Anda di halaman 1dari 24

STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

TAKSI BLUE BIRD

Disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Manajemen Pemasaran
Politeknik Negeri Malang

Dosen Pengampu:
Dr.Drs. Mohammad Maskan, M. Si
Disusun Oleh:
MOCHAMAD ALFARISYI
(2342620015)

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN PEMASARAN


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang mana dibuat sebagai
pemenuhan tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Manajemen Pasar 1 yang
diampu oleh Bapak. Dr. Drs. Mohammad Maskan., M.Si. Dengan dibuatnya makalah
ini penulis berharap agar makalah ini bisa bermanfaat dan memberikan pengetahuan
bagi pembaca. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi
susunannya maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis dengan senang hati
menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun, agar penulis bisa
memperbaiki makalah ini. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan penulis
meminta maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata penulis mengucapkan, terima kasih.

Malang, 15 Desember 2023

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1.Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3.Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3
2.1 Pemasaran................................................................................................ 3
2.2 Jasa........................................................................................................... 3
2.3 Pemasaran Jasa.........................................................................................4
2.4 Strategi Pemasaran................................................................................... 5
2.5 Bauran Pemasaran....................................................................................5
2.5.1 Strategi Bauran Pemasaran Produk.................................................6
2.5.2 Strategi Bauran Pemasaran Harga Jasa........................................... 7
2.5.3 Strategi Pamasaran Promosi Jasa.................................................... 8
2.5.4 Strategi Pemasaran Orang .............................................................. 9
2.5.5 Strategi Pemasaran Bukti Fisik....................................................... 11
2.5.6 Strategi Pemasaran Proses Jasa.......................................................11
2.5.7 Strategi Pemasaran Tempat.............................................................12
BAB III PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN............................................ 14
3.1..Analisa Strategi Pemasaran.....................................................................14
3.2 Penerapan Strategi Pemasaran..................................................................14
3.2.1 Strategi Bauran Produk................................................................... 14
3.2.2 Strategi Bauran Harga.....................................................................15
3.2.3 Strategi Bauran Tempat ................................................................. 15
3.2.4 Strategi Bauran Promosi................................................................. 15
3.2.5 Strategi Bauran Orang.....................................................................16

ii
3.2.6 Strategi Bauran Fisik......................................................................16
3.2.7 Strategi Bauran Proses................................................................... 16
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 19
LAMPIRAN ............................................................................................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, ada banyak operator taksi yang beroperasi di beberapa kota besar
di Indonesia dan pertumbuhannya sangat pesat. Banyak fasilitas yang
menguntungkan, seperti memesan taksi dengan segala jenis fasilitas
serta pilihan mobil eksklusif. Sampai saat ini, ada beberapa perusahaan taksi
konvensional di Indonesia, seperti Blue Bird Taksi, Bosowa Taksi, Cipaganti
Taksi, O-Renz Taksi, Gold Taksi, Mandala Taksi, Merpati Taksi, Metro Taksi,
Silver Taksi, Taksi Express, dan SuryaTaksi. Pada bulan Mei 2016, aplikasi
taksi online seperti Grab Car dan Uber membuat persaingan di pasar taksi
meningkat.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa taksi konvensional di Indonesia
memerlukan pengembangan. Selain membantu pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja, sistem transportasi konvensional juga membantu
masyarakat lebih mudah melakukan perjalanan. Dengan munculnya
perusahaan transportasi berbasis aplikasi online di Indonesia, perusahaan
transportasi konvensional harus mengembangkan strategi untuk bersaing
dengan perusahaan berbasis aplikasi online ini. Strategi ini mencakup
pengembangan usaha dalam bidang pemasaran, operasional, sumber daya
manusia, lingkungan, dan keuangan.
Dengan banyaknya pesaing sejenis perusahaan taksi blue bird harus
mampu bersaing agar bisa dikenal oleh para customernya. Dengan
menerapkan strategi pemasaran yang baik taksi blue bird akan mampu
bersaing secara sehat dengan mengandalkan fasilitas jasanya yang tampil beda
dibandingkan para perusahaan taksi lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat diketahui rumusan masalahnya sebagai
berikut:
1. Apa itu perusahaan taxi Blue Bird?

