Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan

PT Propan Raya I.C.C adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak

khusus di bidang chemical coating atau lebih dikenal dengan istilah “CAT”.

Didirikan pada tahun 1979 dengan konsentrasi pasar di bidang finishing kayu untuk

kerajinan rotan dan mebel sehingga menjadikannya perusahaan cat no. 1 untuk

wood finishing. Saat itu industri finishing untuk rotan dan kayu masih belum

berkembang, maka didirikanlah PT Propan Raya I.C.C sebuah pabrik cat kecil

dengan 10 staff.

Pada tahap awal, kegiatan pabrik difokuskan untuk pengembangan sistem

finishing kayu. Mulai saat itu serangkaian produk innovative telah diciptakan untuk

memenuhi kebutuhan pasar. Sebagai perusahaan milik keluarga PT Propan Raya

I.C.C juga mengajak seluruh karyawan sebagai satu kesatuan dengan rasa memiliki

dan bersama-sama mengembangkan perusahaan untuk lebih maju di era yang penuh

persaingan.

4.1.1. Visi dan Misi Perusahaan

Dengan visinya "To Be The Most Innovative Surface Coating Company

with World Class Quality" PT. Propan Raya I.C.C berhasil merambah ke bidang

lain dan menguasai pasar decorative paint sehingga menjadikannya "The Paint

Specialist" artinya menjadi perusahaan cat yang paling inoavtif dengan kualitas

44

http://mercubuana.ac.id/
45

kelas dunia. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan meraih serifikat ISO 9001 yang

menjamin mutu dan kualitas produknya. Tujuan bisnis dari Propan Raya sudah jelas

adalah mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produk surface coating

antara lainn wood coatings, wood care, architectural wallpaint, marine paint,

industrial flooring, waterproofing dan general industrial coatings dengan "World

Class Quality". Visi ini merupakan arahan, panduan, motovasi kepada kita semua

selama 38 tahun untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan menjadi insan

yang berkualitas dan profesional untuk mencapai "Word Class Quality". PT. Propan

Raya I.C.C pun mempunyai misi yang diantaranya :

1. Memberikan komitmen untuk menjaga mutu dan kualitas produk agar para

pelanggannya selalu mendapatkan yang terbaik dengan tetap memperhatikan

kualitas dari kesesuaian produk/warna, tahan uji, konsisten, serta kualitas pelayanan

dan fungsi dari produk tsb.

2. Mengembangkan seluruh karyawannya menjadi orang-orang yang

berpengetahuan, kreatif dan inovarif yang menjadikan Propan Raya sebagai

perusahaan yang knowledgable company yang memproduksi produk berkualitas

dengan teknologi tinggi. Karyawan Propan diharapkan mampu untuk

mengembangkan diri, menguasai pengetahuan yang luas dan berkarakter, karena

hal ini adalah modal menuju ke "World Class quality"

3. Mengembangkan kerjasama bisnis yang menguntungkan

4. Memproduksi produk yang ramah lingkungan sebagai salah satu misi Propan

Raya yang penting "Go waterbased, saved the planet".

http://mercubuana.ac.id/
46

5. Propan juga berkomitment untuk mendukung pengembangan yang ada

diIndonesia

Didukung oleh lebih dari 3000 orang karyawannya PT Propan Raya I.C.C mampu

menghasilkan produksi sampai dengan 30000 miliTon per tahun dengan jaringan

distribusi yang terdiri dari 23 cabang, 30 distributor, 23 PSC (Propan Service

Centre), dan 15000 outlet retail yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga kami

menjamin pengiriman yang cepat dan tepat. Bahkan sampai saat ini produk-produk

dari PT Propan Raya I.C.C telah merambah dunia internasional.

4.1.2 Lingkup dan Bidang Usaha

PT Propan Raya I.C.C adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak

khusus di bidang chemical coating atau lebih dikenal dengan istilah “CAT”. PT.

Propan Raya memproduksi segala jenis cat seperti cat kayu, cat tembok, cat lantai,

cat mobil, dan terakhir cat aerosol. Saat ini PT. Propan Raya juga memproduksi

bahan baku cat yaitu resin dan sudah di ekspor ke beberapa negara di asia tenggara.

