LAPORAN AKHIR
Oleh:
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
TOYOTA CAR BRAND EQUITY ANALYSIS
FINAL REPORT
By:
D3 MARKETING MANAGEMENT
TADULAKO UNIVERSITY
2023
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
HASIL PENELITIAN
Diajukan oleh:
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Penjualan Mobil Toyota PT Hasjrat Abadi Cabang Kota
Palu Lima Tahun Terakhir............................................................. 6
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
2. Kuesioner Penelitian
vii
BAB I
PENDAHULUAN
dan penyaluran atau penjualan produk tersebut, hingga pada akhirnya produk yang
pesat di zaman yang telah modern ini, dari mobil yang berbahan bakar bensin,
tenaga listrik, tenaga panas dan cahaya matahari atau tenaga surya. Begitu pula
bentuk dari mobil itu sendiri, dengan berbagai model serta variasi exterior yang
1
2
Toyota merupakan salah satu produsen mobil terbesar di dunia saat ini.
1937. Hingga tahun 1970-an, Toyota disebut telah berhasil menjual lebih dari satu
juta kendaraan secara global. Bahkan selama beberapa dekade, perusahaan ini
Amerika Serikat. Toyota pun terkenal sebagai merek kendaraan berbiaya rendah,
hemat bahan bakar, serta handal. Seperti yang ditunjukkan pada Corolla, sedan
paling laris di dunia. Kini Toyota juga muncul sebagai produsen mobil yang
Filipina, Polandia, Portugal, Rusia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand, Turki,
Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat, Venezuela, Vietnam, termasuk juga di
berpenumpang yang sering disebut MPV, MPV menguasai 75% penjualan mobil
di Indonesia, sisanya adalah mobil sedan dan city car. Toyota merupakan market
leader dengan menguasai 31,8% pasar mobil di Indonesia pada tahun 2022, dan
untuk lebih jelasnya berikut merupakan data penjualan mobil berdasarkan merek
Dari gambar 1.1 menunjukkan bahwa mobil merek Toyota berada pada
peringkat satu. Hal ini tentu memberikan bukti bahwa Toyota mampu bersaing
dengan perusahaan otomotif mobil lain yang sudah berada di Indonesia. Toyota
mampu memikat hati konsumen Indonesia karena mobil merek Toyota memiliki
banyak pilihan sehingga konsumen tidak akan salah memilih suatu produk karena
Kondisi konsumen saat ini sudah mulai sensitif dan mampu bertindak logis
sehingga lebih selektif terhadap pembelian barang. Maka dari itu, perusahaan
harus lebih kreatif dan inovatif dengan menawarkan sesuatu yang bernilai lebih,
satunya melakukan inovasi terhadap produknya, baik dari aneka ragam merek
meningkat, peran pemasaran akan makin meningkat pula dan pada saat yang sama
peran brand akan semakin penting. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang
mirip, tapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama.
produk-produk yang lebih terkenal secara merek atau bisa dibilang merupakan
pemain lama dalam dunia otomotif tanpa melihat dari segi kualitas yang diberikan
Brand bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda (sign) simbol desain,
ataupun kombinasinya. Lebih dari itu brand adalah janji perusahaan untuk secara
inilah yang membuat masyarakat mengenal merek tersebut lebih dari merek yang
lain (Aaker, 2018:158). Mobil dengan merek yang kuat akan mempengaruhi
brand equity (ekuitas merek). Brand equity merupakan satu set aset dan kewajiban
merek yang terkait dengan nama dan simbol merek yang menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh produk atau jasa kepada perusahaan dan
dengan memiliki brand equty yang tinggi, akan memiliki market share yang
tinggi pula. Selain itu efektif pula dalam mendapatkan konsumen baru dan
5
Toyota perlu untuk mengetahui kondisi brand equity produknya melalui riset
persepsi kualitas (perceived quality), loyalitas merek (brand loyalty) dan other
brand association, perceived quality dan brand loyalty merupakan hal terpenting
dengan informasi tentang apa yang ada di benak konsumen tentang sebuah merek,
baik itu positif maupun negatif yang berhubungan dengan benak konsumen.
