Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERENCANAAN DAN PENERAPAN PREVENTIVE


MAINTENANCE PISAU UNIT SLITTER MESIN
CORR UNTUK MENGURANGI CACAT
PRODUK KARTON BOX SEPATU NIKE

Proposal Penelitian Untuk Tugas Akhir

Disusun Oleh :

ROBBY INDRA KUSUMA


2070034013
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

JAKARTA

2023
Proposal Penelitian

PERENCANAAN DAN PENERAPAN PREVENTIVE


MAINTENANCE PISAU UNIT SLITTER MESIN
CORR UNTUK MENGURANGI CACAT
PRODUK KARTON BOX SEPATU NIKE

Disusun Oleh :
Robby Indra Kusuma
2070034013

Disetujui Untuk Penerbitan SK tugas Akhir

Ir. Florida Butarbutar, MT


NIDN : 0310056507
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Industri kemasan karton Box berkembang pesat karena adanya permintaan pasar

yang sangat besar. Dengan adanya permintaan pasar meningkat tentunya memicu orang

yang mempunyai modal untuk membuat sebuah perusahaan dan berlomba untuk

mendapatkan Job Order sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah PT. Karya Indah

Multiguna yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang kemasan Karton

Box.

Salah satu target capaian perusahaan adalah waste yang terkontrol dengan baik dan

tidak melebihi target yang ditentukan. Untuk mencapai target yang ditentukan oleh

perusahaan sebesar 2%, maka diperlukan komitmen dan konsistensi dari department

terkait untuk mencapai target yang di inginkan. Untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, perusahaan harus memperhatikan berbagai macam faktor yang menunjang

kegiatan – kegiatan produksi, dan juga harus dapat berfikir bagaimana cara

memproduksi barang secara ekonomis yang berarti mempunyai nilai yang tinggi, dan

dapat diterima oleh konsumen. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses

produksi adalah pemeliharaan atau perawatan (maintenance) yang merupakan kegiatan

yang tidak dapat dipisahkan dari proses produksi.

Preventive maintenance dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan

yang terjadi pada mesin pada waktu digunakan, sehingga proses produksi

dapat berjalan pada kapasitas normal. Untuk menjaga kondisi mesin agar

normal, diperlukan adanya perawatan mesin (maintenance) secara intensif.


Sedangkan corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan

yang dilakukan setelah terjadi suatu kerusakan atau kelalaian fasilitas atau

peralatan sehingga dapat berfungsi kembali dengan baik.

Tapi faktanya target waste belum tercapai karena masalah salah satu unit

slitter mesin corrugator belum dapat mencapai performa yang di inginkan.

Potongan material yang dihasilkan belum konsisten hasilnya, sehingga berpotensi

menimbulkan tambahan waste saat proses produksi printing. Material berserabut

akibat preventive maintenance pada pisau potong unit slitter belum terjadwal dan

konsisten sehingga masih menjadi kendala pada saat proses printing.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diidentifikasi masalah

yang terjadi yaitu :

1. Tidak ada Preventive maintenance pisau unit slitter pada mesin mesin

Corrugator.

2. Belum adanya jadwal Preventive maintenance pada pisau unit slitter

pada mesin Corrugator.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah, suatu perumusan masalah yang

telah didapat sebagai berikut :

1. Kenapa belum ada Preventive Maintenance pisau unit slitter?

2. Kenapa belum ada jadwal Preventive Maintenance?


I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hasil analisis penerapan preventive maintenance pada pisau

unit slitter mesin corrugator.

2. Menjadwalkan interval waktu yang tepat untuk preventive maintenance

pisau unit slitter mesin corrugator.

3. Membandingkan hasil waste sebelum dan sesudah adanya perencanaan dan

penjadwalan Preventive Mainyenance.

I.4.2 Manfaat Penelitian

a. Bagi mahasiswa

1. Menambah wawasan dan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu

Teknik Industri dalam memecahkan permasalahan nyata didunia kerja.

