh karena itu, munculnya ide memodifikasi special tool untuk
melepas dan memasang cover accumulator brake yang diharapkan mampu menjadi
solusi dari permasalah yang ada.
35

3.4.2 Studi Lapangan


Penulis melakukan tinjauan langsung dilapangan, untuk menentukan masalah
yang sering terjadi pada special tool untuk melepas dan memasang cover accumulator
brake yang sering meleset dan patah pada sambungan stood dan plat dan melakukan
pengambilan foto - foto dari accumulator brake dan special tool pelepasan cover
accumulator brake.

3.4.3 Studi Literatur


1. buku litelatur atau sumber lain
Dalam penelitian ini penulis menggunakan buku-buku literatur sebagai sumber
pedoman untuk melakukan modifikasi special tool accumulator brake, tidak
terdapatnya standart torque pada cover accumulator brake menjadi kendala dari
penulis.
2. Internet
Dalam penilitian ini internet sebagai penambah referensi dan hal-hal yang dapat
mendukung serta menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan modifikasi special
tool accumulator brake .

3.4.4 Identifikasi Masalah


Berdasar data-data yang didapat saat studi lapangan, penulis menemukan
kendala saat melakukan pekerjaan pelepasan dan pemasangan cover accumulator
brake, yaitu sering bermasalahnya special tool yang digunakan, seperti sering meleset
pada cover accumulator dan sering patahnya sambungan antara stood dan plat karena
design dan pembuatan yang kurang baik. Penulis mencari solusi agar permasalahan
pada special tool accumulator brake tidak terulang kembali.

3.4.5 Perancangan
Berdasarkan data yang telah diolah, kemudian data tersebut dijadikan dasar
untuk menentukan langkah-langkah awal untuk melakukan modifikasi. Dari data
36

tersebut, penulis membuat modifikasi special tool accumulator brake dengan


menambahkan safety dan metode press fit pada special tool sebagai upaya mencegah
melesetnya special tool pada cover accumulator dan menurunkan leadtime perbaikan
special tool jika terjadi keausan atau masalah pada stood.

3.4.6 Pembuatan
Setelah penulis merincikan rancangan untuk modifikasi ini, langkah
selanjutnya melakukan implementasi. Penulis mencari bahan pembuatan modifikasi
special tool, berupa :
 Besi pejal berdiameter 15 cm
 Baja berdiameter 1 cm

3.4.7 Pengujian Tool


Setelah modifikasi special tool berhasil di buat, langkah selanjutnya adalah
pengujian. Hasil dari pengujian modifikasi special tool mendapat hasil yang sesuai
dengan keinginan, yaitu saat diuji coba, masalah yang biasa di temukan saat melakukan
pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake sudah tidak terjadi kembali.

3.4.8 Hasil
Berdasar data dari pengujian special tool yang telah dimodifikasi, modifikasi
special tool untuk melepas dan memasang cover accumulator brake berhasil dan layak
menjadi solusi untuk masalah yang terjadi.

3.4.9 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengujian modifikasi special tool accumulator brake
yang baik, penulis berharap bahwa penulisan penelitian ini dapat menjadi bahan acuan
untuk setiap perusahaan pertambangan pada saat melakukan General Overhaul HD
785-7 Khususnya saat melakukan pelepasan dan pemasangan cover accumulator
Brake.
37

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Observasi Lapangan


Seperti yang dijelaskan pada latar belakang saat melakukan General Overhaul
(GOH), yaitu penulis menemukan permasalahan saat melakukan pelepasan dan
pemasangan cover accumulator brake, yaitu special tool yang digunakan tidak aman
dan sering bermasalah. Berdasarkan wawancara dengan mekanik dan observasi
lapangan, Special tool yang digunakan sering meleset dari cover accumulator brake
dan sambungan antara stood dengan plat special tool patah. Untuk mengatasi
permasalahan pada special tool tersebut, penulis berinisiatif untuk membuat modifikasi
special tool untuk melepas dan memasang cover accumulator brake sebagai upaya
menjadi solusi dari permasalahan yang terjadi.

Gambar 4.1 special tool sebelum modifikasi


(Sumber : dokumentasi pribadi)
38

Pada gambar 4.1 terlihat pemasangan stood yang tidak tegak lurus dan kurang
baiknya metode pengelasan untuk menghubungkan antara stood dan plat, sehingga
special tool yang digunakan sering meleset dan patah pada sambungan stood dengan
plat.

