Nama :
- Agum Maulana (
- Andi Syahputra (10215686)
- Fachri Muhammad (12215327)
- Rifaldi Fiqi Mugni (15215951)
- Yanuwar Yusuf (17215220)
Kelas : 4EA31
2.1. Co-packer
yang paling baik untuk mencegah dan mengendalikan cacat produk pangan
adalah sistem pengendalian mutu menyeluruh dan terpadu, yaitu sistem
pencegahan yang menitikberatkan kepada perancangan modifikasi produk,
spesifikasi proses, peralatan, tenaga kerja, sistem produksi dan sebagainya
(www.mushma.wordpress.com, 2009). Menurut Juran dalam Muhandri
(2008), pengendalian mutu merupakan proses yang digunakan untuk
membantu mencapai produk dan proses yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan
pengendalian mutu mencakup (1) Menilai kinerja operasi yang aktual; (2)
Membandingkan dengan tujuan (standar); (3) Mengambil tindakan jika
terdapat perbedaan.
Perusahaan dapat melakukan beberapa hal untuk mendapatkan mutu
yang baik, yaitu dengan cara melakukan:
a. Inspeksi (Process Control).
b. Pengendalian mutu statistik (Statistical Process Control)
Tujuan dari pengendalian mutu statistik dapat dikatakan berikut:
a. Agar hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.
b. Mengusahakan agar biaya inspeksi menjadi sekecil mungkin.
c. Mengusahakan agar biaya produksi menjadi serendah mungkin.
Strategi pengendalian proses secara statistik adalah membawa suatu
proses berada dibawah pengendalian secara statistik. Pengendalian secara
statistik artinya proses tersebut dikendalikan berdasarkan catatan data yang
terus menerus dalam mengendalikan dan meningkatkan proses sehingga
proses itu memiliki kemampuan untuk memenuhi spesifikasi yang diinginkan
(Gaspersz, 1998).
Menurut www.wayworld.com (2009), tujuan dari pengendalian proses
secara statistik adalah untuk menentukan apakah proses dalam keadaan
terkendali, menentukan apakah proses dalam spesifikasi dan mengidentifikasi
penyebab variasi sehingga biasanya lebih jauh menghasilkan biaya mutu yang
lebih rendah dan mempertinggi posisi dalam kompetisi yang semakin ketat.
Melalui pengendalian mutu maka perusahaan akan mendapatkan kemampuan
dalam hal peningkatan produktivitas, serta pencegahan cacat yang lebih besar
9
atau kerusakan; (3) Lokasi kesalahan atau kerusakan; (4) Material, hari
pembuatan, unit kerja, orang yang mengerjakan, penyalur, waktu, lot
dan lain-lain. Stratifikasi ini sangat penting untuk mencari penyebab
utama faktor mutu, membantu membuat diagram pencar, membantu
dalam pengambilan keputusan pada peta kontrol dan alat yang efektif
untuk mempelajari secara menyeluruh masalah yang dihadapi
(Muhandri, 2008).
2.3.3 Histogram
Histogram merupakan alat statistik yang dapat menggambarkan
penyebaran atau simpangan baku (standar deviation) suatu parameter
proses dalam bentuk diagram batang. Histogram adalah suatu alat yang
meringkas grafik data yang membolehkan kita untuk (1)
Mengelompokan pengamatan data di dalam sel, atau mendefinisikan
kembali kategori, dalam order untuk menutupi lokasi data dan
karakteristik dispersi; (2) Mampu memperkirakan kapabilitas proses
dan menghubungkan spesifikasi dengan target; (3) Memperkirakan
bentuk populasi dan menandakan jika ada beberapa gap dalam data;
(4) Memeriksa mutu suatu proses atau pekerjaan. Histogram berguna
untuk menentukan masalah dengan memeriksa bentuk dispersi, nilai
rataan dan sifat dispersi (Muhandri, 2008).
