Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING TERHADAP VOLUME

PENJUALAN MOBIL LOW COST GREEN CAR (LCGC) PADA PENJUALAN

HONDA BRIO SATYA DI KOTA MEDAN

Oleh :

Ahmad Jahfal Rais (180502137)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala

atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada Penilus sehingga dapat

menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Strategi Green Marketing

terhadap Volume Penjualan Mobil Low Cost Green Car (LCGC)” tepat waktu. Proposal

skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program

studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Penulis

mengerjakan proposal skripsi ini. Dalam proses pengerjaannya, Penulis mendapatkan

bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih Penulis sampaikan

kepada Ibu Prof. Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME. selaku dosen mata kuliah Metodologi

Penelitian.

Dalam penyusunan proposal skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan baik

dalam penulisan dan isi. Untuk itu, peneliti mohon masukan dan kritikan yang

membangun demi kesempurnaan penelitian ini, dan semoga berguna sebagai informasi

bagi mahasiswa dan masyarakat.

Medan, 28 Januari 2021

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

1.1. Latar Belakang..............................................................................1

1.2. Perumusan Masalah......................................................................3

1.3. Tujuan Penelitian..........................................................................3

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI............................................................................5

2.1. Pemasaran.....................................................................................5

2.2. Manajemen Pemasaran.................................................................6

2.3. Green Marketing..........................................................................7

2.3.1. Pengertian Green Marketing...............................................7

2.3.2. Green Marketing Mix..........................................................8

2.3.3. Alat-alat Green Marketing................................................12

2.3.4. Dasar Implementasi Green Marketing..............................13

2.3.5 Strategi Green Marketing...................................................13

2.4. Kerangka Konseptual.................................................................15

ii
2.5. Hipotesis.....................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN..........................................................16

3.1. Jenis Penelitian...........................................................................16

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................16

3.3. Operasional Variabel..................................................................16

3.4. Skala Pengukuran.......................................................................17

3.5. Populasi dan Sampel...................................................................18

3.5.1. Populasi............................................................................18

3.5.2. Sampel..............................................................................18

3.6. Jenis dan Sumber Data...............................................................19

3.7. Metode Pengumpulan Data .......................................................19

3.8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas...............................................20

3.8.1. Uji Validitas.......................................................................20

3.8.2. Uji Reliabilitas...................................................................21

3.9. Teknik Analisis Data.................................................................21

3.9.1. Analisis Deskriptif.............................................................21

3.9.2. Analisis Statistik Inferensial..............................................21

3.10. Uji Asumsi Klasik....................................................................22

3.10.1. Uji Normalitas.................................................................22

3.10. Uji Heteroskedastisitas.......................................................22

iii
3.11. Uji Hipotesis.............................................................................22

3.11.1. Uji Signifikan Parsial (Uji – t).........................................22

3.11.2. Uji Koefisien Determenasi (R2).......................................23

DAFTAR PUSTAKA................................................................................24

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Low Cost Green Car (LCGC) merupakan mobil yang dibuat dan didesain

sebagai mobil rendah emisi dan juga ramah lingkungan. Beredarnya mobil LCGC

dipicu oleh diterbitkannya Peraturan Menteri Perindustrian No. 33/M-

IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda

Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau. Salah satu keuntungan dari

peraturan tersebut ialah keringanan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah

(PPnBW) yang tentunya akan mengurangi harga jual suatu mobil.

Dengan diterbitkannya peraturan ini membuat beberapa Agen Tunggal

Pemegang Merek (ATPM) seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki, dan Datsun

meluncurkan produk LCGC mereka. ATPM harus menyiapkan strategi green

marketing terbaik mereka karena yang mereka tawarkan ke masyarakat adalah

produk yang ramah lingkungan.

Tujuan Pemerintah mendukung LCGC adalah demi menghadapi persaingan

pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015. Melalui keringanan

PPnBM sebagai insentif, Indonesia akan mendapatkan komitmen investasi dari

perusahaan yang meluncurkan LCGC. Kebijakan LCGC juga diprediksi akan

mengundang 100 industri komponen asing masuk ke Indonesia. Dengan

demikian, investor tersebut dapat memproduksi komponen untuk LCGC di

1
2

Indonesia. Hal ini sesuai dengan peraturan bahwa 85% komponen LCGC harus

dibuat di Tanah Air.