Brand equity didorong oleh adanya perceived quality. Semakin kuatnya brand
equity suatu produk, semakin kuat daya tariknya di mata konsumen untuk
bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, perceived quality
terhadap merek (brand loyalty) tertentu yang pada akhirnya menciptakan loyalitas
bidang perdagangan umum. Perusahaan ini juga adalah dealer utama mobil
Toyota dibeberapa provinsi di Indonesia. Salah satu cabang dari PT Hasjrat Abadi
perusahaan seperti daya beli masyarakat dan selera konsumen yang selalu
Kota Palu tidak stabil, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Data Penjualan Mobil Toyota PT Hasjrat Abadi Cabang
Kota Palu Lima Tahun Terakhir
Jumlah Penjualan
No Tahun
Mobil Toyota
1 2018 572
2 2019 712
3 2020 332
4 2021 307
5 2022 624
(Sumber: Data Sekunder, 2023)
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah penjualan mobil Toyota sejak lima
tahun terakhir tidak stabil. Tahun 2020 dan 2021 mengalami penurunan drastis,
hal ini bisa saja disebabkan karena masa pandemi Covid-19 dan diberlakukannya
lockdown.
7
pada 3 orang pengguna mobil Toyota yang ditemui di kantor cabang PT Hasjrat
Abadi Kota Palu menunjukkan bahwa menurut ketiga pengguna bahwa mobil
Toyota memiliki desain yang fleksibel dengan berbagai jenis dan ukuran, serta
memiliki harga yang masih terjangkau. Selain itu menurut mereka mobil Toyota
memiliki kualitas yang baik, irit dan tahan lama. Menurut mereka, jika suatu saat
nanti mereka memiliki penghasilan yang berlebih, mereka akan membeli mobil
Toyot lagi dengan jenis dan kualitas yang lebih unggul lagi.
dengan judul “Analisis Brand Equity Mobil Toyota pada PT Hasjrat Abadi
Cabang Palu”.
rumusan yang dikemukakan pada laporan akhir ini adalah: Bagaimanakah brand
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk
mengetahui brand equity mobil Toyota pada PT Hasjrat Abadi Cabang Palu, yang
dilihat dari brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyalty
bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang brand equity mobil
pengetahuan, serta sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir.
dari laporan akhir ini, maka penulis akan menguraikan secara sistematis. Berikut
sistematika penulis.
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan
BAB VI : PENUTUP. Bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran
LANDASAN TEORI
segi teori maupun konsep. Berikut merupakan uraian penelitian terdahulu berupa
1. Yuliantari dkk (2022) dengan judul “Brand Equity pada Mobil Toyota di
deskriptif kualitatif. Sumber data primer berupa kuesioner sejumlah 100 orang
pemakai mobil Toyota melalui google form. Hasil dari penelitian adalah dilihat
dari brand awareness maka mobil Toyota merupakan brand mobil yang
Toyota adalah produk mobil dengan inovasi desain dan teknologi yang tinggi;
merupakan merek mobil terkenal; mobil yang diproduksi oleh perusahaan yang
kualitas kecepatan yang sangat tinggi; memiliki karakteristik yang lebih baik
dibandingkan dengan mobil merek lain. Hasil analisis perceived quality mobil
10
11
perceived quality sudah dinilai baik karena tingkat importance lebih tinggi
kepentingan atribut itu sendiri, brand loyalty mobil Toyota cukup baik,
meskipun pada tingkat liking the brand terlihat mengecil, hal ini merupakan
2. Khotimah dkk (2020) dengan judul “Analisa Persepsi Brand Equity Mobil
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dari data yang didapat dan dianalisis
oleh penulis dengan menggunakan rumus Arithmatic Mean yaitu ada selisih
persentase pecinta kedua merek antara Toyota dan Daihatsu tidak terlalu jauh.