2.3.4 Diagram Pareto
Diagram Pareto merupakan grafik yang menunjukan masalah
berdasarkan urutan banyaknya kejadian (Ishikawa, 1989). Masalah yang
paling banyak terjadi ditunjukan oleh grafik batang pertama yang
tertinggi, serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan seterusnya sampai
masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukan oleh grafik batang terakhir
yang terendah, serta ditempatkan pada sisi paling kanan. Data yang
penting berada di sebelah kiri dan yang lainnya berada disebelah kanan.
Diagram Pareto adalah model pengorganisasian kesalahan, problem atau
cacat untuk membantu memfokuskan pada usaha-usaha pemecahan
masalah. Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip
bahwa 20% penyebab bertanggungjawab terhadap 80%
11
Akibat ini diletakan pada sisi sebelah kanan dari kertas besar. Pada
dasarnya diagram sebab akibat dapat digunakan untuk kebutuhan-
kebutuhan berikut:
a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah.
b. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.
c. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.
2.3.6 Diagram Pencar
Diagram ini merupakan diagram yang menggambarkan
hubungan antara dua faktor/peubah. Dengan menggunakan diagram ini
dapat dilihat apakah dua peubah yang diuji memiliki hubungan atau
tidak. Diagram ini juga membantu memeriksa korelasi dari penyebab
yang kontinu terhadap suatu karakteristik mutu.
2.3.7 Grafik Kendali Mutu (Control chart)
Grafik merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk gambar.
keuntungan penyajian data dengan memakai bentuk grafik adalah:
a. Data lebih cepat, mudah, jelas dan enak dilihat.
b. Hubungan dengan data yang lalu dapat dipaparkan sekaligus.
c. Perbandingan dengan data lain yang berhubungan dapat dilihat
dengan jelas.
Meskipun banyak sekali tipe grafik yang dapat dibuat, pada dasarnya
terdapat 3 macam bentuk grafik, yaitu (1) Grafik garis; (2) Grafik
kolom/balok; dan (3) Grafik lingkaran.
Grafik kendali mutu digunakan untuk mengidentifikasi
kecenderungan atau tren yang terjadi dengan jalan memetakan data
selama periode waktu tertentu tetapi tidak menunjukan penyebab
munculnya penyimpangan. Grafik kendali digunakan untuk menganalisis
proses dengan tujuan melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap
suatu mutu. Grafik ini mendeteksi abnormalitas suatu proses dengan
bantuan grafik garis. Variabilitas dasar atau gangguan dasar adalah
pengaruh kumulatif dari banyak sebab-sebab kecil, yang
13
Total output
Performance x100% ............... (2)
Operating time x Ideal run rate
Pengendalian proses
manufaktur pada produksi
Efektifitas Efisiensi
OEE Penghitungan
Loss and waste
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan,
brainstorming dan diskusi untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
terjadinya downtime, serta loss and waste dan mencari alternatif solusi
permasalahan dalam proses manufaktur pada produksi. Wawancara dan
diskusi dilakukan dengan pihak-pihak terkait sebagai narasumber yang
memiliki pengalaman dan kompetensi di bidang produksi, quality dan
engineering. Responden meliputi plant manager, assistant plant manager,
kepala produksi, supervisor quality control dan kepala engineering.
Sedangkan data sekunder diperoleh melalui pengumpulan dan penghitungan
data laporan produksi, jumlah jam kerja, downtime mesin yang terjadi,
kecepatan mesin, hasil produksi dan jumlah produk cacat. Data lain
diperoleh melalui studi literatur dan informasi lain yang dapat dapat
mendukung penelitian ini.
Hal utama yang menjadi perhatian utama adalah masih rendahnya nilai
utilisasi atau efektivitas mesin serta tingginya nilai loss and waste selama
proses produksi berlangsung. Penghitungan nilai efektivitas mesin
diperlukan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan efisien atau
tidak. Loss and waste merupakan kehilangan bahan selama proses
berlangsung dan dianggap sebagai kerugian bagi perusahaan.
