Anda di halaman 1dari 37

JUDUL : “PENGARUH HARGA, INOVASI PRODUK, DAN

PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA YARIS

PADAPT. AGUNG AUTOMALL-Jl. SM. Amin PEKANBARU”.

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan teknologi yang sangat cepat dan pengetahuan masyarakat yang

semakin meningkat serta selera konsumen yang senantiasa berubah membuat persaingan

bisnis makin tajam, baik pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional

(global). Kondisi ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk dapat melakukan berbagai

cara maupun strategi untuk bisa memenangkan persaingan. Salah satu upaya yang bisa

dilakukan adalah menyangkut konsep pemasaran, yaitu perusahaan harus dapat

membangun suatu sistem pemasaran yang paling tepat yang di harapkan mampu

menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih dari pesaingnya.

Salah satu jenis usaha yang mengalami persaingan yang sangat ketat saat ini ada

lah di sektor otomotif khusunya kendaraan roda empat yang disebabkan oleh tingginya

keputusan pembelian terhadap produk tersebut. Berbagai kemajuan dalam harga, inovasi

produk, desain, kecanggihan teknologi mesin, kualitas, aksesoris, konsumsi bahan yang

irit dan menggunakan brand ambassador yg terkenal di Indonesia.

Toyota Yaris atau Toyota Vitz adalah salah satu hatchback kecil yang populer di

dunia yang di produksi oleh Toyota Motor Corporation.Hatchback adalah bentuk mobil

penumpang 2-Box berbasis sedan, dengan bagian belakangnya lebih pendek dan pintu

bagasi yang menyatu dengan kaca belakang.Pintu bagasi ini membuka ke atas dan ruang

bagasi menyatu dengan ruang penumpang. Yaris diluncurkan pertama kali pada tahun

1999 di Eropa dengan desain, performa mesin dan jaminan keselamatan serta konsumsi

bahan bakar yang optimal, untuk memasuki pangsa pasar Eropa.

Satu tahun awal peluncurannya, tepatnya pada tahun 2000 Yaris memperoleh

penghargaan European Car of The Year Award. Bukan hanya itu saja Yaris juga diakui
sebagai standar model kendaraan Compact two box di Jepang dan Amerika Utara. Untuk

pasar Asia, Yaris di rakit di Thailand sedangkan untuk pasar Eropa Yaris dibuat di

Perancis.Dengan perkembangan mobil Yaris tersebut, sehingga mobil Toyota merupakan

market leader penjualan mobil khususnya di Indonesia.

PT.Agung Automall- Jl. SM. Amin Pekanbaru merupakan dealer resmi mobil

Toyota Indonesia di Pekanbaru.Mobil Toyota Yaris merupakan unit yang paling diminati

konsumen.Dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, seringkali

perusahaan dihadapkan pada berbagai masalah, seperti kesulitan dalam meningkatkan

volumen penjualan, adanya persaingan yang ketat dari perusahaan sejenis, konsumen

yang selalu berubah-ubah, serta kondisi ekonomi yang kurang menentu.

Secara umum dari setiap tahunnya penjualan mobil Toyota Yaris di PT.Agung

Automall- Jl. SM. Amin Pekanbaru selalu mengalami perubahan berikut disajikan

volume penjualan dari tahun 2011 sampai 2015.

Tabel 1.1 Target Penjualan, Realisasi Penjualan dan Persentase

Pertumbuhan PT.Agung Automall- SM. Amin Pekanbaru.

N TARGET REALISASI PERSENTASE


TAHUN
O PENJUALAN PENJUALAN PERTUMBUHAN (%)

1 2011 1.360 956 15,8%

2 2012 1.400 1.112 18,4%

3 2013 1.428 1.028 17%

4 2014 1.480 964 15,9%

5 2015 1.520 988 16,4%

6 2016 1.560 995 16,5%


TOTAL 6.043 100%
Sumber: PT.Agung Automall- Jl. SM. Amin Pekanbaru, 2017
Pada tabel target penjualan dan realisasi penjualan di atas terdapat data penjualan

tahun 2011 sebanyak 1.360 unit dengan penjualan yang terealisasi sebesar 956 unit, di

tahun 2012 penjualan naik menjadi 1.400 unit dengan realisasi penjualan bertambah 156

unit danpersentase pertumbuhan sebesar 18,4% dan pada tahun selanjutnya 2013 target

penjualan naik menjadi 1.428 unit dengan realisasi penjualan 1.028 unit atau 17%,

selanjutnyatahun 2014 target penjualan naik yaitu 1.480 unit atau sekitar 52 unit dan

realisasi penjualan 964 unit atau 15,9%, kemudian pada tahun 2015 target penjualan

1.520 unit dan untuk realisasi penjualan juga mengalami kenaikan sebanyak 988 unit atau

16,4%, sedangkan untuk tahun terakhir 2016 target penjualan 1.560 unit dan untuk

realisasi penjualan sebanyak 995 unit atau 16,5%.

Tabel 1.2 Perkembangan Penjualan Mobil dari tahun 2011-2015 PT. Agung

Automall-SM. Amin Pekanbaru.

TAHUN
TIPE TOTAL
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Yaris 64 52 58 63 48 50 285
Avanza 563 590 569 488 523 521 2.733
Innova 186 230 196 188 207 200 1.007
Rush 51 76 53 48 56 62 284
Etios - 38 36 42 58 62 174
Fortuner 92 126 116 135 96 100 565
TOTAL 956 1.112 1.028 964 988 995 6.043
Sumber: PT.Agung Automall- Jl. SM. Amin Pekanbaru, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat di simpulkan bahwa tingkat perkembangan

penjualan mobil Toyota tiap tahun mengalami perubahan dari tahun ke tahun, yaitu pada

tahun 2011 sebanyak 956 unit terdiri dari 64 unit mobil Yaris, 563 unit mobil Avanza,

186 unit mobil Innova,51 unit mobil Rush dan 92 unit mobil Fortuner. Untuk tahun 2012

mengalami penambahan 156 unit atau menjadi 1.112 unit yang terdiri dari 52 unit mobil

Yaris, 590 unit mobil Avanza, 230 unit mobil Innova, 76 unit mobil Rush, 28 unit mobil

Etios dan 38 unit mobil Fortuner. Sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan

penjualan sebesar 84 unit yang terdiri dari 58 unit mobil Yaris, 569 unit mobil Avanza,
196 unit mobil Innova, 53 unit mobil Rush,36 unit mobil Etios dan 116 unit mobil

Fortuner.