1
2. Bagaimana penerapan strategi pemasaran dalam Perusahaan taksi Blue
Bird?
3. Faktor apa saja yang digunakan dalam penerapan strategi pemasaran?
4. Bagaimana analisis strategi pemasaran pada perusahaan taxi blue bird.
5. Ap aitu strategi pemasaran?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui perusahaan taxi blue bird.
2. Mengetahui penerapan strategi pemasaran pada taxi blue bird.
3. Mengetahui faktor yang digunakan dalam menentukan strategi pemasaran.
4. Dapat menganalisis strategi pemasaran yang tepat digunakan dalam
perusahaan taksi Blue Bird.
5. Mengetahui tentang apa itu strategi pemasaran.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pemasaran
Menurut Agustina (2011:1) Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial
yang membuat individua tau kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan menawarkan mempertukarkan
produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:6) Pemasaran adalah proses sosial
dan manjerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang
lain.
Menurut Sunyoto (2015:191) Pemasaran adalah fungsi bisnis yang
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen yang harus dipuaskan
oleh kegiatan manusia lain, yang menghasilkan alat pemuas kebutuhan yang
berupa barang maupun jasa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan
keininginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan Perusahaan.
2.2 Jasa
Jasa merupakan tindakan atau kegiatan yang dihargai secara ekonomis
karena dilakukan untuk kepentingan orang lain yang bertujuan untuk memnuhi
kebutuhan dan keinginan orang tersebut. Menurut Kotler dalam Lupiyoadi
(2016:7) Mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikian apapun. Produksi jasa
mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak. Sedangkan, menurut Griffin
dalam Sangadji dan Sopiah (2013:92) jasa merupakan aktifitas, manfaat, atau
kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

3
Sehingga dari definisi para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
jasa merupakan sebuah kegiatan yang memiliki manfaat dan ditawarkan
kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya namun tidak berupa produk
yang berwujud yang dapat dikonsumsi namun berupa kenikmatan, kepuasan,
kemudahan dan pemenuhan kebutuhan sehingga tidak menyebabkan suatu
kepemilikan apapun, atas pemberian jasa tersebut maka orang yang telah
menikmatinya harus memberikan imbal balik kepada penyedia jasa.
2.3 Pemasaran Jasa
Menurut Gronroos dan Kotler dalam Sangadji dan Sopiah (2013:98)
pemasaran jasa tidak hanya mebutuhkan pemasaran eksternal tapi juga internal
yang interaktif. Pemasaran eksternal menggambarkan pekerjaan biasa untuk
menyiapkan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa
tersebut kepada konsumen. Pemasaran interaktif menggambarkan kemampuan
karyawan dalam melayani klien. Klien menilai jasa bukan hanya berdasarkan
mutu teknisnya tetapi juga berdasarkan mutu fungsionalnya.
Menurut Kotler dan Keller (2009:21) Tujuan kunci pemasaran adalah
mengembangkan hubungan yang dalam dan bertahan lama dengan orang dan
organisasi yang dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
(marketing relationship) bertujuan untuk membangun hubungan jangka
panjang yang saling memuaskan dengan konsisten guna mendapatkan dan
mempertahankan bisnis. Empat kunci konsisten dalam hubungan pemasaran
yaitu, pelanggan, pegawai, mitra pemasaran (saluran, pemasok, distributor,
dealer, agen), dan anggota Masyarakat finansial (pemegang saham, investor,
analis).
Jika kita melihat karakteristik jasa tentu sangat berbeda dengan
karakterisitik produk sebuah Perusahaan manufaktur. Sifat jasa yang tidak
berwujud menyebabkan proses pemasaran harus lebih banyak interaksi
langsung dengan pelanggan, karena dengan interaksi itu pula konsumen dapat
mengonsumsi suatu jasa. Sehingga pada pemasaran jasa perlu adanya kontak
dengan kosnumen yang tinggi, berorientasi pada manfaat produk, focus pada
mempertahankan pelanggan dan mengedepankan kualitas pada semua lini