Tahap awal yang akan diidentifikasi pada penelitian ini adalah
melakukan pengukuran nilai OEE untuk mengetahui besarnya nilai
pemanfaatan alat dan mesin di PT SMS, serta mengidentifikasi faktor-fakor
yang menyebabkan terjadinya loss and waste di PT SMS.
100
90
80
70
Oct-09
60
Nov-09
50
Dec-09
40
Jan-10
30 Feb-10
20
10
0
Avaliability Performance Quality OEE
100
90
80
70
22-Mar-10
60
23-Mar-10
50
24-Mar-10
40
25-Mar-10
30 26-Mar-10
20
10
0
Availability Performance Quality OEE
pada tanggal 25 Maret 2010 sebesar 2,15%. Hal ini dinilai cukup
mengkhawatirkan karena walaupun rataan nilai loss and waste masih
di bawah 3%, namun pada beberapa kurun waktu tertentu nilai loss
and waste telah melebihi standar 3%.
2) Manusia
Faktor manusia yang mempengaruhi nilai performance rate
disebabkan banyak terjadinya small stop atau berhenti sejenak
saat pergantian batch dan terjadi unbalance line tidak
seimbang antara output mesin filling dengan kemampuan
personil packing dalam melakukan proses packing, sehingga
terjadi penumpukan produk di area packing dan
mengakibatkan mesin berhenti sejenak Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya speed loss.
3) Material
Bahan baku yang tidak standar yang terpakai akan
menyebabkan terjadinya penurunan mutu. Waktu pergantian
antara bahan baku tidak standar dengan bahan baku standar
dapat mengakibatkan terjadinya small stop dan reduce speed,
karena mesin harus mengalami penyesuaian kecepatan lagi
dari awal sebelum berada dalam kondisi stabil.
4) Metode
Faktor metode yang mempengaruhi nilai performance rate,
diantaranya diakibatkan oleh cara pergantian batch yang
berhenti sejenak.
5) Lingkungan
Kondisi suhu ruangan filling di PT SMS mencapai angka 35˚C,
hal ini membuat suhu di dalam ruangan menjadi panas,
sehingga mengakibatkan operator filling merasa kurang
nyaman dan sering keluar masuk ruangan.
Setelah dilakukan identifikasi penyebab permasalahan dengan
menggunakan diagram sebab akibat selanjutnya dicari penyebab utama
downtime dengan melakukan pemetaan penyebab downtime melalui
lembar periksa. Berdasarkan hasil pengamatan pada kurun waktu 22-
26 Maret 2010 diketahui penyebab-penyebab terjadinya downtime
pada mesin filling 1 dan 2, seperti dimuat pada Tabel 7.
42
1600
1365
1400
1200
1000
800
565
600
400
200
0
Mesin Filling 1 Mesin Filling 2
600 50%
40%
400 30%
20%
200 10%
0 0%
Sea Gant
Pbaikn Packing l Persiapan Feeder cup i Inkjet fill
Selang
Konvy Mesin
Pareto
Tabel 17. Alternatif solusi perbaikan untuk mengurangi loss and waste
No. Faktor
Penyebab Alternatif Solusi
1. Mesin a. Meminimalisir kelebihan kucuran air saat proses
pengisian kedalam kemasan cup.
b. Meningkatkan pemeliharaan mesin dan peralatan
untuk mencegah terjadinya defect atau reject produk.
c. Mengganti mould yang sudah keropos.
d. Melakukan validasi terhadap buangan awal,
sehingga ditemukan jumlah paling efisien.
2. Manusia a. Menerapkan sistem rolling yang teratur untuk
menghindari kondisi operator yang kelelahan.
b. Meningkatkan skill operator mengenai Cara
pengoperasian mesin yang baik dan benar melalui
pelatihan dan pembentukan tim SGA.
3. Material a. Meningkatkan inspeksi bahan baku saat kedatangan,
agar dilaksanakan sesuai dengan SOP dan
persyaratan.
4. Metode a. Melakukan evaluasi terhadap kecepatan mesin agar
mendapatkan kondisi mesin yang optimum (antara
volume dan kekuatan seal).
b. Mengurangi melakukan adjustment volume.