Namun tidak bisa dipungkiri eksistensi Toyota belum bisa disaingi oleh
merek) Toyota 71% dan Daihatsu 67%, brand association (asosiasi merek)
Toyota 69% Daihatsu 67%, perceived quality (persepsi kualitas) Toyota 65%,
Daihatsu 64%, dan brand loyalty (loyalitas merek) Toyota 87%, Daihatsu 67%.
3. Hamdani & Sudarijati (2015) dengan judul Analisis Brand Equity Sebagai Alat
Toyota Avanza. Dalam penelitian ini alat analisa yang digunakan yaitu: uji
penelitian ini menunjukan bahwa brand awareness kendaraan roda empat jenis
low Mpv kendaraan roda empat merek Avanza sebagai top of mind. Analisa
brand association merek Toyota Avanza saat ini memiliki sembilan atribut
pembentuk brand image. Hasil analisa preceived quality merek Toyota Avanza
konsumen terhadap kualitas produk) yang lebih rendah dari pada quality
kendaraan roda empat merek Avanza dapat dikatakan loyal sampai pada level
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
Nama Peneliti/
No Tahun Penelitian/ Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Judul Penelitian
1 Yuliantari dkk/2022/ Metode: Analisis Brand Hasil dari penelitian
Brand Equity pada Kualitatif association adalah dilihat dari brand
Mobil Toyota di awareness maka mobil
Subjek penelitian:
Indonesia Toyota merupakan brand
100 orang pemakai
mobil Toyota mobil yang berhasil
melalui google meraih puncak top of
form mind, berdasarkan brand
association mobil Toyota
adalah produk mobil
dengan inovasi desain dan
teknologi yang tinggi;
merupakan merek mobil
terkenal; mobil yang
diproduksi oleh
perusahaan yang memiliki
kredebilitasnya tinggi;
memiliki popularitas yang
lebih baik dibandingkan
merek lain; memiliki
performa yang sangat
tinggi; memiliki kualitas
13
Nama Peneliti/
No Tahun Penelitian/ Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Judul Penelitian
kecepatan yang sangat
tinggi; memiliki
karakteristik yang lebih
baik dibandingkan dengan
mobil merek lain. Hasil
analisis perceived quality
mobil Toyota dengan
metode performence-
importance secara
individu untuk perceived
quality sudah dinilai baik
karena tingkat importance
lebih tinggi nilainya
daripada tingkat
performancenya,
menunjukkan perceived
quality harapan responden
terhadap minuman mobil
Toyota telah melebihi
tingkat kepentingan
atribut itu sendiri, brand
loyalty mobil Toyota
cukup baik, meskipun
pada tingkat liking the
brand terlihat mengecil,
hal ini merupakan
masalah yang harus
dipecahkan melalui
peningkatan loyalitas
merek
2 Khotimah dkk/2020/ Metode: Analisis data Ada selisih persentase
Analisa Persepsi Brand Kualitatif pecinta kedua merek
Equity Mobil Merek Jumlah subjek antara Toyota dan
penelitian
Toyota dan Merek Daihatsu tidak terlalu
Daihatsu (Studi Kasus jauh. Namun tidak bisa
pada Konsumen di dipungkiri eksistensi
Kecamatan Arut Toyota belum bisa
Selatan). disaingi oleh Daihatsu,
terlihat dari presentase
keduanya yaitu, brand
awareness (kesadaran
14
Nama Peneliti/
No Tahun Penelitian/ Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Judul Penelitian
merek) Toyota 71% dan
Daihatsu 67%, brand
association (asosiasi
merek) Toyota 69%
Daihatsu 67%, perceived
quality (persepsi kualitas)
Toyota 65%, Daihatsu
64%, dan brand loyalty
(loyalitas merek) Toyota
87%, Daihatsu 67%.