Pada tahun 2014 penjualan masih mengalami penurunan kembali yaitu 64 unit

dari 1.028 unit menjadi 964 unit mobil yang terdiri 63 unit mobil Yaris, 488 unit mobil

Avanza, 188 unit mobil Innova, 48 unit mobil Rush, 42 unit mobil Etios dan 135 unit

mobil Fortuner. Penjualan mobil Toyota mengalami peningkatan yang terjadi pada tahun

2015 sebesar 24 unit atau 988 unit yang terdiri dari 48 unit untuk mobil Yaris, 523 untuk

mobil Avanza, 207 untuk mobil Innova, 56 unit untuk mobil Rush, 58 unit untuk mobil

Etios dan 96 mobil Fortuner, pada tahun 2016 penjualan mobil yaris 50 unit, 521 untuk

Avanza, 200 untuk Innova, 62 untuk Rush dan Etios, dan 100 untuk Fortuner.

Menurut konsep pemasaran berhasilnya suatu perusahaan apabila perusahaan

tersebut dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik, hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan tersebut telah memasuki era kompetisi. Konsumen saat ini sangat kritis

dalam memilih suatu produk, keputusan pembelian oleh konsumen adalah keputusan

yang melibatkan persepsi terhadap kualitas, brand image serta bagian promosi yang

diberikan oleh perusahaan.

Demikian halnya dengan PT.Agung Automall- Jl. SM. Amin Pekanbaru distributor resmi

mobil Toyota di Pekanbaru, tentu sangat memperhatikan sistem pemasaran secara efektif

kendaraan merek Toyota. Berdasarkan kondisi yang telah disebutkan diatas dimana

begitu banyaknya produk-produk yang sama yang ditawarkan dari berbagai macam

produsen sehingga meramaikan bursa otomotif.


B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, permasalahan yang dirumuskan dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah harga berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian mobil

ToyotaYaris pada PT. Agung Automall- JL. SM. Amin Pekanbaru?

2. Apakah inovasi produkberpengaruh secara parsialterhadap keputusan pembelian

mobil ToyotaYariz pada PT. Agung Automall- JL. SM. Amin Pekanbaru?

3. Apakah brand ambassador berpengaruh secara parsial terhadap keputusan

pembelianmobil ToyotaYariz pada PT. Agung Automall- JL. SM. Amin

Pekanbaru?

4. Apakah harga, inovasi produk, dan brand ambassador berpengaruh secara

simultan terhadap keputusan pembelian mobil ToyotaYariz pada PT. Agung

Automall- JL. SM. Amin

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah harga berpengaruh secara parsial terhadapkeputusan

pembelian mobil ToyotaYariz pada PT. Agung Automall- JL. SM. Amin.

2. Untuk mengetahui apakah inovasi produk berpengaruh secara parsial

terhadapkeputusan pembelian mobil ToyotaYariz pada PT. Agung Automall- JL.

SM. Amin.

3. Untuk mengetahui apakah brand ambassador berpengaruh secara parsial

terhadapkeputusan pembelian mobil ToyotaYariz pada PT. Agung Automall- JL.

SM. Amin.

4. Untuk mengetahui apakah harga, inovasi produk, dan brand ambassador

berpengaruh secara simultan terhadapkeputusan pembelian mobil ToyotaYariz

pada PT. Agung Automall- JL. SM. Amin.


D. Manfaat Penulisan

Adapun yang menjadi manfaat penelitian sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai suatu pengetahuan dan pengalaman serta sekaligus

pengaplikasian pengetahuan yang diperoleh selama kuliah melalui pengkajian

dalam karya ilmiah ini.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan serta sebagai motivasi bagi perusahaan untuk proses

meningkatkan penjualan dan mengimplementasikan strategi pemasaran untuk

menghadapi jumlah persaingan yang semakin banyak.

3. Bagi Universitas

Sebagai bahan reverensi untuk penelitian selanjutnya dibidang manajemen

pemasaran dan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan

mahasiswa lainnya.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisannya adlah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORITIS

Bab ini berisi tentang teori-teori dan pendapat para ahli atau pakar mengenai

hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.


BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang metode penelitian, yaitu:

lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis

data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan gambaran umum perusahaan, sejarah singkat

perusahaan, maksud dan tujuan pendirian, dan struktur organisasi.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas dan menguraikan mengenai hasil dari penelitian

yang dilakukan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah

dilakukan dan saran yang penulis berikan kepada pihak perusahaan.

F. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu fungsi dari kegiatan pokok perusahaan,

disamping fungsi yang lain seperti keuangan, produksi, dan personalia. Kegiatan

pemasaran sebagaimana telah diketahui bersama adalah suatu usaha yang dilakukan oleh

perusahaan agar barang atau jasa yang diproduksi atau dihasilkan dapat sampai ke tangan

konsumen sebagai pihak yang membutuhkan. Disamping itu, kegiatan pemasaran juga

bertujuan memperoleh laba yang maksimal untuk mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan.

Menurut Assauri (2011:5) pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan

untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
MenurutKotler dan Keller (2007:6) pemasaran berhubungan dengan

mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Pengertian

pemasaran terpendek adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan.

Menurut American Marketing Association (AMA) 2007, dalam Tjiptono, dkk

(2012:5)Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan,

mengkomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi

pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat.

2. Manajemen Pemasaran

Menurut Riofita (2015:3-4) manajemen pemasaran adalah proses perencanaan

dan pelaksanaan pemikiran, penitipan harga, promosi serta penyaluran, gagasan, barang

dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dalam

organisasi.

Menurut Kotler, dkk (2009:5) menanjemen pemasaran adalah seni dan ilmu

memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan

dengan menciptakan, mengahntarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang

unggul.

Manajemen pemasaran merupakan kegiatan panganalisaan, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendaian program-program yang dibuat untuk membentuk,

membangun, dan memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna

mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang.(Assauri, Sofjan 2011:

12).

3. Bauran Pemasaran

Seperti yang diketahui bahwa pemasaran sangat penting bagi kelangsungan hidup

pemasaran untuk tumbuh dan berkembang dimasa yang akan datang. Akan tetapi untuk ,

melaksanakan kegiatan pemasaran bukanlah hal mudah, semua anggota perusahaan harus

ikut serta dan aktif dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Selain volume
penjualan barang dan jasa banyak tergantung beberapa faktor antara lain: kualitas dan

penampilan produk perusahaan, cara penyampaian produk dari produsen hingga sampai

ke tangan konsumen, dan juga harga yang diterapkan perusahaan. Semua faktor yang

yang dikuasai dan dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan

konsumenterhadap barang dan jasa dikenal dengan istilh bauran pemasaran.