Masyarakat sekarang telah banyak yang menyadari bahwa dunia saat ini sangat

perlu untuk dilestarikan untuk kelangsungan hidup manusia. Hal ini perubahan

perilaku konsumen menjadi lebih peduli terhadap lingkungan. Konsumen hijau

adalah konsumen yang menghindari produk berbahaya bagi kesehatan dirinya dan

orang lain yaitu produk yang proses produksinya menyebabkan bahaya bagi

lingkungan, produk yang diproduksi dengan menggunakan energi yang tidak

proporsional, produk yang menghasilkan limbah yang tidak dapat terurai, dan

produk dengan penggunaan bahan baku yang berasal dari binatang atau tumbuhan

yang hampir punah. Jika produsen mobil tidak menggubris peristiwa ini, maka

mereka akan kehilangan pasar.

Perusahaan dapat menggunakan isu tersebut sebagai peluang strategi bisnis tengan

mengangkat tema yang ramah lingkungan. Green marketing dapat dikatakan

sebagai respon perusahaan terhadap pengaruh lingkungan yang berasal dari

perancangan, produksi, pengemasan, pelabelan, penggunaan, dan pembuangan

barang atau jasa, Lampe dan Gazda (Setyaningrum et all 2015:309).

Isu green marketing bertumbuh pada dekade 90-an ketika green marketing

memasuki tahap kedua saat menyadari respon pasar yang tidak puas. Pemicu

utamanya adalah konsumen tidak percaya mengenai produk hijau, klaim hijau,

dan niat serta tindakan perusahaan. Sejak awal tahun 2000, pemasaran hijau

memasuki tahap ketiga, banyak produk hijau mengalami perkembangan pesat dan
3

memperoleh kepercayaan dari konsumen, seiring dengan penerapan teknologi

yang semakin canggih, penguatan pernyataan yang lebih tegas pada klaim iklan,

regulasi dan insentif pemerintah, serta pemeriksaan lebih dekat dari berbagai

organisasi lingkungan dan media. Green marketing saat ini sudah diterapkan oleh

berbagai sektor usaha sehingga bisa mendapat perhatian dari konsumen, salah satu

sektor usaha yang menerapkan green marketing dalam pemasaran produknya

adalah industri otomotif. Fenomena green marketing yang diterapkan oleh industri

otomotif adalah dengan menghadirkan mobil murah ramah lingkungan atau lebih

dikenal dengan istilah low cost green car.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah untuk bagaimana pengaruh strategi green marketing terhadap volume

penjualan mobil low cost green car pada penjualan Honda Brio Satya di Kota

Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui adakah pengaruh strategi green marketing terhadap volume

penjualan mobil low cost green car pada penjualan Honda Brio Satya di Kota

Medan?

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:


4

a. Bagi Peneliti

Dapat menerapkan pengetahuan dan wawasan yang telah dipelajari selama

masa perkuliahan yang berkaitan dengan strategi pemasaran khususnya mengenai

strategi green marketing dan volume penjualan.

b. Bagi Perusahaan

Dapat mengetahui hal-hal yang bermanfaat mengenai strategi green

marketing sehingga dapat mengetahui apa yang diharapkan konsumen terhadap

produk yang ditawarkan.

c. Civitas Akademika

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi sebagai sumber

pustaka dan karya ilmiah dalam pengembangan pengetahuan seputar bisnis, dan

menjadi perbandingan bagi peneliti berikutnya.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pemasaran

Dalam dunia bisnis, pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting.

Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mempromosikan suatu produk atau layanan yang mereka punya. Pemasaran ini

mencakup pengiklanan, penjualan, dan pengiriman produk ke konsumen atau

perusahaan lain. Perusahaan harus menentukan di segmen manakah produk yang

ditawarkan akan bermain.