Gambar 4.2 spesial tool tidak menempel rapat


(sumber : dokumentasi pribadi)
Seperti yang terlihat pada gambar 4.2 Tidak menempelnya special tool dengan
cover accumulator brake menambah penyebab special tool meleset. sehingga dapat
menyebabkan cedera pada mekanik dan rusak pada benda kerja.

Tabel 4.1 job safety analysis pelepasan dan pemasangan sebelum modifikasi
No. Uraian pekerjaan Bahaya/resiko setiap Rekomendasi tindakan
langkah control
1. Persiapan tool dan 1. tersandung 1. bersihkan area jalan
benda kerja. 2. terkilir dan rapikan barang
3. kejatuhan tool/benda yang berserakan.
kerja 2. lakukan manual
handling dengan
benar.
39

3. selalu gunakan APD


seperti, helmet, sepatu
safety dan kacamata
2. Proses pengangkatan 1. cidera punggung 1. lakukan manual
accumulator brake ke 2. kejatuhan benda kerja handling dengan
stand 3. terpeleset benar.
2. selalu gunakan APD
3. perhatikan kondisi
lantai selalu bersih dari
ceceran oli
3. Release nitrogen 1. tubuh terkena nitrogen 1. hindari kontak
langsung dengan
nitrogen.
4. Proses pemasangan 1. terjepit 1. perhatikan titik jepit
special tool ke cover 2. terkilir 2. lakukan manual
accumulator brake 3. terpukul handling dengan benar
4. tergores 3. gunakan APD
5. kejatuhan special tool
5. Menyambungkan kunci 1. terjepit 1. perhatikan titik jepit
soket dan hitorc ke 2. tergores antara soket, hitorc
special tool. 3. terkilir dan accumulator
brake.
2. gunakan APD
3.gunakan tool sesuai
fungsinya
40

6. Proses pelepasan cover 1. terjepit karena special 1. perhatikan titik jepit


accumulator brake tool meleset. 2. gunakan tool sesuai
2. terkilir karena special fungsinya
tool meleset. 3. perhatikan cara
3. kejatuhan hitorc dan penggunaan hitorc.
special tool.
7. Fill nitrogen 1. salah mengisi nitrogen 1. pastikan mengisi
2. terkena nitrogen nitrogen kedalam
accumulator brake.
2. gunakan Alat
Pelindung Diri
8. Housekeeping 1. tersandung 1. pastikan kondisi
2. terpeleset sekitar langkah kaki
aman.
2. perhatikan kondisi
lantai bersih dari
ceceran oli
41

4.2 Perancangan Modifikasi Special Tool


4.2.1 Design special tool sebelum modifikasi

Gambar 4.3 design 2D special tool sebelum modifikasi

4.2.2 Design special tool setelah modifikasi


Dengan memperhatikan masalah yang ada kemudian penulis membuat
rancangan modifikasi special tool untuk mengatasi permasalahan yang sering terjadi
pada special tool. Berikut gambar rancangan modifikasi special tool:

Gambar 4.4 design 2D special tool setelah modifikasi


42

Gambar 4.5 design 3D modifikasi special tool tampak bawah

Design atau rancangan pada gambar 4.5 mempertimbangkan bentuk benda dari
cover accumulator brake dan cylinder accumulator brake untuk mengatasi sering
melesetnya special tool.
Nomor (1) dirancang sebagai dudukan permukaan cover accumulator brake
agar modifikasi special tool tetap pada tempatnya. Nomor (2) dirancang sebagai
pencegah melesetnya modifikasi special tool dengan memberikan ruang untuk berputar
pada cylinder accumulator brake.
43

Gambar 4.6 design 3D modifikasi special tool tampak atas

Gambar 4.6 nomor (1) terdapat lubang sebanyak 3 buah berfungsi untuk
mempermudah mekanik mengganti stood apabila terjadi masalah pada stood. Seperti
aus atau patah.

4.3 Pembuatan modifikasi Special tool


Setelah pembuatan design gambar modifikasi special tool yang sudah di
rancang, maka langkah selanjutnya adalah dengan membuat JSA agar proses
pembuatan berjalan lancar.
44