Menurut Djaslim Saladin (2007:3) pengertian bauran pemasaran adalah

serangkaian dari variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan

untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Bauran Pemasaran merupakan

sekumpulan variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipergunakan oleh

perusahaan dalam pencapaian sasaran dan tujuan perusahaannya, melalui pemanfaatan

kombinasi dari variabel-variabel seperti harga, produk, promosi, dan saluran distribusi,

diharapkan agar kinerja penjualan dapat meningkat sehingga mampu bersaing dengan

para pesaing.

Adapun unsur bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2008:4) adalah :

1. Produk (Product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk dapat berupa sub kategori

yang menjelaskan dua jenis seperti barang dan jasa yang ditujukan kepada target pasar.

2. Harga (Price)

Harga adalah sejumlah uang yang mempunyai nilai tukar untuk memperoleh

keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga merupakan

bauran pemasaran yang bersifat fleksibel dimana suatu harga akan stabil dalam jangka

waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat meningkat atau menurun yang terdapat

pada pendapatan dari hasil penjualan.


3. Promosi (Promotion)

Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.

4. Lokasi (Place)

Lokasi atau tempat merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia pada konsumen sasaran.

Distribusi memiliki peanan yang sangat penting dalam membantu perusahaan guna

memastikan produknya. Hal ini dikarenakan tujuan dari distribusi adalah menyediakan

barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat

yang tepat.

5. Orang (People)

Orang menurut Philip Kotler yaitu proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian

karyawan yang nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam

memenuhi kepuasaan pelanggan.

6. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Bukti fisik menurut Philip kotler yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang

ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik

merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada pelanggan ataupun calon pelanggan.

7. Proses (Process)

Proses yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana

jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa. Proses merupakan

bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memasarkan produk barang atau jasa kepada calon

pelanggan.

4. Keputusan Pembelian

Pengertian keputusan pembelian, menurut (Kotler,2008:190) adalah tahap dalam

proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli.


Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat

dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Konsumen umumnya

melakukan tiga jenis keputusan pembelian yaitu Pembelian yang direncanakan (fully

planned puschase), Pembelian yang terencana dengan berbagai pertimbangan (partially

planned purchase). Pembelian yang tidak direncanakan (unplanned purchase), suatu

pembelian yang direncanakan adalah keputusan yang dilakukan konsumen dalam

menjatuhkan pilihannya kepada suatu produk akibat dari perencanaan yang matang.

Pembelian yang terencana dengan berbagai pertimbangan, bermaksud untuk menjatuhkan

pilihan kepada produk yang sudah ada namun pemilihan merk ditunda sampai saat

pembelajaran. Pembelian yang tidak direncanakan, adalah pemilihan terhadap jenis

produk yang sebelumnya tidak direncanakan untuk dipilih sebelumnya setelah dipicu oleh

rangsangan oleh usaha para pemasaran.

Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu

produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.

Selanjutnya jika sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan

mencari informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkannya. Proses pencarian

informasi ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan

dengan produk yang diinginkan. Dari berbagai informasi yang diperoleh, konseumen

melakukan seleksi atas alternative-alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah yang

disebut sebagai tahap evaluasi informasi. (Fandy Tjiptono,2009 : 20) membagi proses

pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis, yaitu:

1. Pengambilan Keputusan Luas (Extended Decision Making)

2. Pengambilan Keputusan Terbatas (Limited Decision Making)

3. Pengambilan Keputusan Kebiasaan (Habitual Decision Making)

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil

keputusanpembelian adalah(Thamrin dan Francis Tantri, 2013:112):


1. Faktor Budaya

Faktor ini memberikan pengaruh yang paling luas dan medalam terhadap perilaku

konsumen. Kelas budaya,subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian

konsumen.Budaya adalah determinan dasar dari keinginan dan perilaku

konsumen.Seseorang yang tumbuh di suatu negara maka akan terpapar budaya dari

negaratersebut. Pemasar harus memperhatikan nilai-nilai budaya di setiap daerah

untukmemahami bagaimana cara terbaik memasarkan produk mereka.

2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok

acuan (referensi) yang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung

atau pengaruh tidak langsung.Keluarga, serta peran dan status sosial.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor

pribadimeliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli, pekerjaan dan

keadaanekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup.

4. Faktor Psikologis

Faktor ini dipengaruhi oleh motivasi, persepsi, pembelajaran yang

meliputiperubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman, dan keyakinan

atausikap.Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakinbanyak

pertimbangannya untuk membeli.

Jenis-jenis Perilaku Pembelian Assael dalam (Thamrin dan Francis Tantri,

2013:125)

1. Perilaku pembelian kompleks, jika mereka sangat terlibat dalam suatu pembelian dan

menyadari adanya perbedaan signifikan antara berbagai merek.


2. Perilaku pembelian mengurangi ketidaksesuaian (disonansi), kadang-kadang

konsumen sangat terlibat dalam suatu pembelian, tetapi tidak melihat banyak

perbedaan dalam merek.

3. Perilaku pembelian menurut kebiasaan, konsumen mempunyai keterlibatan yang

rendah mereka pergi ketoko dan mencari merek produk tersebut.

Adapun tahap-tahap atau proses yang dilewati pembeli untuk mencapaikeputusan

dalam membeli suatu barang atau jasa. Proses pembelian dimulai jauhsebelum tindakan

pembelian dan berlanjut sesudahnya.Para konsumen akan melewati lima tahap proses

keputusan pembelian yaitu: Pengenalan Masalah, Pencarian Informasi, Evaluasi

Alternatif, Keputusan Pembelian, dan Perilaku Pasca Pembelian.

1. Pengenalan Masalah

Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang

dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Proses pembelian

dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat

dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal, Kotler (2007:205). Konsumen yang

terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

Para pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,

dengan mengumpulkan sejumlah informasi dari sejumlah konsumen. Pendapat yang sama

juga dikemukankan oleh Nugroho (2006:43), pengenalan masalah atau kebutuhan

didefinisikan sebagai pemahaman terhadap perbedaan antara kondisi ideal atau kondisi

aktualnya namun ketidaksesuaian sudah cukup untuk menimbulkan dan menilai proses

keputusan.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya dalam dua level rangsangan. Situasi

pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini,
orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya orang

itu mungkin aktif mencari informasi, mencari bahan bacaan, menelepon teman, atau

mengunjungi toko atau perusahaan untuk mempelajari produk tertentu (Kotler,

2007:206). Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi

utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap

keputusan pembelian selanjutnya. Sumber-sember informasi konsumen terdiri dari empat

kelompok yaitu: 1) sumber pribadi, 2) sumber komersial, 3) sumber publik, 4) sumber

pengalaman.