4
sehingga output yang didapat memiliki skala waktu jangka panjang dan
pelanggan memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan.
2.4 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran memiliki peran penting di dalamnya terdapat
segmenting, targeting, dan positioning yang menentukan keberhasilan suatu
perusahaan dalam menjalankan usahanya dalam bidang pemasaran. Berikut
definisi strategi pemasaran menurut para ahli:
a. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan oleh
perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan
perusahaan (Kotler, 2001: 76).
b. Strategi pemasaran yaitu serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan
aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari
waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan, acuan serta alokasinya,
terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan
dan keadaan persaingan yang selalu berubah (Assauri, 2013).
Berdasarkan definisi menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
strategi pemasaran merupakan alat dari seluruh rangkaian kegiatan yang ada
dalam bauran pemasaran, strategi pemasaran memberikan arah bagi
perusahaan untuk mengendalikan semua aspek agar dapat mencapai tujuan
yang ditetapkan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen.
2.5 Bauran Strategi Pemasaran
Dalam pemasaran terdapat strategi pemasaran yang disebut bauran
pemasaran (marketing mix) yang memiliki peranan penting dalam
mempengaruhi konsumen agar dapat membeli suatu produk atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri dari
semua variabel yang dapat dikontrol perusahaan untuk dapat memuaskan para
konsumen. Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2012: 47)
bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di target
pasarnya.

5
Menurut Lovelock dan Wirtz (2011: 44) Marketing Mix adalah “represent
the ingredients required to create viable strategies for meeting customer needs
profitably in a competitive marketplace” bauran pemasaran adalah mewakili
bahan yang dibutuhkan untuk membuat strategi yang layak untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan menguntungkan dalam pasar yang kompetitif.
Menurut Elliott, Rundle-Theile, Waller (2012: 5) Marketing Mix adalah
“A set of variables that a marketer can exercise control over in creating an
offering for exchange” bauran pemasaran adalah sebuah alat pada pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran untuk
memenuhi target pasarnya. Dari ketiga penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bauran pemasaran adalah suatu alat pemasaran yang baik yang ada pada suatu
perusahaan. Dimana sebuah perusahaan dapat mengendalikannya untuk
mempengaruhi respon pasar yang dituju. Konsep bauran pemasaran dibagi
menjadi 4P yakni Product (produk), Price (harga), Promotion (promosi), Place
(tempat). Untuk pemasaran jasa, bauran pemasaran diperluas dengan 3P yakni:
People (orang/partisipan), Physical Evidence (bukti fisik), dan Process
(proses).
2.5.1 Strategi Bauran Pemasaran Produk
Menurut Kumar dkk. (2013) bahwa biaya, kualitas dan manfaat
darimenggunakan produk atau jasa benar-benar menentukan pelanggan
untuk membeli.
Menurut Lovelock dan Wirtz (2011: 44) produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan. Menurut Elliott dkk. (2012:
23) “a good, service or idea offered to the market for exchange” Produk
adalah suatu jasa, ide ataupun barang yang ditawarkan perusahaan
kepada pasar untuk terjadi sebuah pertukaran. Menurut Ari
Setiyaningrum dkk. (2015: 298) produk adalah sarana pemuas kebutuhan
konsumen. Secara umum, produk terdiri atas barang dan jasa. Barang
memiliki bentuk sedangkan jasa tidak berbentuk. Jasa tersusun dari
kumpulan manfaat yang memberikan pemuasan bagi kebutuhan

6
konsumen. Produk jasa dibagi menjadi jasa inti dan jasa pelengkap, yang
terdiri atas jasa yang memfasilitasi jasa inti dan jasa yang meningkatkan
manfaat jasa inti. Dimana jasa yang ditawarkan ke konsumen
memberikan kenyamanan dan selalu meningkatkan inovasi sehingga
menciptakan keunggulan kompetitif pada produk jasa inti yang
ditawarkan perusahaan ke konsumen. Menurut Tjiptono (2012: 157)
Pengertian kualitas jasa atau pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaiannya
untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Menurut Tjiptono (2011: 174) terdapat lima dimensi kualitas jasa
yang dijadikan pedoman oleh pelanggan dalam menilai kualitas jasa,
yaitu:
1. Berwujud (Tangible)
Penampilan fasilitas fisik, peralatan, dan personil.
2. Empati (Emphaty)
Syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.
3. Keandalan (Reliability)
Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat
dan terpercaya.
4. Keresponsifan (Responsiveness)
Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan
cepat atau tanggap.
5. Keyakinan (Assurance)
Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka
untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
2.5.2 Strategi Bauran Pemasaran Harga Jasa
Menurut Elliott dkk. (2012: 23) “The amount of money a business
demands in exchange for its offerings” Harga adalah jumlah uang yang
di minta dalam bisnis untuk terjadi pertukaran sesuai dengan yang
ditawarkan.