3 Hamdani & Sudarijati/ Variabel: Metode: Hasil analisa preceived
2015/Analisis Brand Brand equity Penelitian survey quality merek Toyota
Equity Sebagai Alat Avanza secara
Analisis data:
Bantu Perencanaan keseluruhan menunjukan
Important
Strategi Pemasaran Performance bahwa quality
Pada Kendaraan Roda Analysis performance (persepsi
Empat Merek Toyota konsumen terhadap
Avanza. kualitas produk) yang
lebih rendah dari pada
quality importance
(harapan responden
terhadap produk). Brand
loyalty untuk kendaraan
roda empat merek Avanza
dapat dikatakan loyal
sampai pada level like the
brand.
2.2.1 Pemasaran
Pasar (market) adalah kata dasar dari pemasaran yang berarti sebuah
dan permintaan yang saling bertemu. Pemasaran secara istilah menurut Swastha
15
(2017) adalah suatu sistem kelas dari keseluruhan kegiatan bisnis yang bertujuan
distrubusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan
tujuan organisasi (Buchari, 2015:3). Daya saing sebuah lembaga atau organisasi
sangat perlu ditingkatkan, tidak hanya aspek produksi, tetapi juga aspek strategi
masing saat penyusunan strategi bagi tingkatan yang berbeda, namun rentang
Dalam kondisi ini, lembaga atau organisasi tersebut perlu menempatkan strategi
pemasaran memiliki arti yang lebih luas dari pada penjualan. Bagi perusahaan,
penjualan atau penyaluran produk. Kegiatan pemasaran adalah suatu sistem dari
a. Barang-barang (goods)
b. Jasa-jasa (services)
c. Pengalaman-pengalaman (experiences)
d. Kegiatan-kegiatan (event)
e. Orang-perorang (persons)
f. Tempat-tempat (places)
g. Harta-kekayaan (properties)
kebutuhan akan pemasaran timbul dan tumbuh pada waktu ekonomi suatu
arah ekonomi yang bertumpu pada sistem pembagian kerja, industrialisasi dan
urbanisasi.
organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif
17
secara umum terbagi atas kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Semua ini
sosial akan rasa memiliki dan kasih sayang, dan kebutuhan individual akan
pengetahuan dan mengespresikan diri. Semua kebutuhan ini tidak diciptakan oleh
batas tetapi sumber daya yang dimilikinya terbatas. Jadi, mereka ingin memilih
produk yang memberi nilai dan kepuasan paling tinggi untuk sumber daya yang
mempunyai keinginan yang dapat berbeda antar individu satu dengan individu
lainnya. Masalah yang muncul dalam ilmu ekonomi adalah keinginan yang tak
terbatas namun dibatasi oleh sumber daya yang terbatas, sehingga timbulah
masalah kelangkaan akibat log yang terjadi antara keinginan dan sumber daya.
18
Keinginan dapat berubah menjadi permintaan bilamana disertai dengan daya beli.
yang memberikan kumpulan terbaik untuk uang yang dikeluarkan. Setiap orang
dapat memiliki banyak keinginan, namun tidak semua keinginan tersebut menjadi
suatu permintaan, apabila disertai dengan daya beli atas keinginan tersebut. Kita
mungkin bisa menginginkan punya mobil sekelas “Ferrari”, namun karena tidak
mempunyai daya beli atas produk tersebut belum dapat dikatakan sebagai
permintaan. Jadi dalam hal ini pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial
yang menjadi sarana bagi individu dan kelompok untuk memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaraan produk serta
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan,
kebutuhan. Istilah produk mencakup barang fisik, jasa dan berbagai sarana lain
digunakan, sebab pemasaran barang akan berbeda dengan pemasaran jasa. Dalam
konsumen akan dihadapkan pada ajaran produk dan jasa yang beraneka ragam.
pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk
memiliki produk tersebut. Nilai disini ada yang diartikan sebagai nilai nominal,
yaitu harga dari produk tersebut dan ada nilai intrinsik yaitu nilai guna dari
produk tersebut. Sementara kepuasaan pelanggan adalah apa yang didapat oleh
dan keinginan lewat pertukaran. Pertukaran yang merupakan konsep inti dari
sunatullah dari manusia, terlihat dar bentuk pertukaran yang dilakukan mulai dari
manusia, terlihat dari bentuk perukaran yang dilakukan mulai dari barter,
uang yang kita lakukan saat ini dalam transaksi sehari-hari. Pertukaran disini
20
dapat pula bermakna pertukaran manfaat produk yang dimiliki perusahaan kepada
konsumen.
