Disusun Oleh :
TIM Asisten
Pengujian Perangkat Lunak
Modul I Correctnees
Completnees .................................................................................................................. 6
Consistensy .................................................................................................................................. 6
Traceability ...........................................................................................................................................................................................7
Modul II Reliability
Akurasi ................................................................................................................................................................................8
Toleransi Kesalahan .........................................................................................................................................................................9
Consistense .................................................................................................................................. 9
Modularitas ...........................................................................................................................................................................................9
Kesederhanaan ............................................................................................................................................................................................................10
Modul IV Integritas
Auditabilitas .........................................................................................................................................................................................15
Instrumentasi ...................................................................................................................................................................................................................15
Keamanan ............................................................................................................................................... 15
Modul V Usability
Operabilitas ........................................................................................................................................................................................................................................................16
Training ....................................................................................................................................... 17
Modul VI
Konsep Validasi dan Verivikasi................................................................................ 18
Test Planning ......................................................................................................................................... 18
Test Management ...........................................................................................................................................................19
Metode Black box dan White box ....................................................................................... 20
Alpha dan Beta testing ........................................................................................................................................................................................................................20
2
Software
Quality Assurance
(SQA)
diaplikasikan
secara
menyeluruh
pada
proses
PRODUCT OPERATIONS
Sifat-sifat operasional suatu software berkaitan dengan hal-hal yang harus diperhatikan oleh para
perancang dan pengembang yang secara teknis melakukan penciptaan sebuah aplikasi. Hal-hal yang
diukur di sini adalah yang berhubungan dengan teknis analisa, perancangan, dan konstruksi sebuah
software. Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software adalah:
1. Correctness tingkat dimana program memenuhi spesifikasinya dan memenuhi kebutuhan
users.
2. Reliability sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya
dengan ketelitian yang diperlukan.
3. Efficiency jumlah kode yang diperlukan oleh program untuk melakukan fungsinya.
4. Integrity tingkat kemampuan pengawasan akses terhadap data atau software oleh orang-orang
tertentu.
5. Usability usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan
mengartikan output dari software.
Modul I
Correctness
Correctness adalah tingkat dimana program memenuhi spesifikasinya dan memenuhi kebutuhan users.
Cr : Corectness
Ct : Completenes
Cs : Consistency
Tr : Traceability
1. Completeness (Ct) : tingkat dimana implementasi lengkap dari fungsi yang dibutuhkan telah
tercapai.
Contoh :
Gambar 2.
2. Consistency(Cs) : penggunaan perancangan dan teknik dokumentasi dalam satu bentuk diseluruh
proyek pengembangan software.
Contoh :
Gambar 3.
Gambar 3.
Gambar 4.
3. Traceability (Tr) : kemampuan penelusuran ulang representasi rancangan atau komponen program
yang sesungguhnya dengan kebutuhan awal (requirements).
Contoh
Gambar 5
7
Modul II
Reliability
Reliability adalah sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan
fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan.
Matrik yang dipakai dalam skema pengukuran Reliability adalah sebagai berikut :
1. Accuracy
Ketepatan perhitungan dan control.
2. Consistency
penggunaan perancangan dan teknik dokumentasi dalam satu bentuk diseluruh proyek
pengembangan software.
3. Eror tolerance
Kerusakan yang muncul ketika program menemukan kegagalan atau kesalahan
4. Modularity
Kemandirian fungsionalitas dari suatu komponen program.
5. Simplicity
Tingkatan dimana sebuah program dapat dipahami tanpa kesulitan.
Acc
: Accuracy
Et
: Eror tolerance
Cs
: Consistency
: Modularity
: Simplicity
1. Accuracy
Pengujian yang dilakukan untuk menentukan atau nilai ketelitian pada komputasi program
dan control. Ini juga menggunakan dengan pendekatan pengujian Black box. Pengujian ini
mengujikan fungsional fitur software apakah sesuai inputan dengan hasil penyimpanannya.
8
2.
