Anda di halaman 1dari 100

KAJIAN PERILAKU KONSUMEN UNTUK

MENINGKATKAN PENJUALAN PELUMAS


INDUSTRI PERTAMINA DI WILAYAH GRESIK

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Sebutan Profesi Sarjana Sain Terapan pada Program Diploma IVPemasaran dan Niaga

PTK. AKAMIGAS-STEM
Cepu

Oleh :
M. Chozim
Nomor Mahasiswa : 320804/D
Jurusan : Pemasaran Dan Niaga
Program studi : Pemasaran Dan Niaga
Diploma : IV

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI - STEM
PTK AKAMIGAS - STEM

Cepu, Mei 2009


KAJIAN PERILAKU KONSUMEN UNTUK
MENINGKATKAN PENJUALAN PELUMAS
INDUSTRI PERTAMINA DI WILAYAH GRESIK

SKRIPSI

Oleh :
M. Chozim
Nomor Mahasiswa : 320804/D
Jurusan : Pemasaran Dan Niaga
Program Studi : Pemasaran Dan Niaga
Diploma : IV

Disetujui oleh Pembimbing :


Pembimbing I, Pembimbing II,

( R. Wahyudi, S.H., M.M. ) ( Drs. L. Riyatno, M.M. )

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pemasaran Dan Niaga

( Drs. L. Riyatno, M.M. )


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul :
“KAJIAN PERILAKU KONSUMEN UNTUK MENINGKATKAN
PENJUALAN PELUMAS INDUSTRI PERTAMINA DI WILAYAH GRESIK”.

Dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih


kepada yang terhormat :
1. Bapak Ir. Hermadi Sayono, Bc.M., M.M. selaku Direktur PTK. Akademi
Minyak dan Gas Bumi-STEM.
2. Bapak Drs. L. Riyatno, M.M. selaku Ketua Program Studi PDN.
3. Bapak R. Wahyudi, S.H., M.M. dan Bapak Drs. L. Riyatno, M.M. selaku
dosen pembimbing Skripsi.
4. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah bersusah payah dan dengan tulus
ikhlas membantu menyelesaikan penulisan ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen PTK. Akamigas-STEM beserta Staff, khususnya dari
Program Studi PDN, yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis
mengikuti pendidikan.

Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini jauh dari sempurna


berhubung keterbatasan waktu, pikiran dan tenaga, besar harapan adanya kritik
dan saran guna perbaikan dan penyempurnaannya.

Cepu, Mei 2009


Penulis,

Muhamad Chozim
No.Mhs.320804/D

i
ABSTRAK

Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan


kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga,
hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan
memuaskan kebutuhan konsumen, baik yang aktual maupun yang potensial.
Pemasar yang sukses adalah mereka yang tidak pernah mengabaikan pemahaman
tentang konsumennya. Keberhasilan dalam menganalisa perilaku konsumen
merupakan keberhasilan elemen pemasaran dalam memasarkan suatu produk yang
akan membawa kepada kepuasan pelanggan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana perilaku
konsumen mempengaruhi tingkat penjualan pelumas Pertamina di wilayah
industri Gresik, khususnya pelumas industri. Subjek penelitian adalah konsumen
yang menggunakan pelumas industri produk Pertamina dan konsumen dengan
kriteria pengguna ≥ 2 tahun berturut-turut.
Di dalam penulisan ini, teknik pengumpulan data beserta perangkat
pengumpulan data yang dipergunakan adalah angket (kuesioner), wawancara dan
observasi. Sedangkan atribut yang dipakai untuk pengukuran data dengan
menggunakan kuesioner meliputi harga, kemasan, mutu,dan pelayanan.
Sedangkan mengenai skala pengukuran yang digunakan disini adalah skala
pengukuran Likert.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa konsumen pelumas industri
Pertamina di dominasi oleh perusahaan yang bergerak di bidang Ekspedisi dan
Transportasi (45 %). Untuk bidang industri walaupun jumlahnya cukup besar (55
%), tetapi penggunaan pelumas pertamina hanya sedikit itupun untuk kendaraan
operasional. Tanggapan konsumen pelumas Pertamina di Wilayah Industri Gresik
positif, artinya perilaku konsumen terhadap pelumas produk Pertamina dari segi
harapan (ideal) dan keyakinan (belief) tidak terdapat selisih skor yang signifikan,
sehingga antara harapan dengan keyakinan konsumen terhadap produk Pertamina
dapat terpenuhi dan terpuaskan.

ii
ABSTRACT

Marketing covers the whole system related to all efforts aiming at


planning, determining prices, promoting and distributing goods or services which
are expected to satisfy consumers’ needs, both the actual and the potential ones.
Successful marketers are those who never ignore their understanding about their
consumers. The success to analyze the consumers’ behavior is the success of one
element of marketing in selling a product which brings satisfaction to customers.
The aim of the study is to observe how far the consumers’ behavior can
influence the sales of Pertamina lubricants in Gresik industrial area, especially
industrial lubricants. The subjects of the research study are consumers’ using
Pertamina product of industrial lubricants and the consumers with the criteria of
having used the specific products for two years at a stretch.
In this writing, the data collecting technique used were questionnaires,
interviews and observation. While the attributes used for measuring the data
using questionnaires cover price, packaging, quality, and services. While the
measurement scales applied are Likert scales.
From the result of analysis, it can be concluded that the consumers of
Pertamina industrial lubricants are dominated by Expedition companies (45 %).
For industrial companies, inspite of the big amount they consume (55 %), the use
of lubricants is relatively small, and it is only for vehicles. The consumers’
response about Pertamina lubricants in Gresik industrial area is positive, meaning
the consumers’ behavior toward Pertamina lubricants in terms of expectation and
confidence do not have a significant difference. So Pertamina lubricants can both
fulfill and satisfy the consumers’ expectation and confidence.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
ABSTRACT ......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 3
1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 3
1.4 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 3
1.5 Metodologi ...................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7


2.1 Pengertian Perilaku Konsumen ....................................................... 7
2.2 Pengertian Penjualan ........................................................................ 8
2.3 Pasar Bisnis....................................................................................... 8
2.4 Situasi Pembelian ....................................................................... 10
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Industri................. 11
2.5.1 Faktor Lingkungan ................................................................ 12
2.5.2 Faktor Organisasi ................................................................... 13
2.5.3 Faktor Antar Pribadi ............................................................. . 15
2.5.4 Faktor Pribadi ........................................................................ 15
2.6 Peserta Dalam Proses Pembelian Bisnis........................................... 16
2.7 Hubungan Antara Perilaku Konsumen dengan Strategi Pemasaran. 17
2.8 Struktur Keputusan Membeli........................................................... 18
2.9 Penggunaan Data Untuk Mengetahui Perilaku Konsumen ............. 20
2.9.1 Jenis Teknik Pengumpulan Data ........................................... 20
2.9.2 Langkah Penyusunan Instrumen ............................................ 22
2.9.3 Pembuatan Kuesioner ........................................................... . 23
2.9.4 Skala untuk Instrumen .......................................................... . 24
2.9.5 Kriteria Instrumen yang Baik ............................................... . 26
2.10 Metode Pengujian Instrumen........................................................... 28
2.11 Teknik Analisis Data........................................................................ 30
2.12 Analisis Prioritas Kepentingan ........................................................ 33
2.13 Strategi Distribusi ............................................................................ 33

iv
III. PEMBAHASAN ........................................................................................ 34
3.1 Analisis Data .................................................................................. 34
3.1.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ............................... 34
3.1.2 Subyek Penelitian ................................................................. 35
3.1.3 Obyek Penelitian ................................................................... 35
3.1.4 Variabel Penelitian................................................................. 35
3.2 Defenisi Operasional ...................................................................... 35
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 36
3.4 Deskripsi Penelitian ........................................................................ 38
3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian ............................................ 38
3.4.2 Analisa Data .......................................................................... 41
3.4.3 Analisis Multi Attitude Model .............................................. 42
3.5 Pembahasan ..................................................................................... 59
3.5.1 Analisis Persentase ................................................................ 59
3.5.2 Analisis Multiatribut Attitude Model ................................... 60
3.5.3 Strategi Organisasi ................................................................ 61
3.5.4 Pola Distribusi Pelumas ........................................................ 68

IV. PENUTUP .................................................................................................. 69


4.1 Simpulan ......................................................................................... 69
4.2 Saran ............................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Nama-Nama Perusahaan Yang Telah di Wawancarai .................. 34
Tabel 3.2 Skala Pengukuran Likert .............................................................. 38
Tabel 3.3 Uji Validitas Item Ideal ................................................................. 39
Tabel 3.4 Uji Validitas Item Belief ...... ..................................................... 40
Tabel 3.5 Persentase Responden Berdasarkan Bidang Industri.. .................. 41
Tabel 3.6 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 1 . ..................... 43
Tabel 3.7 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 2 . ..................... 44
Tabel 3.8 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 3 . ..................... 45
Tabel 3.9 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 4 . ..................... 45
Tabel 3.10 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 5 . ..................... 46
Tabel 3.11 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 6 . ..................... 47
Tabel 3.12 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Kemasan Butir 1 . ................ 48
Tabel 3.13 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Kemasan Butir 2 . ................ 49
Tabel 3.14 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu Butir 1 . ...................... 50
Tabel 3.15 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu Butir 2 . ...................... 51
Tabel 3.16 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu Butir 3 . ...................... 51
Tabel 3.17 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu Butir 4 . ...................... 52
Tabel 3.18 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pelayanan Butir 1 ................ 53
Tabel 3.19 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pelayanan Butir 2 ................ 54
Tabel 3.20 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pelayanan Butir 3 ................ 55
Tabel 3.21 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pelayanan Butir 4 .................. 55
Tabel 3.22 Tingkat Kepentingan Atribut Pelumas . ...................................... 57
Tabel 3.23 Hasil Ideal Belief Rata-rata Setiap Atribut dan Bobot Kepentingan 58

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Pengaruh Utama dalam Perilaku Pembelian Bisnis ..................... 12
Gambar 3.1 Pie Chart Responden Berdasarkan Bidang Industri .................... 41
Gambar 3.2 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga No.1 ........ 43
Gambar 3.3 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga No.2 ........ 44
Gambar 3.4 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga No.3 ........ 45
Gambar 3.5 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga No.4 ........ 46
Gambar 3.6 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga No.5 ........ 46
Gambar 3.7 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga No.6 ........ 47
Gambar 3.8 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Kemasan No.1.... 48
Gambar 3.9 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Kemasan No.2 ... 49
Gambar 3.10 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu No.1 ......... 50
Gambar 3.11 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu No.2 ......... 51
Gambar 3.12 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu No.3 ......... 52
Gambar 3.13 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu No.4 ......... 52
Gambar 3.14 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pelayanan No.1... 53
Gambar 3.15 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pelayanan No.2... 54
Gambar 3.16 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pelayanan No.3... 55
Gambar 3.17 Histogram Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pelayanan No.4... 56
Gambar 3.18 Pola Distribusi Pelumas Pertamina Region V Surabaya ............... 67

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi ....................................................................


Lampiran 2 Contoh Kuesioner ..........................................................................
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Kuesioner dari 20 Responden . .......................
Lampiran 4 Nilai Korelasi r hitung dengan Program Minitab 14 ......................
Lampiran 5 Tabel Nilai Korelasi r Product Moment . ......................................
Lampiran 6 Permohonan Izin Survey ..............................................................

viii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan diberlakukannya Keppres No.21 tahun 2001 tanggal 14 Pebruari

2001 tentang pasar bebas pelumas di Indonesia sebagai pengganti Keppres No.18

tahun 1988, maka bisnis pelumas bukan menjadi monopoli PT. Pertamina

(Persero) lagi. Mau tidak mau Pertamina harus berbagi pasar dengan kompetitor

yang sudah ada maupun yang akan masuk ke Indonesia, otomatis pangsa pasar

pelumas Pertamina akan mengalami penurunan dari yang sebelumnya.

Tanpa disadari dalam kehidupan ini, kita sudah banyak tergantung kepada

alat yang dapat memudahkan kita untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Mulai

dari peralalatan transportasi hingga industri. Dan pelumas hanyalah bagian kecil

yang dibutuhkan oleh peralatan transportasi dan industri tersebut. Banyak diantara

kita yang masih belum memahami bahwa pelumas juga memiliki arti penting

dalam melancarkan beroperasinya peralatan dimaksud. Melihat hal itu, para

pemain bisnis licin ini (produsen oli) juga jeli melongok kebutuhan pasar pelumas

baik untuk otomotif maupun industri.

Berbeda dengan produsen pelumas lain, yang terkesan menutupi proses

produksinya, Pertamina justru melakukan hal sebaliknya. Strategi keterbukaan

justru dilaksanakan untuk menepis keraguan konsumen terhadap pelumas

Pertamina. Konsumen diberi kesempatan seluas luasnya untuk melakukan

kunjungan ke LOBP, Oil Clinic dan laboratorium di masing-masing wilayah unit

Operasi seperti UPPJ, UPPC, UPPS dan UPP Gresik. Selain itu, dari sini pula

dilaksanakan training maupun forum diskusi untuk bertukar pengetahuan.