Menurut Philip Kotler (Setiyaningrum et all, 2015:7), pemasaran adalah

kegiatan menganalisis, mengorganisasi, merencanakan, dan mengawasi sumber

daya, kebijaksanaan, serta kegiatan yang menimpa para pelanggan perusahaan

dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan para kelompok pelanggan

yang terpilih untuk memperoleh laba. Sedangkan menurut AMA (American

Marketing Association) pada tahun 1988, pemasaran adalah proses merencanakan

dan melaksanakan konsepsi, menentukan harga (pricing), promosi, dan distribusi

dari gagasan (ideas), barang, serta jasa untuk menciptakan pertukaran yang akan

memuaskan sasaran dari para individu dan organisasi. Pendappat lain

menyebutkan bahwa, pemasaran adalah suatu proses yang melibatkan berbagai

macam kegiatan penting yang memungkinkan perusahaan dan individu

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan

pihak lain (Boyd, dkk 2000:4).

5
6

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pemasaran adalah proses penganalisaan, perencanaan,

pelaksanan dan pengawasan sebuah program yang mempunyai tujuan untuk

menciptakan sebuah pertukaran dengan pasar yang ditujukan serta berujung

terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara efektif sekaligus efisien.

2.2. Manajemen Pemasaran

Setiap perusahaan umumnya memiliki bagian manajemen pemasaran dalam

mengelola strategi pemasaran produk mereka. Manajemen pemasaran merupakan

suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang

dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun

konsumen potensial (William J. Stanton). Pendapat lain menyebutkan bahwa

Manajemen pemasaran ialah kegiatan menganalisis, merencanakan,

mengimplementasikan dan mengawasi segala kegiatan guna mencapai tingkat

pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Alma,

2014). Menurut Dharmmesta & Handoko, Manajemen pemasaran adalah salah

satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan

kelangsungan agar perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses

pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir

dengan penjualan. Suatu kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan

suatu kepuasan kepada konsumen jika ingin usahanya berjalan terus, atau

konsumen memiliki pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan.


7

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa manajemen pemasaran adalah kegiatan perencanaan, tindakan, pengawasan

dan evaluasi yang berhubungan dengan proses memperkenalkan produk/jasa

kepada khalayak luas atau konsumen yang bertujuan agar banyak orang yang

mengenali produk dan tertarik untuk membeli. Jika tidak ada manajemen yang

baik, berarti kegiatan marketing juga tidak akan maksimal. Karena perusahaan

tidak mungkin bisa menjual satu produk pun jika tidak ada konsumen yang tahu

tentang produk yang akan dijual.

2.3. Green Marketing

2.3.1. Pengertian Green Marketing

Menurut Lozada (2000), green marketing (pemasaran hijau) merupakan

aplikasi dari alat pemasaran untuk memfasilitasi perubahan yang memberikan

kepuasan organisasi dan tujuan individual dalam melakukan pemeliharaan,

perlindungan, dan konservasi pada lingkungan fisik. Pendapat lain menurut

Coddington (1993: 297-302), green marketing adalah segala aktivitas pemasaran

dengan bertanggungjawab terhadap lingkungan, yaitu dengan seminimum

mungkin memberikan dampak yang negatif terhadap lingkungan.

Green marketing merupakan pemasaran berkelanjutan untuk mengantisipasi

kekuatan konsumerisme yang terus mengalami perkembangan pesat, pendekatan

pemasaran berkelanjutan lebih berfokus pada pemasaran yang berkelanjutan lebih

berfokus pada pemasaran alternatif dan berdasarkan ide bahwa perusahaan


8

seharusnya mengintegrasikan tujuan ekonomi, tujuan sosial kemasyarakatan, dan

tujuan lingkungan dalam menjalankan bisnis.

2.3.2. Green Marketing Mix

Green Marketing Mix merupakan Green marketing mix adalah kombinasi

antara empat macam variabel pemasaran hijau terdiri dari green product, green

price, green place, dan green promotion.