Tabel 4.2 job safety analysis pembuatan modifikasi special tool


No Uraian pekerjaan Bahaya/resiko setiap Rekomendasi tindakan
langkah control
1. Siapkan bahan dan 1. tergores 1. gunakan sarung
peralatan penunjang 2. terpeleset tangan sesuai fungsinya
pekerjaan 3. tersandung 2. perhatikan tempat
4. dapat mengakibatkan berjalan dan beraktifitas
cidera akibat manual pastikan tertata dengan
handling baik dan tidak ada oli
yang tercecer.
3. gunakan teknik
pengangkatan dengan
baik dan benar
2 Menggunakan gerinda 1. terkena percikan sisa 1. perhatikan arah
potong pemotongan percikan api sisa
2. tersetrum pemotongan, jauhkan
3.terjepit dari tubuh.
4. tergores serta dapat 2. perhatikan kabel
mengakibatkan resiko dalam keadaan baik
cidera serius akibat 3. jauhkan anggota
pemotongan. tubuh dari titik jepit
4. perhatikan tubuh dari
mata gerinda saat
proses pemotongan
3. Pembubutan benda kerja 1. tergores 1. Gunakan APD
2. terkena lentingan standart, seperti:
benda kerja kacamata , helmet, baju
3. tergulung dibenda bengkel dan sarung
putar tangan
45

3. terkena gram-gram 2. hindari menggunakan


sisa bubut pakaian yang terlalu
4. tersetrum longgar
3. rapikan kabel pada
mesin bubut. Jika
terdapat kabel yang
terkupas, segera ganti
atau menutup kabel
yang terkupas dengan
isolasi kabel.
4. bavel (penumpulan )
benda dengan
permukaan tajam.
4 Pengeboran benda kerja 1. tersetrum 1. pastikan kabel tidak
2. terkena gram sisa ada yang terkupas.
pengeboran 2. selalu gunakan APD
3. terkena mata bor standart.
3. pastikan memasang
mata bor dengan benar.
5. Menggunakan alat press 1. cidera punggung 1. lakukan manual
2. terjepit handling dengan benar.
3. tergores 2. hindari titik jepit.
3. selalu gunakan APD
standar
6. Membersihkan tempat 1. tersandung 1. lakukan manual
kerja 2.cidera punggung handling dengan benar
3. terpeleset 2. bersihkan jalur /area
jalan
46

3. bersihkan jika
terdapat oli yang
tercecer.

4.4 langkah pembuatan modifikasi special tool

 Material yang di butuhkan


Sediakan material seperti:
1. Besi pejal diameter 15 cm
2. Baja diameter 1 cm
 Peralatan yang digunakan
1. Gerinda potong
2. Mesin bubut
3. Alat ukur
4. Alat tulis
5. Alat press
6. Mesin bor
 Lakukann pengukuran benda kerja dan membuat pola sesuai dengan ukuran
yang telah di design.
 Langkah selanjutnya mengambil besi pejal berdiameter 15 cm, kemudian di
potong sepanjang 10 cm. lalu lakukan pembubutan pada salah satu sisi hingga
menjadi bentuk nut berukuran 41 sesuai pada rancangan design.
 sedangkan sisi yang lain dibubut hingga membentuk mangkokan sesuai pada
rancangan design.
 Setelah mendapat bentuk dan rancangan sesuai design, pada sisi yang berbentuk
mangkokan di bor hingga tidak tembus sebanyak 3 buah berdiameter 8.85 mm
sebagai media pemasangan stood. Lalu beri tanda titik tengah dari lobang
sebagai tanda untuk lobang pada sisi yang lain.
 Dengan melihat tanda yang ada, pada sisi nut di beri lobang berdiameter 3.5
mm untuk mempermudah penggantian stood apabila stood aus atau patah.
47

 Kemudian, besi pejal berdiameter 1 cm di bubut hingga mencapai ukuran 9 mm


yang berfungsi sebagai stood.
 Setelah besi pejal berdiameter 1 cm di bubut, lakukan penyatuan antara besi
pejal berdiameter 15 cm yang sudah di bentuk sesuai rancangan design dengan
stood dengan cara menggunakan alat press.
 Setelah seluruh besi dibubut sesuai dengan design yang diinginkan, bagian-
bagian yang tajam harus di bavel (penumpulkan bagian yang tajam)
 Setelah modifikasi special tool selesai di lakukan penyatuan, langkah
selanjutnya ialah pengecatan,

4.5 Waktu pengerjaan modifikasi special tool


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, pembuatan modifikasi
special tool dilakukan sekitar 3 hari pengerjaan setelah terkumpulnya semua bahan
yang di perlukan.

4.6 Biaya Pembuatan


Tabel 4.3 Biaya Pembuatan
No. Jenis Material Jumlah Cost
1. Besi pejal diameter 15 cm 10 cm Rp. 200.000
2. Besi baja diameter 1 cm 1m Rp. 50.000
3. Pilok 1 pcs Rp. 26.000
4. Biaya pembuatan 1 orang Rp. 300.000
Total Rp. 576.000

Dari tabel 4.3 di atas menunjukan biaya pembuatan modifikasi special tool
yang dikeluarkan dan sebagai acuan ketika memperbanyak special tool.