1
Melihat kondisi dipasar pelumas yang telah diisi oleh banyak produsen

yang sudah mendapat predikat Worldwide maupun produsen lokal serta tak

ketinggalan produsen yang memproduksi pelumas dengan mutu rendah. Dengan

kondisi persaingan yang begitu ketatnya, maka Pertamina sebagai market leader

pelumas di negeri sendiri diharuskan membuat terobosan / inovasi baru.

Persaingan dalam memperebutkan pasar tidak terlepas dari peran tenaga

pemasaran dalam mempengaruhi konsumen. Sukses dan tidaknya tenaga

pemasaran dalam mempengaruhi konsumen berakibat pada besar kecilnya angka

penjualan. Sebelum mempengaruhi konsumen kita perlu mengenal konsumen

lebih dekat dengan mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari

seluruh aktivitas jiwa manusia. Dalam menganalisa perilaku konsumen perlu

dipikirkan siapa konsumen kita ? Apa yang menjadi kebutuhan konsumen ?

Kapan, dimana, dan bagaimana mereka membeli ? dan yang lebih penting lagi

adalah siapa yang mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan untuk

membeli.

Keberhasilan dalam menganalisa perilaku konsumen merupakan

keberhasilan elemen pemasaran dalam memasarkan suatu produk yang akan

membawa kepada kepuasan pelanggan maupun kepuasan diri pribadi. Salah satu

kesalahan kita sebagai elemen pemasaran tidak sepenuhnya memahami dan

menerapkan konsep pemasaran yang berhubungan dengan perilaku konsumen,

bahkan hasil kajian perilaku konsumen jarang digunakan sebagai dasar dalam

mendisain strategi pemasaran maupun strategi organisasi secara keseluruhan. Dan

yang lebih memprihatinkan lagi perusahaan masih menganggap konsep

2
pemasaran merupakan tugas bagian pemasaran tanpa melibatkan elemen

pemasaran atau bagian yang lain.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dan adanya persaingan yang semakin

ketat dalam memperebutkan pasar pelumas yang ada, maka rumusan masalah

yang penulis ajukan adalah: Sejauh mana perilaku konsumen mempengaruhi

tingkat penjualan pelumas Pertamina di wilayah Gresik, khususnya pelumas

industri.

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan, agar pembahasan tidak terlalu

meluas, maka penulis membatasi tentang perilaku konsumen pelumas industri

Pertamina di wilayah Gresik dengan atribut penelitian meliputi :

· Harga

· Kemasan

· Mutu

· Pelayanan

1.4 Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sikap dan perilaku konsumen terhadap pelumas industri

produk Pertamina.

2. Mengetahui pola pemasaran dan saluran distribusi pelumas Pertamina di

wilayah industri Gresik.

3
1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil kajian dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam mendesain ulang strategi pemasaran dan strategi organisasi

secara keseluruhan dengan memanfaatkan berbagai kompetensi

perusaahaan dan mampu menampilkan yang terbaik dalam semua

aspek usaha yang diharapkan dapat meningkatkan kembali pangsa

pasar yang telah diambil oleh kompetitor.

2. Bagi PTK. Akamigas - STEM

Hasil penulisan Skripsi ini diharapkan mampu menjadi inspirasi,

referensi, dan acuan bagi para mahasiswa lainnya yang akan

melakukan riset pemasaran dan menulis makalah ataupun skripsi

tentang perilaku konsumen.

3. Bagi Penulis

Riset dan penulisan skripsi ini memberikan kesempatan untuk

berinteraksi langsung dengan konsumen dan memberikan tambahan

wawasan berpikir bagi penulis khususnya dalam memanfaatkan

metode-metode analisis baik yang bersifat kualitatif maupun

kuantitatif.

1.5 Metodologi

Suatu penelitian yang baik sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas

dari data yang dipergunakan, luas bidang yang diteliti dan kemampuan serta

4
ketajaman analisis yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Oleh karena

itu dalam penulisan skripsi ini digunakan 2 (dua) macam metode yaitu:

a. Studi Kepustakaan (Library Research), dimana penulis mencari dan

mengkaji bahan-bahan dari buku-buku, karya ilmiah, laporan resmi, serta

ketentuan di PT. Pertamina (Persero) atau tulisan-tulisan yang

berhubungan dengan pokok permasalahan ini.

b. Studi Lapangan (Field Research), yang meliputi:

v Interview

Pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara atau tanya

jawab secara langsung dengan nara sumber yang paling

berkompeten, seperti petugas dan konsumen industri di lapangan.

v Observasi

Pengumpulan data primer dengan cara mengamati orang-orang,

tindakan-tindakan, atau situasi-situasi secara sisitimatis untuk

memperoleh informasi tentang fenomena yang diteliti.

v Dokumenter

Perolehan data yang dilakukan dengan mencatat atau

mengumpulkan semua informasi yang terdapat pada semua

dokumen objek.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini merupakan tahapan dan maksud

pokok penulisan dari bab ke bab yang dibuat sebagai berikut :

5
Bab.I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran mengenai Latar Belakang Masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Batasan Masalah,

dan Metodologi.

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan landasan teori yang digunakan dalam membahas mengenai

pengertian Perilaku Konsumen, pengertian penjualan, pasar bisnis,

situasi pembelian, faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian

industri, peserta dalam proses pembelian bisnis, hubungan antara

perilaku konsumen dengan strategi pemasaran, populasi dan sampel,

metode pengambilan data yang digunakan, metode pengukuran data

dengan menggunakan kuesioner serta pengujian validitas dan

reliabilitas.

Bab III PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang penyelesaian masalah yang ada di lapangan

tempat penelitian sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya dan

dibahas secara lebih terperinci.

Bab IV PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang menyajikan kesimpulan dan

saran dengan harapan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi

perusahaan khususnya di bidang pemasaran pelumas.

6
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen tidak dapat didefinisikan sebagai satu definisi secara

universal tetapi pengertian dari perilaku konsumen itu dapat dimengerti oleh

semua lapisan masyarakat. Perilaku konsumen dalam masyarakat luas bersifat

dinamis, artinya selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa tingkat perubahan seperti motif pribadi yang kuat atau

lemah, perubahan tingkat pendapatan, perubahan daur hidup keluarga dan

pengaruh lain yang melibatkan interaksi antara konsumen dengan lingkungan.

Menurut James F. Engel, perilaku konsumen didefinisikan sebagai

tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha

memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses

pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan

tersebut.

Menurut David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta, perilaku konsumen

dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu

secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh,

menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.

Menurut Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf, perilaku konsumen

adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang dilakukan individu,

kelompok dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau

lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan dan

sumber-sumber lainnya.

7
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu,

kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan

keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis

yang dapat dipengaruhi lingkungan.

2.2 Pengertian Penjualan

Pemasaran meliputi kegiatan yang luas, sedangkan penjualan hanya

merupakan salah satu kegiatan di dalam pemasaran. Definisi penjualan yang

dikemukakan oleh William G. Nickels yang menyebutkan dalam istilah penjualan

tatap muka (personal selling) adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka

yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau

mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak

lain.

Menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh

penjual untuk mengajak orang lain agar membeli barang atau jasa yang

ditawarkannya. Adanya penjualan dapat tercipta suatu proses pertukaran barang

atau jasa antara penjual dengan pembeli.

2.3 Pasar Bisnis

Pasar bisnis atau pasar industri terdiri dari semua organisasi yang

mendapatkan barang dan jasa yang digunakan dalam memproduksi barang dan

jasa lain yang dijual, disewakan, atau dipasok kepada pihak lain. Industri utama

8
yang membentuk pasar bisnis adalah pertanian, kehutanan, perikanan,

pertambangan, manufaktur, konstruksi, transportasi, komunikasi.

Pasar bisnis memiliki beberapa karakteristik tertentu antara lain:

a. Pembeli yang lebih sedikit: Pemasar bisnis biasanya menangani lebih

sedikit pembeli.

b. Pembeli dengan skala lebih besar: Banyak pasar bisnis ditandai oleh

rasio konsentrasi pembeli yang tinggi. Perusahaan besar yang sedikit

jumlahnya melakukan sebagian besar pembelian.

c. Hubungan pemasok-pelanggan yang erat: Hubungan yang erat

antara pelanggan dan pemasok dalam pasar bisnis, karena jumlah

pelanggan yang lebih sedikit dan tingkat kepentingan dan kekuatan

pelanggan yang lebih besar.

d. Pembeli yang terpusat secara geografis: Konsentrasi geografis

produsen membantu mengurangi biaya penjualan. Pada saat yang

sama, pemasar bisnis perlu memantau perpindahan regional industri-

industri tertentu.

e. Permintaan turunan: Permintaannya merupakan permintaan turunan,

karena adanya permintaan dari konsumen.

f. Permintaan yang tidak elestis (inelastis): Permintaan total atas

banyak barang dan jasa bisnis yang tidak elastis yaitu tidak terlalu

dipengaruhi oleh perubahan harga.

g. Permintaan yang berfluktuasi: Persentase peningkatan tertentu

dalam permintaan konsumen dapat menyebabkan peningkatan yang

9
jauh lebih besar dalam permintaan atas pabrik dan peralatan yang

diperlukan untuk memproduksi produk keluaran tambahan. Misalnya

dengan peningkatan 10% atas permintaan konsumen dapat

menyebabkan kenaikan 200% permintaan bisnis atas produk

bersangkutan dalam priode berikutnya.

h. Pembelian profesional: Barang bisnis dibeli oleh agen pembelian

yang terlatih, yang harus mengikuti kebijakan, batasan, dan

persyaratan pembelian organisasi.

i. Beberapa pengaruh pembelian: Lebih banyak orang yang

mempengaruhi keputusan pembelian bisnis. Komite pembelian yang

terdiri dari pakar teknik dan bahkan manajemen senior.

j. Pembelian langsung: Pembeli bisnis sering membeli langsung dari

pabrikan daripada melalui perantara.

2.4 Situasi Pembelian

Pembeli bisnis menghadapi banyak keputusan dalam melakukan

suatu pembelian. Jumlah keputusan tersebut bergantung pada jenis situasi

pembelian. Ada tiga jenis situasi pembelian:

Ä Pembelian ulang langsung: Pembelian ulang langsung adalah situasi

pembelian dimana departemen pembelian memesan ulang secara

rutin.

Ä Pembelian ulang yang dimodifikasi: Pembelian ulang yang

dimodifikasi adalah situasi dimana pembeli ingin memodifikasi

spesifikasi produk, harga, syarat-syarat pengiriman, atau persyaratan

10
lain. Pembelian ulang yang dimodifikasi biasanya melibatkan peserta

keputusan tambahan di pihak pembeli dan penjual.

Ä Tugas-baru: Tugas-baru adalah situasi pembelian dimana seorang

pembeli membeli suatu barang atau jasa untuk pertama kalinya.

Semakin besar biaya atau resiko, semakin besar jumlah peserta

keputusan dan semakin besar pengumpulan informasi mereka dan

karena itu, semakin lama waktu penyelesaian keputusan.

Pembeli bisnis membuat lebih sedikit keputusan dalam situasi pembelian

ulang langsung dan paling banyak dalam situasi tugas baru. Pembeli harus

menentukan spesifikasi produk, batas harga, persyaratan dan waktu pengiriman,

persyaratan servis, persyaratan pembayaran, jumlah pesanan, pemasok yang

memenuhi syarat, dan pemasok yang dipilih. Peserta keputusan yang berbeda-

beda mempengaruhi tiap-tiap keputusan, dan pesanan akan berbeda-beda

tergantung ditangan siapa keputusan tersebut diambil.

2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembeli Industri

Pembeli industri banyak dipengaruhi saat mereka mengambil keputusan

pembelian. Beberapa pemasar mengasumsikan bahwa pengaruh yang paling

penting adalah ekonomi, yang lain menganggap pembeli bereaksi terhadap faktor

pribadi seperti kesukaan, perhatian, atau penghindaran resiko. Dalam kenyataan,

pembeli bisnis bereaksi baik terhadap ekonomi maupun faktor pribadi.

Pembeli bisnis lebih mementingkan perlakuan pribadi yang mereka terima.

Saat penawaran yang bersaing sangat berbeda, pembeli industri akan lebih

11
bertanggung jawab dalam pilihan mereka dan lebih banyak perhatian dalam faktor

ekonomi.

Secara umum, pengaruh atas pembeli industri dapat digolongkan ke dalam

empat kelompok: lingkungan, organisasi, antar pribadi, dan pribadi atau

perorangan. Empat kelompok tersebut dapat digambarkan seperti di bawah ini.

LINGKUNGAN
ORGANISASI
· Tingkat
permintaan ANTAR-PRIBADI
· Tujuan
· Ramalan INTERPERSONAL
ekonomi · Minat · Umur
· Tingkat bunga · Penghasilan
· Kebijakan
· Tingkat · Wewenang · Pendidikan
perubahan · Jabatan PEMBELI
teknologi · Status · BISNIS
· Prosedur Kepribadian
· Perkembangan · Sikap terhadap
politik dan · Empati risiko
peraturan
· Struktur · Budaya
· Perkembangan · Daya bujuk
organisasi
persaingan
· Perhatian pada
· Sistem
tanggung
jawab sosial

Gambar 2.1 Pengaruh Utama dalam Perilaku Pembelian Bisnis

2.5.1 Faktor Lingkungan

Pembeli industri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan

ekonomi yang sedang berlangsung atau yang diperkirakan, seperti tingkat

permintaan atas produk mereka, ramalan ekonomi, dan tingkat bunga. Dalam

perekonomian yang resesi, pembeli bisnis mengurangi investasi mereka dalam

pabrik, peralaatan dan persediaan. Pemasar bisnis hampir tidak dapat berbuat apa-

apa untuk merangsang permintaan total dalam lingkungan ini. Mereka hanya

12
dapat berjuang keras untuk meningkatkan atau mempertahankan pangsa

permintaan mereka.