e. Pasar
perangkat pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk. Ukuran suatu
sumber daya untuk terlibat dalam pertukaran dan bersedia menawarkan sumber
daya. Untuk mencapai pasar sasaran, ada tiga jenis saluran pemasaran yang dapat
Perusahaan dan pesaing mengirimkan produk dan pesan mereka langsung kepada
pemasaran titik kuncinya adalah proses pertukaran yang terjadi anatara dua pihak
atau lebih. Suatu proses pemasaran tiak dapat berjalan apabila adanya kehadiran
seorang tenaga pemasar. Jika suatu pihak lebih aktif dalam mengusahakan
pertama sebagai pemasar dan pihak kedua sebagai prospek atau calon pembeli.
produk kepada pihak lain yang menjadi pasar sasaran dari produk tersebut.
Sementara prospek adalah pihak yang merupakan target pasar potensial dari
21
produk yang ditawarkan oleh pemasar. Saat persaingan mulai ketat dan jumlah
pesaing juga mulai semakin banyak dan pasar tidaklah seragam, maka anggapan
satu produk untuk semua orang sudah tidak berlaku lagi (mass production atau
keunggulan dan kekuatan sebagai pembeda dengan pesaing lain (Durianto et.al,
2017). Brand equity digunakan sebagai nilai plus untuk jasa dan produk. Nilai
tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk cara konsumen merasa, bertindak dan
berpikir terhadap pangsa pasar, harga, profitabilitas dan merek perusahaan (Kotler
Brand equity ialah sebuah perangkat liabilitas merek dan aset yang
berkaitan dengan nama tertentu, simbol dan mereknya, yang mengurangi atau
menambah nilai berupa jasa atau barang kepada para pelanggan perusahaan atau
kekuatan merek yang terletak dibenak konsumen dan pengalaman dan pelajaran
tentang merek dari waktu ke waktu. Ekuitas merek mampu dianggap sebagai nilai
22
tambah yang diberikan kepada suatu produk dalam perkataan, tindakan, serta
pikiran konsumen.
Brand equity memiliki kegunaan dan peran bagi perusahaan yang dapat
c. Loyalitas merek sebagai bentuk penguatan terhadap tantangan inovasi dari para
pesaing.
perluasan produk.
f. Brand equity dapat digunakan sebagai dasar menciptakan produk baru yang
mungkin saja tidak dimiliki oleh pesaing dan dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan.
23
Brand equity jelas memberikan suatu dampak besar bagi perusahaan dalam
adanya suatu merek sebagai bagian dari kategori produk tertentu (Stanton, 2016).
suatu merek di dalam benak konsumen yang dapat dijadikan suatu gambaran dari
berbeda.
merek dapat mengenali dan mengingatnya. Masih banyak konsumen yang belum
Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan upaya untuk menarik konsumen
karena mereka merasa aman dengan sesuatu yang telah dikenalnya. Kesadaran
kembali bahwa sebuah merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
24
Dimana dimulai dari perasaan tidak pasti karena produk dengan merek tertentu
Indikator atau tingkat kesadaran merek terdiri atas tidak sadar merek
1) Tidak sadar merek, konsumen tidak menyadari akan adanya sesuatu merek
baru. Tidak sadar merek adalah tingkat paling rendah dalam piramida
lewat bantuan (aided recall), yaitu jika konsumen melihat atau mendengar
identitas audio-visualnya seperti nama merek, logo, kemasan, atau slogan dari
merek tersebut. Mungkin pembeli mengenal merek tersebut, tetapi tidak ingat,
dan pembeli akan ingat setelah melihat atau diingatkan kembali merek tersebut.
terhadap sebuah merek. Mengingat ulang adalah merek yang diingat konsumen
selain merek top of mind secara spontan tanpa adanya bantuan (unaided
merek yang pertama muncul adalah merek yang ada dalam puncak
pemikirannya. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari
suplemen penyengar kuat, seketika yang muncul pertama adalah Extra Joss
Asosiasi merek adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan merek dalam
asosiasi merek adalah kemampuan untuk membentuk sikap positif, dan persepsi
seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Schiffman dan
menciptakan citra merek yang sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga dapat
tersebut.