Langkah-langkah perbaikan dilakukan berdasarkan skala prioritas.
Sebagai ilustrasi, langkah perbaikan ini baru masuk kedalam perencanaan dan
akan dilakukan berdasarkan skala prioritas yang telah menyebabkan banyak
51
1. Kesimpulan
2. Saran
[BPS] Biro Pusat Statistik. 2009. Berita Resmi Statistik No. 48/08/Th. XII, 3
Agustus 2009.
Soekarto, T. S. 1990. Pengawasan Mutu Pangan. PAU Pangan dan Gizi, IPB,
Bogor.
www.swa.co.id. Berebut Peluang di saat Industri Kalis Krisis, [28 Januari 2010].
1
4
3
6
2 5 5 1
4
Keterangan :
1. Feeder cup (tempat pemasukan cup kosong)
2. Tanki hopper (tanki penampung produk sebelum dialirkan kedalam cup)
3. Nozzle filling (selang dan katup pengisian produk kedalam cup)
4. Lid (bahan kemas untuk menutup cup)
5. Heater sealing (untuk merekatkan antara lid dan cup)
6. Cutting (untuk memotong lid agar sesuai dengan bentuk cup)
60
Tahapan Parameter
Proses Pemeriksaan Frekuensi Pelaksana
Pengolahan air 1. Fisik : warna, aroma, Setiap kedatangan QC
rasa mikrobiologi
1
2. Kimia : pH, TDS ,
kesadahan
2
3. Mikrobiologi : (TPC ,
E.coli, coliform kapang
dan khamir)
Formulasi Kesesuaian jumalah dan Setiap batch Koordinator
jenis formula dispensing
Mixing 1. Suhu dan volume air Setiap batch QC proses
2. Lama pengadukan
3. pH dan brix larutan
4. Organoleptik
Pasteurisasi Suhu dan waktu Setiap batch Operator
pasteurisasi produk mixing dan
QC proses
Filling dan 1. Suhu produk Setiap batch QC proses
sealing 2. Volume filling
3. Hasil sealing
Inkjet print Kesesuaian kode produksi Setiap batch QC proses
dan expired date dan
koordinator
produksi
Cooling 1. Suhu air cooling Setiap batch QC proses
2. Suhu produk
Packing dan 1. Jumlah dan cara Setiap batch QC proses
paleting memasukan cup
kedalam karton
2. Kondisi paleting
Sumber : PT SMS Cibinong, 2010 (Departemen QC)
1) Total Disolve Solid
2) Total Plate Count
61
Planned Good
Operating Ideal Run Rate Total Output
Bulan Production Time Output
Time (mnt) (box/mnt) (box)
(mnt) (box)
Okt 09 15422.5 17795 22 242646.5 241380
Nov 09 17890 20465 22 264703 263619
Des 09 10520 12315 22 176400 175759
Jan 10 8225 8967.5 22 121689 110231
Feb 10 7920 8425 12 73410.25 73291
Operating time
Availability rate x100%
Planned productiontime
Quality rate
Good output
x100%
Total output
Availability rate
15422.5
x
100 % 86,7 %
17795
Performance rate
242646.5
x
100% 69,4 % 22 x
15422.5
241380
Quality rate x100% 99,5%
Availability rate
17890
x 100 % 87,4 %
20465
264703
Performance rate x100% 65,3%
22 x 17890
263619
Quality rate x100% 99,6%
Lanjutan Lampiran 4.
Availability rate
10520
x 100 % 85,4 %
12315
176400
Performance rate x100% 73,9%
22 x 10520
175759
Quality rate x100% 99,6 %
Availability rate
7920
x 100 % 94,0 %
8425
Performance rate
73410,25
x100% 77,2 % 22 x
73291
73291
Quality rate x100% 99,8%
OM YO BOS KAEFCI
OM YO BOS KAEFCI
RUTH?
RUTH SHABRINA?
BABANG RONI
BABANG RONI
BABANG RONI
BABANG RONI