4.7 Uji coba modifikasi special tool


Setelah proses pembuatan modifikasi special tool selesai, tahap selanjutnya
adalah melakukan uji coba apakah modifikasi special tool tersebut layak digunakan
48

atau tidak. Dari hasil dilakukanya pengujian, modifikasi special tool layak dan saat ini
digunakan untuk membantu proses General Overhaul HD 785-7 khusunya pada saat
melakukan pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake dimana penulis
melakukan on the job training.
Berikut adalah gambar uji coba modifikasi special tool :

Gambar 4.7 accumulator brake pada stand


(Sumber : dokumentasi pribadi)
Pada gambar 4.7 terlihat accumulator brake diletakkan pada stand untuk
melakukan pelepasan dan pemasangan cover.

Gambar 4.8 accumulator brake di clame


(Sumber : dokumentasi pribadi)
Setelah accumulator brake dipasang pada stand, kemudian lakukan
penguncian pada accumulator brake dengan dua clame pada stand menggunakan
kunci ring 19.
49

Gambar 4.9 proses pemasangan modifikasi special tool


(Sumber : Supriono, 2017)
Setelah accumulator brake sudah terkunci dengan benar, kemudian
pemasangan modifikasi special tool pada cover accumulator brake dengan memasukan
tiga stood pada lobang cover accumulator brake.

Gambar 4.10 pemasangan modifikasi special tool


(Sumber : Supriono, 2017)
selanjutnya sedikit tekan atau pukul modifikasi special tool hingga benar-
benar tepat masuk pada lubang cover accumulator brake.
50

Gambar 4.11 pemasangan kunci soket


(Sumber : Supriono, 2017)
Setelah modifikasi special tool terpasang dengan benar, Pada gambar 4.11
adalah pemasangan kunci soket 41.

Gambar : 4.12 proses pelepasan cover accumulator brake


(sumber : Supriono, 2017)
Gambar 4.12 adalah proses pelepasan cover accumulator brake dengan
menghubungkan modifikasi spesial tool dengan hitorc dan soket.
51

Gambar 4.13 cover accumulator brake terlepas


(Sumber : Supriono, 2017)
Pada gambar 4.13 terlihat cover accumulator brake terlepas, selanjutnya
adalah melakukan re-seal pada cover dan piston accumulator.
Dari hasil pengujian modifikasi special tool, tanggapan positif didapatkan dari
mekanik yang menguji modifikasi special tool, terutama dari segi safety dan
kenyamanan kerja.

Tabel 4.4 JSA pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake menggunakan
modifikasi special tool.
No. Uraian pekerjaan Bahaya/resiko setiap Rekomendasi tindakan
langkah control
1. Persiapan tool dan 1. tersandung 1. bersihkan area jalan
benda kerja. 2. terkilir dan rapikan barang
3. kejatuhan tool/benda yang berserakan.
kerja 2. lakukan manual
handling dengan
benar.
52

3. selalu gunakan APD


seperti, helmet, sepatu
safety dan kacamata
2. Proses pengangkatan 1. cidera punggung 1. lakukan manual
accumulator brake ke 2. kejatuhan benda kerja handling dengan
stand 3. terpeleset benar.
2. selalu gunakan APD
3. perhatikan kondisi
lantai selalu bersih dari
ceceran oli
3. Release nitrogen 1. tubuh terkena nitrogen 1. hindari kontak
langsung dengan
nitrogen.
4. Proses pemasangan 1. terjepit 1. perhatikan titik jepit
special tool ke cover 2. terkilir 2. lakukan manual
accumulator brake 3. terpukul handling dengan benar
4. tergores 3. gunakan APD
5. kejatuhan special tool
5. Menyambungkan kunci 1. terjepit 1. perhatikan titik jepit
soket dan hitorc ke 2. tergores antara soket, hitorc
special tool. 3. terkilir dan accumulator
brake.
2. gunakan APD
3.gunakan tool sesuai
fungsinya
6. Proses pelepasan cover 1. kejatuhan hitorc 1. perhatikan cara
accumulator brake penggunaan hitorc.
53

7. Fill nitrogen 1. salah mengisi nitrogen 1. pastikan mengisi


2. terkena nitrogen nitrogen kedalam
accumulator brake.
2. gunakan Alat
Pelindung Diri
8. Housekeeping 1. tersandung 1. pastikan kondisi
2. terpeleset sekitar langkah kaki
aman.
2. perhatikan kondisi
lantai bersih dari
ceceran oli

4.8 analisa safety pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake


menggunakan special tool dan modifikasi special tool.
Pada analisa ini akan dijelaskan tentang analisa keamanan pada pengerjaan
pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake dengan menggunakan special tool
dan modifikasi special tool.

