Anda di halaman 1dari 9

BAB III METODE PELAKSAAN

Secara umum berikut adalah tahapan dalam metode pelaksanaan kegiatan


dapat dilihat pada gambar.

Mulai

Studi Literatur

Studi Literatur

Desain di
Autocad dan Tahap Desain
Sketchup

Persiapan alat dan bahan


Gambar 3D

Pembuatan model

Pemasangan sistem

Uji coba model 2 kali

Mulai

Gambar 7 Diagram Alur Tahap Pelaksanaan


3.1 Studi Literatur
Pada tahap awal dilakukan studi literatur yaitu mengkaji dan
mengumpulkan sumber literatur sebagai acuan data dan informasi baik dari
jurnal, buku, website, maupun referensi lainnya.Adapun materi yang
dikumpulkan adalah materi tentang klasifikasi alat penghilang bau amonia
dan bauh kotoran ayam broiler dan ayam petelur.Alat penghilang bau
amonia dan bau kotoran ayam broiler dan ayam petelur adalah
alat yang digunakan untuk menghilangkan bau amonia dan kotoran ayam
tersebut. alat multifungsi ini menggunakan tenaga elektrik maupun
betrai.alat penghilang bau kotoran ini idak hanya digunakan untuk
penghilang bau saja, tetapi juga bisa digunakan untuk penyejuk ayam itu
sendiri.Penggunaan alat ini juga cukup mudah, pengguna cukup
menentukan jam berapa alat ini akan bekerja dengan sendirinya, sehingga
kotoran ayam tersebut akan terpermrntasi dengan cairan hyper tanpa
menganggu ayam itu sendiri jika cairan itu di berikan dengan dosis
tepatguna atau dosis yang di anjurkan maka ayam itu akan jadi sehat.
3.2 Studi Lapangan
Pada tahap selanjutnya dilakukan studi lapangan untuk mengkaji masalah
yang dihadapi masyarakat,karena dampak buruk dari kegiatan usaha
peternak ayam masih banyak yang mengabaikan penanganan limbah dari
usahanya.Dari studi lapangan tersebut dapat memberikan informasi untuk
menjadi acuan kami untuk membuat alat penghilang bau amonia dan bau
kotoran ayam broiler dan ayam petelur yang lebih efektif.
3.3 Studi Lapangan
Pada tahap mendesain ini digunakan bantuan software yaitu AutoCad dan
juga Sketchup.Untuk desain pengembangan produk yang sesuai digunakan
metode QFD (Quality Function Deployment) dengan menggunakan
informasi-informasi yang ada. Proses ini menghasilkan gambar model 3D
yang akan digunakan pada pembuatan model nantinya.

3.4 QFD
Quality function deployment (QFD) adalah merupakan suatu metode
perancangan dan pengembangan produk terstruktur, yang memungkinkan
tim pengembangan produk untuk menentukan secara jelas keinginan dan
kebutuhan konsumen kemudian melakukan evaluasi secara sistematis
tentang kemampuannya dalam menghasilkan produk untuk memuaskan
konsumen. Tujuan dikembangkannya konsep QFD adalah untuk menjamin
bahwa produk yang telah dihasilkan perusahaan memberikan kepuasan bagi
pelanggan, dengan jalan memperbaiki tingkat kualitas dan kesesuaian
maksimal pada setiap tahap pengembangan produk.Karena pada dasarnya
suatu produk yang telah dihasilkan dengan sempurna bukan berarti telah
memberikan kepuasan bagi pelanggan.Manfaat dari Quality function
deployment antara lain sebagai berikut:
a. Fokus pada pelanggan
b. Efesiensi waktu
c. Berorientasi teamwork
d. Berorietasi pada dokumentasi