Ultran dan Impra Propan merupakan merek-merek dari produk PT Propan Raya

I.C.C yang sangat dikenal oleh kalangan professional, retail maupun industrial.

Selain produk-produk di atas, PT Propan Raya I.C.C juga mengembangkan

produk yang ramah lingkungan untuk mendukung gerakan peduli lingkungan

sesuai dengan standar Internasional.

4.1.3 Sumber Daya

Perusahaan memiliki 3 pabrik yang berlokasi di Jatake dan Cikupa,

Tangerang serta di Sidoarjo, Surabaya, dengan mempekerjakan 4500

http://mercubuana.ac.id/
47

karyawanSerta PT. Propan Raya ICC dikelola oleh dewan komisaris dan direksi

yang sekaligus merupakan pemilik PT. Propan Raya ICC.

Gambar 4.1 Komposisi SDM PT. Propan Raya I.C.C

No Posisi Pendidikan Jumlah


1 President Director S3 1
2 CEO S1-S2 1
3 CMO (Chief Marketing Officer) S1-S2 1
4 COO(Chief Operating Officer) S1-S2 1
5 Department Support Manager S1-S2 7
6 Head Of Division S1-S2 16
7 Head of Department S1-S2 64
8 Sub Dep Head S1 128
9 Staff D3-S1 600
10 Staff Operatioanal SMA-S1 3181
Total 4000
Sumber : PT. Propan Raya I.C.C (2019)

http://mercubuana.ac.id/
48

4.1.4 Tantangan Bisnis

PT. Propan Raya I.C.C tak bisa terlepas dari brand image perusahaan cat

spesialis pembuat cat kayu. Sehingga untuk melakukan penetrasi di bisnis cat baru

PT. Propan Raya I.C. C perlu memiliki corporate strategy yang jitu.

Beberapa hal yang saat ini menjadi point penting dalam corporaet strategi

yang akan dijalankan adalah sebagai berikut :

1. Menjaga agar tetap menjadi pemimpin pasar dalam bisnis cat kayu

dengan menerapkan strategy yang berpenetrasi ke daerah yang

belum dijangkau.

2. Memperkuat produk-produk baru yang berinovasi agar dapat

merebut

market share dalam negeri dengan menerapkan beberapa strategi :

mengembangkan dan mengganti solvent base system yang diganti

ke water base system, mengambangkan cat baru marine

coating/metal protective coating, Concreate Protective Coatings.

3. Melakukan brand building melalui program CSR dan melakukan

kegiatan marketing road show dibeberapa daerah di Indonesia,

melakukan program “Propan Masuk Kampung”,

4. Mengembangkan low cost product agar mudah melakukan penetrasi

pada rural market guna memenuhi kebutuhan segmentasi pasar yang

berorientasi pada harga produk.

http://mercubuana.ac.id/
49

4.1.5 Proses Bisnis

Perusahaan memproduksi sebanyak 30,000 miliTon cat perbulan untuk

memenuhi kebutuhan permintaan cat di pasar nasional dan ekspor. Berikut adalah

gambaran proses bisnis dan strategi bisnis yang dilakukan PT. Propan Raya ICC

untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkan.

Gambar 4.2 proses bisnis pemasaran produk-produk yang dihasilkan

Sumber : PT Propan Raya ICC

http://mercubuana.ac.id/
50

Gambar 4.3 Alur Proses Pengiriman / Pengeluaran Barang


Sumber : PT Propan Raya ICC

http://mercubuana.ac.id/
51

Gambar 4.4 Varian Produk PT. Propan Raya I.C.C dari Atap sampai
Jalan/Tanah /lapangan
Sumber : PT. Propan Raya I.C.C

http://mercubuana.ac.id/
52

4.2. Analisa Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

yang menyebabkan terjadinya masalah, setelah melakukan observasi ke lapangan

serta wawancara secara langsung maka diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi

atau menyebabkan terjadinya kesalahan kirim. Disini penulis menggunakan salah

satu 7 tools dari kualitas yaitu diagram fishbone atau diagram sebab akibat untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya masalah dengan

dianalisa yaitu manusia, mesin/alat, metode, material.