 Proses pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake dengan special tool.
Berdasarkan gambar 4.1, terlihat special tool tidak rapat menempel pada cover
accumulator brake, hal inilah penyebab terjadinya meleset pada special tool, sehingga
jika meleset dapat mengakibatkan cidera, seperti terjepit, terkilir dan cidera serius
lainnya serta merusak benda kerja.
 Proses pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake dengan modifikasi
special tool.
Berdasarkan gambar 4.11 uji coba, terlihat modifikasi special tool rapat pada cover
accumulator brake dan sangat kecil kemungkinan terjadinya meleset pada modifikasi
special tool. Pada pengerjaan menggunakan modifikasi ini, dapat menghindari cidera,
seperti : terjepit, terkilir dan cidera serius lainnya serta rusak pada benda kerja.
54

Tabel 4.5 Analisa safety menggunakan special tool dan modifikasi special tool
No. Uraian pekerjaan Potensi Bahaya Resiko Resiko
penggunaan penggunaan
special tool modifikasi
special tool.
1. Mempersiapkan 1. tersandung √ √
tool dan benda 2. terpeleset √ √
kerja 3.kejatuhan √ √
tool/benda kerja
2. Proses pelepasan 1. terjepit √ √
dan pemasangan 2. terkilir √ √
cover accumulator 3. special tool √ -
brake meleset
4. resiko patah √ -
antara
sambungan
stood dengan
plat.
5. benda kerja √ -
rusak
6. cidera serius √ -
pada pekerja
3. finishing 1. tersandung √ √
2. terpeleset √ √
3.kejatuhan √ √
tool/benda kerja
55

4.9 Analisa Efisiensi Waktu


Perbandingan waktu pengerjaan pelepasan dan pemasangan cover accumulator
brake dengan menggunakan special tool dan modifikasi special tool sebagai berikut :
Tabel 4.6 analisa efisiensi waktu
NO. Urutan Pekerjaan Menggunakan Menggunakan
special tool modifikasi special
tool
1. Persiapan alat dan benda kerja 20 menit 20 menit
2. Proses pelepasan 8 cover 19 menit 19 menit
accumulator brake
3. Proses pemasangan 8 cover 19 menit 19 menit
accumulator brake
4. TOTAL 58 menit 58 menit

Dari tabel 4.6 diatas menunjukan tidak ada perbedaan waktu dalam proses
pelepasan dan pemasangan cover accumulator brake baik menggunakan special tool
maupun menggunakan modifikasi special tool, dengan catatan tidak terjadi masalah
pada special tool saat digunakan. Berdasarkan data work plan GOH bulan mei –
oktober 2016, special tool accumulator brake yang digunakan sering mengalami
kerusakan, waktu untuk memperbaiki special tool dapat memakan waktu hingga 3 hari
(30 jam efektif). Sedangkan setelah menggunakan modifikasi special tool, kerusakan
yang biasa terjadi tidak pernah terulang kembali sehingga dengan menggunakan
modifikasi special tool dapat menghemat waktu hingga 3 hari.

4.10 Analisa Ekonomi


Berdasarkan data penggunaan special tool sebelum dan sesudah modifikasi dan
data work plan GOH, analisa ekonomi dapat dihitung sebagai berikut :
Keterangan :
56

1. Gaji mekanik perjam = 27 USD


2. 58 menit = 1 jam (pembulatan)
3. Jumlah man power = 1 orang
Jika menghitung gaji karyawan :
= gaji mekanik perjam x jumlah man power
= (27 x 13.000) x 1
= Rp. 351.000,-
Jadi biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 351.000,-
Sedangkan, berdasarkan work plan GOH, special tool yang ada sering mengalami
kerusakan maka kerugian perusahaan sebagai berikut:
Keterangan :
1. 1 hari = 10 jam efektif
2. Waktu perbaikan mencapai = 3 hari (30 jam efektif)
Sehingga analisa biaya sebagai berikut :
= gaji mekanik perjam x waktu perbaikan x jumlah man power
= ( 27 x 13.000) x 30 jam x 1
= Rp. 10.530.000,-
Jadi dengan menggunakan special tool sebelum modifikasi, maka perusahaan
mengalami kerugian sebesar :
= Rp. 10.530.000 - Rp. 351.000
= Rp. 10.179.000,-
Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan modifikasi special tool untuk melepas dan memasang cover
accumulator brake, perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp. 10.179.000,-,
karena berdasarkan data monitoring dan wawancara dengan mekanik modifikasi
special tool tidak pernah mengalami kerusakan kembali.
57