7
Menurut Lovelock dan Wirtz (2011: 45) harga mencakup tentang
penentuan penetapan harga yang layak ditawarkan ke pasar berdasarkan
kualitas, segmentasi dan target pasarnya.
Menurut Ari Setiyaningrum dkk. (2015: 298) harga merupakan
komponen bauran pemasaran yang terkait erat dengan jumlah
pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan. Setelah menetapkan
harga jual untuk jasa yang dipasarkan, perusahaan sekaligus juga
menetapkan pendapatan yang akan diterima. Pendapatan adalah hasil
jumlah penjualan dikali dengan harga jual jasa. Namun, penentuan
harga bukan merupakan kebijakan yang steril. Artinya, penentuan harga
dapat berpengaruh pada tingkat per-menggunakan produk atau jasa
benar-benar menentukan pelanggan untuk membeli.
2.5.3 Strategi Bauran Pemasaran Promosi Jasa
Menurut Elliott dkk. (2012: 23) “The marketing activities that
make potential customers, partner, and society aware of and attracted to
business’s offerings” Promosi adalah aktivitas pemasaran yang
membentuk konsumen yang potensial, rekan kerja, kesadaran dan
ketertarikan masyarakat pada bisnis yang ditawarkan. Menurut Lovelock
dan Wirtz (2011:46) promosi adalah suatu unsure yang digunakan untuk
memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa terhadap
publik. Promosi merupakan kegiatan untuk menginformasikan, mengajak,
dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak
langsung mengenai suatu merek yang ditawarkan.
Menurut Ari Setiyaningrum dkk. (2015: 301) promosi dalam
penggunaan perangkat-perangkat yang sama dengan perusahaan
manufaktur. Penyedia jasa dapat menggunakan perangkat iklan, promosi
penjualan, pemasaran langsung, penjualan perseorangan, humas, even,
voucher, majalah, website dan pengalaman. Perangkat promosi yang khas
untuk perusahaan jasa adalah corporate design. Penyedia jasa dapat
memanfaatkan corporate design dengan baik dan disebabkan oleh sifat
inseparable, produksi terjadi bersamaan dengan konsumsi dan jasa.

8
Penggunaan design corporate dapat memiliki peran yang besar terhadap
persepsi konsumen, karena konsumen perlu berhubungan dengan
penyedia jasa dan servicespace. Perusahaan dapat menyampaikan pesan
yang terintegrasi melalui desain seragam karyawan, outlet perusahaan,
perabotan, website, dan alat alat lain yang digunakan dalam produksi jasa
guna menyampaikan sebuah image yang konsisten. Menurut Kotler &
Armstrong (2012) variabel-variabel yang ada di dalam promotion mix
ada lima, yaitu:
a. Periklanan (Advertising)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan
presentasi danpromosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau
jasa.
b. Penjualan Personal (Personal Selling)
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam
rangkamensukseskanpenjualan dan membangun hubungan dengan
pelanggan.
c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
suatu produk ataujasa.
d. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh
dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani
ataumenyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan.
e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus
untuk memperoleh tanggapan langsung.
2.5.4 Strategi Bauran Pemasaran Orang
Menurut Elliott dkk. (2012: 23) “People refers to any person
coming into contact with customer who can affect value for customers”
Orang adalah orang-orang yang merujuk kepada setiap pelanggan yang

