Anda di halaman 1dari 8

Kompetitif Advantages Toyota terhadap Ford dalam Industri Otomotif Global: Human Capital versus Physical Capital

ABSTRAK

Globalisasi menjadi salah satu fitur utama dalam setiap evolusi perubahan kondisi ekonomi saat ini. Gejala-gejala persaingan era globalisasi saat ini ditandai dengan munculnya imitator secara masif yang disebabkan adanya perubahan dari place ke space disebabkan oleh arus informasi yang semakin terbuka dan secara jangka panjang kemudian mempersingkat daur hidup perusahaan innovator. Ongkos tenaga kerja yang murah juga tak lagi bisa diandalkan untuk mempertahankan daya saing produk,karena lambat laun harga riil dari faktor-faktor produksi juga cenderung akan mengalami konvergensi (equalization of factor prices). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa globalisasi telah memberikan dampak terhadap perubahan pola persaingan abad ini. Faktor-faktor kesuksesan di era globalisasi mengalami perubahan salah satunya ialah mencuaknya arti penting human capital di era globalisasi. Dibuktikan oleh Toyota yang berhasil menjadi pemain unggul dalam persaingan di industri otomotif global. Kata kunci: Persaingan di era globalisasi, human capital, efisiensi, motivasi, investasi

Pendahuluan Industri otomotif merupakan suatu proses merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan menjual kendaraan bermotor (World Motor Vehicle Production 2005-2007). Evolusi industri otomotif saat ini telah dipengaruhi oleh berbagai inovasi; bahan bakar, komponen kendaraan, infrastruktur sosial, praktek-praktek manufaktur, serta perubahan di pasar, pemasok dan struktur bisnis termasuk di dalamnya tata kelola strategi (Sturgeon 2009). Pemain-pemain utama dalam industri otomotif dunia saat ini adalah Ford, Daimler Chrylser, General Motors, Honda, Toyota, dan Nissan (Bradley 2005). Salah satu korporasi otomotif yang mampu menunjukan daya saingnya di era persaingan global adalah Toyota. Toyota menjadi korporasi terbesar, merupakan salah satu korporasi yang banyak dikagumi, berkembang dan memiliki keuntungan yang cenderung stabil dari waktu ke waktu bahkan melampaui

kompetitornya. Meskipun di tengah perebutan dan persaingan pasar yang semakin ketat seperti saat ini. Telah berhasil menjadi perusahaan mobil unggulan dunia. Dalam situasi persaingan yang semakin ketat, Toyota justru mampu menunjukkan eksistensinya dan unggul sebagai pemenang. International Organization of Motor Vehicle Manufacturers (OICA) menempatkan Toyota dalam urutan pertama, tahun 2010 tercatat memproduksi 8.557.351. Tabel. 1.1 Rangking Produksi Kendaraan Bermotor Dunia Tahun 2010 Rank 1 2 3 4 5 Group Toyota G.M. VOLKSWAGEN HYUNDAI FORD Total 8,557,351 8,476,192 7,341,065 5,764,918 4,988,031 Cars LVC HCV Heavy Bus 7,267,535 1,080,357 204,282 5,177 6,266,959 2,197,629 1,175 10,429 7,120,532 220,533 5,247,339 393,701 123,878 2,958,507 1,962,734 66,790 Sumber: OICA correspondents survey