3. Evaluasi Alternatif

Kotler (2007:207), mengemukakan bahwa terdapat beberapa konsep dasar dalam

memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi

kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,

konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan

kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang akan digunakan untuk

memuaskan kebutuhan itu. Kriteria evaluasi diantaranya mencakup harga, nama merek

dan negara asal. Setelah menemukan kriteria evaluasi, konsumen menentukan alternatif

mana yang akan dipilih. Sedangkan determinan yang digunakan konsumen selama

pengambilan keputusan terdiri dari situasi, kesamaan alternatif pilihan, motivasi,

keterlibatan dan pengetahuan. Kebanyakan dari model evaluasi konsumen sekarang

bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentukan penilaian

terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Pembelian

Setelah melalui tahap evaluasi alternatif, tahap selanjutnya adalah tahap keputusan

pembelian. Pada tahap ini konsumen mengambil keputusan mengenai kapan membeli,

dimana membeli dan bagaimana membayar. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh

fator-faktor antara lain: 1) faktor pendirian orang lain. 2) faktor situasi yang tidak dapat
diantisipasi, faktor ini dapat muncul dan mempengaruhi niat pembeli. Menurut Nugroho

(2006:44), pembelian dipengaruhi oleh sikap dari pengalaman dan intensitas pembelian

yang lebih konsisten dari pada pengalaman yang tidak langsung. Sedangkan sikap dan

intensitas pembelian dipengaruhi oleh empat hal, yaitu aksi, target, waktu dan konteks.

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Setelah konsumen melakukan pembelian, maka konsumen akan mengevaluasi

hasil pembelian yang dilakukannya. Hasil evaluasi setelah pembelian dapat berupa

kepuasan atau ketidakpuasan. Jika konsumen meras puas, maka keyakinan dan sikap yang

terbentuk akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Rasa puas konsumen

berfungsi untuk menigkatkan loyalitas sehingga akan meningkatkan penjualan

perusahaan, sedangkan ketidakpuasan akan menimbulkan keluhan yang negatif dan

uapaya minta ganti rugi apabila produk tersebut merugikan konsumen.

Nugroho (2006:45), juga mengemukakan hal yang sama bahwa tingkat kepuasan

dan ketidakpuasan merupakan hasil “feedback” kepada memori dan akan mempengaruhi

keputusan-keputusan berikutnya baik pada tingkat kepuasan maupun pada proses lain

yang serupa. Konsumen tersebut akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah

pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.

Keputusan pembelian barang/jasa seringkali melibatkan dua pihak atau lebih.

Umumnya ada lima peranan yang terlibat (Tatik Suryani, 2008:13) yaitu:

a. Pemrakarsa (intiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk

membeli barang/jasa.

b. Pembawa pengaruh (influencer) yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasehat

yang mempengaruhi keputusan pembelian.

c. Pengambilan keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian.

d. Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.


e. Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa.

5. Harga

Menurut Tjiptono(2006:178), secara sederhana istilah harga dapat

diartikansebagaijumlahuang(satuanmoneter) dan/atauaspeklain(nonmoneter)

yangmengandung utilitas/kegunaantertentuyangdiperlukanuntukmendapatkan

suatujasa.Utilitasmerupakanatributataufaktoryang berpotensimemuaskan kebutuhan

dankeinginantertentu.Hargajuga mempunyaiartijumlah uangyang harus konsumen

bayarkan untuk mendapatkan suatu produk (Hermann, et.al,2007).

MenurutChandra dalamTjiptono(2006:179)dikatakanbahwaharga merupakan

pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value). Harga

adalahapayangdibayarseseoranguntukapayangdiperolehnyadannilainya dinyatakan dalam

matauang (Wijaya, 2006:97).

Keputusanpenetapanharga (Tjiptono,2006:180)merupakanpemilihan

yangdilakukan perusahaanterhadaptingkathargaumumyang berlakuuntukjasa tertentuyang

bersifatrelatifterhadaptingkathargaparapesaing,sertamemiliki peran strategisyang krusial

dalam menunjangimplementasi strategi pemasaran.

Faktorhargaprodukselalumenjadifaktorpenting dalamproses dalam konteks setiap

pembelian pelanggan/konsumen.Konsumen selalu memeriksa informasiharga dannama

merekberbeda ketikamereka membuatpenilaianpada ukuran kualitas: kemudahan

penggunaan, kegunaan, kinerja, ketahanan, dan status

(Brucks,Zeithaml&Amp;Naylor,dalam Rajput,et.al. 2012: 487).

MenurutChang&Amp;Wildt dalam Rajput,et.al(2012:487)harga

memilikipengaruhyangsignifikanyangdirasakankualitasketika satu-satunya informasi

ditunjukkan tersedia. Menurut studikonsumen lebih suka untuk

memilikidenganhargadankualitasdaripadaaspek-aspekteknisbarangtahan lama (Chui et al.

dalamRajput, et.al. 2012: 487).


Alatpemasarandasarperhatianadalahhargadannilaiharga dapatdiukur

keefekdaribiaya,markupdansisipembayaran(Chintagunta, dalamRajput,

et.al.2012:487).Sepertisebelumnya studijugamenemukanbahwa kelompok- kelompok

demografis tertentusepertiperempuan, orang-orangyang sudah

menikah,orangtuadanrumahpekerjaadalahlebihbertanggungjawabuntuk untuk

menggunakan,informasiharga secara sadar.Literatur menunjukkanharga memiliki dampak

besar bagi konsumen untuk membeli pada perilaku

sangatefektif.Setiapkonsumenmembutuhkanlebihbanyakkesadaranmengenaiharga dan

keadilan dalam hargadalam bentuk paket dandiskon.

Daripengertian-pengertiandiatas,dapatdisimpulkan bahwapenetapan harga

merupakan keputusan kritis yang menunjang keberhasilan suatu perusahaan.