2. Membandingkan teori yang didapatkan di kampus dan dari pekerja

lapangan.

b. Bagi kampus/Fakultas
1. Sebagai tolak ukur keilmuan dan teori yang diajarkan sudah sesuai dengan

dunia kerja atau tidak.

2. Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswanya dalam aplikasi kerja

langsung dilapangan

c. Bagi perusahaan

1. Mendapatkan bantuan dalam menyelesaikan problem meningkatnya cacat

produk yang melebihi batas toleransi perusahaan.

2. Mendapatkan bantuan dalam upaya menurunkan waste produksi akibat

pisau unit slitter mesin corrugator tidak tajam.


I.5 Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini, penulis hanya membatasi pada hal – hal

sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di PT. Karya Indah Multiguna di Departemen

produksi.

2. Penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2023.

3. Penelitian hanya dilakukan pada produk karton Box NIKE dan Mesin

Corrugator.

4. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode preventive

Maintenance.

I.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan sebuah cara untuk mengetahui hasil dari

sebuah permasalahan yang spesifik, dimana permasalahan tersebut disebut juga

dengan permasalahan penelitian. Metodologi penelitian adalah langkah –

langkah yang sistematis dalam proses penyusunan Tugas Akhir.

I.6.1 Flowchart Pemecahan Masalah

Flowchart adalah gambaran alur proses dalam bentuk diagram alir yang

mencakup penelitian dari proses mulai hingga selesai. Flowchart metodologi

penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.1


Mulai

Pengamatan di Studi Literasi


Perusahaan
Latar Belakang Masalah

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data :
Rumusan Masalah

1. Data cacat produk karton box NIKE


periode April 2023Penelitian
Tujuan – Mei 2023.
2. Data perbaiakan pisau unit slitter mesin
corrugator
3. Wawancara dengan Kabag maintenance

Pengolahan Data Menggunakan:


1. Pareto Diagram
2. Analisa Data Downtime

Kesimpulan

S selesai

Gambar 1. 1 Flow Chart Pemecahan Masalah

I.6.2 Filosofi Alur Pemecahan Masalah

1. Pengamatan di perusahaan
Pengamatan dilakukan di mesin corrugator mengungkap mengenenai fakta yang

ada di mesin tersebut. Dan melakukan observasi berupa material yang

digunakan dan kebiasaan setiap hari yang dilakukan terhadap part tersebut.

2. Studi literasi

Dalam tahap ini, penulis melakukan Analisa terhadap downtime yang ada di PT.

Karya Indah Multiguna.

3. Latar Belakang Masalah

Penggunaan metode preventive maintenance bertujuan untuk menghasilkan

perawatan dan perbaikan berkelanjutan supaya menghasilkan produk yang

sesuai permintaan pelanggan dan menurunkan waste yang ada di PT. Karya

Indah Multiguna.

4. Identifikasi Masalah

Setelah tema dari masalah diketahui, penulis berpendapat bahwa faktor

preventive maintenance dan penjadwalan preventive maintenance belum ada di

PT. Karya Indah Multiguna.

5. Rumusan Masalah

Dari hasil identifikasi masalah maka dirumuskan, kenapa belum ada preventive

maintenance dan penjadwalan preventive maintenance di PT. Karya Indah

Multiguna.

6. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah menurunkan waste produksi box sepatu NIKE dan

mendapatkan hasil pelaksanaan dan penjadwalan preventive maintenance.


7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan

untuk menyusun laporan proposa Tugas Akhir yang dibuat. Cara pengumpulan

datanya yaitu melalui laporan downtime dan hasil produksi.

8. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara membuat pareto diagram dan kemudian

dilanjutkan ke Analisa dilakukan preventive maintenance.

9. Kesimpulan

Bagian ini merupakan tahap akhir dari penelitian, yang berupa penarikan

kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data. Bagian ini juga dilengkapi

dengan saran-saran untuk menyempurnakan hasil penelitian ini.

I.6.3 Hipotesa Awal Penelitian

Berdasarkan metodologi penelitian diatas, maka hipotesa yang akan diajukan

dalam penelitian kali ini adalah :

H₀ : Upaya melakukan preventive maintenance pada pisau mesin unit slitter mesin

corrugator untuk meminimalkan waste pada proses produksi.

H₁ : Dengan melakukan preventive maintenance pada pisau unit slitter pada mesin

corrugator, maka dapat dilakukan perbandingan waste sebelum dilakukan preventive

maintenance dan sesudah dilakukan preventive maintenance.


I.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam menulis laporan Tugas Akhir ini agar lebih

terarah dan sistematis. Dalam laporan Tugas Akhir ini penulis membaginya ke

dalam 5 bab, dimana lima bab tersebut disusun sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan

Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB 2 Landasan Teori

Dalam bab membahasa ini teori-teori tentang landasan teori preventive

maintenance.

BAB 3 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Dalam bab ini akan dibahas tentang hasil dari pengumpulan data yaitu data-data

perusahaan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang tersedia dari

perusahaan serta Analisa yang akan dilakukan.

BAB 4 Kesimpulan dan Saran

Merupakan bab terakhir dari Laporan Tugas Akhir yang berisi kesimpulan dari

hasil penulisan dan saran-saran yang diberikan penulis berkaitan dengan

penulisan.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi keterangan mengenai sumber rujukan yang digunakan,

mulai dari nama penulis, judul tulisan, tanggal tulisan diterbitkan, dan penerbit.
Lampiran

Lampiran dalam makalah merupakan bagian dalam laporan yang berisi hal-hal

pendukung berkaitan dengan pembahasan dalam laporan.

BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Kualitas

Kualitas merupakan salah satu aspek faktor dalam memenangkan persaingan pasar

yang semakin kompetitif. Kualitas yang baik adalah produk sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan sebelumnya. Produk yang berkualitas secara tidak langsung akan

meningkatkan kepercayaan konsumen sehingga mampu meningkatkan loyalitas

konsumen (Hardono et al., 2019). Mutu merupakan suatu fakor yang sangat menentukan

keberhasilan produk menembus pasarnya, disamping faktor utama yang lain seperti harga

dan pelayanan. Produk yang bermutu akan memiliki daya saing yang tinggi. Mutu menjadi

salah satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan.

Produk yang berkualitas secara tidak langsung akan berdampak pada produktivitas

perusahaan dan meminimalkan biaya produksi. Perusahaan perlu melakukan analisis dan

perbaikan secara terus menerus untuk menjaga produk yang dihasilkan sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditetapkan. (Hardono et al., 2019). Langkah yang dapat dilakukan

dalam menjaga produk yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan adalah dengan

menerapkan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas merupakan proses pengawasan

mutu dalam rangka mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan.


II.1.1 Pengendalian Kualitas

Arti kata pengendalian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses,

cara, perbuatan mengendalikan, pengekangan atau pengawasan atas kemajuan (tugas)

dengan membandingkan hasil dan sasaran secara teatur serta menyesuaikan usaha

(kegiatan) dengan hasil pengawasan. Pengendalian merupakan suatu cara atau kegiatan

pemantauan, pemeriksanaan dan pengevaluasian yang dilakukan untuk mencapai tujuan

yang sudah ditetapkan secara tepat untuk mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

Sehingga Pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai proses yang digunakan untuk

menjamin tingkat kualitas dalam produk atau jasa (Nastiti, 2019)

II.1.2 Tujuan Pengendalian Kualitas

Tujuan dasar pengendalian kualitas adalah untuk memastikan bahwa produk yang

dihasilkan sesuai dengan standar dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh

perusahaan yang berorientasi terhadap kepuasan konsumen. Adapun menurut Sofyan

Assauri (dalam Heni Hastiti 2014:416), tujuan pengendalian kualitas adalah sebagai

berikut: (Nastiti, 2019)

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang ditetapkan.

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

3. Mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan menggunakan

kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat serendah mungkin. Sedangkan

Sedangkan menurut Yamit (2002:339). Menyatakan bahwa tujuan pengendalian

kualitas adalah sebagai berikut:


1. Untuk menekan atau mengurangi volume kesalahan dan perbaikan.

2. Untuk menjaga atau menaikan kualitas atau sesuai standar.

3. Untuk mengurangi keluhan atau penolakan konsumen.

4. Memungkinkan penjelasan output (output grading).

5. Untuk menaikan atau menjaga company image.

Berdasarkan pemaparan diatas, terdapat tujuan pengendalian kualitas yaitu Untuk

menekan atau mengurangi volume kesalahan dan perbaikan, menjaga atau menaikkan

kualitas atau sesuai standar, mengurangi keluhan atau penolakan konsumen, memungkinkan

penjelasan output (output grading) dan menaikkan atau menjaga company image. Kelima

tujuan pengendalian kualitas yang dikemukakan Yamit (2002:339) tujuan tersebut sangat

membantu perusahaan untuk menghasilkan produk berkualitas dan dapat memenuhi

keinginan konsumen.(Nastiti, 2019)

II.2 Pareto Diagram

Diagram pareto adalah metode dalam mengorganisasikan kesalahan, atau cacat untuk

membantu fokus atas usaha penyelesaian masalah. Berdasarkan Pareto Vilfredo, seorang

ekonomis pada Abad ke-19 Joseph M. Juran mempopulerkan pekerjaan Pareto dengan

menyatakan bahwa 80% permasalahan perusahaan merupakan hasil dari penyebab yang

hanya 20%. Pareto Diagram merupakan alat bantu peningkatan kualitas dalam

menentukan tingkat cacat yang terjadi dari beberapa masalah yang terjadi (Hardono et al.,

2019). Pareto diagram dapat menghasilkan cara untuk mengidentifikasi mengenai

peningkatan kualitas, dan meningkatkan efisiensi, sisa material maupun pengurangan

biaya.(Nastiti, 2019)
II.3 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)

Pemeliharaan (maintenance) merupakan semua kegiatan yang dibutuhkan untuk

mempertahankan suatu mesin atau peralatan agar tetap dalam kondisi siap untuk

beroperasi dan jika terjadi kerusakan maka diusahakan agar mesin atau peralatan

tersebut dapat dikembalikan pada kondisi yang baik. Tetapi dalam konteks yang lebih

luas setiap sistem perawatan menyangkut semua kegiatan untuk mempertahankan

mesin, manusia, material, cara/ metode dan uang dalam rangka mencapai kinerja, mesin

yang selalu siap beroperasi dalam rangka menghasilkal produk yang optimal.

Pemeliharaan (maintenance) adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan menjaga

semua peralatan sistem agar dapat tetap bekerja.”(Gmbh, 2016)

Perawatan pencegahan adalah aktifitas yang tidak hanya mencegah kemacetan

atau mengurangi biaya operasi, tetapi juga memperbaiki keluaran dan mutu

produk.(Prastiawanetal.,2021). Sedangkan Perawatan prediksi adalah pengukuran

periodik/monitoring yang memungkinkan mengidentifikasi kondisi- kondisi yang

membutuhkan koreksi sebelum pengembangan masalah besar. (Prastiawan et al.,

2021). Perawatan koreksi adalah perbaikan-perbaikan/perubahan-perubahan kecil

dalam desain dan substitusi komponen-komponen yang lebih sesuai atau

perbaikan bahan bahan konstruksi untuk meniadakan masalah.Perawatan koreksi

hanya di layak di lakukan oleh seorang ahli, karena merekalah yang memahami

prinsip atau fungsi suatu desain komponen atau sifat fungsinya.(Prastiawan et al.,

2021)

Perawatan atau yang lebih dikenal dengan kata maintenance dapat didefinisikan

sebagai suatu aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau untuk mempertahankan
kualitas pemeliharaan suatu fasilitas agar fasilitas tersebut tetap dapat berfungsi

dengan baik dalam kondisi siap pakai (Susanto & Azwir, 2018)

Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang

rusak dapat dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada periode

tertentu. Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa maintenance

merupakan suatu tindakan untuk menjaga atau memelihara fasilitas maupun

memperbaiki fasilitas yang rusak sehingga saat akan digunakan fasilitas tersebut

dapat bekerja sesuai fungsinya dan manajemen perawatan industri adalah upaya

pengaturan aktivitas untuk menjaga kontinuitas produksi, sehingga dapat

menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki daya saing melalui

pemeliharaan fasilitas.(Yulius & Susanto, 2020)

Teknik Perawatan Mesin Industri adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga,

memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna dari

segala sarana yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi

yang ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis. Ruang

lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya sarana dan prasarana

dalam suatu lembagan, institusi, industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakan-

kebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan

dan perlindungan dari segala macam kegiatan produksi, non produksi yang ada dalam

lembaga, intitusi, perusahaan tersebut.

II.3.1 Tujuan Pemeliharaan (Maintenance)

Tujuan pemeliharaan bukan hanya untuk menjaga kondisi mesin dan peralatan

semata. Pemeliharaan juga bertujuan untuk menjaga kemampuan produksi agar dapat
memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. Untuk lebih lengkapnya berikut

tujuan fungsi pemeliharaan menurut beberapa ahli. Tujuan utama fungsi pemeliharaan

adalah:

1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana

produksi.

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan

oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.

3. Untuk membantu mengurangi penyimpangan yang terjadi di luar batas dan

menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang

ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.

4. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan

para pekerja.

5. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin dengan

melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya.

6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya

dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan,

yaitu tingkat keuntungan atau return of invesment yang sebaik mungkin dan

total biaya yang rendah.

Sedangkan tujuan utama dari program pemeliharaan (maintenance program)

adalah:

1. Melaksanakan rencana kerja pemeliharaan yang meliputi:


a. Membagi kegiatan kegiatan perawatan mesin pada jenjang operasi

perusahaan dalam satu tahun atau dalam satu periode yang lebih singkat.

b. Menyelenggarakan keseimbangan antara kegiatan perawatan dengan menyeluruh

kegiatan operasi dan proses produksi.

2. Merencanakan seluruh kegiatan pemeliharaan mesin pada berbagai kegiatan

produksi untuk saat ini maupun periode yang akan datang. Penyajian menyeluruh

yang rinci dari kegiatan pemeliharaan sejak awal sampai dengan pasca proses

produksi dan dapat digunakan untuk mendesain perencanaan kegiatan pemeliharaan

mesin per minggu bahkan, per hari

Perawatan (maintenance) adalah semua tindakan yang dibutuhkan untuk memelihara

suatu unit mesin atau alat di dalamnya atau memperbaiki sampai pada kondisi

tertentu yang bisa diterima. Tujuan utama dari perawatan (maintenance) antara lain:

1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset, yaitu setiap bagian dari suatu tempat

kerja, bangunan, dan isinya. Hal ini paling penting di negara berkembang karena

kurangnya sumber daya modal untuk pergantian.

2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi

(atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return on investment) maksimum

yang mungkin.

3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan


dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam
kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya.

Jadi tujuan utama pemeliharaan secara umum adalah untuk menjaga dan merawat
fasilitas atau peralatan serta mengadakan perbaikan dan penggantian komponen agar
peralatan dan fasilitas dapat berjalan sesuai apa yang telah direncanakan dan tidak
mengalam kerusakan. Sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya
pemeliharaan dapat dikendalikan seefisien mungkin agar tidak menimbulkan anggaran
yang besar.

II.3.2 Manfaat Maintenance

Menurut Sobandi dan Kosasih (2014 : 125) di buku yang berjudul Manajemen

Operasi (Bagian kedua), juga mengatakan bahwa pemeliharaan/perawatan bukan hanya

bermanfaat untuk perusahaan saja tetapi juga untuk karyawan dan lingkungannya.

Manfaat tersebut adalah sebagai berikut (Williianti, 2020):

1. Peralatan bisa digunakan terus-menerus hingga batas umur teknisinya sehingga

biaya produksi menjadi lebih rendah.

2. Kualitas kinerja akan terus terjamin karena peralatan yang digunakan untuk

beroperasi selalu dalam kondisi baik

3. Pengeluaran biaya dapat dipertahankan pada batas kewajaran atau pada batas

seharusnya, karena tidak ada biaya ektra yang harus dikeluarkan untuk perbaikan

atau pengobatan karena kecelakaan kerja di perusahaan.

4. Produktifitas tenaga kerja meningkat karena peralatan yang terus menerus dalam

kondisi baik sehingga meningkatkan keterampilan.

5. Masyarakat mengapresiasi perusahaan dengan baik karena lingkungan tidak

tercemar dan tidak membahayakan tenaga kerja.

6. Konsumen menjadi loyal karena pelayanan yang selalu tepat waktu sesuai dengan

perjanjian

7. Kecelkaan kerja yang diakibatkan oleh buruknya infrastruktur bisa ditekan menjadi

zero accident.
8. Tidak memerlukan adanya persediaan tambahan untuk mengantisipasi timbulnya

kerusakan mesin dan peralatan lainnya.

9. Nilai jual kembali peralatan (jika diganti dengan teknologi baru) lebih tinggi karena

kondisi mesin yang tetap terpelihara

II.3.3 Jenis-Jenis Pemeliharaan (Maintenance)

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi

beberapa, yaitu:

1. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)

Merupakan perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan pada mesin

atau peralatan kerja sehingga Mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara

normal atau terhentinya operasional secara total dalam kondisi mendadak.

Breakdown maintenance dapat diartikan sebagai suatu kegiatan perawatan yang

dilakukan ketika mesin atau peralatan yang digunakan telah rusak, perawatan ini bisa

melakukan perbaikan pada mesin tersebut, bisa juga dengan menggantikan mesin atau

bagian mesin yang perlu dilakukan perawatan. Kegiatan perawatan ini sangat

merugikan karena dapat menimbulkan biaya yang tinggi dan waktu down time yang

lama.

2. Preventive Maintenance

Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Preventative Maintenance

adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan

pada mesin selama operasi berlangsung. Preventive maintenance merupakan

perawatan yang direncanakan dan dilakukan sebelum terjadinya kerusakan pada

suatu bagian mesin atau peralatan. Kegiatan ini dapat menjamin keandalan dari
suatu bagian maupun keseluruhan bagian mesin dan juga dapat menjamin

keselamatan bagi pemakai mesin atau peralatan tersebut.

Prosedur-prosedur pelaksanaan preventive maintenance sebagai berikut,

a. Feel (rasakan)

Biasanya yang lebih berpengalaman dan jelas merasakan adanya kelainan pada

mesin yang sedang berjalan adalah operator maintenance. Apabila gejala kerusakan

timbul, maka operator maintenance mempunyai kewajiban untuk mengambil

tindakan pencegahan. Selain dengan jalan merasakan, gejala-gejala kerusakan pun

dapat juga diketahui dengan jalan melihat, mendengar, meraba, dan mencium.

Maintenance man yang mendengarkan kelainan pada bunyi salah satu mesin,

sering kali dapat menentukan pada bagian mana didalam mesin tersebut terjadi

kerusakan.

b. Inspection (periksa)

Inspeksi dilakukan untuk mengetahui apakah semua bagian pekerjaan dapat

diselesaikan sebagaimana mestinya. Tindakan itu dapat dilakukan secara visual atau

menggunakan alat-alat ukur. Keberhasilan preventive maintenance juga tergantung

pada inspeksi ini, karena kelengahan sedikit saja dalam pelaksanaan inspeksi

kemungkinan akan berakibat fatal sehingga mengakibatkan terhentinya proses

produksi. Jadi seluruh kegiatan inspeksi perlu disusun dalam suatu program

lengkap dengan penjadwalan kerjanya, sebagai alat untuk melaksanakan diadakan

pencatatan yang dilakukan melalui kartu pemeriksaan yaitu kartu yang berisi alat-

alat atau bagian yang harus diperiksa sesuai dengan waktu pemeriksaan yang telah
ditentukan. Pemeriksa harus memberikan penilaian, misalnya baik, sedang, atau

buruk dan beberapa keterangan lainnya yang perlu.

c. Tight (kencangkan)

Pengencangan dilakukan terhadap bagian yang longgar sebagai akibat adanya

getaran, gesekan, pada waktu mesin sedang berjalan, jadi semua baut pada mesin

menjadi longgar, ikatan-ikatan dan lain-lain yang harus dikencangkan. Kelonggaran-

kelonggaran tersebut dapat memperlambat gerakan-gerakan roda yang lebih berat

lagi dan juga dapat memacetkan mesin disamping dapat menimbulkan kecelakaan

kerja pada operator itu sendiri.

d. Clean (bersihkan)

Pekerjaan membersihkan tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam pelaksanaan

maintenance karena pekerjaan mesin yang berputar dari pengotoran dapat menghindarkan

timbulnya kemacetan. Aktivitas lain juga tergolong dalam pekerjaan membersihkan

adalah pengecetan pada bagian tertentu dari suatu mesin agar dapat mencegah

timbulnya karat.

e. Adjustment (sesuaikan)

Penyetelan dilakukan terhadap bagian-bagian yang cara kerjanya dapat berubah-

ubah. Biasanya hal ini terjadi setelah dilakukan pemasangan salah satu bagian yang

baru diperbaiki, bagian ini harus dihubungkan dengan bagian lain yang sesuai

konstruksi mesin. Apabila mesin dijalankan, kedua bagian tersebut harus distel atau

disesuaikan cara kerjanya, selain itu adanya getaran-getaran yang terus menerus

dan proses berlangsungnya waktu, dapat pula mengakibatkan labilnya hubungan

antara bagian yang bekerja secara sinkron.


f. Lubrication (lumasi)

Pelumasan diadakan untuk mencegah terjadinya laju keausan dan laju kerusakan

yang terlalu cepat serta kerugian daya dan tenaga yang terlalu besar. Umumnya

yang dilumasi adalah bagian-bagian yang saling bergesekan satu sama lain.

Pelumasan berfungsi sebagai pendingin. Pendingin memang sangat diperlukan

untuk bagian-bagian yang cepat sekali mejadi panas, kenyataannya menunjukan

bahwa daya kekuatan material akan menurun dengan naiknya temperature.

Kemacetan

3. Corrective Maintenance

Merupakan Perawatan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi penyebab

kerusakan dan kemudian memperbaikinya sehingga Mesin atau peralatan

Produksi dapat beroperasi normal kembali.


DAFTAR PUSTAKA

Hardono, J., Pratama, H., & Friyatna, A. (2019). Analisis Cacat Produk Green Tyre
dengan Pendekatan Seven Tools. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas
Serang Raya, 5(1), 1. https://doi.org/10.30656/intech.v5i1.1462

Nastiti. (2019). Manajemen Mutu atau Kualitas Mutu. 1997, 1–23.

Prastiawan, A., Rarindo, H., Hendry, E., Hadi, S., & Syah Amrullah, U. (2021).
Metode RCM Untuk Sistem Perawatan Mesin Amplas Multipleks Pada Pabrik
Plywood. Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana, 15(2), 36–40.

Susanto, A. D., & Azwir, H. H. (2018). Perencanaan Perawatan Pada Unit


Kompresor Tipe Screw Dengan Metode RCM di Industri Otomotif. Jurnal
Ilmiah Teknik Industri, 17(1), 21. https://doi.org/10.23917/jiti.v17i1.5380

Williianti. (2020). Bab ii kajian pustaka bab ii kajian pustaka 2.1. Bab Ii Kajian
Pustaka 2.1, 12(2004), 6–25.

Yulius, H., & Susanto, F. T. (2020). Usulan Biaya Preventive Maintenance Dengan
Menggunakan Metode Modularity Design Pada Mesin Ripple Mill Di Pt. Incasi
Raya Pom. Jurnal Sains Dan Teknologi: Jurnal Keilmuan Dan Aplikasi
Teknologi Industri, 20(2), 221. https://doi.org/10.36275/stsp.v20i2.304

Anda mungkin juga menyukai