METODE
LINGKUNGAN MANUSIA
Operator tdk
Operator mengikuti SOP
terburu-buru

Operator
kurang
kelalaian
konsentrasi
Kondisi gudang
panas, bising, Operator
kotor & kurang teliti
berdebu

Salah Item

Barang return
dari cabang Penerangan
banyak kurang

Lorry kurang
perawatan Lampu
Jumlah ada yg
preventif
PBI mati
MATERIAL MESIN
banyak

Gambar 4.5 Pemetaan Diagram Fishbone Salah Item

Sumber : Data diolah (2018)

http://mercubuana.ac.id/
53

A. Diagram sebab akibat untuk kurang/lebih item

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya

defect untuk jenis kurang/lebih item, maka analisa dilakukan dengan

menggunakan diagram sebab akibat atau diagram fishbone yang terdiri dari

beberapa faktor, yaitu faktor manusia, mesin, metode, material. Adalah sebagai

berikut :

Faktor Manusia (man)

1. Penyebab cacat pertama dari faktor manusia adalah operator yang kurang

teliti yang menyebabkan salah hitung dalam penyiapan barang, yang

menyebabkan jumlah barang yang telah disiapkan menjadi kurang/lebih

item.

2. Penyebab kedua dari faktor manusia adalah operator yang kurang

konsenstrasi yang mengakibatkan operator tidak bekerja maksimal.

3. Penyebab terakhir adalah terburu-buru karena permintaan PBI urgent

sehingga operator pun banyak mengalami kesalahan dalam bekerja.

Faktor Mesin/Alat (machine/tool)

1. Penyebab defect yang disebabkan faktor mesin/alat adalah karena

ada beberapa lampu yang mati digudang yang belum diinventarisir

kapan waktu penggantian tersebut.

http://mercubuana.ac.id/
54

2. Penyebab kedua adalah lorry yang rusak karena memang sudah

lama jadi harus perlu diperbaiki seal oli yg tidak berfungsi, yang

mengakibatkan per tidak bisa berfungsi dengan baik, sehingga

memperlambat pekeerjaan.

Faktor Metode (method)

1. Operator yang tidak mengikuti SOP menjadi salah penyebab lebih /

kurangnya item yang akan disiapkan, karena operator kurang teliti dalam

menghitung jumlah barang yang disiapkan

Faktor Material (material)

1. Jumlah PBI yang banyak juga menjadi salah satu faktor penyebab

terjadinya kurang/lebih item ini karena operator terburu-buru untuk

menyelesaikan penyiapan barang internal (PBI).

B. Diagram sebab akibat untuk salah item

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya

defect untuk jenis salah item, maka analisa dilakukan dengan menggunakan

diagram sebab akibat atau diagram fishbone yang terdiri dari beberapa faktor,

yaitu faktor manusia, mesin, metode, material. Adalah sebagai berikut :

Faktor Manusia (man)

1. Penyebab cacat pertama dari faktor manusia adalah operator yang kurang

teliti yang menyebabkan salah hitung dalam penyiapan barang, yang

http://mercubuana.ac.id/
55

menyebabkan jumlah barang yang telah disiapkan menjadi kurang/lebih

item.

2. Penyebab kedua dari faktor manusia adalah operator yang kurang

konsenstrasi yang mengakibatkan operator tidak bekerja maksimal.

3. Penyebab terakhir adalah terburu-buru karena permintaan PBI urgent

sehingga operator pun banyak mengalami kesalahan dalam bekerja.

Faktor Mesin/Alat (machine/tool)


machine/tool)
machine/tool

1. Penyebab defect yang disebabkan faktor mesin/alat adalah karena ada

beberapa lampu yang mati digudang yang belum diinventarisir kapan

waktu penggantian tersebut.

2. Penyebab kedua adalah lorry yang rusak karena memang sudah lama jadi

harus perlu diperbaiki seal oli yg tidak berfungsi, yang mengakibatkan per

tidak bisa berfungsi dengan baik, sehingga memperlambat pekeerjaan.

Faktor Metode (method)

1. SOP yang kurang tepat dalam bekerja adalah salah satu faktor penyebab

terjadinya cacat yang disebabkan oleh faktor metode

Faktor Material (material)

http://mercubuana.ac.id/
56

1. Banyak barang return yang dikembalikan dari cabang sehingga dalam 1

pallet terdapat banyak barang receh, hal ini menyebabkan banyak waktu

yang terbuang untuk membongkar barang sesuai dengan PBI.

METODE
LINGKUNGAN MANUSIA
Operator tdk
Operator mengikuti SOP
terburu-buru

Operator
kurang
kelalaian
konsentrasi
Kondisi gudang
panas, bising, Operator
kotor & kurang teliti
berdebu

Kurang/
Lebih Item

Barang return
dari cabang Penerangan
banyak kurang

Lorry kurang
perawatan Lampu
Jumlah ada yg
preventif
PBI mati
MATERIAL MESIN
banyak

Gambar 4.6 Pemetaan Diagram Fishbone Kurang/lebih Item

Sumber : Data diolah (2018)

4.3 Pembuatan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

Setelah penyebab-penyebab timbulnya defect pada proses pengiriman

barang teridentifikasi, maka langkah analisa yang dilakukan berikutnya adalah

menganalisa kegagalan proses yang potensial, dan mengevaluasi prioritas resiko

http://mercubuana.ac.id/
57

untuk nantinya membantu menentukan tindakan yang sesuai pada tahap

implementasi.

Data-data yang digunakan untuk membuat Failure Modes and Effect

Analysis (FMEA) ini diambil dari hasil analisia akar permasalahan yang

didokumentasikan dalam diagram Cause Failure Mode Effect (CMFE). Untuk

membedakan antara modus

kegagalan (modes of failure), penyebab (cause of failure), dan efek (effect


( of

), maka diambil 3 kotak terakhir dan tiap-tiap analisis akar penyebab masalah
failure),

failure
masing-masing sebagai cause of failure, modes of failure, dan effect of failure.

Angka-angka bobot yang digunakan pada Failure Modes and Effect Analysis

MEA) ini didapat dari hasil diskusi subyektif pihak-pihak terkait antara lain
(FMEA)

operator gudang, checker dan marketing.

Dalam indentifikasi tersebut dapat ditentukan besarnya RPN (Risk Priority

Number) berdasarkan 3 kriteria, yaitu :

1. Severity, yaitu mengidentifikasi tingkat keseriusan akibat sebuah kerusakan

yang dilihat dari sudut pandang keseluruhan system yang ada.

2. Occurance, yaitu mengidentifikasi tingkat frekuensi terjadinya kerusakan.

3. Detection, yaitu mengidentifikasi kemungkinan atau probabilitas bahwa suatu

kerusakan dapat ditemukan.

Dari ketiga criteria tersebut kemudian dilakukan penilaian dengan

memberikan bobot (digunakan skala 1-10) untuk tiap criteria. Setelah itu dilakukan

http://mercubuana.ac.id/
58

perhitungan untuk mendapatkan Risk Priority Number (RPN) dengan cara

mengalikan ketiga criteria

tersebut.

RPN = S x O x D

Keterangan :

RPN = Risk Priority Number

S = Severity

O = Occurance

D = Detection

Tabel 4.1 Severity

Ranking Severity Kriteria


1 Tidak ada efek Tidak ada efek
2 Sangat Kecil Efek yang diabaikan pada kinerja system
pengiriman barang
3 Kecil Sedikit berpengaruh pada kinerja sistem
pengiriman barang
4 Sangat Rendah Efek yang kecil pada performa sistem pengiriman
barang
5 Rendah Mengalami penurunan kinerja pengiriman barang
secara bertahap
6 Sedang Sistem pengiriman barang beroperasi dan aman
tetapi mengalami penurunan

http://mercubuana.ac.id/
59

7 Tinggi Sistem pengiriman barang beroperasi tetapi tidak


dapat dijalankan secara penuh
8 Sangat Tinggi Sistem pengiriman barang tidak beroperasi
9 Berbahaya Kegagalan sistem pengiriman barang yang
dengan menghasilkan efek berbahaya
Peringatan
10 Berbahaya Kegagalan sistem pengiriman barang yang
tanpa menghasilkan efek sangat berbahaya
Peringatan
Sumber: Data diolah (2018)

Tabel 4.2. Occurance

Ranking Occurance Deskripsi


1 Tidak ada efek Tidak ada efek dalam pengiriman barang
2 Rendah Sangat kecil terjadi kegagalan pengiriman barang
3
4

5 Sedang Jarang terjadi kegagalan pengiriman barang

7 Tinggi Kegagalan yang berulang

9 Sangat tinggi Sering gagal produk pengiriman

10

Sumber: Data diolah (2018)

http://mercubuana.ac.id/
60

Tabel 4.3. Detection

Ranking Detection Deskripsi

1 Hampir pasti Kegagalan dalam pengiriman barang tidak dapat


terjadi karena telah dicegah melalui desain solusi
2 Sangat Tinggi Kemungkinan pengontrol untuk mendeteksi
kegagalan pengiriman barang sangat tinggi
3 Tinggi Kemungkinan pengontrol untuk mendeteksi
kegagalan pengiriman barang tinggi
4 Agak Tinggi Kemungkinan pengontrol untuk mendeteksi
kegagalan pengiriman barang agak tinggi
Sumber: Data diolah (2019)

Dari hasil perhitungan RPN dilakukan pengurutan berdasarkan nilai RPN

nya, dimulai dari nilai terbesar ke nilai terkecil. Dari data yang diperoleh tiap defect

akan di ambil 3 besar rangking yang memiliki niali rasio tertinggi. Tindakan

perbaikan utama yang harus dilakukan adalah tindakan untuk mengatasi modus

kegagalan dengan nilai paling tinggi. Karena itu nilai resiko (RPN) diberi nilai urut

(rank). Dari tabel Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) dihasilkan beberapa

modus kegagalan yang memiliki nilai resiko tertinggi.

http://mercubuana.ac.id/
61

Tabel 4.4 FMEA jenis kesalahan kirim

Kriteria Proses Potensial Potensial Effect Potensial S O D RPN Ranking


kesalahan Failure Failure Mode Cause
Mode Effect Failure
Kurang item Pengeluaran Kesalahan Jumlah item Selisih stock
barang jumlah item yang disiapkan barang
yang kurang 6 8 7 336 2
disiapkan
kurang
Barang Barang tidak Barang
tertinggal terkirim menjadi
4 8 9 288 5
digudang tercecer
transit
Komponen Barang tidak Komponen
yang lengkap tertinggal 4 7 6 168 8
disiapkan
kurang
Kesalahan Warna yang Selisih stock
warna disiapkan barang 4 8 8 256 6
barang berbeda
Kesalahan Alamat yg Tidak
alamat dikirim tidak mengikuti SOP
Salah item Pengeluaran seperti yg 6 7 7 294 4
barang tercantum
dokumen
Kesalahan Barang tidak Selisih stock
kode barang sesuai barang 5 9 9 405 1
permintaan
Kelebihan Pengeluaran Kesalahan Jumlah yang Stock gudang
item barang jumlah yang disipkan lebih menjadi minus
4 9 9 324 3
disiapkan
lebih
Barang Barang tidak Tidak ada 6 6 6 216 7
terkirim ada transaksi
tanpa dokumennya administrasi
dokumen
Sumber : Data diolah (2020)

4.4 FMEA defect kesalahan kirim

Pada tabel 5.1 RPN defect kesalahan kirim dihasilkan beberapa modus kegagalan

yang memiliki nilai resiko tertinggi :

• Rank 1, RPN 405

Kesalahan kode barang sehingga barang tidak sesuai dengan permintaan hal

ini menyebabkan selisih stock yang terjadi digudang, sehingga pengiriman

ulang ke customer

http://mercubuana.ac.id/
62

• Rank 2, RPN 336

Kesalahan jumlah barang yang disiapkan kurang,

• Rank 3, RPN 324

Kesalahan jumlah yang disiapkan lebih


lebih tinggi, cenderung under standard sehingga harus dilakukan proses
ulang.

4.5 Action Planning for Failure Mode

Defect merupakan permasalahan utama yang harus dihadapi oleh

perusahaan (terutama untuk masalah proses pengiriman barang), oleh karena itu

perusahaan selalu berupaya untuk mencari penyebab kegagalan utama dan

memberikan solusi untuk melakukan perbaikan pada proses yang memiliki bentuk

kegagalan potensial. Dengan mengetahui penyebab kegagalan dan

mengimplementasikan solusi yang telah dibuat tentunya jumlah defect yang terjadi

pada proses pengiriman barang dapat semakin berkurang dan tentunya hal tersebut

akan memberikan keuntungan bagi perusahaan

http://mercubuana.ac.id/
63

Berikut ini adalah Tabel 4.5 gambaran 5W+ 1H model berdasarkan urutan
rangking RPN

No WHY WHAT WHO WHEN WHERE HOW

Kondisi gudang

Lingkungan kotor, berdebu Operator gudang Setiap hari Gudang Lakukan 5S setelah bekerja

Diperlukan Tambahan

sumber daya manusia

dibagian gudang

2 Faktor Metode Proses Fullfillment Setiap hari Gudang Merubah jam kerja dari 1

pengiriman division shift menjadi 2 shift

barang promosi Merubah jadwal pengaman

dari sebelunya H-1menjadi

H-2 atau H-3 atau lebih

terencana sehingga

memberikan waktu dan

ruang bagi operator gudang

Lakukan rapat sebelum kerja

dengan kepala regu jika

3 Faktor Pengembangan Kepala Regu segera Gudang terjadi kendala yang belum

Manusia diri dimengerti

Operator gudang

http://mercubuana.ac.id/
64

4 Faktor mesin / Perbaiki kondisi Maintenance preventif Gudang Perludilakukan perawatan

alat gudang alat bantu pemindahan

barang

Sumber :
data diolah
(2020)

4.6 Pembahasan

Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa defect yang terjadi pada

pengiriman barang memiliki 3 jenis defect , yaitu salah item, lebih item, kurang

item. Dari diagram pareto, ditemukan bahwa kriteria defect terbesar adalah defect

salah item dengan persentase 68,1%, diikuti defect kurang item 58,3%, lebih item

29,3%. Berdasarkan diagram pareto tersebut dilakukan analisa menggunakan

diagram sebab akibat untuk defect salah item dan kurang item , lebih item. Pada

diagram sebab akibat untuk defect salah kirim ditemukan 5 masalah utama dari

faktor manusia, mesin, metode, material, dan lingkungan, yaitu kurang disiplinnya

operator gudang, operator terburu-buru atau kurang konsentrasi, tidak adanya

sistem perawatan berkala pada lorry, permintaan barang urgent banyak, jumlah PBI

http://mercubuana.ac.id/
65

banyak , dan lingkungan kerja tidak kondusif. Pada diagram sebab akibat untuk

Defect lebih/kurang item 5 masalah utama dari faktor manusia, mesin, metode,

material, dan lingkungan, yaitu operator kurang teliti, operator kurang konsentrasi,

penerangan kurang, lampu ada yang mati, tidak perawatan intensif pada lorry, dan

banyaknya barang return dari cabang. Selain menggunakan diagram sebab akibat,

dilakukan analisa dengan 5W + 1H, 6 poin penting dari pengendalian kualitas telah

berhasil dilaksanakan, yaitu kurang disiplinnya operator, operator terburu-buru atau

kurang teliti, kurang konsentrasi, kelalaian operator, operator tidak menjalankan

SOP.

Selain menggunakan diagram sebab akibat, dilakukan analisa dengan

menggunakan FMEA dan ditemukan bahwa masalah utama dari defect kesalahan

kirim dengan nilai RPN sebesar 405, sedangkan nilai RPN terendah adalah sebesar

324 yang merupakan masalah defect kesalahan kirim karena operator kurang

disiplin , operator terburu-buru, kurang konsentrasi dan tidak mengikuti SOP yang

ah ditentukan.
telah

http://mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai