PENDAHULUAN
kekuatan kompetisi baru karena revolusi teknologi dan globalisasi yang semakin
yang besar, dan era perdagangan bebas merangsang para prinsipal otomotif
dunia berlomba merebut pasar kawasan ini. Asia, khususnya Asia Tenggara,
dipandang sebagai pasar yang tak terbatas, sekalipun krisis ekonomi yang
melanda kawasan ini sejak pertengahan tahun 1997 belum sepenuhnya berlalu.
Para raksasa otomotif dunia itu juga tak mengendurkan niat mereka
Indonesia dengan Timor, Malaysia dengan Proton - dan kebijakan bea masuk.
Ford, misalnya, malah sudah menentukan 100 negara tujuan ekspor dengan
pangkalan awal Thailand. Strategi untuk menguasai pasar Asia juga dirancang
oleh pembuat mobil lainnya seperti Toyota, Honda, General Motor (GM),
DaimlerChrysler (DC), serta pendatang baru dalam industri otomotif seperti KIA
(Korea), dan Cina. Kekuatan itu akan semakin nyata dengan munculnya tren
paling berhasil memetik untung dari perlombaan industri otomotif dunia ini
2
dengan menerapkan kebijakan yang lebih terbuka dibanding Indonesia dan
Pertarungan pabrik pembuat mobil itu diikuti pula oleh para produsen ban
teknologi dan mencari formula ban yang benar-benar cocok untuk kondisi iklim
untuk selalu melahirkan strategi pemasaran yang tepat dan inovatif, sehingga
Industri ban sebagai bagian dari industri hilir dari industri yang berbasis pada
Indonesia. Permintaan ban di pasar dalam negeri juga dipengaruhi oleh kondisi
perang tarif pesawat udara dan bus. Tarif bus dengan tarif pesawat ke Surabaya
Produksi ban tahun pada 2002 mencapai 26 juta buah (APBI, 2002). Dari
total 26 juta tersebut, untuk ekspor ban sebanyak 14 juta buah dan penjualan di
3
produksi ban mencapai 30 juta ban. Dari jumlah tersebut, untuk ekspor sebanyak
18 juta, sisanya 12 juta ban untuk pasar lokal. Sementara itu, nilai ekspor ban
tahun 2002 mencapai 280 juta dollar AS dan nilai ekspor ban tahun 2003
diperkirakan sebesar 300 juta dollar AS. Situasi kompetisi ban yang diproduksi
di dalam negeri, secara singkat dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Persentase Domestik-Ekspor
Penjualan Domestik (%) 60 56 27 23 63 53 73
Penjualan Ekspor (%) 40 44 73 77 37 47 27
Jumlah Penjualan
OE /Pabrikan Mobil (000) 178 984 178 145 - - -
Replacement (000) 1.053 2.929 1.921 814 410 518 430
Ekspor (000) 1.025 2.831 5.281 2.941 414 873 351
Tunggal memiliki kapasitas tertinggi. Hal ini karena untuk Gajah Tunggal
kapasitas tersebut adalah untuk penjualan lokal dan ekspor ke seluruh negara.
Hal tersebut terlihat dari total angka alokasi ekspornya yang paling tinggi
4
Tabel 2. Penjualan Ban Segmen Consumer (Non Commercial) di Indonesia.
kontribusi sekitar 77% - 80% dari total penjualan ban untuk segmen ban
consumer tires. Kompetisi diantara beberapa merek utama untuk kategori ban
selain keempat produsen ban yang tertera pada Tabel 3, yang jumlahnya
5
mencapai belasan baik lokal maupun impor, digabung dibawah Others.
dan lain-lain.
SNI wajib, pengawasan terhadap ban impor pun lebih terjamin. Artinya, pihak
kepolisian dapat menindak importir yang memasarkan ban yang tidak sesuai
dengan SNI wajib. Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) akan bekerja
komponen bahan baku impor sekitar 15 persen, misalnya karet sintetis dan
carbon black. Namun karet alam yang diperoleh sebagai kandungan lokal,
ban menjadi cukup tinggi, karena karet alam dihargai dengan nilai dollar di
pasaran internasional. Oleh karena itu, industri ban sangat rentan dengan
factor manajemen industri ban. Setelah dapat menekan biaya ke tingkat yang
6
ketat di pasar. Akhirnya, di tengah persaingan yang demikian ketat, hanya
(Khasali, 2003).
untuk kemudian menentukan posisi seperti apa yang mereka inginkan. Perilaku
pembelian, serta penggunaan beragam produk dan merek pada setiap periode
bidang usaha ban kendaraan dengan merek “Goodyear” berlokasi di Bogor Jawa
Barat dengan alokasi 60% untuk pasaran domestik dan 40 % untuk pasar ekspor
usaha yang cepat, maka PT Goodyear Indonesia Tbk. tidak terlepas dari usaha-
7
perusahaan memiliki kapabilitas dan kompetensi yang dapat menciptakan
menghadapi pasar bebas dan survive di tengah persaingan yang semakin ketat.
tahun 1990-an hingga sebelum tahun 2001, pernah mengalami masalah yang
cukup serius dengan quality image-nya, dimana konsumen pada saat itu sudah
Bridgestone, Michelin dan Dunlop (SMART Study, 2001). Namun sejak tahun
telah tidak diproduksi dan diganti dengan produk-produk baru yang lebih cocok
8
yang menjadi target pasarnya dengan baik. Dari analisis internal tahunan yang
• Jumlah jaringan toko yang lebih rendah dari Bridgestone, yaitu 60 Goodyear
• Asia Free Trade Area (AFTA), yang semakin memudahkan masuknya merk-
strategi bauran pemasaran, maka akan muncul beberapa pertanyaan yang kelak
9
Tabel 4. Hubungan Perilaku Konsumen dengan Strategi Pemasaran
pada saat ini, maka penggalian informasi di tingkat kosumen perlu dilakukan
lebih dalam. Penelitian dalam skala nasional tidak dapat dilakukan, karena
keterbatasan waktu dan dana. Untuk itu dipilih kota Medan, dengan
pertimbangan bahwa kota Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia yang
sebagai market leader, dihadapkan pada tantangan yang cukup besar. Jika
merujuk kepada isu-isu di tingkat konsumen pada Tabel 4 di atas dan persepsi
konsumen terhadap ban Goodyear pada tahun 2001 (SMART Study, 2001),
maka ada beberapa hal yang perlu digali lebih jauh dari profil perilaku konsumen
10
1. Bagaimana pandangan dan pengetahuan konsumen mengenai produk ban
Goodyear ?
psikografis ?
Goodyear Indonesia dan Pesaingnya di Kota Medan ” ini, yang bertujuan untuk
melihat perilaku konsumen ban passenger radial Goodyear di kota Medan, yaitu
dalam hal :
beberapa merek ban yang beredar di kota Medan, yang mencakup peringkat
11
2. Mengidentifikasi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian ban, yang
1.4. Manfaat
Studi tentang Perilaku Konsumen ini akan menjadi dasar yang amat
agar kinerja perusahaan tetap terjaga dan mendapat respon yang positif dari
stakeholder perusahaan.
12
1.5. Ruang Lingkup
Penelitian ini hanya dibatasi pada survei terhadap konsumen pemakai ban
kota Medan, yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Sebagai kota
penelitian ini sedikit banyak dapat menjadi referensi mengenai profil perilaku
13