5.1 TujuanPenetapanHarga

MenurutLupiyoadi(2006:100),metode penetapanharga harus dimulai dengan

pertimbangan atas tujuan penetapan hargaitu sendiri, antaralain :

a. Bertahan

Bertahanmerupakanusahauntuktidakmelakukantindakan-tindakan yang

meningkatkanlabaketikaperusahaansedang mengalamikondisipasaryang

tidakmenguntungkan.Usaha inidilakukandemikelangsunganhidup perusahaan.

b. Memaksimalkan laba

Penentuan hargabertujuan untuk memaksimalkan labadalam periodetertentu.

c. Memaksimalkan penjualan

Penetapanharga bertujuanuntukmembangunpangsa pasar denganmelakukan

penjualan padaharga awalyangmerugikan.

d. Gengsi atau prestis

Tujuanpenetapanhargadisiniadalahuntukmemposisikanjasa perusahaan tersebut

sebagaijasayangeksklusif.
e. Pengembalian atas investasi (ROI)

Tujuanpenentuan harga didasarkanataspencapaian pengembalian atas investasi

(return on investment-ROI)yangdiinginkan.

Menurut Tjiptono (2004:185), terdapat dua macam tujuan penetapan harga, yaitu

tujuan umum dan tujuan spesifik.Adapun masing-masingtujuan tersebut adalah

sebagai berikut.

a. Tujuan umumpenetapanharga

1) Mengurangi risiko ekonomidari percobaan produk.

2) Menawarkan nilaiyang lebih baik dibandingkan bentuk/kelas produk pesaing.

3) Meningkatkan frekuensikonsumsi.

4) Menambah aplikasi/pemakaian dalam situasiyanglebih banyak.

5) Melayani segmenyangberorientasi padaharga.

6) Menawarkan versi produkyanglebih mahal.

7) Mengalahkan pesaingdalam hal harga.

8) Menggunakan hargauntuk mengindikasikan kualitas tinggi.

9) Mengeleminasi keunggulan hargapesaing.

10)Menaikkanpenjualan produk komplementer.

b. Tujuan spesifik penetapan harga

1) Menghasilkan surplus sebesar mungkin.

2) Mencapaitingkattargetspesifiktetapitidakberusahamemaksimumkan laba.

3) Menutup biaya teralokasi secara penuh termasuk biaya overhead institutional.

4) Menutupbiayapenyediaansatukategorijasaatauproduktertentu(setelah dikurangi

biayaoverheadinstitutionaldan segalamacam hibah spesifik.

5) Menutup biayapenjualaninkremental kepadasatukonsumen ekstra

6) Mengubahhargasepanjang waktuuntukmemastikanbahwapermintaan

sesuaidenganpenawaranyang tersediapadasetiapwaktutertentu (sehingga


bisamengoptimalkan kapasitas produktif).

7) Menetapkan hargasesuai dengan perbedaan kemampuan membayar berbagai segmen

pasaryangmenjadi target pemasaran organisasi.

5.2Faktor Pertimbangandalam PenetapanHarga

Tujuanpenetapanharga(Lupiyoadi,2006:102)perludijabarkankedalam program

penetapan hargadengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

a. Elastisitas hargapermintaan

Efektivitas programpenetapan harga tergantung pada dampak perubahan harga

terhadappermintaan,karena ituperubahanunitpenjualansebagaiakibat perubahanharga

perludiketahui.Namun,perubahanharga memilikidampak ganda

terhadappenerimaanpenjualanperusahaan,yakniperubahanunit

penjualandanperubahanpenerimaanperunit.Jadi,manajer janganhanya berfokus pada

sensitivitasharga di pasar,namunjugamempertimbangkan dampak perubahan

hargaterhadap pendapatan total.

b. Faktor persaingan

Reaksipesaing terhadapperubahanhargamerupakansalahsatufaktorpenting

yangperlu dipertimbangkan setiap perusahaan.

c. Faktor biaya

Strukturbiaya perusahaan(biaya tetapdanbiayavariabel)merupakanfaktor

pokokyangmenentukanbatas bawah harga.

d. Faktor lini produk

Perusahaanbisamenambahliniproduknyadalamrangkamemperluasservedmarketdenga

ncaraperluasanlinidalambentukperluasan vertikal(vertical extension) dan

perluasanhorizontal.

e. Faktor pertimbangan lain

Faktor-faktor lainyang juga harus dipertimbangkan dalam rangka


merancangprogram penetapan harga antaralain :

1) Lingkungan politik dan hukum, misalnya regulasi, perpajakan, perlindungan

konsumen.

2) Lingkungan internasional, di antaranya lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya,

sumber dayaalam dan teknologi dalam konteks global.

6. Inovasi Produk

Definisimengenaipengertian inovasiprodukmenurutMyersdanMarquis

dalamKotler(2007:36)menyatakanbahwa inovasiprodukadalahgabungandari

berbagaimacamprosesyangsaling mempengaruhiantarayang satudenganyang lain.

Jadiinovasibukanlahkonsepdarisuatuide baru,penemuanbaruataujuga

bukanmerupakansuatuperkembangandarisuatupasaryang barusaja,tetapi inovasi

merupakangambaran dari semua proses-proses tersebut.

Charles,etal.(2002:30)menyatakanbahwainovasimerupakanbagian

darikerangkakerjayang menghubungkanaspekbudayaperusahaandengan

kemampuanberinovasiserta meningkatkankinerja perusahaanmelaluikeputusan

membelikonsumen.Dari pemikirandiatas denganadanya inovasiprodukyang dilakukan

perusahaan, diharapkan dapatmeningkatkan keputusan membeli. Hal tersebutjuga

didukungoleh Kotabe dalamTamamudin(2012:289)yang

menunjukkanbahwasemakintinggiinovasiprodukyangdilakukanperusahaamaka

akanmeningkatkankinerjaperusahaanmelaluipeningkatankeputusan

membeli.Dalampersainganglobal,perusahaanharus dapatmemodifikasi

produknyauntukmenambahnilaidariprodukyang dihasilkannya danharusdapat

memenuhikebutuhandanselera konsumen.Nilaitambahdariprodukyang

dihasilkandapatberupadesain/modeldariprodukyang dihasilkandanpelayanan

dariprodukyangdijual.AsKilbourneand

Woodman(dalamSousa,et.al.2012:32)menunjukkanbahwa sisteminovasitergantung

padasejumlah variabelselain kreativitas,sepertiotonomi,informasiyang

tersedia,sistemimbalan,pendidikan atau pelatihan,sistem


authority,partisipasidalampengambilankeputusan,atau kekompakan tim.

SedangkanHurley andHult(1998:45)mendefinisikaninovasisebagai

sebuahmekanismeperusahaanuntukberadaptasidalamlingkunganyang dinamis,

olehkarenaituperusahaandituntutuntuk mampumenciptakanpemikiran-

pemikiranbaru,gagasan-gagasanbaru,danmenawarkanprodukyanginovatif

sertapeningkatan pelayananyangmemuaskanpelanggan.
Berkaitan denganuraian di atas, dapat disimpulkan bahwa inovasi

produkadalahgambarandari berbagaiprosesmulaidari konsepsuatuide baru,

penemuanbarudansuatuperkembangandarisuatupasaryang baruyang saling

mempengaruhi antarayangsatu denganyanglain.

7. Promosi

Menurut Swasta danIrawan(2005:349) promosipada hakikatnyaadalah

suatubentukkomunikasipemasaranyangbertujuanmendorong permintaan,yang

dimaksudkomunikasipemasaranadalahaktivitaspemasaranyang berusaha

menyebarkaninformasi,mempengaruhidanataumengingatkanpasar sasaranatas

perusahaandanpada produknyaagar bersediamenerima, membeli,danloyalpada produk

atau jasayangditawarkan perusahaanyangbersangkutan.

MenurutHusein(2002:35) promosiadalah pengkomunikasianinformasi

antarapenjual dan pembeliatau pihak-pihak lainnyaagar produktersebutdikenal

danakhirnyadibeli.Daribeberapa teoridiatasdapatditarikkesimpulanbahwa promosiadalah

kegiatanpengkomunikasian untukmemberikaninformasikepada orang-orang

tentangprodukyang akanditawarkansehinggakonsumentertarik untuk membeli produk

atau jasayangditawarkan.

Iklan, promosipenjualan,danpublic relations adalah alatkomunikasi

massayangtersedia untukpemasar.Sepertinamanya,komunikasimassa

menggunakanpesanyang samauntuksemuaorang dipenonton.Banyakdefinisi

mengenaiiklan, dimanaiklan didefinisikansebagaiproseskomunikasi,proses

pemasaran,prosesekonomidansosial,prosesinformasidanpersuasi (Arens,dalam Abideen,

2011: 57).
7.2TujuanPromosi

Menurut Nickels,dkk (2008:10), promosibertujuan untukmempengaruhi

masyarakatuntukberpartisipasidalampembelian. Promosijuga bertujuanuntuk memotivasi

masayarakatuntuk membeli produk atau jasa sebuah perusahaan, sertamenjadi

saranauntuk membangun hubungandengan pelanggan.

Tujuanutama promosia dalah modifikasi tingkah laku konsumen,


menginfomasikan,mempengaruhidan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran
tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya (Swasta &Irawan, 2005:353).
Secara rinci dapat dijabarkan sebagi berikut:a. Menginformasikan

Kegiatanpromosiditujukan untukmemberitahukanpasaryangditujutentang

penawaran dari perusahaan.

b. Membujuk pelanggan sasaran

Promosiyang sifatnyamembujukumumnyakurang disenangimasyarakat namun

demikian promosiinidiarahkan untukmendorongpembelian.

c. Mengingatkan

Promosiyang bersifatmengingatkandilakukanterutamauntuk mempertahankan

merk produkdalam masakedewasaan produk.

d. Modifikasi tingkah lakukonsumen

Promosi diarahkan untuk merubah kebiasaan pembelian konsumen, misal

iklanpemakainanpastagigiPepsodentyang menginformasikankalau pemakaian pastagigi

diletakkan penuh di bulu sikat.


G. PANDANGAN ISLAM MENGENAI JUAL BELI

Artinya : Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka


sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan Kami jadikan sebahagian
kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu
Maha melihat.

Ayat di atas menegaskan bahwa seorang rasulpun tetap melakukan aktivitas

ekonomi khususnya perekonomian islam.

Dalam ayat lain Allah menegaskan bahwa : Dalam surat An nisa ayat 29
Allah berfirman :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287];
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. [287] Larangan membunuh
diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain
berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.

Dalam perekonomian Islam memperbolehkan khiar yaitu pilihan untuk

meneruskan atau membatalkan transaksi. Dengan khiar didapatkan jaminan bahwa

transaksi benar – benar memperoleh kepuasan baik harga maupun kualitas produk. Hal

lain yang perlu di perhatikan adalah pasar persaingan sempurna yang

membebaskanmasing – masing individu untuk berkreasi sesuai dengan kemampuan dan


keahlian masing – masing. Tingkat efisiensi dan efektifitas secara teoritik dapat

terwujud.

Dalam aplikasinya persaingan sempurna tidak muncul, tetapi yang terjadi adalah

persaingan tidak fair dimana yang mempunyai akses lebih banyak akan lebih mudah

mendapatkan kemenangan dan kadang merugikan secara signifikan pihak yang lemah.

Untuk itu pemasaran global dengan falsafah persaingan sempurna tetap diperlukan

aturan – aturan agar terjadi mekanisme persaingan yang tidak merugikan pihak lain.

G. PENELITIAN TERDAHULU

Arifan Wahyudi tahun 2015 meneliti tentang “Pengaruh Bauran Promosi

Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki Skydrive Pada PT. Riau Jaya

Cemerlang Pekanbaru”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan secara simultan antara advertising, personal seliing, sales promotion dan

public relation terhadap keputusan pembelian sepeda motor suzuki skydrive dimana F

hitung (37,044) > F tabel (2,4718).

Favian Firwan Firdaus tahun 2015 meneliti tentang “Pengaruh Kesadaran Merek,

Persepsi Kualitas, Dan Promosi Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian

HandphoneSamsung”. Hasil penelitian menununjukkan Y = 0,233X1 + 0,214X2

+0,393X3Pengujian hipotesis menggunakan uji t diatas menunjukkan bahwa ketiga

variabelindependen yang terdiri dari kesadaran merek (X1), persepsi kualitas (X2),

danpromosi, periklanan (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabledependen keputusan pembelian (Y).

Anggoro Dwi Kurniawan (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Produk,

Promosi, Harga dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian” (Studi kasus pada kedai

Amarta Semarang)”. Dengan hasil penelitian itu menunjukkan bahwa produk, promosi,

harga dan tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.


I. VARIABEL PENELITIAN

X1 = Harga

X2 = Inovasi produk

X3 = Promosi

Y = Keputusan Pembelian

J. DEFENISI KONSEP OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Tabel J.1 Operasional Variabel


VARIABEL
DEFENISI VARIABEL INDIKATOR SKALA
PENELITIAN
Harga (X1) Harga merupakan satu- - Harga terjangkau oleh LIKERT
satunya unsur bauran daya beli konsumen.
pemasaran yang memberikan - Harga sesuai kualitas.
pemasukan atau pendapatan -Harga bersaing.
bagi perusahaan. Fandy (Kotller dan
Tjiptono (2008:151) Amstrong 2008: 278)
Inovasi Produk Merupakanbagian - Produk baru bagi LIKERT
(X2) darikerangkakerjayang dunia.
menghubungkanaspekbuday - Lini produk baru
aperusahaandengan - Tambahan pada lini
kemampuanberinovasiserta produk yang telah ada
meningkatkankinerja -Perbaikan produk yang
perusahaanmelaluikeputusan telah ada
membelikonsumen.Dari -Penentuan kembali
pemikirandiatas -Pengurangan biaya
denganadanya Kotler (2007)
inovasiprodukyang
dilakukan perusahaan,
diharapkan
dapatmeningkatkan
keputusan
membeli.Charles,etal.
(2002:30)
Promosi (X3) suatubentukkomunikasipem -Periklanan LIKERT
asaranyangbertujuanmendor -Penjualan personal
ong permintaan,yang -Promosi penjualan
dimaksudkomunikasipemas -Publisitas dan humas
aranadalahaktivitaspemasar -Informasi dari mulut
anyang berusaha ke mulut
menyebarkaninformasi,me -Pemasaran langsung
mpengaruhidanataumenging Lupiyoadi &
atkanpasar sasaranatas Hamdani (2006)
perusahaandanpada
produknyaagar
bersediamenerima,
membeli,danloyalpada
produk atau
jasayangditawarkan
perusahaanyangbersangkuta
n. Swasta
danIrawan(2005:349)
Keputusan adalah tahap dalam proses -Kemantapan LIKERT
pembelian (Y) pengambilan keputusan padasebuahproduk
pembelian dimana konsumen
benar-benar membeli. -.Kebiasaan dalam
(Kotler,2008:190) membeliproduk

-Memberikan
rekomendasi
kepadaoranglain

- Melakukan pembelian
ulang

Kotler (2007)

K. KERANGKA PENELITIAN

Dari penjelasan diatas dapat diambil suatu bagan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian

Harga H1

Inovasi produk H2
Keputusan pembelian
Promosi H3

H4
Sumber : Kotler dan Keller (2007), Lupiyoadi dalam Rifki Khoirun (2011),
Sciffman dan Kanuk (2008)

L. HIPOTESIS PENELITIAN
H1 = Diduga Harga berpengaruh berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian mobil ToyotaYariz pada PT. Agung Automall- JL. SM.

Amin.

H2 = DidugaInovasi Produk berpengaruh secara parsial terhadapkeputusan

pembelian mobil ToyotaYariz pada PT. Agung Automall- JL. SM. Amin.

H3 = Diduga Promosi berpengaruh secara parsial terhadap keputusan

pembelian mobil ToyotaYariz pada PT. Agung Automall- JL. SM. Amin.

H4 = Diduga Harga, Inovasi produk, dan Promosi berpengaruh secara simultan

terhadap keputusan pembelian mobil ToyotaYariz pada PT. Agung Automall- JL.

SM. Amin.

M. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada PT. Agung Automall yang beralamat di Jalan SM.

Amin Pekanbaru, Riau.Penelitian ini dimulai pada bulan Agustus tahun 2017 sampai

dengan sekarang.

N. JENIS DAN SUMBER DATA

1. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari

sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.(Siregar, 2013: 16). Data ini

diperoleh secara langsung melalui penyebaran kuesioner pada konsumen yang pernah

melakukan pembelian mobil ToyotaYaris pada PT. Agung Automall SM. Amin

Pekanbaru.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah jadi atau data yang sudah ada sebagai hasil

penelitian orang lain, namun perlu dianalisa kembali sebagai pelengkap terhadapdata
primer atau objek yang diteliti. Data ini biasanya diperoleh melalui dokumen-dokumen,

buku-buku, laporan-laporan atau tulisan ilmiah lainnya.

O. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Wawancara (Interview)

Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2012:194).Pengumpulan data dengan cara

wawancara langsung dengan orang-orang yang berhubungan dengan peneliti.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Serta

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok

digunakan jika jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas

(Sugiyono, 2012:137)

P. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Dalam Sugiyono (2012 : 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek yag mempuyai kalitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang diambil

adalah 150 orang, yaitu dari penjualan rumah di perumahan Pesona Alam Pandau tahun

2011 sampai tahun 2014 sebanyak 150 unit rumah.

2. Sample
Sample adalah suatu prosedur pengambilan data di mana hanya sebagian populasi

saja yang di ambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki

dari suatu populasi.(Siregar, 2013: 30).

Mengingat waktu dan biaya yang cukup besar dalam mengambil data responden

yang cukup besar populasinya untuk menentukan sampel, maka penulis menggunakan

rumus Slovin :

N
2
n = 1+N . e

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : ukuran populasi

e : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalan pengambilan sampel yang

masih dapat ditolerir atau diinginkan (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan

90%).

N
n=
1+N⋅e 2
5.048
n= 2
1+5.048(0. 1 )
5.048
¿
1+5. 048(0 .1×0. 1)
5.048
¿
1+50 ,48
5.048
¿
51 ,48
¿98 ,06

Jumlah populasi yang ada di Pekanbaru sebesar 5.048 orang dan jumlah sampel

yang diperlukan sebesar 98,06 dibulatkan menjadi 98 orangpengguna mobil Toyota Yaris

di Pekanbaru. Pada metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode

Incidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa

saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data

(Sugiyono, 2013:126).

Q. METODE ANALISIS DATA

1. skala pengukuran

Untuk keperluan analisis, penulis mengumpulkan dan mengolah data yang

diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian setiap jawaban

pertanyaan berdasarkan skala Likert menurut (Siregar, 2013:25), skala Likert adalah

skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang

suatu objek atau fenomena tertentu. Adapun bobot penelitian terhadap jawaban kuesioner

adalah sebagai berikut:

a) Sangat Setuju (SS) Bobot= 5

b) Setuju (S) Bobot= 4

c) Ragu-Ragu (RR) Bobot= 3

d) Tidak Setuju (TS) Bobot= 2

e) Sangat Tidak Setuju (STS) Bobot=1

2. Analisis Deskriftif

Analisis deskriftif adalah analisis tentang karakteristik dari suatu keadaan yang

diteliti. Analisis ini mengemukakan data-data responden seperti jenis kelamin usia dan

pekerja.

3. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk mengolah data yang

diperoleh daftar pertanyaan yang berupa questioner ke dalam bentuk angka-angka dan

perhitungan dengan metode statistik. Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS

22.
R. UJI KUALITAS DATA

Untuk menemukan batas – batas kebenaran, ketepatan alat ukur

(kuesioner) suatu indicator variable penelitian dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu item dikatakan valid jika nilai corrected item-total correlation

lebih besar dibandingkan 0,3 seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono dalam

(Siregar, 2013 : 47) yang mengatakan bila kolerasi tiap factor positif dan

besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Item

kuesioner yang valid dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutya.

2. Uji Reliabilitas

Dalam (Siregar, 2013 : 55) realibitas adalah untuk mengetahui sejauh

mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang

sama pula. Metode yang digunakan adalah Alpha Cronbachyaitu metode yang

menghitung realibilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku. Kriteria

suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan teknik Alpha

Cronbach bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang

telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak.Nilai

residual bisa dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi

tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Nilai residual terstandarisasi

yang berdistribusi normal jika digambarkan dengan bentuk kurva akan

membentuk gambar lonceng (bell- shaped curve) yang kedua sisinya melebar
sampai titik terhingga. Dan berdasarkan grafiknya terlihat bahwa titik-titik

menyebar di sekitar garis diagonal.(Suliyanto, 2012: 71).

4. Uji Asumsi klasik

Sebelum dilakukan analisa regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi klasik yang meliputi :

a. Uji Autokolerasi

Auto kolerasi adalah keadaan dimana terjadi kolerasi dari residual untuk

pengamatan satu dengan pengamatan lain yang disusun menurut runtun

waktu. Model regresi yang baik mnyatakan tidak adanya masalah

autokolerasi. Salah satu cara utnuk mendeteksi ada tidaknya autokolerasi

dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW test).

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi

ketidaksamaan varience dan residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

terjadi hateroskedastisitas. Salah satu caa uji heterokesdastisitas adalah

dengan metode rank spearmanditunjukkan dari masing-masing variabel bebas

dengan nilai absolut residulanya. Jika nilai signifikan lebih besar dari nilai

alpha (Sig. > α), maka tidak terjadi heteroskedastisitas, atau apabila t hitung <

t tabel.

c. Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel

bebas atau tidak. Salah satu cara untuk menguji multikoliniearitas dalam

model regresi adalah dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan Bariance
Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikatnya. (Gujarati, 1995 dalam Suliyanto 2011: 82).

5. Analisis Linear Berganda

Untuk pengujian hipotesis, data yang diolah dan dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis Regresi Linear Berganda.Analisis ini digunakan

untuk membuat prediksi (ramalan) tentang seberapa besarnya pengaruh nilai

variable terhadap keputusan pembelian konsumen. Formula untuk regresi linear

berganda adalah sebagai berikut :

Y = a + b1x1 + b2x2+ b3x3 + e

Dimana :

Y = keputusan pembelian

A = konstanta

X1 = harga

X2 = inovasi produk

X3 = promosi

b1 = koefisien regresi untuk variable harga

b2 = koefisien regresi untuk variable inovasi produk

b3 = koefisien regresi untuk variable promosi

e = error

6. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial t

Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh parsial (per variabel)

variabel bebas terhadap variabel tergantungnya.Kaidah pengujiannya jika

thitung> ttabel maka Ha diterima. Dan jika thitung< ttabel maka H0 diterima.(Siregar,

2013: 306).
jika thitung> ttabel dengan tingkat sig < α maka Ha diterima dan H 0 ditolak

artinya terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian, inovasi

produkterhadap keputusan pemebelian, dan promositerhadap keputusan

pembelianmobil Toyota Yaris pada PT. Agung Automall- JL. SM. Amin

Pekanbaru.

Dan jika thitung< ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya terdapat

pengaruh harga terhadap keputusan pembelian, harga terhadap keputusan

pembelian, inovasi produk terhadap keputusan pembelian, dan promosi terhadap

keputusan pembelianmobil Toyota Yaris pada PT. Agung Automall- JL. SM.

Amin Pekanbaru..

b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas

tehadap variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara

simultan terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk

dalam kriteria cocok atau fit. Kaidah pengujiannya jika Fhitung< Ftabel maka Ho

diterima. Dan jika Fhitung ˃ Ftabelmaka Ho ditolak.(Siregar, 2013: 304).

Jika Fhitung> Ftabel atau sig < α maka Ha diterima karena terdapat pengaruh

harga, inovasi produk dan promosi terhadap keputusan pembelian mobil Toyota

Yaris pada PT. Agung Automall- JL. SM. Amin Pekanbaru, dan H0 ditolak karena

tidak terdapat pengaruh harga, inovasi produk dan promosi terhadap keputusan

pembelian mobil Toyota Yaris pada PT. Agung Automall- JL. SM. Amin

Pekanbaru.Dan jika Fhitung< Ftabelatau sig < α maka H0diterima karena terdapat

pengaruh harga, inovasi produk dan promosi terhadap keputusan pembelianmobil

Toyota Yaris pada PT. Agung Automall- JL. SM. Amin Pekanbaru., dan Ha

ditolak karena tidak terdapat pengaruh harga, inovasi produk dan promosi
terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Yaris pada PT. Agung Automall- JL.

SM. Amin Pekanbaru..

7. Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap

variabel bergantungnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi

kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel

tergantungya.(Suliyanto, 2011: 39). Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 – 1.

Jika koefisien determinasi R2= 1, artinya variabel independen memberikan informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen. Jika koefisien

determinasi R2 = 0 artinya vaiabel independen tidak mampu menjelaskan pengaruhnya

terhadap variabel dependen.

Tingkat korelasi dari nilai R di jelaskan di bawah ini:

0 = Tidak berkolerasi

0,1 – 0,20 = Sangat rendah

0,21 – 0,40 = Rendah

0,41 – 0,60 = Agak rendah

0,61 – 0,80 = Cukup

0,81 – 0,99 = Tinggi

1 = Sangat tinggi
Daftar Pustaka

Al – Quran

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Indeks:

Jakarta.

Kotler dan Amstrong. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi 9 Jilid 1.Jakarta :


Prenhalindo

Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran. Jilit 1, Jakarta. PT. Indeks Kelompok

Gramedia

___________. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi 12 Jilid 2. Indeks Kelompok

Gramedia: Jakarta.

___________. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai