khusus di bidang chemical coating atau lebih dikenal dengan istilah “CAT”.
Didirikan pada tahun 1979 dengan konsentrasi pasar di bidang finishing kayu untuk
kerajinan rotan dan mebel sehingga menjadikannya perusahaan cat no. 1 untuk
wood finishing. Saat itu industri finishing untuk rotan dan kayu masih belum
berkembang, maka didirikanlah PT Propan Raya I.C.C sebuah pabrik cat kecil
dengan 10 staff.
finishing kayu. Mulai saat itu serangkaian produk innovative telah diciptakan untuk
I.C.C juga mengajak seluruh karyawan sebagai satu kesatuan dengan rasa memiliki
dan bersama-sama mengembangkan perusahaan untuk lebih maju di era yang penuh
persaingan.
with World Class Quality" PT. Propan Raya I.C.C berhasil merambah ke bidang
lain dan menguasai pasar decorative paint sehingga menjadikannya "The Paint
Specialist" artinya menjadi perusahaan cat yang paling inoavtif dengan kualitas
44
http://mercubuana.ac.id/
45
kelas dunia. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan meraih serifikat ISO 9001 yang
menjamin mutu dan kualitas produknya. Tujuan bisnis dari Propan Raya sudah jelas
antara lainn wood coatings, wood care, architectural wallpaint, marine paint,
Class Quality". Visi ini merupakan arahan, panduan, motovasi kepada kita semua
selama 38 tahun untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan menjadi insan
yang berkualitas dan profesional untuk mencapai "Word Class Quality". PT. Propan
1. Memberikan komitmen untuk menjaga mutu dan kualitas produk agar para
kualitas dari kesesuaian produk/warna, tahan uji, konsisten, serta kualitas pelayanan
4. Memproduksi produk yang ramah lingkungan sebagai salah satu misi Propan
http://mercubuana.ac.id/
46
diIndonesia
Didukung oleh lebih dari 3000 orang karyawannya PT Propan Raya I.C.C mampu
menghasilkan produksi sampai dengan 30000 miliTon per tahun dengan jaringan
Centre), dan 15000 outlet retail yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga kami
menjamin pengiriman yang cepat dan tepat. Bahkan sampai saat ini produk-produk
khusus di bidang chemical coating atau lebih dikenal dengan istilah “CAT”. PT.
Propan Raya memproduksi segala jenis cat seperti cat kayu, cat tembok, cat lantai,
cat mobil, dan terakhir cat aerosol. Saat ini PT. Propan Raya juga memproduksi
bahan baku cat yaitu resin dan sudah di ekspor ke beberapa negara di asia tenggara.
Ultran dan Impra Propan merupakan merek-merek dari produk PT Propan Raya
I.C.C yang sangat dikenal oleh kalangan professional, retail maupun industrial.
http://mercubuana.ac.id/
47
karyawanSerta PT. Propan Raya ICC dikelola oleh dewan komisaris dan direksi
http://mercubuana.ac.id/
48
PT. Propan Raya I.C.C tak bisa terlepas dari brand image perusahaan cat
spesialis pembuat cat kayu. Sehingga untuk melakukan penetrasi di bisnis cat baru
PT. Propan Raya I.C. C perlu memiliki corporate strategy yang jitu.
Beberapa hal yang saat ini menjadi point penting dalam corporaet strategi
1. Menjaga agar tetap menjadi pemimpin pasar dalam bisnis cat kayu
belum dijangkau.
merebut
http://mercubuana.ac.id/
49
memenuhi kebutuhan permintaan cat di pasar nasional dan ekspor. Berikut adalah
gambaran proses bisnis dan strategi bisnis yang dilakukan PT. Propan Raya ICC
http://mercubuana.ac.id/
50
http://mercubuana.ac.id/
51
Gambar 4.4 Varian Produk PT. Propan Raya I.C.C dari Atap sampai
Jalan/Tanah /lapangan
Sumber : PT. Propan Raya I.C.C
http://mercubuana.ac.id/
52
satu 7 tools dari kualitas yaitu diagram fishbone atau diagram sebab akibat untuk
METODE
LINGKUNGAN MANUSIA
Operator tdk
Operator mengikuti SOP
terburu-buru
Operator
kurang
kelalaian
konsentrasi
Kondisi gudang
panas, bising, Operator
kotor & kurang teliti
berdebu
Salah Item
Barang return
dari cabang Penerangan
banyak kurang
Lorry kurang
perawatan Lampu
Jumlah ada yg
preventif
PBI mati
MATERIAL MESIN
banyak
http://mercubuana.ac.id/
53
menggunakan diagram sebab akibat atau diagram fishbone yang terdiri dari
beberapa faktor, yaitu faktor manusia, mesin, metode, material. Adalah sebagai
berikut :
1. Penyebab cacat pertama dari faktor manusia adalah operator yang kurang
item.
http://mercubuana.ac.id/
54
lama jadi harus perlu diperbaiki seal oli yg tidak berfungsi, yang
memperlambat pekeerjaan.
kurangnya item yang akan disiapkan, karena operator kurang teliti dalam
1. Jumlah PBI yang banyak juga menjadi salah satu faktor penyebab
defect untuk jenis salah item, maka analisa dilakukan dengan menggunakan
diagram sebab akibat atau diagram fishbone yang terdiri dari beberapa faktor,
1. Penyebab cacat pertama dari faktor manusia adalah operator yang kurang
http://mercubuana.ac.id/
55
item.
2. Penyebab kedua adalah lorry yang rusak karena memang sudah lama jadi
harus perlu diperbaiki seal oli yg tidak berfungsi, yang mengakibatkan per
1. SOP yang kurang tepat dalam bekerja adalah salah satu faktor penyebab
http://mercubuana.ac.id/
56
pallet terdapat banyak barang receh, hal ini menyebabkan banyak waktu
METODE
LINGKUNGAN MANUSIA
Operator tdk
Operator mengikuti SOP
terburu-buru
Operator
kurang
kelalaian
konsentrasi
Kondisi gudang
panas, bising, Operator
kotor & kurang teliti
berdebu
Kurang/
Lebih Item
Barang return
dari cabang Penerangan
banyak kurang
Lorry kurang
perawatan Lampu
Jumlah ada yg
preventif
PBI mati
MATERIAL MESIN
banyak
http://mercubuana.ac.id/
57
implementasi.
Analysis (FMEA) ini diambil dari hasil analisia akar permasalahan yang
), maka diambil 3 kotak terakhir dan tiap-tiap analisis akar penyebab masalah
failure),
failure
masing-masing sebagai cause of failure, modes of failure, dan effect of failure.
Angka-angka bobot yang digunakan pada Failure Modes and Effect Analysis
MEA) ini didapat dari hasil diskusi subyektif pihak-pihak terkait antara lain
(FMEA)
memberikan bobot (digunakan skala 1-10) untuk tiap criteria. Setelah itu dilakukan
http://mercubuana.ac.id/
58
tersebut.
RPN = S x O x D
Keterangan :
S = Severity
O = Occurance
D = Detection
http://mercubuana.ac.id/
59
10
http://mercubuana.ac.id/
60
nya, dimulai dari nilai terbesar ke nilai terkecil. Dari data yang diperoleh tiap defect
akan di ambil 3 besar rangking yang memiliki niali rasio tertinggi. Tindakan
perbaikan utama yang harus dilakukan adalah tindakan untuk mengatasi modus
kegagalan dengan nilai paling tinggi. Karena itu nilai resiko (RPN) diberi nilai urut
(rank). Dari tabel Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) dihasilkan beberapa
http://mercubuana.ac.id/
61
Pada tabel 5.1 RPN defect kesalahan kirim dihasilkan beberapa modus kegagalan
Kesalahan kode barang sehingga barang tidak sesuai dengan permintaan hal
ulang ke customer
http://mercubuana.ac.id/
62
perusahaan (terutama untuk masalah proses pengiriman barang), oleh karena itu
memberikan solusi untuk melakukan perbaikan pada proses yang memiliki bentuk
mengimplementasikan solusi yang telah dibuat tentunya jumlah defect yang terjadi
pada proses pengiriman barang dapat semakin berkurang dan tentunya hal tersebut
http://mercubuana.ac.id/
63
Berikut ini adalah Tabel 4.5 gambaran 5W+ 1H model berdasarkan urutan
rangking RPN
Kondisi gudang
Lingkungan kotor, berdebu Operator gudang Setiap hari Gudang Lakukan 5S setelah bekerja
Diperlukan Tambahan
dibagian gudang
2 Faktor Metode Proses Fullfillment Setiap hari Gudang Merubah jam kerja dari 1
terencana sehingga
3 Faktor Pengembangan Kepala Regu segera Gudang terjadi kendala yang belum
Operator gudang
http://mercubuana.ac.id/
64
barang
Sumber :
data diolah
(2020)
4.6 Pembahasan
pengiriman barang memiliki 3 jenis defect , yaitu salah item, lebih item, kurang
item. Dari diagram pareto, ditemukan bahwa kriteria defect terbesar adalah defect
salah item dengan persentase 68,1%, diikuti defect kurang item 58,3%, lebih item
diagram sebab akibat untuk defect salah item dan kurang item , lebih item. Pada
diagram sebab akibat untuk defect salah kirim ditemukan 5 masalah utama dari
faktor manusia, mesin, metode, material, dan lingkungan, yaitu kurang disiplinnya
sistem perawatan berkala pada lorry, permintaan barang urgent banyak, jumlah PBI
http://mercubuana.ac.id/
65
banyak , dan lingkungan kerja tidak kondusif. Pada diagram sebab akibat untuk
Defect lebih/kurang item 5 masalah utama dari faktor manusia, mesin, metode,
material, dan lingkungan, yaitu operator kurang teliti, operator kurang konsentrasi,
penerangan kurang, lampu ada yang mati, tidak perawatan intensif pada lorry, dan
banyaknya barang return dari cabang. Selain menggunakan diagram sebab akibat,
dilakukan analisa dengan 5W + 1H, 6 poin penting dari pengendalian kualitas telah
SOP.
menggunakan FMEA dan ditemukan bahwa masalah utama dari defect kesalahan
kirim dengan nilai RPN sebesar 405, sedangkan nilai RPN terendah adalah sebesar
324 yang merupakan masalah defect kesalahan kirim karena operator kurang
disiplin , operator terburu-buru, kurang konsentrasi dan tidak mengikuti SOP yang
ah ditentukan.
telah
http://mercubuana.ac.id/