TOYOTA
Oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
PROFIL SINGKAT TOYOTA
Toyota Motor Corporation atau yang lebih dikenal dengan nama Toyota adalah sebuah
perusahaan otomotif yang didirikan oleh Kiichiro Toyoda yang berasal dari Jepang,dan nama
TOYOTA berasal dari nama Toyoda yang didirikan pada bulan september 1933 dan sebagai
divisi pabrik mobil tenun otomatis pertama. Toyota pertama kali masuk indonesia pada 2
April 1971 melalui PT.TOYOTA ASTRA MOTOR atau TAM atau yang sekarang dikenal
PT.Astra Internasional Motor, dan waktu itu TAM hanya sebagai distributor.
Berangkat dari industri tekstil, Perusahaan yang memproduksi 1 mobil tiap 50 menit ini
ternyata menggunakan penamaan Toyota lebih karena penyebutannya lebih enak daripada
memakai nama keluarga pendirinya, Toyoda. Inilah beberapa tonggak menarik perjalanan
Toyota. Toyota merupakan pabrikan mobil terbesar di dunia dalam unit sales dan net sales.
Pabrikan terbesar di Jepang ini menghasilkan 8-8,5 juta unit mobil di seluruh dunia tiap
tahunnya. Toyota merupakan salah satu perusahaan yang paling dihormati di dunia. Bukan
lantaran memiliki kapitalisasi market terbesar di dunia, namun prinsip-prinsip kepemimpinan
dalam budaya Toyota berhasil membuatnya dijuluki “Dewa” perusahaan manufaktur. Tak
heran setiap perusahaan selalu tertarik mempelajari apapun tentangnya.
Isi berita :
Jakarta (ANTARA News) - President Toyota Motor Akio Toyoda selalu teringat imbauan
Steve Jobs tahun 2005 : "stay hungry, stay foolish" (Tetaplah merasa lapar. Tetaplah merasa
bodoh). "Ucapan itu benar-benar 'kena' kepada saya," kata Akio Toyoda dalam wawancara
dengan Reuters.
Kalimat tersebut bagi Toyoda adalah ajakan agar terus menciptakan sesuatu yang makin baik.
"Sesuatu yang lebih baik" bagi Toyoda berarti "kembali ke asal" untuk Toyota. Di bawah
kepemimpinannya, perusahaan otomotif itu mengubah fokus mereka dan tidak lagi berambisi
tetap di posisi penjual terbanyak. (Para pengamat memperkirakan gelar produsen terbesar
otomotif bisa beralih ke Volkswagen mulai tahun ini).
Toyoda juga tidak khawatir Hyundai mulai "menyalip" Toyota. Saham Toyota turun 20 persen
sedangkan Hyundai naik 25 persen.
"Hyundai menurut saya telah membuat kendaraan-kendaraan yang bagus sekali, dan saya pikir
dalam beberapa hal kami jadi penguntit. intinya, kadang kami kalah, kadang kami menang,"
katanya.
Akio, 55, punya ciri khas muncul ke tengah acara resmi dengan mengendarai mobil, termasuk
saat di Jakarta dia muncul dengan pick-up Kijang berumur 30 tahun.
Pernah suatu ketika dia muncul dengan sport konsep Lexus LFA. Bau bensin dan raungan
mesin v10 memenuhi ruangan.
"Tak seorangpun akan ingat pidato saya, tapi mereka bakal ingat selalu suara dan bau
bensinnya," kata Toyoda.
Kali lain, para calon karyawan Toyota diundang ke sirkuit uji coba. Bos besar itu mengelilingi
lintasan dengan LFA.
Tak satupun yang tahu sosok di balik kendaraan yang meraung kencang itu. Saat turun dia
berbicara antara lain "Kalau kalian tak suka kendaraan, tak usah repot-repot gabung ke
perusahaan ini."
Sejak memimpin Toyota pada Juni 2009, Cucu pendiri Toyota itu sudah mengalami banyak
hal. Di saat mulai menjabat sebagai bos perusahaan senilai 115 miliar dolar itu, Toyota baru
saja merugi untuk pertama kalinya setelah puluhan tahun untung terus.
Dunia saat itu baru saja dihantam krisis global dan Toyota, yang punya 300 ribu karyawan,
terpaksa mengistirahatkan sebagian pabrik-pabriknya.
Kritikus menulis bahwa ketika itu kualitas dan inovasi Toyota tergeser oleh ambisi mencari
keuntungan besar.
Dalam hitungan bulan sejak memimpin perusahaan itu, Toyoda harus menghadapi kenyataan
bahwa Toyota terseret ke dalam krisis terbesarnya. Merek yang punya citra bagus itu dikecam
habis dengan tuduhan lamban dalam melakukan recall (penarikan untuk perbaikan) jutaan
kendaraan di Amerika Serikat.
Krisis tersebut membuat Toyoda dipanggil Kongres AS pada Februari 2010. Di saat itu, Toyota
dalam bahaya terbesar akan ditinggalkan oleh salah satu pembeli terbesar mereka yaitu
Amerika Serikat.
Beberapa waktu kemudian terbukti bahwa masalahnya bukan pada kendaraan tapi pada
"human error" para pengemudi. Tapi, keadaan tidaklah menjadi mudah bagi Toyoda.
Tantangan selanjutnya adalah mata uang yen yang terus naik, sehingga harga kendaraan terus
naik dan tak bisa bersaing.Yen yang terus menguat membuat ekspor Toyota dari Jepang anjlok
dari 1,5 juta unit pertahun. Hal ini diperparah bencana tsunami di Jepang dan banjir di Thailand.
Pemanggilan oleh Kongres AS memicu Toyoda untuk mengambil langkah baru untuk
perusahaannya. Dia memproklamirkan hari ketika dirinya berbicara di depan Kongres AS, 24
Februari 2010, sebagai awal dari renaisans Toyota.
Fokus Toyoda saat pertama kali berada di pucuk teratas perusahaan adalah pada mobil mewah.
Lexus terus diperbarui agar menarik konsumen.
Dia juga memperkenalkan gaya kepemimpinan baru. Dia menginginkan rapat mingguan
dengan lima executive vice president berlangsung mengalir, tanpa dokumen-dokumen yang
disiapkan, ini belum pernah terjadi.
Toyoda juga memberikan otonomi makin besar kepada pabrik di kawasan regional sehingga
bisa menyerap "cita rasa lokal". Dia juga mengurangi 27 posisi direktur menjadi 11 untuk
mempercepat pengambilan keputusan.
Keputusan cepat itu menentang kultur toyota yang sesuai prosedur dan biasa dengan
membangun konsensus.
Toyoda membuat jalur pelaporan langsung divisi Lexus kepada dirinya. Dia juga mentes
langsung GS350 di sirkuit Nuerburgring berkali-kali.
Hasilnya, mobil itu diperbaiki agar bodinya makin kokoh, suspensi makin empuk dan body roll
dikurangi. Camry seri 2012 yang diluncurkan Agustus tahun ini juga mengalami modifikasi
besar khususnya interior.
Banyak keputusan besar Toyota datang langsung dari Toyoda, termasuk langkah untuk keluar
dari ajang balap Formula One.
Sosoknya yang mengambil langkah-langkah drastis bukan berarti tidak mengundang kritik.
Toyoda berkeras dengan ambisi menghasilkan tiga juta kendaraan pertahun di Jepang, tiga kali
lipat jumlah Nissan dan Honda Motor Co. Alasannya, Toyota punya kewajiban sosial untuk
melindungi lapangan kerja dan keunggulan manufaktur di Jepang.
Hal itu menyebabkan debat terbuka dengan kepala keuangan Toyota, Satoshi Ozawa, yang
menilai membuat sejumlah itu di Jepang tidak masuk akal.
Satu pekerja yang menolak diungkap nama dan jabatannya mempertanyakan kepada Reuters,
apakah Toyoda akan mengambil tanggung jawab ketika terjadi kesalahan besar.
"Kukira dia akan mendengarkan semua masukan dengan hati-hati jika masalahnya di luar hal
yang dia kuasai, tapi saya tak yakin dia akan bersikap sama pada hal yang dia sudah familiar.
Kalau ada keputusan yang keliru soal kendaraan, apakah dia tangung jawab?," katanya.
Dia juga penuh percaya diri bahwa langkah yang selama ini ditempuh adalah benar. Soal
Camry yang dirancang ulang, dirinya menganggap hal itu sesuai bahkan pada beberapa hal
melebihi perkiraan.
Toyoda menginginkan perusahaannya membuat kendaraan yang menarik dan selalu dinanti-
nantikan.
"Aku tak ingin meluncurkan kendaraan hanya sekedar sesuai jadwal perubahan. Aku ingin
orang menebak-nebak, seperti apa Corolla baru nanti? Ini perlu waktu, tapi Toyota seperti
inilah yang ingin kami tuju sekarang."
ANALISIS