Error Tolerance
Pengujian yang dilakukan untuk menentukan nilai toleransi terhadap kesalahan yang terjadi
pada program. Pengujin ini sering juga disebut dengan pengujian validasi karena pengujian
ini menggunakan black box dan di ujikan apakah sebuah form pada software memiliki
validasi pada setiap field
Penghitungan
3. Consistency
Penggunaan perancangan dan teknik dokumentasi dalam satu bentuk diseluruh proyek
pengembangan software.
Penghitungan
4. Modularity
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan nilai seberapa independen atau mandirinya
sebuah modul yang menjadi komponen sebuah software. Pendekatan pengujian yang
dilakukan adalah White box dan lebih terstruktur program pada komputasinya.
Contoh :
Var-out : memanggil
Var-in : dipanggil
Fa = total Fa / modul(var-out)
F1 = total F1 / modul(var-in)
Fa.1 = 3/6
F1.1 = 0/6
Var-out> Var- in = maka semakin dependen modul tersebut terhadap software.
Var-in >= Var- out = maka semakin independen atau mandiri modul tersebut terhadap software.
Fa : F1 = : 0
Maka modul satu memiliki fungsional yang dependent.
5. Simplicity
Pengujian
kesederhanaan
berpengaruh
pada
pengujian
modularitas
pengambilan
nilai
kesederhanaan diambil dari nilai modularitas. Hanya ada yang harus di perhatikan oleh analis
semakin kecil nilai var-out maka semakin mudah program atau sistem dipahami.
10
MODUL III
Efficiency
Pengertian
Banyaknya sumber daya sistem (termasuk cpu, disk, memori, jaringan) dan kode program
yang dibutuhkan suatu perangkat lunak (software) untuk melakukan fungsinya. Pengunaan optimal
dari sumber daya sistem selama eksekusi yang benar.
Matrik yang dipakai dalam skema pengukuran Efficiency adalah sebagai berikut :
1. Concisness kepadatan program dalam ukuran jumlah baris kode.
2. Execution efficiency tingkat performa run-time dari program.
3. Operability Kemudahan pengoperasian program.
Rumus perhitungan Efficiency
1. Concisness
Pengujian dengan cara menghitung kepadatan program dalam jumlah baris kodenya.
Pengujian ini termasuk dalam kategori White Box, karena berhubungan dengan kode- kode pada
program yang di uji. Mencatat total baris kode yang terususun di tiap fungsi (classes) yang ada,
dan berapa fungsi yang saling terhubung dengan fungsi lainnya.
Penghitungan
Contoh :
Menghitung Conciseness dari aplikasi mobile berbasis android. Setelah mendapatkan kode
atau membuka file yang berisi kode-kode dari aplikasi tersebut adalah menganalisis dan
menghitung susunan baris kode yang membentuk aplikasi yang di uji. Di harapkan untuk
memahami struktur Bahasa pemrogramman yang digunakan (Java, PHP, C++, dan lainnya).
11
Gambar 7.
Mengitung jumlah classes yang ada pada file aplikasi tersebut.
Gambar 8.
Menghitung Per Clasess atau per Fungsi
-
Gambar 9.
Total line of code setiap class
12
Gambar 10
Nilai Per Class
Total Conciseness
2. Execution efficiency
Pengujian dengan menghitung nilai ke efisiensi program dari kinerja run-time nya saat di
gunakan pada device (computer, smartphone, dan lainnya). Penghitungan kinerja run-time
meliputi memori yang digunakan saat sudah dipasang, sampai penggunaan memori (RAM) saat
program tersebut berjalan.
Perhitungan
Contoh :
Menghitung memori penggunaan aplikasi WhatsApp Messenger pada smarthphone
Gambar 11
13
3. Operability
Pengujian dari kemudahan penggunaan / pengoperasian program. Dalam tahap Operability ini
mempergunakan pernyataan-pernyataan yang diberikan pada pengguna program (Kuesioner).
Mengumpulkan informasi yang memungkinkan untuk menganalisis sikap-sikap keyakinan, perilaku
dan karakteristik pengguna terhadap penggunaan program.
14
keamanan sebuah
perangkat lunak. Pihak developer harus mampu melihat kebutuhan akan hak akses perangkat lunak
tersebut pada setiap penggunanya.
Metriks Integritas
Metrik yang digunakan dalam faktor kualitas Integritas antara lain Auditabilitas, Instrumentasi, dan
Keamanan. Formula perhitungan Integritas suatu perangkat lunak adalah sebagai berikut:
1. Auditabilitas
Penyesuaian / keselarasan terhadap standar yang dapat diperiksa. Auditabilitas
merupakan pengujian software dengan cara melihat desain sistemnya. Formula penghitungan
Auditabilitas adalah :
2. Instrumentasi
Tingkatan
dimana
pengawasan
program
memiliki
operasi
tersendiri
dan
3. Keamanan
Merupakan ketersediaan mekanisme yang mengontrol atau melindungi program atau
data. Mekanisme security misalnya mengecek apakah pihak tersebut pihak sebenarnya,
ataupun memberikan hak akses sesuai dengan hak nya.
Formula penghitungan Keamanan adalah:
15
Gambar 11 . Contoh
tabel kuesioner
16
2. Training : tingkatan dimana software memungkinkan pemakai baru / user untuk mengaplikasikan
system.
Nilainya dapat kita hitung sebagai berikut :
Contoh :
Gambar 12.
Contoh tabel pengujian training
Nb : untuk analis perlu diperhatikan setiap subfactor memiliki nilai yag berdiri sendiri sehingga
tidak perlu menjumlahkan kelima sub factor untuk mendapatkan nilai factor produk operasi.
17
Pada konsep validasi dan verivikasi ini terdapat dua metode pengujian software,yaitu :
a. Metode pengujian statis : metode pengujian yang dilakukan terhadap source code.
Metode ini sering juga di sebut verivikasi kebenaran source code. Contoh
penggunaan metode ini pada debugging dan trasing.
b. Metode pengujian dinamis : metode pengujian ini sering di lakukan pada sistem.
Metode ini juga sering disebut validitas karena ini menguji kebenaran fungsionalitas
sistem atau software. Contoh uji validasi.
TEST PLAN
Perencanaan pengujian adalah hal penting untuk memulai sebuah pengujian. Perencanaan
pengujian digunakan agar analis memiliki gambaran apa saja dan bagaimana sistematika pengujian
yang akan dilakukan. Terdapat tiga bagian penting yang ada pada pengujian yaitu :
a.
b.
yang terakhir prosedur pengujian adalah prosedur yang berbentuk susunan prosedur atau
pertanyaan mengenai fitur pada sistem.
c.
Test report, atau laporan pengujian. Pada laporan pengujian terdapat laporan hasil pengujian
dan laporan yang insiden yang terjadi atau kendala yang dihadapi saat pengujian.
Perencanaan pengujian hal yang wajib dilakukan seorang analis sebelum memasuki tahap
Gambar 13.
Bagan penjabaran test plan
TEST MANAGEMENT
Manajemen pengujian memiliki banyak kriteria yang di perhitungkan, yaitu :
1. Review dari sistem yang di uji.
2. Masalah apa saja yang mungkin terdapat dan berakibat mengganggu kualitas software.
3. Karakteristik sistem yang terdapat pada software modern.
4. Pembuatan kasus untuk sistematika pengujian.
5. Dalam manajemen pengujian perlu memperhatikan prinsip-prinsip aktivitas pengujian.
6. Masalah yang terjadi pada saat pengujian.
7.
Manajemen pengujian digunakan juga untuk mendapatkan ruanglingkup yang tepat dalam
pengujian.
8. Selain itu mendapatkan perencanaan pengujian yang tepat untuk pengujian software.
9. Serta menyediakan layanan nilai tambah pengujian.
19
20