9
datang dan berinteraksi dengan baik agar dapat mempengaruhi nilai bagi
pelanggan.
Menurut Lovelock dan Wirtz (2011: 47) orang/partisipan adalah
semua pelaku yang berperan dalam penyajian jasa dan berinteraksi secara
langsung dengan pembeli, sehingga dapat mempengaruhi persepsi
pembelian.
Menurut Ari Setiyaningrum dkk. (2015: 301) dimensi manusia
memiliki peran besar dalam penyampaian jasa yang merupakan aksi,
kinerja, dan pengalaman. Pembawaan atau penampilan menarik dan
keahlian personel jasa memengaruhi jasa yang diterima oleh konsumen.
Penyedia jasa yang berkompeten akan mampu mengelola personel jasa
yang konsisten dalam pembawaan dan keahlian, sehingga jasa yang
diberikan pun menawarkan kinerja dan pengalaman yang konsisten pula
bagi konsumen. Pengelolaan personel jasa yang baik memerlukan
kesadaran manajemen yang memperlukan karyawan sebagai konsumen
internal. Selain menuntut karyawan untuk memberikan kinerja kerja yang
baik, manajemen juga perlu memberikan atmosfer kerja yang baik dan
kepuasan kerja yang tinggi kepada karyawan. Manajemen perusahaan
jasa yang kompeten akan memerhatikan pengaruh perlakuan manajemen
kepada karyawan terhadap kinerja karyawan dan profitabilitas
perusahaan.
Menurut Ari Setiyaningrum dkk. (2015: 302) teori service profit
chain menjelaskan bahwa untuk menciptakan loyalitas konsumen dan
pertumbuhan bisnis, hal pertama yang perlu dilakukan oleh perusahaan
jasa adalah menciptakan internal service quality yang baik. Caranya
dengan memberikan lingkungan kerja yang baik atau kondusif bagi para
karyawan, menghidupkan semangat kerja sama dan melayani antar
karyawan, serta memberikan kompensasi dan tunjangan yang memadai
untuk karyawan. Dengan terbentuknya internal service quality yang baik,
akan tercipta kepuasan karyawan. Dengan adanya kepuasa karyawan,
akan terbentuk retensi karyawan dan produktivitas karyawan yang tinggi,

10
memiliki integritas tinggi, professional dalam bekerja, dan tentu saja
mengutamakan kepuasan konsumen. Kedua hal terakhir sebagai dasar
terbentuknya nilai pelayanan eksternal yang baik bagi konsumen. Nilai
pelayanan ekster-nal akan memberikan kepuasan konsumen dan loyalitas
konsumen secara berturut-turut. Terakhir, akan tercipta pertumbuhan
pendapatan dan profitabilitas bisnis yang baik.
2.5.5 Strategi Bauran Pemasaran Bukti Fisik
Menurut Elliott dkk. (2012: 23) Bukti fisik (physical evidence)
“Tangible cues that can be used as a means to evaluate service quality
prior to purchase” Bukti Fisik adalah sesuatu yang nyata dan dapat
digunakan sebagai sarana untuk mengevaluasi kualitas pelayanan
sebelum membeli.
Menurut Lovelock dan Wirtz (2011: 48) bukti fisik merupakan
suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen
untuk membeli dan menggunakan jasa yang ditawarkan. Unsur – unsur
yang termasuk dalam bukti fisik antara lain lingkungan fisik, dalam
halbangunan, peralatan, perlengkapan, fasilitas, logo, desain, dan atribut
lainnya menjadi bukti fisik yang mempengaruhi pelanggan.
Menurut Ari Setiyaningrum dkk. (2015: 304) bukti secara fisik
merupakan aspek penting dari jasa, sebab sebagian produk jasa
konsumen perlu hadir secara fisik dalam lingkungan jasa. kualitas
lingkungan jasa yang baik secara langsung memengaruhi kepuasan
konsumen terhadap jasa yang diterima. Lingkungan jasa yang nyaman
dan sesuai untuk target pasar yang dituju juga akan membuat konsumen
bersedia menghabiskan lebih banyak waktu atau lebih sering
mengunjungi outlet jasa.
2.5.6 Strategi Bauran Pemasaran Proses Jasa
Menurut Elliott dkk. (2012: 23) “the system used to create,
communicate, deliver and exchange an offering.” Proses adalah suatu
sistem yang digunakan suatu organisasi untuk menciptakan,

11
berkomunikasi, memberikan kemudahan dan pertukaran kepada
pelanggan.
Menurut Lovelock dan Wirtz (2011: 47) proses adalah sebuah
prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk
menyampaikan jasa.
Menurut Ari Setiyaningrum dkk. (2015: 304) proses meliputi
rangkaian kegiatan yang dilalui oleh konsumen dalam mengonsumsi jasa.
Proses jasa ada yang sederhana, seperti jasa pengantaran barang atau
dokumen dan ada yang rumit, seperti penyusunan laporan keuangan.
Pengelolaan jasa menghadapi tantangan bagaimana menciptakan setiap
tahapan jasa yang diberikan berjalan dengan baik. Pengelola jasa yang
baik membuat proses jasa yang rumit tampak begitu rapi dan lancar bagi
konsumen. Untuk meningkatkan proses penyampaian jasa, pemasar jasa
dapat menyusun flowcharting dan blueprinting. Flowcharting merupakan
kegiatan langkah demi langkah penyampaian jasa kepada konsumen,
sedangka blueprinting mencakup detail yang lebih tinggi dalam tahapan
penyampaian jasa. Misalnya dalam blueprinting dibedakan antara bagian
jasa yang dapat dilihat oleh konsumen dan bagian pendukung jasa yang
tidak dapat dilihat oleh konsumen. Blueprint jasa juga dapat mencakup
identifikasi fail points, yaitu tahap-tahap yang menunjukkan sering
terjadi kegagalan atau kesalahan dan bukti fisik yang diberikan kepada
konsumen.
2.5.7 Strategi Bauran Pemasaran Tempat
Salah satu elemen Tempat (place) yang masuk dalam 7P Marketing
mix bukan hanya diartikan sebagai tempat dimana usaha dijalankan.
Namun lebih luas lagi dimana place tersebut merupakan segala kegiatan
penyaluran produk berupa barang ataupun jasa dari produsen ke
konsumen (distribusi). Menurut Philip Kotler distribusi adalah, the
various the company undertakes to make the product accessible and
available to target customer. Berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia

12
untuk konsumen sasaran. Sedangkan Boom dan Bitner (dalam Dias &
Shah, 2009:318). Mereka menyebutkan bahwa lokasi pemasaran,
terdapat beberapa pemain yang terlibat di dalamnya, yaitu marketing
intermediary, channel of distribution, agen
atau broker, wholesaler dan retailer, serta logistik dan transportasi. JIka
mengacu dari kedua pendapat diatas, fungsi distribusi disini tak lain
adalah untuk memastikan ketersediaan barang dan jasa yang dibutuhkan
konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Berbagai saluran
distribusi ini merupakan sebuah perangkat yang saling terkait satu sama
lainnya dalam proses penyediaan produk atau pelayanan untuk digunakan
atau dikonsumsi. Dalam saluran distribusi, semakin banyak perangkat
yang digunakan biasanya akan mampu menjangkau populasi yang lebih
luas. Semakin mudah produk didapatkan berarti proses distribusi semakin
baik, dan penjualan produk berpeluang besar untuk meningkat. Untuk
itulah saluran distribusi penting direncanakan dengan matang oleh
pemasar.

13
BAB III
PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN “TAKSI
BLUE BIRD”
3.1 Analisa Strategi Pemasaran Pada Perusahaan Taksi Blue Bird
Setelah melakukan analisis terhadap perusahaan taksi Blue Bird, mereka
membuat strategi pemasaran 7P (product, place, price, promotion, person,
physical evidence, dan proces) untuk menghadapi tantangan masuknya jasa
transportasi berbasis aplikasi online. Layanan transportasi berkualitas, akan
tetapi strategi pemasaranya masih kurang tepat dalam menghadapi jasa
transportasi berbasis aplikasi online. Perusahaan telah memeriksa berbagai
strategi pemasaran, termasuk harga, promosi, distribusi (lokasi), strategi orang
(pekerja), strategi bukti fisik, strategi proses, dan kinerja perusahaan. Analisa
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang telah
digunakan sebelumnya oleh perusahaan taksi Blue Bird digunakan terhadap
pelanggannya, serta tanggapan dan penilaian karyawan (driver) atas kepuasan
pelanggan yang menggunakan jasa taksi Blue Bird.
3.2 Penerapan Strategi Pemasaran Pada Taksi Blue Bird
3.2.1 Strategi Bauran Produk
Berbicara tentang strategi untuk produk jasa transportasi taksi
konvensional, Blue Bird telah menerapkan berbagai elemen seperti
penampilan, empati, keandalan, keresponsifan, dan keyakinan yang
berkaitan dengan hal-hal seperti kendaraan yang digunakan untuk
melayani pelanggan yang layak, di mana mobil selalu bersih, identitas
driver terdaftar di setiap mobil, driver mengenakan seragam dan rapi,
dan driver juga dilatih untuk berinteraksi, senyum, salam, membukak,
dan melayani pelanggan dengan cara yang ramah. Selain itu,
perusahaan memastikan bahwa pelanggan sampai ke tujuan dalam
waktu 10 menit atau kurang. Selain itu, perusahaan memastikan bahwa
driver responsif dengan memberikan layanan yang cepat dan tepat serta
bersedia membantu dan menolong penumpang setiap lima tahun.
Perusahaan membuat pelanggan percaya dan yakin seperti Jika ada