4.11 kelebihan dan kekurangan modifikasi special tool


4.11.1 kelebihan modifikasi special tool
Berdasarkan analisa dan uji coba yang dilakukan, modifikasi ini memiliki
kelebihan diantaranya sebagai berikut :
1. Lebih safety, mekanik tidak lagi khawatir tool akan meleset bahkan menciderai.
2. Meminimalisir waktu kerja karena modifikasi special tool tidak sering bermasalah.
3. Terdapat 3 lubang pada atas modifikasi special tool, untuk memudahkan mekanik
mengganti stood apabila patah atau aus.

 Keuntungan setelah adanya modifikasi special tool menurut aspek QCDSM


Tabel 4.7 keuntungan modifikasi special tool menurut QCDSM
Aspect Rincian
Quality Meningkatnya kualitas kerja saat melakukan pelepasan dan
pemasangan cover accumulator brake. Karena dengan adanya
modifikasi special tool ini, masalah yang sering terjadi tidak
terulang kembali.
Cost Dengan menggunakan modifikasi special tool, perusahaan dapat
menghemat biaya sebesar Rp. 10.179.000,-
Delivery Menghemat waktu hingga 3 hari (30 jam efektif)
Safety Kecil kemungkinan mencederai man power dan merusak benda
kerja.
Morale Membuat man power bersemangat mengerjakan proses pelepasan
dan pemasangan cover accumulator brake, karena special tool lebih
aman.

4.11.2 kekurangan modifikasi special tool


Berdasarkan analisa dan uji coba yang dilakukan, modifikasi ini memiliki
kekurangan diantaranya sebagai berikut :
1. Modifikasi special tool memiliki beban cukup berat karena terbuat dari besi pejal.
58

2. Kekuatan bahan dari modifikasi special tool tidak diketahui karena tidak dilakukan
uji kekuatan karena keterbatasan waktu dan alat uji.

4.12 Perawatan dan penyimpanan


Cara perawatan dan peyimpanan yang baik akan akan berbanding lurus dengan
umur modifikasi special tool. Berikut ini cara perawatan dan penyimpanan ,
1. Simpanlah modifikasi special tool ditempat yang tidak terkena air, karena air dapat
membuat modifikasi special tool berkarat.
2. Simpanlah modifikasi special tool pada tempat yang mudah di jangkau.
3. Bersihkan modifikasi special tool setelah digunakan.
59

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan penelitian, maka dapat


disimpulkan bahwa :

1. Dapat merancang dan membuat modifikasi special tool untuk melepas dan
memasang cover accumulator brake unit komatsu HD 785-7.
2. Dengan menggunakan modifikasi special tool yang dibuat, maka proses
pengerjaan melepas dan memasang cover accumulator brake menjadi lebih
aman, karena menjadi solusi dari kendala pada special tool sebelum modifikasi
yaitu sering meleset dan patah sambungan antara stood dengan plat special tool.
3. Biaya pembuatan modifikasi special tool sebesar Rp. 576.000,-

5.2 Saran

Adapun saran yang disampaikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan modifikasi ini ditambahkan kekuatan torque, mengingat sejauh ini


untuk memasang cover accumulator brake hanya melihat dari tanda las
sebelum pelepasan.
2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya agar dapat melakukan pengujian bahan
untuk menentukan kekuatan dari modifikasi special tool.
3. Untuk menjaga agar modifikasi special tool ini bertahan lama, diharapkan
setelah pemakaian agar dilakukan perawatan dan penyimpanan secara baik.
60

DAFTAR PUSTAKA

Wirawan Sumbodo dkk. (2008). Modul : teknik produksi mesin industri jilid II

Komatsu. (2012). Accumulator komatsu HD 785-7. PT. United Tractors


Tbk.Komat’su

Warren J. Luzadder. Menggambar Teknik. Erlangga. Jakarta. 1999.

http://teknik-manufaktur.blogspot.co.id/2012/03/1.pdf

Anda mungkin juga menyukai