1) Strength (Kekuatan)
kuantitas dan kualitas informasi yang diterima oleh konsumen. Semakin dalam
sepanjang waktu.
2) Favorability (Kesukaan)
oleh konsumen.
3) Uniqueness (Keunikan)
yang membuat suatu merek menjadi lain dari pada yang lain. Dengan adanya
asosiasi unik dari suatu merek, akan tercipta keuntungan kompetitif dan alasan-
dirancang agar konsumen “tidak ada alasan untuk tidak” memilih merek tersebut.
suatu produk dilihat dari fungsi relatif produk dibandingkan produk lain. Keller
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa relatif terhadap
yaitu:
1) Performance (Kinerja)
telah dikonsumsi.
terhadap suatu merek. Tanggapan yang mereka miliki muncul dari interaksi yang
telah terjadi dengan merek tertentu. Persepsi yang tertinggal dalam ingatan
3) Harga
Harga merupakan salah satu atribut yang menunjukkan nilai suatu produk
4) Kesesuaian/fit
5) Kenyamanan
kriteria dalam pembuatan produk itu sendiri, sehingga nanti konsumen akan
merasa nyaman.
suatu merek, dan perasaan positif terhadap suatu merek. Itulah sebabnya
tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan.
Adapun tingkatan atau indikator kesetiaan merek tersebut menurut Ballester dan
Asosiasi
Merek Persepsi
Kualitas
Kesadaran Kesetiaan
Merek Merek
Brand Equity
Gambar 2.1
Konsep Brand Equity
Sumber: Durianto, et.al (2017)
Ekuitas sebuah merek yang kuat akan memberikan banyak manfaat bagi
karakteristiknya.
1) Brand equity bisa menguatkan program memikat para konsumen baru atau
merek.
tambahan dari produk (featurs), serta kualitas yang relatif sama, dapat memliki
31
kinerja yang berbeda-beda dipasar karena perbedaan persepsi dari produk tersebut
dan memahami perilaku merek. Merek yang prestisius dapat disebut memiliki
brand equity (ekuitas merek) yang kuat. Dengan semakin banyaknya jumlah
yang beroperasi di pasar dan hanya merek yang memiliki brand equity yang kuat
Semakin kuatnya ekuitas merek suatu produk, maka semakin kuat pula
Menurut Durianto, et.al (2017) brand equity dibangun oleh lima dimensi
loyalty). Semakin kuat masing-masing dimensi tersebut, maka semakin kuat pula
sebagai berikut:
32
Brand Equity
(Ekuitas Merek)
Mobil
Toyota
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
menggunakan observasi, wawancara, atau angket mengenai keadaan saat ini atau
3.3.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dalam penelitian ini mencakup seluruh konsumen atau pelanggan dari PT Abadi
Cabang Palu pada saat penelitian berlangsung yang dalam hal ini jumlah populasi
tidak diketahui.
33
34
3.3.2 Sampel
1. Ukuran Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
sebagian dari konsumen atau pelanggan dari PT Abadi Cabang Palu yang diambil
Z2 1-α/2 P (1-P)
n =
d2
Keterangan:
n = Besar Sampel
3,8416 . 0,25
n =
0,04
0,9604
n = = 24,01
0,04
n = 24 sampel
Dari perhitungan rumus di atas, jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu
24 sampel.
35
sendiri sampel yang akan diambil karena suatu pertimbangan tertentu. Sampel
tidak secara acak, tetapi ditentukan oleh peneliti sendiri berdasarkan kriteria
Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
data kuantitatif.
1. Data Kualitatif
pada filsafat positivisme yang dipakai dalam meneliti pada kondisi objek alamiah.
ini yaitu gambaran umum objek penelitian dan persepsi responden terkait
2. Data Kuantitatif
pada filsafat positivisme yang dipakai dalam meneliti populasi atau sampel
bersifat statistik. Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu data yang
1. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang
diperoleh secara langsung dari pelanggan PT Abadi Cabang Palu terkait brand
equity yang meliputi kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan
kesetiaan merek.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dan diolah dari laporan tertulis
atau dokumen lainnya yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Seperti
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas brand equity yang meliputi
kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan kesetiaan merek. Maka
berikut:
37
adanya suatu merek sebagai bagian dari kategori produk tertentu (Stanton, 2016).
2. Pengenalan merek
3. Mengingat ulang
4. Puncak pikiran
Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang
1. Kekuatan
2. Kesukaan
3. Keunikan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa relatif terhadap alternatif yang
relevan dan berkaitan dengan tujuan yang dimaksud (Keller, 2014). Indikator dari
1. Kinerja
2. Citra Merek
3. Harga
38
4. Kesesuaian/fit
5. Kenyamanan
dan perasaan positif terhadap suatu merek (Stanton, 2016). Indikator dari
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
3.6.1 Kuesioner
3.6.2 Observasi
yang valid dalam laporan yang akan diajukan. Observasi adalah metode
40
3.6.3 Wawancara
dari buku literatur, surat kabar, jurnal-jurnal dan lain-lain yang berkaitan dengan
tujuan penelitian.
diukur. Instrumen yang valid mempunyai maksud jika alat ukur yang digunakan
untuk mendapatan data sudah valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Syarat minimum dalam
uji validitas untuk dianggap memenuhi syarat adalah r = 0,3. Apabila korelasi
antara butir dengan skor total < 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid. Sebaliknya, apabila skor total sama dengan 0,3 atau lebih
alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam
pengujian ini peneliti mengukur reliable suatu variabel dengan cara melihat
Cronbanch Alpha dengan signifikan yang digunakan > 0,60. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Apha > 0,60.
deskripsi empiris data yang dikumpukan dan kemudian disajikan dalam bentuk
deskriptif ini mengacu pada kriteria skor yang dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut
ini:
Tabe 3.2
Kriteria Analisis Deskriptif
Aaker, A. D. (2018). Manajemen Ekuitas Merek (1st ed.). Jakarta: Mitra Utama.
Ansori, M. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi 2. Jakarta: Airlangga
University Press.
Arif, M. N. (2014). Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta.
Bahri, S. 2017. Pengaruh Kualitas Layanan dan Kinerja Koperasi Terhadap Citra
Koperasi Serta Dampaknya Terhadap Kepuasan Anggota Koperasi di
Provinsi Sulawesi Tengah. Disertasi, Pascasarjana. Palu: Universitas
Tadulako. Skripsi, Sarjana Administrasi Bisnis pada Universitas
Diponegoro: Tidak diterbitkan.
Ballester, E.D &Aleman, J.L.M. (2015). Does Brand Trust Matterto Brand
Equity? Journal Ofproduct & Brand Management,14(3): 187-196
Buchari, A. (2015). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.
Durianto, Darmadi, Sugianto, & Sitinjak, T. (2017). Strategi Menaklukan Pasar
Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Febri, M.N. (2015). Pengaruh Brand Equity dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Mobil Toyota Yaris (Studi pada Konsumen PT.
New Ratna Motor di Kota Semarang). Jurnal Pemasaran. 2 (1), 123-130.
Febriyani, D.M. (2019). Analisis Brand Equity (Ekuitas Merek) Telepon Seluler
Merek Oppo Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Skripsi. Makassar: Universitas
Muhammadiyah.
Firmansyah, A. (2019). Perilaku Konsumen (Sikap dan Pemasaran). Surabaya:
Qiara Media.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program. IBM SPSS 23
Semarang: Badan Penerbit.
Hamdani, S. R., Sudarijati. (2015). Analisis Brand Equity Sebagai Alat Bantu
Perencanaan Strategi Pemasaran Pada Kendaraan Roda Empat Merek
Toyota Avanza. Jurnal Visionida, 1(2), 1-14.
Harwani, Y. (2017). Effet of Brand Image and Perceived Price Towards Purchase
Decisions in Kentucky Fried Chicken (KFC). Journal of Marketing and
Consumer Reseach, 36, 13-23.
Keller, K. L. (2014). Strategic Brand Management; Building, Measuring, and
Managing Brand Equity. Fourth Edition Harlow. English: Pearson
Education Inc.
42
43
No.
I. Pengantar
Kepada Yth
Bapak/Ibu Responden
Di –
Tempat
Dengan Hormat,
Sehubung dengan penyusunan Laporan Akhir untuk menyelesaikan Studi
jenjang Diploma 3 (D3) dan sesuai dengan judul dan tema tersebut di atas, maka
dengan ini saya memohon kiranya waktu dan kesempatan Bapak/Ibu untuk
bersedia mengisi kuesioner.
Sehubungan dengan hal tersebut, apapun tanggapan atau jawaban Bapak/Ibu
terhadap kuesioner ini, tidak memiliki implikasi apapun, karena seluruh data yang
diperoleh hanya diperuntukkan bagi penyusunan Laporan Akhir, dan tidak untuk
dipublikasikan secara umum.
Atas kerjasama dan kesediaannya Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini,
saya ucapkan banyak terima kasih. Semoga bantuan Bapak/Saudara berikan dapat
mendukung penyelesaian penyusunan Laporan Akhir.
Palu, 2023
Peneliti
Keterangan:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RG = Ragu-ragu
Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki
SMP D3
SMA Sarjana
Pekerjaan anda ?
Sebutkan.......
IV. Daftar Pernyataan
A. Kesadaran Merek
No Pernyataan SS S RR TS STS
Tidak sadar merek
1 Produk mobil Toyota dapat diingat dengan baik
dibanding merek lain
Pengenalan merek
2 Saya mengenali merek mobil Toyota hanya
dengan melihat model mobilnya
Mengingat ulang
3 Iklan mobil Toyota mengingatkan saya terhadap
produk mobiltoyota
Puncak pikiran
4 Mobil Toyota merupakan alternatif pilihan
utama ketika hendak membeli mobil
B. Asosiasi Merek
No Pernyataan SS S RR TS STS
Kekuatan
1 Mobil Toyota memiliki popularitas yang lebih
baik dibandingkan dengan merek lain
Kesukaan
2 Saya lebih suka menggunakan mobil merek
Toyota dibandingkan dengan mobil merek lain
Keunikan
3 Mobil Toyota memiliki karakteristik yang lebih
unik dibandingkan dengan mobil merek lain
C. Persepsi Kualitas
No Pernyataan SS S RR TS STS
Kinerja
1 Mobil Toyota memiliki kinerja/performance
yang baik
Citra Merek
2 Mobil merek Toyota memberikan kesan positif
kepada konsumen
Harga
3 Harga mobil Toyota dapat dijangkau
Kesesuaian/fit
4 Mobil Toyota mempunyai kehandalan mesin
yang sesuai dengan keinginan saya
Kenyamanan
5 Saya merasa nyaman saat membawa mobil
Toyota
D. Kesetiaan Merek
No Pernyataan SS S RR TS STS
Membeli merek yang sama secara terus menerus ketika membutuhkannya
1 Saya tetap mencari mobil merek Toyota saat
ingin membeli mobil lagi
Merekomendasikan kepada orang lain
2 Saya merekomendasikan untuk membeli mobil
Toyota pada orang lain
Kekebalan terhadap merek lain
3 Meskipun banyak merek mobil yang lebih
unggul, saya tetap lebih menyukai mobil Toyota
Puas dengan manfaat yang diberikan
4 Saya puas menggunakan mobil Toyota