Tugas menerjemahkan permintaan permintaan pelanggan sasaran menjadi


prototipe yang berfungsi dibantu beberapa metode yang dikenal sebagai
penyebaran fungsi mutu Quality Function Deployment (QFD).Metode QFD
jauh lebih maju dari analisis preferensi konsumen atau pelanggan, karena
dalam struktur QFD informasi keinginan pelanggan diakomodasikan dalam
kemampuan teknik dalam perencanaan produksi.
Ada empat tahap ini menerjemahkan keinginan konsumen menuju proses
perancangan produk. Tahapan tersebut adalah:
1. Tahap Perencanaan Produk (House of Quality) Rumah kualitas atau
biasa disebut juga House of Quality (HOQ) merupakan tahap pertama
dalam penerapan metodologi QFD. Secara garis besar matriks ini
adalah upaya untuk mengkonversi voice of customer secara langsung
terhadap persyaratan teknis atau spesifikasi teknis dari produk atau jasa
yang dihasilkan.
a Bagian A: Berisikan data atau informasi yang diperoleh dari
penelitian pasar atas kebutuhan dan keinginan konsumen. “Suara
konsumen” ini merupakan input dalam HOQ. Metode identifikasi
kebutuhan konsumen yang biasa digunakan dalam suatu penelitian
adalah wawancara, baik secara grup atau perorangan.
b Bagian B Berisikan tiga jenis data yaitu: Tingkat kepentingan dari
tiap kebutuhan konsumen. Data tingkat kepuasan konsumen
terhadap produk-produk yang dibandingkan. Tujuan strategis untuk
produk atau jasa baru yang akan dikembangkan.
c Bagian C Berisikan persyaratan-persyaratan teknis terhadap produk
atau jasa baru yang akan dikembangkan. Data persyaratan teknis
ini diturunkan berdasarkan “suara konsumen” yang telah diperoleh
pada bagian A. Untuk setiap persyaratan teknis ditentukan satuan
pengukuran, dan target yang harus dicapai. Pengukuran terdiri dari
3, yaitu: Semakin besar semakin baik (target maksimal tidak
terbatas), Semakin kecil semakin baik (target maksimal adalah nol)
dan Target maksimalnya adalah sedekat mungkin dengan suatu
nilai nominal dimana tidak terdapat variasi disekitar nilai tersebut.
d Bagian D Berisikan kekuatan hubungan antara persyaratan teknis
dari produk atau jasa yang dikembangkan (bagian C) dengan
“suara konsumen” (bagian A) yang mempengaruhinya. Kekuatan
hubungan ditunjukkan dengan symbol tertentu atau angka tertentu,
antara lain:
• Strongly linked
oModerate linked
Δ Possibly linked
- Not linked (Blank)
Berikut ini penilaian kekuatan relasi, ada empat kemungkinan
korelasi: Not linked (Blank) diberi nilai nol (perubahan pada
persyaratan teknis, tidak akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan), Possibly linked diberi nilai 1 (perubahan yang relative
besar pada persyaratan teknis akan memberi sedikit perubahan
pada kepuasan pelanggan), Moderate linked diberi nilai 3
(perubahan yang relative besar pada persyaratan teknis akan
memberikan pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan
pelanggan), Strongly linked diberi nilai 9 (perubahan yang relative
kecil pada persyaratan teknis, akan memberikan pengaruh yang
cukup berarti pada kepuasan pelanggan).
Berikut ini penilaian kekuatan relasi, ada empat kemungkinan
korelasi: Not linked (Blank) diberi nilai nol (perubahan pada
persyaratan teknis, tidak akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan), Possibly linked diberi nilai 1 (perubahan yang relative
besar pada persyaratan teknis akan memberi sedikit perubahan pada
kepuasan pelanggan), Moderate linked diberi nilai 3 (perubahan
yang relative besar pada persyaratan teknis akan memberikan
pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan pelanggan), Strongly
linked diberi nilai 9 (perubahan yang relative kecil pada persyaratan
teknis, akan memberikan pengaruh yang cukup berarti pada
kepuasan pelanggan).
e. Bagian E Berisikan keterkaitan antar persyaratan teknis yang satu
dengan persyaratan teknis yang lain yang terdapat pada bagian C.
Korelasi antar persyaratan teknis tergantung pada pengukuran dari
setiap persyaratan teknis, ada dua kemungkinan:
oPositive Impact
Perubahan pada persyaratan teknis 1 yang akan menimbulkan
pengaruh positif terhadap pengukuran persyaratan teknis 2
xNegative Impact

Perubahan pada persyaratan teknis 1 yang akan menimbulkan


pengaruh negatif yang sedang terhadap pengukuran persyaratan
teknis 2
f. Bagian F Berisikan tiga macam jenis data, yaitu: Tingkat
kepentingan (ranking) persyaratan teknis, technical benchmarking
dari produk yang dibandingkan dan target kinerja persyaratan teknis
dari produk yang dikembangkan
4 Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment)
Part Deployment merupakan tahap kedua dalam metode QFD.
Berikut ini adalah struktur matrik pada Part Deployment

a. Bagian A Bagian ini berisi persyaratan teknis yang diperoleh dari


QFD iterasi 1.
b. Bagian B Bagian ini berisi hasil normalisasi kontribusi persyaratan
teknis yang diperoleh dari QFD iterasi 1.
c. Bagian C Bagian ini berisi: Persyaratan part yang berhubungan dan
bersesuaian dengan persyaratan teknis yang diperoleh pada QFD
iterasi 1 dan pengukuran dari masing-masing persyaratan part.
d. Bagian D Bagian ini menggambarkan hubungan diantara persyaratan
part dan persyaratan teknis. Sehingga hubungan ini didasarkan pada
dampak persyaratan part terhadap persyaratan teknis.
e. Bagian E Bagian ini berisi; Part specification (satuan dari
persyaratan part), Column weight (kontribusi dari persyaratan part)
dan Target Spesifikasi yang ingin dicapai oleh masing-masing
persyaratan part dalam rangka pengembangan.
3. Tahap Perencanaan Proses (Proses Deployment)
Operasi proses kunci ditentukan oleh karakter kualitas bagian dari
matriks sebelumnya.

4. Tahap Perencanaan Produksi (Manufacturing/ Production Planning)


Persyaratan produksi ditentukan dari operasi proses kunci. Pada fase ini
dihasilkan prototype dari peluncuran produk Proses QFD dimulai dari
riset segmentasi pasar untuk mengetahui siapa pelanggan produk
perusahaan dan karakteristik serta kebutuhan pelanggan, kemudian
mengevaluasitingkat persaingan pasar. Hasil dari riset pasar
diterjemahkan kedalam desain produk secara teknis yang sesuai atau
cocok dengan apa yang dibutuhkan pelanggan. Setelah desain produk
dilanjutkan dengan desain proses, yaitu merancang bagaimana proses
pembuatan produk sehingga diketahui karakteristik dari setiap bagian
atau tahapan proses produksi. Kemudian ditentukan proses operasi atau
produksi dan arus proses produksi. Akhirnya disusun rencana produksi
dan pelaksanaan produksi yang menghasilkan produk sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.

3.5 Persiapan Alat dan Bahan


Persiapan alat dan bahan akan kami awali dengan menyurvei beberapa
tempat penjualan alat dan bahan untuk melihat dan membandingkan
kualita dan harga dari alat dan bahan tersebut. Dari hasil pencarian yang
telah dilakukan, maka kami akan menggunakan alat dan bahan sesuai
kebutuhan berdasarkan harga yang sesuai.
3.6 Pembuatan Model, Pemasangan Sistem dan Uji Coba
Model dibuat/dirakit sesuai rancangan yang telah didesain pada
software AutoCad, Sketchup juga telah memperhitungkan dimensi
kualitasnya melalui QFD (Quality Function Deployment). Pembuatan alat
ini menggunkan ;

Anda mungkin juga menyukai