Majalah Fortune mencatat bahwa, laba yang diraup Toyota lebih besar daripada laba gabungan GM, Ford, Daimlerchrysler dan VW Group yang masuk lima besar juga, tercatat laba tahunan Toyota pada akhir 2003 sebesar $ 8.13 milliar, Toyota berkembang dan memiliki keuntungan yang cenderung stabil dari waktu ke waktu bahkan melampaui kompetitornya. Pada tahun 2007, Dalam pencapaian kesuksesan tersebut, Toyota telah berhasil menjadi perusahaan otomotif yang unggul, perebutan dari tangan dua raksasa otomotif global yaitu Ford dan General Motor, Toyota merupakan perusahaan Asia pertama yang memiliki keuntungan diatas 1 triliun Dollar (Magee 2008). Tahun 2012, Toyota melalui Corolla-nya, tercatat sebagai penjual mobil terbanyak 37.5 Juta, dibawahnya adalah Ford F series dengan sejumlah 35 Juta unit, Sehingga jika dihitung setiap 40 detik terjual 1 unit Corolla selama 40 tahun terakhir semenjak 1966 (Bisnis Indonesia 2013). Dalam unit sales dan net sales, Toyota kira-kira berhasil memproduksi 5,5 juta unit mobil di seluruh dunia, angka ini setara dengan memproduksi 1 unit mobil dalam tiap 6 detiknya (Lukman 2010). Sebelumnya, Toyota hanya dipandang sebagai korporasi dan calon konglomerasi yang sama sekali tidak berpengaruh dalam percaturan bisnis global. Tahun 1890, awalnya Toyota justru tidak berkecimpung dalam bidang perotomotifan, hanyalah sebuah perusahaan rumah tangga yaitu mesin tenun temuan Sakichi Toyoda (1867-1930) yang bermerek Toyoda Loom Works (TLW), pada waktu itu industri otomotif sepenuhnya dimotori oleh perusahaan barat; Amerika dan Eropa. Kurang lebih selama 70 tahun Ford, General Motor dan Eamlecrysler menjadi the big three dalam

persaingan industri otomotif secara global (Lukman 2010). Ford, pemegang posisi nomor dua, dengan menguasai 25 persen dari semua penjualan mobil dan truk dunia dan General Motor (GM), dikenal sebagai raja otomotif dunia (Magee 2008). Hingga ditahun 1987, produksi Toyota masih jauh tertinggal. General Motors AS, berhasil memproduksi 5.129.249 unit/tahun sedangkan produksi Toyota masih jauh dibawahnya, yakni hanya mencapai 3.638.279 unit/tahun (Lukman 2010). Dari segmen market share, pangsa pasar terbesar dunia bagi Toyota Amerika Serikat, merupakan pangsa pasar penyumbang profit terbesar bagi Toyota sampai mencapai 50% (Effrey 2007). Toyota juga cukup berhasil mendistribusikan mobil buatanya Camry, selama 7 tahun berturut-turut kecuali pada tahun 2001, ketika tersusul oleh Accord (Honda), tercatat sebagai volume penjualan terbesar (Magee 2008). Mobil terlaris di AS adalah Corolla yang bersaing ketat dengan Cyivic (Honda), sedangkan di segmen mobil mewah, semenjak tahun 2001 Lexus mengalahkan penjualan kampiun otomotif Jerman, BMW dan Mercedes-Benz. Di segmen mobil besar, truk Tundra menerima penilaian yang bagus oleh Insurance Institute of America dibandingkan dengan Silverado (GM), Dodge Ram (Daimler Chrysler) dan Ford F150 (Ford) yang hanya mendapatkan penilaian marginal kurang (Effrey 2007). Dalam pasar Indonesia, Toyota menguasai 35,5 % pangsa pasar di tahun 2011, yang memiliki 150 jaringan di seluruh Indonesia yang menggunakan 8.000 sumber daya manusia. Sejak pertama kali diluncurkan tahun 2004, Toyota Avanza menunjukkan dominasinya dalam peningkatan penjualan mobil nasional, penjualan Toyota Avanza terus mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga mencapai posisi teratas di tahun 2006 dan 2007, Berbeda dengan yang dialami oleh Daihatsu Xenia, penjualan Daihatsu Xenia tidak mampu menandingi penjualan Toyota Avanza walaupun samasama menduduki Top Ten mobil terlaris di Indonesia. Hingga tahun 2007, jumlah total penjualan Toyota Avanza mencapai 9.424 unit, sedangan penjualan Daihatsu Xenia hanya mencapai 3.570 unit. Padahal kedua mobil tersebut merupakan produk kaloborasi (kerjasama) dan diproduksi di bawah naungan perusahaan yang sama yakni Toyota Motor Corportion (TMC) (Jawa Pos 2010). Selain itu di Indonesia sendiri Toyota telah menghasilkan beberapa prestasi diantaranya Superbrands award dari Superbrands Organization di tahun 2004 dan 2005, Indonesia Best Brand Award dari majalah Swadan Mars di tahun 2001-2004, Golden Brand Award, Indonesias Most Admired Company (IMAC) di tahun 2003 & 2005 dari majalah Business Week dan Frontier, Indonesia Customer Satisfaction Award untuk produk Kijang dari tahun 2001 hingga tahun 2005 dari majalah SWA dan Frontier kemudian ditahun 2004 menerima penghargaan dari IMI Award (Lukman 2010).

Kesimpulan Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat tiga faktor yang secara komparatif mendukung keberhasilan Toyota dalam mengungguli Ford di arena persaingan industri otomotif global: 1. Dengan strategi human capital, Toyota mampu mengembangkan efisiensi produksi lebih tinggi dibandingkan dengan Ford yang fokus pada physical asset. Human capital menjadi pusat perhatian utama di komunitas bisnis. Pertama, kompetisi dalam lingkungan bisnis adalah akibat dari globalisasi perdagangan dan perkembangan beberapa sektor kunci seperti telekomunikasi, transportasi, dan jasajasa keuangan. Kedua, perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat terutama setelah kemunculan internet. Kedua perkembangan ini secara dramatis telah merubah struktur bisnis dan mendorong intangible asset memegang peran yang kian penting bagi perusahaan. 2. Dengan strategi human capital, Toyota mampu mengunguli Ford dalam hal penciptaan motivasi kerja yang baik dan budaya kerja yang supportive. Melalui sistem perekrutan dan pembinaan yang mementingkan perbaikan secara terus menerus (kaizen), yang kemudian tindakan ini dapat menarik perhatian investor untuk berinvestasi. 3. Human capital di Toyota juga berhasil menciptakan iklim investasi yang menarik bagi pihak eksternal untuk ikut bergabung, strategi ini tidak terlihat dalam physical capital pada perusahaan mobil Ford.

Daftar Pustaka

Buku dan Artikel dalam Buku Abdolmohammadi, Mohammad J., 2005. Intellectual Capital Disclosure and Market Capitalization. Journal of Intellectual Capital 6 (3): 397-416. Barney, B, 1991. Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of Management 17 Becker, Gary S, 1975. Human Capital a Theoretical and Empirical Analysis, with Special Reference to Education 2nd edition. New York: Columbia University Press

Belkaoui, A.R, 2003. Intellectual Capital and Firm Performance of US Multinational Firms: A Study of The Resource-based and Stakeholder views. Journal of Intellectual Capital 4 (2) : 215-226 Bollinger, A.S., dan Smith, R.D., 2001. Managing Organizational Knowledge as a Strategic Asset. Journal of Knowledge Management 5 (1) Bontis,N., Crossan, M dan Hulland, J., 2001. Managing an Organizational Learning System by Aligning, Stocks and Flows Journal of Management Studies 39 (4) : 437-469 Bowles, S dan Gintis, H, 2002. Social Capital and Community Governance. The Economic Journal Chen, Ming-Chin, Cheng, Shu-Ju dan Yuhchang, Hwang, 2005. An Empirical Investigation of the Relationship Between Intellectual Capital and Firms . Journal of Intellectual Capital: 159-176. Dyer, L dan Reeves, T, 1995. Human Resource Strategies and Firm Performance: What do We Know and Where do We Need To Go?. The International Journal of Human Resource Management 6: 656-70. Effrey, Liker, 2007. Toyota Talent: Mengembangkan SDM Anda a la Toyota. Penerbit Erlangga Delworth, Gardener, t.t. Health as Human Capital: Theory and Implications a New Management Paradigm. Journal Human Capital HCMS Group Guest, D.E., Michie, J, Conway, N dan Sheehan, M: Human Resource Management and Corporate Performance in the UK. Journal of Industrial Relations 41 Imai, Masaki, 1998. Gemba Kaizen a Commonsens, Low Cost Approach to Management. Jakarta: CV Taruna Grafica _________, 1998. Genba Kaizen : Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada Manajemen. Jakarta, Pustaka Brinaman Pressindo _________, dan Heymans, Brian, Collaborating for Change: Gemba Kaizen. San Francisco: Berrett-Koehler Publishers Kozlowski, S. W. J., dan Klein, K. J., 2000. A Multilevel Approach to Theory A Multilevel Approach to Theory and Research in Organizations: Contextual, Temporal and Emergent Processes dalam Klein, K.J. dan Kozlowski S. W. J. (Ed.): Multilevel Theory, Research, and Methods in Organizations: Foundations, Extensions, and New Directions. San Francisco: Jossey-Basa