Pembeli industri juga dipengaruhi oleh lingkungan teknologi, politik atau

peraturan, dan perkembangan kompetitif dalam lingkungan. Pemasar industri

harus memantau semua kekuatan-kekuatan ini, menentukan bagai mana mereka

akan mempengaruhi pembeli, dan berusaha untuk mengubah masalah menjadi

peluang.

Pembeli dalam organisasi yang bertanggung jawab sosial akan menekan

pemasok untuk memiliki tanggung jawab sosial juga. Pembelian dengan tanggung

jawab sosial jarang dimulai oleh departemen pembelian, sebaliknya ia timbul dari

tindakan wirausaha pembuat kebijakan atau karena organisasi telah ditetapkan

harus memiliki tanggung jawab sosial.

2.5.2 Faktor Organisasi

Setiap organisasi yang melakukan pembelian memiliki tujuan, kebijakan,

prosedur, struktur organisasi, dan sisitem yang spesifik. Pemasar bisnis khususnya

harus mewaspadai trend organisasi dalam bidang pembelian berikut ini:

· Peningkatan kelas departemen pembelian

Departemen pembelian umumnya menempati posisi yang rendah

dalam hirarkhi manajemen, meskipun ia sering mengelola lebih setengan

dari biaya perusahaan. Namun, tekanan persaingan dewasa ini telah

menyebabkan banyak perusahaan meningkatkan kelas departemen

pembelian mereka, dari gaya lama “departemen pembelian” (purchasing

departement) dengan penekanan pada pembelian dengan biaya terendah

13
menjadi “departemen perolehan” (procurement departement) dengan misi

mencari nilai terbaik dari pemasok yang lebih sedikit namun lebih baik.

· Pembeli yang terpusat

Dalam perusahaan multi divisi, akhir-akhir ini telah mulai untuk

melakukan resentralisasi beberapa pembelian. Pembelian secara terpusat

memiliki lebih banyak kekuatan pembelian dan menghasilkan

penghematan besar bagi perusahaan. Bagi pemasar bisnis, perkembangan

ini berarti berunding dengan pembeli tingkat atas lebih sedikit.

· Pembelian yang terdesentralisasi untuk barang-barang yang

bernilai kecil

Pada saat yang sama dimana perusahaan melakukan pemusatan proses

pembelian mereka, mereka juga mendesentralisasi beberapa operasi

pemebelian dengan memberikan wewenang pada pegawai untuk membeli

barang-barang bernilai kecil.

· Kontrak jangka panjang

Pembeli bisnis semakin sering memprakarsai dan menerima kontrak

jangka panjang dengan pemasok yang handal.

· Evaluasi kinerja pembelian dan perklembangan profesi pembeli

Sebagai balasan bagi manajer pembelian atas kinerja pembelian yang

baik, perusahaan telah menetapkan sisitem insentif, dengan cara yang

hampir sama dengan staf penjualan yang mendapatkan bonus atas kinerja

penjualan yang baik.

14
2.5.3 Faktor Antar Pribadi

Pusat pembelian terdiri dari beberapa peserta dengan minat, wewenang,

status, empati, dan daya bujuk yang berbeda-beda. Pemasar bisnis tidak mungkin

mengetahui dinamika kelompok apa yang ada selama proses keputusan

pembelian, meskipun apa saja informasi yang dapat ditemukannya tentang faktor

kepribadian dan antar pribadi akan bermanfaat. Informasi yang paling penting

mungkin adalah informasi mengenai hubungan pelanggan dengan wiraniaga

perusahaan lain.

2.5.4 Faktor Pribadi

Setiap peserta dalam proses pembelian memiliki motivasi, persepsi, dan

preferensi pribadi. Mereka dipengaruhi oleh umur, penghasilan, pendidikan,

jabatan kepribadian, sikap terhadap resiko, dan budaya.

Kepribadian didefinisikan sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada

pada diri individu yang sangat menentukan tingkah lakunya. Untuk dapat

berinteraksi dengan konsumen secara baik, pemasar juga dituntut mampu

menunjukkan kepribadian dewasa. Secara psikologis kepribadian dewasa

diartikan sebagai perilaku yang terkontrol sesuai dengan tuntutan lingkungan yang

reaksinya tidak merugikan konsumen maupun dirinya sendiri.

Para ahli psikologi kepribadian berpendapat bahwa kepribadian dewasa

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Adanya extention of the self. Artinya, berfikir tidak egosentris lagi,

tetapi terarah keluar dirinya. Memperhitungkan kepentingan pribadi

dan orang lain secara harmonis dan matang.

15
2. Adanya self of objectivication and self of humor. Artinya, dapat

menilai sesuatu secara nyata dan objektif. Berperilaku jujur, mawas

diri untuk dapat menyenangkan orang lain.

3. Adanya unifying of phylosophy of life. Artinya, mempunyai falsafah

hidup yang jelas. Pedoman dan tujuan hidup sudah terarah dengan

jelas, mampu berbuat baik untuk dapat memuaskan orang lain.

2.6 Peserta dalam Proses Pembelian Bisnis

Agen pembelian memiliki pengaruh dalam situasi pembelian ulang

langsung dan pembelian ulang yang dimodifikasi, sementara orang-orang di

departemen lain lebih berpengaruh dalam situasi pembelian baru. Pihak teknik

biasanya memiliki pengaruh utama dalam memilih komponen produk, dan agen

pembelian dominan dalam memilih pemasok.

Webster and Wind menamakan unit pengambil keputusan dari suatu

organisasi yang melakukan pembelian sebagai pusat pembelian. Pusat pembelian

terdiri dari ” semua individu dan kelompok yang berpartisipasi dalam proses

pengambilan keputusan, yang memiliki beberapa sasaran umum yang sama dan

bersam-sama menanggung resiko yang timbul dari keputusan tersebut.” Pusat

pembelian terdiri dari semua anggota organisasi yang memainkan salah satu dari

tujuh peran dalam proses keputusan pembelian.

· Pencetus (Initiators): Mereka minta sesuatu untuk dibeli. Mereka bisa

saja pemakai atau pihak lain dalam organisasi.

16
· Pemakai (User): Mereka yang akan memakai barang atau jasa.

Mereka mengajukan proposal pembelian dan membantu menetapkan

persyaratan produk

· Pemberi pengaruh (Influencers): Orang-orang yang mempengaruhi

keputusan pembelian. Mereka sering membantu merumuskan

spesifikasi dan juga memberikan informasi untuk mengevaluasi

alternatif. Orang-orang teknik adalah pemberi pengaruh yang penting.

· Pengambil keputusan (Deciders): Orang yang memutuskan

persyaratan produk atau pemasok.

· Pemberi persetujuan (Approvers): Orang yang mengotorisasi tindakan

yang diusulkan oleh pengambil keputusan atau pembeli.

· Pembeli (Buyers): Orang yang memiliki wewenang formal untuk

memilih pemasok dan menyusun syarat-syarat pembelian.

· Penjaga gerbang (Gatekeepers): Orang-orang yang memiliki

kekuasaan untuk menghalangi penjual dan informasi menjangkau

anggota pusat pembelian.

2.7 Hubungan Antara Perilaku Konsumen Dengan Strategi Pemasaran

Menurut Peter dan Oslon (1999) strategi pemasaran dirancang untuk

meningkatkan peluang di mana konsumen akan memiliki anggapan dan perasaan

positif terhadap produk, jasa dan merek tertentu, akan mencoba produk, jasa atau

merek tersebut dan kemudian membelinya berulang-ulang.

Dalam mengembangkan berbagai aspek strategi pemasaran beberapa isu

perilaku konsumen dilibatkan di dalamnya. Isu tersebut didapat melalui riset

17
pemasaran secara formal, diskusi informal dengan konsumen dan pemikiran

tentang hubungan antara perilaku konsumen dan strategi pemasaran. Memahami

konsumen adalah elemen penting dalam pengembangan strategi pemasaran.

Sangat sedikit jika ada keputusan tentang strategi pemasaran yang tidak

mempertimbangkan perilaku konsumen.

Sebagai contoh, analisis persaingan membutuhkan suatu pengertian

tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan konsumen terhadap merek pesaing.

Bagaimana dan mengapa konsumen membeli suatu merek, serta dalam situasi

bagaimana konsumen membeli dan menggunakan produk pesaing.

Hal ini dicapai untuk mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran

yang terdiri dari elemen produk, promosi, distribusi dan harga yang diarahkan

pada pasar sasaran yang dipilih.

2.8 Struktur Keputusan Membeli

Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya

merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli

mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen. Komponen-komponen

tersebut adalah :

1. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu produk atau

menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus

memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berniat membeli produk

serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

18
2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli produk dengan merk

tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu, kemasan dan

sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk

mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat

memaksimumkan daya tarik merknya.

3. Keputusan tentang merk

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli.

Setiap merek memiliki perbedaan–perbedaan tersendiri. Dalam hal ini

perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

4. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli,

apakah di toko serba ada, toko khusus penjual produk yang diinginkan, atau

toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar (agen), dan pengecer harus

mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang

akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari

satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk

sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan

pembelian. Masalah ini karena menyangkut tersedianya uang untuk membeli

19
barang. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian.

Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan

pemasarannya.

7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran

produk yang dibeli, apakah cara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut

akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya.

Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara

pembayarannya.

2.9 Penggunaan Data Untuk Mengetahui Perilaku Konsumen

Data adalah salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan ada

riset. Data yang dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena data yang

salah akan menghasilkan informasi yang salah. Disini akan dijelaskan bagaimana

teknik dan alat untuk mengumpulkan data.

2.9.1 Jenis Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ilmiah, ada beberapa teknik pengumpulan data beserta

perangkat pengumpulan datanya masing-masing. Antara lain :

a. Angket (Kuesioner)

Teknik yang mengunakan angket (kuesioner) adalah suatu cara pengumpulan data

dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden,

dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

20
Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, jika jawaban tidak ditentukan

sebelumnya, sedangkan bersifat tertutup jika alternatif-alternatif jawaban telah

disediakan. Instrumen berupa lembar pertanyaan dapat berupa angket (kuesioner),

checklist, ataupun skala.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data, pelaksanaannya dapat

dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, dapat juga

secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada

kesempatan lain. Instrumen yang digunakan dapat berupa pedoman wawancara

maupun checklist.

c. Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peniliti baik secara langsung

ataupun tidak langsung terhadap obyek penelitian. Instrumen yang dipakai dapat

berupa lembar pengamatan, panduan pengamatan dan lainnya.

d. Pengujian (test)

Untuk mendapatkan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses atau untuk

mendapatkan kondisi awal sebelum proses (pre-test dan post-test) teknik ini dapat

dipakai. Instrumennya dapat berupa soal-soal ujian atau soal-soal tes.

Keempat teknik pengumpulan data tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan

data primer, sedangkan untuk mengumpulkan data sekunder, akan berbeda. Pada

data sekunder, bentuk penyajian data biasanya telah disusun sedemikian rupa oleh

pihak pertama.

21
2.9.2 Langkah Penyusunan Instrumen

Instrumen yang akan dipakai dalam pengumpulan data harus dapat

menampung data yang dibutuhkan dalam analisis. Untuk menyusun instrumen

yang baik dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tentukan variabel-variabel yang akan terpakai dalam penelitian. Variabel-

variabel ini dapat tercermin pada judul penelitian.

2. Variabel-variabel tadi dicarikan jabarannya dalam bentuk subvariabel yang

diketahui dari teori atau penelitian terdahulu. Misalnya, variabel kepuasan

kerja. Menurut teori atau pendapat para ahli, kepuasan kerja seorang

karyawan itu ditentukan oleh lima subvariabel, yaitu kepuasan terhadap

mutu pekerjaan, promosi, kepenyeliaan, hubungan dengan rekan sekerja

dan gaji.

3. Subvariabel, dicarikan jabarannya dalam bentuk indikator-indikator, jika

ada. Misalnya pada subvariabel gaji, indikatornya adalah gaji pokok,

tunjangan, insentif.

4. Indikator, dicarikan jabarannya dalam bentuk subindikator, juga jika ada.

Misalnya untuk indikator insentif, subindikatornya adalah insentif

finansial dan insentif non finansial.

5. Jika subindikatornya masih bisa dibagi lagi menjadi komponen paling

kecil, maka komponen ini dijadikan sebagai butir-butir pertanyaan.

Seberapa detail proses penjabaran suatu variabel diurai, tergantung pada

seberapa luas dan dalam penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya,

22
pertanyaan-pertanyaan sebaiknya tersusun menurut hierarkinya agar

mudah dipakai dalam analisis berikutnya.