1) Green Product (Produk Hijau)

Dalam perspektif pemasaran (Widiana dan Sinaga, 2010: 37) definisi

produk adalah segala sesuat yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat

memenuhi kebutuhan konsumen, kepuasan konsumen tidak hanya

mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan

yang didapat dari pembelian produk, kepuasan tersebut merupakan

akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang

diberikan oleh produsen. Menurut John Elkington, Julia Hailes, dan

John Makower dalam buku “the green consumer” terdapat kriteria

yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu produk ramah

atau tidak terhadap lingkungan, yaitu:

a) Tingkat bahaya produk bagi kesehatan manusia atau binatang.

b) Seberapa jauh produk dapat menyebabkan kerusakan lingkungan

selama di pabrik, digunakan atau dibuang.

c) Tingkat penggunaan energi dan sumber daya yang tidak

proporsional selama di pabrik, digunakan atau dibuang.


9

d) Seberapa banyak produk menyebabkan limbah yang tidak berguna

ketika kemasannya berlebihan atau untuk suatu penggunaan yang

singkat.

e) Seberapa jauh produk melibatkan penggunaan yang tidak ada

gunanya atau kejam terhadap binatang.

f) Pengunaan material yang berasal dari spesies atau lingkungan yang

terancam.

2) Green Price (Harga Hijau)

Definisi harga menurut Stanton dalam Swasta dan Irawan (2005:241)

harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin)

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk

dan pelayanannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui harga

merupakan nilai dari suatu barang atau jasa yang dinyatakan dalam

nominal uang. Harga ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui

tawar-menawar hingga memperoleh kesepakatan yang yang disetujui

oleh kedua belah pihak. Sasaran-saran dalam penetapan harga

(Widiana dan Sinaga, 2010:59) adalah sebagai berikut:

a. Mempertahankan pasar

b. Memaksimumkan pendapatan

c. Memaksimumkan keuntungan atau laba

d. Pertumbuhan penjualan yang maksimum

e. Penetapan harga pelucuran pasar

f. Kepimimpinan mutu produk


10

3) Place (Tempat & Distribusi)

Menurut Fandi Tjiptono (Widiana dan Sinaga, 2010:111) adalah

kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar kegiatan pemasaran

yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang

dan jasa dari produsen sampai kepada konsumen, sehingga

penggunaanya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga,

tempat, dan saat dibutuhkan).

Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berfungsi untuk

memperlancar arus penyampaian produk dari produsen ke konsumen.

Tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan dalam

saluran distribusi serta mengembangkan sistem distribusi yang secara

fisik menangani dan mengangkut produk melalui saluran tersbeut.

Menurut Kotler (2007:129) saluran distribusi terdiri dari:

a) Saluran nol tingkat, saluran ini terdiri dari produsen yang menjual

langsung produknya ke konsumen.

b) Saluran satu tingkat, saluran ini terdiri dari produsen, perantara, dan

konsumen.

c) Saluran dua tingkat, saluran ini terdiri dari dua perantara yaitu:

produsen, pengecer, agen, dan konsumen.

d) Saluran tiga tingkat, saluran ini terdiri dari tiga perantara yaitu:

produsen, grosir, pemborong, pengecer, dan konsumen.

4) Green Promotion (Promosi hijau)


11

Promosi adalah salah satu bagian dari bauran pemasaran (marketing

mix) yang besar peranannya. Menurut Tjiptono (2002: 219) definisi

promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud

komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebar informasi, mempengaruhi atau membujuk dan/atau

mengingatkan pasar sasaran dari produknya agar bersedia menerima,

membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan.

Menurut Philip Kotler (1988:242), bauran promosi terdiri dari empat

alat utama yaitu:

a) Iklan, Semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide,

promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu

yang dibayar.

b) Promosi penjualan, insentif jangka pendek untuk merangsan

pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

c) Publisitas, suatu stimulasi non-personal terhadap permintaan suatu

produk, jasa atau unit dagang dengan menyebarkan berita-berita

komersial yang penting mengenai kebutuhan akan produk tertentu di

suatu media yang disebar-sebarkan atau menghasilkan suatu sosok

kehadiran yang menarik mengenai produk itu di radio, televise, atau

panggung yang tidak dibayar oleh pihak sponsor.

d) Penjualan pribadi, penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan

satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan

penjualan.
12

Seiring dengan berkembangnya gerakan hjau di seluruh dunia,

sebagian besar organisasi memilih memilih menggunakan iklan

dengan tema lingkungan yang disebarluaskan melalui media eletronik

atau media cetak. Iklan dengan tema lingkungan disebut juga iklan

hijau, tujuan iklan hijau adalah mempengaruhi perilaku pembelin

konsumen yang tidak berbahaya bagi lingkungan dan mengalihkan

perhatian konsumen pada konsekuensi positif dari perilaku pembelian

diri konsumen itu sendiri dan lingkungannya.