14
barang yang tertinggal di mobil taksi, pelanggan dapat menghubungi
perusahaan untuk mendapatkan barangnya kembali, pelanggan
membayar tarif sesuai argo, memberikan rasa aman dan nyaman saat
menggunakan layanan taksi, driver juga berseragam, dan perusahaan
telah menetapkan standar untuk mengemudi driver.
3.2.2 Strategi Buaran Harga Jasa
Dalam hal strategi harga jasa transportasi taksi konvensional, Blue
Bird lebih berkonsentrasi pada penentuan harga yang layak dan tujuan
berorientasi pada citra. Perusahaan menetapkan harga sesuai dengan
peraturan dan kebijakan pemerintah dan organda, dan meningkatkan
kualitas layanan untuk deferensiasi produk jasa. Saat Anda memesan
melalui aplikasi online dan memilih untuk membayar secara nontunai,
Anda dapat menemukan harga yang lebih murah atau didiskon oleh
taksi Blue Bird.
3.2.3 Strategi Bauran Distribuasi atau tempat
Di sisi lain, strategi pemasaran tradisional Blue Bird menggunakan
bauran distribusi (tempat), yang memungkinkan pelanggan
mengunjungi perusahaan melalui telepon kepada operator, mengunjungi
pool perusahaan, menggunakan aplikasi online, dan tiba langsung di
lokasi strategis taksi. Namun, karena sebagian besar pelanggan hanya
mengetahui tetapi belum menggunakan aplikasi online, perusahaan
taksi Blue Bird harus terus menginformasikan masyarakat agar
mengetahui dan menggunakan saluran distribusi melalui aplikasi online.
3.2.4 Strategi Bauran Promosi
Untuk menerapkan strategi pemasaran bauran promosi, Blue Bird
menggunakan majalah perusahaan, pameran, sponsorship, brosur, situs
web, dan komunikasi dari mulut ke mulut. Namun, perusahaan taksi
Blue Bird tidak selalu mengupdate kontennya di media internet seperti
website, YouTube, Instagram, Twitter, dan Facebook. Akibatnya,
masyarakat atau pelanggan tidak mengetahui promosi yang dilakukan
oleh taksi Blue Bird melalui media internet.

15
3.2.5 Strategi Bauran Orang (People)
Dalam penerapan strategi pemasaran bauran orang (driver) yang
telah dilakukan oleh jasa transportasi taksi konvensional Blue Bird.
Perusahaan telah memberikan pembekalan dan pengarahan kepada
driver sebelum mereka melayani pelanggan, perusahaan memiliki
standar khusus untuk driver saat mengemudi dan melayani pelanggan.
Perusahaan juga menawarkan driver fasilitas seperti mes, klinik,
asuransi, dan beasiswa pendidikan.
3.2.6 Strategi Bauran Bukti Fisik
Sedangkan dalam penerapan strategi pemasaran bauran bukti fisik
yang telah dilakukan oleh jasa transportasi taksi konvensional Blue Bird
dari unsur-unsur bukti fisik seperti lingkungan fisik, dalam hal
bangunan, peralatan, perlengkapan, fasilitas, logo, desain, dan atribut
sudah sesuai dimana fasilitas kendaraan yang selalui bersih dengan
adanya fasilitas cuci mobil dan mobil prima saat beroperasi dengan
adanya bengkel untuk service mobil, bangunan armada yang bersih dan
besar dengan ada fasilitas cuci mobil, bengkel, dan bangunan yang bisa
dipersepsikan baik oleh masyarakat, untuk logo dan desainnya mudah
diingat dimana logo burung merpati dan warna biru menjadi symbol
dari taksi Blue Bird, dari segi atribut bisa dilihat dari seragam driver
atau karyawan dari taksi Blue Bird.
3.2.7 Strategi Bauran Proses
Strategi pemasaran bauran proses yang telah digunakan oleh
perusahaan taksi Blue Bird sebelumnya, yaitu flowcharting dan
blueprinting, di mana proses langkah demi langkah penyampaian jasa
kepada pelanggan digambarkan dalam flowcharting. Dalam penerapan
strategi ini, pelanggan dapat menghubungi perusahaan melalui telepon
atau melalui aplikasi online, kemudian operator menyampaikan
permintaan kepada driver. Sementara blueprinting membagi jasa yang
diberikan kepada pelanggan menjadi dua bagian: bagian yang dapat
dilihat oleh pelanggan dan bagian pendukung yang tidak dapat dilihat

16
oleh pelanggan. Dengan cara ini, Bluebird memberikan rasa nyaman
dan kenyamanan kepada pelanggan selama proses penyediaan jasa.

17
BAB IV
KESIMPULAN
Taxi blue bird telah menerapkan strategi pemasaran yang cukup efektif
untuk menjangkau target pasarnya, yaitu strategi bauran produk, strategi bauran
harga jasa, strategi bauran distribusi atau tempat, dan strategi bauran promosi.
Dengan strategi tersebut maka taxi blue bird telah meningkat brand awarness pada
usaha, sehingga penjualan atas jasanya semakin meningkat.
Strategi pemasaran jasa penting bagi perusahaan dalam menghadapi
persaingan dan peluang pasar. Dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang
yang dimiliki serta mengatasi kelemahan dan ancaman yang ada, Blue Bird dapat
memperkuat posisinya sebagai penyedia jasa transportasi terkemuka di Indonesia.
Blue Bird adalah pilihan layanan transportasi yang tepat. Melalui
kepuasan pelanggan yang tinggi dan komitmen terhadap layanan yang berkualitas,
Blue Bird mampu bersaing dengan taksi yang menggunakan aplikasi online
seperti GrabCar, Uber.

18
DAFTAR PUSTAKA
Ari Setiyaningrum, Jusuf Udaya, Efendi, 2015, Prinsip-Prinsip Pemasaran,
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Gantara, Rama. (2015). Tempat (Place) Dalam Marketing Mix.
https://tumpi.id/tempat-place-dalam-marketing-mix/. Diakses Pada
Tanggal 15 Desember 2023.
Kotler Philip. 2003. Manajemen Pemasaran, Penerbit Erlangga, Edisi XI.
Kotler, P, Armstrong, G. (2012). Principles of Marketing.Penerbit: New Jersey
Prentice Hall, Inc.
Kotler, P, dan Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management Edisi 14.
Penerbit: New Jersey Prentice Hall Published.
Kotler, P. Armstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1.
Jakarta. Penerbit: Erlangga.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong 2001. Prinsip Prinsip Pemasaran jilid J.Jakarta:
Erlangga.
Kotler, Philip. 2002. Prinsip PrinsipPemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kumar, Amalesh Sharma, Riddhi Shah, dan Bharath Rajan, 2013, "Es- tablishing
Profitable Customer Loyalty For Multinational Compa-nies in the
Emerging Economies: A Conceptual Framework, Inter- national Journal of
Marketing, Vol. 21, pp. 57-80.
Lovelock, Christopher dan Wirtz Jochen, 2011, Services Marketing People.
Technology, Strategy, Edisi 7, Pearson Europe, Middle East & Afrika.
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Penerbit Salemba Empat
Jakarta, Edisi 2.
Sunyoto, Danang. (2015). Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Jakarta. Penerbit:
Caps Publishing.
Tjiptono, Fandy. (2011). Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta. Penerbit:
Andi.
Tjiptono, Fandy. (2012). Service Manajemen. Yogyakarta. Penerbit: Andi.

19
LAMPIRAN
LAMPIRAN FOTO TENTANG TAKSI BLUE BIRD

20

Anda mungkin juga menyukai