6. Seluruh butir-butir pertanyaan yang telah selesai ditentukan pada

gilirannya akan ditempatkan pada lembar instrumen seperti angket

(kuesioner). Agar responden dapat mengisinya dengan baik, yang ditandai

dengan kecilnya ketergantungan pada si peneliti dalam mengisi angket,

buatlah angket yang seinformatif mungkin.

2.9.3 Pembuatan Kuesioner

Di dalam membuat suatu kuesioner, perlu diketahui bahwa kuesioner di

samping bertujuan untuk menampung data sesuai dengan kebutuhan, juga

merupakan suatu kertas kerja yang harus ditatalaksanakan dengan baik. Emory

(1995), mengatakan bahwa ada empat komponen inti dari sebuah kuesioner.

Keempat komponen itu adalah:

1. Adanya subyek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan riset.

2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari periset kepada responden untuk

turut serta mengisi secara aktif dan obyektif pertanyaan maupun

pernyataan yang tersedia.

3. Adanya petunjuk pengisian kuesioner, dan petunjuk yang tersedia harus

mudah dimengerti dan tidak bias.

4. Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban,

baik secara tertutup, semi tertutup ataupun terbuka. Dalam membuat

pertanyaan ini jangan dilupakan isian untuk identitas responden.

23
2.9.4 Skala untuk Instrumen

Penelitian-penelitian di bidang bisnis sering rumit konsepnya, sementara

alat-alat ukur yang tersedia relatif kurang dapat memenuhi kebutuhan. Misalnya,

seseorang mengukur panjang suatu ruang dengan menggunakan langkah kakinya

atau membanding-bandingkan berat seorang anak lelaki dengan ayahnya dengan

melalui perbandingan tinggi badan mereka. Seberapa valid dan cermatkah

pengukuran itu untuk dapat meyakinkan kita atas hasil kerjanya? Jika kita merasa

tidak dapat memakai cara seperti itu, maka ada cara lain yang dapat membantu

proses pengukuran itu. Prosedur yang dapat membantu mengukur konsep secara

lebih cermat dengan menggunakan skala.

Telah diketahui bahwa deskriptor yang menjadi pertanyaan dalam

kuesioner dikembangkan dari variabel, akan tetapi pernyataan-pernyataan dan

kolom-kolom isian responden yang telah dibuat dalam kuesioner setelah

diserahkan kepada kelompok responden yang sesuai dengan sasaran seringkali

belum terisi seluruhnya secara konsisten, sehingga perlu direvisi. Untuk mengisi

pernyataan-pernyataan yang dianggap kurang relevan, adalah hal inilah

dibutuhkan teknik skala. Apabila instrumen telah diisi dengan data contoh, maka

dengan menerapkan teknik skala ini akan terlihat pernyataan-pernyataan dalam

instrumen yang perlu diperbaiki jika memang instrumen belum baik. Teknik

membuat skala ada bermacam-macam, sesuai dengan kebutuhannya, misalnya:

a. Skala Likert

Menurut Kinnear (1998), skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan

tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju,

24
senang-tidak senang, dan baik-tidak baik. Responden diminta mengisi

pernyataan dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori

tertentu, bisa lima atau tujuh (untuk menampung kategori ”netral”)

Untuk membuat skala Likert, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kumpulkan sejumlah pernyataan yang seseuai dengan sikap yang akan

diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif).

2. Berikan pernyataan-pernyataan di atas kepada sekelompok responden

untuk diisi dengan benar.

3. Respon dari tiap pernyataan dihitung dengan cara menjumlahkan angka-

angka dari setiap pernyataan sehingga respon yang berada posisi yang

sama akan menerima secara konsisten nilai angka yang selalu sama.

Misalnya menilai 5 untuk yang sangat positif dan menilai 1 untuk yang

sangat negatif.

4. Mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam penelitian

karena tidak diisi dengan lengkap atau tidak menunjukkan korelasi yang

substansial dengan nilai totalnya.

5. Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala Likert

yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap.

b. Skala Guttmann

Skala Guttmann hanya mengukur satu dimensi dari suatu variabel yang

memiliki beberapa dimensi, skala ini merupakan bentuk skala kumulatif.

Langkah-langkah pembuatan skala Guttmann ;

1. Susun sejumlah pertanyaan yang relevan dengan masalah yang diteliti.

25
2. Berikan pernyataan-pernyataan di atas yang telah diacak agar tidak terjadi

bias kepada sekelompok responden.

3. Data yang diperoleh dianalisis

4. Susun jawaban pada tabel Guttmann

5. Hitung koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas

c. Skala Semantic Differentials

Skala ini berusaha untuk mengukur arti obyek atau konsep bagi seorang

responden. Responden diminta untuk menilai suatu obyek atau konsep pada

suatu skala yang mempunyai dua ajektif yang bertentangan. Skala bipolar ini

mempunyai dua ajektif yang bertentangan. Skala ini mengandung unsur

evaluasi (bagus-buruk, berguna-tidak berguna, jujur-tidak jujur, bersih-kotor),

unsur potensi (besar-kecil, kuat-lemah, berat-ringan) dan unsur aktivitas

(aktif-pasif, cepat-lambat, panas-dingin). Menurut Osgood, yang dikutip

Sofyan Effendi, ketiga unsur ini dapat mengukur tiga dimensi sikap, yakni:

1. Evaluasi responden tentang obyek atau konsep yang sedang diukur.

2. Persepsi responden tentang potensi obyek atau konsep tersebut.

3. Persepsi responden tentang aktivitas obyek.

2.9.5 Kriteria Instrumen yang Baik

Seperti yang telah dipaparkan di atas tentang teknik penggunaan skala

Likert, Guttmann dan Semantic Differensial. Pemakaian skala tersebut sebenarnya

dapat digunakan secara simultan dalam rangka menyusun instrumen yang baik.

Menurut Sevilla (1986), paling tidak ada 5 (lima) kriteria yang harus diperhatikan

agar instrumen pengumpulan data dikatakan baik, yaitu:

26
a. Validitas

Validitas, menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu

mengukur apa yang ingin diukur. Bila seseorang ingin mengukur berat suatu

benda, maka dia harua menggunakan timbangan. Alat ini merupakan pengukur

yang valid bila dipakai untuk mengukur berat, karena timbangan memang

mengukur berat. Bila panjang suatu benda yang akan diukur, maka alat yang

digunakan adalah meteran. Meteran adalah alat pengukur yang valid untuk

mengukur panjang. Tetapi timbangan bukanlah alat ukur yang valid bila

digunakan untuk mengukur panjang.

b. Reliabilitas

Reliabilitas, adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu

hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau

lebih. Misalkan, seseorang mengukur jarak dua buah bangunan dengan dua

jenis alat pengukur, pertama menggunakan meteram yang terbuat dari logam,

sedangkan yang selanjutnya menggunakan jumlah langkah kaki. Setiap alat

pengukur digunakan dua kali untuk mengukur jarak yang sama. Besar sekali

kemungkinan hasil pengukuran yang diperoleh dengan kedua alat pengukur

tersebut akan berbeda. Pengukuran yang dilakukan dengan meteran yang

terbuat dari logam secara relatif akan menunjukkan hasil yang sama antara

pengukuran pertama dan kedua. Sedangkan pengukuran dengan langkah kaki

besar sekali kemungkinan akan tidak sama, karena besar langkah antara

pengukuran pertama dan kedua mungkin berlainan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa meteran adalah alat pengukur yang reliabel.

27
c. Sensitivitas

Sensitifitas dalam penelitian dijelaskan sebagai kemampuan suatu instrumen

untuk melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah penelitian. Bila

reliabilitas dan validitas suatu tes tinggi, tampaknya tes tersebut juga sensitif,

mempertajam perbedaan dalam derajat variasi-variasi karakterisitik yang

diukur.

d. Obyektivitas

Obyektivitas dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai derajat pengukuran

yang dilakukan bebas dari pendapat dan penilaian subyektif, serta bebas dari

bias dan perasaan orang-orang yang menggunakan tes.

e. Fisibilitas

Fisibilitas berkenaan dengan aspek-aspek keterampilan penggunaan sumber

daya dan waktu. Ada beberapa tes tertentu yang hanya menuntut keterampilan

minimum dalam menyusun dan mengendalikan hasil tes, tetapi juga menuntut

keterampilan yang lebih tinggi. Termasuk juga mengenai biaya dan waktu,

yang dapat menjadi kendala dalam penelitian , sehingga perlu pertimbangan-

pertimbangan agar penelitian disesuaikan dengan kemampuan.

2.10 Metode Pengujian Instrumen

a. Pengujian Validitas

Uji Validitas merupakan alat ukur yang menunjukkan ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur menurut fungsinya. Nilai validitas ini dapat

dicari dengan menggunakan rumus Koefisien Product Moment, dengan

rumus sebagai berikut:

28
n å ΧΥ - (å Χ )(å Υ )
r= ............................. (2.1)
{n å Χ 2
}{
- (å Χ ) n å Υ 2 - (å Υ )
2 2
}
Keterangan :

r = korelasi momen tangkar

n = cacah subyek uji coba

ΣX = sigma atau jumlah X (skor butir)

ΣX²= sigma X kuadrat

ΣY = sigma Y atau jumlah Y (skor faktor)

ΣY²= sigma Y kuadrat

ΣXY= sigma tangkar (perkalian) X dengan Y

b. Pengujian Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah pengujian yang menguji sejauh mana alat ukur

dapat dipercaya dan diandalkan. Dengan rumus sebagai berikut:

n åVi
R al = x 1- ................................................... (2.2)
n -1 Vt

Keterangan :

R al = korelasi keandalan Alfa

n = banyak butir pertanyaan

Σ Vi = jumlah variansi

Vt = variansi total

29
2.11 Teknik Analisis Data

a. Analisis persentase

Analisis persentase atau proporsi berisikan pertanyaan “Berapa bagian

dari total?” dan dinyatakan dalam persentase atau desimal. Misalnya,

dari 1500 karyawan perusahaan kosmetik, terdapat 150 laki-laki dan

1350 perempuan. Jadi karyawan laki-laki dalam persentase adalah

10%, dan dalam angka desimal dapat ditulis 0,1 atau 0,10 atau 0,100

dan seterusnya , bergantung pada cara penulisannya.

Rumus persentase adalah :

A
(A+B) % = x 100 %..................................... (2.3)
A+ B

Keterangan :

A = Jumlah responden yang menjawab

A+B = Total responden

(A+B) % = Nilai persentase jumlah responden

b. Analisis Multiatribut Attitute Model (MAM)

Analisis ini pertama kali dikemukakan oleh Fishbein, yang digunakan

untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen terhadap atribut produk.

Analisis ini juga digunakan untuk mengukur sikap konsumen positif

atau negatif secara keseluruhan terhadap atribut yang diteliti.

Langkah-langkah analisis Multiatribut Attitude Model

a. Menentukan atribut yang dipertimbangkan konsumen saat membeli

suatu produk

30
b. Memberi bobot untuk masing-masing atribut berdasarkan jawaban

yang diberikan konsumen. Cara penentuan bobot dari atribut adalah

dengan menjumlahkan seluruh skor yang ditetapkan. Selanjutnya

menentukan bobot rata-rata atribut (Wi), dengan menggunakan

rumus dari analisis Multiattribute Attitude Model

nilai masi ng - masi ng atribut


Wi = x 100 ........................ ....(2.4)
Σ nilai atribut

c. Menghitung ideal dan belief konsumen dalam skala Ideal adalah

suatu kondisi atau keadaan yang diinginkan konsumen terhadap

suatu produk

d. Mencari nilai ideal dapat dengan rumus :

Nilai ideal = skor x Σ absolut responden ideal masing-masing

atribut

total nilai ideal


Nilai ideal rata-rata = ................. ....(2.5)
jumlah responden ideal

Belief adalah suatu keadaan dimana konsumen percaya terhadap

atribut-atribut yang terdapat pada produk.

Mencari nilai belief dapat dengan rumus :

Nilai belief = skor x Σ absolut responden belief masing-masing

atribut.

total nilai belief


Nilai belief rata-rata = ............ ....(2.6)
jumlah responden belief

e. Menghitung sikap konsumen terhadap produk dengan

menggunakan rumus :

31
n
Ab = åWi Ii - Xi
i =1
....................................................................(2.7)

Di mana :

Ab = sikap terhadap produk

Wi = bobot rata-rata konsumen yang diberikan konsumen

terhadap atribut i

Ii = nilai ideal konsumen rata-rata terhadap atribut i

Xi = nilai belief konsumen rata-rata terhadap atribut i

n = jumlah atribut yang diteliti

Dari hasil perhitungan sikap secara keseluruhan hasilnya dapat

dilihat dengan skala Likert dengan menggunakan rumus :

(sikap-1) x 20 = X, hasil = (5-1) x 20 = 80 ........................... ....(2.8)

Sehingga skala sikap tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

0 20 40 60 80

sangat baik sangat tidak baik

Dari skala di atas maka dapat dilihat hasil perhitungan sikap secara

keseluruhan yang berarti skala semakin kekiri atau mendekati nol

maka sikap konsumen secara keseluruhan semakin baik atau positif,

tetapi apabila skala semakin kekanan maka sikap konsumen secara

keseluruhan secara relatif semakin tidak baik atau negatif.

32
2.12 Analisis Prioritas Kepentingan

Menganalisis data atas jawaban responden dari kuesioner bagian ketiga

dapat dianalisis dengan menggunakan analisis prioritas kepentingan dengan

memberi peringkat pada masing-masing atribut, sebagai berikut :

- Peringkat 1 diberi skor 40

- Peringkat 2 diberi skor 30

- Peringkat 3 diberi skor 20

- Peringkat 4 diberi skor 10

2.13 Strategi Distribusi

Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dibidang

pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan distribusi atau penyaluran.

Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke pada konsumen

tepat waktu, tepat tempat, tepat jumlah, tepat sasaran dan aman. Faktor ini sangat

erat hubungannya dalam keberhasilan penyaluran dan sekaligus keberhasilan

pemasaran produk perusahaan. Efektifitas penggunaan saluran distribusi

diperlukan untuk menjamin tersedianya produk di setiap mata rantai saluran

distribusi tersebut. Bentuk saluran distribusi dapat dibedakan atas :

1. Saluran langsung, yaitu: Produsen Konsumen

2. Saluran tidak langsung, dapat berupa:

· Produsen Pengecer Konsumen

· Produsen Pedagang Besar Pengecer Konsumen

· Produsen Pedagang Besar Pedangang Menengah

Pengecer Konsumen

33
III PEMBAHASAN

3.1 Analisis Data

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gresik menggunakan jenis

penelitian studi kasus, yaitu penelitian yang masih bersifat dasar dan dilakukan

pada konsumen pengguna pelumas produk Pertamina. Hasil penelitian ini tidak

bisa serta merta dijadikan sebagai suatu kesimpulan yang bersifat umum

(generalisasi) dan hanya berlaku untuk daerah penelitian saja.

3.1.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di wilayah industri Gresik pada perusahaan-

perusahaan yang menggunakan pelumas produk Pertamina. Sedangkan waktu

penelitian dilakukan selama dua minggu setiap hari dan jam kerja terhitung mulai

tanggal, 05 Pebruari s/d 18 Februari 2009.

Tabel 3.1
Nama-Nama Perusahaan Yang Telah di Wawancarai

NO PERUSAHAAN NO PERUSAHAAN
1 PT Bahtera Setia 11 PT Ispat Indo
2 PT Cokro Bersaudara Gresik 12 PT Coronet Crown
3 PT Yani Putra 13 PT Ever Teksindo
4 PT Jaya Baru M elanti 14 PT Merakindo Mix
5 PT Hess Pangkah 15 PT Madu Lingga Perkasa
6 PT Anugrah Putra Sanjoyo 16 PT Asahimas Flat Glass
7 PT Eternit Gresik 17 PT Timur Mega Steel
8 PT Autokorindo Pratama 18 PT Adiprima Suraprinja
9 PT Varia Usaha 19 PT Indo Zinc Diecasting
10 PT Garbantara Citra Bahari 20 PT Gita Terminal Swana
Sumber: Data primer

34
3.1.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah:

- Konsumen yang menggunakan pelumas industri produk Pertamina.

- Konsumen dengan kriteria pengguna loyal ( ≥ 2 tahun berturut-turut).

3.1.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitian terbatas pada analisis perilaku konsumen di Wilayah

Industri Gresik terhadap pelumas industri produksi Pertamina.

3.1.4 Variabel Penelitian

a. Sikap Konsumen

Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komponen yang

bersifat internal perusahaan, berkaitan langsung dengan obyek

penelitian dan atribut-atribut langsungnya yang memiliki peranan

penting dalam pengukuran perilaku, karena akan menentukan tindakan

apa yang akan dilakukan, tanpa dipengaruhi faktor eksternal.

b. Atribut Pelumas

· Harga

· Kemasan

· Mutu

· Pelayanan

3.2 Definisi Operasional

a. Sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan

kecenderungan seseorang yang relatif konsisten terhadap sesuatu

35
obyek atau gagasan tertentu. Obyek yang dimaksud dapat berupa

atribut pelumas produk Pertamina.

b. Harga adalah salah satu bentuk nilai yang diwujudkan dengan uang

tertentu yang akan dibayarkan oleh konsumen dalam pembelian

terhadap suatu produk.

c. Kemasan adalah pembungkus produk yang dapat melindungi produk

itu sendiri serta dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli.

d. Mutu adalah persyaratan yang bisa dipenuhi guna mengikuti

perubahan-perubahan desain, konstruksi mesin, dan kemajuan

teknologi.

e. Pelayanan adalah suatu cara untuk memenuhi apa yang diinginkan

konsumen yang selanjutnya pelanggan akan merasa puas dengan

produk tersebut.

f. Konsumen adalah calon pembeli atau pembeli yang mempunyai minat

terhadap pelumas Pertamina.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Di dalam penulisan ini, teknik pengumpulan data beserta perangkat

pengumpulan data yang dipergunakan adalah :

· Angket (kuesioner)

· Wawancara

· Observasi

Sedangkan atribut yang dipakai untuk pengukuran data dengan

menggunakan kuesioner meliputi, harga, kemasan, mutu,dan pelayanan. Dalam

36
metode pengukuran data tersebut, jumlah item pertanyaan dibagi dalam dua

kelompok, yaitu :

· Kelompok 1, didalamnya terdapat 4 item pertanyaan yang menyangkut

data responden yang bersangkutan.

· Kelompok 2, didalamnya terdapat 17 item pertanyaan yang

menyangkut tanggapan konsumen terhadap atribut pelumas Pertamina.

Perincian pertanyaan yang terdapat pada kelompok 2 adalah sebagai

berikut :

- Pertanyaan item 1 s.d 4, merupakan pertanyaan mengenai atribut

harga

- Pertanyaan item 5 s.d 8, merupakan pertanyaan mengenai atribut

kemasan

- Pertanyaan item 9 s.d 12, merupakan pertanyaan mengenai atribut

mutu

- Pertanyaan item 13 s.d 17, merupakan pertanyaan mengenai atribut

pelayanan

Sedangkan mengenai skala pengukuran yang digunakan disini adalah skala

pengukuran Likert dengan 5 kategori, yang masing-masing dari kelima kategori

tersebut mempunyai bobot sebagai berikut :

37
Tabel 3.2
Skala Pengukuran Likert

No Katagori Nilai
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1

3.4 Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Industri Gresik, dengan sasaran

penelitian adalah konsumen pengguna pelumas Pertamina. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk menganalisis perilaku konsumen dalam menanggapi atau

mengambil keputusan pembelian pelumas Pertamina serta untuk mendapatkan

informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara obyektif kenyataan yang

ada, serta bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases).

Penelitian terhadap pelumas produk Pertamina ini dipilih dengan alasan

bahwa sampai saat ini pelumas produk Pertamina masih menjadi market leader

di pasar pelumas di Kabupaten Gresik.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat

pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur, atau dengan kata

lain validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam

38
penelitian. Untuk melakukan uji validitas ini dengan menggunakan alat

bantu berupa software yaitu program Minitab 14, dengan data-data

yang dipakai sebagai berikut :

· r tabel product moment (n-2) yaitu 20-2 = 18

· a = 5% sebesar 0,468.

Hasilnya perhitungan tersaji pada tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.3
Uji validitas Item Ideal

r-tabel
No Atribut r-hitung Keterangan
n-2, ά = 5%
1 Harga I-1 0,636 0,468 Valid
I-2 0,603 0,468 Valid
I-3 0,656 0,468 Valid
I-4 0,700 0,468 Valid
I-5 0,874 0,468 Valid
I-6 0,508 0,468 Valid
2 Kemasan I - 7 0,616 0,468 Valid
I-8 0,639 0,468 Valid
I-9 0,128 0,468 Tidak Valid
3 Mutu I - 10 0,653 0,468 Valid
I - 11 0,627 0,468 Valid
I - 12 0,685 0,468 Valid
I - 13 0,712 0,468 Valid
4 Pelayanan I - 14 0,777 0,468 Valid
I - 15 0,765 0,468 Valid
I - 16 0,669 0,468 Valid
I - 17 0,832 0,468 Valid
Sumber : Analisis Data primer

39
Tabel 3.4
Uji validitas Item Belief

r-tabel
No Atribut r-hitung Keterangan
n-2, α = 5 %
1 Harga B-1 0,638 0,468 Valid
B-2 0,595 0,468 Valid
B-3 0,643 0,468 Valid
B-4 0,670 0,468 Valid
B-5 0,677 0,468 Valid
B-6 0,553 0,468 Valid
2 Kemasan B-7 0,612 0,468 Valid
B-8 0,496 0,468 Valid
B-9 0,445 0,468 Tidak Valid
3 Mutu B - 10 0,642 0,468 Valid
B - 11 0,502 0,468 Valid
B - 12 0,534 0,468 Valid
B - 13 0,554 0,468 Valid
4 Pelayanan B - 14 0,787 0,468 Valid
B - 15 0,808 0,468 Valid
B - 16 0,584 0,468 Valid
B - 17 0,511 0,468 Valid
Sumber : Analisis Data primer

Dari tabel 3.3 (item Ideal) dan tabel 3.4 (item Belief) dapat diketahui

bahwa keseluruhan indikator mempunyai r hitung yang lebih besar dari

pada r tabel (0,468). Pada atribut kemasan item ideal dan item belief

terdapat hanya satu r hitung yang nilainya lebih kecil dari r tabel

sehingga dapat dikatakan keseluruhan indikator valid.

2. Uji Reliabilitas

Untuk uji reliabilitas digunakan koefisien Alpha Cronbach. Hasil

analisis dengan uji reliabilitas menggunakan program Minitab 14

koefisien Alpha Cronbach untuk ideal sebesar = 0,91, sedangkan

belief sebesar = 0,88. Dengan angka ini dapat disimpulkan bahwa

40
kuesioner menjadi reliabel pada tingkat kepercayaan 95%, dimana

dengan N = 20, r tabel = 0,444, uji ini dianggap bahwa data yang

diperoleh adalah handal dan dapat dipercaya konsistensinya.

3.4.2 Analisis Data

1. Analisis persentase

Analisis persentase digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kepuasan konsumen terhadap pelumas Pertamina, dengan atribut

harga, kemasan, mutu dan pelayanan. Hasil penelitian konsumen

pelumas Pertamina sebanyak 20 responden diperoleh data sebagai

berikut :

Tabel 3.5
Persentase Responden Berdasarkan Bidang Industri Perusahaan

Bidang Industri Jumlah Persentase


Ekspedisi 3 15 %
Trasportasi Darat 4 20 %
Transportasi Laut 2 10 %
Industri 11 55 %
Jumlah 20 100%

Gambar 3.1 : Pie Chart Responden berdasarkan Bidang Industri

41
3.4.3 Analisis Multiatribut Attitude Model

Analisis permasalahan kedua tentang sikap konsumen terhadap pelumas

industri Pertamina dengan menggunakan Multiatribut Attitude Model. Konsumen

diberikan pilihan untuk menentukan atribut produk yang dipertimbangkan saat

membeli pelumas Pertamina.

a. Menentukan atribut yang dipertimbangkan konsumen saat membeli

pelumas Pertamina, atribut tersebut meliputi :

1. Harga

2. Kemasan

3. Mutu

4. Pelayanan

b. Memberi bobot untuk masing-masing atribut berdasarkan urutan

kepentingannya yang ditentukan oleh konsumen. Besarnya bobot dari

masing-masing atribut berdasarkan urutan tingkat kepentingan.

c. Perhitungan nilai ideal dan belief konsumen dalam skala

- Ideal adalah suatu kondisi yang diinginkan atau diharapkan

konsumen terhadap atribut produk.

- Belief adalah suatu kondisi yang dipercaya konsumen terhadap

atribut-atribut produk.

Dalam mencari nilai ideal dan nilai belief menggunakan rumus :

- Nilai ideal = Skor x Σ absolut ideal masing-masing atribut

- Nilai belief = Skor x Σ absolut belief masing-masing atribut

42
Kemudian ditentukan nilai rata-rata ideal dan nilai rata-rata belief dengan

menggunakan rumus :

Total nilai ideal


Nilai ideal rata-rata =
Jumlah responden ideal

Total nilai belief


Nilai belief rata-rata =
Jumlah responden belief

1. Atribut Harga

Dari hasil penelitian mengenai sikap konsumen terhadap harga pelumas

Pertamina yang diperoleh dari 20 responden di wilayah industri Gresik

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.6
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 1

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 1 5 2 10
CP 4 12 48 12 48
P 3 7 21 6 18
TP 2 0 0 0 0
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 74 20 76
Catatan :
SP/SS = Sangat Puas/Sangat Setuju, CP/S = Cukup Puas/Setuju,
P/KS = Puas/Kurang Setuju, TP/TS = Tidak Puas/Tidak Setuju,
STP/STS = Sangat Tidak Puas/Sangat Tidak Setuju

Gambar 3.2 Sikap konsumen terhadap Atribut harga No.1

43
74
Nilai ideal rata-rata atribut harga butir 1 = = 3,7
20

76
Nilai belief rata-rata atribut harga butir 1 = = 3,8
20

Tabel 3.7
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 2

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 1 5 2 10
CP 4 13 52 13 52
P 3 6 18 5 15
TP 2 0 0 0 0
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 75 20 77

Gambar 3.3 Sikap konsumen terhadap Atribut harga No.2

75
Nilai ideal rata-rata atribut harga butir 2 = = 3,75
20

77
Nilai belief rata-rata atribut harga butir 2 = = 3,85
20

44
Tabel 3.8
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 3

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 1 5 1 5
CP 4 5 20 6 24
P 3 6 18 6 18
TP 2 7 14 6 12
STP 1 1 1 1 1
Jumlah 20 58 20 60

Gambar 3.4 Sikap konsumen terhadap Atribut harga No.3

58
Nilai ideal rata-rata atribut harga butir 3 = = 2,9
20

60
Nilai belief rata-rata atribut harga butir 3 = = 3
20

Tabel 3.9
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 4

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 1 5 1 5
CP 4 3 12 4 16
P 3 9 27 9 27
TP 2 7 14 6 12
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 58 20 60

45
Gambar 3.5 Sikap konsumen terhadap Atribut harga No.4

58
Nilai ideal rata-rata atribut harga butir 4 = = 2,9
20

60
Nilai belief rata-rata atribut harga butir 4 = = 3
20

Tabel 3.10
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 5

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 1 5 0 0
CP 4 1 4 2 8
P 3 16 48 17 51
TP 2 2 4 1 2
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 61 20 61

Gambar 3.6 Sikap konsumen terhadap Atribut harga No.5

46
61
Nilai ideal rata-rata atribut harga butir 5 = = 3,05
20

61
Nilai belief rata-rata atribut harga butir 5 = = 3,05
20

Tabel 3.11
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Butir 6

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 1 5 0 0
CP 4 1 4 2 8
P 3 11 33 11 33
TP 2 6 12 7 14
STP 1 1 1 0 0
Jumlah 20 55 20 55

Gambar 3.7 Sikap konsumen terhadap Atribut harga No.6

55
Nilai ideal rata-rata atribut harga butir 6 = = 2,75
20

55
Nilai belief rata-rata atribut harga butir 6 = = 2,75
20

3,7 + 3,75 + 2,9 + 2,9 + 3,05 + 2,75


Total ideal rata-rata atribut harga = =
6

= 3,175

47
3,8 + 3,85 + 3 + 3 + 3,05 + 2,75
Total belief rata-rata atribut harga = = 3,242
6

Selisih total nilai ideal dengan nilai belief rata-rata atribut harga =

3,175 – 3,242 = 0,067

2. Atribut Kemasan

Dari hasil penelitian mengenai sikap konsumen terhadap atribut kemasan

pelumas Pertamina yang diperoleh dari 20 responden di wilayah industri

Gresik diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.12
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Kemasan Butir 1

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 2 10 3 15
CP 4 13 52 13 52
P 3 5 15 4 12
TP 2 0 0 0 0
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 77 20 79

Gambar 3.8 Sikap konsumen terhadap Atribut Kemasan No.1

48
77
Nilai ideal rata-rata atribut kemasan butir 1 = = 3,85
20

79
Nilai belief rata-rata atribut kemasan butir 1 = = 3,95
20

Tabel 3.13
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Kemasan Butir 2

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 2 10 2 10
CP 4 13 52 14 56
P 3 5 15 4 12
TP 2 0 0 0 0
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 77 20 78

Gambar 3.9 Sikap konsumen terhadap Atribut Kemasan No.2

77
Nilai ideal rata-rata atribut kemasan butir 2 = = 3,85
20

78
Nilai belief rata-rata atribut kemasan butir 2 = = 3,9
20

3,85 + 3,85
Total ideal rata-rata atribut kemasan = = 3,85
2

3,95 + 3,9
Total belief rata-rata atribut kemasan = = 3,925
2

49
Selisih total nilai ideal dengan nilai belief rata-rata atribut kemasan =

3,85 - 3,925 = 0,075

3. Atribut Mutu

Dari hasil penelitian mengenai sikap konsumen terhadap atribut mutu

pelumas Pertamina yang diperoleh dari 20 responden di wilayah industri

Gresik diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.14
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu Butir 1

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 3 15 4 20
CP 4 14 56 14 56
P 3 3 9 2 6
TP 2 0 0 0 0
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 80 20 82

Gambar 3.10 Sikap konsumen terhadap Atribut Mutu No.1

80
Nilai ideal rata-rata atribut mutu butir 1 = = 4
20

82
Nilai belief rata-rata atribut mutu butir 1 = = 4,1
20

50
Tabel 3.15
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu Butir 2

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 2 10 1 5
CP 4 7 28 9 36
P 3 10 30 9 27
TP 2 1 2 1 2
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 70 20 70

Gambar 3.11 Sikap konsumen terhadap Atribut Mutu No.2

70
Nilai ideal rata-rata atribut mutu butir 2 = = 3,5
20

70
Nilai belief rata-rata atribut mutu butir 2 = = 3,5
20

Tabel 3.16
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu Butir 3

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 3 15 2 10
CP 4 10 40 12 48
P 3 6 18 5 15
TP 2 1 2 1 2
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 75 20 75

51
Gambar 3.12 Sikap konsumen terhadap Atribut Mutu No.3

75
Nilai ideal rata-rata atribut mutu butir 3 = = 3,75
20

75
Nilai belief rata-rata atribut mutu butir 3 = = 3,75
20

Tabel 3.17
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Mutu Butir 4

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 4 20 3 15
CP 4 8 32 10 40
P 3 8 24 7 21
TP 2 0 0 0 0
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 76 20 76

Gambar 3.13 Sikap konsumen terhadap Atribut Mutu No.4

52
76
Nilai ideal rata-rata atribut mutu butir 4 = = 3,8
20
76
Nilai belief rata-rata atribut mutu butir 4 = = 3,8
20
4 + 3,5 + 3,75 + 3,8
Total ideal rata-rata atribut mutu = = 3,76
4
4,1 + 3,5 + 3,75 + 3,8
Total belief rata-rata atribut mutu = = 3,787
4
Selisih total nilai ideal dengan nilai belief rata-rata atribut mutu =

3,76 – 3,787 = 0,027

4. Pelayanan

Dari hasil penelitian mengenai sikap konsumen terhadap atribut pelayanan

pelumas Pertamina yang diperoleh dari 20 responden di wilayah industri

Gresik diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.18
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pelayanan Butir 1

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 2 10 3 15
CP 4 7 28 7 28
P 3 9 27 9 27
TP 2 2 4 1 2
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 69 20 72

Gambar 3.14 Sikap konsumen terhadap Atribut Pelayanan No.1

53
69
Nilai ideal rata-rata atribut pelayanan butir 1 = = 3,45
20

72
Nilai belief rata-rata atribut pelayanan butir 1 = = 3,6
20

Tabel 3.19
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pelayanan Butir 2

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 2 10 3 15
CP 4 7 28 7 28
P 3 11 33 10 30
TP 2 0 0 0 0
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 71 20 73

Gambar 3.15 Sikap konsumen terhadap Atribut Pelayanan No.2

71
Nilai ideal rata-rata atribut pelayanan butir 2 = = 3,55
20

73
Nilai belief rata-rata atribut pelayanan butir 2 = = 3,65
20

54
Tabel 3.20
Sikap Konsumen Terhadap Atribut pelayanan Butir 3

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 2 10 1 5
CP 4 4 16 6 24
P 3 13 39 12 36
TP 2 1 2 1 12
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 67 20 67

Gambar 3.16 Sikap konsumen terhadap Atribut Pelayanan No.3

67
Nilai ideal rata-rata atribut pelayanan butir 3 = = 3,35
20

67
Nilai belief rata-rata atribut pelayanan butir 3 = = 3,35
20

Tabel 3.21
Sikap Konsumen Terhadap Atribut pelayanan Butir 4

Ideal Belief
Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SP 5 2 10 1 5
CP 4 3 12 2 8
P 3 15 45 17 51
TP 2 0 0 0 0
STP 1 0 0 0 0
Jumlah 20 67 20 64

55
Gambar 3.17 Sikap konsumen terhadap Atribut Pelayanan No.4

67
Nilai ideal rata-rata atribut pelayanan butir 4 = = 3,35
29

64
Nilai belief rata-rata atribut pelayanan butir 4 = = 3,2
20

3,45 + 3,55 + 3,35 + 3,35


Total ideal rata-rata atribut pelayanan = = 3,425
4

3,6 + 3,65 + 3,35 + 3,2


Total belief rata-rata atribut pelayanan = = 3,45
4

Selisih total nilai ideal dengan nilai belief rata-rata atribut pelayanan =

3,425 – 3,45 = 0,025

Setelah didapat selisih total nilai ideal dan belief rata-rata atribut, langkah

selanjutnya adalah mencari analisis tingkat kepentingan atribut. Hal ini diperlukan

untuk mengetahui sejauh mana sikap konsumen terhadap atribut pelumas

Pertamina. Tingkat kepentingan atribut tersaji pada Tabel 3.22, di mana skor

paling tinggi diperoleh atribut mutu. Secara tidak langsung kenyataan ini

menunjukkan bahwa konsumen pelumas di wilayah industri Gresik masih

mendudukan mutu sebagai jaminan kepuasan suatu produk pelumas.

56
Tabel 3.22
Tingkat Kepentingan Atribut Pelumas

STP TP P CP SP
ATRIBUT N TOTAL RATA2 RANKING
1 2 3 4 5
Harga 0 0 7 12 1 20 74 3.7 3
Kemasan 0 0 5 13 2 20 77 3.85 2
Mutu 0 0 3 14 3 20 80 4 1
Pelayanan 0 2 9 7 2 20 69 3.45 4

Skor paling rendah adalah pelayanan. Tampaknya konsumen di wilayah industri

Gresik tidak begitu mempedulikan apakah pelayanan yang mereka terima bagus

atau tidak.

Selanjutnya diberikan bobot untuk priortas kepentingan dengan nilai :

- Urutan 1 : atribut mutu → bobot 40

- Urutan 2 : atribut kemasan → bobot 30

- Urutan 3 : atribut harga → bobot 20

- Urutan 4 : atribut pelayanan → bobot 10

Semua data yang dibutuhkan untuk mengukur sikap sudah tersedia berupa,

nilai ideal dan belief rata-rata tiap atribut serta bobot kepentingan terhadap

atribut, kemudian kita dapat menghitung seberapa besar selisihnya, hasilnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

57
Tabel 3.23
Hasil Ideal Belief Rata-Rata Setiap Atribut dan Bobot Kepentingan

Atribut Urutan Wi Ii Xi Ii - Xi Wi Ii - Xi

Harga 3 20 3,175 3,242 0,067 1,34


Kemasan 2 30 3,85 3,925 0,075 2,25
Mutu 1 40 3,76 3,787 0,027 1,08
Pelayanan 4 10 3,425 3,45 0,025 0,25

d. Perhitungan Sikap Konsumen

Menghitung sikap konsumen terhadap atribut produk pelumas Pertamina

dengan menggunakan rumus Multiatribut Attitude Model :

n
Ab = åWi Ii - Xi
i =1

Ab = 20x 3,175 - 3,242 + 30x 3,85 - 3,925 + 40x 3,76 - 3,787 +

10x 3,425 - 3, 45

Ab = 1,34 + 2,25 +1,08 + 0,25

Ab = 4,92

Ab sebesar 4,92 berarti sikap konsumen terletak diantara 0 – 20. Nilai

sikap konsumen menurut analisis Multiatribut Attitude Model sangat baik

dan hal ini dapat dilihat dari skala Likert berikut :

0 4,92 20 40 60 80

Sangat baik Sangat tidak baik

58
Dari skala diatas maka dapat dilihat bahwa angka perhitungan terletak

disebelah kiri, sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa tanggapan

konsumen terhadap pelumas industri produk Pertamina dengan sikap

konsumen terhadap atribut harga, kemasan, mutu, dan pelayanan adalah

positif atau sangat baik.

3.5 Pembahasan

3.5.1 Analisis Persentase

Berdasarkan hasil kuesioner pada analisis persentase maka dapat diketahui

sebagai berikut :

- Perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi sebesar 15 %.

Dari jumlah responden dua puluh, dengan pengeluaran belanja

pelumas pertahun terbesar oleh perusahaan PT. Varia Usah sejumlah

Rp.1.560.000.000,-

- Perusahaan yang bergerak di bidang transportasi darat sebesar 20 %.

Pengeluaran belanja pelumas pertahun sejumlah Rp. 921.690.000,-

oleh perusahaan PT. Yani Putra.

- Perusahaan yang bergerak di bidang transportasi laut sebesar 10 %.

Pengeluaran belanja pelumas pertahun sejumlah Rp. 141.075.000,-

oleh perusahaan PT.Bahtera Setia.

- Perusahaan yang bergerak di bidang industri sebesar 55 %.

Pengeluaran belanja pelumas pertahun sejumlah Rp. 100.000.000,-

oleh perusahaan PT. Autokorindo Pratama, hingga yang terkecil

sejumlah Rp. 5.000.000,-

59
Hal ini membuktikan bahwa konsumen pelumas industri Pertamina di

dominasi oleh perusahaan yang bergerak di bidang Ekspedisi dan Transportasi.

Untuk bidang industri walaupun jumlahnya cukup besar (55%), tetapi penggunaan

pelumas pertamina hanya sedikit itupun untuk kendaraan operasional.

3.5.2 Analisis Multiatribut Attitude Model

Kuesioner bagian kedua membahas sikap konsumen terhadap atribut

pelumas produk Pertamina. Penelitian ini menghitung selisih dari masing-masing

atribut yang berbeda, untuk mengetahui tentang sikap konsumen terhadap

pelumas produk Pertamina, selisih tersebut adalah :

- Atribut harga mempunyai selisih ideal belief rata-rata dan bobot

sebesar 1,34

- Atribut kemasan mempunyai selisih ideal belief rata-rata dan bobot

sebesar 2,25

- Atribut mutu mempunyai selisih ideal belief rata-rata dan bobot

sebesar 1,08

- Atribut pelayanan mempunyai selisih ideal belief rata-rata dan bobot

sebesar 0,25

Dari masing-masing perhitungan atribut diperoleh sikap konsumen

terhadap pelumas Pertamina dengan hasil atribut kemasan memperoleh hasil

terbesar yaitu 2,25 disusul atribut harga dengan skor 1,34, hal ini berarti

konsumen menilai kemasan dari produk dengan performansi positif yang dapat

diartikan bahwa apa yang diharapkan dari kemasan suatu produk sesuai dengan

apa yang diinginkan (konsumen terpuaskan), sedangkan dari segi atribut harga,

60
konsumen merasa apa yang mereka bayar sesuai dengan kemasan yang mereka

terima.

Atribut pelayanan memperoleh hasil nilai terendah dari atribut yang lain

dengan nilai 0,25 sedangkan atribut mutu memperoleh skor 1,08 hal ini dapat

diartikan bahwa sikap konsumen terhadap atribut mutu dan atribut pelayanan

masih kurang terpuaskan dibandingkan dengan atribut kemasan dan atribut harga.

Hasil analisis dari nilai atribut yang paling menentukan sikap konsumen

dalam memilih produk pelumas produksi Pertamina adalah 4,92. Hal ini berarti

memiliki nilai positif, yang terletak diantara 0 sampai 40 hal ini dapat diartikan

bahwa pelumas produk Pertamina secara keseluruhan masih menjadi market

leader di wilayah industri Gresik.

3.5.3 Strategi Operasional

Dari hasil penelitian dan analisis data kuisioner yang di dapat di lapangan,

selanjutnya menentukan langkah atau tindakan strategis sesuai dengan atribut

yang menyertai produk pelumas Pertamina untuk mampu berkompetisi dipasaran,

seperti :

- Strategi Harga

Dari penelitian diperoleh hasil bahwa sikap konsumen terhadap

atribut harga yang menyertai produk terpuaskan, uang yang mereka

bayarkan sesuai dengan kemasan produk yang mereka terima. Tetapi

masih ada kritik dan saran agar diberikan tambahan diskon atau

diskon sesuai dengan volume pembelian, sosialisasi perubahan harga.

Dalam hal ini Pertamina hendaknya membuat prosedur dan aturan

61
yang jelas yang dikomunikasikan langsung oleh Pertamina kepada

konsumen (end user) terkait dengan kondisi-kondisi yang terjadi pada

saat perubahan harga pelumas. Prosedur tersebut harus mencakup:

§ Kewajiban agen terhadap konsumen pada saat terjadi

perubahan harga.

§ Perlindungan hak konsumen terkait dengan transaksi jual beli

pada saat terjadinya perubahan harga, misalnya jaminan

kepastian harga dan ketersediaan supply selama masa transisi

perubahan harga. Dalam hal ini Pertamina juga disarankan

sejak dini secara terbuka memberikan aturan yang tegas

untuk permintaan konsumen yang diluar batas wajar selama

masa transisi, misalnya dengan memberi batasan / plafon

maksimal diluar kebiasaan, khusus hanya untuk kepentingan

darurat.

§ Sanksi yang akan diterapkan kepada agen apabila agen

ditemukan tidak supportif terhadap kepentingan konsumen

yang dijamin dan dilindungi oleh Pertamina.

Pertamina Unit Pelumas agar membuka layanan informasi konsumen,

sangat disarankan toll free hot line yang terbuka bagi setiap

konsumen yang ingin menanyakan atau meminta informasi harga

langsung dari Pertamina. Penyebaran informasi ini dapat dilakukan

dengan berbagai macam cara seperti:

62
§ Menuliskan no telp. toll free hot line Pertamina unit Pelumas

dengan ukuran signifikan di semua kemasan, di semua

angkutan pelumas Pertamina, di semua kendaraan angkutan

milik agen resmi, dan lain-lain.

§ Mencantumkan no telp. toll free hot line Pertamina unit

Pelumas di semua surat-surat terkait dengan transaksi di

lokasi dan ukuran yang dengan segera dapat terbaca oleh

konsumen.

§ Layanan melalui Internet juga sangat disarankan mengingat

cukup banyak pelanggan Pertamina adalah perusahaan-

perusahaan high-profile yang sudah terbiasa dengan akses

Internet dalam manajemen perusahaan mereka.

- Strategi Kemasan

Kemasan merupakan salah satu alat pemasaran yang tidak langsung

tetapi penampilan kemasan mampu menjadi salah satu daya tarik yang

mencerminkan isi dari suatu produk. Kemasan juga dapat menjadi

cermin image dari perusahaan. Selain itu kemasan juga harus mampu

memenuhi selera konsumen, artinya kemasan menarik, praktis, mudah

di-handle, sesuai dengan tuntutan pasar dan mampu menjadi mediator

antara produsen dan konsumen.

Terkait dengan kemasan produk, secara umum lebih banyak diarahkan

kepada kondisi segelnya, sementara untuk kondisi fisik kemasan

63
kerusakan pada kemasan sangat mungkin terjadi pada proses

handling. Hal-hal yang perlu di lakukan :

§ Segel yang dibuat oleh perusahaan perlu sering dilakukan

pengecekan atau diganti dengan sistem yang lebih baik,

karena segel dan penutup botol tidak terpisah pada saat

dibuka. Kondisi segel ini cukup mendapat perhatian dengan

alasan yang umum diajukan “banyak beredar pelumas

Pertamina palsu”, “pelumas dari Agen resmi juga tidak bisa

dipercaya begitu saja”.

§ Kemasan drum pelumas Pertamina disyaratkan dibuat lebih

tebal agar tampilan lebih menarik.

- Strategi Mutu

Dari hasil kuesioner atribut mutu merupakan atribut yang kurang

terpuaskan dibandingkan dengan atribut kemasan dan atribut harga.

Saat ini kualitas produk pelumas Pertamina cukup kuat dipersepsi

“kualitas memadai”. Perlu upaya yang sistematis untuk meningkatkan

image Pertamina sebagai produk berkualitas supaya responden tidak

mempertimbangkan Pertamina semata-mata karena harga murah dan

selalu tersedia. Upaya yang dipertimbangkan harus menyentuh 2

dimensi kualitas yaitu “perceptual” dan “actual”.

v Untuk “perceptual quality” dapat dipertimbangkan beberapa

inisiatif untuk mengangkat image sebagai produk kualitas tinggi

seperti:

64
§ Membuat dan mengkomunikasikan dengan agresif produk

inovatif berteknologi tinggi yang dirancang untuk mesin-

mesin teknologi mutakhir, produk inovatif ini diposisikan

menjadi flagship brand untuk membangun brand positioning.

§ Berupaya menjadi “factory-recommended lubricant” untuk

mesin-mesin yang dikenal berteknologi maju.

§ Mendorong perusahaan yang dikenal menggunakan mesin /

alat produksi berteknologi tinggi untuk menggunakan produk

inovatif (dengan jaminan teknis dan non-teknis yang

membuat perusahaan tersebut bersedia menggunakan produk

Pertamina).

v Sementara untuk “actual quality” yaitu dengan meningkatkan

kualitas produk yang ada sekarang mendekati kualitas produk-

produk pesaing yang dianggap konsumen lebih baik (tidak perlu

sama, tetapi signifikan lebih baik dari yang sekarang).

- Strategi Pelayanan

Dalam analisis data kuesioner tersebut di atas, atribut pelayanan

menempati skor terendah. Dari segi konsumen tidak

mempermasalahkan apakah pelayanan yang mereka terima saat

penggantian pelumas bagus atau tidak. Tetapi sebagai pemasar atau

produsen berarti pelayanan yang konsumen dapatkan belum

memuaskan.

65
v Pertamina sudah waktunya memiliki standard layanan yang

menekankan pada “Customer Driven Service Excellence” dengan

ciri utamanya sikap proaktif. Standard layanan ini seharusnya

memenuhi semua kebutuhan utama pelanggan yang terkait dengan

penggunaan pelumas. Selain itu, Pertamina juga sangat disarankan

untuk memberikan prioritas pada “pelanggan pareto” (pelanggan-

pelanggan yang paling besar kontribusinya layak mendapat layanan

premium).

v Selain memiliki standar layanan yang menyentuh langsung

kebutuhan utama pelanggan yang terkait langsung dengan

penggunaan pelumas (technical service standard), Pertamina juga

harus menyentuh sisi emosional pelanggan. Hubungan yang

“intim” antara Pertamina dan konsumen akan secara drastis

meningkatkan loyalitas pelanggan. Hanya pelanggan yang puas

dan loyal yang bersedia mereferensikan Pertamina, dan referensi

mereka sangat powerful. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

dalam upaya membangun emotional bonding dengan pelanggan:

§ Dengan tegas menerapkan nilai-nilai budaya melayani

pelanggan. Hal ini lebih jauh dari sekedar membuat SOP dan

peraturan-peraturan yang secara sistematis mengatur interaksi

antara Pertamina dengan konsumen. Tetapi lebih pada

perubahan paradigma yang dimulai dari Pertamina – yang

kemudian akan menurun ke agen-agen Pertamina (trickle

66
down effect) – dalam berhadapan dengan konsumen. Salah

satu diantara sikap yang paling penting dikembangkan adalah

membangun hubungan sedemikian rupa, sehingga konsumen

mau mengajukan keluhan kepada Pertamina.

3.5.4 Pola Distribusi Pelumas

Didalam mendistribusikan pelumas PT. Pertamina Region V Surabaya

menggunakan mitra kerja untuk melayani penjualan hinga ke konsumen. Produk

pelumas diperoleh dari Unit Pengolahan Pelumas Surabaya dan Unit Pengolahan

Pelumas Gresik. Adapun pola distribusi pelumas PT. Pertamina Region V

Surabaya sebagai berikut:

Retailer/Pengecer

Bengkel
Resmi

Bengkel
Tradisional K
O
Toko N
PERTAMINA Agen Grosir/ Pengecer S
(Produsen) Resmi Pedagang Besar
U
SPBU
M
E
Bengkel
N
Franchise/
Network

Modern Market
(Hypermart,dll)

Industri

Gambar 3.18 Pola Distribusi Pelumas Pertamina Region V Surabaya

67
Pemasaran pelumas industri untuk konsumen industri di wilayah industri

Gresik terhadap 20 perusahaan yang di teliti, di lakukan oleh agen yang ditunjuk

oleh Pertamina dan beralamat di Surabaya. Agen pelumas industri tersebut adalah

PT.Inosco dan PT. Maiza Lubrika. Yang dimaksud dengan agen pelumas adalah

penyalur pelumas PT. Pertamina (Persero) untuk semua jenis pelumas yang

diperdagangkan PT. Pertamina (Persero) dalam pembungkus lithos, drum dan

curah, tidak termasuk pelumas penerbangan yang digunakan pada pesawat

terbang.

68
IV. PENUTUP

4.1 Simpulan

Dari hasil analisis data kuesioner baik secara analisis persentase, analisis

berdasar atribut produk maupun tingkat kepentingan selama penulis melakukan

praktek kerja lapangan di Wilayah industri Gresik, dapat disimpulkan bahwa :

· Konsumen pelumas industri Pertamina di dominasi oleh perusahaan yang

bergerak di bidang Ekspedisi dan Transportasi (45%). Untuk bidang

industri walaupun jumlahnya cukup besar (55%), tetapi penggunaan

pelumas pertamina hanya sedikit itupun untuk kendaraan operasional.

· Tanggapan konsumen pelumas Pertamina di Wilayah Industri Gresik

positif, artinya perilaku konsumen terhadap pelumas produk Pertamina

dari segi harapan (ideal) dan keyakinan (belief) tidak terdapat selisih skor

yang signifikan, sehingga antara harapan dengan keyakinan konsumen

terhadap produk Pertamina dapat terpenuhi dan terpuaskan, dengan skor

masing-masing atribut sebagai berikut :

1. Atribut Kemasan

Konsumen memberi tanggapan positif pada atribut ini dengan

mendudukkan kemasan pada posisi paling penting dengan skor 2,25,

konsumen pelumas industri produk Pertamina menilai kemasan

berdasarkan pada pengalaman selama menggunakan, harus mampu

memenuhi selera konsumen, artinya kemasan menarik, praktis, dan mudah

di-handle.

69
2. Atribut Harga

Konsumen memberikan tanggapan positif pada harga dengan skor 1,34,

atribut harga cukup memuaskan. Konsumen beranggapan bahwa harga

atau sejumlah uang yang mereka bayarkan sepadan dengan kemasan

produk yang mereka terima.

3. Atribut Mutu

Atribut mutu mendapat tanggapan yang sedikit kurang memuaskan

konsumen hal ini terlihat dari skor yang didapat 1,08, artinya konsumen

baru mendapat sedikit kepuasan dari atribut mutu.

4. Atribut Pelayanan

Atribut ini merupakan atribut yang mendapatkan skor paling rendah yaitu

0,25 hal ini mengandung dua asumsi kemungkinan, yang pertama atribut

pelayanan dianggap tidak terlalu penting oleh konsumen atau yang kedua

konsumen merasa tidak terpuaskan oleh atribut pelayanan, baik pelayanan

pada waktu servis, pelayanan untuk mendapatkan informasi maupun

pelayanan untuk mendapatkan produk.

4.2 Saran

Saran ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan pelumas

industri Pertamina di Wilayah Industri Gresik dengan melakukan perbaikan secara

komprehensif dengan objektif utama membangun brand equity Pertamina sebagai

sebuah Service Company dimana 3 elemen di bawah ini seharusnya dikelola

secara terintegrasi.

70
Product

Pertamina perlu mempertimbangkan inisiatif untuk mengangkat citra dari

“kualitas standard” menjadi “kualitas excellent”. Salah satu hal praktis

yang dapat dipertimbangkan adalah upaya sistematis mengkomunikasikan

kemampuan dan kemajuan teknologi pelumas Pertamina.

Experience

Pertamina sudah waktunya memiliki standard layanan yang menekankan

pada “Customer Driven Service Excellence” dengan ciri utamanya sikap

proaktif. Standard layanan ini seharusnya memenuhi semua kebutuhan

utama pelanggan, yang terkait dengan penggunaan pelumas. Selain itu,

Pertamina juga sangat disarankan untuk memberikan prioritas pada

“pelanggan pareto” (pelanggan-pelanggan yang paling besar kontribusinya

layak mendapat layanan premium).

Referral

Sebagai perusahaan raksasa, Pertamina sudah memiliki modal dasar untuk

menjadi produk yang direferensikan oleh siapa saja. Akan tetapi sikap

tidak peduli ditemukan menjadi penghalang terciptanya suasana ini. Rasa

“diperhatikan dan dilayani oleh perusahan raksasa” adalah pengalaman

yang mengesankan yang patut diciptakan. Pertamina seharusnya punya

kemampuan memberikan layanan yang kreatif, bukan melakukan yang

sudah biasa dilakukan pesaing

71
DAFTAR PUSTAKA

1. Engel, James F., Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard, 1994, ”Perilaku
Konsumen”, edisi keenam, Jilid 1 dan Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.
2. Freddy Rangkuti, 1997, ”Riset Pemasaran”, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
3. Hermadi Sayono, Ir., M.M., 2008, ”Pedoman Penyusunan Skripsi”, Edisi
Januari 2008, PTK. Akamigas-STEM, Cepu.
4. Husein Umar, Drs., S.E., M.M., MBA, 2002, ”Riset Pemasaran dan Perilaku
Konsumen”, Cetakan kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
5. J. Supranto, M.A., 1998, ” Metode RisetAplikasinya Dalam Pemasaran”,
Edisi Revisi, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.
6. Nasution, Arman Hakim, Ir., M. Eng., Indung Sudarso, Drs., S.T., M.T., dan
Lantip Tri Sumarno, Ir., M.T., 2006, ”Manajemen Pemasaran Untuk
Engineering”, Andi Offset, Yogyakarta.
7. Prabu Mangkunegara, Anwar A.A., DR., 2002, ”Perilaku Konsumen”,
Cetakan kedua (Revisi), PT. Refika Aditama, Bandung.
8. Simamora, Bilson, 2004, ”Panduan Riset Perilaku Konsumen”, Cetakan
kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
9. Sutrisno Hadi, Prof., Drs., M.A., 2002, ”Metodologi Research”, Jilid 3,
Edisi Pertama cetakan kesembilanbelas, Andi Offset, Yogyakarta.
Data yang dibutuhkan :

1. Surat pengantar tugas untuk kunjungan ke responden.

2. Konsumen/Industri yang menggunakan produk pelumas Pertamina di


wilayah industri Gresik.

3. Agen pelumas Industri.

4. Total penjualan pelumas industri 5 tahun kebelakang.

5. Total penjualan pelumas tiap industri.

6. Jenis pelumas industri.

7. Harga pelumas industri.

8. Spesifikasi yang setara, antara pelumas Pertamina dengan pelumas


kompetitor dan kesetaraan harga.

9. Pola Supply & Distribusi pelumas industri

10. Keluhan Agen terhadap layanan yang diberikan oleh Pertamina

11. Keluhan Pelanggan kepada Agen terhadap produk dan layanan Pertamina

12. Saran Agen untuk menciptakan kepuasan pelanggan khusus pelumas


industry.

…. …..
AGEN PELUMAS INDUSTRI PELANGGAN INDUSTRI GRESIK

1. PT. MAIZA LUBRIKA


Jln.Kertajaya 180
C.P. Bapak Budi
H.P 0811300366

2. PT. INOSCO
Jln. Bibis No. 17
C.P. Bapak Purnomo
H.P. 081330521619
Lampiran 5
Lampiran 1

STRUKTUR ORGANISASI

SALES REGION MANAGER V- PELUMAS


PT. PERTAMINA (PERSERO) SURABAYA

SRM

SEKRETARIS

SALES ADMIN & MARKET DISTRIBUTION


SALES EXECUTIVE
FINANCE EXECUTIVE ANALIS EXECUTIVE

SE INDUSTRI PWS DSP JATIM


SE GENERAL MALANG ADM KEUANGAN PWS DSP BALI
SE GENERAL BALI-NUS ADM PROMOSI PWS DSP NTB
SE RETAIL-1 ADM PENJUALAN PWS DSP NTT
SE RETAIL-2

TENAGA KERJA JUMLAH


Organik 23 Orang
Outsourching (OS) 14 Orang
Lampiran 6
Lampiran
Lampiran 2/1
2/1
Lampiran 2/2
Lampiran 2/3
Lampiran 2/4
Lampiran 2/1

KUESIONER

Petunjuk Pengisian :

1. Sebelum menjawab pertanyaan pada lembar kuesioner, responden diharapkan


mengisi data-data responden, dan dengan memberi tanda (√ ) pada kotak yang
sesuai pada pertanyaan kuesioner.

a. Nama Perusahaan :
……………………………….

b. Bidang Industri Perusahaan:


……………………………….

c. Alamat Perusahaan:
………………………………..

d. Pengeluaran belanja pelumas pertahun :

………………………………..

2. Keterangan pilihan pada setiap pertanyaan adalah sebagai berikut :

1 = Sangat Puas
2 = Cukup Puas
3 = Puas
4 = Tidak Puas
5 = Sangat tidak Puas

Berikan tanda ( √ ) pada salah satu pilihan yang tersedia.

1
Lampiran 2/2

Harga :

1) Kesesuaian harga produk pelumas pertamina dengan kualitas produk dan


layanan

1 2 3 4 5

2) Harga pelumas pertamina dibandingkan dengan produk/merek pelumas lain

1 2 3 4 5

3) Diskon yang diberikan oleh pelumas pertamina

1 2 3 4 5

4) Diskon yang diberikan oleh pelumas pertamina dibandingkan dengan diskon


dari produk lain

1 2 3 4 5

5) Perubahan-perubahan harga yang terjadi selama masa kontrak

1 2 3 4 5

6) Jangka waktu sosialisasi kenaikan harga dengan realisasinya

1 2 3 4 5

Kemasan :

7) Kondisi kemasan produk pelumas (segel/safety seal)

1 2 3 4 5

8) Kondisi fisik kemasan produk pelumas (kebersihan, warna, kondisi


drum/packaging)

1 2 3 4 5

9) Jika ditinjau dari segi keamanan dan keterjaminan mutu produk ( tidak mudah
dipalsukan ), apakah kemasan pelumas produk Pertamina telah memuaskan ?

1 2 3 4 5

2
Lampiran 2/3

Mutu :

10) Kesesuaian produk pelumas pertamina yang dikirim dengan spesifikasi yang
diminta

1 2 3 4 5

11) Jaminan kualitas dari pertamina terhadap produk pelumas pertamina

1 2 3 4 5

12) Kesesuaian volume produk pelumas pertamina yang dikirimkan dengan yang
tertera pada po

1 2 3 4 5

13) Kualitas produk pelumas pertamina

1 2 3 4 5

Pelayanan :

14) Ketersediaan jenis/type produk pelumas pertamina (dititik terdekat lokasi


operasional)

1 2 3 4 5

15) Ketersediaan produk pelumas pertamina dalam jumlah yang dibutuhkan


(dititik terdekat lokasi operasional)

1 2 3 4 5

16) Kemampuan agen/pertamina dalam hal memenuhi perencanaan penggunaan


pelumas

1 2 3 4 5

17) Respons agen/pertamina terhadap kebutuhan/permintaan yang pernah diajukan


(untuk menyesuaikan ketersediaan produk pertamina dengan kebutuhan)

1 2 3 4 5

3
Lampiran 2/4

PERTANYAAN TAMBAHAN

Apa kritik dan saran saudara terhadap pelumas Pertamina ? :

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

4
Lampiran 3/1
Lampiran 3/2
Lampiran 4/1

Nilai Korelasi r hitung dengan Program Minitab 14


Ideal r table = 0,468
Welcome to Minitab, press F1 for help.

Correlations: C1, C18 Correlations: C4, C18


Pearson correlation of C1 Pearson correlation of C4
and C18 = 0.636 and C18 = 0.700
P-Value = 0.003 P-Value = 0.001
Correlations: C2, C18 Correlations: C5, C18
HARGA Pearson correlation of C2 Pearson correlation of C5
and C18 = 0.603 and C18 = 0.874
P-Value = 0.005 P-Value = 0.000
Correlations: C3, C18 Correlations: C6, C18
Pearson correlation of C3 Pearson correlation of C6
and C18 = 0.656 and C18 = 0.508
P-Value = 0.002 P-Value = 0.02

Correlations: C7, C18


Pearson correlation of C7 and C18 = 0.616
P-Value = 0.004
Correlations: C8, C18
KEMASAN Pearson correlation of C8 and C18 = 0.639
P-Value = 0.002
Correlations: C9, C18
Pearson correlation of C9 and C18 = 0.128
P-Value = 0.591
Correlations: C10, C18 Correlations: C12, C18
Pearson correlation of Pearson correlation of
C10 and C18 = 0.653 C12 and C18 = 0.685
P-Value = 0.002 P-Value = 0.001
MUTU
Correlations: C11, C18 Correlations: C13, C18
Pearson correlation of Pearson correlation of
C11 and C18 = 0.627 C13 and C18 = 0.712
P-Value = 0.003 P-Value = 0.00
Correlations: C14, C18
Pearson correlation of C14 and C18 = 0.777
P-Value = 0.000
Correlations: C15, C18
Pearson correlation of C15 and C18 = 0.765
PELAYANAN P-Value = 0.000
Correlations: C16, C18
Pearson correlation of C16 and C18 = 0.669
P-Value = 0.001
Correlations: C17, C18
Pearson correlation of C17 and C18 = 0.832
P-Value = 0.000
Lampiran 4/2

Bilief r table : 0,468

Welcome to Minitab, press F1 for help.

Correlations: C1, C18 Correlations: C4, C18


Pearson correlation of Pearson correlation of
C1 and C18 = 0.638 C4 and C18 = 0.670
P-Value = 0.002 P-Value = 0.001
Correlations: C2, C18 Correlations: C5, C18
HARGA Pearson correlation of Pearson correlation of
C2 and C18 = 0.595 C5 and C18 = 0.677
P-Value = 0.006 P-Value = 0.001
Correlations: C3, C18 Correlations: C6, C18
Pearson correlation of Pearson correlation of
C3 and C18 = 0.643 C6 and C18 = 0.553
P-Value = 0.002 P-Value = 0.045

Correlations: C7, C18


Pearson correlation of C7 and C18 = 0.612
P-Value = 0.004
Correlations: C8, C18
KEMASAN Pearson correlation of C8 and C18 = 0.496
P-Value = 0.026
Correlations: C9, C18
Pearson correlation of C9 and C18 = 0.445
P-Value = 0.049
Correlations: C10, C18 Correlations: C12, C18
Pearson correlation of Pearson correlation of
C10 and C18 = 0.642 C12 and C18 = 0.534
P-Value = 0.002 P-Value = 0.015
MUTU
Correlations: C11, C18 Correlations: C13, C18
Pearson correlation of Pearson correlation of
C11 and C18 = 0.502 C13 and C18 = 0.554
P-Value = 0.024 P-Value = 0.01
Correlations: C14, C18
Pearson correlation of C14 and C18 = 0.787
P-Value = 0.000
Correlations: C15, C18
Pearson correlation of C15 and C18 = 0.808
P-Value = 0.000
PELAYANAN Correlations: C16, C18
Pearson correlation of C16 and C18 = 0.584
P-Value = 0.007
Correlations: C17, C18
Pearson correlation of C17 and C18 = 0.511
P-Value = 0.021

Anda mungkin juga menyukai