2.3.3. Alat-alat Green Marketing

Alat green marketing atau alat pemasaran hijau merupakan alat yang

digunakan bertujuan untuk mengidentifikasi produk ramah lingkungan dan

mempengaruhi perilaku konsumen guna meningkatkan perilaku pembelian

konsumen terhadap produk ramah lingkungan, khususnya pada pengguna

Sariayu Martha Tilaar. Menurut Rahbar dan Wahid (2011), Delafrooz et

al. (2014), serta Putranto (2014), elemen-elemen dari alat pemasaran hijau,

sebagai berikut:

a) Eco label, adalah label yang memberikan imformasi terhadap konsumen

tentang bahan alami yang digunakan untuk menunjukkan produk yang

ramah lingkungan.

b) Evironmental advertisement, adalah strategi pemasaran hijau melalui

promosi periklanan yang bertujuan untuk mempengaruhi atau membujuk


13

konsumen untuk menggunakan suatu produk ramah lingkungan dengan

menekankan kelestarian lingkungan.

2.3.4. Dasar Implementasi Green Marketing

Menurut Polonsky dan Rosenberger, 2001, Adanya tekanan eksternal dan

internal dapat mendorong perusahaan untuk berinisiatif menjadi go green.

Tekanan eksternal yang mendorong perusahaan menjadi go green,sebagai berikut:

1) Pemuasan permintaan konsumen

2) Reaksi terhadap tindakan go green yang dilakukan oleh pesaing

3) Permintaan dari saluran atau pemasok untuk memodifikasi input.

Tekanan internal yang mendorong perusahaan untuk menjadi go green, yaitu:

1) Biaya, dengan menjadi go green, perusahaan dapat mencapai efisiensi

sumber daya yang lebih besar dan menghemat uang yang dikeluarkan

untuk membeli bahan baku dan mengolah limbah karena bahan baku yang

digunakan lebih sedikit dan jumlah limbah atau polusi yang dihasilkan

berkurang.

2) Filosofi, ketika perusahaan melihat tujuan lingkungan pada level yang

sama seperti tujuan perusahaan, isu go green dimasukkan ke dalam strategi

perusahaan dan kemudian diintegrasikan kedalam aktivitas taktis

perusahaan.

2.3.5. Strategi Green Marketing

Menurut Ginsberg dan Bloom, strategi pemasaran hijau yang tepat

diperlukan oleh perusahaan yang ingin mengadopsi pemasaran hijau. Pemilihan


14

strategi green marketing yang akan diterapkan perusahaan harus didasarkan pada

pertimbangan dua aspek penting yaitu seberapa besar segmen pasar hijau industri

dimana perusahaan beroperasi dan kemampuan perusahaan untuk

mendiferensiasikan produk atau merek hijaunya dari para pesaing.

1) Strategi Lean Green

Lean green marketing cocok diterapkan oleh perusahaan yang memiliki

ukuran segmen pasar hijau rendah dan kemampuan diferensiasi konsep

hijau rendah.

2) Strategi Defensive Green

Perusahan yang menerapkan defensive green strategy cenderung

menggunakan pemasaran hijau sebagai ukuran pencegahan yaitu respon

terhadap suatu krisis atau respon terhadap tindakan pesaing, perusahaan

berusaha untuk memperbaiki citra merek dan mengurangi bahaya,

mengakui bahwa segmen pasar hijau itu penting, dan perusahaan tidak

dapat dipisahkan dari pihak-pihak lain yang menguntungkan.

3) Strategi Shaded Green

Perusahaan yang menerapkan Shaded green strategy berinvenstasi pada

proses ramah lingkungan yang bersifat jangka panjang dan tersistem, yang

mensyaratkan komitmen besar pada aspek finansial dan nonfinasial.

4) Strategi Extreme Green

Extreme green strategy cocok diterapkan oleh perusahaan yang memiliki

ukuran segmen pasar hijau tinggi dan kemampuan diferensiasi konsep


15

hijau tinggi. Isu lingkungan seluruhnya diintegrasikan dalam proses bisnis

dan daur hidup dari perusahaan yang menerapkan Extreme green strategy.

Gambar 2.1
Matriks Strategi Green marketing

2.4. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dan kerangka berpikir merupakan gambaran tentang

hubungan antar variabel yang akan diteliti, yang akan disusun dari berbagai teori

yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2014). Variabel yang akan diteliti yaitu:

Strategi Green Marketing yang merupakan variabel independent (X) dan volume

penjualan sebagai variabel dependent (Y).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka

konseptual yang diajukan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2.
Kerangka Konseptual

Green Marketing Volume Penjualan

2.5. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka

hipotesis sementara dalam penelitian ini adalah strategi green marketing


16

berpengaruh secara positif terhadap volume penjualan mobil low cost green car

(LCGC) Honda Brio Satya di Kota Medan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

penelitian dengan metode pendekatan deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil

penelitian tetapi tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang lebih luas

(Sugiyono, 2013:29). Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana pengaruh strategi

green marketing terhadap volume penjualan mobil low cost green car pada

penjualan Honda Brio Satya di Kota Medan?

Pendekatan yang digunakan dalam analisis data penelitian ini

menggunakan pendekatan analisis data kuantitatif. Data kuantitatif adalah

data yang berbentuk angka/data kualitatif yang diangkakan. Pendekatan

kuantitatif yang digunakan untuk mengukur variabel bebas dan variabel

terikat dengan menggunakan angka-angka yang diolah melalui analisis statistik.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2021.

3.3. Operasional Variabel

17
18

Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih penulis yaitu Pengaruh Strategi

Green Marketing Terhadap Volume Penjualan Mobil Low Cost Green Car Pada

Honda Brio Satya di Kota Medan, maka penulis mengelompokkan variabel dalam

penelitian ini menjadi variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Sering juga disebut sebagai variabel stimulus,predictor, dan abtecedent.

Variabel ini mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terhadap timbulnya

variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel bebas adalah Green Marketing.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang bergantung atau dipengaruhi

oleh variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah

Volume Penjualan.

3.4. Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan skala Likert. “Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena sosial (Sugiyono 2014)”. Kemudian, indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan (Situmorang & Lutfi, 2014). Untuk keperluan

kuantitatif penelitian, maka peneliti memberikan lima alternatif jawaban untuk


19

dijawab oleh para responden dengan menggunakan skor 1 sampai dengan 5 seperti

yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1
Instrumen Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5


2 Setuju (S) 4
3 Cukup Setuju 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
.

3.5. Populasi dan Sampel

3.5.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh konsumen mobil Honda Brio Satya di Kota Medan.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut [ CITATION Sug13 \l 1033 ] . Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah sampel diambil dengan rancangan sampel probabilitas

sampling dengan teknik pengambilan simple random sampling karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012 : 122).
20

Menurut Purba (Sujarweni, 2015 : 155) jika populasi tidak diketahui, maka

jumlah sampel minimal ditentukan dengan rumus:

z2
n= 2
4(moe)

1,962
n=
4(0,1)2

n=96,04 (100 orang)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

z = tingkat ditribusi normal (5% = 1,96)

moe = Margin of Error Max, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan

sampel yang masih dapat ditoleransi atau yang diinginkan

Berdasarkan perhitungan di atas, maka sampel yang digunakan dalam

penelitian ini dibulatkan menjadi 100 orang.

3.6. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui

kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain seperti

dari literatur artikel, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian

yang dilakukan, jurnal, buku-buku pendukung, dan sebagainya.

3.7. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Kuisioner
21

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada

responden untuk dijawab tentang variabel penelitian. Dalam kuesioner

tersebut dicantumkan beberapa alternatif jawaban, dan responden diminta

untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Dalam penelitian

ini, Peneliti menggunakan „Google Form‟ sebagai media kuisioner.

2. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data melalui informasi-informasi dari artikel, jurnal, internet

dan buku-buku yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan untuk

mendapatkan data yang ada di lapangan.

3.8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

3.8.1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat uku mampu

mengukur apa yang ingin diukur (valid measure if it successfully measur the

phenomenom) (Siregar 2016:162). Uji validitas adalah tingkat keandalan alat ukur

yang digunakan. Pada penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan bantuan

program SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Untuk menentukan

nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel

r produk momen. Kriteria penilaian uji validitas adalah:

1. Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat

dikatakan item kuesioner tersebut valid.

2. Apabila r hitung ≤ r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat


22

dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.

3.8.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula (Siregar 2016:173). Untuk

mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel maka akan dilakukan pengujian

reliabilitas kuesioner dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for

Social Sciences). Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah:

1. Jika r α (alpha) > r tabel maka pertanyaan reliable.

2. Jika r α (alpha) ≤ r tabel maka pertanyaan tidak reliable.

3.9. Teknik Analisis Data

Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan

kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

3.9.1. Analisis Deskriptif

Merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan,

diklasifikasikan, dianalisis dan diintepretasikan secara objektif sehingga

memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang akan dibahas pada

penelitian ini.

3.9.2. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial yaitu teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.


23

3.10. Uji Asumsi Klasik

3.10.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua acara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2018).

3.10.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2018).

3.11 Uji Hipotesis

Jika sebuah model regresi sudah memenuhi syarat asumsi klasik maka

akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis yaitu:

3.11.1 Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh variabel

bebas secara bersama-sama atau secara simultan terhadap variabel terikat. Bentuk

pengujiannya adalah :

Menurut Ghozali dalam Wiratna (2015:229), uji t menunjukkan seberapa


24

jauh pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Apabila

nilai probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Adapun kriteria

adalah:

1. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

3.11.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali dalam Wiratna (2015:228) koefisien determinasi (goodness of

fit) yang dinotasikan dengan R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam

regresi. Determinasi (R2) mencerminkan kemampuan variabel dependen.Tujuan

analisis ini adalah untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar

proporsi dari total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel

independen. Adapun rumus koefisien determinasi yaitu:

KD = rxy2 x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi

rxy = Koefisien Korelasi Produk antara x dan y


DAFTAR PUSTAKA

Ph.D. Bilal Mohammad Eneizan, Assoc. Prof. Dr. Kalsom Abd. Wahab,

Dr.Zainon M.S. (2016). EFFECTS OF GREEN MARKETING

STRATEGIES ON SALES VOLUME OF GREEN CARS. Singaporean

Journal of BuSineSS economicS, and management StudieS (SJBem).

5(3) : 41-54

Zaky, Muhammad Husnan., Ni Made Purnami. (2020). Green Marketing Mix

Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelianm Produk Big Tree Farms

di Lotus Food Services. E-Jurnal Manajemen. 9(2) : 678-698

Dewi, Ni Made Ari Puspa., Ketut Rahyuda. (2018). Pengaruh Alat Pemasaran

Hijau Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen. E-Jurnal Manajemen

Unud. 7(4) : 2164-2195

Kotler Philip, Marketing 3.0,Terj. Kartajaya Hermawan, Iwan Setiawan, Jakarta:

Erlangga, 2010

Kotler, Philip. (2004). Marketing Insights From A to Z. Jakarta: Erlangga

https://www.kemenperin.go.id/artikel/6775/Menperin-Keluarkan-Peraturan-

Mobil-LCGC (Diakses tanggal 27 Januari 2021, Pukul 21:32)

https://industri.kontan.co.id/news/ini-alasan-pemerintah-keluarkan-izin-produksi-

lcgc (Diakses tanggal 27 Januari 2021, Pukul 18:03)

25

Anda mungkin juga menyukai