Krafcik, John F., 1998. Triumph of the Lean Production System. Sloan Management Review 30 (1): 4152 Leong, G. K., Snyder, Li D.Q, and Wu, X.B., 2004. Empirical Study on the Linkage of Intellectual Capital and Firm Performance, Engineering Management Conference. IEEE International Volume : 18-21 Lukman, Santoso, 2010. Di Balik Kejayaan Toyota, Yamaha, Honda. Jogjakarta: Garailmu Magge, David, 2008. How Toyota Become Number One. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Mathis, Robert L., dan Jakson, John H, 1984. Human Resource Management. South Western Thomson Learning Mayo, A, 2000. The Role of Employee Development in The Growth of Intellectual Capital. Personal Review Morling, M. S., dan Yakhlef, A., The Intelectual Capital: Managing by Measure. New York: City University of New York Nahapiet, J dan Ghoshal S, 2003. Social Capital, Intellectual Capital and The Organizational Advantage. Academy of Management Review Nawawi, Hadari, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press Nelson, R. Dan Phelps, E., 1966. Investment in Humans, Technological Diffusion and Economic Growth. American Economic Review 56 (1) Nkomo, S.M, 1987. Human resource planning and organisational performance: An exploratory analysis. Strategic Management Journal 8: 387-392 Nonaka, I., dan Takeuchi, H., 1995. The Knowledge-Creating Company. New York: Oxford University Press Ohno, Taiichi, 1998. Toyota Production System. Productivity Press Pfeffer, J, 1994. Competitive Advantage Through People. Boston: Harvard Business School Press Ponch, Jimmy, t.t. Winning The Business Empire: US Corporations and the Global Market. New Jersey: Business Stock Library. Ricardo, David, 1820. The Works and Correspondence of David Ricardo. Cambridge: Cambridge Universtiy Press

Schuller dan MacMillan, 1984. Strategic Human Resources Management: Linking People with The Strategic Needs of Business. Organizational Business Dynamic Summer: hlm. 18-31. Smith, Adam, 1776. The Wealth of Nations. Library of Economics and Liberty Sturgeon, Timothy J, 2009. Globalisation of The Automotive Industry: Main Features and Trends Int Technological Learning, Innovation and Development 2 (1) Terpstra, D.E. & Rozell, E.J., 1993. The Relationship of Staffing Practices to Organizational Level Measures of Performace. Personnel Psychology Weatherly, L.A, 2003. The Value of People, The Challenges and Opportunities of Human Capital Measurement and Reporting. Research Quarterly: Human Resource Management Womack, James P., Jones, Daniel T., dan Roos, Daniel, 1990. The Machine That Changed the World Zahra, S.A., dan George, G., 2005. Absorptive Capacity: A Review, Reconceptualization, and Extension. Academy of Management Review 27

Artikel Online Bisnis Indonesia, 2012. Dunia Otomotif: Toyota Corolla Mobil Terlaris Sepanjang Masa [online] dalam http://www.bisnis.com/articles/dunia-otomotif-toyotacorolla-mobil-terlaris-sepanjang-massa [diakses pada 19 Juli 2012] Bradley, Donald, t.t. Automotive Industries Analysis [online] dalam http://www.srl.gatech.edu/Members/bbradley/me6753.industryanalysis.tea mA.pdf [diakses 17 April 2013] Manoj, Harma. The Different Between Human Resources, Human Capital and Human Capital [online] dalam http://manojsharma.com/the-differencebetween-human-resources-human-capital-and-human-investment-bymanoj-sharma/ [dikses pada 4 Januari 2012] OICA, t.t. Correspondent Respond [online] dalam http://www.oica.net/wpcontent/uploads/ranking-2010.pdf [diakses pada 16 April 2013] Toyota, t.t. The Toyota Way [online] dalam http://www.toyota.co.jp/en/environmental_rep/03/jyugyoin03.html [diakses pada 11 Januari 2013]

Lain-lain Jawa Pos, 17 Januari 2011 Reed, K., 2000. The Dynamics of Intellectual Capital. Disertasi Ph.D Connecticut: University of Connecticut, United States of America

Anda mungkin juga menyukai